Dosen Pengampu:
Dhini Suryandari, M.si., Ak., Ca, Qia
Disusun Oleh :
1. Bunga Cahyani 7211416066
2. Arienda Novianne Devy 7211416144
3. Muhammad Ali Rif’an 7211416147
4. Dina Maulia 7211416201
Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat serta nikmatnya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Audit Kepatuhan
dengan pembahasan Gambaran Umum , Elemen, Teknik, Pelaksanaan Dan
Kriteria Audit Kepatuhan. Audit kepatuhan merupakan suatu tinjauan atas catatan
keuangan organisasi untuk menentukan apakah organisasi tersebut telah
melaksanakan prosedurprosedur, kebjakan-kebijakan, atau peraturan yang telah
dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi. Oleh karena itu, tujuan audit kepatuhan
adalah menentukan apakah klien telah mengikuti prosedur, tata cara, serta
peraturan yang dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi tersebut. udit kepatuhan ini
dilakukan pada waktu interim audit dan dilanjutkan setelah perusahaan melakukan
penutupan buku pada akhir tahun. Audit kepatuhan juga mengumpulkan bukti-
bukti mengenai keefektifan pengendalian internal. Selain itu, audit ini juga
memeriksa ulang tiap-tiap transaksi dan saldo-saldonya untuk memenuhi
tujuantujuan audit yang berupa keakuratan, keberadaan, valuasi, dan keterjadian.
Temuan audit kepatuhan biasanya disampaikan pada seseorang di dalam
unit organisasi yang diaudit daripada disampaikan kepada pihak-pihak
diluar organisasi yang sifatnya lebih luas. Oleh karena itu penulis berharap dapat
memberikan pemahaman yang mendalam terkait Gambaran Umum , Elemen,
Teknik, Pelaksanaan Dan Kriteria Audit Kepatuhan melalui makalah ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah Gambaran Umum , Elemen, Teknik, Pelaksanaan Dan
Kriteria Audit Kepatuhan. Dalam penulisan makalah ini tentunya kami selaku
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Audit Keuangan Internal.................................................................................3
2.1.1 Institute of Internal Auditor ...............................................................4
2.1.2 Hubungan Auditor Internal dan Auditor Eksternal ...........................8
2.2 Audit Keuangan Pemerintah.........................................................................10
2.2.1 Pengertian Audit Sektor Publik........................................................10
2.2.2 Audit Keuangan dan Persyaratan Pelaporan....................................12
2.2.3 Persyaratan Audit dan Pelaporan ....................................................12
2.2.4 Pedoman AICPA untuk Auditor ......................................................13
2.3 Audit Operasi.................................................................................................14
2.3.1 Perbedaan antara Audit Operasi dan Audit Keuangan ....................14
2.3.2 Efektivitas Versus Efisiensi .............................................................15
2.3.3 Hubungan antara Audit Operasi dan Pengendalian Internal ...........16
2.3.4 Jenis Audit Operasi .........................................................................16
2.3.5 Siapa yang Melaksanakan Audit Operasi ........................................17
2.3.6 Independensi dan Kompetensi Auditor Operasi ..............................19
2.3.7 Kriteria untuk Mengevaluasi Efisiensi dan Efektivitas ...................19
2.3.8 Tahap-tahap dalam Audit Operasi ...................................................20
2.3.9 Contoh Temuan Audit Operasi ........................................................21
2.4 Studi Kasus.....................................................................................................21
BAB III PENUTUP..............................................................................................28
3.1 Simpulan.........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................29
3
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen adalah pihak pertama dan utama yang menaruh perhatian pada
prosedur-prosedur dan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, audit jenis ini
sebagian besar dilaksanakan oleh auditor yang dipekerjakan pada unit organisasi itu
sendiri. Audit kepatuhan ini dilakukan pada waktu interim audit dan dilanjutkan
setelah perusahaan melakukan penutupan buku pada akhir tahun. Audit kepatuhan
juga mengumpulkan bukti-bukti mengenai keefektifan pengendalian internal. Selain
itu, audit ini juga memeriksa ulang tiap-tiap transaksi dan saldo-saldonya untuk
memenuhi tujuantujuan audit yang berupa keakuratan, keberadaan, valuasi, dan
keterjadian. Menurut Arens (2015: 13) Audit kepatuhan (compliance audit)
dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur,
aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi
Salah satu badan usaha yang menerapkan audit kepatuhan adalah bank. Bank
menerapkan audit kepatuhan pada setiap kegiatan operasionalnya, salah satunya
adalah pemberian kredit. Tujuan compliance audit untuk mengetahui apakah pihak
bank yang berwenang dalam menyalurkan kredit debitur telah mengikuti prosedur
1
dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh bank maupun bank sentral. Dengan
demikian, sistem pengendalian internal bank terselenggara dengan handal dan
efektif yang mana menjadi tanggung jawab dari pengurus dan para pejabat bank..
Akan tetapi keterbatasan yang melekat pada pengendalian internal serta
pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian
menyebabkan pengendalian internal tidak dapat memberikan keyakinan mutlak. Hal
ini disebabkan karena pengendalian internal dijalankan oleh orang dari setiap
jenjang organisasi bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir.
Berdasarkan latar belakang diatas Penulis akan menyajikan pembahasan mengenai
Gambaran Umum , Elemen, Teknik, Pelaksanaan Dan Kriteria Audit Kepatuhan.
2
3. Untuk mengetahui Teknik Audit Kepatuhan
BAB II
PEMBAHASAN
Audit internal adalah aktivitas konsultasi dan assurance yang objektif serta independen
yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi. Hal tersebut
membantu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan yang
3
sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan efektivitas
manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola.
Tujuan auditor internal jauh lebihluas dari tujuan auditor eksternal, karena
menyediakan fleksibilitas bagi auditor internal untuk memenuhi kebutuhan
perusahaannya. Auditor internal tidak hanya bisa berfokus pada bidang yang berbeda,
tapi luas audit internal bisa bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Laporan
audit internal tidak terstandardisasi karena bervariasinya kebutuhan pelaporan dari
masing-masing perusahaan dan laporan tersebut tidak diandalkan oleh pemakai
eksternal
4
Auditor (CIA) untuk mereka yang memenuhi persyaratan pengujian dan pengalaman
spesifik.
Kerangka kerja praktik professional IIA meliputi kode etik dan IIA International
Standards for the Professional Practice of International Auditing (dikenal sebagai “Red
Book”). Semua anggota IIA dan Certifies Internal Auditor sepakat untuk mengikuti
Institute Code of Ethics, yang mengharuskan ketaatan dengan standards. Berikut prisip
etika dan peraturan perilaku dari institute of internal auditor:
Prinsip Etika
Aturan Perilaku
5
Auditor internal:
Auditor internal:
1. Tidak akan berpartisipasi dalam aktivitas atau hubungan apa pun yang
mungkin merusak atau dianggap merusak penilaian yang(seharusnya)
tidak bias. Partisipasi tersebut mencakup aktivitas atau hubungan yang
mungkin akan menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasi.
Objektivitas
2. Tidak akan menerima apapun yang mungkin merusak atau dianggap
akan merusak pertimbangan professional mereka.
Auditor internal:
6
Auditor internal:
Standar Atribut:
Tujuan, otoritas, dan tanggung jawab. Tujuan, otoritas, dan tanggungjawab atas
aktivitas audit internal harus didefinisikansecara formal dalam akta audit
independen, konsisten dengan Definition of internal auditing, the code of ethics,
dan standards. CAE harus secara periodic mereview akta audit internal dan
menyajikannya kepada manajemen senior serta dewan direksi untuk disetujui.
Kualitas assurance dan program perbaikan. Chief Audit Executive (CAE) harus
mengembangkan dan menjaga kualitas assurance dan program perbaikan yang
meliputi semua aspek aktivitas audit internal.
Standar Kinerja:
7
Mengelola aktivitas audit internal. Chief Audit Executive (CAE) harus
mengelola secara efektif atas audit internal untuk memastikan bahwa aktivitas
tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi.
8
cermat semua jenis risiko yang mungkin mempengaruhi nilai organisasi. Riset kini
menemukan bahwa lebih dari 60% organisasi yang di survey, dewan direksi
mendelegasikan pengawasan atas proses ERM manajemen kepada komite audit. Sekitar
20% organisasi yang di survey ketua eksekutif audit internal ditugaskan pada tingkat
manajemen agar memimpin proses ERM di organisasi tersebut. Pendekatan ini masuk
akal karena komite audit dan auditor internal telah menetapkan lini pelaporan dan
standar audit internal yang menggunakan pendekatan berbasis-risiko terhadap auditing.
Position Paper dari Institute of Internal Auditors, “The Role of Internal Auditing
in Enterprise – Wide Risk Manajemen,” menyoroti berbagai aktivitas terkait ERM
selama satu spectrum yang berkisar dari yang sesuai dilaksanakan audit internal hingga
yang dianggap tidak sesuai. Position Paper mengkategorisasikan berbagai tugas terkait –
ERM menjadi 3 kategori berikut:
9
Melatih manajemen dalam merespon risiko
Tanggungjawab dan pelaksanaan audit oleh auditor internal dan eksternal berda
dalam satu hal penting. Auditor internal bertanggung jawab kepada manajemen dan
dewan direksi, sedangkan auditor eksternal bertanggung jawab kepada pemakai laporan
keuangan yang mengandalkan auditor untuk menambah kredibilitas laporan
keuangannya. Namun, auditor internal dan eksternal memiliki banyak persamaan:
10
Keduanya mengikuti metodologi yang serupa dalam melaksanakan
audit,,termasuk perencanaan dan pelaksanaan pengujian pengendalian serta
pengujian substantive.
11
2.2.1 Pengertian Audit Sektor Publik
12
b. Kecukupan pengungkapan.
Ada empat jenis opini yang dapat diberikan oleh BPK, yaitu :
3. Tidak Wajar (TW), memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan SAP.
13
c. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu bertujuan untuk memberikan simpulan atas
suatu hal yang diperiksa. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu dapat bersifat:
eksaminasi (examination), reviu (review), atau prosedur yang disepakati (agreed-
upon procedures). Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputi antara lain
pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang keuangan, pemeriksaan investigatif, dan
pemeriksaan atas sitem pengendalian intern.
Standar audit keuangan dari Yellow Book yang konsisten dengan 10 standar
audit yang diterima secara umum dari AICPA, dan juga memuat pedoman tambahan
yang ekstensif, diantaranya penambahan dan modifikasi berikut :
b. Pengendalian kualitas. KAP dan organisasi lain yang mengaudit entitas pemerintah
sesuai dengan Yellow Book harus memiliki suatu sistem pengendalian kualitas
internal yang memadai dan berpartisipasi dalam program kaji ulang pengendalian
kualitas eksternal.
d. Pelaporan. Laporan audit harus menyatakan bahwa audit telat dibuat sesuai dengan
standar audit pemerintah yang diterima secara umum (GAGAS).
2.2.3 Persyaratan Audit dan Pelaporan – Single Audit Act dan OMB Circular A-133
14
dikeluarkannya Single Audit Act, yang disediakan bagi suatu audit tunggal terkoordinasi
untuk memenuhi persyaratan audit dari semua agen federal.
Persyaratan Audit
Single Audit Act seperti yang diamandemenkan dan OMB Circular A-133 (disini
disebut secara kolektif sebagai Act) berisi persyaratan bagi lingkup audit, termasuk
diantaranya sebagai berikut :
c. Auditor harus menentukan apakah klien telah mentaati hukum, peraturan, dan
provisi dari kontrak atau kesepakatan hadiah yang mungkin berdampak langsung
dan material terhadap masing-masing program utama tersebut.
b. Apakah catatan menunjukkan bahwa mereka yang menerima jasa atau manfaat
memang berhak menerimanya.
Persyaratan Pelaporan
b. Opini mengenai apakah skedul imbalan federal disajikan secara wajar dalam semua
hal yang material terkait dengan laporan keuangan secara keseluruhan.
15
c. Laporan tentang pengendalian internal yang berhubungan dengan laporan keuangan
dan program utama.
d. Laporan tentang ketaatan dengan hukum, regulasi, dan provisi kontrak atau
kesepakatan bantuan, di mana ketidaktaatan bisa memiliki dampak yang material
terhadap laporan keuangan. Laporan ini dapat digabung dengan laporan mengenai
pengendalian internal.
Auditor yang melakukan audit pemerintah seringkali mendapati bahwa audit itu
sangat kompleks. Auditor harus familiar baik dengan standar auditing maupun
serangkaian dokumen audit pemerintahan, hukum, dan regulasi. Oleh karena itu,
langkah pertama dalam menyiapkan penugasan semacam itu adalah mengekstensifkan
pengembangan profesional. Dua sumber yang relevan dari pedoman audit AICPA,
sebagai berikut :
Audit Operasional adalah proses yang sistematis untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas kegiatan suatu organisasi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut, dan keekonomisan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian
manjemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat atas hasil-hasil evaluasi
tersebut beserta rekomendasi untuk perbaikan.
Aspek ini meliputiperencanaan yang baik, serta perolehan dan evaluasi secara
objektif bukti yang berkaitan dengan aktivitas yang diaudit.
16
Mengevaluasi operasi organisasi Evaluasi atas operasi ini harus didasarkan pada
beberapa kriteria yang ditetapkan dan disepakati.
Tiga perbedaan terbesar antara audit operasi dan audit keuangan adalah tujuan
dari audit,distribusi laporan, dan dimasukkannya bidang nonkeuangan dalam audit
operasi:
Tujuan Audit
Distribusi Laporan
17
terbatas dari laporan operasi dan
sifat berbeda dari audit efisiensi dan efektivitas memungkinkan laporan audit op
erasi sangat bervariasi, tergantung pada auditornya.
Tidak tersedianya bahan baku untuk produksi Seluruh jalur perakitan terpaksadiberhentikan
ketika diperlukan karena bahan bakuyang diperlukan belum dipesan
Terjadinya penggandaan usaha olehkaryawan Catatan produksi yang identikdisimpan baik oleh
departemenakuntansi maupun produksi karenamereka
Dilakukannya pekerjaan tidak relevan Salinan faktur vendor dan laporan penerimaan
dikirimkan ke produksidimana mereka diarsip
Terlalu banyaknya jumlah karyawan Pekerjaan kantor dapat dilakukansecara efektif
dengan lebih sedikitasisten administrasi3
Tiga pemikiran yang pentuk untuk membuat pengendalian internal yang baik:
18
3. Ketaatan dengan hukum dan peraturan yang ada
Audit Fungsional
Audit Organisasi
Penugasan Khusus
19
muncul atas permintaan manajemen untuk berbagai jenis audit,
sepertimenentukan penyebab dari sistem teknologi informasi yang tidak efektif,
dll.
Auditor Internal
Auditor internal berada dalam posisi yang sedemikian unik untuk melaksanakan
audit operasi sehingga ada sejumlah orang yang menggunakan istilah
auditinternal dan audit operasi secara bergantian. Akan tetapi, tidaklah tepat
untukmenyimpulkan bahwa semua audit operasi dilakukan oleh auditor internal
atau bahwa auditor internal hanya melakukan audit operasi. Banyak departemen
audit internal melakukan baik audit operasimaupun audit audit keuangan, sering
kali secara simultan.
Auditor Pemerintah
1. Audit ekonomi dan efisiensi. Tujuan dari audit ekonomi dan efisiensi adalah
untukmenentukan:
B. Penyebab dari praktik - praktik yang tidak efisien atau tidak ekonomis3.
20
2. Audit program. Tujuan dari audit program adalah untuk menentukuan.
A. Sejauh mana hasil yang diinginkan atau manfaat yang didapatkan dari
aturanatau badan otorisasi lain telah tercapai.
Kantor Akuntan Publik Ketika kantor akuntan publik melakukan audit terhadap laporan
keuangan, bagian dari pekerjaan audit ini sering kali terdiri dari pengidentifikasian
masalahoperasi dan pembuatan rekomendasi yang bisa menguntungkan klien
audit.Latar belakang pengetahuan mengenai bisnis klien, yang harus diperoleh auditor
eksternalketika melaksanakan suatu audit, sering kali memberikan informasi yang
bermanfaatdalam pencarian rekomendasi operasi. Auditor yang memiliki latar belakang
bisnis yang luas dan pengalaman bisnis yang serupa lebih mungkin bersikap lebih
efektif dalam memberikanrekomendasi operasi yang relevan untuk klien ketimbang
auditor lainnya.Biasanya, manajemen menugaskan kantor akuntan untuk audit tersebut
hanyaketika perusahaan tidak memiliki staf audit internal atau jika staf audit internal ku
rang memilikikeahlian dalam bidang tersebut.
Tiga perbedaan audit utama antar audit operasional dan audit keuangan:
1. Tujuan audit,
Hasil Financial Audit adalah berupa pendapat (opini) auditor secara independen
dan obyektif tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan kriteria standar
yang telah ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi perbaikan.
21
Sedangkan dalam audit kinerja, tidak hanya memberikan kesimpulan mengenai
atau berdasarkan tahapan audit yang telah dilakukan, akan tetapi juga dilengkapi
dengan rekomendasi untuk perbaikan dimasa mendatang.
Dua kualitas utama dalam auditor operasi adalah independensi dan kompetensi.
Independensi jarang merupakan masalah bagi kantor akuntan publik karena mereka tidak
dipekerjakan oleh perusahaan yang mereka audit. Tanggung jawab auditor operasi juga dapat
mempengaruhi independensi mereka. Auditor seharusnya tidak bertanggung jawab terhadap
fungsi operasi dalam suatu perusahaan untuk memperbaiki kekurangan ketika operasi tidak
berjalan efektif. Kompetensi juga diperlukan untuk menentukan penyebab dari masalah operasi
untuk membuat rekomendasi yang tepat.
Tantangan utama dalam audit operasi dalam pemilihan kriteria spesifik untuk
mengevaluasiteah terdapat atau tidaknya efesiensi dan efektifitas. Untuk menetapkan kriteria
bagi audit operasi, auditor dapat mendefinisikan tujuan untukmenentukan apakah beberapa
aspek dari entitas dapat dijadikan lebih efektif atau lebih efesien.
1. Kriteria historis
Kriteria dapat didasarkan pada hasil aktual dari periode sebelumnya. Dengan
menggunakan kriteria tersebut, auditor dapat menentukan apakah segala sesuatu
telah menjadi lebih baik atau lebih buruk dalam perbandingan.
2. Benchmarking
Entitas didalam atau diluar organisasi klien mungkin secara memadai serupa
dengan organisasi klien sehingga auditor dapat menggunakan hasil operasi
mereka sebagai kriteria.
22
3. Standar teknik
Kriteria yang objektif sulit diperoleh atau mahal harganya dan paling baik
dikembangkan melalui diskusi dan kesempatan. Pihak yang terlibat seharusnya
memasukkan manajemen dari entitas yang akan diaudit, auditor operasi, dan
entitasatau orang kepada siapa temuan akan dilaporkan.
1. Perencanaan
23
banyak waktu dengan pihak yang terkaituntuk menyepakati syarat-syarat dari
penugasan dan kriteria untuk evaluasi.
3. Pelaporan dan tindak lanjutDua perbedaan utama dalam laporan audit keuangan
dan audit operasi mempengaruhilaporan audit operasi :
Suatu auditor internal mengkaji ulang efesiensi dan efektivitas dari jasa
pembersihan yang dibentuk oleh karyawan Negara bagian untuk bangunan di kompleks
pusat Negara bagian. Audit tersebut mengungkap jauh lebih tingginya biaya jasa
pembersihan jika dibandingkan dengan jasa serupa yang dilakukan oleh perusahaan
pembersihan luar. Di samping itu, auditor menemukan banyak tugas pembersihan tidak
diselesaikan seperti yang diminta, hanya menghasilkan kualitas yang tidak dapat
diterima.
24
2.4 Studi Kasus
Akuntansi S1
STIE MDP
25
perusahaan PT Bintang Selatan Agung Palembang. Peneliti menggunakan data
primer berupa wawancara dan observasi, serta menggunakan data sekunder
berupa dokumentasi dari buku penelitian sebelumnya serta dokumentasi
laporan keuangan PT Bintang Selatan Agung. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah teknik observasi langsung, wawancara terbuka dan
dokumentasi dari informasi PT Bintang Selatan Agung Palembang.
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian yang dipaparkan hasil karya Ricky Bernandes dan Rika
Kharlina dari STIE MDP dalam studi kasus di PT Bintang Selatan Agung adalah
sebagai berikut :
26
c. Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman utuk menyerahkan
barang kepada pembeli
d. Bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli
e. Bagian kasir menyetor kas yang diterima ke bank
f. Bagian pembukuan mencatat penerimaan kas.
27
Tabel 3. Tabel Kas Tahun 2011 Setelah diaudit
Dapat dilihat data kas pada tabel diatas bahwa kas sebelum diaudit
mempunyai total sebesar 1.677.137.821 lebih rendah dibandingkan dengan
setelah dilakukannya audit yaitu sebesar 1.677.137.821. hal ini berarti bahwa
kas menjadi tidak efektif karena data kas pada laporan keuanagn menjadi
tidak akurat dan tidak sesuai prosedur dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
PEMBAHASAN
28
1. Penentuan Risiko
Auditor internal PT Bintang Selatan Agung melakukan
pemahaman dengan memeriksa laporan keuangan terutama kas dengan
wewenang yang telah diberikan oleh perusahaan. Dari hasil pemeriksaan,
tim auditor dapat menentukan apabila terjadi penyimpangan.
29
pemeriksaan tidak ada lagi bukti pengeluaran yang hilang dan setiap
pengeluaran dapat dibuktikan kebenarannya.
30
Tabel 4. Tabel Temuan dan Rekomendasi Audit
31
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan kajian studi literatur dari buku, dan studi kasus dalam penyusunan
makalah ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Audit internal adalah aktivitas konsultasi dan assurance yang objektif serta
independen yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi
organisasi. Hal tersebut membantu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan
melakukan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta
meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata
kelola.
2. Audit sektor publik merupakan pemeriksaan terhadap pemerintah yang
dilakukan untuk mengetahui pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas
pengelolaan dana masyarakat (publicmoney) yang bertujuan untuk
membandingkan hasil pencapaian program, fungsi atau kegiatan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
33
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2014. Auditing & Jasa Assurance.
Jakarta: Erlangga.
Bernandes Ricky dan Rika Kharlina. Evaluasi Audit Internal Terhadap Efektivitas Kas
Pada PT Bintang Selatan Agung Palembang. STIE MDP: 1-10
Ulum, Ihayatul. 2009.Audit Sektor Publik Suatu Pengantar, Jakarta: Bumi Aksara
34
Undang-undang No.15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara.
35