& LOGISTICSERVICE
KUTIPAN :
Drs. SULAIMAN ISMAIL, MM
1
FREIGHT FORWADING
2
I. PENDAHULUAN
Di dunia, sebenarnya tidak ada definisi yang tepat mengenai Freight
Forwarding dan di masing-masing negara memiliki istilah yang bebeda. Ada
negara yang menyebutnya sebagai Customs House Agent, Custom Broker,
Shipping and Forwarding Agent.
3
I. PENDAHULUAN ( lanjutan …. )
Kegiatan FF di Indonesia secara tidak resmi mulai dilakukan beberapa perusahaan
sejak tahun 1977. Baru pada tahun 1980 dengan bimbingan dari Dirjen
Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan, maka diberikan izin 15
perusahaan. Sejak itu berkembanglah kegiatan usaha jasa FF di Indonesia
sehingga berdirilah INFFA (Indonesia Freight Forwareder Association) yang
beranggotakan 60 perusahaan. Sejak 1981 menjadi anggota FIATA.
4
II. RUANG LINGKUP FORWARDER
Sebagai pihak yang mewakili pemilik barang, ruang lingkup Forwarder sangat
luas, antara lain sebagai erikut :
5
II. RUANG LINGKUP FORWARDER ( Lanjutan …. )
1. Atas nama Shipper,
- menghadiri transaksi valuta asing, bila perlu
- membayar biaya-biaya, termasuk freight (ongkos angkut)
- mengurus Bills of Lading (B/L)
- mengurus transhipment dan rute, bila perlu
- memonitor perjalanan barang
- mencatat kerusakan dan kehilangan barang, bila ada
- membantu shipper untuk menyelesaikan klaim kepada carrier
4. Muatan Khusus :
Pada umumnya FF menangani barang umum (general cargo) dalam jumlah
besar produk jadi, yang belum di proses, setengah di proses dan berbagai
muatan yang bergerak dalam pasaran internasional : menangani project
cargo, pekerjaan penggantungan garment, pameran di luar negeri.
7
III. HUBUNGAN DENGAN PIHAK TERKAIT
8
IV. JASA-JASA FREIGHT FORWARDING
Jasa-jasa FF antara lain :
- Bagian Tarif
- Pengumpulan (Konsolidasi)
- Keagenan pelayaran
- Asuransi angkutan
- Pemeriksaan mutu
- Penjadwalan rencana ruangan
- Pergudangan
- Pelayanan dengan truk
- Penerbitan dokumen (data processing)
- Kemasan
- Penccarteran (slot charter)
- Informasi dan komunikasi
- Pembongkaran dan proses barang impor
- Kepabeanan
- Pergudangan dan distribusi
- Pemberian tanda (labelling)
- Penerbitan dokumen ekspor
- Pelayanan khusus (barang berbahaya, mudah rusak, dsk)
- Muatan proyek
- Bagian pemeriksa
9
V. SUMBER-SUMBER PENERIMAAN FORWARDING
Sumber penerimaan perusahaan FF dibagi menjadi dua, yaitu Outbond dan Inbond :
1. Penerimaan Outbond :
- biaya angkutan (freight/ voyage cost)
- penanganan di pelabuhan (handling cost)
- penjemputan (cortage)
- penimbunan (warehousing/ storage)
- dokumentasi
- pengepakan (packing)
- asuransi (Insurance)
- biaya profesional (Profesional fee)
- biaya komunikasi
• Penerimaan Inbond :
- biaya angkutan (freight/ voyage cost)
- penyerahan (cortage)
- penimbunan (warehousing/ storage)
- pengepakan kembali (re-packing)
- break bulk
- customs clearence
- collection
- added value (fashion)
- transhipment
10
VI. KUNCI KINERJA OPERASIONAL FORWARDING
Untuk menjalankan usaha FF agar bisa memenuhi permintaan pasar dan
kompetitif harus dijaga adalah :
SHIPPER – A
SHIPPER – B FF
FF
SHIPPER – C
2. SALE’S CONSOLIDATION
BAYER - P
FF FF
BAYER - Q
BAYER - R
12
3. BUYER’S CONSOLIDATION
SHIPPER – A
SHIPPER – B FF FF
SHIPPER – C
JAKARTA SINGAPORE
HONGKONG
FF FF
ROTERDAM
SYDNEY
13
FREIGHT FORWADER
DASAR HUKUM
(MULTI MODA TRANSPORTASI)
Pasal-50, ayat 1 : Angk Perairan dpt merupakan bagian dari angkt multimoda.
Pasal-50, ayat 2 : Kegiatan angkutan perairan dlm angkutan multimoda dilaksanakan
berdasarkan perjanjian yg dilaksanakan antara penyedia jasa
angkutan perairan dan BU angkt multimoda dan penyedia jasa moda
lainnya.
Pasal-51, ayat 1 : Angkt multimoda dilakukan oleh BU yg tlh dpt ijin khusus dari pemerintah.
Pasal 51 ayat 2 : BU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab
(liability) thdp brg sejak diterimanya sampai diserahkan kpd
penerima brg.
Pasal 52 : Pelaksanaan angkt multimoda dilaksanakan dlm satu dokumen yg
diterbitkan oleh pengusahan jasa angkt multimoda.
Pasal 53 ayat (1): Tanggung jawab penyedia jasa angkutan multimoda sebagaima
dimaksud dlm psl-51 ayat (2) meliputi kehilangan atau kerusakan yg terjadi
pd brg serta keterlambatan penyerahan brg.
Pasal 53 ayat (2): Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pd ayat (1) dpt dikecualikan dlm
hal penyedia jasa angkt multimoda dpt dibuktikan bahwa dirinya atau
agennya secara layak tlh melaksanakan segala tindakan utk mencegah
terjadinya kehilangan,kerusakan brg,serta keterlambatan penyerahan
brg.
Pasal 54 : Penyedia jasa angkt moltimoda wajib asuransikan tanggung jawabnya.
Pasal 55 : Ketentuan lebih lanjut mengenai angkt multimodal diatur dg P.Pemerintah 15
AKTIVITAS
FREIGHT
FORWARDER
16
STANDAR FREIGHT FORWARDER.
17
NON PENGANGKUT.
Terminal pertikemas
Pergudangan
- Container Freight Station (CFS) / depot konsolidasi muatan.
- Pemilik Petikemas.
- Organisasi khusus pengepakan dan penyelesaian dokumen.
Pihak lain.
Bank
Assuransi
Pelabuhan Laut / Pelabuhan Udara / Pelabuhan Kering
»VESSEL OPERATOR,
MULTIMODA TRANSPORT OPERATOR SECARA PENUH YANG
MELAKSANAKAN BERBAGAI JENIS PENGAKUTAN DENGAN CARA DOOR TO
DOOR DALAM SATU PAKET DOKUMEN INTERMODA YANG BIASANYA
BERBENTUK FBL.
19
Skema lintasan petikemas impor
STEVEDORING
CFS
LCL
EMTY
CY CONTAINER
DEPOT
FCL
CONSIGNEE
20
2. Sebagai tanggung jawab.
MENGURUS IZIN MASUK KE DALAM NEGERI DARI BEA & CUKAI UNTUK BARANG
IMPORT DAN IZIN KELUAR NEGERI UNTUK BARANG EXPORT SERTA MEMBAYAR
PAJAK IMPOR / EXPOR.
22
3. FREIGHT FORWARDER KONSOLIDATOR
PENGUMPULAN BEBERAPA JENIS BARANG (GROUPAGE) YANG AKAN DIKIRIM OLEH SHIPPER
KEPADA PARA CONSIGNEE DI PELABUHAN TUJUAN. BARANG TERSEBUT TELAH DIKEMAS
DALAM SATU PAKET MUATAN UNTUK DIKAPALKAN DAN AKAN DITERIMA OLEH
KONSOLIDATOR DI PELABUHAN TUJUAN. DI PELABUHAN TUJUAN KONSOLIDATOR
MENYERAHKAN BARANG KEPADA CONSIGNEE MASING-MASING.
23
Why Focus on Logistics ?
(Word bank)
24
Definisi
Logistik adalah suatu proses yang strategis
didalam mengendalikan pengadaan, pergerakan
dan penyimpanan bahan baku, suku cadang
dan inventori barang jadi, termasuk arus
informasi, melalui organisasi dan komponen
pemasaran, sedemikian rupa agar keuntungan
sekarang dan akan datang dapat dimaksimalkan
secara efisien dan efektif sesuai permintaan
pelanggan
25
DEFINISI
1. 1998: UNESCAP mendefinisikan logistik adalah bagian dari proses mata
rantai penawaran yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan
pengemdalian secara efisien dan efektif dari arus pengadaan dan
penyimpanan, jasa-jasa dan informasi yang diperluakan, dari titik asal bahan
baku sampai dengan titik barang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan
26
TUJUAN LOGISTIK
28
Kondisi Logistik di Indonesia saat ini
1. Belum ada keterpaduan antara produsen, penyedia jasa logistik
dan pengguna, sehingga harga jual yang dibayar konsumen dan
industri tidak dapat dikendali.
2. Ditambah lagi dengan banyaknya birokrasi yang harus dilalui,
dengan pungutan biaya yang berbeda-beda.
3. Sebagian besar dari perusahaan nasional hanya sebagai agen
MNC, itupun kegiatannya segmental, seperti PBM, PPJK, JPT, dll
4. Konsep Logistik Terpadu Nasional baru merupakan wacana
5. Perusahaan Nasional hanya siap kurang lebih 10%, sisanya
sarana, prasarana, modal dan SDM tidak siap.
6. Perusahaan Multinasional siap dari semua sisi : sarana, prasarana,
modal, jaringan, IT dan SDM
7. Indeks kinerja Logistik Indonesia belum kompetitif, berada pada
urutan 53 dari 1 sd 150 negara di dunia.
29
LANGKAH JANGKA PANJANG
1. Menyiapkan payung hukum untuk pedoman dan aturan main tentang
Logistik dan jasa Logistik yang dinotiofikasi ke Lembaga Internasional di
tingkat ASEAN, APEC dan WTO.
2. Melengkapi sarana, prasarana dan jasa logistik, seperti
pelayaran,penerbangan, jalan, pelabuhan, bandara, dll.
3. Menyiapkan Master Plan Logistik Nasional Terpadu.
4. Pemerintah menjadi fasilitator, integrator sekaligus regulator dari para
pemangku kepentingan logistik dan jasa logistik.
5. Menciptakan lembaga khusus (National Logistics Incorperated) yang diberi
kewenangan untuk perijinan, pembinaan, investasi dan pengendalian
logistik dan jasa logistik.
6. Asosiasi pelaku LSP membentuk Federasi Logistik Nasional, dan
membangun konsorsium bisnis logistik yang berdaya saing global.
7. Pengembangan SDM berupa pelatihan bersertifikasi kompetensi
berstandar Internasional sesuai dengan program AEC, APEC dan WTO
8. Membentuk lembaga Research and Development untuk antisipasi
karakteristik pergerakan bisnis logistik nasional dan global.
30
LCL & FCL EXPORT
Shipper
31
LCL & FCL
IMPORT
Forwarding
Shipping Line
32
DISTRIBUTION CENTER / FREE ZONE
Factory
Buyer
Freight Forwarding / Logistic Co
33
EMPLOYEE :
CY HANDLING 1. AO : - TAUFIK AFANDI
- FERDINAND
- LEIDEN NALOBY HAKIM
2. Checker : - JULIADI
TRUCKER CO PORT
FACTORY TRUCKER CO TPS MKT
AUTHORITY
34
KESIMPULAN
• Barang, pengadaan barang, penyimpanan barang, adalah penting untuk
memenuhi hajat hidup masyarakat banyak. Proses Logistik dan Distribusi dalam
mata rantai pasokan juga penting untuk meningkatkan daya saing industri dan
daya saing nasional, sekaligus efisiensi biaya dan waktu.
• Praktek logistik, sistem logistik dan bisnis logistik berkembang sangat pesat
mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan selera konsumen, oleh
karena itu perlu diantisiapasi secara cermat, terencana dan terpadu.
• Perlu disusun suatu Roadmap atau Master Plan National Logistics yang
mencakup Visi, Misi, Strategi dan Program Jangka panjang, agar tidak ketinggalan
dari negara-negara ASEAN lainnya.
• Untuk itu perlu dipersiapkan payung hukum yang solid sebagai pedoman
peraturan perundangan, berikut institusi tertentu sebagai motor penggerak.
PIHAK PENGANGKUT.
- OPERATOR ANGKUTAN DARAT.
- JASA KERETA API
- PEMILIK KAPAL
- ANGKUTAN UDARA
- KANTOR POS
- ANGKUTAN GABUNGAN (COMBINED TRANSPORT)
MINIBRIDGE :
PENGANGKUTAN PETIKEMAS DENGAN THOUGH BIL OF LADING DARI NEGARA
PENGEKSPOR LEWAT LAUT, DITERUSKAN KE NEGARA TUJUAN LEWAT KERATA API.
LANDBRIDGE:
PENGANGKUTAN PETIKEMAS DARI NEGARA PENG-EKSPOR KE NEGARA TRANSIT LEWAT
LAUT DAN DI NEGARA TRANSIT LEWAT DARATAN DITERUSKAN KE NEGARA PENG-IMPOR
LEWAT LAUT LAGI.
36
1. PENGAKUTAN GABUNGAN.
37
• DALAM MENGELUARKAN MAUPUN MEMASUKKAN BARANG KE KAPAL. BAIK
PENGIRIM. EKSPORTIR DAN IMPORTIR SERING MENGUNAKAN JASA DARI
EMKL ATAU FREIGHT FORWARDING. KEDUA BADAN INI KHUSUS BERGERAK
DALAM EKSPEDISI BARANG. BAIK MELALUI LAUT ATAU UDARA. CABANG
PERUSAHAAN PELAYARAN DALAM LALU LINTAS BARANG SERING
BERHUBUNGAN DENGAN MEREKA.
38
2. DOKUMEN ANGKUTAN GABUNGAN.
39
KETENTUAN PABEAN
TENTANG PENGANGKUTAN BARANG EKSPOR
• Carrier bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan barang yang diangkut
dalam peti kemas. 42