Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Arti Judul

Dari judul di atas penyusun menegaskan pengertian arti judul sebagai

berikut:

1. Proses

Proses adalah runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan

kemajuan. (Pusat Bahasa Depdiknas 2008:1218)

2. Pelayanan Kapal

Pelayanan kapal adalah kegiatan-kegiatan perencanaan dan pelaksanaan

tambatan kapal yang diarahkan agar pemanfaatan lokasi tambatan dapat

disesuaikan dengan jenis dan tipe kapal. (RO. Saut Gurning dan E. Hariyadi

Budiyanto 2007:44)

3. Kapal Asing

Menurut UU RI No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Pasal 1 nomor 39:

kapal asing adalah kapal yang berbendera selain bendera Indonesia dan tidak

dicatat dalam daftar kapal Indonesia.

4. Perusahaan Pelayaran PT. Tri Daya Laju Cabang Panjang

Perusahaan pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal-

kapal, baik kapal milik sendiri atau sewa (charter) (Suyono 2007:23). PT. Tri

Daya Laju Cabang Panjang adalah salah satu cabang perusahaan perusahaan

pelayaran yang berada di Pelabuhan Panjang bergerak dalam bidang

transportasi laut dan shipping agency.

1
2

5. Pelabuhan Panjang

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan atau perairan

dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan

pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun

penumpang, dan atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat

berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan

pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan

intra dan antar moda transportasi (UU : No.17 Tahun 2008 Pasal 1). Pelabuhan

Panjang adalah pelabuhan internasional yang terletak di Kecamatan Panjang,

Kota Bandar Lampung, Lampung dan memiliki Kesyahbandaran dan Otoritas

Pelabuhan (KSOP) kelas 1. (hubla.dephub.go.id)

6. Bandar Lampung

Bandar Lampung adalah sebuah kota di Indonesia sekaligus ibukota dan

kota terbesar di Provinsi Lampung. Bandar Lampung juga merupakan kota

terbesar dan dan terpadat di Pulau Sumatera. (id.wikipedia.org)

Dengan demikian maksud dari judul di atas adalah suatu peristiwa atau

runtunan serangkaian kegiatan perencanaan dan pelaksanaan tambatan kapal

yang diarahkan agar pemanfaatan lokasi tambatan dapat disesuaikan dengan jenis

dan tipe kapal untuk kapal selain kapal Indonesia di daerah Pelabuhan Panjang,

Lampung oleh PT. Tri Daya Laju Cabang Panjang.

B. Alasan Pemilihan Judul

Dari judul diatas penyusun mengambil beberapa alasan dalam membuat

laporan praktek kerja ini. Adapun alasan tersebut meliputi :


3

1. Alasan Ilmu Pengetahuan

Untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah

diperoleh di Akademi Maritim Yogyakarta serta mencari tambahan ilmu

pengetahuan lain yang bisa diperoleh selama Praktek Kerja khususnya dalam

bidang kemaritiman.

2. Alasan praktis

Dapat memberikan gambaran kepada taruna/taruni tentang bagaimana

proses pelayanan kapal asing.

3. Alasan lain

Untuk menerapkan teori-teori yang telah didapat di bangku kuliah dan

memadukan teori-teori tersebut dengan keadaan sebenarnya di lapangan.

Penyusun juga ingin mengetahui hal apa sajakah yang dilakukan dalam

pelayanan kapal asing. Selain itu juga data-data yang diperoleh diharapkan

dapat memberi kemudahan dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja ini.

C. Latar Belakang Masalah

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara kepulauan yang

berciri nusantara yang disatukan oleh wilayah perairan yang luas, dengan batas-

batas, hak-hak, dan kedaulatan yang ditetapkan dengan undang-undang. Untuk

menghubungkan pulau yang satu dengan pulau yang lainnya maka diperlukan

sarana angkut laut, oleh karena itu transportasi laut perlu dikelola dengan baik.

(UU: No.17 Tahun 2008)

Untuk mendukung transportasi laut tersebut maka diperlukan pelabuhan

dengan fasilitas dan sarana yang memadai. Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di
4

ujung samudera, sungai atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan

barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Di Indonesia terdapat 141

pelabuhan yang tersebar di seluruh Indonesia. (UU: No.17 Tahun 2008)

Dari 141 pelabuhan di Indonesia terdapat salah satu pelabuhan

Internasional yang terletak di Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung,

Provinsi Lampung yaitu Pelabuhan Panjang. Pelabuhan ini adalah salah satu

pelabuhan besar di Indonesia yang memiliki 3 terminal spesialisasi berdasarkan

jenis barang yaitu terminal multipurpose, terminal petikemas, dan terminal curah

kering dengan alur sepanjang 6 mil dan kedalaman mencapai -14 Mlws sedangkan

kedalaman di bibir demaga secara keseluruhan mencapai 1.623m. (PT. Pelabuhan

Indonesia II, Persero Cabang Panjang)

Karena Pelabuhan Panjang adalah pelabuahan internasional, maka banyak

kapal-kapal asing yang singgah di pelabuhan tersebut untuk melakukan bongkar

muat. Kapal asing adalah kapal yang berbendera selain bendera Indonesia.

Dikarenakan kapal asing tersebut tidak memiliki wakil/orang yang

bertugas mengurus kapal dan keperluannya, maka agen sangat diperlukan untuk

membantu kapal asing tersebut mengurus segala keperluan baik kapal maupun

awaknya selama dipelabuhan. Baik dalam mengurusi bongkar muat, mengurusi

keperluan menjelang kedatangan kapal, selama kapal di pelabuhan sampai kapal

meninggalkan pelabuhan.

Untuk memperlancar arus keluar masuk kapal maka segala keperluan

kapal akan diurus agen perusahaan pelayaran. Karena jika arus keluar masuk
5

kapal mengalami keterlambatan (delay) maka perusahaan akan mengalami

kerugian. Adapun tugas agen ada dua yaitu pelayanan kapal (ship’s husbanding)

dan operasi keagenan (cargo operation). Tugas-tugas yang termasuk dalam

pelayanan kapal adalah pelayanan ABK, perbaikan atau pemeliharaan kapal,

penyediaan suku cadang kapal, dan sebagainya. Sedangkan tugas yang berkaitan

dengan operasi keagenan adalah pengurusan bongkar dan muat, stowage, lashing

dan dokumen muatan. (Suyono, 2007: 226)

Oleh karena itu, pengelolaan pelayanan kapal oleh agen harus efektif dan

efisien, karena jika principal atau owners dari perusahaan pelayaran asing yang

menunjuknya sampai kecewa atau tidak puas dengan pelayanan yang diberikan

oleh agen maka ia tidak akan menunjuknya lagi. Sebab falsafah bisnis yang

menyatakan bahwa kepuasan konsumen adalah syarat bagi kelangsungan hidup

perusahaan.

Melihat adanya peluang, maka penyusun memutuskan untuk mengambil

masalah ini sebagai judul laporan praktek kerja, dengan judul “ Proses Pelayanan

Kapal Asing oleh Perusahaan Pelayaran PT. Tri Daya Laju Cabang Panjang

di Pelabuhan Panjang Bandar Lampung “

D. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah dan berdasarkan judul yang diambil di

atas maka penyusun dapat merumuskan suatu masalah “Bagaimanakah proses

pelayanan kegiatan-kegiatan dan perencanaan kapal asing di Pelabuhan Panjang,

Lampung oleh PT. Tri Daya Laju Cabang Panjang ? “.


6

E. Tujuan Penulisan Laporan

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan memperluas wawasan bagaimana proses

pelayanan kapal asing pada PT. Tri Daya Laju Cabang Panjang.

2. Tujuan Akademik

Untuk memenuhi salah satu persyaratan Kelulusan Program Studi

Diploma III Jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga di Akademi Maritim

Yogyakarta.

3. Tujuan Ilmiah

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dari bangku perkuliahan

untuk diterapkan di lapangan khususnya dalam pelayanan kapal asing di

Pelabuhan Panjang Lampung.

4. Tujuan Lain

Sebagai pengalaman awal sebelum terjun ke dunia kerja sekaligus

untuk memperdalam materi-materi yang didapat selama di bangku

perkuliahan dan berharap terjun dalam dunia kerja sesuai dengan disiplin

ilmu yang dikuasai pada saat kuliah maupun praktek.

F. Manfaat Penyusunan Laporan

Untuk mendapatkan gambaran tentang dunia pelayaran khususnya bagi

pelayanan jasa kapal asing oleh agen, maka penulisan karya tulis ini diharapkan

membawa manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Penyusun
7

a. Sebagai gambaran untuk terjun langsung didunia praktek kerja maupun

kerja dan mencari pengalaman di bidang pelayanan kapal asing oleh

agen.

b. Berlatih bagi penyusun untuk membuat laporan tertulis.

2. Bagi Akademik

a. Menambah karya tulis yang ada di perpustakaan Akademi Maritim

Yogyakarta.

b. Memberikan informasi tentang cara melayani kapal asing yang ada di

lapangan baru-baru ini.

c. Menerapakan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah.

d. Menambah referensi yang diperoleh dari hasil praktek kerja.

G. Tinjauan Teoritis

Dalam tinjauan teoritis ini penulis akan menuangkan teori-teori tentang

keagenan kapal dalam pelayanan kapal untuk mengurusi kedatangan dan

keberangkatan (clereance in/out).

1. Keagenan kapal

Menurut Suyono (2007:223-224) keagenan adalah hubungan

berkekuatan secara hukum yang terjadi bilamana dua pihak bersepakat

membuat perjanjian, diamana salah satu pihak yang dinamakan agen (agent)

setuju untuk mewakili pihak lainnya yang dinamakan pemilik (principal)

dengan syarat bahwa pemilik tetap mempunyai hak untuk mengawasi

agennya mengenai kewenangan yang dipercayakan kepadanya.


8

Apabila kapal berlabuh di suatu pelabuhan maka kapal tersebut

membutuhkan pelayanan dan memiliki berbagai keperluan yang harus

dipenuhi. Untuk melayani berbai keperluan tersebut, perusahaan pelayaran

akan menunjuk sebuah agen kapal. Secara garis besar, dikenal tiga jenis agen

kapal, yaitu general agent, sub-agen atau agen, dan cabang agen.

Kesimpulannya agen adalah suatu badan usaha yang didirikan untuk

mewakili dari perusahaan pelayaran lainnya yang menunjuknya sebagai agen

dalam pengurusan kapal, dan agen itu sendiri menurut keputusan Menteri

Perhubungan No. 33 Tahun 2001 tentang penyelenggaraan dan pengurusan

angkutan laut, terdiri dari beberapa jenis agen, yaitu:

a. Agen umum (general agent) adalah perusahaan pelayaran nasional

yang ditunjuk oleh perusahaan pelayaran asing di luar negeri untuk

mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan kapalnya

(baik kapal milik, chartering, maupun kapal yang dioperasikannya).

b. Sub agen (sub agent) adalah perusahaan pelayaran yang ditunjuk oleh

agen umum di pelabuhan tertentu.

c. Cabang agen adalah cabang dari agen umum di pelabuhan tertentu.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2010 tentang angkutan

di perairan, kegiatan keagenan awak kapal merupakan kegiatan rekruitmen

awak kapal dan penempatannya di kapal sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Kegiatan usaha keagenan awak kapal dilakukan oleh

badan usaha yang didirikan khusus untuk usaha keagenan awak kapal.
9

Kegiatan usaha keagenan kapal merupakan kegiatan mengurus

kepentingan kapal perusahaan angkutan laut asing atau nasional selama

berada di Indonesia. Kegiatan usaha keagenan kapal dapat dilakukan oleh:

a. Perusahaan nasional keagenan kapal.

b. Perusahaan angkutan laut.

Kegiatan keagenan kapal yang di lakukan oleh perusahaan angkutan

laut nasional, izin usahanya melekat pada izin usaha pokoknya.

2. Aktivitas Keagenan Kapal

a. Persiapan kedatangan kapal

Menurut Lasee (2014:352) aktivitas kedatangan kapal meliputi:

1) Melaporkan rencana kedatangan kapal, dan menyerahkan

dokumen kapal kepada Syahbandar.

2) Menyampaikan permintaan fasilitas jasa kepelabuhanan kepada

penyelenggara atau operator pelabuhan.

3) Menunjuk perusahaan bongkar muat (PBM) untuk menghendel

muatan kapal.

b. Persiapan keberangkatan kapal

Menurut Lasee (2014:352) aktivitas kedatangan kapal meliputi:

1) Mengurus kepentingan Nahkoda dan Anak Buah Kapal (ABK).

2) Menyelesaikan urusan perpanjangan dokumen kapal yang telah

berakhir atas beban principal.

3) Memungut uang jasa angkutan (freight) atas perintah principal.

4) Melakukan pembukuan dan pencarian muatan (canvassing).


10

5) Menerbitkan konosemen (bill of lading) atas nama pengangkut.

6) Menyelesaikan tagihan (disbursement) dan claim untuk dan atas

nama principal.

7) Mengurus pengadaan dan pengisian Bahan Bakar Minyak

(BBM) dan air tawar.

8) Memberikan informasi yang diperlukan pemilik kapal

(principal).

9) Melaporkan kegiatan di Syahbandar.

10) Menyelesaikan clearance out kapal.

3. Tugas dan Status Agen Pelayaran

Menurut Abbas Salim (1994:24-26) untuk mengurusi setiap

kebutuhan kapal di pelabuhan, pemilik kapal menetapkan wakilnya di

pelabuhan tempat kapal yang dioperasikannya singgah untuk sesuatu

kegiatan.

Lamanya kapal berada di pelabuhan menentukan keberhasilan usaha

perusahaan pelayaran, sebab prinsip dari pemilik kapal lamanya tinggal di

suatu pelabuhan diusahakan sesingkat mungkin.

Jika kapal tinggal lama di pelabuhan berarti biaya operasi akan

semakin tinggi. Maka mengharuskan segala sesuatu kapal di pelabuhan

menyelesaikan prosedur tertentu dengan pemerintah, persiapan dan

pelaksanaan Pelayaran dan semua urusan yang menyangkut kebutuhan kapal

harus segera ditangani.


11

Dalam hal ini pemilik kapal kapal menunjuk atau menetapkan

wakilnya di pelabuhan yang disinggahi kapal-kapal. Perwakilan perusahaan

pelayaran atau agen perusahaan pelayaran atau agen perusahaan pelayaran

mempunyai tugas mengurus semua kebutuhan kapal selama berada di

pelabuhan. Hal ini dimaksudkan agar selama kapal berada di pelabuhan tidak

mengalami hambatan-hambatan.

a. Tugas Agen Pelayaran

Tugas agen pelayaran adalah mengurus semua kebutuhan kapal

selama berada di pelabuhan. Hal ini dimaksudkan agar selama kapal

berada di pelabuhan tidak mengalami hambatan-hambatan.

1) Mengusahakan muatan kapal

2) Mengurus bongkar dan muat barang-barang

3) Mengurus kebutuhan kapal (misalnya ada ABK yang sakit

memerlukan pengobatan)

4) Mengurus clearance keluar masuk kapal di pelabuhan

5) Mengurus kebutuhan kapal, bunker, air, dan bahan bakar, serta

bahan makanan.

6) Menyelesaikan dokumen-dokumen muatan

b. Status Agen Pelayaran

Pada umumnya untuk menangani kapal di pelabuhan, pengusaha dapat

menunjuk salah satu dari kemungkinan berikut:

1) Orang yang mewakili pengusaha (owner representative)


12

Merupakan perusahaan atau perorangan yang tugasnya merintis

semua persiapan sehubungan dengan kebutuhan kapal yang akan

singgah di pelabuhan.

2) Agen komisi (commission agent)

Perusahaan pelayaran yang ditunjuk oleh pengusaha/pemilik kapal

untuk melayani kebutuhan kapalnya selama di pelabuhan.

3) Kantor cabang perusahaan pelayaran (branch office)

Mengingat jumlah kapal dan frekuensi keluar masuk kapal

demikian tinggi serta kegiatan cukup besar, maka pengusaha kapal

membuka kantor cabang di pelabuhan tertentu yang berarti organisasi

kantor cabang tersebut diatur dan berada di bawah kendali kantor pusat.

4. Memasuki dan Meninggalkan Pelabuhan

Agar kapal dapat memasuki perairan pelabuhan untuk berlabuh, dan

kemudian meninggalkan pelabuhan harus dipenuhi beberapa ketentuan

menurut Radiks Purba (1997:331-334). Ketentuan-ketentuan tersebut

berbeda-beda di tiap-tiap negara. Demi terciptanya keamanan di pelabuhan

serta untuk kepentingan keuangan negara yang bersangkutan. Dari segi

keamanan, maka kapal-kapal yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan

tersebut tidak diperkenankan memasuki daerah pelabuhan. Sedangkan dari

segi kepentingan keuangan negara, maka kapal-kapal yang

mempergunakan sarana-saran pelabuhan harus membayar sewa berlabuh,

sewa bertambat dan barang-barang yang dibongkar dan dimuat ke dalam

kapal diawasi oleh pabean untuk menentukan dan memungut beanya.


13

Demikian juga halnya dengan para penumpang kapal diawasi oleh

pabean agar tidak menimbulkan gangguan keamanan negara karena

diantara para penumpang kapal yang bersangkuatan mungkin ada

penumpang gelap atau pelarian atau musuh negara serta agar dapat dengan

mudah mengetahui barang-barang gelap atau barang selundupan. (Radiks

Purba, 1997:331-334)

Salah satu syarat yang penting yang wajib dipenuhi oleh kapal yang

hendak memasuki suatu pelabuhan ialah kapal tersebut harus mengibarkan

bendera kebangsaannya. (Radiks Purba, 1997:331-334)

Jika suatu kapal hendak memasuki suatu pelabuhan maka nahkoda

mengirim berita (telegram) kepada bagian operasi (operating departement)

atau kepada agen dengan menyebutkan perkiraan kedatangan kapal

(estimeted time arrival = ETA). Setelah berita tersebut diterima oleh

petugas bagian operasi atau oleh agen, maka mereka mengurus segala

sesuatu yang diperlukan agar setibanya kapal tersebut dapat segera

berlabuh dan bertambat, yaitu dengan mengajukan permohonan kepada

Penguasa Pelabuhan setelah mengisi formulir yang tersedia untuk itu.

(Radiks Purba, 1997:331-334)

Hal-hal lain yang perlu segera diurusi ialah menunjuk stuador baik di

kapal maupun di darat agar setelah kapal berlabuh dapat segera dilakukan

pekerjaan bongkar-muat, serta mengumumkan atau memberitahukan

kepada para pemilik barang. (Radiks Purba, 1997:331-334)


14

Agar kapal dapat memasuki pelabuhan dan berlabuh serta

meninggalkan pelabuhan (inwards/outwards), maka kapal harus

menunjukan dokumen-dokumen sebagai berikut.

a. Untuk Dokter Pelabuhan atau untuk Dinas Kesehatan Pelabuhan kapal

hrus menunjukan dokumen-dokumen sebagai berikut.

1) Buku kesehatan (healthbook), yaitu buku kesehatan Internasional

(untuk kapal-kapal asing) dan buku kesehatan khusus Indonesia

(untuk kapal-kapal Indonesia);

2) Sertifikat bebas dari tikus (deratting certificate);

3) Sertifikat bebas dari penyakit (certificate of free pratique);

4) Kartu vaksinasi atau buku kuning daripada nahkoda dan anak buah

kapal.

Setelah semua dapat dipenuhi, maka Dokter Pelabuhan memberikan

surat izin memasiki pelabuhan (clearance inwards), demikian juga

sewaktu kapal akan meninggalkan pelabuhan (clearance outwards).

b. Untuk Syahbandar (harbour master) kapal harus menunjukan

dokumen-dokumen melalui pandu (pilot) sebagai berikut.

1) Sertifikat pendaftaran kapal (certificate of ship’s registry);

2) Sertifikat garis muat Internasional (International loadline

certificate);

3) Sertifikat radio dan telegrap keselamatan (safty radio telegraphy

certificate);
15

4) Kuitansi penerimaan bea mercusuar indonesia pad pelayaran yang

terakhir (Indonesian lightdues receipt of last voyage);

5) Izin masuk dan keluar dari pelabuhan yang terakhir disinggahi

(last port clearance of call).

Setelah semua terpenuhi, maka Syahbandar memberikan surat izin

memasuki pelabuhan pelabuhan (clearance inwards), demikian juga

sewaktu meninggalkan pelabuhan (clearan outwards).

c. Untuk Direktorat Imigrasi, kapal menyerahkan dokumen-dokumen

sebagai berikut.

1) Daftar barang-barang milik awak kapal atau buku pelaut (articles

seaman’s book);

2) Daftar nama anak buah kapal (crew list);

Setelah semua dipenuhi, maka Direktorat Imigrasi memberikan surat

izin mendarat (clearance inwards), demikian juga izin berlayar

(clearance outwards).

d. Untuk Inspektorat Angkutan Laut (Navy Inspectorate), kapal

menyerahkan buku laut (navy-book).

Selain dari dokumen-dokumen yang disebutkan diatas, untuk pabean

harus disediakan dokumen-dokumen sebagai berikut.

a. Kapal yang akan memasuki pelabuhan (inwards vessels) harus

menyerahkan dokumen sebagai berikut.

1) Daftar perbekalan kapal (store list),


16

2) Daftar muatan yang masuk yang sah (inward cargo manifest

signed),

3) Daftar muatan lanjutan (throught cargo manifest),

4) Daftar muatan untuk pabean (customhouse manifest).

Setelah dipenuhi, maka pabean memberikan surat izin untuk

memasuki pelabuhan (clearance inwards).

b. Kapal yang akan meninggalkan pelabuhan (outgoing vessels) harus

menunjukan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yaitu

dokumen ekspor yang melindungi muatan/barang yang dimuat di

Pelabuhan Indonesia. Setelah dipenuhi maka pabean memberikan izin

meninggalkan pelabuhan (clearance outwards). (Radiks Purba,

1997:331-334)

5. Dokument for in/out Clearance

a. Menurut Suyono (2007:239-240) dokumen-dokumen tersebut di bawah

ini harus dipersiapkan sebelum tiba di pelabuhan, khusus untuk kapal

kapal asing yang pertama kali di ageni:

1) PPKA (Pemberitahuan Keagenan Kapal Asing) dari sea comm.

2) PPKB (Pusat Pelayanan Kapal dan Barang) dari port authority.

3) RKSP (Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut) diajukan oleh

agen ke Bea & Cukai.

4) Momarandum Pemeriksaan Dokumen Kapal diajukan ke harbour

master.

5) Letter of appointment dari owners/kapal.


17

6) Tonagge certificate (copy) dari owners/kapal.

7) Master cable dari master yang manyarakan bahwa kapal akan

masuk ke pelabuhan.

8) ISSC (Internadional Ship Security Certificate) dari owners.

9) Ship particulars dari owners/kapal.

10) Crew list sebagai laporan pemberitahuan ke imigrasi.

11) Cargo manifest/bill of Lading (copy) dan owners/charterers sebagai

laporan ke Bea & Cukai dan port aothority.

b. Dokumen yang dipersiapkan saat tiba di pelabuhan:

1) Crew list.

2) Crew personal effect list.

3) Store list.

4) Voyage memo.

5) Ammunation list.

6) Provision list.

c. Dokumen yang diperlukan/dipersiapkan sewaktu keberangkatan kapal:

1) Sailing declaration dari karantina.

2) Cargo manifest.

3) Port clearance cut.

4) Immigration clearance.

5) Quarantine clearance.

6) Costum clearence.

7) Light dues (copy).


18

8) PPKB out dari port aouthority.

H. Metodologi

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan

deskriptif, yakni menggambarkan obyek yang diselidiki secara luar dari hasil

kerja lapangan.

2. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil observasi atau hasil kerja lapangan

yang juga dilengkapi hasil wawancara dari berbagai pihak yang

dianggap memahami topic atau memiliki otoritas atas persoalan yang

diselidiki/topic yang di bahas. (Pedoman Praktek Kerja dan Penulisan

Laporan Praktek Kerja, Akademi Maritim Yogyakarta 2015)

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan memanfaatkan segala informasi

yang telah dihimpun oleh berbagai pihak dalam bentuk data tersaji

seperti buku/laporan, tabel, grafik, leaflet, data statistik dan lainya.

(Pedoman Praktek Kerja dan Penulisan Laporan Praktek Kerja,

Akademi Maritim Yogyakarta 2015)

1) Sejarah berdirinya pelabuhan Panjang Bandar Lampung.

2) Letak Gografis dan Topografi Pelabuhan Panjang.


19

3) Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh Pelabuhan Panjang

4) Sejarah berdirinya Perusahaan Pelayaran PT. Tri Daya Laju Cabang

Panjang.

5) Daftar kapal yang diageni oleh Perusahaan Pelayaran PT. Tri Daya

Laju Cabang Panjang.

6) Struktur organisasi oleh Perusahaan Pelayaran PT. Tri Daya Laju

Cabang Panjang.

7) Fasilitas-fasilitas yang dimiliki Perusahaan Pelayaran PT. Tri Daya

Laju Cabang Panjang.

3. Metode pengumpulan data.

a. Metode Observasi

Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi

berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan. Dalam hal ini data

tidak akan diperoleh di belakang meja, tetapi harus terjun ke lapangan,

ketetangga, ke organisasi, ke komunitas. Data yang diobservasi juga

dapat berupa gambaran tentang sikap, kelakuan, prilaku, tindakan,

keseluruhan intraksi antara manusia. Data observasi juga dapat berupa

intraksi dalam suatu organisasi atau pengalaman para anggota dalam

berorganisasi.

Proses observasi dimulai dengan mengidentifikasi tempat yang

hendak diteliti. Setelah tempat penelitian didentifikasi, dilanjutkan

dengan pemetaan, sehingga diperoleh gambaran umum tentang sasaran


20

penelitan. Kemudian peneliti mengidentifikasi siapa yang akan

diobservasi, kapan berapa lama, dan bagaimana. (Raco, 2010:112)

b. Metode Interview

Metode interview dilakukan untuk mendapatkan informasi yang

tidak dapat diperoleh melalui observasi. Ini disebabkan kerena peneliti

tidak dapat mengobservasi seluruhnya. Olehkarena itu peneliti harus

mengajukan pertanyaan kepada partisipan. Pertanyaan sangat penting

untuk menangkap persepsi, pikiran, pendapat, perasaan orang tentang

suatu gejala, peristiwa, fakta atau realita. (Ranco, 2010:116)

c. Metode Dokumenter

Adalah pengumpulan data yang sudah dilakukan oleh pihak lain

ataupun yang ada pada perusahaan atau instansi terkait, media masa

yang ada hubungannya dengan masalah judul. (Sutrisno Hadi, 2000:162)

4. Metode Analisa Data

Dalam menganalisa data penyusun menganalisa dengan menggunakan

cara analisa deskriptif yaitu suatu penelitian yang berusaha untuk memutuskan

pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data yakni

menyajikan data dan menginterprestasikan data. (Cholid Narbuko dan Abu

Achmadi, 2005:44)

Anda mungkin juga menyukai