KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang sudah
memberikan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah berjudul
“Jasa Assurance Lainnya”. Makalah ini ditulis sebagai bentuk pemenuhan tugas
kelompok mata kuliah Auditing 2. Makalah ini berisi pemaparan mengenai topik
utama yakni bagaimana konsep jasa assurance lainnya di dunia auditing. Makalah
ini dikutip dari beberapa sumber literatur seperti buku, jurnal, dan lain sebagainya.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
maupuan pembaca. Penulis sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan demi
memperbaiki konsep untuk kedepannya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN ............................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................4
BAB II......................................................................................................................6
2.1 Jasa Review....................................................................................................6
2.2 Bentuk Laporan..............................................................................................8
2.3 Kegagalan Mengikuti Kerangka Kerja Akuntansi yang Berlaku...................8
2.4 Jasa Kompilasi................................................................................................9
2.5 Bentuk Laporan............................................................................................10
2.6 Laporan Tentang Pengendalian di Organisasi Jasa.......................................10
2.7 Laporan Keuangan Prospektif......................................................................12
2.8 Penugasan Prosedur yang Disepakati...........................................................13
2.10 Review Informasi Laporan Keuangan Interim Untuk Perusahaan Publik. 14
2.11 Penugasan Atestasi.....................................................................................14
2.12 Jasa Webtrust Dan Systrust........................................................................15
BAB III..................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...................................................................................................18
3.2 Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
2. Bagi pembaca sebagai wawasan keilmuan dan teori audit mengenai topik yang
dibahas dalam makalah ini.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
harus dilakukan kepada personil klien yang sesuai dan umumnya melibatkan
diskusi seperti pengajuan pertanyaan ilustratif berikut:
1. Menguraikan kerangka kerja standar akuntansi yang digunakan untuk
mengembangkan laporan keuangan, termasuk prosedur anda untuk
pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran transaksi serta
pengungkapan informasi dalam laporan
2. Apakah transaksi tidak bisa atau signifikan yang terjadi, termasuk tindakan
paling penting yang diambil dalam rapat pemegang saham dan dewan
direksi tahun ini?
3. Apakah setiap akun dalam laporan keuangan disiapkan sesuai dengan
standar akuntansi dan diterapkan secara konsisten?
4. Apakah anda mempunyai pengetahuan tentang kecurangan aktual atau
yang diduga, komunikasi dari agen regulatori, peristiwa kemudian, atau
tindakan yang diambil oleh mereka yang menagani tata kelola yang
mungkin secara material mempengaruhi laporan keuangan.
d. Melakukan prosedur analitis. Berdasarkan pemahaman akuntan atas industri
dan pengetahuan klien, akuntan merancang serta melaksanakan prosedur
analitis.
e. Membaca laporan keuangan. Akuntan harus membaca laporan keuangan untuk
menentukan apakah sesuai dengan kerangka kerja pelaporan keuangan, seperti
GAAP, IFRS, atau OCBOA>
f. Memperoleh surat representasi. Akuntan diharuskan untuk memperoleh surat
representasi dari anggota manajemen yang memiliki pengetahuan mengenai
persoalan keuangan.
g. Menyiapkan dokumentasi. Akuntan harus menyiapkan dokumentasi yang
cukup terinci demi menyediakan pemahaman yang jelas tentang pekerjaan
yang dilakukan, review bukti yang diperoleh beserta sumbernya dan
kesimpulan yang dicapai.
7
2.2 Bentuk Laporan
Menyediakan contoh laporan review ketika akuntan telah menyelesaikan
penugasan review dan memutuskan bahwa tidak terdapat perubahan yang material
yang diperlukan terhadap laporan keuangan. Selain judul laporan yang diperlukan,
laporan review standar juga meliputi empat paragraf yaitu:
a. Paragraf pertama menyatakan secara eksplisit bahwa akuntan telah
melaksanakan review dan mengidentifikasi entitas serta periode laporan
keuangan yang direview. Paragraf pertama juga meliputi pertanyaan bahwa
review terutama terdiri dari prosedur analitis dan pengajuan pertanyaan serta
lingkupnya kurang begitu penting dibanding audit.
b. Paragraf kedua menjabarkan bahwa manajemen bertanggung jawab atas
penyiapan dan kewajaran laporan keuangan serta merancang
mengimplementasikan dan memelihara pengendalian internal yang relevan
terhadap pelaporan keuangan.
c. Paragraf ketiga menyatakan bahwa tanggung jawab akuntan adalah melakukan
review atas laporan keuangan manajemen sesuai dengan SSARS dan standar
yang mengharuskan akuntan melaksanakan prosedur demi memperoleh
assurance yang terbatas bahwa ada modifikasi yang tidak material yang harus
dibuat dalam laporan keuangan.
d. Paragraf keempat mengekspresikan assurance yang terbatas dalam bentuk
assurance negatif bahwa “kami tidak menyadari modifikasi material apa pun
yang harus dibuat atas laporan keuangan terlampir” agar sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku.
8
2.4 Jasa Kompilasi
Sebuah penugasan untuk jasa kompilasi didefinisikan dalam PSAR
sebagai salah satu hal yang dipersiapkan akuntan saat membuat dan menyajikan
laporan keuangan kepada klien atau pihak ketiga tanpa memberikan assurance
dari akuntan publik tentang laporan tersebut. Laporan ini biasanya digunakan
oleh manajemen untuk urusan internal, meskipun dapat juga diberikan kepada
pengguna eksternal. Akuntan publik tidak perlu menjadi independen dalam
melakukan kompilasi dan laporan keuangan tersebut dapat ditebitkan tanpa
adanya penjelasan tambahan.
Persyaratan Kompilasi
Kompilasi tidak menghindarkan akuntan dari tanggung jawab, karena
mereka pasti bertanggung jawb untuk selalu cermat dalam melaksanakan semua
penugasan. Dalam penugasan akuntan harus memenuhi hal-hal berikut:
a. Menetapkan Pemahaman dengan klien dalam surat penugasan tertulis
mengenai tujuan penugasan, jenis dan balasan jasa yang akan disediakan
termasuk pengetahuan bahwa akuntan tidak memperoleh setiap assurance
tentang laporan keuangan dan deskripsi laporan, jika laporan akan diterbitkan.
b. Memiliki pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan praktik dari
industri klien.
c. Mengetahui klien, mencakup pemahaman umum atas industri klien, sifat
transaksi bisnisnya, prinsip akuntansi serta praktik yang digunakan klien, dan
isi laporan keuangan (pengetahuan mungkin lebih sedikit dari review)
d. Mengajukan pertanyaan untuk menentukan apakah informasi klien
memuaskan.
e. Membaca laporan keuangan yang dikompilasi dan waspada akan adanya
penghilangan yang nyata atau kesalahan aritmatika dan aplikasi standar
akuntansi.
f. Menyiapkan dokumentasi yang cukup terperinci demi menyediakan
pemahaman yang jelas tentang pekerjaan yang dilakukan dan setiap penemuan
atau isu yang signifikan, mencakup setiap komunikasi dengan manajemen
terkait kecurangan atau tindakan ilegal yang menarik diri dari perhatian
akuntan.
9
2.5 Bentuk Laporan
SSARS mengidentifikasi tiga jenis laporan kompilasi. Penggunaan dari
masing-masing jenis bergantung pada apakah manajemen memilih untuk
memasukkan semua pengungkapan yang diharuskan dalam laporan keuangan dan
apakah akuntan independen.
a. Kompilasi dengan pengungkapan penuh. Kompilasi jenis ini memerlukan
pengungkapan yang sesuai dengan standar akuntansi, sama seperti untuk
laporan keuangan yang diaudit atau review.
b. Kompilasi yang menghilangkan hampir semua pengungkapan. Hal ini
menunjukkan kata-kata yang tepat ketika akuntan mengompilasi laporan tanpa
pengungkapan. Contohnya, manajemen juga memilih untuk tidak menyajikan
laporan aliran kas. Jenis kompilasi akan diterima jika laporan menunjukkan
kurangnya pengungkapan dan tidak adanya pengungkapan tersebut, menurut
akuntan publik, tidak dilakukan dengan maksud menyesatkan pengguna.
Laporan ini digunakan untuk manajemen.
c. Kompilasi tanpa independensi. Kantor akuntan publik dapat menerbitkan
laporan kompilasi dengan pengungkapan penuh atau pengungkapan yang
dihilangkan meskipun akuntan tidak independen dari klien. Untuk ketiga jenis
laporan kompilasi, unsur-unsur berikut juga diperlukan:
1. Judul laporan yang menyatakan “Laporan Kompilasi Akuntan”
2. Tanggal laporan akuntan adalah tanggal penyelesaian kompilasi
3. Setiap halaman dari laporan keuangan yang dikompilasi oleh akuntan
sebaiknya menyatakan “Lihat laporan kompilasi akuntan”
4. Jika klien gagal mengikuti standar akuntansi, auditor harus memasukkan
modifikasi yang sama dalam laporan kompilasi yang digunakan pada
laporan review.
10
pengendalian di organisasi jasa yang relevan dengan pengendalian internal atas
pelaporan keuangan entitas pemakai:
1. Laporan tentang deskripsi manajemen atas sistem organisasi jasa dan
kelayakan perancangan pengendalian ( yang dikenal sebagai laporan jenis 1)
2. Laporan tentang deskripsi manajemen atas sistem organisasi jasa serta
kelayakan perancangan dan efektivitas operasi pengendalian (yang dikenal
sebagai laporan jenis 2)
Dalam laporan jenis 1, auditor jasa menyatakan pendapat tentang
kewajaran deskripsi sistem organisasi jasa dan pendapat tentang kelayakan
perancangan pengendalian dalam sistem tersebut. Auditor jasa memperoleh dan
membaca deskripsi sistem yang disiapkan oleh manajemen organisasi dan menilai
apakah deskripsi itu disajikan dengan wajar. Dalam melakukan penelitian, auditor
jasa mengevaluasi apakah manajemen menggunakan kriteria yang pantas dalam
menyiapkan dan menyajikan deskripsi sistem organisasi jasa. Sebagai contoh,
auditor jasa akan mengevaluasi apakah deskripsi organisasi meliputi informasi
tentang prosedur dimana transaksi dimulai, diotorisasi, dicatat, diproses, dikoreksi
dan dilaporkan untuk entitas pemakai serta catatan akuntansi yang terkait yang
disiapkan untuk mendukung proses tersebut.
Dalam penugasan jenis 1, auditor jasa juga melaksanakan prosedur untuk
memperoleh bukti yang cukup untuk memperoleh assurance yang memadai
tentang kelayakan perancangan pengendalian. Ketika melakukan penentuan,
auditor jasa mengevaluasi apakah pengendalian telah dirancang untuk menangani
risiko yang menghambat pencapaian tujuan pengendalian dan apakah
pengendalian itu, jika beroperasi sesuai rencana, menyediakan assurance yang
memadai bahwa risiko tersebut tidak akan mencegah pencapaian tujuan
pengendalian.
Dalam penugasan jenis 2, auditor jasa melaksanakan pengujian atas
efektivitas operasi pengendalian di organisasi jasa, selain atas prosedur yang
dilakukan dalam penugasan jenis 1. Laporan auditor jenis 2 berisi dua pendapat
tentang deskripsi dan kelayakan perancangan pengendalian yang disajikan dalam
laporan jenis 1, plus pendapat tambahan efektivitas operasi pengendalian selama
periode bersangkutan.
11
2.7 Laporan Keuangan Prospektif
Laporan keuangan prospektif (prospective financial statements) mengacu
pada prediksi atau ekspektasi laporan keuangan selama beberapa periode di masa
depan (laporan laba rugi) atau pada suatu tanggal di masa depan (neraca).
Contohnya adalah prediksi manajemen atas laporan laba rugi dan neraca satu
tahun di masa depan.
Standar atestasi AICPA mendefinisikan dua jenis umum laporan keuangan
prospektif:
a. Peramalan (forecasts) adalah laporan keuangan prospektif posisi keuangan
entitas yang diharapkan, hasil operasi, dan arus kas, berdasarkan pengetahuan
dan keyakinan terbaik pihak yang bertanggungjawab. Bank biasanya
mensyaratkan informasi ini sebagai bagian dari permohonan pinjaman.
b. Proyeksi (projections) adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan
posisi keuangan entitas, hasil operasi, dan arus kas, berdasarkan pengetahuan
dan keyakinan terbaik pihak yang bertanggungjawab, berdasarkan satu atau
lebih asumsi hipotetis. Sebagai contoh laporan keuangan proyeksi mungkin
mengasumsikan bahwa perusahaan mampu menaikkan harga produk
utamanya sebesar 10 persen tanpa mengurangi unit yang terjual.
Laporan keuangan prospektif disajikan bagi salah satu dari dua audiens
berikut:
a. Laporan penggunaan umum disiapkan untuk digunakan oleh pihak ketiga
manapun, seperti penyertaan peramalan keuangan dalam suatu prospektus
untuk penjualan obligasi rumah sakit.
b. Laporan penggunaan terbatas disiapkan hanya untuk pihak ketiga dengan
siapa pihak yang bertanggungjawab berhadapan secara langsung, seperti
penyertaan proyeksi keuangan dalam dokumen aplikasi pinjaman bank.
AICPA menciptakan standar atestasi yang lebih spesifik yang
menggambarkan jenis penugasan berikut untuk laporan keuangan prospektif:
12
a. Penugasan pemeriksaan dimana akuntan publik memperoleh kepuasan
mengenai kelengkapan maupun kewajaran secara asumsi
b. Penugasan kompilasi dimana akuntan publik terutama terlibat dengan
keakuratan perhitungan laporan dan bukan kewajaran asumsi
c. Penugasan prosedur yang disepakati dimana akuntan publik dan semua
pemakai laporan menyetujui prosedur atestasi terbatas dan spesifik.
13
d. Serangkaian kriteria pasti yang memiliki dukungan substansial. Contohnya
adalah dasar akuntansi tingkat harga. Metode akuntansi harus diterapkan
untuk semua item yang material dalam laporan keuangan.
14
Standards for Attestation Engagements (SSAE) yang biasanya disebut standar
atestasi. Auditing Standards Board berusaha membedakan antara persoalan yang
harus diatasi oleh standar auditing dan yang harus diatasi oleh standar atestasi.
Secara umum, standar auditing diterapkan pada atestasi yang berhubungan dengan
penyediaan assurance atas laporan keuangan histori. Atestasi tersebut mungkin
melibatkan audit laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan standar
akuntansi atau beberapa dasar akuntansi komprehensif lainnya, audit hanya
terhadap neraca dan audit akun-akun individual. Semua bentuk atestasi lain
dibahas dalam standar atestasi kecuali untuk review laporan keuangan historis
entitas nonpublik yang dibahas dalam SSARS.
Standar atestasi mendefinisikan 3 tingkat penugasan dan bentuk
kesimpulan yang berhubungan, yaitu :
a. Pemeriksaan (examination)
Pemeriksaan akan menghasilkan kesimpulan yang positif, yang
diekspresikan oleh akuntan publik dalam bentuk pendapat. Dalam jenis laporan
ini, akuntan publik membuat pernyataan langsung mengenai apakah penyajian
asersi dilihat secara keseluruhan, sesuai dengan kriteria yang berlaku. Laporan
mengenai pemeriksaan tidak terbatas distribusinya oleh klien setelah laporan
diterbitkan. Hal ini berarti klien dapat mendistribusikan informasi secara luas.
b. Review
Dalam suatu review, akuntan publik menyediakan tingkat assurance
sedang yan diekspresikan oleh akuntan publik dalam bentuk kesimpulan assurance
negatif. Untuk laporan assurance negatif, laporan akuntan publik menyatakan
apakah ada informasi yang diperoleh oleh akuntan publik yang mengindikasikan
bahwa asersi tidak disajikan dalam semua hal yang material sesuai dengan kriteria
yang berlaku. Laporan review juga tidak terbatas distribusinya.
c. Prosedur yang disetujui
Semua prosedur yang akan dilakuan oleh akuntan publik disepakati oleh
akuntan publik, pihak yang bertanggungjawab membuat asersi, dan pemakai
laporan akuntan publik. Tingkat assurance yang dimasukkan dalam laporan
semacam itu bervariasi menurut prosedur spesifik yang disepakati dan
dilaksanakan. Laporan semacam itu dibatasi distribusinya hanya kepada pihak
15
yang terlibat, yang mengetahui prosedur yang dilaksanakan oleh akuntan publik
dan tingkat assurance yang dihasilkan.
a. WebTrust
Dalam penugasan atestasi WebTrust, klien menugaskan akuntan publik
untuk menyediakan assurance yang memadai bahwa situs Web perusahaan sesuai
dengan prinsip Trust Services tertentu dan kriteria untuk satu atau lebih aspek
aktivitas e-commerce. Ketika melakukan jasa assurance WebTrust, kantor akuntan
publik menilai apakah situs Web perusahaan sesuai dengan 5 prinsip Trust
Services, yaitu :
1. Keamanan
Entitas telah memastikan bahwa sistem dilindungi dari akses yang tidak
memiliki ototrisasi (baik secara fisik maupun logis).
2. Ketersediaan
Entitas telah memastikan bahwa sistem tersedia untuk operasi dan
digunakan sesuai kesepakatan atau persetujuan
3. Prinsip Integritas Pemrosesan
Entitas telah memastikan bahwa pemrosesan sistem lengkap, akurat, tepat
waktu, dan diotorisasi.
4. Privasi
Entitas telah memastikan bahwa informasi pribadi yang diperoleh sebagai
hasil dari e-commerce dikumpulkan, digunakan, diungkapkan, dan disimpan
sesuai kesepakatan atau persetujuan.
5. Kerahasiaan
Entitas telah memastikkan bahwa informasi yang dinyatakan sebagai
rahasia dilindungi sesuai kesepakatan atau persetujuan.
b. Jasa SysTrust
16
Jasa SysTrust menyediakan assurance kepada manajemen, dewan direksi
atau pihak ketiga mengenai reliabilitas sistem informasi yang digunakan untuk
menghasilkan informasi real-time. Dalam penugasan SysTrust, Akuntan publik
yang memiliki lisensi SysTrust mengevaluasi sistem komputer perusahaan dengan
menggunakan prinsip dan kriteria SysTrust serta menentukan apakah
pengendalian terhadap sistem tersebut berjalan.
KAP dibekukan selama dua tahun terhitung sejak 15 Maret 2007. Hal ini
dilakukan karena akuntan publik tersebut melanggar ketentuan SPAP (Standar
Profesional Akuntan Publik) yang berkaitan dengan pengauditan PT Muzatek Jaya
yang berakhir dengan tahun buku 31 Desember 2004 oleh Petrus. Selain itu, KAP
ini juga melakukan pelanggaran atas pembatasan independensi audit umum.
Selama pembekuannya, Petrus dilarang memberikan jasa atestasi, review, audit
kinerja, dan audit khusus. Selain itu, yang bersangkutan juga dilarang memimpin
atau menjadi pemimpin di KAP. Namun dia tetap wajib bertanggung jawab atas
jasa-jasa yang telah diberikan serta wajib untuk memenuhi kewajiban Pendidikan
Profesional Berkelanjutan (PPL).
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Audit merupakan ruang lingkup atau bagian dari jasa assurance. Jasa
assurance memiliki pengertian luas. Arrens (2014) menjelaskan di bukunya yang
berjudul “Audit dan Jasa Assurance Jilid 1” bahwa yang dimaksud dengan jasa
assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas
informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa assurance lainnya mencakup
berbagai jenis jasa seperti jasa review dan kompilasi, penugasan atestasi, jasa web
trust dan sytrust, laporan pengendalian organisasi jasa, laporan keuangan
prospektif, penugasan prosedur yang disepakati, dan audit atau penugasan
assurance terbatas lainnya.
3.2 Saran
Maraknya globalisasi yang mendorong teknologi berkembang pesat
membuat semua sistem bertransformasi ke teknologi atau digitalisasi sistem.
Melihat situasi dan kondisi tersebut, maka penulis memberikan saran berupa
perbaikan lanjut mengenai sistem jasa assurance lainnya yang berhubungan
dengan IPTEK.
18
DAFTAR PUSTAKA
Arens, A. Alvin, et al. 2010. Auditing and Assurance Service. Fifteenth Edition.
Pearson Education, Inc. USA. Terjemahan Gina Ghania dan Tim Perti.
2014. Auiditing dan Jasa Assurance. Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
--------. 2010. Auditing and Assurance Service. Fifteenth Edition. Pearson
Education, Inc. USA. Terjemahan Gina Ghania dan Tim Perti. 2014.
Auiditing dan Jasa Assurance. Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
19