Anda di halaman 1dari 57

PPN dan PPnBM

Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Pen-
jualan atas Barang Mewah sebagaimana telah be-
berapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
No 42 tahun 2009
DEFINISI
Pajak Pertambahan Nilai atau PPN
adalah pungutan yang dibebankan
atas transaksi jual-beli barang dan
jasa yang dilakukan oleh wajib pajak
pribadi atau wajib pajak badan yang
telah menjadi Pengusaha Kena Pajak
(PKP).
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PAJAK PENJUALAN ATAS


BARANG MEWAH
Pajak yang dikenakan pada barang
yang tergolong mewah yang dilakukan
oleh produsen untuk menghasilkan
atau mengimpor barang tersebut
dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya
Objek PPN
01 Penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
PKP

02 Impor BKP

Penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh


03 PKP

Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di


04 dalam Daerah Pabean

Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah


05 Pabean
Objek PPN
06 Ekspor BKP Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak

07 Ekspor BKP Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak

Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam


08 kegiatan usaha atau pekerjaan

Penyerahan PKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula


09 tidak untuk diperjualbelikan oleh PKP
Subjek PPN dan
PPnBM
PENGUSAHA KENA PAJAK
Pengusaha yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak
dan atau penyerahan Jasa Kena
Pajak yang dikenai pajak
berdasarkan undang-undang PPN
Yang Dikecualikan

Pengusaha Kecil

Pengusaha yang
semata-mata
menyerahkan barang
dan atau jasa yang
tidak dikenakan PPN
Hak dan Kewajiban PKP
Hak Pengusaha Kena Pajak

PKP dapat
melakukan
pengkreditan pajak
masukan/pembelian
atas BKP/JKP

PKP juga meminta resti-


tusi jika pajak masukan
lebih besar dari pajak
keluara dan berhak pula
atas kompensasi
kelebihan pajak
Kewajiban Pengusaha Kena Pajak
PKP juga wajib menyetorkan PPN yang masih harus dibayar dalam hal pajak keluaran lebih besar dari pajak masukan yang
bisa dikreditkan. Selain itu, PKP juga wajib menyetorkan PPnBM terutang

PKP wajib memungut PPN PKP wajib melaporkan


dan PPnBM terutang penghitungan pajak ke dalam
SPT Masa PPN

PKP wajib melaporkan usahanya untuk PKP wajib menerbitkan faktur


dikukuhkan sebagai PKP jika sudah memiliki pajak
omzet mencapai Rp4,8 miliar dalam satu tahun
buku
Subjek PPnBM 01 02
Pengusaha Kena Pengusaha yang
Pajak memilih menjadi PKP

Meliputi eksportir dan


Contoh nya adalah : pedagang yang
Pengusaha Kena Pajak menyerahkan BKP
yang meliputi pabrikan/ kepada PKP.
produsen, Pengusaha
real estate, importir,
Indentor, Pengusaha
bidang pertanian,
peternakan, perikanan,
kehutanan dan
Perkebunan,
Pemegang hak paten
dan merk dagang.
Kontraktor/ sub
kontraktor bangunan.
Objek PPnBM

1 2 3 4

Objek PPnBM
Objek PPnBM Objek PPnBM
Objek PPnBM hanya umumnya hanya
Bukan merupakan dikonsumsi demi
dikonsumsi oleh dikonsumsi oleh
barang- status atau untuk
orang- orang atau orang- orang yang
barang kebutuhan menunjukkan status
masyarakat tertentu. memiliki penghasilan
pokok. sosialnya
tinggi.
Pengecualian Objek PPnBM

1 2 3 4

Barang hasil pertanian


hasil perkebunan dan
hasil kehutanan yang Barang hasil Barang hasil Saham obligasi dan
dipetik langsung/ perburuan. pertambangan surat berharga.
disadap langsung dari
sumbernya.
Dasar Pengenaan PPnBM

Penyerahan BKP atas tergolong mewah


yang dilakukan oleh Pengusaha yang
01 menghasilkan BKP yang tergolong
mewah tersebut di dalam Daerah
02 Impor BKP yang tergolong mewah

Pabean dalam kegiatan usaha atau


pekerjaannya

PPnBM merupakan pungutan tambahan


di samping PPN. PPnBM hanya

03 dikenakan 1 (satu) kali pada waktu


penyerahan BKP yang tergolong mewah
oleh pengusaha yang menghasilkan
atau pada waktu impor BKP yang
tergolong mewah.
Dasar Pengenaan Pajak
01 Harga Jual

02 Nilai Penggantian

03 Nilai Ekspor

04 Nilai Impor
DPP
HARGA JUAL PENGGANTIAN NILAI IMPOR NILAI EKSPOR

• Nilai berupa uang • Nilai berupa uang • Nilai berupa uang • Nilai berupa uang
termasuk semua termasuk semua yang menjadi termasu semua
biaya yang diminta biaya yang diminta dasar perhitungan biaya yang diminta
/ seharusnya / seharusnya bea masuk atau seharusnya
diminta oleh diminta oleh ditambah pungutan diminta oleh
pengusaha karena pemberi jasa lainnya yng eksportir
penyerahan BKP karena penyerahan dikenakan pajak
JKP berdasarkan
ketentuan dalam
dalam peraturan
perundang
undangan pabean
untuk impor BKP
• Nilai impor = CIF
+Bea Masuk +
pungutan lainnya
yang sah
TARIF PAJAK

PAJAK PENJUALAN ATAS


PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG MEWAH
Tarif PPN yang berlaku adalah 10%. Tarif PPnBM dikelompokan menjadi:
Tarif PPN sebesar 0% diterapkan atas : • Tarif PPnBM atas kendaraan
• Ekspor BKP Berwujud bermotor.
• Ekspor BKP Tidak Berwujud • Tarif PPnBM atas non kendaraan
• Ekspor JKP bermotor.
Tarif kms (10%x(20%xbiaya)) Tarif PPnBM ditetapkan paling rendah
10%, paling tinggi 200%.
Jika pengusaha melakukan aktivitas
ekspor BKP tergolong mewah, akan
dikenakan pajak dengan tarif 0%.
BARANG KENA PAJAK
(BKP)

Barang adalah barang berwujud,


yang menurut sifat atau hukumnya
dapat berupa barang bergerak
atau barang tidak bergerak, dan
barang tidak berwujud

Barang kena pajak adalah


barang yang dikenai pajak
berdasarkan Undang-Undang
PPN Tahun 1984
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud

Your Picture Here Your Picture Here Your Picture Here Your Picture Here

a b c d

Penggunaan hak Pemberian penge-


cipta, riset, paten, Penggunaan tahuan atau informasi Pemberian bantuan
merek, desain/model, peralatan/perlengkapan di bidang ilmiah, tambahan atau pe-
rencana, formula industrial, komersial teknikal, industrial lengkap sehubungan
(bentuk hak kekayaan atau ilmiah. atau komersial. dengan penggunaan
intelektual/industrial) a, b, c
Barang yang Tidak Dikenakan PPN

1 2 3 4

Makanan dan
Uang, emas
Barang hasil per- Barang-barang minuman yang
batangan, dan
tambangan/hasil kebutuhan pokok disajikan oleh
surat-surat
pengeboran yang yang sangat dibu- hotel, restoran,
berharga (saham,
diambil langsung tuhkan oleh rumah makan,
obligasi dan lain-
dari sumbernya rakyat banyak warung, dan
nya).
sejenisnya
Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan
yang berdasarkan suatu perikatan/perbuatan
hukum yang menyebabkan suatu barang,
fasilitas, kemudahan, atau hak tersedia

JASA KENA PAJAK


untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan
untuk menghasilkan barang
karena pesanan atau permintaan
(JKP) dengan bahan dan atas petunjuk
dari pemesan.

Jasa kena pajak adalah jasa yang


dikenai pajak berdasarkan
Undang-Undang PPN Tahun 1984
Jasa yang Tidak Dikenakan PPN

pelayanan kesehatan disediakan pemerintah


asuransi penyiaran yang tidak
bersifat iklan dalam menjalankan
pelayanan sosial pemerintahan secara
keagamaan
angkutan umum di darat umum
pengiriman surat den- dan di air
gan perangko pendidikan penyediaan tempat
parkir
keuangan tenaga kerja
kesenian dan hiburan
pengiriman uang den-
boga atau katering telepon umum perhotelan gan wesel pos
Thank you !
SAAT TERUTANG PPN

Pemanfaatan
JKP dari luar Ekspor BKP
Penyerahan Penyerahan daerah tidak
BKP JKP pabean berwujud

Impor BKP Pemanfaatan Ekspor BKP Ekspor JKP


BKP tidak berwujud
berwujud dari
luar daerah
pabean
Pemungutan PPN
• Pihak yang berhak memungut PPN adalah pengusaha yang sudah
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). PKP bisa orang
pribadi maupun badan yang memiliki jumlah penjualan barang atau jasa
lebih dari Rp4,8 miliar per tahun.
• Dalam PPN, dikenal juga istilah pajak keluaran dan pajak masukan. Pajak
keluaran merupakan PPN yang dipungut saat PKP menjual Barang Kena
Pajak (BKP)/Jasa Kena Pajak (JKP). Sedangkan pajak masukan adalah
PPN yang dibayarkan ketika PKP membeli, memperoleh BKP/JKP.
PENYETORAN DAN PELAPORAN PPN

PENYETORAN PELAPORAN
• Penyetoran pajak oleh pengusaha • Penyetoran pajak oleh pengusaha
kena pajak dilakuakn paling kena pajak dilakuakn paling
lambat akhir bulan berikutnya lambat akhir bulan
setelah berakhirnya masa pajak berikutnyadengan menggunakan
dan sebelum SPM PPN SPM PPN (SPT masa PPN)
disampaikan
Tarif PPN

TARIF 10% TARIF 0%


• Dikenakan atas setiap penyerahan • PPN sebesar 0% yang diterapkan
BKP didalam daerah pabean / atas:
impor BKP / penyerahan JKP di 1. Ekspor BKP tidak berwujud.
dalam daerah pabean
2. Ekspor BKP berwujud.
3. Ekspor Jasa Kena Pajak.
PERHITUNGAN PPN

PPN = TARIF x DASAR


PENGENAAN PAJAK
Contoh Perhitungan PPN Terutang
• PT. Gragas merupakan PKP yang menjual elektronik di Palembang. Selama Agustus 2016,
PT Gragas melakukan berbagai transaksi sebagai berikut:
1. Penjualan secara langsung kepada konsumen sebesar Rp1.600.000.000.
2. Penyerahan BKP, yakni barang elektronik kepada Pemerintah Kota Palembang
sebesar Rp660.000.000. Harga tersebut sudah termasuk PPN.
3. PT. Gragas juga membangun sebuah gudang elektronik seluar 500m2 di kawasan
pergudangan sendiri dengan biaya sebesar Rp550.000.000.
4. Menyumbang ke sebuah yayasan panti jompo 1 buah televisi dengan harga
Rp2.000.000 termasuk keuntungan Rp200.000.
• Selain transaksi di atas, terdapat tambahan transaksi selama bulan Agustus
sebagai berikut:
1. Membeli sebuah mobil box untuk mengangkut barang dengan harga
Rp550.000.000 dan harga tersebut sudah termasuk PPN.
• Dari transaksi-transaksi yang terjadi di atas, maka hitunglah PPN dari transaksi
tersebut? Dan berapa total PPN yang disetorkan?
• PK
• 1. 160.000.000
• 2. 60.000.000 (bendaharawan)
• 4. 180.000 ((2.000.000-200.000))x10%
• Pk =160.000.000+180.000=160.180.000
• Pm=50.000.000
• Ppn terutang=160.180.000-50.000.000=110.180.000
Jawab :
• Transaksi pertama:
PPN = 10% x Rp1.600.000.000 = Rp160.000.000 (pajak keluaran/penjualan)
• Transaksi kedua:
DPP = 100/110 x Rp660.000.000 = Rp600.000.000
PPN = 10% x Rp600.000.000 = Rp60.000.000 (pajak keluaran/penjualan)
• Transaksi ketiga:
DPP = 20% x Rp550.000.000 = Rp110.000.000
PPN = 10% x Rp110.000.000 = Rp100.000.000 (pajak keluaran)
• Transaksi keempat:
DPP = Rp2.000.000 - Rp200.000 = Rp1.800.000 (pajak keluaran)
• Transaksi tambahan:
DPP = 100/110 x Rp550.000.000 = Rp500.000.000
PPN = 10% x Rp500.000.000 = Rp50.000.000 (pajak masukan)
• Total PPN yang harus disetorkan:
PPN keluaranya:
Transaksi pertama + transaksi kedua + transaksi ketiga + transaksi keempat
Rp160.000.000 + Rp60.000.000 + Rp100.000.000 + Rp1.800.000 =
Rp321.800.000
PPN masukannya: Rp50.000.000
• Cara menghitung PPN yang harus disetorkan: Pajak keluaran - pajak masukan
Rp321.800.000 - Rp50.000.000 = Rp271.800.000
• Jadi, total PPn yang perlu PT. Gragas setorkan atas transaksi yang dilakukan selama
Agustus 2016 tersebut adalah sebesar Rp271.800.000.
Penyerahan a. Barang berwujud yang diserahkan merupakan BKP,
Barang yang
Dikenai Pajak b. Barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan BKP tidak

Harus Memenuhi berwujud,


Syarat-Syarat c. Penyerahan dilakukan di dalam daerah pabean; dan
Sebagai Berikut:
d. Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau
pekerjaannya.
Penyerahan Jasa
yang Terutang a. Jasa Yang Diserahkan Merupakan Jasa Kena Pajak,

Pajak Harus b. Penyerahan Dilakukan Di Dalam Daerah Pabean; Dan


Memenuhi Syarat- c. Penyerahan Dilakukan Dalam Kegiatan Usaha Atau
Syarat Sebagai
Pekerjaannya.
Berikut
a. Penyerahan hak atas barang kena pajak karena suatu perjanjian;
b. Pengalihan barang kena pajak oleh karena suatu perjanjian sewa beli
dan/atau perjanjian sewa guna usaha (leasing);
c. Penyerahan barang kena pajak kepada pedagang perantara atau melalui
juru lelang;
d. Pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma atas barang kena pajak;
Yang Termasuk
e. Barang kena pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan
dalam Pengertian semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan;
Penyerahan
f. Penyerahan barang kena pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya
Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan barang kena pajak antar cabang;
g. Penyerahan barang kena pajak secara konsinyasi; dan
h. Penyerahan barang kena pajak oleh pengusaha kena pajak dalam rangka
perjanjian pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang
penyerahannya dianggap langsung dari pengusaha kena pajak kepada
pihak yang membutuhkan barang kena pajak.
a. penyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar sebagaimana dimaksud dalam Kitab
Undang-undang Hukum Dagang;

b. penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan utang-piutang;

c. Penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau
penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang dalam hal Pengusaha Kena Pajak
Yang Tidak melakukan pemusatan tempat pajak terutang;
Termasuk dalam d. pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran,
Pengertian pemecahan, dan pengambilalihan usaha dengan syarat pihak yang melakukan
Penyerahan Barang pengalihan dan yang menerima pengalihan adalah Pengusaha Kena Pajak; dan
Kena Pajak e. Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, yang Pajak
Masukan atas perolehannya tidak dapat dikreditkan karena tidak mempunyai
hubungan langsung dengan kegiatan usaha  dan/atau aktiva berupa kendaraan
bermotor sedan dan station wagon, yang Pajak Masukan atas perolehannya tidak
dapat dikreditkan tidak termasuk dalam pengertian Penyerahan Barang Kena Pajak.

https://www.pajak.go.id/id/pemusatan-tempat-ppn-terutang-0
Your Picture Here
THANKYOU
PPNBM
• PPnBM atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) merupakan pajak
yang dikenakan pada suatu Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong mewah.
• Pemungutan PPnBM hanya dilakukan sekali, yakni saat penyerahan oleh pabrikan
atau produsen BKP mewah ke konsumen dan saat impor BKP mewah tersebut.
• Oleh karena sifatnya sebagai barang mewah, tarif PPnBM pun berbeda dibanding
PPN. Jikalau tarif PPN ditetapkan 10%, maka untuk tarif PPnBM pengenaannya
diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dan ditentukan
berdasarkan jenis BKP yang diklasifikasikan BKP mewah.
Pengelompokan Tarif PPnBM
• Seperti yang telah disebutkan, tarif PPnBM sepenuhnya diatur dalam PMK
dan ditentukan berdasarkan klasifikasi BKP mewah. Secara umum, tarif
PPnBM dibagi menjadi dua, yakni:
1. Tarif PPnBM kendaraan bermotor
2. Tarif PPnBM non kendaraan bermotor
• Penentuan tarif PPnBM kendaraan bermotor diatur dalam PMK Nomor
33/PMK.010/2017, sementara tarif PPnBM untuk kelompok non kendaraan
bermotor diatur dalam PMK Nomor 35/PMK.010/2017.
Tarif PPnBM Kendaraan Bermotor
• Berdasarkan PMK Nomor 33/PMK.010/2017 tarif PPnBm untuk kendaraan bermotor ditetapkan sebagai berikut:
1. Tarif PPnBM sebesar 10% diberlakukan untuk kelompok sebagai berikut:
• Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 orang sampai dengan 15 orang termasuk pengemudi, dengan
motor bakar cetus api (diesel/semi diesel), baik yang dilengkapi dengan motor listrik maupun tidak, dengan
semua kapasitas isi silinder.
• Kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang kurang dari 10 orang termasuk pengemudi selain sedan
atau station wagon, dengan motor bakar cetus api, baik yang dilengkapi dengan motor listrik maupun tidak,
dengan sistem 1 gardan penggerak, dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1.500 cc.
• Kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang kurang dari 10 orang termasuk pengemudi selain sedan
atau station wagon, dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel). baik dilengkapi dengan motor
listrik maupun tidak, dengan sistem 1 gardan penggerak, dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1.500
cc.
2. Tarif PPnBM sebesar 20% diberlakukan untuk kelompok sebagai berikut:
• Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi
selain sedan atau station wagon, dengan sistem 1 gardan penggerak, dengan motor bakar
cetus api, baik dilengkapi dengan motor listrik maupun tidak, dengan kapasitas isi silinder
lebih dari 1.500 cc sampai dengan 2.500 cc.
• Kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang kurang dari 10 orang termasuk
pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan sistem 1 gardan penggerak, dengan
motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel), baik yang dilengkapi dengan motor
listrik maupun tidak, dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1.500 cc sampai dengan
2.500 cc.
• Kendaraan bermotor dengan kabin yang dirancang untuk 2 baris tempat duduk (double
cabin) untuk penumpang melebihi 3 orang tetapi tidak melebihi 6 orang termasuk
pengemudi dan memiliki bak (terbuka atau tertutup) untuk pengangkutan barang, dengan
motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dilengkapi dengan motor
listrik maupun tidak, dengan sistem 1 gardan penggerak atau dengan sistem 2 gardan
penggerak, untuk semua kapasitas isi silinder, dengan massa total tidak lebih dari 5 ton.
3. Tarif PPnBM sebesar 30% diberlakukan untuk kelompok sebagai berikut:
• Kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang kurang dari 10 orang
termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api, baik yang dilengkapi
dengan motor listrik maupun tidak, dengan kapasitas isi silinder sampai
dengan 1.500 cc untuk sedan atau station wagon dan kendaraan selain sedan
atau station wagon dengan sistem 2 gardan penggerak.
• Kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang kurang dari 10 orang
termasuk pengemudi, dengan motor bakar nyala kompresi,
baik yang dilengkapi dengan motor listrik maupun tidak, dengan kapasitas
isi silinder sampai dengan 1.500 cc untuk sedan atau station wagon dan
kendaraan selain sedan atau station wagon dengan sistem 2 gardan
penggerak.
4. Tarif PPnBM sebesar 40% diberlakukan untuk kelompok sebagai berikut:
• Kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang kurang dari 10 orang termasuk
pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api, baik yang
dilengkapi dengan motor listrik maupun tidak, dengan sistem 1 gardan penggerak,
dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2.500 cc sampai dengan 3.000 cc.
• Kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang kurang dari 10 orang termasuk
pengemudi dengan motor bakar cetus api, baik yang dilengkapi dengan motor listrik
maupun tidak, dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1.500 cc sampai dengan
kapasitas 3.000 cc, untuk sedan atau station wagon dan kendaraan selain sedan atau
station wagon dengan sistem 2 gardan penggerak.
• Kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang kurang dari 10 orang termasuk
pengemudi dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel), baik yang
dilengkapi dengan motor listrik maupun tidak, dengan kapasitas isi silinder lebih dari
1.500 cc sampai dengan 2.500 cc, untuk sedan atau station wagon dan kendaraan
selain sedan atau station wagon dengan sistem 2 gardan penggerak.
5. Tarif PPnBM sebesar 50% diberlakukan bagi seluruh kendaraan yang
penggunaannya dikhususkan untuk golf.
6. Tarif PPnBM 60% diberlakukan untuk kelompok sebagai berikut:
• Kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder lebih dari 250
cc sampai dengan 500 cc, yakni sepeda motor (termasuk moped) dan sepeda
yang dilengkapi dengan motor tambahan, dengan atau tanpa kereta
pasangan sisi, termasuk kereta pasangan sisi.
• Kendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan di atas salju, di pantai,
digunung, dan kendaraan semacam itu.
7. Tarif PPnBM 125% diberlakukan untuk kelompok sebagai berikut:
• Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi,
dengan motor bakar cetus api, dilengkapi dengan motor listrik maupun tidak, dengan
kapasitas isi silinder lebih dari 3.000 cc yang terdiri dari sedan atau station wagon, selain
sedan atau station wagon dengan sistem 1 gardan penggerak dan dengan sistem 2 gardan
penggerak.
• Kendaraan bermotor pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi,
dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel), baik dilengkapi dengan motor
listrik maupun tidak, dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc yang terdiri dari, sedan
atau station wagon, selain sedan atau station wagon dengan sistem 1 gardan penggerak dan
dengan sistem 2 gardan penggerak.
• Kendaraan bermotor roda dua dengan kapasitas isi silinder lebih dari 500 cc yang terdiri
dari, sepeda motor (termasuk moped) dan sepeda yang dilengkapi dengan motor tambahan,
dengan atau tanpa kereta pasangan sisi, termasuk kereta pasangan sisi.
• Trailer atau semi trailer dari tipe caravan, untuk perumahan atau kemah.
Tarif PPnBM Non Kendaraan Bermotor
1. Tarif PPnBM untuk non kendaraan bermotor sebesar 20% diberlakukan
pada:
• Rumah dan town house dari jenis nonstrata title dengan harga jual sebesar Rp 20 miliar atau lebih.
• Apartemen, kondominium, town house dari jenis strata title dan sejenisnya dengan harga jual sebesar Rp
10 miliar atau lebih.
2. Tarif PPnBM untuk non kendaraan bermotor sebesar 40% diberlakukan pada:
• Kelompok balon udara dan balon udara yang dapat dikemudikan, pesawat udara lainnya tanpa tenaga
penggerak.
• Kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara, yang terdiri dari
peluru dan bagiannya, tidak termasuk peluru senapan angin.
3. Tarif PPnBM untuk non kendaraan bermotor sebesar 50% diberlakukan
pada:
• Kelompok pesawat udara, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan udara niaga yang
terdiri dari helokopter, pesawat udara dan kendaraan udara lainnya, selain helikopter.
• Kelompok senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara yang terdiri
dari senjata artileri, revolver dan pistol, senjata api (selain senjata artileri, revolver dan
pistol) dan peralatan semacam itu yang dioperasikan dengan penembakan bahan peledak.
4. Tarif PPnBM untuk non kendaraan bermotor sebesar 75% diberlakukan
pada:
• Kapal pesiar, kapal ekskursi, dan kendaraan air semacam yang dirancang untuk
pengangkutan orang, kapal feri dari semua jenis, kecuali untuk kepentingan negara atau
angkutan umum.
• Yacht, kecuali untuk kepentingan negara atau angkutan umum.
Perhitungan PPnBm
• Pajak Penjualan atas barang mewah dihitung sebesar tarif PPnBm
dikalikan dengan DPP. Berikut ini formulasi PPnBm yang terutang :

PPnBm = TARIF PPnBm x DASAR


PENGENAAN PAJAK
Contoh soal
• Pertanyaan :
Produsen PKP Perdana menyerahkan BKP yang tergolong Mewah ( Tarif
30%) dengan harga Rp. 140.000.000. (dalam harga tersebut termasuk PPn
dan PPnBm)
Berapakah PPnBm yang terutang ?
Jawab
• DPP = x Harga jual
• DPP = x Rp. 140.000.000
= Rp. 100.000.000
• PPnBm yang terutang = Tarif PPnBm x DPP
• PPnBm yang terutang = 30% x Rp. 100.000.000
= Rp. 30.000.000
• Atau bisa juga dengan cara :
• PPnBm yang terutang = x Harga jual
• PPnBm yang terutang = x Rp. 140.000.000
= Rp. 30.000.000
Tata Cara Pembayaran dan Pelaporan PPN dan
PPnBM
• YANG WAJIB MEMBAYAR/MENYETOR DAN MELAPOR
PPN/PPnBM
1. Pengusaha Kena Pajak (PKP)
2. Pemungut PPN/PPnBM, adalah :
− Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
− Bendahara Pemerintah Pusat dan Daerah
− Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
• YANG WAJIB DISETOR
1. Oleh PKP adalah :
a. PPN yang dihitung sendiri melalui pengkreditan Pajak Masukan
dan Pajak Keluaran. Yang disetor adalah selisih Pajak Masukan dan
Pajak Keluaran, bila Pajak Masukan lebih kecil dari Pajak Keluaran
b. PPnBM yang dipungut oleh PKP Pabrikan Barang Kena
Pajak (BKP) yang tergolong mewah.
c. PPN/ PPnBM yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak
dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan Surat Tagihan Pajak
(STP).
2. Oleh Pemungut PPN/PPnBM adalah PPN/PPnBM yang dipungut oleh
Pemungut PPN/ PPnBM.
• TEMPAT PEMBAYARAN/PENYETORAN PAJAK
1. Kantor Pos dan Giro
2. Bank Persepsi
• SAAT PELAPORAN PPN/ PPnBM
1. PPN dan PPnBM yang dihitung sendiri oleh PKP, harus dilaporkan dalam
SPT Masa dan disampaikan kepada Kantor Pelayanan Pajak setempat
paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
2. PPN dan PPnBM yang tercantum dalam SKPKB, SKPKBT, dan STP yang
telah dilunasi segera dilaporkan ke KPP yang menerbitkan.
3. PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan:
a. Bendahara Pemerintah harus dilaporkan paling lama akhir bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir.
b. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atas Impor, harus dilaporkan paling lama
akhirbulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
c. PPN dan PPnBM pemungutan selain bendaharawan harus dilaporkan
paling lambat akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.
4. Untuk penyerahan tepung terigu oleh BULOG, maka PPN dan PPnBM dihitung
sendiri oleh PKP, harus dilaporkan dalam SPT Masa dan disampaikan kepada
KPP setempat paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
5. PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari luar Daerah
Pabean harus dilaporkan paling lambat akhir bulan berikutnya setelah masa pajak
berakhir.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai