PPN merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan
nilai yang muncul karena pemakaian faktor-faktor produksi oleh
Pengertian Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menyiapkan, menghasilkan dan memperdagangkan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP
Undang-undang mengenai PPN sendiri telah 4 kali berubah dimana
perubahan terakhir dilakukan melalui pengesahan UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). Dari UU Karakteristik tersebut, dijelaskan PPN sebagai pungutan atas konsumsi barang dan jasa setidaknya memiliki 6 karakteristik yakni: Pajak atas konsumsi, PPn pajak tidak langsung, bersifat objektif, memiliki tarif tunggal, pajak atas konsumsi bkp dan jkp di dalam negeri, multi stage levvy
Setelah mengetahui karakteristik PPN, jenis pajak ini memiliki 5 objek
antara lain: 1. BKP dan JKP dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha 2. PPN dibebankan untuk impor BKP 3. PPN dikenakan pada pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Objek pabedan di dalam daerah pabean. 4. BKP tidak berwujud antara lain hak cipta, hak paten, dan merek dagang. 5. PPN diberikan untuk pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean. 6. PPN dikenakan pada ekspor BKP berwujud atau tidak berwujud dan PPn dan PPNBM ekspor JKP oleh PKP.
PPnBM merupakan pajak yang
dikenakan pada barang yang masuk golongan barang mewah. Pengenaan Pengertian PPnBM dibebankan pada produsen atau PKP yang menghasilkan atau mengimpor barang mewah.
PPnBM juga memiliki karakteristik tersendiri antara lain:
1. PPnBM adalah pungutan tambahan di samping atau setelah PPN. 2. PPnBM bukan pajak yang bisa dikreditkan dengan PPN. 3. PPnBM hanya dipungut sekali saat impor BKP yang termasuk PPnBM Karakteristik mewah atau saat penyerahan BKP mewah yang dilakukan oleh PKP pabrikan dari BKP yang tergolong mewah. 4. PPnBM yang sudah dibayar saat perolehannya bisa diminta kembali saat eksportir melakukan ekspor BKP yang tergolong mewah.
Subjek PPnBM sendiri ada dua, pertama Pengusaha Kena Pajak
(PKP) yang menghasilkan atau memproduksi BKP yang terbilang mewah dan kedua, pengusaha yang melakukan impor barang Subjek dan Objek mewah. Di sisi lain yang termasuk dalam objek PPnBM adalah penyerahan barang berwujud tergolong mewah dari pabrikan dan impor barang berwujud yang juga tergolong mewah.