Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

AUDIT KEUANGAN INTERNAL DAN PEMERINTAH SERTA


AUDIT OPERASI

Dosen Pengampu:
Dhini Suryandari, M.si., Ak., Ca, Qia

Disusun Oleh :
1. Bunga Cahyani 7211416066
2. Arienda Novianne Devy 7211416144
3. Muhammad Ali Rif’an 7211416147
4. Dina Maulia 7211416201

Rombel: Akuntansi A 2016

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat serta nikmatnya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Audit Kepatuhan
dengan pembahasan Gambaran Umum , Elemen, Teknik, Pelaksanaan Dan
Kriteria Audit Kepatuhan. Audit kepatuhan merupakan suatu tinjauan atas catatan
keuangan organisasi untuk menentukan apakah organisasi tersebut telah
melaksanakan prosedurprosedur, kebjakan-kebijakan, atau peraturan yang telah
dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi. Oleh karena itu, tujuan audit kepatuhan
adalah menentukan apakah klien telah mengikuti prosedur, tata cara, serta
peraturan yang dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi tersebut. udit kepatuhan ini
dilakukan pada waktu interim audit dan dilanjutkan setelah perusahaan melakukan
penutupan buku pada akhir tahun. Audit kepatuhan juga mengumpulkan bukti-
bukti mengenai keefektifan pengendalian internal. Selain itu, audit ini juga
memeriksa ulang tiap-tiap transaksi dan saldo-saldonya untuk memenuhi
tujuantujuan audit yang berupa keakuratan, keberadaan, valuasi, dan keterjadian.
Temuan audit kepatuhan biasanya disampaikan pada seseorang di dalam
unit organisasi yang diaudit daripada disampaikan kepada pihak-pihak
diluar organisasi yang sifatnya lebih luas. Oleh karena itu penulis berharap dapat
memberikan pemahaman yang mendalam terkait Gambaran Umum , Elemen,
Teknik, Pelaksanaan Dan Kriteria Audit Kepatuhan melalui makalah ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah Gambaran Umum , Elemen, Teknik, Pelaksanaan Dan
Kriteria Audit Kepatuhan. Dalam penulisan makalah ini tentunya kami selaku
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

Semarang, 29 Agustus 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Audit Keuangan Internal.................................................................................3
2.1.1 Institute of Internal Auditor ...............................................................4
2.1.2 Hubungan Auditor Internal dan Auditor Eksternal ...........................8
2.2 Audit Keuangan Pemerintah.........................................................................10
2.2.1 Pengertian Audit Sektor Publik........................................................10
2.2.2 Audit Keuangan dan Persyaratan Pelaporan....................................12
2.2.3 Persyaratan Audit dan Pelaporan ....................................................12
2.2.4 Pedoman AICPA untuk Auditor ......................................................13
2.3 Audit Operasi.................................................................................................14
2.3.1 Perbedaan antara Audit Operasi dan Audit Keuangan ....................14
2.3.2 Efektivitas Versus Efisiensi .............................................................15
2.3.3 Hubungan antara Audit Operasi dan Pengendalian Internal ...........16
2.3.4 Jenis Audit Operasi .........................................................................16
2.3.5 Siapa yang Melaksanakan Audit Operasi ........................................17
2.3.6 Independensi dan Kompetensi Auditor Operasi ..............................19
2.3.7 Kriteria untuk Mengevaluasi Efisiensi dan Efektivitas ...................19
2.3.8 Tahap-tahap dalam Audit Operasi ...................................................20
2.3.9 Contoh Temuan Audit Operasi ........................................................21
2.4 Studi Kasus.....................................................................................................21
BAB III PENUTUP..............................................................................................28
3.1 Simpulan.........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................29

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Audit kepatuhan seringkali dinamakan sebagai audit aktivitas. Audit kepatuhan


merupakan suatu tinjauan atas catatan keuangan organisasi untuk menentukan
apakah organisasi tersebut telah melaksanakan prosedur prosedur, kebjakan-
kebijakan, atau peraturan yang telah dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi. Oleh
karena itu, tujuan audit kepatuhan adalah menentukan apakahs klien telah mengikuti
prosedur, tata cara, serta peraturan yang dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi
tersebut. Temuan audit kepatuhan biasanya disampaikan pada seseorang di dalam
unit organisasi yang diaudit daripada disampaikan kepada pihak-pihak diluar
organisasi yang sifatnya lebih luas.

Manajemen adalah pihak pertama dan utama yang menaruh perhatian pada
prosedur-prosedur dan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, audit jenis ini
sebagian besar dilaksanakan oleh auditor yang dipekerjakan pada unit organisasi itu
sendiri. Audit kepatuhan ini dilakukan pada waktu interim audit dan dilanjutkan
setelah perusahaan melakukan penutupan buku pada akhir tahun. Audit kepatuhan
juga mengumpulkan bukti-bukti mengenai keefektifan pengendalian internal. Selain
itu, audit ini juga memeriksa ulang tiap-tiap transaksi dan saldo-saldonya untuk
memenuhi tujuantujuan audit yang berupa keakuratan, keberadaan, valuasi, dan
keterjadian. Menurut Arens (2015: 13) Audit kepatuhan (compliance audit)
dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur,
aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi

Salah satu badan usaha yang menerapkan audit kepatuhan adalah bank. Bank
menerapkan audit kepatuhan pada setiap kegiatan operasionalnya, salah satunya
adalah pemberian kredit. Tujuan compliance audit untuk mengetahui apakah pihak
bank yang berwenang dalam menyalurkan kredit debitur telah mengikuti prosedur

1
dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh bank maupun bank sentral. Dengan
demikian, sistem pengendalian internal bank terselenggara dengan handal dan
efektif yang mana menjadi tanggung jawab dari pengurus dan para pejabat bank..
Akan tetapi keterbatasan yang melekat pada pengendalian internal serta
pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian
menyebabkan pengendalian internal tidak dapat memberikan keyakinan mutlak. Hal
ini disebabkan karena pengendalian internal dijalankan oleh orang dari setiap
jenjang organisasi bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir.
Berdasarkan latar belakang diatas Penulis akan menyajikan pembahasan mengenai
Gambaran Umum , Elemen, Teknik, Pelaksanaan Dan Kriteria Audit Kepatuhan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai


berikut :

1. Bagaimana Gambaran Umum Audit Kepatuhan Dan Hubungnannya Dengan


Audit Internal?

2. Apa saja Elemen Temuan Audit Kepatuhan?

3. Bagaimana Teknik Audit Kepatuhan?

4. Bagaimana Kriteria Audit Kepatuhan?

1.3 Tujuan Penulisan

Penyusunan makalah ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Gambaran Umum Audit Kepatuhan Dan Hubungannya


Dengan Audit Internal

2. Untuk mengetahui Apa saja Elemen Temuan Audit Kepatuhan

2
3. Untuk mengetahui Teknik Audit Kepatuhan

4. Untuk Mengetahui Kriteria Audit Kepatuhan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Audit Keuangan Internal

Perusahaan memperkejakan auditor internalnya untuk melakukan audit


keuangan maupun audit operasi. Selama dua dekade terakhir, peran auditor internal
telah berkembang secara dramatis,terutama karena semakin meningkatnya ukuran dan
kompleksitas banyak perusahaan. Karena auditor internal menghabiskan semua
waktunya dalam satu perusahaan, mereka memiliki lebih banyak pengetahuan mengenai
operasi dan pengendalian internal perusahaan dibandingkan dengan auditor eksternal.

Kerangka kerja praktik para professional Institute of Internal Auditor


memberikan definisi berikut mengenai audit internal:

Audit internal adalah aktivitas konsultasi dan assurance yang objektif serta independen
yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi. Hal tersebut
membantu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan yang

3
sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan efektivitas
manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola.

Auditor internal diharapkan untuk menyediakan nilai bagi organisasi melalui


efektivitas operasi yang meningkat, selain juga melakukan tanggung jawab tradisional,
seperti:

 Mereview reabilitas dan integritas informasi

 Memastikan ketaatan dengan kebijakan dan regulasi

 Menjaga aktiva (asset)

Tujuan auditor internal jauh lebihluas dari tujuan auditor eksternal, karena
menyediakan fleksibilitas bagi auditor internal untuk memenuhi kebutuhan
perusahaannya. Auditor internal tidak hanya bisa berfokus pada bidang yang berbeda,
tapi luas audit internal bisa bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Laporan
audit internal tidak terstandardisasi karena bervariasinya kebutuhan pelaporan dari
masing-masing perusahaan dan laporan tersebut tidak diandalkan oleh pemakai
eksternal

2.1.1 Institute of Internal Auditor

Pedoman professional untuk auditor internal disediakan oleh Institute of Internal


Auditors (IIA), yaitu organisasi yang serupa dengan AICPA yang menetapkan standar
praktik dan etika, menyediakan pendidikan, dan mendorong profesionalisme bagi
sekitar 175.000 anggotanya di seluruh dunia. IIA telah memainkan peran yang besar
dalam meningkatkan pengaruh audit internal. Sebagai contoh, IIA telah menetapkan
program sertifikasi yang sangat ketat yang menghasilkan perancangan Certified Internal

4
Auditor (CIA) untuk mereka yang memenuhi persyaratan pengujian dan pengalaman
spesifik.

Kerangka kerja praktik professional IIA meliputi kode etik dan IIA International
Standards for the Professional Practice of International Auditing (dikenal sebagai “Red
Book”). Semua anggota IIA dan Certifies Internal Auditor sepakat untuk mengikuti
Institute Code of Ethics, yang mengharuskan ketaatan dengan standards. Berikut prisip
etika dan peraturan perilaku dari institute of internal auditor:

Prinsip Etika

Integritas auditor internal membentuk rasa percaya sehingga memberikan dasar


Integritas
untuk kehandalan pertimbangannya.

Auditor internal menunjukkan tingkat objektivitas professional yang paling


tinggi dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan
informasi mengenai aktivitas atau proses yang sedang diperiksa. Auditor
Objektivitas
internal melakukan penilaian yang seimbang atas semua situasi yang relevan
dan dalam membentuk pertimbangan tidak terlalu dipengaruhi olehkepentingan
mereka sendiri atau oleh orang lain.

Auditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang mereka


Kerahasiaan terima dan tidak mengungkapkan informasi tanpa otoritas yang sesuai,kecuali
ada kewajiban hukum atau professional untuk melakukan hal tersebut.

Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang


Kompetensi
diperlukan dalam melaksanakan jasa audit internal.

Aturan Perilaku

5
Auditor internal:

1. Akan melaksanakan pekerjaannya dengan jujur, rajin, dan bertanggung


jawab.

2. Akan mengamati hukum dan membuat pengungkapan yang diharapkan


oleh hukum dan profesi.
Integritas
3. Tidak akan menjadi bagian dari setiap aktivitas illegal, atau terlibat
dalam tindakan yang mendiskreditkan profesi audit internal atau
organisasi.

4. Akan menghormati dan memberikan kontribusi pada tujuan sah dan


etis dari organisasi.

Auditor internal:

1. Tidak akan berpartisipasi dalam aktivitas atau hubungan apa pun yang
mungkin merusak atau dianggap merusak penilaian yang(seharusnya)
tidak bias. Partisipasi tersebut mencakup aktivitas atau hubungan yang
mungkin akan menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasi.
Objektivitas
2. Tidak akan menerima apapun yang mungkin merusak atau dianggap
akan merusak pertimbangan professional mereka.

3. Akan mengungkapkan semua fakta material yang diketahui oleh


mereka yang, jika tidak diungkapkan, dapat mengganggu pelaporan
aktivitas yang direview.

Auditor internal:

1. Akan berhati-hati dalam penggunaan dan perlindungan informasi yang


Kerahasiaan diperoleh untuk kepentingan tugas mereka.

2. Tidak akan menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau


dalam segala hal yang akan bertentangan dengan hukum atau yang akan
mengganggu tujuan sah dan etis dari organisasi.

6
Auditor internal:

1. Hanya akan terlibat dalam jasa-jasa dimana mereka memiliki


pengetahuan,keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan.

Kompetensi 2. Akan melaksanakan jasa audit internal sesuai dengan International


Standards for the Professional Practice of Internal Auditing.

3. Akan terus mengembangkan keahlian dan efektivitas serta kualitas


jasanya.

Standar Internasional untuk praktek audit internal yang professional

Standar Atribut:

 Tujuan, otoritas, dan tanggung jawab. Tujuan, otoritas, dan tanggungjawab atas
aktivitas audit internal harus didefinisikansecara formal dalam akta audit
independen, konsisten dengan Definition of internal auditing, the code of ethics,
dan standards. CAE harus secara periodic mereview akta audit internal dan
menyajikannya kepada manajemen senior serta dewan direksi untuk disetujui.

 Indenpendensi dan objektivitas. Aktivitas internal audit harus independen, dan


auditor internal harus objektif dalam melaksanankan pekerjaannya.

 Kualitas assurance dan program perbaikan. Chief Audit Executive (CAE) harus
mengembangkan dan menjaga kualitas assurance dan program perbaikan yang
meliputi semua aspek aktivitas audit internal.

Standar Kinerja:

7
 Mengelola aktivitas audit internal. Chief Audit Executive (CAE) harus
mengelola secara efektif atas audit internal untuk memastikan bahwa aktivitas
tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi.

 Sifat Pekerjaan. Aktivitas audit internal harus mengevaluasi dan memberikan


kontribusi pada perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan proses
pengendalian dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan disiplin.

 Merencanakan penugasan. Auditor internal harus mengembangkan dan


mendokumentasikan rencana untuk setiap penugasan, termasuk tujuan
penugasan, ruang lingkupnya, waktunya, dan alokasi sumber dayanya.

 Melaksanakan penugasan. Auditor internal harus mengidentifikasi,


menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi yang
mencukupi untuk mencapai tujuan penugasan.

 Mengkomunikasikan hasil. Auditor internal harus mengkomunikasikan hasil


penugasan.

 Memonitor kemajuan. Chief Audit Executive harus menetapkan dan memelihara


system untuk memonitor disposisi hasil yang dikomunikasikan kepada
manajemen.

 Mengkomunikasikan risiko yang dapat diterima. Jika Chief Audit Executive


(CAE) menyimpulkan bahwa manajemen telah menerima tingkat risiko yang
mungkin tidak dapat diterima organisasi, CAE harus mendikusikan persoalan
tersebut dengan manajemen senior. Jika CAE menentukan bahwa persoalan itu
tidak dapat terpecahkan, CAE harus melaporkan persoalan tersebut kepada
dewan.

Peran Audit Internal dalam Kepemimpinan ERM

Jika ekspektasi dewan direksi dan eksekutif senior untuk memperkuat


pengawasannya atas risiko yang muncul di perusahaan terus tumbuh, organisasi akan
mengimplementasikan proses manajemen risiko perusahaan (Enterprise Risk
Management = ERM) untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola secara lebih

8
cermat semua jenis risiko yang mungkin mempengaruhi nilai organisasi. Riset kini
menemukan bahwa lebih dari 60% organisasi yang di survey, dewan direksi
mendelegasikan pengawasan atas proses ERM manajemen kepada komite audit. Sekitar
20% organisasi yang di survey ketua eksekutif audit internal ditugaskan pada tingkat
manajemen agar memimpin proses ERM di organisasi tersebut. Pendekatan ini masuk
akal karena komite audit dan auditor internal telah menetapkan lini pelaporan dan
standar audit internal yang menggunakan pendekatan berbasis-risiko terhadap auditing.

Meskipun pembebasan tanggungjawab kepemimpinan ERM kepada audit


internal dapat diterima, hal ini menciptakan tantangan yang mungkin merusak
independensi dan objektivitas audit internal atas proses ERM. Jika audit internal
menanggung terlalu banyak tanggungjawab manajemen risiko, ini membahayakan
kemampuannya untuk menyediakan assurance independen kepada komite audit tentang
efektivitas proses ERM ditingkat manajemen.

Position Paper dari Institute of Internal Auditors, “The Role of Internal Auditing
in Enterprise – Wide Risk Manajemen,” menyoroti berbagai aktivitas terkait ERM
selama satu spectrum yang berkisar dari yang sesuai dilaksanakan audit internal hingga
yang dianggap tidak sesuai. Position Paper mengkategorisasikan berbagai tugas terkait –
ERM menjadi 3 kategori berikut:

1. Peran inti audit internal dalam konteks ERM

 Memberikan assurance mengenai proses manajemen risiko

 Memberikan assurance mengenai apakah risiko sudah dievaluasi dengan


benar

 Mengevaluasi pelaporan risiko utama

 Mereview pengelolaan risiko utama

2. Peran resmi audit internal yang memerlukan pengamanan

 Memfasilitasi identifikasi dan evaluasi risiko

9
 Melatih manajemen dalam merespon risiko

 Mengkoordinasikan aktivitas ERM

 Mengkonsolidasikan pelaporan risiko

 Mempertahankan dan mengembangkan kerangka kerja ERM

 Menjadi yang terdepan dalam penetapan ERM

 Mengembangkan strategi ERM agar disetujui dewan

3. Peran yang tidak boleh dilakukan audit internal

 Menentukan perasaan terhadap risiko

 Mencampuri proses manajemen risiko

 Assurance manajemen terhadap risiko

 Mengambil keputusan mengenai respon risiko

 Mengimplementasikan respon risiko atas nama manajemen

 Akuntabilitas manajemen risiko

2.1.2 Hubungan Auditor Internal dan Auditor Eksternal

Tanggungjawab dan pelaksanaan audit oleh auditor internal dan eksternal berda
dalam satu hal penting. Auditor internal bertanggung jawab kepada manajemen dan
dewan direksi, sedangkan auditor eksternal bertanggung jawab kepada pemakai laporan
keuangan yang mengandalkan auditor untuk menambah kredibilitas laporan
keuangannya. Namun, auditor internal dan eksternal memiliki banyak persamaan:

 Keduanya harus kompeten sebagai auditor dan tetap objektif dalam


melaksanakan perkerjaan serta melaporkan hasilnya.

10
 Keduanya mengikuti metodologi yang serupa dalam melaksanakan
audit,,termasuk perencanaan dan pelaksanaan pengujian pengendalian serta
pengujian substantive.

 Keduanya mempertimbangkan resiko dan materialitas dalam memutuskan


seberapa luas pengujiannya serta mengevaluasi hasilnya. Akan tetapi,
keputusannya mengenai materialitas dan risiko bisa jadi berbeda karena pemakai
eksternal mungkin memiliki kebutuhan yang berbeda dari manajemen atau
dewan direksi.

Auditor eksternal mengendalikan auditor internal ketika menggunakan model risiko


audit untuk menilai risiko pengendalian. Jika auditor internal efektif, auditor eksternal
dapat mengurangi secara signifikan risiko pengendalian sehingga mengurangi pengujian
substantive. Akibatnya, auditor eksternal dapat mengurangi fee –nya secara substansial
ketika klien memiliki fungsi audit internal yang dianggap baik. Auditor eksternal
umumnya mempertimbangkan auditor internal sebagai partner yang efektif jika:

 Independen dari unit operasi yang sedang dievaluasi.

 Kompeten dan terlatih dengan baik.

 Telah melaksanakan pengujian audit yang relevan terhadap pengendalian


internal dan laporan keuangan.

Standar auditing mengizinkan auditor eksternal menggunakan auditor internal


sebagai bantuan langsung dalam melakukan audit. Dengan bantuan staf audit internal
untuk melaksanakan sejumlah pengujian audit, auditor eksternal mungkin mampu
menyelesaikan audit dalam waktu singkat dan dengan biaya yang lebih rendah. Jika
auditor internal menyediakan bantuan langsung, auditor eksternal harus menilai
kompetensi dan objektivitasnya serta mengawasi dan mengevaluasi pekerjaan auditor
internal tersebut.

2.2 Audit Keuangan Pemerintah

11
2.2.1 Pengertian Audit Sektor Publik

Audit sektor publik merupakan pemeriksaan terhadap pemerintah yang


dilakukan untuk mengetahui pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas pengelolaan dana
masyarakat (publicmoney) yang bertujuan untuk membandingkan hasil pencapaian
program, fungsi atau kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi, yang


dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan, umtuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan
informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) yang bertugas melakukan
pemeriksaan atas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara sebagaimana
UU No. 15 tahun 2004 atau dikenal dengan UU Pemeriksaan Keuangan Negara.
Pemeriksaan yang menjadi tugas BPK-RI meliputi pemeriksaan atas pengelolaan
tanggung jawab mengenai keuangan negara. Pemeriksaan tersebut mencakup seluruh
unsur keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor
17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Secara garis besar, lingkup pemeriksaan
meliputi APBN, APBD, BUMN, BUMD, dan kekayaan pihak lain yang diperoleh
dengan menggunakan fasilitas pemerintah.

Auditor pemerintah regional dan pusat melakukan audit operasional, yang


seringkali menjadi bagian dalam pelaksanaan audit keuangan. Kelompok auditor
pemerintah yang paling dikenal adalah BPK, namun auditor pemerintah lainnya juga
harus melakukan audit keuangan dan operasional. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan
Daerah oleh BPK untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan
keuangan daerah telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Hasil akhir dari proses audit BPK memberikan
pendapat atau opini kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam Laporan
Keuangan Daerah. Opini merupakan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa
mengenai tingakat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang
didasarkan pada kriteria :

a. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

12
b. Kecukupan pengungkapan.

c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan

d. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern (SPI).

Ada empat jenis opini yang dapat diberikan oleh BPK, yaitu :

1. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), memuat suatu pernyataan bahwa laopran


keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan
SAP.

2. Wajar Dengan Pengecualian (WDP), memuat suatu pernyataan bahwa laporan


keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan
SAP, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.

3. Tidak Wajar (TW), memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan SAP.

4. Pernyataan Menolak Memberikan Opini atau Tidak Memberikan Pendapat (TMP)


atau menyatakan bahwa pemeriksa tidak menyatakan opini atas laporan keuangan.

Pemeriksaan keuangan negara adalah meliputi pemeriksaan atas pengelolaan


keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara. Pemeriksaan
keuangan negara mencakup beberapa pemeriksaan, yaitu :

a. Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan. Pemeriksaan


keuangan tersebut bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai
(reasonable assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.

b. Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang


terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta aspek efektivitas. Dalam
melakukan pemeriksaan kinerja, pemeriksa juga menguji kepatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan serta pengendalian intern.

13
c. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu bertujuan untuk memberikan simpulan atas
suatu hal yang diperiksa. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu dapat bersifat:
eksaminasi (examination), reviu (review), atau prosedur yang disepakati (agreed-
upon procedures). Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputi antara lain
pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang keuangan, pemeriksaan investigatif, dan
pemeriksaan atas sitem pengendalian intern.

2.2.2 Audit Keuangan dan Persyaratan Pelaporan – Yellow Book

Standar audit keuangan dari Yellow Book yang konsisten dengan 10 standar
audit yang diterima secara umum dari AICPA, dan juga memuat pedoman tambahan
yang ekstensif, diantaranya penambahan dan modifikasi berikut :

a. Materialitas dan signifikansi. Yellow Book mengakui bahwa dalam audit


pemerintah batas ambang risiko audit yang dapat diterima dan materialitas yang
lebih rendah dari audit perusahaan komersial.

b. Pengendalian kualitas. KAP dan organisasi lain yang mengaudit entitas pemerintah
sesuai dengan Yellow Book harus memiliki suatu sistem pengendalian kualitas
internal yang memadai dan berpartisipasi dalam program kaji ulang pengendalian
kualitas eksternal.

c. Audit ketaatan (compliance). Audit harus dirancang untuk memberikan keyakinan


yang memadai dalam mendeteksi salah saji material yang diakibatkan oleh
ketidaktaatan terhadap provisi dari kontrak atau kesepakatan bantuan yang
memiliki dampak material dan langsung terhadap laporan keuangan.

d. Pelaporan. Laporan audit harus menyatakan bahwa audit telat dibuat sesuai dengan
standar audit pemerintah yang diterima secara umum (GAGAS).

2.2.3 Persyaratan Audit dan Pelaporan – Single Audit Act dan OMB Circular A-133

Sebelum tahun 1980, setiap agen pendanaan federal memiliki persyaratan


auditnya sendiri. Sebagai akibatnya, para penerima dana federal lebih dari satu agensi
harus menjalani audit yang berganda. Hal ini disederhanakan pada tahun 1984 dengan

14
dikeluarkannya Single Audit Act, yang disediakan bagi suatu audit tunggal terkoordinasi
untuk memenuhi persyaratan audit dari semua agen federal.

Persyaratan Audit

Single Audit Act seperti yang diamandemenkan dan OMB Circular A-133 (disini
disebut secara kolektif sebagai Act) berisi persyaratan bagi lingkup audit, termasuk
diantaranya sebagai berikut :

a. Audit harus sesuai dengan GAGAS.

b. Audit harus memperoleh pemahaman mengenai pengendalian internal atas program


federal yang cukup untuk mendukung tingkat risiko pengendalian yang terukur
untuk program utama.

c. Auditor harus menentukan apakah klien telah mentaati hukum, peraturan, dan
provisi dari kontrak atau kesepakatan hadiah yang mungkin berdampak langsung
dan material terhadap masing-masing program utama tersebut.

Contoh-contoh tujuan ketaatan yang spesifik, diantaranya sebagai berikut :

a. Apakah jumlah yang dilaporkan sebagai pengeluaran merupakan jasa yang


diizinkan.

b. Apakah catatan menunjukkan bahwa mereka yang menerima jasa atau manfaat
memang berhak menerimanya.

c. Apakah persyaratan penandingan (matching) (dimana unit pemerintah ditandingkan


dengan dana federal), tingkat usaha, dan keterbatasannya telah dipenuhi.

Persyaratan Pelaporan

Laporan berikut diwajibkan menurut OMB Circular A-133 :

a. Opini mengenai apakah laporan keuangan telah sesuai dengan GAAP.

b. Opini mengenai apakah skedul imbalan federal disajikan secara wajar dalam semua
hal yang material terkait dengan laporan keuangan secara keseluruhan.

15
c. Laporan tentang pengendalian internal yang berhubungan dengan laporan keuangan
dan program utama.

d. Laporan tentang ketaatan dengan hukum, regulasi, dan provisi kontrak atau
kesepakatan bantuan, di mana ketidaktaatan bisa memiliki dampak yang material
terhadap laporan keuangan. Laporan ini dapat digabung dengan laporan mengenai
pengendalian internal.

e. Skedul temuan dan biaya yang dipertanyakan.

2.2.4 Pedoman AICPA untuk Auditor

Auditor yang melakukan audit pemerintah seringkali mendapati bahwa audit itu
sangat kompleks. Auditor harus familiar baik dengan standar auditing maupun
serangkaian dokumen audit pemerintahan, hukum, dan regulasi. Oleh karena itu,
langkah pertama dalam menyiapkan penugasan semacam itu adalah mengekstensifkan
pengembangan profesional. Dua sumber yang relevan dari pedoman audit AICPA,
sebagai berikut :

a. Government Auditing Standards and Circular A-133 Audits

b. Compliance Auditing Considerations in Audits of Governmental Entities and


Recipients of Governmental Financial Assistance.

2.3 Audit Operasi

Audit Operasional adalah proses yang sistematis untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas kegiatan suatu organisasi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut, dan keekonomisan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian
manjemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat atas hasil-hasil evaluasi
tersebut beserta rekomendasi untuk perbaikan.

 Proses yang sistematis dalam audit operasional menyangkut serangkaian langkah


atau prosedur yang logis, terstruktur, dan terorganisasi.

 Aspek ini meliputiperencanaan yang baik, serta perolehan dan evaluasi secara
objektif bukti yang berkaitan dengan aktivitas yang diaudit.

16
 Mengevaluasi operasi organisasi Evaluasi atas operasi ini harus didasarkan pada
beberapa kriteria yang ditetapkan dan disepakati.

Konsep Audit Operasional

 Audit kinerja yang meliputi audit ekonomi, efisiensi dan efektifitaspada


dasarnya merupakan perluasan dari audit konvensional (conventional audit)
yang biasanya disebut sebagai special audit .

 Audit operasional pada umumnya dipahami sebagai penyelesaian atas masalah


efisiensi dan afektifitas, karena pengujian terhadap efektifitas pengendalian
intern oleh auditor intern merupakan bagian dari audit operasional jika tujuannya
adalah membantu perusahaan menjalankan kegiatan usahanya supaya lebih
efektif dan efisien.

2.3.1 Perbedaan antara Audit Operasi dan Audit Keuangan

Tiga perbedaan terbesar antara audit operasi dan audit keuangan adalah tujuan
dari audit,distribusi laporan, dan dimasukkannya bidang nonkeuangan dalam audit
operasi:

 Tujuan Audit

Audit keuangan menekankan apakah informasi historis dicatat dengan


benar,sedangkan audit operasi menekankan efektivitas dan efisiensi. Audit
keuangan berorientasi pada masa lalu, audit operasi berfokus pada perbaikan
kinerja pada masa mendatang.

 Distribusi Laporan

 Laporan audit keuangan umumnya didistribusikan pada pemakai


laporankeuangan eksternal, sementara laporan audit operasi ditujukan terutama
untuk manajemen. Distribusi yang luas dari laporan audit keuangan memerlukan
struktur yang terdefinisi dengan baik dan penggunaan kata - kata. Distribusi

17
terbatas dari laporan operasi dan
sifat berbeda dari audit efisiensi dan efektivitas memungkinkan laporan audit op
erasi sangat bervariasi, tergantung pada auditornya.

 Dimasukkannya Bidang Nonkeuangan

Audit keuangan terbatas pada persoalan yang secara langsung mempengaruhi


kewajaran dari penyajian laporan keuangan, sementara auditoperasi meliputi
setiap aspek dari efisiensi dan efektivitas dalam suatu organisasi.

2.3.2 Efektivitas Versus Efisiensi

Efektivitas Versus Efisiensi Secara umum, efetivitas merujuk pada pemenuhan


tujuan. Efisiensi merujuk pada penentuansumber daya yang digunakan untuk mencapai
tujuan tersebut

Jenis Ketidakefisiensian contoh

Penawaran untuk pembelian bahan baku tidak


Tingginya biaya akuisisi barang dan jasa
dituntut

Tidak tersedianya bahan baku untuk produksi Seluruh jalur perakitan terpaksadiberhentikan
ketika diperlukan karena bahan bakuyang diperlukan belum dipesan
Terjadinya penggandaan usaha olehkaryawan Catatan produksi yang identikdisimpan baik oleh
departemenakuntansi maupun produksi karenamereka
Dilakukannya pekerjaan tidak relevan Salinan faktur vendor dan laporan penerimaan
dikirimkan ke produksidimana mereka diarsip
Terlalu banyaknya jumlah karyawan Pekerjaan kantor dapat dilakukansecara efektif
dengan lebih sedikitasisten administrasi3

2.3.3 Hubungan Antara Audit Operasi dan Pengendalian Internal

Tiga pemikiran yang pentuk untuk membuat pengendalian internal yang baik:

1. Keandalan laporan keuangan

2. Efisiensi dan efektivitas operasi

18
3. Ketaatan dengan hukum dan peraturan yang ada

Tujuan dari audit pengendalian internal adalah mengevaluasi efisiensi dan


efektivitasdan membuat rekomendasi untuk manajemen. Sebaliknya, evaluasi
pengendalian internaluntuk audit keuangan memiliki dua tujuan utama: menentukan
luas dari pengujian auditsubstantif uang diperlukan dan melaporkan efektivitas
pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan untuk perusahaan publik

Lingkup audit operasi berkenaan dengan setiap pengendalian yang


mempengaruhiefisiensi atau efektivitas, sedangkan lingkup dari evaluasi pengendalian
internal untuk auditkeuangan terbatas pada efektivitas pengendalian internal atas
pelaporan keuangan dandampaknya terhadap pennyajian yang wajar dari laporan
keuangan.

2.3.4 Jenis Audit Operasi

 Audit Fungsional

berkaitan dengan satu atau lebih dari fungsi dalam


suatu organisasi. Auditfungsional memiliki keuntungan dari mengijinkan
spesialisasi oleh auditor. Auditor tertentudalam staf audit internal
dapat mengembangkan keahlian yang tinggi dalam suatu bidang.

 Audit Organisasi

menekankan pada seberapa edisien dan efektif fungsi - fungsi


organisasi berinteraksi. Rencana organisasi dan metode untuk mengoordinasikan
aktivitas - aktivitasmerupakan hal yang penting bagi jenis audit semacam ini.

 Penugasan Khusus

19
muncul atas permintaan manajemen untuk berbagai jenis audit,
sepertimenentukan penyebab dari sistem teknologi informasi yang tidak efektif,
dll.

2.3.5 Siapa yang Melaksanakan Audit Operasi

 Auditor Internal

Auditor internal berada dalam posisi yang sedemikian unik untuk melaksanakan
audit operasi sehingga ada sejumlah orang yang menggunakan istilah
auditinternal dan audit operasi secara bergantian. Akan tetapi, tidaklah tepat
untukmenyimpulkan bahwa semua audit operasi dilakukan oleh auditor internal
atau bahwa auditor internal hanya melakukan audit operasi. Banyak departemen
audit internal melakukan baik audit operasimaupun audit audit keuangan, sering
kali secara simultan.

 Auditor Pemerintah

berbagai auditor pemerintah federal dan negara bagian melaksanakan auditor


operasi, sering kali sebagai bahan dalam melakukan audit keuangan. Yellow
Book mendefinisikan dan menetapkan standar untuk audit kinerja, pada intinya
sama dengan auditoperasi. Audit kinerja memasukkan hal - hal berikut:

1. Audit ekonomi dan efisiensi. Tujuan dari audit ekonomi dan efisiensi adalah
untukmenentukan:

A. Apakah entitas mengakuisisi, melindungi, dan menggunakan sumber


dayanyasecara ekonomis dan efisien2.

B. Penyebab dari praktik - praktik yang tidak efisien atau tidak ekonomis3.

C. Apakah entitas telah menaati hukum dan peraturan berkenaan


dengan persoalan ekonomi dan efisiensi

20
2. Audit program. Tujuan dari audit program adalah untuk menentukuan.

A. Sejauh mana hasil yang diinginkan atau manfaat yang didapatkan dari
aturanatau badan otorisasi lain telah tercapai.

B. Efektivitas dari organisasi, program, aktivitas, atau fungsi.

C. Apakah entitas telah menaati hukum dan peraturan yang dapat


diterapkandalam program

Kantor Akuntan Publik Ketika kantor akuntan publik melakukan audit terhadap laporan
keuangan, bagian dari pekerjaan audit ini sering kali terdiri dari pengidentifikasian
masalahoperasi dan pembuatan rekomendasi yang bisa menguntungkan klien
audit.Latar belakang pengetahuan mengenai bisnis klien, yang harus diperoleh auditor
eksternalketika melaksanakan suatu audit, sering kali memberikan informasi yang
bermanfaatdalam pencarian rekomendasi operasi. Auditor yang memiliki latar belakang
bisnis yang luas dan pengalaman bisnis yang serupa lebih mungkin bersikap lebih
efektif dalam memberikanrekomendasi operasi yang relevan untuk klien ketimbang
auditor lainnya.Biasanya, manajemen menugaskan kantor akuntan untuk audit tersebut
hanyaketika perusahaan tidak memiliki staf audit internal atau jika staf audit internal ku
rang memilikikeahlian dalam bidang tersebut.

Audit Operasional Vs Financial Audit

 Tiga perbedaan audit utama antar audit operasional dan audit keuangan:

1. Tujuan audit,

2. Laporan Audit, dan

3. Dimasukannya bidang non-keuangan kedalam bidang audit operasional.

 Hasil Financial Audit adalah berupa pendapat (opini) auditor secara independen
dan obyektif tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan kriteria standar
yang telah ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi perbaikan.

21
 Sedangkan dalam audit kinerja, tidak hanya memberikan kesimpulan mengenai
atau berdasarkan tahapan audit yang telah dilakukan, akan tetapi juga dilengkapi
dengan rekomendasi untuk perbaikan dimasa mendatang.

2.3.6 Independensi dan kompetensi dalam auditor operasi

Dua kualitas utama dalam auditor operasi adalah independensi dan kompetensi.
Independensi jarang merupakan masalah bagi kantor akuntan publik karena mereka tidak
dipekerjakan oleh perusahaan yang mereka audit. Tanggung jawab auditor operasi juga dapat
mempengaruhi independensi mereka. Auditor seharusnya tidak bertanggung jawab terhadap
fungsi operasi dalam suatu perusahaan untuk memperbaiki kekurangan ketika operasi tidak
berjalan efektif. Kompetensi juga diperlukan untuk menentukan penyebab dari masalah operasi
untuk membuat rekomendasi yang tepat.

2.3.7 Kriteria untuk mengevaluasi efesiensi dan efektifitas

Tantangan utama dalam audit operasi dalam pemilihan kriteria spesifik untuk
mengevaluasiteah terdapat atau tidaknya efesiensi dan efektifitas. Untuk menetapkan kriteria
bagi audit operasi, auditor dapat mendefinisikan tujuan untukmenentukan apakah beberapa
aspek dari entitas dapat dijadikan lebih efektif atau lebih efesien.

Untuk mengembangkan kriteria evaluasi yang spesifik, auditor operasi dapat


menggunakan beberapa sumber yaitu :

1. Kriteria historis

Kriteria dapat didasarkan pada hasil aktual dari periode sebelumnya. Dengan
menggunakan kriteria tersebut, auditor dapat menentukan apakah segala sesuatu
telah menjadi lebih baik atau lebih buruk dalam perbandingan.

2. Benchmarking

Entitas didalam atau diluar organisasi klien mungkin secara memadai serupa
dengan organisasi klien sehingga auditor dapat menggunakan hasil operasi
mereka sebagai kriteria.

22
3. Standar teknik

Hal yang mungkin bagi beberapa penugasan, untuk mengebangkan


kriteria berdasarkan standar teknik. Standar dapat dikembangkan oleh kelompo
k industri untuk digunakan oleh semua anggota mereka.

4. Diskusi dan kesempatan

Kriteria yang objektif sulit diperoleh atau mahal harganya dan paling baik
dikembangkan melalui diskusi dan kesempatan. Pihak yang terlibat seharusnya
memasukkan manajemen dari entitas yang akan diaudit, auditor operasi, dan
entitasatau orang kepada siapa temuan akan dilaporkan.

2.3.8. Tahap tahap dalam audit operasi

Ada tiga tahap :

1. Perencanaan

Perencanaan untuk audit operasi sama dengan perencanaan untuk laporan


keuanganhistoris. Hal hal yang penting unuk dilakukan dalam tahap ini yaitu :

A. Menempatkan staf untuk penugasan dengan benar

B. Memperoleh informasi latar belakang mengenai unit organisasi

C. Memahami pengendalian internal

D. Memutuskan bukti yang sesuai untuk diakumulasi

Perbedaan utama antara perencanaan audit operasi dengan audit


keuangan adalahkeragaman yang tercipta dari kedalam audit operasi yang sering
kali menyulitkan kitauntuk memutuskan tujuan spesifik. Auditor memilih tujuan
berdasarkan kriteria yangdikembangkan untuk penugasan, bergantung pada
situasi spesifik yanga ada. Auditoperasi menuntut auditor menghabiskan lebih

23
banyak waktu dengan pihak yang terkaituntuk menyepakati syarat-syarat dari
penugasan dan kriteria untuk evaluasi.

2. Akumulasi dan evaluasi bukti

Pengendalian internal dan prosedur operasional merupakan bagian yang penting


dariaudit operasi, merupakan hal yang umum untuk menggunakan dokumentasi,
pengajuan pertanyaan,prosedur analitis dan pengamatan secara efektif. Untuk m
endapatkan gambaran mengenai akumulasi bukti dalam audit operasi, tinjau
kembali contoh dariagen yang mengevaluasi kemanan elevator disuatu kota. ]

3. Pelaporan dan tindak lanjutDua perbedaan utama dalam laporan audit keuangan
dan audit operasi mempengaruhilaporan audit operasi :

A. Dalam audit operasi, laporan biasanya hanya dikirimkan kepada


manajemendengan salinan untuk unit yang sedang diaudit.

B. Keragaman dari audit operasi mengharuskan penyeragaman dari setiap


laporanuntuk mengatasi lingkup, temuan dan rekomendasi audit.Auditor
operasi sering kali memerlukan durasi waktu yang signifikan
untukmengkomunikasikan secara jelas temuan dan rekomendasi audit.

2.3.9 Contoh dari Temuan Audit Operasi

Suatu auditor internal mengkaji ulang efesiensi dan efektivitas dari jasa
pembersihan yang dibentuk oleh karyawan Negara bagian untuk bangunan di kompleks
pusat Negara bagian. Audit tersebut mengungkap jauh lebih tingginya biaya jasa
pembersihan jika dibandingkan dengan jasa serupa yang dilakukan oleh perusahaan
pembersihan luar. Di samping itu, auditor menemukan banyak tugas pembersihan tidak
diselesaikan seperti yang diminta, hanya menghasilkan kualitas yang tidak dapat
diterima.

24
2.4 Studi Kasus

EVALUASI AUDIT INTERNAL TERHADAP


EFEKTIVITAS KAS PADA PT BINTANG
SELATAN AGUNG PALEMBANG

Ricky Bernandes (smile_ky@rocketmail.com)

Rika Kharlina (rikachan@stmik-mdp.net)

Akuntansi S1

STIE MDP

Perusahaan dalam memperkerjakan auditor internalnya tidak lain untuk


melakukan audit keuangan maupun audit operasi dalam perusahannya. Namun
diperusahaan lainnya seorang auditor internal dapat berfungsi sebagai konsultan
yang berfokus pada rekomendasi yang bisa memperbaiki kinerja organisasi.
Dalam studi kasus yang kelompok kami dapatkan mengenai peran audit internal
dalam memeriksa dan mengevaluasi kefektifitasan kas pada suatu perusahaan.
Studi kasus ini kami ambil dari hasil paper karya Ricky Bernandes dan Rika
Kharlina dari STIE MDP yang berjudul “ Evaluasi Audit Internal Terhadap
Efektivitas Kas Pada PT Bintang Selatan Agung Palembang”.

Metodologi penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif, yang


mana metode analisis yang menggambarkan/menguraikan sifat objek yang
diteliti dengan cara mencatat, mengklasifikasikan serta menguraikan dan
melakukan analisis data yang dikumpulkan sehingga dapat diambil suatu
kesimpulan yang bersifat kualitatif dengan mendasarkan pada teori-teori yang
berhubungan dengan pendapatan dan beban. Objek penelitian yang digunakan
adalah perusahaan PT Bintang Selatan Agung terutama di bagian keuangan.
Sedangkan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah bagian keuangan

25
perusahaan PT Bintang Selatan Agung Palembang. Peneliti menggunakan data
primer berupa wawancara dan observasi, serta menggunakan data sekunder
berupa dokumentasi dari buku penelitian sebelumnya serta dokumentasi
laporan keuangan PT Bintang Selatan Agung. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah teknik observasi langsung, wawancara terbuka dan
dokumentasi dari informasi PT Bintang Selatan Agung Palembang.

HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian yang dipaparkan hasil karya Ricky Bernandes dan Rika
Kharlina dari STIE MDP dalam studi kasus di PT Bintang Selatan Agung adalah
sebagai berikut :

1. Kompetensi Auditor Internal PT Bintang Selatan Agung


Dalam perusahaan PT Bintang Selatan Agung untuk menjadi seorang
auditor terdapat persyaratan yang harus dipenuhi yaitu harus berjiwa kompeten
yang mana harus memiliki keahlian di bidang auditing, hokum, TI, maupun
pajak dan mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bidangnya.

2. Kedudukan Auditor Internal di PT Bintang Selatan Agung


Dalam struktur organisasi auditor internal sudah independen. Dilihat dari
kedudukan auditor internal si perusahaan PT Bintang Selatan Agung berada
dibawah Direktur utama, dengan kata lain bahwa auditor internal mempunyai
tanggungjawab dalam semua bagian yang diauditnya. Sehingga auditor internal
tidak dibawah tekanan dari semua divisi yang ada melainkan dibawah
pengawasan langsung oleh direktur utama.

3. Prosedur Pengeluaran dan Penerimaan Kas dan Penerimaan Kas


Prosedur pengeluaran kas yang terjadi di PT Bintang Selatan Agun antara lain :
a. Pemohon membuat permintaan pengeluaran kas (cash request) lalu
diajukan ke bagian keuangan dan pembukuan
b. Bagian keuangan dan pembukuan menganalisa cash request apakah
apakah layak untuk diterima sebagai pengeluaran.
c. Cash request diterima kasir dan bagian pembukuan mencatat ke dalam
buku kas.
Prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai sebagai berikut :
a. Pembelian memesan barang secara langsung di bagian penjualan
b. Bagian kasir menerima pembayaran dari pembeli

26
c. Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman utuk menyerahkan
barang kepada pembeli
d. Bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli
e. Bagian kasir menyetor kas yang diterima ke bank
f. Bagian pembukuan mencatat penerimaan kas.

4. Aktivitas Auditor Internal pad akas PT Bintang Selatan Agung


Aktivitas auditor dalam melakukan fungsinya adalah audit khusus
yang dilakukan per periode dengan waktu satu tahun dlakukannya audit.

5. Temuan dan Rekomendasi


Tabel 1. Tabel Temuan dan Rekomendasi Audit

6. Data Kas Setelah dan Sebelum diaudit


Tabel 2. Tabel Kas Tahun 2011 Sebelum Audit

27
Tabel 3. Tabel Kas Tahun 2011 Setelah diaudit

Dapat dilihat data kas pada tabel diatas bahwa kas sebelum diaudit
mempunyai total sebesar 1.677.137.821 lebih rendah dibandingkan dengan
setelah dilakukannya audit yaitu sebesar 1.677.137.821. hal ini berarti bahwa
kas menjadi tidak efektif karena data kas pada laporan keuanagn menjadi
tidak akurat dan tidak sesuai prosedur dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

PEMBAHASAN

28
1. Penentuan Risiko
Auditor internal PT Bintang Selatan Agung melakukan
pemahaman dengan memeriksa laporan keuangan terutama kas dengan
wewenang yang telah diberikan oleh perusahaan. Dari hasil pemeriksaan,
tim auditor dapat menentukan apabila terjadi penyimpangan.

2. Tahapan Perencanaan Audit

Perusahaan melakukan audit pada pertengahan bulan sebelumnya


dan mengkoordinasikan kepada pihak pemegang keuangan dan kepala
devisi SDM. Sehingga proses pengauditan tidak mengganggu proses
operasi perusahaan. Kemudian auditor membuat program audit dan
auditor membuat rencana audit.

3. Tahap Pegujian dan Pengevaluasian Informasi


Prosedur-prosedur yang dilakukan auditor dalam pemeriksaan terhadap
kas yaitu :
1). Perhitungan fisik kas, hal ini agar staff dapat mengetahui keberaan
fisik kas
2). Perhitungan mundur ke posisi tutup buku, untuk memastikan apakah
benar keberadaan fisik kas sesuai dengan yang ada di saldo buku.
3). Berita acara pemeriksaan kas, auditor membuat berita acara
pemeriksaan kas yang ditandatangani oleh kasir dan juga
ditandatangani oleh auditor selaku pemeriksa terhadap kas.

4. Penyampaian Hasil Pemeriksaan


Tahap ini auditor internal membuat sebuah laporan yang
berbentuk kertas. Dalam kertas kerja disebutkan bahwa jumlah yang
mengaudit yaitu 10 orang, bagian yang diaudit yaitu bagian keuangan
kemudian disusul dengan audit operasional.

5 Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan


Mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran yang ada dalam
dokumentasi dan menyimpannya dengan baik, sehingga pada saat

29
pemeriksaan tidak ada lagi bukti pengeluaran yang hilang dan setiap
pengeluaran dapat dibuktikan kebenarannya.

6 Temuan dan Rekomendasi

30
Tabel 4. Tabel Temuan dan Rekomendasi Audit

31
32
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan kajian studi literatur dari buku, dan studi kasus dalam penyusunan
makalah ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Audit internal adalah aktivitas konsultasi dan assurance yang objektif serta
independen yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi
organisasi. Hal tersebut membantu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan
melakukan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta
meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata
kelola.
2. Audit sektor publik merupakan pemeriksaan terhadap pemerintah yang
dilakukan untuk mengetahui pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas
pengelolaan dana masyarakat (publicmoney) yang bertujuan untuk
membandingkan hasil pencapaian program, fungsi atau kegiatan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Audit Operasional adalah proses yang sistematis untuk mengevaluasi efisiensi


dan efektivitas kegiatan suatu organisasi dalam prosesnya untuk mencapai
tujuan organisasi tersebut, dan keekonomisan operasi organisasi yang berada
dalam pengendalian manjemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat
atas hasil-hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi untuk perbaikan.

33
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2014. Auditing & Jasa Assurance.
Jakarta: Erlangga.

Bernandes Ricky dan Rika Kharlina. Evaluasi Audit Internal Terhadap Efektivitas Kas
Pada PT Bintang Selatan Agung Palembang. STIE MDP: 1-10

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Perntayataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No. 1 2007. Penyajian Laporan


Keuangan

Tuanakotta, T.M. 2015. Audit Kontemporer. Penerbit Salemba Empat.

Ulum, Ihayatul. 2009.Audit Sektor Publik Suatu Pengantar, Jakarta: Bumi Aksara

34
Undang-undang No.15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara.

35

Anda mungkin juga menyukai

  • Full
    Full
    Dokumen10 halaman
    Full
    Siti Ma'rifatul Laili
    Belum ada peringkat
  • Full PDF
    Full PDF
    Dokumen115 halaman
    Full PDF
    Siti Ma'rifatul Laili
    Belum ada peringkat
  • Taxi
    Taxi
    Dokumen16 halaman
    Taxi
    Siti Ma'rifatul Laili
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Triwahyuningtias PDF
    Skripsi Triwahyuningtias PDF
    Dokumen81 halaman
    Skripsi Triwahyuningtias PDF
    Siti Ma'rifatul Laili
    Belum ada peringkat
  • Full PDF
    Full PDF
    Dokumen164 halaman
    Full PDF
    Siti Ma'rifatul Laili
    Belum ada peringkat
  • Bab 25
    Bab 25
    Dokumen19 halaman
    Bab 25
    Siti Ma'rifatul Laili
    Belum ada peringkat