Anda di halaman 1dari 41

PPN & PPN-BM

Created by Group 3.
NAMA ANGGOTA

Ahmad Maidan Nur Rohmawati Tarissa Sisi Asriyani


(22620002) (22620046) (22620064)
APA ITU
PAJAK?
Pajak adalah pungutan yang wajib diberikan pada negara oleh orang pribadi maupun
badan/perusahaan berdasarkan undang-undang yang akan digunakan untuk kepentingan negara dan
kesejahteraan masyarakat umum. Pemungutan, pelayanan, dan pengawasan pajak dilakukan oleh
Direktorat Jenderal pakak. Pajak menurut Undang- undang Nomor 16 Tahun 2009 adalah "kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orangpribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar- besarnyakemakmuran rakyat."

Pembayaran pajak adalah perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran


serta wajib pajak untuk secaralangsung dan bersama-samamelaksanakan kewajiban perpajakan untuk
pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah Undang-Undang definisi pajak,
membayar pajak adalah bukan hanya kewajiban, tetapi merupakan hak darisetiap warga negara
untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan
pembangunan nasional.
SUB-MATERI
Gambaran dan Ketentuan umum Syarat-syarat dan Istilah Objek dan Bukan Objek
mengenai PPN &PPn-BM dalam PPN & PPn-Bm dalam PPN & PPn-BM

Penyerahan & Yang tidak Tarif & Mekanisme Pengenaan


termasuk penyerahan PPN & PPN serta PPn-BM
PPn-BM

Pemungutan PPN & PPn-


Perhitungan PPN & PPn-BM
BM serta Kewajibannya
KETENTUAN &
GAMBARAN UMUM
MENGENAI PPN &
PPN-BM
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan salah satu pajak pusat yang sering kita jumpai.
Menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun (2009), Pajak Pertamabhan Nilai
(PPN) adalah “pajak yang dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak ataupun Jasa Kena Pajak
didalam Derah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak”. Pajak Pertambahan Nilai
menjadi salah satu jenis pajak yang berkedudukan penting dalam klaster pendapatan Negara. Pajak
Pertambahan Nilai merupakan pungutan yang dibebankan atas transaksi jual beli barang dan jasa atau
lebih dikenal pajak atas konsumsi (tax on consumption) oleh wajib pajak pribadi atau wajib pajak
badan yang telah menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP). Pada prinsipnya setiap barang dan jasa
dikena PPN, kecuali ditetapkan lain oleh Undang-Undang, misalnya kebutuhan pokok seperti Beras.
Dasar hukum PPN terbaru ada didalam peraturan perundang- undangan perpajakan, yaitu
Undang-Undang Harga Pokok Produksi No.7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.
Dalam rancanagan Undang-Undang HPP No.7 Tahun 2021 yang telah disahkan olehDPR, tarif PPN (
Pajak Pertambahan Nilai) resmi naik
SYARAT-SYARAT &
ISTILAH PPN & PPN-
BM
Syarat- syarat PPN

Penyerahan Barang
Wajib Pajak
& Jasa

Tercantum Tarif PPN


Dalam Faktur

Pemungutan &
Pelaporan
Syarat-syarat PPn-BM

Pembelian atau
Barang Mewah
Importir

Pemungutan &
Tarif PPn-BM Pelaporan
Istilah - Istilah PPN
(Barang Kena Pajak (BKP) Jasa Kena Pajak (JKP) : Jasa yang
Barang yang dikenakan pajak (PPN) dikenakan PPN berdasarkan
berdasarkan ketentuan UU perpajakan. ketentuan UU yang berlaku.

Pemanfaatan BKP/JKP : Setiap kegiatan Penyerahan BKP/JKP : Setiap


yang ada pemanfaatan BKP/JKP dari luar proses atau kegiatan
daerah pabean di dalam daerah pabean. penyerahan BKP/JKP.

Pengusaha Kena Pajak (PKP) : Pengusaha


Faktur pajak: Bukti pungutan atas
yang sudah dikukuhkan oleh Ditjen Pajak dan
penyerahan BKP/JKP yang
berkewajiban memungut PPN untuk disetor dan
diterbitkan oleh PKP.
dilaporkan ke Ditjen Pajak.
Istilah - Istilah PPN-BM
Objek Pajak: Merujuk pada barang mewah yang
Tarif PPNBM: Merupakan persentase tarif
dikenai PPNBM, seperti mobil mewah, barang-
pajak yang dikenakan pada objek pajak.
barang mewah lainnya, dan barang-barang tertentu
Tarif ini berbeda-beda tergantung pada jenis
yang ditentukan oleh pemerintah.
barang mewah.

Faktur PPNBM: Faktur ini digunakan Kenaikan Tarif: Pemerintah dapat


untuk mencatat penjualan barang mewah mengubah tarif PPNBM untuk berbagai
yang termasuk dalam objek PPNBM. barang mewah sesuai kebijakan
perpajakan yang berlaku.

Pengembalian PPNBM: Dalam beberapa situasi, Pengurangan: Ada barang-barang tertentu


PPNBM yang telah dibayar oleh pelaku usaha yang dapat dikecualikan atau dikenai
dapat dikembalikan jika memenuhi syarat-syarat pengurangan PPNBM, tergantung pada
tertentu.. kebijakan pemerintah.
OBJEK & BUKAN
OBJEK PPN SERTA
PPN-BM
OBJEK PPN

Secara sederhananya, objek PPN dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

A. BKP merupakan barang berwujud yang berupa barang bergerak dan tidak bergerak
serta barang tidak berwujud yang dikenakan PPN.

B. JKP adalah setiap kegiatan dalam bentuk layanan berdasarkan kesepakatan atau perbuatan
hukum yang memungkinkan tersedianya fasilitas tertentu atau hak tertentu untuk digunakan
Berikut adalah yang termasuk sebagai objek PPN yaitu:

1. Pengusaha menyerahkan BKP di dalam daerah pabean.


Melakukan impor BKP.
2. Pengusaha menyerahkan JKP di dalam daerah pabean.
3. Menggunakan BKP tidak berwujud yang berasal dari luar daerah pabean atau
dari dalam daerah pabean.
4. Menggunakan JKP baik dari luar daerah pabean atau dari dalam daerah pabean.
Ekspor BKP berwujud yang dilakukan oleh PKP.
5. Ekspor BKP tidak berwujud yang dilakukan oleh PKP.
YANG BUKAN OBJEK PPN
Karena terdapat pertimbangan ekonomi dan sosial, maka tidak semua barang dan jasa
merupakan objek PPN. terdapat beberapa barang dan jasa yang tidak termasuk objek
PPN yang diatur dalam UU PPN dan PPnBM pada Pasal 4A. Berikut ini adalah beberapa
barang yang tidak termasuk dalam objek PPN yaitu:

a. Barang yang dihasilkan dari hasil pertambangan atau pengeboran yang diambil
langsung dari sumber barangnya.

b. Barang yang merupakan kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh seluruh rakyat.
Makanan dan minuman yang disediakan di hotel, warung, dan lainnya, termasuk
makanan dan minuman yang dikonsumsi di toko atau tidak, termasuk makanan dan
minuman yang disediakan oleh perusahaan jasa katering. Uang, emas batangan,
dan juga surat berharga
Yang merupakan objek PPnBM diantaranya:

a. Barang tersebut bukan merupakan


barang kebutuhan pokok:

OBJEK b. Barang tersebut dikonsumsi oleh

PPNBM masyarakat tertentu;

Umumnya, barang tersebut dikonsumsi oleh


masyarakat yang memiliki penghasilan
tinggi;

c. Barang dikonsumsi/digunakan demi


tersebut status atau untuk menunjukkan
status sosialnya.
Adapun untuk objek PPBM yang
dikecualikan yaitu jenis barang
seperti berikut:
YANG BUKAN
OBJEK PPNBM a. Hasil pertanian dan hasil
perkebunan yang langsung
dipanen atau ditambang dari
sumbernya;

b. Barang dari hasil perburuan


Barang dari hasil pertambangan:
dan juga Saham,obligasi dan
surat berharga.
PENYERAHAN & BUKAN
PENYERAHAN TENTANG
PPN & PPN-BM
PENYERAHAN PPN
Berikut penjelasan singkat tentang apa yang termasuk penyerahan dan apa
yang tidak termasuk penyerahan dalam konteks PPN: Termasuk Penyerahan
(Dikenakan PPN):
1. Penjualan Barang dan Jasa: Penyerahan barang atau jasa yang
dilakukan oleh pelaku usaha kepada konsumen biasanya termasuk
penyerahan yang dikenakan PPN.

2. Impor Barang: PPN dapat dikenakan pada barang-barang yang diimpor


ke dalam negara.

3. Penggunaan Aset Tidak Bergerak: Jika seseorang menggunakan aset


tidak bergerak seperti tanah atau bangunan untuk kegiatan usaha yang
dikenakan PPN, ini dianggap sebagai penyerahan.
BUKAN PENYERAHAN PPN
Penyerahan antara Pelaku Usaha: Transaksi antara pelaku usaha yang saling menjual barang atau jasa
biasanya tidak dikenakan PPN. Ini disebut "penyerahan di dalam lingkungan usaha."

1. Transaksi Non-Komersial: Transaksi yang bukan dalam rangka kegiatan usaha atau bisnis,
seperti pemberian hadiah pribadi, hibah, atau donasi biasanya tidak dikenakan PPN.

2. Barang dan Jasa Tertentu yang Dikecualikan: Beberapa barang dan jasa tertentu, seperti layanan
pendidikan dasar dan layanan kesehatan, dapat dikecualikan dari PPN.

3. Transaksi yang Tidak Melibatkan Pembayaran: Jika suatu transaksi tidak melibatkan
pembayaran, misalnya pertukaran barang atau jasa, itu mungkin tidak dikenakan PPN.

4. Peraturan PPN dapat bervariasi antara negara, dan mungkin ada perkecualian atau aturan tambahan
yang berlaku. Oleh karena itu, penting untuk merujuk pada hukum pajak yang berlaku di negara Anda
untuk memahami lebih lanjut mengenai penyerahan dan pengecualian PPN.
PENYERAHAN PPN-BM
Sedangkan Pajak Penjualan atas Barang Mewah hanya dikenakan 1 kali pada saat impor barang
mewah atau pada saat penyerahan barang yang tergolong mewah oleh pengusaha yang menghasilkan
barang atau jasa tersebut di dalam Daerah Pabean, dalam kegiatan usaha atau pekerjaannyan.
1. Kendaraan bermotor, kecuali mobil ambulan, mobil jenazah, mobil pemadam kebakaran, mobil
tahanan, kendaraan angkutan umum, dan kendaraan untuk kepentingan negara
2. Kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen, kondominium, totan house, dan
sejenisnya
3. Kelompok pesawat udara, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan udara niaga
4. Kelompok balon udara
5. Kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara
6. Kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untuk kepentingan negara, angkutan umum atau usaha
pariwisata
BUKAN PENYERAHAN PPN-
BM

PPnBM dibebaskan atas impor atau penyerahan:

1. Kendaraan bermotor berupa kendaraan ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan pemadam


kebakaran, kendaraan tahanan, dan kendaraan pengangkutan umum.
2. Kendaraan protokoler kenegaraan.
3. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10-15 orang, termasuk pengemudi, yang digunakan untuk
kendaraan dinas TNI atau Kepolisian Negara Republik Indonesia.
4. Kendaraan Patroli TNI atau Kepolisian Negara Republik Indonesia.
PEMUNGUT PPN & PPN-
BM SERTA
KEWAJIBANNYA
PEMUNGUTAN PPN
Mekanisme pemungutan PPN sesuai dengan PMK Nomor 85/PMK.03/2012 tanggal 06 Juni
2012 yang berlaku efektif mulai 1 Juli 2012 adalah:

1. Mekanisme pemungutan PPN yang pertama dan wajib adalah rekanan wajib membuat
faktur pajak dan surat setoran pajak (SSP) atas setiap penyerahan BKP dan/atau JKP
kepada BUMN.
2. Mekanisme pemungutan PPN yang kedua adalah faktur pajak sebagaimana dimaksud
pada angka 1 dibuat sesuai dengan ketentuan di bidang perpajakan.
3. Ketiga adalah SSP sebagaimana dimaksud pada angka 1 diisi dengan membubuhkan
NPWP serta identitas rekanan, tetapi penandatanganan SSP dilakukan oleh BUMN
sebagai penyetor atas nama rekanan.
4. Keempat adalah dalam hal penyerahan BKP selain terutang PPN juga terutang PPnBM
maka rekanan harus mencantumkan juga jumlah PPnBM yang terutang pada faktur
pajak.
PEMUNGUTAN PPN
5. Kelima adalah faktur pajak dibuat dalam rangkap 3 dengan peruntukkan sebagai
berikut : lembar kesatu untuk BUMN, lembar kedua untuk rekanan, dan lembar ketiga
untuk BUMN yang dilampirkan pada SPT Masa PPN bagi pemungut PPN.
6. Keenam adalah SSP sebagaimana dimaksud pada angka 1 dibuat dalam rangkap 5
dengan peruntukkan sebagai berikut : lembar kesatu untuk rekanan, lembar kedua
untuk KPPN melalui Bank Persepsi atau Kantor Pos, lembar ketiga untuk rekanan
yang dilampirkan pada SPT Masa PPN, lembar keempat untuk Bank Persepsi atau
Kantor Pos, dan lembar kelima untuk BUMN yang dilampirkan pada SPT Masa PPN
bagi Pemungut PPN.
7. Mekanisme Pemungutan PPN yang terakhir adalah faktur Pajak dan SSP merupakan
bukti pemungutan dan penyetoran PPN atau PPN dan PPnBM.
PEMUNGUTAN PPNBM

Mekanisme pemungutan PPnBM hampir sama dengan proses pemungutan PPN. Secara
umum, mekanisme pemungutan untuk PPnBM dapat dibagi menjadi pemungutan PPnBM
oleh pengusaha kena pajak (PKP). Kemudian pemungutan PPnBM yang dilakukan oleh
pihak pemungut pajak yang telah ditetapkan oleh DJP. Untuk memudahkan anda memahami
ketentuan dan segala aturan dalam dunia perpajakan, konsultan pajak BSD adalah solusi
tepat.

Dalam pemungutan PPnBM yang dilakukan oleh seorang pengusaha kena pajak atau PKP,
dilakukan pada saat penyerahan barang. Pemungutan PPnBM oleh PKP ini terjadi saat
penyerahan barang kena pajak atau BKP yang tergolong dalam kategori barang mewah.
Selanjutnya, PKP bersangkutan wajib menerbitkan faktur pajak serta melaporkannya pada
surat pemberitahuan (SPT) masa. Di dalam faktur pajak tersebut nantinya dapat memuat
besaran PPN dan jumlah PPnBM yang dipungut.
PEMUNGUTAN PPNBM

Sedangkan dalam mekanisme pemungutan PPnBM yang dilakukan oleh pihak pemungut
pajak dapat bisa dilakukan oleh empat pihak yang telah ditetapkan. Pihak yang dimaksud
tersebut diantaranya yaitu instansi pemerintah.
TARIF & MEKANISME
PENGENAAN PPN SERTA
PPN-BM
TARIF penerapan kenaikan tarif PPN berdasarkan undang-undang HPP baru-baru
PPN ini dilakukan secara bertahap :
1. Tarif Umum
a. Tarif PPN 11% berlaku mulai 1 April 2022
b. Tarif PPN 12% paling lambat diberlakukan 1 Januari 2025
2. Tarif Khusus, Tarif khusus untuk kemudahan dalam pemungutan
PPN, atas jenis barang/jasa tertentu aau sektor usaha tertentu diterapkan
tarif PPN final, misalnya 1%, 2% atau 3% dari peredaran usaha, yang
diatur dengan PMK.
Karena adanya UU HPP yang mengatur kenaikan tarif PPN secara
bertahap, Pemerintah mewajibkan PKP yang beredar dalam suatu usaha
dalam suatu tahun anggaran tidak boleh melebihi jumlah tertentu, dan
jumlah tertentu yang lebih rendah. atau dibebankan Ini menekankan
pengumpulan dan pelaporan PPN atas jumlah Tarif final pengajuan BPK
dan/atau JKP.
TARIF
PPN Tiap barang mewah memiliki tarif pajak yang berbeda-beda.
Berdasarkan peraturan dan undang-undang yang berlaku, tarif Pajak
Penjualan atas Barang Mewah untuk barang mewah digolongkan ke
dalam beberapa kategori ini:

Tarif pajak 10% untuk kendaraan umum kategori tertentu, alat rumah
tangga, alat pendingin, hunian mewah, televisi, dan minuman bebas
alkohol.
Tarif pajak 20% untuk kendaraan bermotor kategori tertentu, alat
fotografi, permadani, dan peralatan olahraga impor.
Tarif pajak 25% untuk kendaraan bermotor berat dan berbahan bakar
solar.
Tarif pajak 35% untuk minuman bebas alkohol, barang berbahan
kulit impor, batu kristal, bis, dan barang pecah belah.
TARIF Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dengan peraturan
PPN-BM pemerintah, dapat ditetapkan dalam beberapa pengelompokan tarif, yaitu
tarif paling rendah sebesar 10% dan tarif paling tinggi sebesar 75%. Tarif
PPnBM yang berlaku saat ini adalah 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, dan
75%.
Tarif PPnBM dikelompokkan menjadi:
1. Kelompok selain kendaraan bermotor
2. Kelompok berupa kendaraan bermotor

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 145 Tahun 2000 Tanggal 22


Desember 2000 telah diatur kelompok barang kena pajak tergolong
mewah yang dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah selain
kendaran bermotor ditindaklanjuti dengan Kepmen Nomor (569/KMK
04/2000)
MEKANISME
PPN

Pengenaan PPN atas nilai tambah Barang Kena Pajak atau Jasa
Kena Pajak yang diserahkan Pengusaha Kena Pajak. Nilai
tambah ini adalah selisih harga jual dan harga pokok barang
tersebut. Menurut Mulyo Agung (2009),

besarnya pajak yang terutang atas nilai tambah dapat dihitung


dengan menggunakan tiga (3) metode, yaitu Addition Method.
Substraction Method, dan Credit Method,
MEKANISME Mekanisme PPnBM sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal 8
PPN-BM dan Pasal 10 dalam Undang-Undang PPN, yang secara garis
besar yaitu:

a. Atas impor dan penyerahan BKP yang tergolong Mewah oleh


PKP yang menghasilkan BKP yang tergolong mewah tersebut
disamping dikenakan PPN juga dikenakan PPBM.

b. PPBM hanya dipungut satu kali, yaitu pada waktu impor atau
pda waktu meyerahkan BKP yang tergolong mewah tersebut
oleh pabrikan.

c. PPNBM tidak dapat dikreditkan baik terhadap PPN maupun


terhadap PPnBM.
MEKANISME
PPN-BM d. Tarif PPBM yang berdasarkan Undang-
Undang No. 8 Tahun 1983 berkisar antara 10%
sampai dengan 35%
e. Atas ekspor BKP yang tergolong mewah
dapat meminta kembali PPDBM yang telah
dibayar pada waktu perolehan BKP yang
tergolong mewah yang diekspor tersebut.
PERHITUNGAN PPN &
PPN-BM
Rumus untuk menghitung PPN adalah
sebagai berikut PPN = Dasar
Pengenaan Pajak × Tarif Pajak

PERHITUNGAN Contoh soal


PPN
Pengusaha Kena Pajak “A” menjual
tunai BKP kepada Pengusaha Kena
Pajak “B”

dengan harga jual Rp 25.000.000,00.


PPN yang terutang adalah 11% ×
25.000.000 = 2.750.000
PERHITUNGAN PPN

Pengusaha yang sudah PKP menjual laptop sebanyak 20 unit dengan harga
satuannya sebesar Rp5.000.000. Tentukan besar PPN keluarannya!

Harga 1 laptop: Rp5.000.000

PKP menjual sebanyak 20 unit = 20 x Rp5.000.000 = Rp100.000.000 Maka


PPN-nya: Rp100.000.000 x 11% (tarif PPN) = Rp11.000.000

Jadi, PPN sebesar Rp11.000.000 merupakan PPN Keluaran PKP yang


menyerahkan atau menjual BKP dalam bentuk laptop tersebut.
Rumus untuk menghitung PPnBM adalah sebagai
berikut PPnBM = Dasar Pengenaan Pajak × Tarif Pajak
PERHITUNGAN Contoh soal
PPN-BM PKP “ABC” sebagai pabrikan menyerahkan barang
hasil produksinya dengan harga jual Rp 10.000.000,00.
Barang tersebut merupakan BKP yang Tergolong
Mewah dengan tarif PPnBM sebesar 40%. Perhitungan
pajak yang harus dipungut adalah sebagai berikut

PPN = 11% × 10.000.000 = 1.100.000


PPnBM = 40% × 10.000.000 = 4.000.000
PERHITUNGAN
PPN-BM
Bapak Ahmad merupakan seorang pengusaha di bidang produksi film, pada suatu saat
beliau membeli sebuah mobil sport mewah dengan harga Rp900.000.000. Berdasarkan
DPP, mobil tersebut terkena tarif PPnBM sebesar 40%. Lalu, berapakah nilai uang yang
harus dibayarkan Bapak Ahmad untuk membawa masuk mobilnya ke Indonesia?
PPN = Tarif PPN x (Harga Barang – PPnBM)
PPN = 11% x (Rp900.000.000 – (Rp900.000.000 x 40%)) PPN = 11% x (Rp900.000.000
– 360.000.000)
PPN = 11% x Rp540.000.000 =Rp59.400.0000
PPNBM = 40% x Rp900.000.000 = Rp360.000.000
Berarti total harga mobil yang harus dibayarkan Bapak Ahmad adalah: Harga Mobil +
PPN + PPnBM = Rp1.319.400.000
ANY QUESTION ?
THANK YOU
I hope you can get useful knowledge from this
presentation. Good luck !

Anda mungkin juga menyukai