Anda di halaman 1dari 36

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA

, SERTA
PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH

KELOMPOK 6
ANGGOTA :
1.NADIA CAROLINA (31219179)
2.RIZKI (31219230)
3.ROSIYANA (31219235)
4.YUDI RAHMAN (31219289)
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI
WABARAKATUH
CIRI PPN
 Pajak Objektif
 Pajak Tidak Langsung
 Menggunakan Alat Bukti Faktur Pajak
 Bersifat Netral
 Pajak atas konsumsi
SUBYEK PPN

Pengusaha Kena Pajak (PKP)

PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan


Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak
yang dikenakan pajak berdasarkan Undahg-undang PPN,
tidak termasuk pengusaha kecil yang batasannya
ditetapkan Menteri Keuangan, kecuali pengusaha kecil
tersebut memilih untuk dikukuhkan menjadi PKP
BATASAN PENGUSAHA KECIL
 Pengusaha kecil adalah pengusaha yang selama satu
tahun buku melakukan penyerahan BKP dan atau JKP
dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan
bruto tidak lebih dari Rp 600.000.000 (enam ratus juta
rupiah)
OBJEK PPN
 Penyerahan barang kena pajak
 Kegiatan jasa kena pajak

yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak


KEWAJIBAN PKP
 Membuat faktur pajak untuk setiap penyerahan BKP dan
JKP
 Memungut, menghitung dan menyetorkan PPN &
PPnBM yang terutang atas penyerahan BKP atau JKP
atau ekspor BKP
 Mengisi dan menyampaikan SPT Masa (paling lambat
20 hari setelah berakhirnya masa pajak)
OBJEK PPN
 Barang
barang yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang
bergerak atau barang tidak bergerak maupun barang tidak
berwujud
 Jasa
Setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu ikatan atau perbuatan
hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau
kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai termasuk jasa yang
dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau
permintaan dengan bahan dan atas petunjuk pemesan
OBJEK PPN
 Penyerahan BKP atau JKP di dalam daerah pabean yang dilakukan
oleh pengusaha
 Impor BKP
 Pemanfaatan BKP atau JKP tidak berwujud dari luar daerah
pabean di dalam daerah pabean
 Ekspor BKP atau JKP oleh PKP
 Ekspor BKP tidak berwujud oleh PKP
BARANG YANG BEBAS PPN
 Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran, yang diambil
langsung dari sumbernya
 Barang-barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh
masyarakat
 Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah
makan, warung dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman
baik dikonsumsi di tempat ataupun tidak, termasuk makanan dan
minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau catering
 Uang, emas batangan dan surat berharga
TARIP PPN
 Sistem PPN menganut tarif tunggal yaitu
sebesar 10%.
 Dengan peraturan pemerintah, tarip ini
dapat diubah serendah-rendahnya 5% dan
setinggi-tingginya 15%.
TARIP PPN
 Karena UU PPN menganut azas destination
principle dalam pengenaan pajaknya, maka untuk
kegiatan ekspor dikenakan tarif 0%.

Pengenaan tarif 0% atas ekspor BKP adalah


dimaksudkan agar dalam harga barang yang diekspor
tidak terkandung PPN.
PAJAK MASUKAN & PAJAK KELUARAN
 Pajak masukan adalah pajak yang dikenakan ketika
Pengusaha Kena Pajak melakukan pembelian terhadap
BKP atau JKP.
 Pajak keluaran adalah pajak yang dikenakan ketika
subjek pajak melakukan penjualan terhadap barang kena
pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang tergolong
dalam barang mewah.
PERTIMBANGAN PENERAPAN PPNBM
 Perlu keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang
berpenghasilan rendah dengan konsumen yang berpenghasilan
tinggi
 Perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas BKP yang
tergolong mewah
 Perlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil atau
tradisional
 Perlu untuk mengamankan penerimaan negara, maka atas
penyerahan BKP yang tergolong mewah oleh produsen atau atas
impor BKP yang tergolong mewah disamping dikenakan PPN,
juga dikenakan PPnBM
PENGERTIAN BARANG MEWAH
 Bahwa barang tersebut bukan barang kebutuhan pokok
 Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu
 Pada umumnya, barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi
 Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status
 Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral
masyarakat serta mengganggu ketertiban masyarakat, seperti
minuman beralkohol
OBYEK PPnBM
Selain dikenakan PPN, dikenakan juga Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah terhadap:

 Penyerahan Barang Kena Pajak Yang Tergolong


Mewah yang dilakukan oleh Pengusaha yang
menghasilkan Barang Kena Pajak Yang Tergolong
Mewah tersebut di dalam Daerah Pabean dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya;

 Impor Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah.


PENGERTIAN “MENGHASILKAN”

 Merakit;
 Memasak;
 Mencampur;
 Mengemas;
 Membotolkan.
TARIF PPnBM
 Tarif PPnBM paling rendah adalah 10% dan
paling tinggi 200% (tergantung pada jenis
barang). Atas ekspor Barang Kena Pajak Yang
Tergolong Mewah dikenakan pajak dengan tarif
0% (nol persen).
TARIF PPnBM
Tarif PPnBM dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu:
 Kendaraan Bermotor: 10%, 20%, 30%, 40%, 50%,
60% dan 75% (PP Nomor 12 tahun 2006);
 Non Kendaraan Bermotor: 10%, 20%, 30%, 40%,
50% dan 75% (PP Nomor 55 tahun 2004)
Jenis Barang yang dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah atas Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan
KENDARAAN YANG DIBEBASKAN DARI PPNBM

 Ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan pemadam kebakaran,


kendaraan tahanan dan kendaraan angkutan umum
 Untuk tujuan protokoler kenegaraan, sepanjang dananya berasal
dari APBN/APBD
 Kendaraan bermotor angkutan lebih dari 10 orang termasuk
pengemudi, yang digunakan untuk kegiatan dinas TNI/POLRI
sepanjang dananya berasal dari APBN/APBD
 Untuk keperluan patroli TNI/POLRI sepanjang danannya berasal
dari APBN/APBD
 Syaratnya adalah dengan memiliki Surat Keterangan Bebas (SKB)
yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pajak
CATATAN
 Pengenaan PPnBM hanya satu kali, sesuai dengan saat
terutangnya PPnBM tersebut.
 PPN dan PPnBM atas penyerahan BKP yang dikembalikan
dapat dikurangkan dari PPN dan Pajak lainnya.
 Dalam hal BKP yang diserahkan ternyata dikembalikan (retur)
oleh pembeli, maka PPN dan PPnBM dari BKP yang
dikembalikan tersebut mengurangi :
 Pajak Keluaran dan PPnBM yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak
Penjualan,
 Pajak Masukan dari Pengusaha Kena Pajak pembeli, dalam hal Pajak
Masukan atas Barang Kena Pajak yang dikembalikan tersebut telah
dikreditkan.
CARA MENENTUKAN BESARAN PPN DAN PPnBM

Dasar
Tarip x Pengenaan
Pajak
DASAR PENGENAAN PAJAK
 Harga Jual;
 Nilai Penggantian;
 Nilai Impor;
 Nilai Ekspor; atau
 Nilai Lain yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan .
PENENTUAN HARGA JUAL

Produsen atau Pengimpor:


Harga Jual tidak termasuk PPnBM

Bukan Produsen/Pengimpor:
Harga Jual termasuk PPnBM
FAKTUR PAJAK
 Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang
dibuat oleh PKP yang melakukan penyerahan
BKP atau penyerahan JKP
JENIS FAKTUR PAJAK
 FP Standar, termasuk dokumen – dokumen
tertentu yang diperlakukan sebagai faktur pajak
standar
 FP gabungan
 FP sederhana
FAKTUR PAJAK STANDAR
Syarat formal adalah bahwa faktur pajak standar paling sedikit
harus memuat keterangan:
 Nama, alamat, dan NPWP yang melakukan penyerahan dan
pembelian BKP atau JKP
 Jenis barang atau jasa, jumlah harga jual atau penggantian dan
potongan harga
 PPN yang dipungut
 PPnBM yang dipungut
 Kode, nomer seri dan tanggal pembuatan FP
 Nama, jabatan dan tandatangan yang berhak
Syarat material adalah bahwa barang yang diserahkan benar,
baik secara nilai maupun jumlah
FAKTUR PAJAK GABUNGAN
 Faktur pajak gabungan adalah satu faktur pajak
yang dibuat oleh PKP yang meliputi semua
penyerahan BKP atau penyerahan JKP yang
terjadi selama satu bulan takwim kepada
pembeli yang sama atau penerima JKP yang sama
FAKTUR PAJAK SEDERHANA
 Faktur pajak sederhana adalah bukti pungutan pajak yang
dibuat oleh PKP untuk menampung kegiatan penyerahan
BKP dan atau JKP yang dilakukan secara langsung kepada
konsumen akhir dan pembeli BKP atau penerima JKP
yang tidak diketahui identitasnya.

 Faktur pajak sederhana tidak dapat digunakan oleh pembeli


BKP atau penerima JKP sebagai dasar untuk pengkreditan
pajak masukan
CONTOH SOAL PPN
Contoh PPN 1
PT. Gragas merupakan PKP yang menjual elektronik di Palembang. Selama Agustus
2016, PT Gragas melakukan berbagai transaksi sebagai berikut:
-Penjualan secara langsung kepada konsumen sebesar Rp1.600.000.000.
-Penyerahan BKP, yakni barang elektronik kepada Pemerintah Kota Palembang sebesar
Rp660.000.000. Harga tersebut sudah termasuk PPN.
-PT. Gragas juga membangun sebuah gudang elektronik seluar 500m2 di kawasan
pergudangan sendiri dengan biaya sebesar Rp550.000.000.
-Menyumbang ke sebuah yayasan panti jompo 1 buah televisi dengan harga
Rp2.000.000 termasuk keuntungan Rp200.000.
Selain transaksi di atas, terdapat tambahan transaksi selama bulan Agustus sebagai
berikut:
-Membeli sebuah mobil box untuk mengangkut barang dengan harga Rp550.000.000
dan harga tersebut sudah termasuk PPN.
Dari transaksi-transaksi yang terjadi di atas, maka hitunglah PPN dari transaksi
tersebut? Dan berapa total PPN yang disetorkan?
 Jawab:
 PPN dan PPnBM setiap transaksi contoh PPN di atas adalah sebagai berikut.
 Transaksi pertama:
 PPN = 10% x Rp1.600.000.000 = Rp160.000.000 (pajak keluaran/penjualan)
 Transaksi kedua:
 DPP = 100/110 x Rp660.000.000 = Rp600.000.000
 PPN = 10% x Rp600.000.000 = Rp60.000.000 (pajak keluaran/penjualan)
 Transaksi ketiga:
 DPP = 20% x Rp550.000.000 = Rp110.000.000
 PPN = 10% x Rp110.000.000 = Rp100.000.000 (pajak keluaran)
 Transaksi keempat:
 DPP = Rp2.000.000 – Rp200.000 = Rp1.800.000 (pajak keluaran)
 Transaksi tambahan:
 DPP = 100/110 x Rp550.000.000 = Rp500.000.000
 PPN = 10% x Rp500.000.000 = Rp50.000.000 (pajak masukan)
 Total PPN yang harus disetorkan:
 PPN keluaranya:
 Transaksi pertama + transaksi kedua + transaksi ketiga + transaksi keempat
 Rp160.000.000 + Rp60.000.000 + Rp100.000.000 + Rp1.800.000 =
Rp321.800.000
 PPN masukannya:
 Rp50.000.000
 Cara menghitung PPN yang harus disetorkan: Pajak keluaran – pajak masukan
 Rp321.800.000 – Rp50.000.000 = Rp271.800.000
 Jadi, total PPn yang perlu PT. Gragas setorkan atas transaksi yang dilakukan
selama Agustus 2016 tersebut adalah sebesar Rp271.800.000.
 Contoh PPN 2
 Toko Samson menjual kulkas sebanyak 20 kulkas
dengan harga satuannya sebesar Rp6.000.000. Lalu,
berapakah PPN terutang toko Samson yang wajib
disetorkan?
 Jawab:
 Total DPP atas penjualan 20 kulkas: 20 x Rp6.000.000 =
Rp120.000.000
 PPN = 10% x Rp120.000.000 = Rp12.000.000
 Jadi, PPN terutang yang wajib disetorkan Toko Samson
adalah sebesar Rp12.000.000.
CONTOH SOAL PPnBM
 Contoh 1
 Bapak Ahmad merupakan seorang pengusaha di bidang produksi
film, pada suatu saat beliau membeli sebuah mobil sport mewah
dengan harga Rp900.000.000. Berdasarkan DPP, mobil tersebut
terkena tarif PPnBM sebesar 40%. Lalu, berapakah nilai uang
yang harus dibayarkan Bapak Ahmad untuk membawa masuk
mobilnya ke Indonesia?
 PPN = Tarif PPN x (Harga Barang – PPnBM)
PPN = 10% x (Rp900.000.000 – (Rp900.000.000 x 40%))
PPN = 10% x (Rp900.000.000 – 360.000.000)
PPN = 10% x Rp540.000.000 =Rp54.000.0000
 Berarti total harga mobil yang harus dibayarkan Bapak Ahmad
adalah:
 Harga Mobil + PPN + PPnBM = Rp1.314.000.000
 Contoh 2
 PT Irsyadin Jaya merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi
berbagai macam barang elektronik mewah seperti AC dan lemari
pendingin. Barang yang diproduksi di sini termasuk dalam kategori
barang mewah dengan tarif PPnBM sebesar 20%.
 Pada bulan Desember tahun 2017, PT Irsyadin Jaya menjual lemari
pendingin ke Toko Ahmad dengan sebanyak 30 unit dengan harga jual
per barang sekitar Rp6.000.000. Lalu, berapakah nilai PPN dan
PPnBm yang harus dipungut dan dibayarkan PT Irsyadin Jaya ke
pemerintah?
 PPN = Tarif PPN x (harga barang – PPNBM)
PPN = 10% x ((30 x Rp6.000.000) – (harga barang total x 40%))
PPN = 10 % x (Rp180.000.000 – (Rp180.000.000 x 40%))
PPN = 10% x 108.000.000 = Rp10.800.000
 Artinya, total pajak yang harus dibayar PT Irsyadin Jaya adalah
Rp10.800.000.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

WASSALAMUALAIKUM
WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Anda mungkin juga menyukai