Anda di halaman 1dari 24

1

A. JUDUL PROPOSAL

PROSES PELAYANAN KAPAL MASUK DAN KELUAR PADA PT.

BAHTERA SETIA DI PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

B. PENEGASAN ARTI JUDUL

Guna memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai judul laporan di

atas, maka penyusun tegaskan arti judul diatas, antara lain :

1. Proses adalah runtutan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan

sesuatu. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1991:1991).

2. Pelayanan adalah tindakan urut-urutan suatu masalah atau pekerjaan.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia,2006:703).

3. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang

digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik

atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis,

kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan

terapung yang tidak berpindah-pindah. (Undang-Undang RI No.17 Tahun

2008, Pasal 1 Angka 36).

4. PT. BAHTERA SETIA adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa

pelayaran, agen pelayaran dan bongkar muat di pelabuhan Tanjung Emas

Semarang. (Bahterasetia.indonetwork.co.id).

5. Pelabuhan adalah terdiri dari daratan dan perairan yang memiliki batas-

batas tertentu dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai

tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, dan atau tempat

bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal dan
2

memiliki fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan

penunjang pelabuhan dan sebagai tempat pemindahan intra dan antarmoda

transportrasi. (UU RI No.17 Tahun 2008,1:16)

6. Tanjung Emas (terkadang ada yang menulis Tanjung Mas), dikelola oleh

PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO), diresmikan pada tahun

1985. Pelabuhan ini merupakan satu-satunya pelabuhan di Kota Semarang.

Pelabuhan Tanjung Emas ke arah Tugu Muda Semarang berjarak sekitar 5

km atau kira-kira 30 menit dengan kendaraan sepeda motor/mobil.

Fasilitas Dermaga pada pelabuhan ini: Nusantara, Pelabuhan dalam II,

Dermaga Gd VII, DUKS PLTU, DUKS Pertamina, DUKS BEST serta

DUKS Sriboga. (http://seputarsemarang.com/pelabuhan-tanjung-emas-

7890/).

C. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Alasan pemilihan judul yaitu untuk mengetehui lebih lanjut tentang

aktivitas keagenan, masuk dan keluar kapal di pelabuhan tanjung emas.

Penyusun juga telah mempertimbangkan dari berbagai aspek yang nantinya

dapat menambah dan membantu, serta menunjang pembuatannya.

1. Alasan Ilmiah

Memberikan suatu sumbangan ilmu dalam hal peranan keagenan

dalam menunjang kelancaran jasa penanganan kapal di Pelabuhan Tanjung

Emas Semarang.
3

2. Alasan Praktis

Adanya pengembangan dalam hal pengangkutan atau pengiriman

barang-barang beraneka ragam jenis dan ukurannya, maka perlu diketahui

bahwa setiap kapal memerlukan penanganan yang berbeda-beda

khususnya bagi kapal-kapal yang bersifat khusus.

3. Alasan Lain-lain

Judul tersebut disusun guna mengetahui kekurangannya dalam

memperbaiki dalam hal pengoperasian usaha jasa keagenan penyusun

berharap dapat memberikan pemikiran dalam ilmu keagenan disamping itu

penyusun juga mengumpulkan data yang dibutuhkan.

D. LATAR BELAKANG MASALAH

Keagenan umum (general agent) adalah perusahaan pelayaran yang

ditunjuk oleh perusahaan pelayaran lain dalam negri atau perusahaan

pelayaran asing luar negeri (selaku principal) untuk mengurus segala sesuatu

yang berkaitan dengan kepentingan kapal principal tersebut (kapal milik,

kapal carter yang dioperasikan principal). Jadi perusahaan pelayaran dapat

menunjuk agen dalam hal membutuhkan pelayanan kapalnya, tetapi juga

dapat ditunjuk sebagai agen dalam hal dibutuhkan untuk melayani kapal

perusahaan lain.

Pengangkatan sebagai general agent dilakukan dengan letter of

appointment (surat penunjukan) setelah adanya perundingan antara kedua

belah pihak. Hak dan kewajiban, tugas, serta tanggung jawab general agent

ini dituangkan dalam “Agency Agreement”.


4

Dalam mengageni “Liner Service” penunjukan general agent berlaku

untuk satu jangka waktu tertentu dan dapat diperpanjang bilamana perlu,

dalam bentuk Agency Agreement. Sementara itu, dalam melayani “tramper

service” penunjukan general ageny dapat terjadi kapal per kapal dan

penunjukan tersebut cukup dengan letter of appoinment per fax/telex.

Dalam melaksanakan tugas keagenan, general agent akan menunjuk port

agent sebagai pelaksana yaitu cabang dari perusahaan pelayaran yang

menjadi general agent tersebut. Bila suatu pelabuhan tidak mempunyai

cabang, general agent akan menunjuk cabang dari perusahaan pelayaran lain

sebagai sub-agen (Engkos Kosasih & Hananto Soewedo, 2007:154).

Operasi pelayanan kapal meliputi kegiatan-kegiatan perencanaan dan

pelaksanaan tambatan kapal yang diarahkan agar pemanfaatan lokasi

tambatan dapat disesuaikan dengan jenis dan tipe kapal. Jenis muatan yang

akan dibongkar atau dimuat, penggunaan peralatan bongkar muat secara

optimal dan pemilihan gudang dan lapangan penumpukan barang yang sesuai

dengan kebutuhan serta kelancaran pendistribusian barang dalam rangka

menghasilkan ship-dispacth.

Untuk dapat merencanakan dan menangani operasional pelayaran kapal

dan untuk mencapai ship’s output yang tinggi, harus diketahui terlebih dahulu

diketahui data lengkap sebuah kapal yang akan dilayani meliputi antara lain:

bentuk, jenis dan karakteristik kapal. Data kedatangan kapal, harus selalu data

yang terakhir (up to date) dan setiap perubahan ETA (Estimate Time Arrival)

kapal harus dilaporkan secepatnya oleh nahkoda. Kapal (master cable)


5

melalui agen pelayaran yang ditunjuk kepada pihak pengelola pelabuhan,

untuk memudahkan penyusunan perencanaan alokasi pengguna tambatan

secara tepat dan berdaya guna (Raja Oloan Saut Gurning & Eko Hariyadi

Budiyanto, 2007:44).

Kapal yang akan masuk ke pelabuhan melakukan melakukan beberapa

kegiatan, yaitu menunggu datangnya bantuan pandu dan kapal tunda, menuju

kolam pelabuhan melalui alur pelayaran, bertambat, bersandar di dermaga,

melakukan bongkar muat barang atau menaik-turunkan penumpang,

menyelesaikan urusan administrasi, melepas tambatan, keluar dari perairan

pelabuhan, sampai pandu turun meninggalkan kapal dan kapal berlayar

meninggalkan pelabuhan. Untuk kapal tidak wajib pandu, kapal bisa langsung

masuk ke pelabuhan tanpa bantuan pandu dan kapal tunda (Bambang

Triatmodjo, 2009:365).

Jadi, keagenan berperan sebagai perwakilan pemilik kapal sesuai dengan

perjanjian yang telah disepakati dan agen juga memberikan pelayanan kapal

(pengurusan dokumen, kebutuhan kapal, kebutuhan ABK, kebutuhan

Nahkoda, mengatur dan melaksanakan pemberangkatan kapal, memberikan

fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pelabuhan, dan lain-lain).

E. RUMUSAN MASALAH

Memperhatikan latar belakang masalah tersebut di atas maka penyusun

merumuskan masalah, sebagai berikut: Bagaimanakah pelayanan terhadap

kapal masuk dan keluar pada PT. BAHTERA SETIA di pelabuhan Tanjung

Emas Semarang?
6

F. TUJUAN PENYUSUNAN PROPOSAL

Untuk memberi gambaran secara langsung tentang aktivitas keagenan

sehingga penyusun akan terjun langsung dalam suatu praktik kerja, dan dapat

mengetahui secara langsung setiap kegiatan yang ada dan suatu kendala yang

dihadapi, serta pemecahan maupun antisipasi yang dilakukan dalam setiap

keadaan tersebut.

1. Tujuan Akademik

Sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan praktik kerja

lapangan dan sebagai tugas akhir semester Ketatalaksanaan Pelayaran

Niaga di Akademi Maritim Yogyakarta.

2. Tujuan Ilmiah

Guna memberikan sumbangan pemikiran, pengembangan ilmu

dalam hal keagenan kaitannya dengan kelancaran arus barang di

Pelabuhan Tanjung Emas.

G. MANFAAT PENYUSUNAN PROPOSAL

Beberapa manfaat yang penyusun harapkan dalam penyusunan proposal

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penyusun

Untuk melatih praktek langsung dalam masyarakat, dengan

melibatkan diri dalam kesehariannya sebagai taruna praktek kerja

lapangan.
7

2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Menerapkan ilmu Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga yang berkaitan

dengan keagenan, ke dalam kenyataan yang sebenarnya dalam kegiatan

praktek darat di lapangan.

H. TINJAUAN TEORITIS

Untuk menyusun proposal praktek kerja ini penyusun menggunakan

beberapa sumber yang berbeda-beda, berikut penjelasan untuk melengkapi

penyusunan proposal praktek ini:

1. Pengertian Keagenan

Menurut R.P. Suyono, (2007:223) Keagenan adalah hubungan

berkekuatan secara hukum yang terjadi bilamana dua pihak sepakat

membuat perjanjian, dimana salah satu pihak yang dinamakan agen

(agent) setuju untuk mewakili pihak lainnya yang dinamakan pemilik

(principal) dengan syarat bahwa pemilik tetap mempunyai hak untuk

mengawasi agennya mengenai kewenangan yang dipercayakan

kepadannya.

Untuk melayani berbagai keperluan tersebut, perusahaan pelayaran

akan menunjuk sebuah agen kapal. Secara garis besar, dikenal tiga jenis

agen kapal, yaitu:

a. General agent (agen umum)

Perusahaan pelayaran nasional yang ditunjuk oleh perusahaan

asing untuk melayani kapal-kapal milik perusahaan asing tersebut

selama berlayar dan singgah di pelabuhan indonesia.


8

b. Sub-agen

Perusahaan pelayaran yang ditunjuk oleh general agent untuk

melayani kebutuhan tertentu kapal di pelabuhan tertentu dan berfungsi

sebagai wakil dari general agent.

c. Cabang agen

Cabang dari general agent di pelabuhan tertentu.

2. Fungsi Unit Keagenan

Menurut Engkos Kosasih & Hananto Soewedo, (2007:146) Unit

keagenan memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

a. Menyusun program operasional keagenan berdasarkan kebijaksanaan

perusahaan, baik terhadap pelayanan liner service maupun tramper.

b. Memonitor pelaksanaan penanganan/pelayanan keagenan, baik yang

bersifat kegiatan fisik muatan maupun kegiatan jadwal datang dan

berangkat kapal.

c. Mengadministrasikan kegiatan keagenan, baik yang berkaitan dengan

kegiatan fisik operasional maupun yang menyangkut keuangan.

d. Memberikan dana dan evaluasi terhadap perkembangan kegiatan

keagenan sebagai masukkan dalam menentukan kebijakan

sebagaimana mestinya.

e. Mengupayakan kegiatan keagenan sedemikian rupa sehingga dapat

memberikan stimulan terhadap kegiatan-kegiatan pokok.


9

3. Organisasi Keagenan Kapal

Keagenan kapal biasanya dipimpin oleh seorang kepala cabang. Di

bawah kepala cabang terdapat tiga bagian utama, yaitu traffic, bagian

pemasaran (marketing), dan bagian administrasi keuangan. Bagian trafic

adalah bagian yang mengurusi muatan kapal, operasi kapal termasuk

pelayanan kapal dan awaknya, serta mengatur kontak dengan perusahaan

klien. Bagian pemasaran adalah bagian yang mencari muatan. Bagian ini

terdiri dari dua sub bagian, yaitu sub bagian cargo canvasing dan sub

bagian analisis marketing. Bagian adminidtrasi adalah bagian yang

mengelola semua administrasi transaksi, baik ekstern maupun intern

perusahaan, termasuk administrasi keuangan maupun surat-surat.

(R.P. Suyono, 2007:226).

4. Implementasi Tugas Agen

Menurut Engkos Kosasih & Hananto Soewedo, (2007:147) Tugas agen

dimulai dengan penunjukan kepada perusahaan pelayaran sebagai agen

oleh (pemilik/operator) kapal-kapal asing, yang dikukuhkan dalam

agency agreement. Sebelum kapal tiba, principal memberitahukan

kedatangan kapalnya dan jumlah muatan yang perlu ditangani. Unit

keagenan di kantor pusat sebagai general agent akan menunjuk cabang-

cabang sebagai port agent (pelaksana untuk pelayaran kapal

(husbanding) dan muatan dari kapal principal (can-vassing).

Umumnya jasa yang diberikan oleh agen adalah sebagai berikut:


10

a. Pelayanan Operasional Kapal-kapal Principal

Agen memberikan pelayanan operasional kapal-kapal principal

dalam hal-hal berikut:

1) Port information (port facility, port formality, custom of the port).

2) Keperluan kapal, seperti bunker, air, provision,

repair,maintanance, crewing, surat-surat dan bersertifikat kapal,

dan sebagainya.

3) Penyelesaian dokumen, B/L, manifest, hatch list, stowage plan,

crew list, dokumen untuk bongkar / muat, ship husbanding (in &

out clearance, imigrasi, bea cukai, kesehatan pelabuhan, port

administrator, dokumen kapal lainnya).

4) Permintaan advance payment untuk prot expenses, cargo expenses,

keperluan kapal, dan lain-lain.

5) Memberikan informasi kepada principal.

Hal-hal yang perlu diinformasikan oleh agen kepada principal adalah

sebagai berikut:

1) Sebelum kapal tiba

a) Port agent melalui general agent memberi informasi kepada

principal tentang situasi pelabuhan, rencana sandar, posisi

gudang, peralatan bongkar muat, cargo prospect/booking yang

sudah pasti, kalkulasi biaya disbursement.

b) Agen juga memberitahukan kapal tentang situasi pelabuhan,

rencana sandar, prospek muatan, program bongkar muat.


11

2) Waktu kapal tiba

Port agen memberitahukan general agent tentang hari/jam

Tiba/sandar kapal, bunker on board, rencana bongkar/muat

keadaan muatan kapal.

3) Waktu kapal di pelabuhan

Port agen memberitahu unit general agent tentang hasil

bongkar/muat dan hambatan bongkar/muat.

4) Waktu kapal berangkat

Port agen memberitahu ke general agent untuk diteruskan ke

principal tentang tanggal/jam selesai bongkar muat/berangkat,

draft kapal, bunker on board/isi, jumlah muatan yang

dibongkar/muat, sisa ruangan kapal, perkiraan freight, perkiraan

biaya-biaya disbursement.

5) Selanjutnya port agen segera dikirimkan dokumen-dokumen

bongkar muat (tally sheet, outum report, damage cargo list, dan

lain-lain dan dokumen pemuat (stowage plan, copy B/L, manifest),

untuk selanjutnya dikirim ke principal dan pelabuhan tujuan.

b. Memonitor Perkembangan Muatan

Dalam memonitor perkembangan muatan, agen melakukan hal-

hal sebagai berikut:

1) Menjalin hubungan baik dengan para shipper dan beri pelayanan

informasi kepada consignee.

2) Menandatangani B/L atas nama principal.


12

3) Bila consignee belum memenuhi kewajiban, penyerahan barang

hanya seizin principal (tertulis).

c. Pelayanan Terhadap Kapal dan Muatannya

Pelayanan terhadap kapal dan muatannya secara rinci dapat

dibaca perihal tugas cabang yang hampir sama dengan tugas agent.

d. Penyelesaian Masalah Claim

Penyelesaian masalah claim sesuai dengan manual atas barang

kurang atau muatan yang rusak, lalu meneruskan claim kepada

principal sepanjang memenuhi persyaratan dan membayar claim

setelah mendapat persetujuan principal.

e. Pelayanan Lain yang Menyangkut Keputusan Owner’s

Representative.

5. Penghasilan Agen Pelayaran

Menurut R.P. Suyono, (2007:231) Agen pelayaran hidup dari jasa yang

diberikan kepada kapal-kapal yang telah menunjuknya untuk melayani

kegiatan dipelabuhan dimana agen pelayaran berada.

Agen pelayaran akan mendapat call fee dari setiap kapal yang akan

singgah serta akan juga mendapat komisi dari muatan yang akan dimuat

ke kapal berupa presentase dari freight yang ditarik.

Karena yang ditunjuk sebagai agen oleh perusahaan pelayaran asing

adalah pelayaran nasional yang juga mempunyai kapal-kapal miliknya

sendiri, maka secara umum pendapatan dari cabang perusahaan pelayaran

nasional yang juga bekerja sebagai agen pelayaran asing adalah:


13

a. Komisi dari kapal:

1) Kapal-kapal milik sendiri.

2) Kapal-kapal keagenan (call fee & komisi dari muatan).

3) Jasa order dari prusahaan bongkar/muat (PBM) yang ditunjuk

untuk bongkar/muat dari kapal milik/keagenan.

b. Pendapatan usaha keagenan berupa:

1) Komisi sub-agency

2) EMKL

3) Haulage/trucking

4) Depot

5) Transhipment

6) Lain-lain.

6. Dokumen Clearance In/Out

Menurut R.P. Suyono, (2007:239) dokumen-dokumen yang harus ada

saat kapal masuk dan keluar pelabuhan antara lain:

a. Dokumen-dokumen tersebut dibawah ini harus dipersiapkan sebelum

tiba di pelabuhan, khusus untuk kapal-kapal asing yang pertama kali

di ageni di pelabuhan:

1) PKKA (Pemberitahuan Keagenen Kapal Asing) dari sea comm.

2) PPKB (Pusat Pelayanan Kapal dan Barang) dari port authority.

3) RKSP (Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut) dianjurkan oleh

agen ke Bea & Cukai.


14

4) Memorandum Pemeriksaan Dokumen Kapal dianjurkan ke

harboure master.

5) Letter of Appointment dari owners/kapal.

6) Tonnage Certificate (copy) dari owners/kapal.

7) Master Cable dari master yang menyatakan bahwa kapal akan

masuk ke pelabuhan.

8) ISSC (International Ship Security Certificate) dari ownwrs.

9) Ship Particulars dari owners/kapal.

10) Crew List sebagai laporan pemberitahuan ke imigrasi.

11) Cargo Manifest/Bill of lading (copy) dari owners/charteres

sebagai laporan ke Bea & Cukai dari port authority.

b. Dokumen yang disiapkan pada saat tiba di pelabuhan:

1) Crew list.

2) Crew personal effect list.

3) Store list.

4) Voyage Memo.

5) Ammunition List.

6) Provision List.

c. Dokumen yang diperlukan/disiapkan sewaktu keberangkatan kapal:

1) Sailing Declaration dari karantina.

2) Cargo Manifest.

3) Port Clearance Out.

4) Immigration Clereance.
15

5) Quarantina Clereance.

6) Custom Clereance.

7) Light Dues (copy).

8) PPKB out dari port authority.

7. Prosedur Administrasi

Menurut Engkos Kosasih & Hananto Soewedo, (2007:150)

a. Biaya Disbursement ( Biaya Operasi Selama di Pelabuhan )

Principal memberitahukan kedatangan kapalnya disertai

pemberitahuan data-data, mengenai data kapal, muatan yang perlu

dicari, muatan yang akan dibongkar (biasanya dikirim manifest),

kebutuhan kapal, lamanya di pelabuhan, dan sebagainya. Berdasarkan

pemberitahuan, agen menghitung biaya disbursement (biasanya + 50 –

70% dari perkiraan total disbursement untuk Liner Service dan

diminta uang muka 100 bila yang dilayani Tramper Service).

Setelah menerima uang muka disbursement, selanjutnya

perusahaan pelayaran yang bertindak sebagai general agent akan

mengirimkan uang tersebut kepada port agent. Setelah kapalnya tiba,

port agen sebagai pelaksana, melayani kapal principal tersebut, antara

lain:

1) Melayani kebutuhan kapal non-commercial, seperti repair, survey,

maintenance, bunker, supply bahkan makanan, dan kebutuhan

lainnya.
16

2) Mencari muatan (canvassing) dan handling muatan, yaitu memuat

untuk muatan ke luar/ekspor (outward cargo) dan membongkar

untuk muatan masuk/impor (inward cargo).

3) Melaksanakan kehendak principal lainnya, seperti freight

collection (menagih uang tambang), monitoring/handling container

kosong termasuk penyimpanannya di depo container, dan lain-lain.

Setelah kapal berangkat, port agent akan menghitung realitasi

biaya-biaya disbursement, melengkapi semua bukti-bukti biaya

disbursement tersebut ( nota-nota /nota tagihan/voucher, kuitansi-

kuitansi, dan sebagainya), dan mengirimkan/melaporkan kepada

prinipalnya.

b. Pertanggungjawaban Agen Kepada Principal

Setelah kapal berangkat, agen (melalui general agent) harus

melaporkan pertanggungjawaban kegiatan maupun keuangannya

kepada principal. Bentuk laporan pertanggungjawaban tersebut adalah

sebagai berikut.

1) Despacth Report

Setelah kapal berangkat, sedangkan belum semua dokumen

lengkap, agen melaporkan (pendahuluan) kepada principal. Hal

yang dilaporkan Antara lain:

a) Muatan yang dimuat, yang dibongkar, yang di-transhipped.

b) Posisi bunker termasuk supply bunker.

c) Freight yang diperoleh.


17

d) Komisi agen (perkiraan).

e) Perkiraan biaya-biaya: pelabuhan, bongkar/muat; transshipment,

dan sebagainya.

f) Cash to master, dan lain-lain.

2) Laporan Pendapatan dan Biaya yang Sebenarnya

Setelah bukti-bukti transaksi dari pendapatan freight dan biaya

disbursement lengkap, memberikan laporan kepada principal. Hal-

hal yang dilaporkan adalah sebagai berikut.

a) Perhitungan Komisi (Agency Commision)

Untuk balas jasa atas pelayanan kepada kapal dan muatan

principal, maka agen harus menerima komisi, antara lain;

 Agency fee adalah komisi atas jasa pelayanan keperluan kapal

saja (non-commercial), misalnya: ship husbanding,

permintaan repair, survey, air, supply kebutuhan kapal

lainnya, crew service.

 Booking commision adalah komisi atas perolehan muatan.

 Handling commission adalah komisi atas pengurusan muat

untuk ouward cargo maupun bongkar untuk inward cargo.

Untuk outward cargo, karena sekaligus memperoleh muatan

komisinya +4%-5% dari freight.

Sedangkan inward cargo karena hanya mengurus bongkarnya

saja, komisinya +2%-2,5%.


18

 Komisi lainnya atas jasa dalam menagih freight (freight

collection), mengurus handling container dan menyimpannya

di depo setelah selesai stripping dari consignee.

 Dan lain-lain.

I. METODOLOGI

Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, Penyusun harus sedapat

mungkin memperoleh informasi sebanyak-banyaknya. Dari informasi-

informasi yang di peroleh tersebut akan dibuat sebuah laporan akhir praktek.

Untuk penyusunan akhir laporan hasil Praktek Kerja Lapangan-Proda

tersebut, metode yang di pergunakan meliputi :

1. Data yang diperoleh berupa :

Adapun data-data yang diperoleh dalam penyusunan laporan

praktek kerja ini adalah :

a. Data Primer

Diperoleh dari hasil observasi atau hasil kerja lapangan yang

juga dilengkapi hasil wawancara dengan berbagai pihak yang

dianggap memahami topik atau memiliki otoritas atau persoalan yang

diselidiki/ topik yang dibahas.

b. Data Sekunder

Dengan memanfaatkan segala informasi yang telah dihimpun

oleh berbagai pihak dalam bentuk data tersaji, seperti buku/ laporan,

tabel, grafik, leafet, data statis dan lainnya.

2. Cara Pengumpulan Data :


19

a. Metode Interview (wawancara)

Metode wawancara adalah proses Tanya jawab dalam penelitian

yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih

bertatap muka mendengar secara langsung informasi-informasi atau

keterangan-keterangan.

(Cholid Narbuko& Abu H. Achmadi, 2013: 83).

b. Metode Observasi (Pengamatan)

Metode pengamatan adalah alat pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat sistematik gejala-

gejala yang diselidiki.

(Cholid Narbuko& Abu H. Achmadi, 2013: 70).

c. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah penumpulan data yang sudah

dihimpun oleh pihak lain ataupun yang ada pada perusahaan atau

instansi terkait, media massa yang ada hubungannya dengan masalah

pokok judul. (Sutrisno Hadi,1968:30).

d. Metode Analisa Data

Adapun metode analisa data yang digunakan dalam mengolah

data selama praktek kerja lapangan adalah dengan pendekatan

Deskriptif, yaitu setelah data dikumpulkan kemudian diedit, dicoded,

dan telah diikhtisarkan dalam tabel, maka langkah selanjutnya adalah

analisa terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh.

(Cholid Nurbuko,dkk:2005:70).
20

3. Kerangka Fikir

a. Kapal Masuk

Ship owner

Dokumen

General
agent

Dokumen

Instansi terkait

1. Syahbandar

2.Bea dan cukai

3. Kantor Kesehatan Pelabuhan

4. Imigrasi

Penyelesaian
Dokumen
Administrasi

Clereance in

Dokumen

Pelayanan kapal
Dokumen
1. Bungker BBM

2. Air tawar

3. Pembekalan/crew kapal
21

b. Kapal Keluar

Perusahaan
Pelayaran

Dokumen

Agen

Dokumen

Instansi terkait

1. Syahbandar

2.Bea dan cukai Penyelesaian


Administrasi
3. Kantor Kesehatan Pelabuhan

4. Imigrasi

Dokumen

Dokumen
Clereance
out
22

J. SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN MOTTO

HALAMAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Penegasan Arti Judul

B. Alasan Pemilihan Judul

C. Latar Belakang Masalah

D. Rumusan Masalah

E. Tujuan Penulisan Laporan

F. Manfaat Penyusunan Laporan

G. Tinjauan Teoristis

H. Metedologi

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

A. Sejarah Singkat Pelabuhan Tanjung Emas.

B. Letak Geografis Pelabuhan Tanjung Emas.

C. Fasilitas-fasilitas yang ada di Pelabuhan Tanjung Emas.

D. Struktur Organisasi Dalam PT. BAHTERA SETIA.


23

E. Rekan kerja PT. BAHTERA SETIA (dalam hal keagenan).

F. Kapal-kapal yang ditangani oleh PT. BAHTERA SETIA.

G. Hambatan-hambatan dalam pelayanan kapal di pelabuhan Tanjung

Emas.

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

JADWAL KEGIATAN PRAKTIK KERJA


24

K. DAFTAR PUSTAKA

Anton m. Moeliono. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka.

http://seputarsemarang.com/pelabuhan-tanjung-emas-7890/

Saut Gurning Raja Oloan Saut, Budiyanto Eko Hariyadi. 2007. Manajemen Bisnis

Pelabuhan. Jakarta : APE Publishing.

Kosasih Engkos, Sowendo Hananto. 2007. Manajemen Perusahaan Pelayaran.

Jakarta : Grafindo Persada.

Lasse.D.A. 2011. Managemen Kepelabuhanan. Jakarta : Raja GrafindoPersada.

Cholid Narbuko, Abu H. Achmadi. 2015. Metodologi Penelitian. Jakarta :

Bumuaksara.

Triatmodjo Bambang. 2009. Perencanaan Pelabuhan. Yogyakarta : Beta Offset

Anda mungkin juga menyukai