Anda di halaman 1dari 43

1.

PENDAHULUAN

Pengendalian Internal dipandang penting dilakukan dalam suatu


perusahaan, baik perusahaan jasa, manufaktur atau dagang. Pengendalian Internal
adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang yang dipergunakan untuk
menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan
memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan
kebijakan yang telah ditetapkan ( Romney dan Steinbart, 2008) .

Pelaksanaan pengendalian internal dalam suatu perusahaan dilakukan


oleh pelaku usaha didalamnya. Dengan diterapkannya sistem pengendalian
internal dalam suatu organisasi perusahaan, diharapkan secara menyeluruh harta
perusahaan dapat dilindungi dari kerusakan fisik dan kecurangan manusia dalam
hal ini pegawai, selain itu juga terjaminnya keakuratan data dan terhindarnya
kesalahan pencatatan baik disengaja atau tidak disengaja (Omposunggu, 2002).

Dalam perusahaan manufaktur terdapat proses produksi yang mengolah


bahan mentah hingga menjadi barang yang siap untuk dijual. Oleh karena itu
untuk menghasilkan produk yang bermutu diperlukan adanya sistem yang
membantu dalam menjalankan suatu usaha, yaitu sistem informasi yang memberi
kemudahan dalam menjalankan kegiatan proses produksi (Hastoni dan Andrianto,
2005).

PT Charoen Pokhpand, yang berlokasi di Jalan Patimura KM.1,


mempunyai sistem pengendalian internal guna meminimalisasi tingkat resiko
yang akan muncul di dalam siklus produksi. Pengendalian internal yang baik
dapat dilihat berdasarkan lima komponen COSO (Committee of Sponsoring
Organization) yang saling berhubungan, yaitu: lingkungan pengendalian,
penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta
pemantauan (Monitoring). Selain itu untuk meminimalisasi tingkat resiko yang
muncul, kehandalan data juga diperlukan dalam semua transaksi yang
menyangkut siklus produksi, oleh karenanya dibutuhkan formulir atau dokumen
yang lengkap dan jelas untuk mendokumentasikan informasi yang berkaitan

1
dengan transaksi di dalam departemen produksi sehingga menghasilkan output
informasiyang andal dan dapat dipercaya.

PT Charoen Pokhpand merupakan perusahaan manufaktur yang


bergerak dalam bidang makanan (olahan daging ayam). Depertemen Produksi PT
Charoen Pokhpand mempunyai karyawan produksi kurang lebih 1000 orang yang
terbagi dalam enam bagian, yaitu: Bagian Penerimaan, Bagian Penggantungan
Ayam, Bagian Penanganan, Bagian Penyiangan, Bagian Packing, dan Bagian
Gudang. PT Charoen Pokhpand merupakan perusahaan yang pada awalnya
didirikan di Cikande, Jawa Barat. Pada tujuh tahun belakangan ini sebagian besar
kegiatan produksinya dipindahkan ke Salatiga, sehingga diperlukan sistem
pengendalian internal yang baik guna menyesuaikan lingkungan kerja yang baru.
Berdasarkan pengamatan sementara yang dilakukan secara keseluruhan, PT
Charoen Pokhpand sudah menerapkan sistem pengendalian internal di siklus
produksi, sementara itu dalam praktiknya masih ada beberapa masalah yang
muncul. Contohnya, adanya masalah teknis produksi yaitu kurangnya
ketersediaan peralatan produksi seperti pisau pemotong, sarung tangan, sepatu
boot, dan masker. Masalah lain yang muncul adalah toleransi yang terlalu tinggi
terhadap perencanaan produksi serta pengawasan terhadap karyawan masih
lemah, terlihat masih terjadinya pencurian terhadap produk yang dilakukan oleh
karyawan produksi. Berdasarkan uraian sebelumnya, persoalan yang diangkat
dalam penelitian ini mengenai kemampuan sistem pengendalian internal di siklus
produksi PT Charoen Pokhpand yang dilihat berdasarkan lima komponen COSO
(Committee of Sponsoring Organization) yaitu: lingkungan pengendalian,
penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan
monitoring.

Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi sistem pengendalian internal di


siklus produksi yang sudah diterapkan di PT Charoen Pokhpand berdasarkan
COSO. Hal ini didasarkan pada masih munculnya kelemahan sistem pengendalian
internal di siklus produksi, sehingga dianggap perlu untuk diberikan rekomendasi.
Manfaat dari penelitian ini, 1) Bagi akademisi, diharapkan dapat memberikan

2
informasi sistem pengendalian internal yang berlaku padaperusahaan. 2) Bagi
perusahaan, agar dapat lebih meningkatkan kualitas sistem pengendalian internal
pada siklus produksi

2. KERANGKA TEORITIS
2.1.Sistem Pengendalian Internal

Pengendalian intemal didefinisikan sebagai organisasi dan semua metode


serta ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk
mengamankan kekayaan perusahaan. Memelihara kecermatan dan sampai
seberapa jauh dapat dipercayanya data akuntansi ( Harahap, 1995 ) dalam ( Ihsan
dan Sulastri, 2005). Sistem pengendalian internal merupakan faktor yang
menentukan dapat dipercaya atau tidaknya laporan yang dihasilkan perusahaan,
dengan demikian perlu adanya konsep- konsep yang mendasarinya yaitu tanggung
jawab manajemen, jaminan yang memadai, pengolahan data dan keterbatasan
pengendalian (Kwang Bu, 2006).
Menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization) pengendalian
internal didefinisikan sebagai proses yang diimplementasikan oleh dewan
komisaris, pihak manajemen, dan karyawan yang berada diarahan dewan
komisaris serta pihak manajemen, untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa
tujuan pengendalian sudah dicapai. Terdapat lima komponen pengendalian
internal yang saling berhubungan (Romney dan Steinbart, 2008), yaitu:
1. Lingkungan Pengendalian: Inti dari bisnis apapun adalah orang- orangnya, ciri
dan sifat perorangan, termasuk integritas, nilai- nilai etika, dan kompetensi,
serta lingkungan tempat beroperasi. Mereka adalah mesin yang
mengemudikan organisasi dan dasar tempat segala hal terletak.
2. Aktivitas Pengendalian: Kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat
dan dilaksanaan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang
diidentifikasi oleh pihak manajemen untuk mengatasi resiko pencapaian
tujuan organisasi, secara efektif dijalankan.
3. Penilaian resiko: Organisasi harus sadar akan dan berurusan dengan resiko
yang dihadapinya. Organisasi harus menempatkan tujuan, yang terintegrasi

3
dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan kegiatan lainnya, agar
organisasi beroperasi secara harmonis. Organisasi juga harus membuat
mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola resiko yang
terkait.
4. Informasi dan Komunikasi: Disekitar aktivitas pengendalian terdapat sistem
informasi dan komunikasi. Informasi dan komunikasi ini memungkinkan
orang- orang atau anggota dalam organisasi untuk mendapat dan bertukar
informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan
mengendalikan operasinya.
5. Pengawasan: Seluruh proses harus diawasi, dan perubahan dilakukan sesuai
dengan kebutuhan. Melalui cara ini, sistem dapat bereaksi secara dinamis,
berubah sesuai tuntutan keadaan.
2.2. SIKLUS PRODUKSI
Siklus produksi adalah keseluruhan yang terjadi dalam pengolahan bahan
baku sampai pada produk jadi (Mulyadi 2001) dalam (Aryati 2004). Siklus
produksi dalam perusahaan manufaktur yang diproduksinya berdasarkan pesanan
dari pembeli terdiri dari dua transaksi, yaitu transaksi manufaktur dan aktifitas
perhitungan fisik persediaan. Jaringan prosedur yang membentuk masing- masing
transaksi tersebut adalah (Aryati, 2004) :
1. Transaksi manufaktur:
a. Prosedur bahan baku
b. Prosedur pencatatan bahan baku
c. Prosedur pencatatan tenaga kerja langsung
d. Prosedur pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik
e. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya
f. Prosedur pencatatan cost produk selesai
2. Transaksi aktifitas perhitungan fisik persediaan:
a. Prosedur perhitungan fisik
b. Prosedur kompilasi
c. Prosedur penentuan cost persediaan
d. Prosedur adjustment cost persediaan

4
Tujuan utama siklus produksi adalah untuk mempermudah perubahan
bahan baku menjadi produk jadi, selain itu siklus produksi bertujuan
untukmenjaga tingkat mutu produk, karena dalam siklus produksi mencakup
fungsi- fungsi perencanaan dan pengendalian produksi, pengolahan bahan baku
dan transfer barang jadi (Hastoni dan Andrianto, 2005).
3. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini obyek penelitian yang digunakan adalah sistem
pengendalian internal departemen produksi PT Charoen Pokhpand Indonesia
(CPI). Metode untuk memperoleh data dilakukan melalui beberapa tahap, dimulai
dengan melakukan wawancara kepada Manajer Produksi menyangkut aktivitas
produksi PT Charoen Pokhpand serta alur proses produksi dan profil perusahaan.
Selanjutnya menyerahkan kuesioner untuk diisi oleh Manajer Produksi yang
didalamnya terdapat pernyataan menyangkut prosedur produksi dilihat
berdasarkan lima komponen COSO (Committee of Sponsoring Organization),
yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian,
informasi dan komunikasi, dan pengawasan. Pernyataan dalam kuesioner
digunakan untuk menilai kekuatan sistem pengendalian internal yang sudah
diterapkan dengan scoring. Pernyataan yang kuat diberikan skor 5 sampai yang
lemah diberikan skor 1.Kuesioner ini digunakan untuk mengukur penerapan
sistem pengendalian internal di PT Charoen Pokhpand dengan dasar lima
komponen COSO.

Selain menyerahkan kuesioner kepada Manajer produksi, disebarkan juga


30 kuesioner kepada karyawan departemen produksi. Dalam kuesioner tersebut
terdapat lima belas pernyataan menyangkut peran manajemen dan peran karyawan
dalam siklus produksi. Seperti halnya kuesioner untuk Manajer produksi,
penilaian pada kuesioner yangdisebarkan kepada karyawan juga dengan
menggunakan cara scoring. Jawaban Selalu diberi skor 4, Kadang- kadang skor 3,
Belum pernah skor 2, dan Tidak pernah skor 1. Hasil jawaban kuesioner
kemudian diinput dan dilakukan penilaian rata- ratauntuk kemudian diolah
menggunakan SPSS 16, dengan uji deskriptif frekuensi. Hasil uji deskriptif

5
frekuensi digunakan sebagai dasar analisis peran manajemen menurut karyawan
produksi serta kepatuhan mereka terhadap prosedur pengendalian internal yang
telah ditetapkan di departemen produksi PT Charoen Pokhpand. Selain
kelimabelas pernyataan yang diajukan, penulis juga menyertakan satu pertanyaan
dalam kuesioner tersebut, pertanyaan menyangkut apakah masih ada masalah
yang mengganggu aktivitas produksi. Tahapan terakhir untuk mengetahui apakah
data atau informasi menyangkut siklus produksi didokumentasikan dengan
baik,dilakukan jugaanalisis beberapa formulir atau dokumen tercetak menyangkut
kejelasan serta kelengkapan nama atribut di dokumen tercetak.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Alur Sistem Produksi PT Charoen Pokhpand

Kuantitas produk yang akan diproduksi didasarkan pada permintaan dari


konsumen melalui bagian penjualan. Proses ini dibantu dengan adanya
penggunaan sistem yang sudah terkomputerisasi dan terintregasi pada siklus
produksi PT Charoen Pokhpand, yaitu SAP. SAP adalah suatu software yang
dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya secara lebih efektif dan efisien, SAP sendiri merupakan singkatan
dari System Application and Product in Data Processing (Training SAP 2007)
dalam (Singgih 2012).

Berikut sistem produksi PT Charoen Pokhpand di setiap tahap proses


produksinya, diawali dengan penerimaan ayam hidup (bahan baku) dari pihak
supplier pembawa ayam, setelah sebelumnya melalui proses penimbangan, berat
ayam hidup kemudian diinput dalam sistem SAP pada dokumen SPPA (Surat
Perintah Penangkapan Ayam), yang selanjutnya menghasilkan informasi data
ayam Delivery Order. Data ayam Delivery Order digunakan sebagai dasar proses
selanjutya yaitu proses penggantungan dan penghitungan ayam, yang
menghasilkan informasi jumlah ayam masuk dan kemudian di input kembali di
dalam sistem SAP. Ayam hidup yang sudah dihitung kemudian masuk dalam
proses pemotongan. Pada proses pemotongan ayam, keluar formulir efektifitas

6
produksi. Formulir tersebut digunakan untuk menilai keefektifan dan keefisienan
ayam yang dihasilkan setelah proses pemotongan ayam, untuk menilai kesesuaian
kuantitas dengan perencanaan semula.

Proses defeathering dan pengeluaran jeroan ayam di bagian penanganan,


dilakukan pada ayam yang sudah dipotong. Proses tersebut menghasilkan
informasi jumlah ayam tanpa jeroan.Informasi jumlah ayam tanpa jeroan
kemudian kembali di input dalam sistem SAP. Ayam yang telah dipisahkan
dengan jeroanya, kemudian dibersihkandan nantinya akan menghasilkan ayam
bersih.Ayam bersih tersebut kemudian diperiksa kualitasnya dengan
menggunakan formulir quality control. Ayam yang telah diperiksa kualitasnya,
kemudian disortasi di bagian penyiangan. Berdasarkan proses sortasi keluar data
jumlah dan berat ayam bersih serta produk setengah jadi (ayam tanpa jeroan).

Pada bagian penyiangan juga terdapat proses perhitungan, proses cut-up


dan metal detecting pada jumlah ayam bersih yang dihasilkan.Pada tahap metal
detecting, ayam diuji apakah mengandung logam atau tidak, apabila mengandung
logam produk jadi akan dikeluarkan dari produksi dan dinyatakan sebagai produk
tidak layak. Apabila produk tidak mengandung logam, produk akan melalui
tahapan selanjutnya di bagian pembekuan dan packing.

Proses pada bagian pembekuan dan packing dimulai dengan input data
hasil produksi tanpa tulang dan bebas logam di sistem SAP yang menghasilkan
data hasil produksi. Selanjutnya ayam hasil produksi dipacking sesuai dengan
klasifikasi yang sudah direncanakan sebelumnya. Dari proses packing keluar data
finished good yang kemudian di input di sistem SAP. Finished good disimpan
dalam bagian cold storage untuk kemudian dikeluarkan saat bagian pemuatan
meminta barang untuk dimuat dan dikirimkan kepada konsumen. Metode ABC
(Activity Based Costing) merupakan metode yang digunakan oleh PT Charoen
Pokhpand. Hal ini sesuai dengan hakikat ABC yang diungkapka oleh Mulyadi
(2001) dalam Martusa dan Adie (2011) yaitu dalam menghasilkan cost object
(produk atau jasa), sumber daya yang dikeluarkan oleh perusahaan berupa biaya-

7
biaya didasarkan atas aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Sehingga
digunakan metode ABC dalam input data pada SAP guna mengurangi timbulnya
resiko kesalahan perhitungan biaya.

4.2. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal PT Charoen Pokhpand Siklus


Produksi Berdasarkan COSO

Perusahaan harus mempunyai sistem pengendalian internal yang


memadai. Dengan adanya sistem pengendalian internal tersebut yang digunakan
untuk meminimalisasi tingkat kecurangan yang mungkin akan terjadi,
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan produksi, serta menjaga data yang
terkait siklus produksi agar tetap handal. Begitu pula dengan PT Charoen
Pokhpand yang juga mempunyai sistem pengendalian internal yang dilihat
berdasarkan dari lima komponen pengendalian internal menurut COSO
(Committee of Sponsoring Organization) yang saling berkaitan, yaitu:

Lingkungan Pengendalian

Karyawan di siklus produksi bekerja untuk menghasilkan produk utama


Slaughterhouse yaitu ayam utuh, ayam potong,dan ayam tanpa tulang.
Berdasarkan wawancara dengan Manajer Produksi, sebagian besar karyawan di
departemen produksi adalah karyawan wanita, dengan alasan menurut perusahaan
karyawan wanita memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik daripada karyawan
pria. Karyawan produksi bekerja dalam sebuah sub tim kecil di enam bagian
departemen produksi Bagian Penerimaan, Bagian Penggantungan Ayam, Bagian
Penanganan, Bagian Penyiangan, Bagian Packing,dan Bagian Gudang. Hubungan
kerjasama serta solidaritas antar karyawan dalam satu tim dengan tim lain terjalin
dengan baik, meskipun telah terdapat pemisahan tugas yang jelas sesuai dengan
tanggung jawab serta wewenang di setiap bagian. Sebagai contoh karyawan pada
bagian penanganan tidak boleh membantu ataupun diperbantukan dalam aktivitas
bagian penyiangan, apabila hal itu terjadi dikhawatirkan akan timbul kesalahan
dalam aktivitas produksi di bagian penyiangan.

8
Manajer produksi sebagai pimpinan tertinggi di Departemen Produksi
berperan juga dalam pengawasan terhadap karyawan berkompetensi rendah yang
dilihat dalam KPI (Key Performance Indicator) meliputi target reject, kualitas
produksi, kerjasama tim dan kepemimpinan, serta terlibat juga dalam pelatihan
karyawan baru. Perusahaan juga terbuka secara penuh terhadap pemerintah
mengenai pelaporan keuangan dan segala aktivitas bisnis yang menyangkut
kegiatan produksi PT Charoen Pokhpand. Pihak manajemen Departemen Produksi
telah memahami kebijakan pemerintah menyangkut cara pemotongan atau
penyembelihan ayam yang halal, dalam hal ini perusahaan bekerjasama dengan
MUI (Majelis Ulama Indonesia) dengan diadakannya audit oleh pihak MUI dan
sosialisasi kepada karyawan produksi bagian penggantungan ayam (sembelih)
yang dilakukan setiap tahunnya untuk pengakuan produk halal. Perusahaan juga
mendaftarkan produknya ke BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan)
seperti yang sudah menjadi peraturan pemerintah, guna meningkatkan
kepercayaan konsumen terhadap produk PT Charoen Pokhpand.

Proses pengambilan keputusan dalam Departemen Produksi oleh pihak


manajemen juga dilakukan secara konsisten, keputusan dibuat setelah
mempertimbangkan secara seksama fakta- fakta yang terjadi dan dirapatkan
dalam rapat koordinasi yang dilakukan setiap bulannya. Manajer Produksi
menjalin hubungan yang baik dengan karyawan, agar tercipta integritas dan nilai
etika yang baik.

Penilaian Resiko

PT Charoen Pokhpand mempunyai misi perusahaan yang resmi disusun


dan dikomunikasikan ke seluruh karyawan departemen produksi yaitu menjadi
produsen kelas dunia dalam bidang makanan olahan dari daging ayam khususnya
dan bahan lain umumnya, serta menjadi perusahaan yang bertanggung jawab,
peduli terhadap dampak lingkungan di dalam menjalankan kegiatan. Tingkat
aktivitas produksi serta tujuannya dievaluasi secara berkala sesuai dengan misi PT
Charoen Pokhpand.

9
Pada setiap proses produksi selalu ada rencana produksi jangka pendek
maupun jangka panjang yang dikomunikasikan setiap minggunya ke karyawan
produksi. Prosedur ini dinamakan briefing mingguan guna meminimalisasi resiko
terjadinya missed target yang sudah direncanakan. PT Charoen Pokhpand selalu
melakukan aktivitas produksi berdasarkan perencanaanyang sudah dibuat, baik
perencanaanharian, mingguan, maupun bulanan yang bertujuan untuk
menghindari terjadinya kelebihan ataupun kekurangan bahan baku produksi.
Ketika perusahaan mengalami kelebihan bahan baku, yang akan terjadi adalah
kelebihan biaya yang dikeluarkan (over cost), namun ketika perusahaan
mengalami kekurangan bahan baku. Hal ini berpengaruh pada munculnya biaya
stockout yaitu biaya hilangnya kesempatan untuk mendapatkan pendapatan karena
bahan baku yang diperlukan tidak tersedia. Terjadinya stockout ini dapat
menyebabkan proses produksi tertunda dan perusahaan kehilangan pendapatan
penjualan serta kepercayaan dari para pelanggan ( Romney danSteinbart,2008).

Anggaran atau biaya produksi dikembangkan oleh Departemen


Accounting yang bertanggung jawab dan mengikuti prosedur yang telah
ditentukan. Departemen Accounting PT Charoen Pokhpand tidak hanya bertugas
menghitung dan mencatat hal yang menyangkut transaksi pembiayaan, tetapi juga
bertugas sebagai controlling biaya yang dikeluarkan di Departemen Produksi. Hal
ini dimaksudkan untuk mengurangi munculnya resiko terlalu banyak biaya
produksi yang dikeluarkan (over budget) namun tidak diikuti dengan kualitas dan
kuantitas produk yang sesuai target perencanaan.

Studi biaya dilakukan sebelum menentukan bahan baku serta segala


sesuatu yang mendukung aktivitas produksi yang akan dipakai. Mekanisme dan
prosedur PT Charoen Pokhpand yang telah ada di dalam Departemen Produksi
digunakan untuk mengidentifikasi, memprioritaskan dan bereaksi terhadap
peristiwa-peristiwa baru yang mempengaruhi tujuan perusahaan seperti:
perubahan ekonomi, perubahan peraturan pemerintah, dan perubahan tekhnologi.

10
Aktivitas Pengendalian

Key Performance Indicator (KPI) digunakan sebagai dasar hasil


penilaian kinerja karyawan yang dilakukan setiap tahunnya yang digunakan oleh
perusahaan sebagai control kualitas produk serta kualitas sumber daya manusia di
dalam Departemen Produksi. Apabila muncul produk yang tidak sesuai standar
serta terjadi kesalahan ataupun kecurangan dari karyawan, PT Charoen Pokhpand
bisa secepatnya melakukan perbaikan yang dibicarakan sebelumnya dalam rapat
koordinasi setiap bulannya pada setiap departemen. Manajer Produksi juga
melakukan tinjauan mendadak terhadap karyawan produksi guna mengetahui
kesalahan- kesalahan yang mungkin dilakukan.

Aktivitas produksi PT Charoen Pokhpand telah didokumentasikan dalam


sistem SAP yang terkomputerisasi dan terintegrasi ke departemen lain, seperti
contohnya Departemen Accounting. Akses ke sistem program SAP dan data
dikendalikan untuk menghindari kemungkinan resiko kehilangan data transaksi
pada Departemen Produksi PT Charoen Pokhpand. Aktivitas pengendalian lain
yang sudah perusahaan lakukan adalah dilakukannya review dan rekonsiliasi
laporan dalam kegiatan produksi. Setiap pengeluaran barang selalu mendapat
persetujuan dari pihak yang diberikan otorisasi, dan dilakukan penghitungan ulang
disetiap bagian. Pembatasan penggunaan aset didokumentasikan dengan baik
dalam formulir bukti serah terima barang pada setiap bagian di Departemen
Produksi yang penggunaannya dipantau oleh pihak manajemen yaitu supervisor
dan koordinator setiap bagian.

Peralatan, perlengkapan, persediaan, serta asset lainnya secara fisik


dijamin dan dihitung secara berkala. Rencana pemulihan juga dilakukan oleh
pihak manajemen produksi apabila terjadi bencana alam atau pun masalah internal
seperti kebakaran pabrik, mesin rusak, dalam perusahaan untuk meminimalkan
tingkat kerugian.

11
Informasi dan Komunikasi

Semua transaksi di Departemen Produksi sudah dicatat dalam sistem SAP


dan akan terintregrasi ke departemen lain yang berhubungan. Selain itu untuk
mempermudah komunikasi antar departemen yang saling berkait, PT Charoen
Pokhpand juga menggunakan jaringan internet, contohnya informasi permintaan
produk dari departemen pemasaran dilakukan via e-mail pada departemen
produksi sebagai dasar dilakukannya perencanaan produksi. Selain itu karena PT
Charoen Pokhpand menggunakan ABC (Activity Based Costing) yang setiap
kegiatannya menimbulkan biaya, dengan sistem yang terkomputerisasi dan sudah
terintegrasi maka akan mempermudah Departemen Accounting untuk menghitung
biaya yang akan dibebankan disetiap tahap atau aktivitas produksi. Informasi
dievaluasi dan diklasifikasikan berdasarkan integritas kerahasiaan dan
ketersediaan karyawan yang memiliki otoritas atau tanggung jawab untuk
mengaksesnya dalam sistem SAP yang sebelumnya dilatih terlebih dahulu
pengoperasian SAP untuk memahami tanggung jawab mereka terkait dengan
informasi tersebut.

Pihak Manajemen Produksi mendorong kepercayaan antara karyawan,


supervisor dan departemen yang lain. Karyawan produksi didorong untuk
memberikan rekomendasi dan ide sebagai perbaikan PT Charoen Pokhpand
kedepannya. Turut diinformasikan hal- hal penting seperti perubahan prosedur,
atau perubahan perencanaan produksi oleh Koordinator bagian setiap minggunya
kepada karyawan produksi.

Monitoring

Dalam aktivitas pengawasan atau monitoring PT Charoen Pokhpand


membuat aturan untuk mereview seluruh aktivitas maupun data yang menyangkut
siklus produksi setiap bulannya, hal ini dilakukan untuk mengawasi seluruh

12
kegiatan produksi agar tetap berjalan sesuai rencana yang telah disusun. Apabila
terjadi penyimpangan akan ditindak lanjuti secara tepat waktu.

Pengawasan lainnya juga berkaitan dengan kinerja karyawan, persediaan


aset dan hal teknis produksi yaitu pemantauan terhadap mesin, fasilitas
pendukung produksi (ketersediaan sepatu, sarung tangan, pisau pemotong, masker
dan lain- lain) oleh supervisor dan koordinator setiap bagian di dalam Departemen
Produksi agar kegiatan produksi berjalan lancar tanpa terkendala masalah teknis
dan pengendalian internal serta pemantauan terhadap karyawan. Selain itu
manajemen secara berkala mengevaluasi efektifitas proses penilaian resiko,
sehingga dilakukan akurasi dan ketepatan waktu di sistem SAP pada saat
informasi dibutuhkan mengurangi resiko ketidakandalan data.

4.3. Peran Manajemen dan Kepatuhan Karyawan dalam Prosedur Produksi

Berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada karyawan produksi, serta


uji Descriptive Frequency yang dilakukan berikut hasil penjelasannya:

30
25
25
JUMLAH RESPONDEN

20 20 21
20 17 17
16
15 13 13
10 10 9
10
65
4
5 2
00 00 10 00 01 00
0
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
PERNYATAAN

Selalu Kadang-Kadang Belum Pernah Tidak Pernah

Gambar1: Grafik Peran Manajemen Produksi

13
Keterangan X:

X1 Pihak manajemen produksi telah memberikan informasi mengenai


prosedur produksi dengan baik kepada seluruh karyawan produksi.
X2 Manajemen produksi menyebar luaskan visi dan kebijakan perusahaan
terutama pada divisi produksi kepada seluruh karyawan.
X3 Pimpinan berperan serta dalam peningkatan kualitas produk yang
dihasilkan bagian produksi.
X4 Pimpinan melakukan control secara berkala.
X5 Fasilitas- fasilitas yang dibutuhkan untuk meningkatkan kegiatan
produksi.
X6 Karyawan mendapat pelatihan sebelum melaksanakan tugasnya.
X7 Pihak manajemen sudah menindak tegas bagi karyawan yang melakukan
kesalahan dalam kegiatan produksi.

Grafik di atas menunjukkan tujuh pernyataan terkait peran manajemen


dalam aktivitas pengendalian internal. Berdasarkan grafik tersebut terlihat pihak
manajemen produksi sudah melakukan aktivitas pengendalian internal guna
meningkatkan kualitas produksi serta mewujudkan tujuan produksi yang sudah
direncanakan, namun terkadang prosedur yang telah diterapkan tidak dijalankan
oleh pihak manajemen.

Peran Karyawan

Berikut ini adalah penjelasan mengenai peran karyawan dalam kepatuhan


terhadap prosedur produksi :

14
30 27
26
24
25
JUMLAH RESPONDEN

21
20 18 17
16
15 13 12
9 8
10
6 5 5 6 6
4 3 3 4 3 3
5
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
PERNYATAAN

selalu kadang-kadang belum pernah tidak pernah

Gambar 2: Grafik Peran Karyawan

Keterangan X:

X1 Karyawan sudah melaksanakan kegiatan produksi sesuai dengan prosedur


produksi yang berlaku di perusahaan.
X2 Karyawan telah melaksanakan proses produksi sesuai dengan job
description anda.
X3 Karyawan telah mematuhi kebijakan yang telah ditetapkan guna
mewujudkan visi perusahaan.
X4 Karyawan melakukan tindakan yang melanggar peraturan dalam divisi
produksi.
X5 Karyawan menganggap kesalahan- kesalahan kecil yang dilakukan tidak
merugikan perusahaan.
X6 Kesalahan yang sengaja dilakukan oleh karyawan biasanya disebabkan
karena mengikuti rekan kerja lainnya.
X7 Biasanya kesalahan yang muncul adalah kesalahan-kesalahan yang tidak
disengaja.
X8 Masih ada masalah- masalah muncul yang menghambat kegiatan produksi.

15
Kedelapan pertanyaan diajukan juga kepada responden yaitu karyawan
produksi PT Charoen Pokhpand bertujuan untuk mengukur tingkat kepatuhan
mereka terhadap prosedur produksi. Peran karyawan dalam siklus produksi sangat
penting sebagai salah satu wujud keberhasilan PT Charoen Pokhpand dalam
meningkatkan profit perusahaan.

Berdasarkan grafik diatas ditunjukkan bahwa sebenarnya karyawan


sudah melakukan tugasnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh
perusahaan, namun masih terlihat bahwa karyawan melakukan tindakan di luar
prosedur perusahaan yang dianggap sebagai kesalahan kecil yang tidak merugikan
perusahaan.
Selain ke lima belas pertanyaan dalam kuesioner yang disebarkan kepada
responden, disertakan juga satu pertanyaan kepada karyawan mengenai masalah-
masalah yang muncul dalam kegiatan produksi. Hasil yang didapatkan, responden
menjawab bahwa masih ada masalah yang muncul yaitu mesin rusak, listrik mati,
ketidak tersediaannya fasilitas penunjang kegiatan produksi (masker, pisau
pemotong, sarung tangan, sepatu yang jumlahnya terbatas dan sudah rusak), serta
tidak dilaksanakanya kegiatan briefing setiap minggunya. Berdasarkan paparan
dari karyawan tersebut perusahaan belum memberikan fasilitas yang memadai
untuk menunjang kegiatan produksi dan melaksanakan prosedur briefing
mingguan guna meningkatkan kualitas hasil produksi.

4.4. Dokumen Yang Terkait Siklus Produksi

Untuk menghasilkan output informasi yang dapat diandalkan, diperlukan


juga input informasi yang lengkap dan handal, oleh karena itu diperlukan suatu
catatan atau formulir yang lengkap untuk mendokumentasikan setiap transaksi
pada siklus produksi. Begitu juga dalam pelaksanaan siklus produksi PT Charoen
Pokhpand, digunakan berbagai dokumen atau catatan yang membantu kelancaran
kegiatan produksi. Berikut dokumen tercetak yang menyangkut siklus produksi
PT Charoen Pokhpand:

16
1. SPPA (Surat Perintah Penangkapan Ayam) atau Bukti Penerimaan Ayam

Surat Perintah Penangkapan Ayam digunakan untuk bukti penerimaan


ayam hidup yang masuk di perusahaan. Pada Bukti Penerimaan Ayam atribut
sudah cukup lengkap untuk menginput data sehingga menghasilkan informasi
yang lengkap pula. Formulir ini berisi: Kode supplier, Nama supplier, Nomer
antri truk, Jam antri truk, Jam datang truk, Tanggal/Bulan/Tahun, Nomer plat truk,
Nomer antri truk actual, Jam mulai bungkar, jam selesai bongkar, Nomer bukti
timbang, Berat ayam (Berat timbang I. Berat timbang II, Berat kotor), Jumlah
ayam dalam truk, serta keterangan- keterangan kondisi ayam yang dibawa
supplier, selain itu selalu ada kolom tanda tangan untuk pihak yang berwenang.

2. Surat Bukti Pengeluaran Barang Evisceration,Cut-up, dan Packing

Pada transaksi evisceration,cut-up, dan packing mempunyai formulir


Bukti Pengeluaran Barang. Formulir ini digunakan sebagai informasi untuk
aktifitas proses produksi selanjutnya. Misalnya informasi pada Bukti Pengeluaran
Barang evisceration digunakan sebagai input informasi pada proses selanjutnya
yaitu Sortation (sortasi).

Terdapat beberapa atribut di dalam Bukti Pengeluaran Barang, yaitu:


Jenis transaksi, Plant, Lokasi, Departemen, Tanggal, No. Slip, No. Reservation,
Kode, Nama Barang, Batch, Satuan, Keterangan, dan kolom tanda tangan untuk
pihak berwenang.

3. Delivery Order

Delivery Order merupakan formulir yang digunakan untuk


menginformasikan rincian pemesanan produk dari pelanggan, informasi
didalamnya berisi Tanggal, No. DO, No. PO, Kepada (Nama pelanggan), Alamat,
Kode barang, Nama barang, Banyak, Jumlah dan No. Truck. Selain itu kolom
tanda tangan untuk pihak- pihak berwenang diantaranya tanda tangan penerima
barang (pelanggan), supir, bagian pengeluaran barang dan bagian penjualan.

17
Delivery order ini diberikan kepada kepala gudang untuk pengeluaran produk
pesanan pelanggan.

4. Surat Pengantar Bongkar (SPB)

Surat Pengantar Bongkar digunakan sebagai surat pengantar truk /


supplier untuk pengeluaran produk jadi. Dalam surat ini terdapat dua kolom yang
diisi oleh penimbang dan diisi oleh pembongkar. Pada kolom yang diisi oleh
penimbang terdiri dari atribut: No., Tanggal, Nama barang, Nama supplier, No.
Truck, No. sample test, No. bukti timbang, Lokasi gudang, No. surat jalan,
sedangkan yang diisi oleh pembongkar terdiri dari aribut: Jumlah, Kondisi barang,
dan keterangan. Selain itu pada bagian bawah formulir disertakan bagian tanda
tangan untuk Penimbang, Supir, dan Penerima.

5. Bukti Timbang

Formulir Bukti Timbang digunakan untuk surat keterangan keluarnya


finished good dari cold storage atau gudang penyimpanan oleh bagpian
distributor. Dalam formulir ini didokumentasikan informasi- informasi sebagai
berikut: No. Truk, Jenis barang, No. Seri, Tanggal, Jam, Berat, Berat bersih, No.
DO, No. SPB/SPPA, Jumlah Bagian, dan Penimbang.

Secara keseluruhan dokumen tercetak untuk mendokumentasikan setiap


transaksi yang berkaitan dengan kegiatan produksi sudah cukup baik, selain itu
guna mengurangi resiko kehilangan dokumen, setiap dokumen yang tercetak
dirangkap tiga.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di departemen produksi PT


Charoen Pokhpand Indonesia (CPI), meliputi hasil wawancara dan pemberian
kuesioner menyangkut penerapan sistem pengendalain internal berdasarkan lima
komponen COSO yang saling berkaitan dengan Manajer Produksi, menyebarkan
kuesioner ke karyawan produksi menyangkut peran manajemen produksi dan
karyawan, serta menganalisis dokumen tercetak pada transaksi siklus produksi.

18
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu secara keseluruhan karyawan dan Manajer
Produksi sudah menerapkan atau melaksanakan prosedur dan norma Sistem
pengendalian internal PT Charoen Pokhpand. Tapi masih terdapat beberapa
masalah yang perlu diperbaiki yaitu, adanyamesin rusak, pemadaman listrik,
ketidaktersediaannya sepatu boot, pisau pemotong, sarung tangan, serta masker
yangsesuai dengan jumlah karyawan produksi, selain itu kegiatan briefing
mingguan yang belum dilakukan dan ketidakjelasan dokumen tercetak mengenai
nama atribut yang dipakai.

5.1. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak diperolehnya semua


dokumen yang tercetak yang menyangkut transaksi di siklus produksi PT Charoen
Pokhpand, karena alasan kerahasiaan perusahaan. Selain itu karena menggunakan
pendekatan persepsi dalam penelitian ini, sehingga jawaban sepenuhnya ada pada
narasumber, oleh karena itu akan lebih baik digunakan pendekatan yang lain
untuk penelitian selanjutnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Romney, M.B, and Paul John Steinbart. 2008. Edisi 11. Accounting Information
Systems. New Jersey:Prentice Hall, Inc

Omposunggu, Halomoan. 2002. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi


terhadap Efektivitas Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal. Jurnal
Ilmiah Akuntansi. Mei 2002. Vol.1 No.2

Hastoni & Andrianto, Toni. 2005. Peranan Sistem dan Prosedur Produksi. Jurnal
Ilmiah Ranggading. Vol. 5 No.2, Oktober 2005: 99-105

Kwang Bu. 2006. Peranan Internal Audit Dalam Menunjang Efektivitas Sistem
Pengendalian Internal Penggajian Pada PT. XYZ. . Volume No. 2,
Oktober 2006:118-122

Aryati, Dewi. 2004. Pengujian Kepatuhan terhadap Informasi dan Komunikasi


(Salah Satu Elemen Dalam Struktur Pengendalian Internal pada Siklus
Produksi), (Studi Kasus pada Perusahaan Plastik Bintang Fajar
Sukoharjo). Universitas Kristen Satya Wacana

Martusa, Riki dan Adie, Agnes Fransisca. 2011. Peranan Activity- Based Costing
System Dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi Kain Yang
Sebenarnya Untuk Penetapan Harga Jual. Jurnal Ilmiah Akuntansi.
Nomor 04. Januari-April 2011

Singgih, Cuk Triono. 2012. Penerapan Program Modul Purchase Dengan Internal
Control Pada PT AJBS Swalayan. Jurnal Ekonomi “Ekonomi Muda
Kreatif”. Volume 1 Nomor 1

20
Lampiran 1. Uji Deskriptif Frekuensi Peran Manajemen Produksi

X1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 20 64.5 66.7 66.7

4 10 32.3 33.3 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

X2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 20 64.5 66.7 66.7

4 10 32.3 33.3 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

X3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 3.2 3.3 3.3

3 13 41.9 43.3 46.7

4 16 51.6 53.3 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

21
X4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 13 41.9 43.3 43.3

4 17 54.8 56.7 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

X5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 1 3.2 3.3 3.3

3 25 80.6 83.3 86.7

4 4 12.9 13.3 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

X6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 2 6.5 6.7 6.7

2 5 16.1 16.7 23.3

3 6 19.4 20.0 43.3

4 17 54.8 56.7 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

22
X7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 9 29.0 30.0 30.0

4 21 67.7 70.0 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

23
Lampiran 2. Uji Deskriptif Frekuensi Peran Karyawan

X1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 4 12.9 13.3 13.3

4 26 83.9 86.7 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

X2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 3 9.7 10.0 10.0

4 27 87.1 90.0 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

X3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 6 19.4 20.0 20.0

4 24 77.4 80.0 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

24
X4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 9 29.0 30.0 30.0

2 3 9.7 10.0 40.0

3 18 58.1 60.0 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

X5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 4 12.9 13.3 13.3

2 8 25.8 26.7 40.0

3 13 41.9 43.3 83.3

4 5 16.1 16.7 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

X6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 6 19.4 20.0 20.0

2 5 16.1 16.7 36.7

3 16 51.6 53.3 90.0

25
4 3 9.7 10.0 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

X7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 3.2 3.3 3.3

3 12 38.7 40.0 43.3

4 17 54.8 56.7 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

X8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 3 9.7 10.0 10.0

3 21 67.7 70.0 80.0

4 6 19.4 20.0 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

26
Lampiran 3. Kuesioner Sistem Pengendalian Internal PT Charoen Pokhpand
(kuesioner diajukan untuk Manajer Departemen produksi).

27
28
29
30
31
32
Lampiran 4. Kuesioner Peran Manajemen dan Peran Karyawan (diajukan untuk
karyawan)
KUESIONER
Perempuan/ Laki-laki
Umur:
Pendidikan terakhir:
Bagian:
PERAN MANAJEMEN
PERNYATAAN Selalu Kadang- Belum Tidak
Kadang Pernah Pernah
1. Pihak manajemen produksi telah
memberikan informasi mengenai
prosedur produksi dengan baik
kepada seluruh karyawan
produksi
2. Manajemen produksi menyebar
luaskan visi dan kebijakan
perusahaan terutama pada divisi
produksi kepada seluruh
karyawan.
3. Pimpinan berperan serta dalam
peningkatan kualitas produk
yang dihasilkan bagian produksi.
4. Pimpinan melakukan control
secara berkala.
5. Fasilitas- fasilitas yang
dibutuhkan untuk meningkatkan
kegiatan produksi.
6. Karyawan mendapat pelatihan
sebelum melaksanakan tugasnya.
7. Pihak manajemen sudah
menindak tegas bagi karyawan
yang melakukan kesalahan
dalam kegiatan produksi.
PERAN KARYAWAN
PERNYATAAN Selalu Kadang- Belum Tidak
Kadang Pernah Pernah
1. Anda sudah melaksanakan
kegiatan produksi sesuai dengan
prosedur produksi yang berlaku
di perusahaan.
2. Anda melaksanakan proses
produksi sesuai dengan job
description anda.
3. Anda telah mematuhi kebijakan
yang telah ditetapkan guna
mewujudkan visi perusahaan.
4. Anda melakukan tindakan yang
melanggar peraturan dalam
divisi produksi.
5. Anda menganggap kesalahan-
kesalahan kecil yang anda

33
lakukan tidak banyak merugikan
perusahaan.
6. Kesalahan yang memang anda
sengaja biasanya dilakukan
karena anda mengikuti kesalahan
yang sama oleh teman kerja
anda.
7. Biasanya kesalahan yang muncul
adalah kesalahan-kesalahan yang
tidak disengaja..
8. Masih ada masalah- masalah
muncul yang sedikit banyak
menghambat kegiatan produksi,
*bila jawaban nomer 8 Selalu atau
Kadang- kadang, tuliskan masalah yang
muncul dibawah ini:

*Centang jawaban pilihan anda pada tempat yang sudah tersedia. Dan jawablah pertanyaan
sesuai perintah.

34
Lampiran 5. Formulir dan Dokumen terkait aktivitas di Departemen Produksi PT
Charoen Pokhpand (Bukti Penerimaan Ayam)

35
Lampiran 6. Formulir dan Dokumen terkait aktivitas di Departemen Produksi PT
Charoen Pokhpand (Formulir di bagian Evisceration)

36
Lampiran 7. Formulir dan Dokumen terkait aktivitas di Departemen Produksi PT
Charoen Pokhpand (Formulir di bagian cut- up)

37
Lampiran 8. Formulir dan Dokumen terkait aktivitas di Departemen Produksi PT
Charoen Pokhpand (Formulir bagian Packing dan warehouse)

38
Lampiran 9: Flowchart dan Alur Proses Siklus Produksi PT Charoen Pokhpand

Mulai
1

Menimbang SPPA
ayam hidup
Data ayam DO

Data berat ayam


hidup

Penyembeli
han ayam
Ayam hidup masuk

Menginput data berat


ayam hidup

Formulir efektifitas
produksi

Data ayam DO

Perhitungan
ulang
jumlah
Ayam hidup masuk ayam
1 masuk

Jumlah ayam
masuk

Ayam hidup/ BB

39
2 3 4

Data jumlah
Data ayam masuk produk setengah
Data jumlah dan jadi
berat ayam bersih

Ayam masuk/ Ayam tanpa jeroan


BB

Proses Proses
Proses
cut-up Packing
pengeluar
&metal
an jeroan
detecting
Produk tdk
layak

TIDAK
Data jumlah dan
Data jmlh ayam
berat produk/FG
tanpa jeroan Sesuai
Form Quality control Produk setengah jadi Produk jadi/
(ayam utuh,ayam FG
potong,&ayam tanpa YA
tulang)

Data jumlah
produk setengah Proses
jadi pengeluar
Proses Produk
sortasi setengah jadi
an barang

4 DO barang keluar

Data jumlah dan


berat ayam bersih

Ayam tanpa
jeroan

SELESAI
3

40
Alur Proses Slaughterhouse

Timbang truckscale

1. Unloading
2. Sortation I (Ante Mortem Inspection)
TEMPAT PENERIMAAN

3. On Feet Hanging
RUANG PENGANTUNGAN
RUANG PENANGANAN

4. Defeathering section

5. Re – cheking

6. Head Pulling

7. Feet Cutting

RUANG PENYIANGAN

8. Evisceration

9. Sortation II (Post Mortem Inspection)

10. Chilling

11. On Neck Hangging

19. Cut up proses

20.Metal Detecting

RUANG PEMBEKUAN DAN PACKING

AIR BLAST FREEZER


21.Air Blast Freezing

PACKING ROOM
22.Karton/ Karung Packing

COLD STORAGE
23.Cold Storaging

TEMPAT PEMUATAN
24.Loading

41
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yuni Purwanti

Alamat : Jl. Patimura no.114 Salatiga

Tempat, tanggal lahir : Salatiga, 21 Juni 1991

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

No. telepon : 085640733744

Email : ypurwanti42@yahoo.com

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

1. TK Taruna Tama , Salatiga (1994-1997)


2. SD Kutowinangun IX , Salatiga (1997-2003)
3. SMP Kr. Satya Wacana , Salatiga (2003-2006)
4. SMAN 1 Tengaran (2006-2009)
5. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Progdi Akuntansi, Universitas
Kristen Satya Wacana, Salatiga (2009-2014)

Pengalaman Organisasi :

1. Sie. Acara DIES NATALIS KE 51 Fakultas Ekonomika dan Bisnis(2010)


2. Koord. Pubdokjin National Seminar On Accounting 2011” Penyusunan
Laporan Keuangan Berbasis SAK 2010” (2011)
3. Koord. Pubdokjin National Seminar On Accounting 2011”Penyusunan
Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP” (2011)
4. Panitia English Conversation Club(2011)
5. Sie. Pubdokjin Economic Friendly Night (2012)
6. Koord. Konsumsi Pesta Rakyat Ekonomi (2013)

42
43

Anda mungkin juga menyukai

  • Full
    Full
    Dokumen10 halaman
    Full
    Siti Ma'rifatul Laili
    Belum ada peringkat
  • Full PDF
    Full PDF
    Dokumen115 halaman
    Full PDF
    Siti Ma'rifatul Laili
    Belum ada peringkat
  • Taxi
    Taxi
    Dokumen16 halaman
    Taxi
    Siti Ma'rifatul Laili
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Triwahyuningtias PDF
    Skripsi Triwahyuningtias PDF
    Dokumen81 halaman
    Skripsi Triwahyuningtias PDF
    Siti Ma'rifatul Laili
    Belum ada peringkat
  • Full PDF
    Full PDF
    Dokumen164 halaman
    Full PDF
    Siti Ma'rifatul Laili
    Belum ada peringkat
  • Bab 25
    Bab 25
    Dokumen19 halaman
    Bab 25
    Siti Ma'rifatul Laili
    Belum ada peringkat