PABRIKAN
BKP
HARGA JUAL =1.000.000
PK = 100.000 PPN 10% 100.000 PM = 100.000 PK = 130.000 PPN 10% 130.000 PM = 130.000 PK = 150.000 PPN 10% 150.000
PPN = 100.000
KN
PEDAGANG BESAR
BKP
HARGA BELI =1.000.000 NILAI TAMBAH = 300.000 HARGA JUAL =1.300.000
PPN = 30.000
KN
PPN = 20.000
KN
KONSUMEN
BEBAN PAJAK
104
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean; atau melakukan ekspor Barang Kena Pajak, Pengusaha kecil yang memilih dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak Orang Pribadi atau badan yang memanfaatkan BKP tidak berwujud dari luar daerah Pabean, wajib melaporkan usahanya pada Kantor Pelayanan Pajak setempat untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), dan wajib memungut, menyetor dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang terutang.
2. 3. 4.
Memungut pajak yang terutang; Menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai yang masih harus dibayar dalam hal Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, Serta menyetorkan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang; Melaporkan penghitungan pajak.
3.
4.
Pengusaha
menjadi Pengusaha Kena Pajak. Apabila menjadi Pengusaha Kena Pajak, maka Undang-undang ini berlaku sepenuhnya bagi Pengusaha Kecil tersebut.
Pengusaha
penerima
yang selama tahun buku melakukan penyerahan bruto tidak lebih dari Rp 600.000.000,-. tas
BKP dan atau JKP dengan jumlah peredaran bruto dan atau penyerahan BKP dan atau JKP yang dilakukan oleh Pengusaha Kecil, tidak dikenakan PPN
2. 3.
4.
5.
6.
Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha; Impor Barang Kena Pajak; Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha; Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; atau Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
Barang harus merupakan Barang Kena Pajak Penyerahan dilakukan dalam daerah pabean Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usahanya atau pekerjaannya
Penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian; Pengalihan Barang Kena Pajak oleh karena suatu perjanjian sewa beli dan perjanjian leasing; Penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang; Pemakaian sendiri dan atau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak; Persediaan Barang Kena Pajak dan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa padA Saat pembubaran perusahaan, sepanjang Pajak Pertambahan Nilai atas perolehan aktiva tersebut menurut ketentuan dapat dikreditkan; Penyerahan Barang Kena Pajak dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya dan penyerahan Barang Kena Pajak antar Cabang; penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya (Pembayaran Kembali PPN dan PPnBM Bagi BU dan BUT dalam Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi: KMK518/KMK.06/2003) Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak; beras, garam, sagu, Daging, telur, susu perah, sayuran dan buahbuahan ditetapkan sebagai barang kebutuhan pokok
2.
3.
4. 5.
Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga. Barang hasil pertambangan galian C, makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran. rumah makan, warung dan sejenisnya, jasa perhotelan, jasa boga atau katering, yang sudah dikenakan pajak daerah idak kena PPN.
Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik; Jasa di bidang pelayanan sosial; Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko; Jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak opsi; Jasa di bidang keagamaan; Jasa di bidang pendidikan; Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan; Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan; Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air (Di Darat dan Di Air dan kereta Api Jasa di bidang tenaga kerja; Jasa di bidang perhotelan; Jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum.
Pajak Keluaran dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak penjual, Pajak Masukan dari Pengusaha Kena Pajak pembeli, dalam hal Pajak Masukan atas Barang Kena Pajak yang dikembalikan tersebut telah dikreditkan,
2.
3.
Biaya atau harta bagi Pengusaha Kena Pajak pembeli, dalam hal pajak atas Barang Kena Pajak yang dikembalikan tersebut telah Dibebankan sebagai biaya atau telah ditambahkan (dikapitalisasikan) dalam harga perolehan harta tersebut.
dikenakan
juga
Pajak
Penyerahan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah yang dilakukan oleh Pengusaha yang menghasilkan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah tersebut di dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya. Impor Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dikenakan hanya satu kali pada waktu penyerahan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah oleh Pengusaha yang menghasilkan atau pada waktu impor.
2.
3. 4.
Tarif PPnBM
1.
Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah paling rendah 10% (sepuluh persen) dan paling tinggi 200% (tujuh puluh lima persen) Atas ekspor Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah dikenakan pajak dengan tarif 0% (nol persen). Dengan Peraturan Pemerintah ditetapkan kelompok Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah yang dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Jenis Barang yang dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah atas Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
2.
3.
4.
PERLAKUAN PPNnBM
1.
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif Dasar Pengenaan Pajak. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang sudah dibayar pada waktu perolehan atau impor Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah, tidak dapat dikreditkan dengan Pajak Pertambahan Nilai maupun Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang dipungut Pengusaha Kena Pajak yang mengekspor Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah dapat meminta kembali Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang telah dibayar pada waktu perolehan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah yang diekspor tersebut.
2.
3.
TARIF PPN
1.
Nilai
adalah
10%
2.
Tarif Pajak Pertambahan Nilai atas ekspor Barang Kena Pajak adalah 0% (nol persen). Dengan Peraturan Pemerintah, tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah menjadi serendah-rendahnya 5% (lima persen) dan setinggi-tingginya 15% (lima belas persen).
Pemakaian Sendiri
1.
2.
Atas pemakaian sendiri BKP dan atau JKP untuk tujuan produktif, tidak terutang PPN. Atas pemakaian sendiri BKP dan atau JKP untuk tujuan tidak produktif, terutang PPN, wajib diterbitkan faktur pajak. Faktur pajak yang diterbitkan merupakan Pajak Keluaran dan sekaligus Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan
1.
Pabrikan minuman ringan menggunakan hasil produksinya untuk konsumsi karyawan dan tamu. Dalam rangka promosi produk sepatu baru, pabrikan sepatu membeli topi dalam jumlah yang besar,sebagian topi tersebut diberikan untuk konsumsi karyawan. Perusahaan telekomunikasi seluler, memberikan fasilitas bebas biaya telepon seluler kepada para direksinya.
2.
3.
1.
Pabrikan mie instant memberikan bantuan berupa mie instant hasil produksinya kepada korban bencana alam. Pabrikan sabun cuci memberikan contoh produknya kepada relasi. Pabrikan shampoo memberikan 1 sabun mandi untuk setiap penjualan 1 botol produk shamponya. Perusahaan persewaan traktor memberikan bantuan penggunaan traktor kepada pemerintah untuk mengatasi tanah longsor
2.
3.
4.
2.
Terutangnya pajak terjadi pada saat : penyerahan Barang Kena Pajak; impor Barang Kena Pajak; penyerahan Jasa Kena Pajak; pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e; atau ekspor Barang Kena Pajak. Dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan Barang Kena Pajak atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak, atau dalam hal pembayaran dilakukan sebelum dimulainya pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean, saat terutangnya pajak adalah pada saat pembayaran.
1. 2.
waktu PKP penjual membeli BKP/menerima JKP (membeli bahan baku), dipungut PPN, menerima faktur pajak Pajak Masukan/PPN Masukan/input tax (pajak dibayar dimuka)
Secara umum PPN yang terutang atas transaksi penyerahan BKP/JKP dipungut oleh PKP penjual, PKP pembeli BKP/JKP membayar kepada PKP penjual sebesar harga jual + PPN yang terutang (10 %) Apabila yang bertindak sebagai pembeli BKP/JKP berstatus sebagai pemungut PPN, PPN yang terutang tidak dipungut oleh penjual BKP/JKP, melainkan disetor langsung ke Kas Negara oleh pemungut PPN ( pemungut PPN hanya membayar kepada PKP penjual BKP/JKP sebesar harga jual )
4. 5. 6.
Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak; Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha; Perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor sedan, jeep, station wagon, van, dan kombi kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan; Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak; Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang bukti pungutannya berupa Faktur Pajak Sederhana;
Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan
8.
9.
Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak; Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, yang diketemukan pada waktu dilakukan
10.
11.
pemeriksaan.
PAJAK MASUKAN DIKREDITKAN PADA MASA PAJAK YANG TIDAK SAMA (MTS) Pajak Masukan yang dapat dikreditkan tetapi belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada Masa Pajak yang sama:
dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan.
Penyerahan BKP/JKP
2/10/2010
30/11/2010
22/2/2011
3 bulan
FP 30/11/2010 PKP Pembeli menerima FP 30/11/2010
Dikreditkan dlm SPT Masa PPN Masa Pajak Februari 2011 sepanjang belum dibebankan sbg biaya dan belum dilakukan pemeriksaan
FAKTUR PAJAK Adalah bukti pungutan yang dibuat oleh Pengusaha kena Pajak yang melakukan penyerahan BKP/JKP atau bukti pungutan pajak pajak karena impor BKP yang digunakan oleh DJ Bea dan Cukai
Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak dan setiap penyerahan Jasa Kena Pajak Pengusaha Kena Pajak dapat membuat satu Faktur Pajak meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan kepada pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak yang sama selama sebulan
2.
1. 2.
pada saat penyerahan atau pada saat pembayaran (dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan) Pada saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan barang/jasa kena pajak
3. 4.
Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan atau Saat lain yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan
Penyetoran dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya disampaikan Pelaporan dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak Masa Pajak dan sebelum SPT Masa PPN
PKP tidak dikenai sanksi apabila menerbitkan Faktur Pajak yang tidak memuat: 1. Identitas pembeli; atau 2. Identitas pembeli, serta nama dan tanda tangan untuk FP yang diterbitkan oleh pedagang eceran. FP tersebut tidak dikategorikan sebagai FP cacat, namun Faktur Pajaknya sendiri tidak dapat dikreditkan oleh pembelinya.
Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak; Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak; Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga; Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut; Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang dipungut; Kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan Nama, jabatan dan tanda menandatangani Faktur Pajak. tangan yang berhak
2.
3.
4. 5. 6. 7.
Pemberitahuan impor/ekspor barang Tiket pesawat udara Tanda pembayaran atau kwitansi penyerahan jasa telekomunikasi
Penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dilakukan secara langsung kepada konsumen akhir. Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan tanda bukti penyerahan atau tanda bukti pembayaran sebagai Faktur Pajak Sederhana yang paling sedikit memuat :