Anda di halaman 1dari 12

LARANGAN DAN PEMBATASAN IMPOR ATAU EKSPOR

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepabeanan & Cukai

Dosen Pengampu : Astri Warih Anjarwi SE., MSA, Ak

Disusun oleh:

Kelompok 11

1. Ambartari Ariibah Ningsih 195030400111033


2. Safiah Putri Amalina 195030407111012
3. Sefi Esa Gavini 195030407111028

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari
makalah ini adalah “Larangan dan Pembatasan atas Impor atau Ekspor”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkana terimakasih yang sebesar-besarnya kepada


dosen mata kuliah Penilaian yaitu Ibu Astri Warih Anjarwi SE., MSA, Ak yang telah
memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin berterimakasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari kesempurnaan dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Jakarta, 9 November 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang
Dalam perdagangan internasional itu ada yang namanya kegiatan ekspor dan impor. Adanya
kegiatan ekspor dan impor sangat berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian suatu negara.
Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Impor bisa diartikan
sebagai kegiatan memasukkan barang dari suatu negara (luar negeri) ke dalam wilayah pabean
negara lain. Pengertian ini memiliki arti bahwa kegiatan impor berarti melibatkan dua negara.
Dalam hal ini bisa diwakili oleh kepentingan dua perusahaan antar dua negara tersebut, yang
berbeda dan pastinya juga peraturan serta bertindak sebagai supplier dan satunya bertindak
sebagai negara penerima.

Dalam memenuhi kebutuhannya, setidaknya pasti terdapat satu hal yang membuat negara
tersebut harus membangun hubungan baik dengan negara lainnya. Salah satunya, dalam aktivitas
perekonomian ini. Tujuan lainnya dari kegiatan impor adalah untuk memperkuat neraca
pembayaran dan mengurangi keluarnya devisa ke luar negeri. Manfaat dari kegiatan impor itu
sendiri adalah memungkinkan suatu negara untuk memperoleh bahan baku, barang dan jasa
suatu produk yang jumlahnya terbatas di dalam negeri ataupun yang tidak bisa dihasilkan di
dalam negeri. Hal ini secara tidak langsung mendukung stabilitas negara.

Berdasarkan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas


Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan disebutkan bahwa ketentuan
larangan dan/atau pembatasan yang diterbitkan oleh instansi teknis, wajib disampaikan kepada
Menteri Keuangan u.p. Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Terhadap ketentuan yang disampaikan
tersebut, Direktur Jenderal Bea dan Cukai melakukan penelitian dan Direktur Jenderal Bea dan
Cukai atas nama Menteri Keuangan menetapkan daftar barang yang dilarang atau dibatasi untuk
diimpor atau diekspor berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.04/2015
tentang Pengawasan terhadap Impor atau Ekspor Barang Larangan dan/atau Pembatasan, untuk
selanjutnya dilakukan pengawasan oleh DJBC. Terkait dengan ketentuan larangan dan/atau
pembatasan yang dilakukan pengawasannya oleh DJBC, dapat dilihat melalui Portal INSW
sebagai referensi tunggal ketentuan atas Impor atau Ekspor.

1. 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada hal-hal yang telah diurakan dalam latar belakang di atas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini asalah, sebagai berikut:

1. Bagaimana ketentuan-ketentuan dari Larangan & Pembatasan dan ketentuan teknis Larangan
& Pembatasan ?
2. Instansi apa saja yang berkaitan dengan tugas direktorat jenderal bea cukai?
3. Apa saja pembahasan larangan dan pembatasan dalam buku tari bea masuk indonesia?
4. Apa saja yang termasuk kategori barang terkena larangan dan pembatasan?

1. 3. Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dibuat diatas, maka tujuan penulisan makalah
ini adalah, sebagaiberikut:

1. Untuk mengetahui ketentuan-ketentuan dari Larangan & Pembatasan dan ketentuan teknis
dari Larangan & Pembatasan.
2. Untuk mengetahui instansi yang berkaitan dengan tugas Direktorat Jenderal Bea Cukai.
3. Untuk mengetahui larangan dan pembatasan dalam buku tarif bea masuk indonesia.
4. Untuk mengetahui barang yang termasuk kategori barang terkena Larangan & Pembatasan.
BAB II

PEMBAHASAN
1. 4. Ketentuan Larangan & Pemabatasan Dan Ketentuan Teknis
Merujuk pada Peraturan Menteri Keuangan 161/PMK.4/2007 JO PMK 224/PMK.4/2015,
barang lartas adalah barang yang dilarang dan/atau dibatasi pemasukan atau pengeluarannya ke
dalam maupun dari daerah pabean. Alasan utama diberlakukannya barang lartas adalah
melindungi kepentingan nasional. Barang lartas tercantum dalam sebuah daftar yang diterbitkan
oleh instansi teknis kepada Menteri Keuangan, dan diawasi oleh Ditjen Bea Cukai (DJBC).

Lartas terbagi menjadi lartas impor dan lartas ekspor. Lartas impor masih terbagi lagi
menjadi lartas border dan lartas post border. Ekspor tidak mengenal adanya lartas post border,
semua lartas ekspor adalah lartas border.

Lartas border adalah lartas yang harus dipenuhi sebelum barang dikeluarkan dari Kawasan
Pabean (Pelabuhan). Contoh dari lartas border ini salah satunya adalah kewajiban karantina bagi
importasi ikan segar. Menteri Kelautan dan Perikanan mengatur hal ini melalui Peraturan Nomor
18/Permen-Kp/2018 tentang Jenis Komoditas Wajib Periksa Karantina Ikan, Mutu Dan
Keamanan Hasil Perikanan.

Lartas post border dapat dipenuhi setelah barang dikeluarkan dari Kawasan Pabean
(Pelabuhan). Karena lartas post border dapat dipenuhi setelah barang dikeluarkan dari kawasan
pabean maka pengawasannya dikembalikan ke instansi yang mengatur lartas tersebut. Contoh
dari lartas post border ini adalah kewajiban melampirkan Laporan Surveyor (LS) untuk importasi
barang modal dalam keadaan tidak baru. Lartas ini didasarkan pada Peraturan Menteri Peraturan
Menteri Perdagangan Nomor 90 Tahun 2017 tentang Ketentuan Impor Barang Modal Dalam
Keadaan Tidak Baru.

A. Pembebasan Dan Pengecualian Larangan & Pembatasan

Ada pembebasan dan ada pengecualian lartas. Beberapa importasi dibebaskan dari ketentuan
terkait pengenaan ketentuan larangan dan pembatasan ini. Misalnya adalah importasi yang
dilakukan oleh Tempat Penimbunan Berikat (TPB). Importasi perusahaan kawasan berikat (salah
satu bentuk TPB) dibebaskan dari pemenuhan ketentuan larangan dan pembatasan. Perusahaan
wajib memenuhi ketentuan lartas tersebut ketika dia menjual ke pasar dalam negeri.

Beda dengan pembebasan, ketentuan tentang pengecualian pengenaan lartas biasanya diatur
dalam masing-masing peraturan. Secara umum, pengecualian yang diatur dalam peraturan
tersebut tidak memerlukan surat keterangan pengecualian, selama petugas menilai bahwa barang
tersebut termasuk dalam barang yang dikecualikan. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara
petugas dan importir atau eksportir, maka diperlukan surat keterangan dari instansi terkait jika
barang tersebut dikecualikan dari pengenaan lartas.

Pengelompokkan pengenaan lartas dikelompokkan menjadi 4 jenis:

1. Barang yang tidak terkena lartas


2. Barang yang terkena lartas
3. Barang yang terkena lartas tapi dikecualikan, dan
4. Barang yang dibebaskan lartasnya

1. 5. Instansi Terkait Dengan Tugas DJBC


A. Tugas Pokok Direktorat Jenderal Bea Cukai
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan
optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan yang berlaku.
Sesuai tugas dan fungsi DJBC, Bea Cukai mempunyai kewenangan untuk melakukan
penagihan atas barang dalam kategori Larangan dan Pembatasan (LARTAS). Bea Cukai
berwenang melakukan pencegahan terhadap barang yang termasuk kategori LARTAS yang tidak
dilengkapi perizinan dari Instansi Teknis Terkait
B. Instansi Teknis Yang Menetapkan Auran Larangan Dan Pembatasan Impor Atau
Ekspor
LARTAS diterbitkan oleh Instansi Teknis Terkait, yakni Kementerian atau lembaga
pemerintah non kementerian tingkat pusat, yang menetapkan peraturan LARTAS atas impor atau
ekspor dan menyampaikan peraturan tersebut kepada Menteri Keuangan.
Instansi Terkait yang menetapkan peraturan larangan dan pembatasan atas impor atau ekspor dan
telah menyampaikan peraturan tersebut kepada Menteri Keuangan, adalah sebagai berikut :
1. Kementerian Perdagangan 9. Direktorat Jenderal Pos dan
2. Badan Karantina Ikan, Pengendalian Telekomunikasi
Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan 10. Kementerian Pertanian
3. Badan Karantina Pertanian (Karantina 11. Kementerian Perindustrian
Hewan dan Tumbuhan) 12. POLRI
4. BPOM (Badan Pengawas Obat dan 13. Kementerian Lingkungan Hidup
Makanan) 14. Kementerian ESDM
5. Kementerian Kesehatan 15. Kementerian Pertahanan
6. BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga 16. Kementerian Budaya dan Pariwisata
Nuklir) 17. Kementerian Kelautan dan Perikanan
7. Bank Indonesia 18. Mabes TNI
8. Kementerian Kehutanan 19. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
– Kementerian Perhubungan

*Catatan :

5 Instansi Teknis terakhir hanya bertindak sebagai penerbit Rekomendasi Perizinan, bukan
sebagai Penerbit Perizinan.

1. 6. Larangan & Pembatasan Dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia


Harmonized System code merupakan klasifikasi barang yang berfungsi untuk memudahkan
penarifan, transaksi perdagangan, dan tracking barang yang masuk ke Indonesia oleh pihak bea
cukai. Kode harmonized system ini tertuang dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI).
Namun diubah menjadi Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BKTI) pada 2017.

Dengan diubahnya BTBMI menjadi BKTI, membuat terdapat beberapa dampak yang terjadi.
Mengingat sistem klasifikasi barang digunakan untuk berbagai keperluan tarif dan non tarif di
Indonesia, maka perubahan BTKI berdampak terhadap hal-hal yang mengacu pada pos tarif
antara lain sebagai berikut :

1. Bea Masuk Umum/Most Favoured Nation (MFN)


2. Bea Masuk Free Trade AGreement (FTA)
3. Bea Keluar
4. BMAD (Bea Masuk Anti Dumping) dan BMTP (Bea Masuk Tindak Pengaman)
5. Pajak Dalam Rangka Impor (PPN, PPnBM dan PPh Pasal 22)
6. Dokumen perizinan dalam rangka larangan dan pembatasan impor/ekspor

Selain itu perubahan BTKI juga berdampak pada :

1. Penyesuaian modul PIB, PEB dan pemberitahuan pabean terkait lainnya.


2. Aturan lartas pada Kementerian dan Lembaga.
3. Penyesuaian IT Inventory atau aplikasi sejenis di perusahaan.

Namun pada tahun 2018, pemerintah menargetkan penyederhanaan/simplifikasi barang yang


termasuk ke dalam kategori larangan dan pembatasan (lartas) yang dimana penyederhanaan ini
berlaku awal Februari 2018. Penyederhanaan barang lartas hingga 20,8% akan didukung regulasi
dari kementerian atau lembaga (K/L) terkait. Saat ini terdapat 10.826 jenis barang impor dari HS
Code Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BKTI) 2017. Dari jumlah tersebut diketahui sebanyak
5.229 HS code atau 48,9% teridentifikasi sebagai barang impor berkategori barang lartas.

1. 7. Kategori Barang Terkena Larangan & pembatasan


Berikut adalah adalah kategori barang Lartas:
A. Komoditas LARTAS Impor

Alat dan Perangkat Gombal Obat


Telekomunikasi

Alat Kesehatan Gula Obat hewan

Bahan Berbahaya (B2) Hewan Obat Ikan

Bahan Berbahaya dan Hortikultura Obat Tradisional


Beracun (B3)

Bahan Obat Ikan Pangan

Bahan Obat Tradisional Intan Kasar PCMX

Bahan Pangan Jagung Pelumas

Bahan Peledak Kaca Lembaran Perkakas tangan

Bahan Radioaktif Kedelai Pestisida


Bahan Suplemen Kesehatan Keramik PKRT (Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga)

Bahan Tambahan Pangan Komoditi CITES Plastik

Ban Bertekanan Komoditi wajib label berbahasa Prekursor


Indonesia

Barang Modal Bukan Baru Komoditi wajib SNI Preparat bau-bauan mengandung
alkohol

Bahan Baku Kosmetik Kosmetik Produk Babi

Bahan Baku Obat Limbah B3 Psikotropika

BBM Limbah Non-B3 Sakarin

Beras Limbah Plastik Senjata api

Besi Baja Mainan Anak-anak Sepatu dan alas kaki

Bahan Baku OT Mesin Multifungsi Berwarna Suplemen Makanan

BPO (Bahan Perusak Mesin yang menggunakan BPO Tekstil dan Produk Tekstil
Ozon)

Cakram Optik MMEA (Minuman Mengandung Tumbuhan


Etil Alkohol)

Cengkeh Narkotika Uang Tunai

Elektronik Nitro Cellulose Udang

Etilena NPIK Vaksin

Garam

B. Komoditas LARTAS Ekspor

Bahan Galian Gol C Kayu Produk Peternakan

Batu Mulia Komoditi Wajib L/C Pupuk

Beras Kopi Rotan


Cagar Budaya Logam Mulia Sisa/Skrap

Cites Migas Tambang Batuan

Intan Kasar Pp Tertentu Tambang Mineral Bukan Logam

Inti Kelapa Sawit Prekursor Non Farmasi Tambang Mineral Logam

Karet Produk Perikanan Timah


BAB III

PENUTUP
1. 8. Kesimpulan
Sebagai dasar hukum dari pelaksanaan larangan dan pembatasan ini adalah pasal 53 Undang-
undang No.17 tahun 2006 dan Peraturan Mentri Keuangan(PMK) No.161/PMK.4/2007 tentang
pengawasan terhadap impor atau ekspor barang yang terkena larangan dan atau pembatasan.
Larangan pembatasan ini bertujuan menjaga keamanan keterbitan masyarakat, melindungi
kesehatan manusia, menjaga lingkungan hidup, menjaga industri perdagangan. Bagaimana cara
mengetahui apakah barang yang akan diimpor terkena larangan atau tidak dapat mengunjungi
Website www.isnw.go.id. Dengan memasukan nomor HS Code barangan pada kotak HS, akan
diketahui apakah barang tersebut kena lartas atau tidak. Bahkan, melalui website ini juga, kita
sekaligus dapat mengetahui regulasi atau Izin yang mengatur hal-hal yang diperlukan untuk
barang-barang kena lartas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Adilan Bill Azmy. 2021. Cara Mengetahui Kode Harmonized System (HS) Untuk Ekspor Dan

Impor. Tirto.id. 8 Oktober: 1.

Bctemas Bea Cukai. Tentang LARTAS , Kategori Dan Perizinannya. Semarang: KPPBC TMP

Tanjung Emas.

Bctemas Bea Cukai. Tugas Pokok Dan Fungsi DJBC. Semarang: KPPBC TMP Tanjung Emas.

Bea Cukai. 2017. Ketentuan Barang Kiriman. Jakarta: Direktorat Jenderal Bea Cukai.

Tesa Oktiana Surbakti. 2018. Simplifikasi Barang Lartas Awal Februari. Media Indonesia. 10

Januari: 1.

Kemenkeu Learning Center. 2021. Ketentuan Barang larangan dan Pembatasan. Jakarta:

Kementerian Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai