Anda di halaman 1dari 12

PPN

(Pajak Pertambahan Nilai)

Disusun Oleh :
Alvin Dwi Hardian S. (02)
Anggun Pramesti R.F. (03)
Dhabid Thoriq A. (10)
SLIDESMANIA.CO

Indriana Ristanti (16)


Pengertian :
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan pada setiap transaksi jual beli barang atau
jasa dalam negeri oleh wajib pajak orang pribadi, wajib pajak badan, dan pemerintah. Dalam bahasa Inggris,
PPN biasa disebut Value Added Tax (VAT) atau Goods and Services Tax (GST).

Contohnya adalah ketika Anda membeli baju, harga baju tersebut adalah Rp. 100.000 dan PPN sebesar 10%
yaitu Rp.10.000, sehingga uang yang harus Anda bayarkan adalah Rp. 110.000. Anda tidak menyetorkan
langsung nilai PPN 10% ke kas negara, tetapi Anda sebagai konsumen membayarkan PPN Anda kepada penjual
dan penjual bertanggung jawab untuk menyetorkannya ke kas negara. Hal inilah yang disebut pajak tidak
langsung.
SLIDESMANIA.CO
Karakteristik Pemungutan PPN :

• Pajak Objektifpemungutan PPN didasarkan pada objek pajak tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak
(WP) sebagai subjek pajak
• Pajak Tidak Langsungsecara ekonomis beban PPN dapat dialihkan kepada pihak lain, tetapi kewajiban
memungut, menyetor, melapor melekat pada pihak yang menyerahkan barang/jasa
• Multi Stage Taxdilakukan secara berjenjang dari pabrikan sampai konsumen akhir
• Dipungut Menggunakan Faktur Pajaksehingga Pengusaha Kena Pajak (PKP) sebagai pemungut pajak harus
menerbitkan faktur pajak sebagai bukti pemungutan PPN
• Bersifat Netraldikenakan baik atas konsumsi barang maupun jasa, dan dipungut menggunakan prinsip tempat
tujuan, yaitu bahwa PPN dipungut di tempat barang atau jasa dikonsumsi
• Non-duplikasikarena terdapat mekanisme pengkreditan pajak masukan
• PPN terhadap konsumsi dalam negeri dikenakan sebesar 10%, sedangkan untuk ekspor dikenakan tarif 0%
(untuk ekspor secara riil tidak ada PPN yang dibayarkan namun tetap harus dilaporkan)
SLIDESMANIA.CO
Peraturan mengenai PPN sendiri diatur dalam Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009
tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Undang-
Undang ini sudah mengalami tiga kali perubahan sejak tahun 1983, dengan urutan
sebagai berikut:

Undang-Undang PPN Nomor 8 Tahun 1983


Undang-Undang PPN Nomor 11 Tahun 1994
Undang-Undang PPN Nomor 18 Tahun 2000
SLIDESMANIA.CO
Objek PPN :
1. Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh pengusaha
2. Impor BKP dan/atau pemanfaatan JKP/BKP Tak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean
3. Ekspor BKP dan/atau JKP
4. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang
pribadi atau badan
5. Penyerahan aktiva oleh PKP yang menurut tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan,
sepanjang PPN yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan
SLIDESMANIA.CO
Barang Kena Pajak (BKP) :
• Barang kena pajak merupakan barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa
barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud, yang dikenakan pajak
berdasarkan UU PPN.

• Pengaturan cakupan BKP dalam UU PPN bersifat “negative list”, dalam artian bahwa pada
prinsipnya seluruh barang merupakan BKP, kecuali ditetapkan sebagai barang yang tidak dikenai
PPN. 

• Barang Kena Pajak (BKP) merupakan barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa
barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud, yang dikenakan pajak berdasarkan
UU PPN.

• Pengaturan cakupan BKP dalam UU PPN bersifat “negative list”, dalam artian bahwa pada prinsipnya
seluruh barang merupakan BKP, kecuali ditetapkan sebagai barang yang tidak dikenai PPN.
SLIDESMANIA.CO
Subjek PPN :
Pengusaha Kena Pajak (PKP), baik orang pribadi maupun badan, yang melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP), yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN.

Tarif PPN :
Tarif PPN adalah sebesar 10%

• Pemerintah diberikan kewenangan untuk mengubah tarif PPN menjadi paling rendah 5% dan paling
tinggi 15% melalui penerbitan Peraturan Pemerintah.

• Mengingat PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi BKP di dalam Daerah Pabean, maka
ekspor BKP dan ekspor JKP tertentu dikenai PPN dengan tarif 0%.
SLIDESMANIA.CO
Dalam perhitungan PPN, terbagi menjadi 2 jenis yaitu PPN Masukan dan PPN Keluaran

Pajak Masukan
Pajak Masukan adalah pajak yang dikenakan saat PKP melakukan pembelian atas Barang Kena Pajak (BKP)
dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP) dalam masa pajak tertentu. Untuk memperhitungkan sisa pajak terutang,
pajak masukan dijadikan kredit pajak oleh PKP.

Bagi PKP yang belum berproduksi, Pajak Masukan diperkenankan untuk dikreditkan kecuali Pajak masukan
bagi pengeluaran untuk:

*Perolehan BKP atau JKP sebelum pengusaha menjadi PKP


*Perolehan BKP atau JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha
*Perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan station wagon, kecuali barang dagangan
atau disewakan
*Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau JKP dari luar daerah pabean sebelum pengusaha menjadi PKP
*Perolehan BKP atau JKP yang faktur pajaknya tidak memenuhi ketentuan
*Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau JKP dari luar daerah pabean yang faktur pajaknya tidak memenuhi
ketentuan
*Perolehan BKP atau JKP yang pajak masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak
SLIDESMANIA.CO
*Perolehan BKP atau JKP yang pajak masukannya tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa PPN,
yang ditemukan pada waktu pemeriksaan
*Perolehan BKP selain barang modal atau JKP sebelum PKP berproduksi

Dalam penerapannya, pajak masukan dan pajak keluaran dijadikan kredit pajak dalam suatu masa pajak yang
sama. Kelebihan pajak keluaran harus disetor ke kas negara saat kondisi pajak keluaran lebih besar dalam
masa pajak. Hal tersebut berlaku sebaliknya pada pajak masukan, saat pajak masukan lebih besar dari pajak
keluaran dalam masa pajak, kelebihan pajak masukan dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya.
SLIDESMANIA.CO
Pajak Keluaran
Pajak keluaran adalah pajak terutang yang wajib dipungut PKP saat melakukan penyerahan
Barang/Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud/Tidak Berwujud dan ekspor Jasa Kena
Pajak. Sebagai bukti pungutan PPN maka PKP diharuskan untuk menerbitkan faktur pajak.

Sebagai pajak objektif, pemungutan PPN ditekankan pada objek yang dikenakan pajak. Pengenaan
pajak keluaran diawali dengan penetapan tarif barang/jasa kemudian pihak penjual melakukan
pemungutan pajak.
Saat PKP telah melakukan transaksi jual beli, artinya PKP telah memungut rupiah yang dihasilkan
dari penjualan yang dibeli konsumen dan nantinya dapat berfungsi sebagai kredit pajak. 3 bulan
setelah masa pajak berakhir merupakan batas waktu melakukan pengkreditan pajak. Bukti pungutan
PPN menggunakan faktur pajak sebagai bukti.
SLIDESMANIA.CO
THANK
YOU!
Do you have any questions?
SLIDESMANIA.CO
Pertanyaan
1) Sebutkan 3 karakteristik pamungutan
pajak!
2) Peraturan mengenai PPN diatur dalam
Undang-Undang No.42 Tahun 2009
tentang....
SLIDESMANIA.CO

Anda mungkin juga menyukai