Anda di halaman 1dari 12

3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,

Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8


Politeknik Bumi Akpelni Semarang

PROSES PERGANTIAN CREW PADAKAPAL MV. ELISABETH OLDENDORF


OLEHPT. SEA ASIH LINES (SAL) CABANG BELAWAN

Dafid Ginting1*, Muhammad Sahid1 , ErtaMonika Br Tarigan2


Program Studi Nautika1, Politeknik Adiguna Maritim Indonesia Medan
Jln. Pertempuran No.125 Medan
Program Studi KPNK2, Politeknik Adiguna Maritim Indonesia Medan
Jln. Pertempuran No.125 Medan
Email :dafidginting@amimedan.ac.id

Abstrak
Penulisan Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (library research) dan metode
studi lapangan (field research) dengan menjelaskan secara terperinci Proses Pergantian Crew
Pada Kapal MV. Elisabeth Oldendorff Oleh PT. Sea Asih Lines (SAL) Cabang Belawan. Hasil
penelitian menunjukkan kendala - kendala yang dihadapi adalah control waiting list belum
rapi, permintaan pergantian crew yang mendadak, persiapan dengan sistem manual dan
sedikitnya minat crew bekerja di kapal asing. Upaya yang dilakukan adalah dengan sistem
komputer dan meyakinkan kepada crew kapal mengenai keuntungan bekerja pada perusahaan
asing baik dari negara Cina maupun Korea dan memberikan masukan kepada ship owner
sebagai bahan evaluasi agar kesulitan ini tidak terjadi kembali.

Kata Kunci: Crew, Proses, MV.Elisabeth Oldendorf

PENDAHULUAN merupakan kegiatan – kegiatan angkutan


Kapal Asing adalah kapal yang laut dari Indonesia ke luar negeri dan
berbendera selain bendera Indoesia dan sebaliknya termasuk melanjutkan
tidak dicatat dalam daftar kapal Indonesia kunjungan antar pelabuhan di wilayah
(Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2008 perairan Indonesia yang diselenggarakan
tentang Pelayaran). Kegiatan kapal asing perusahaan. Sebagian besar kapal – kapal
tersebut di pelabuhan Indonesia yang asing yang diageni oleh PT. Sea Asih Lines
terbuka untuk perdagangan luar negeri (SAL) Cabang Belawan adalah kapal asing
harus menunjukan agen umum (General dengan crew asing kapal. Sebagaimana kita
Agent). Hal ini berarti perusahaan pelayaran ketahui bahwa warga negara asing tidak
asing tidak diperkenankan membuka dapat keluar, masuk dan tinggal di wilayah
cabang di pelabuhan - pelabuhan Indonesia atau perairan Indonesia tanpa seizin pihak
khusus untuk pelabuhan yang terbuka untuk keimigrasian.
perdagangan luar negeri (sesuai dengan SK Menurut Undang - Undang tentang
Menteri Perhubungan No. KM 33 Tahun Keimigrasian No.6 Tahun 2011
2001 tentang Agen Umum). Kebijakan keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas
tersebut diambil adalah untuk melindungi orang yang masuk atau keluar wilayah
perusahaan pelayaran Nasional guna Indonesia serta pengawasannya dalam
memberi peluang / kesempatan untuk rangka menjaga tegaknya kedaulatan
memperoleh kelangsungan kegiatan negara. Hal ini memberikan segala
perusahaan dan tambahan pendapatan perizinan keimigrasian berupa visa, izin
dalam kegiatan pelayaran keagenan kapal masuk, izin masuk kembali (Re-entry), izin
asing. keluar tidak kembali lagi (Exit Permit
Untuk memperoleh kesempatan yang Only), surat perjalanan Republik Indonesia
ada, PT. Sea Asih Lines (SAL) Cabang (RI), tanda masuk, tanda keluar, surat
Belawan ikut peran dalam penanganan keterangan dan perubahan keimigrasian.
keagenan kapal – kapal asing yang Tempat – tempat pelayanan keimigrasian,

213 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

meliputi bidang atau sub - bidang imigrasi Indonesia yang khusus mencari SDM
pada perwakilan RI di luar negeri, di pelaut, seperti halnya Jepang dan Korea.
perjalanan dalam pesawat udara, maupun Mereka membutuhkan awak kapal dengan
kapal laut, maupun tempat pemeriksaan kualitas yang baik untuk di pekerjakan di
imigrasi, bidang imigrasi pada kantor atas kapal miliknya. Salah satu perusahaan
wilayah Departemen Kehakiman dan HAM, perwakilan luar negeri di Indonesia adalah
serta Direktorat Jenderal Imigrasi. Terhadap PT Sea Asih Lines yag bergerak dibidang
orang asing, pelayanan dan pengawasan di keagenan kapal asing. PT. Sea Asih Lines
bidang keimigrasian dilaksanakan banyak berkerjasama dengan perusahaan
berdasarkan prinsip selektif (selective asing yaitu perusahaan - perusahaan yang
police). berasal dari negara - negara di Asia seperti
Untuk mewujudkan prinsip selektif, Korea, Jepang, dan Taiwan.
diperlukan kegiatan pengawasan terhadap Untuk memanfaatkan peluang yang
orang asing masuk ke wilayah Indonesia, ada, PT. Sea Asih Lines (SAL) Cabang
tetapi juga selama orang asing berada di Belawan berperan aktif dalam penanganan
wilayah Indonesia termasuk kegiatan – keagenan kapal - kapal asing yang
kegiatan sebab terdapat orang asing yang merupakan kegiatan - kegiatan angkutan
keberadaan di Indonesia merugikan laut dari Indonesia ke luar negeri dan
kepentingan bangsa, seperti kasus – kasus sebaliknya termasuk melanjutkan
penyalahgunaan izin tinggal, overstay kunjungan antar pelabuhan di wilayah
imigran gelap dan lain sebagainya adalah perairan Indonesia yang di selenggarakan
salah satu pelanggaran keimigrasian yang perusahaan.
bersifat transional. Pekerja asing sebagai Perusahaan sudah melakukan berbagai
Ship Crew (awak buah kapal atau anak upaya perbaikan berkaitan dengan kendala -
buah kapal) banyak terdapat dalam kegiatan kendala tersebut tetapi belum memberikan
lalu lintas transportasi laut Indonesia yang hasil yang maksimal sehingga masih perlu
menambah kesibukan ship agent dalam dilakukan perbaikan.
mengurus keimigrasiannya.
Crew Kapal atau Awak Kapal
LANDASAN TEORI Menurut Undang - Undang RI No.17 Tahun
Perkembangan dunia pelayaran, 2008 tentang Pelayaran Bab I Ketentuan
yang mulanya muncul kemudian bergerak Umum Pasal 1 ayat 40, “awak kapal adalah
mengarah ke perdagangan dan industri yang orang yang bekerja atau dipekerjakan di
dipelopori negara -negara yang berasal dari atas kapal oleh pemilik atau operator kapal
Benua Eropa. Seiring dengan berjalannya untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai
waktu terdapat pergeseran di negara - dengan jabatannya yang tercantum dalam
negara maju, dimana mereka tidak mau buku sijil”. Semua posisi di kapal dari
untuk menjadi pelaut dan memilih untuk Nakhoda sampai messboy adalah awak
mejadi pelaku usaha dan industri. kapal. Dalam ayat 41 disebutkan bahwa
Dari hal tersebut perusahaan di “Nakhoda adalah salah seorang dari awak
negara - negara maju mencari Sumber Daya kapal yang menjadi pemimpin tertinggi di
Manusia (SDM) pelaut ke negara - negara kapal dan mempunyai wewenang dan
berkembang yang mempunyai banyak SDM tanggung jawab tertentu sesuai dengan
pelaut, termasuk Indonesia. ketentuan peraturan perundang-undangan,
Banyak permintaan SDM pelaut di dan pada ayat 42 Nakhoda cukup di
negara - negara berkembang mengakibatkan istimewakan oleh Undang – Undang negara
munculnya perusahan - perusahaan crew yang berbunyi, “Anak Buah Kapal adalah
manning agency sebagai perwakilan dari Awak Kapal selain Nakhoda”. Dengan
perusahaan pelayaran luar negeri di demikian dapat disimpulkan bahwa crew

214 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

atau awak kapal adalah seseorang yang Medical First Aid (MFA), Medical
bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh Care (MC), RADAR, ARPA,
pemilik atau operator kapal untuk Electronic Chart Display and
melakukan tugas sesuai dengan jabatannya Information System (ECDIS), Global
yang tercantum dalam buku sijil yang Maritime Distress dan Keselamatan
dibagi menjadi dua bagian kedudukan yaitu Sistem (GMDSS), Ship Security
perwira kapal dan Anak Buah Kapal (ABK) Officer (SSO), Bridge Resource
sebagai berikut: Management (BRM), Security
1. Perwira kapal, terdiri dari Captain, Awarness Training (SAT), Seafarers
Chieff Officer, Second Officer, dan with Designated Security Duties
Third Officer untuk bagian deck. (SDSD)dan Ijazah Pelaut.
Sedangkan untuk bagian engine adalah Kelengkapan sertifikat menyesuaikan
Chief Engineer, First Engineer, Second tingkat jabatan.
Engineer, Third Engineer. 2. Untuk bagian engine harus memiliki
2. Anak Buah Kapal, terdiri dari Bosun, Seaman Book, Passpor, Yellow Book,
Able Seaman(AB),Ordinary Seaman Basic Safety Training (BST), Survival
(OS),Mess Boy, Chief Cook untuk Craft &Resque Boats (SCRB),
bagian deck. Sedangkan untuk bagian Advanced Fire Fighting (AFF),
engine adalah Oiler dan Wiper. Medical First Aid (MFA), Medical
Care (MC), Engine Romm
Management (ERM), Security
Awarness Training (SAT), Seafarers
with Designated Security Duties
(SDSD) dan Ijazah Pelaut.
Kelengkapan sertifikat menyesuaikan
tingkat jabatan.
Sesuai yang tertulis pada Safety
Management System (SMS) MV. Elisabeth
Oldendorff setiap crew kapal memiliki
tugas dan tanggungjawab yang berbeda -
beda. Tugas dan tanggungjawab crew kapal
bagian deck, adalah :
1. Captain atauNahkoda
The Master has authority and
responsibility for the overall safety of
the vessel and crew andfor environment
protection matters. Such authority and
Gambar 1. Crew List responsibility includes but is notlimited
to:Ensuring that safety and polution
Berdasarkan Standart Operating Procedure prevention requirements, as defined in
(SOP) PT. Sea Asih Lines (SAL) Cabang the majorconventions (SOLAS,
Belawan, persyaratan untuk menjadi MARPOL, etc.) and in the Company's
seorang crew kapal, yaitu: Management System (SMS)are
1. Untuk bagian deck harus memiliki communicated to the ship's officers and
Seaman Book, Passpor, Operator crew and satisfied. Implementing a
Radio Umum (ORU), Yellow Book, program of drills and tests to prepare
Basic Safety Training (BST),Survival for emergency actions, with thefull co-
Craft &Resque Boats (SCRB), operation of the Chief Officer.Ensuring
Advanced Fire Fighting (AFF), that all safety equipment and lifesaving

215 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

appliances are available, complete prepare condition reports, under


andin good apparent working thesupervision of Master.
order.Reporting all accidents, The securing and water integrity
dangerous ocCurences and pollution of the vessel prior sailing to the open
incidents in accordancewith Company's seas.Liaison with terminal
requirements and statutory representatives, Ballasting/deballasting
regulations.Ensuring that regulations operations, Fuel oil rotation of tanks in
regarding garbage disposal are liaison with the Chief Engineer,
followed, fully co-operatedfrom Chief Medical matters, Ship's overall
Officer.Organizing Safety Committee lifesaving and firefighting equipment
meetings.Ensuring that the vessel is in proper maintenance/condition, The
all respects seaworthy to proceed at compilation and posting of emergency
sea.Ensuring together with Chief lists.Ensure familiarization,
Engineer that the vessel is adequately identification of training needs and
bunkered and hassufficient Fresh Water appraisal of seafarers asrequired by
for the voyage.Evaluating the Company's procedures, under the
effectiveness of the corrective and/or supervision of the Master and in co-
preventive actions onboard, operation with Chief Engineer,
andreporting to the Quality regarding engine crew.The training and
Representative or the DPA supervision of any navigating
accordinglyReporting to the Quality cadets.Implementing a program of drills
Representative the necessary data for and tests to prepare for emergency
effective monitoring ofthe Key actions, under thesupervision of the
Performance Indicators. Master.All personnel matters relating to
crew welfare, crew requests, insurance
2. Chief Officer claims andweekly safety or other
Objective The Chief Officer is routine programs.Ensuring that safety
the person authorized to replace the and pollution prevention requirements,
Master. The Chief Officer is thehead of as defined in the majorconventions
the Deck Department, and as such, he is (SOLAS, MARPOL, etc.) and in the
responsible to the Master for the safe Company's Management System
andefficient operation of the vessel, arecommunicated to the ship's officers
outside the engine room.Also, he has the and satisfied.Ensuring that regulations
authority and responsibility for the regarding garbage disposal are
overall safety of the vessel and followed, under Master'ssupervision. In
crewResponsibilities and for order to follow properly the rules,
environment protection matters, under regarding garbage, he shall beassisted
the supervision of the Master.(General) from the Chief Engineer, 2nd Engineer,
In addition to normal shipboard Bosun and Chief Cook.
routines the Chief Officer has particular Chief Officer is responsible for
responslbility for:Complying with the proper updating of relevant
Master's orders/instructions for the Garbage Record Book.To supervise
proper/safe operation &maintenance of Chief Cook regarding his duties and
the vessel.Upkeep of his filing system, responsibilities, as far as thecleanliness
Cargo & stability matters, Hull & deck of internal spaces of the
maintenance with the exception of accommodation is concerned.The
mechanical maintenance, To carry out submission of hull and deck repairs to
regular inspections on board and the Chief Engineer, Collation and
forwarding of overtime payments to the

216 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

Company.Oil Record Book, ballast preparation of any voyage related


water management forms, supervision reports required by theCompany, in
of Navigating Officersand GMDSS conjunctlon with the other ship's
Oficers.Responsible to update working officers.Obtaining, prior departure,
and resting hours. vessel's forward, aft, mean and mid-ship
drafts as well asthe port and starboard
3. Second Officer freeboard upon anchoring or docking
Objective To be responsi to the and be-fore sailing andreport these
Master for his performance and conduct information to the Chief Office.
as a bridge watch keeperand navigator.
When duties involve the handling of 4. Third Officer
cargo or ballast, he is responsible to Objective To act as duty deck
theC/O. To act as duty deck Officer Officer according to master's or chip
according to the instructions by the officer instruc and promoting safe ship
Master or the ChiefOfficer and to operation acording National and
promote safe ship operation according International regulations and Company
to National and Intemationalregulations rules. He is responsible to the master
and Company rules.Responsibilities for his perfomance and con-duck as a is
Keeping watch on the bridge at sea and responsible to the Chip Officer.
at anchor/port.Navigation,keeping all (Navigation), Taking change of
charts, nautical publications, Chart navigational watch, a cargo watch and
Corection Logs d Chart folios ship – keeping duties, as requet bye the
updatedas per weekly Notices to master, Switching on, setting up and
Mariners and Navigational wamings), making pastive checks and all
prompt replacing of editions and navigation brigde and comunication
preparing voyage planning.Prior to equipment. He must make such checks
sailing he must:Ensure that the and tests on every occasion before the
navigational publications and charts ship leaves a berth or anchorage,
required for the voyage areavailable maintaining weather logs and date for
and properily corrected.Prepare a submission to shore outorities, The care
detailed passage plan for the of the bridgebell bppk if applicable,
voyage.Ensure that appropriate passage deputizing for the 2nd officer when
plan and safety margin data as ap- necessary and assisting him with the up-
proved by theMaster have been entered dating of navigational publications.
into the electronic navigation equipment (General), Suppoting the ship
and systemsinstalled on the ship, check board organization, talking change of
that all navigation equipment is mooning/unmooning oprations, as
functioning correctly.Check gyro requred, developing own knowlwdge,
compass accuracy and align all skills, habits and ettitudes ang those of
repeaters with the Master unit, su-orginates with the emphasis on
checking, before sailing, the radars, acquning additional skills, Managing of
ARPA, and all other electronic the ship’s technical liberary, books,
navigationequipment and instruments, film, vidios, etc., used for training.
including sextants, plotting gear and (Safety), He is esponsible to chif
tables, azimuthcircles, navigation lights officer regarding the proper contition /
and shapes, and so forth for proper position of safety equipment, as chip
operation and alignment.Drawing officer characterized as the prime
courses on the charts as directed by the safety safety officer of the vessel. He
Master.The timely and accurate shall be chif officer assistent regarding

217 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

safety and pollution prevention 2. Metode Studi Pustaka ( Library


requipment, is responsible to report to Research)
chip officer any kind of deficiencies Studi Pustaka adalah menelusuri dan
regarding safety matters and mencari dasar - dasar acuan yang erat
equipment. kaitannya dengan masalah penelitian
yang hendak dilakukan, dasar dasar
METODE tersebut tidak terbatas dari satu sumber
Berisi jenis penelitian, waktu dan saja tetapi dapat dicari dari berbagai
tempat penelitian, target/sasaran, Metode sumber kemudian disusun dalam bab
penelitian yang digunakan oleh peneliti sendiri. Studi pustaka merupakan
dalam tulisan ini adalah metode lapangan metode pengumpulan berbagai
(field research) dan metode study pustaka informasi dan referensi lain yang di
(library research) untuk menggambarkan lakukan di dalam perpustakaan dengan
dan menguraikan masalah - masalah yang cara merangkum dan mencatat serta
diteliti. mempelajari buku – buku yang dari
1. Metode Lapangan (field research) sumber referensi lainnya.
a. Observasi (Participant Salah satu hal yang perlu dilakukan
Observation) dalam persiapan penelitian adalah
Observasi merupakan melihat, pemanfaatan sumber informasi yang
memperhatikan, mengamati prilaku dan terdapat di perpustakaan dan jasa
aktivitas individu – individu di lokasi informasi yang tersedia. pemanfaatan
penelitian yang didalamnya peneliti ini diperlukan, baik untuk penelitian
langsung turun ke lapangan. . lapangan maupun penelitian bahan
Observasi yang dilakukan peneliti yaitu dokumentasi.
saat wawancara dengan subjek.
Observasi merupakan melihat, HASIL DAN PEMBAHASAN
memperhatikan dan mengamati Proses Pergantian Crew Pada Kapal MV.
tindakan personil terhadap objek, Elisabeth Oldendorff PT. Sea Asih Lines
peneliti juga mencatat perilaku - (SAL) Cabang Belawan
perilaku yang relevan dengan tema Hasil penelitian Tahapan atau proses
penelitian. Jadi selain catatan lapangan, pergantian crew kapal asing pada PT. Sea
peneliti menggunakan kamera digital Asih Lines (SAL) Cabang Belawan guna
untuk mengambil gambar dan merekam untuk memperlancar crewing management
subjek. adalah sebagai berikut :
1. Tahap Permintaan Crew
b. Wawancara (Interview) Tahapan ini merupakan tahapan
Wawancara adalah percakapan dan pertama dari proses pergantian crew kapal
tanya jawab yang diarahkan untuk asing dimana Nakhoda kapal mengirimkan
mencapai tujuan tertentu. Wawancara e-mail permintaan sign off kepada ship
ini bertujuan untuk memperoleh owner serta PT. Sea Asih Lines (SAL)
pengetahuan tentang makna-makna Cabang Belawan masa kontrak crew kapal
subjektif yang dipahami individu yang bersangkutan berakhir. Hal ini
berkenaan dengan topik yang diteliti. bertujuan agar perusahaan bisa
Dalam hal ini peneliti melakukan mempersiapkan crew kapal pengganti
wawancara kepada staff PT. Sea Asih dengan baik dan sesuai kriteria yang
Lines (SAL) Cabang Belawan. diminta oleh Nakhoda dan ship owner.

218 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

2. Tahapan Prepare Crew Pengganti lagi kandidat yang akan dicalonkan sebagai
PT. Sea Asih Lines (SAL) Cabang crew pengganti. Beberapa tahapan
Belawan memiliki kerjasama dengan tiga perekrutan new applicant di PT. Sea Asih
belas ship owner luar negeri yang terdiri Lines (SAL) Cabang Belawan adalah
dari berbagai jenis tipe kapal, ukuran dan sebagai berikut:
mixed crew kapal yang berbeda 1. Seleksi new applicant by curicullum
kebangsaan. Pencalonan crew kapal harus vitae
sesuai dengan kebutuhan kapal. Pada tahap Proses pertama sebagai pelamar crew
ini yang bertanggung jawab penuh adalah kapal di PT. Sea Asih Lines (SAL)
recruiting manager yang dibantu oleh dua Cabang Belawan adalah dengan mengisi
deck manager dan dua engine manager. Crew Personal Data (CPD) yang telah
Tahapan ini akan berjalan setelah disediakan oleh perusahaan. CPD
perusahaan menerima e-mail (yang sudah merupakan lembar curiculum vitae yang
disetuji oleh ship owner) dari kapal untuk digunakan sebagai form CV untuk pelamar
permintaan pergantian crew. Setelah baru guna mempermudah manager
menerima e-mail, recruiting manager recruiting untuk melihat data new applicant
langsung mencari crew kapal pengganti tersebut. CPD menjelaskan data diri dan
yang sesuai dengan permintaan dari ship pengalaman dari new applicant. Pengiriman
owner. Ada dua cara dalam mencalonkan CPD bisa dilakukan melalui e-mail atau
crew kapal ke ship owner yaitu sebagai datang langsung ke perusahaan. Setelah
berikut: new applicant mengirimkan CPD ke
a. Mencalonkan ex crew perusahaan, manager recruiting akan
Ex crew merupakan crew kapal yang memanggil new applicant tersebut guna
sebelumnya sudah pernah bekerja di kapal menempuh beberapa tes dengan catatan
yang ditangani oleh PT. Sea Asih Lines pengalaman dan dokumen persyaratan
(SAL) Cabang Belawan dengan memiliki sesuai dengan apa yang disyaratkan oleh
kualitas kerja yang baik dan bersedia PT. Sea Asih Lines (SAL) Cabang
kembali on board di kapal yang ditangani Belawan. Pengalaman berlayar dilihat dari
oleh PT. Sea Asih Lines (SAL) Cabang beberapa kriteria,yaitu ukuran dan jenis
Belawan setelah masa permintaan istirahat kapal, trayek / operasi kapal, mixed crew,
di daratnya berakhir. Recruiting manager ukuran dan jenis mesin (engine).
memiliki data ex crew yang akan kembali di Sesampainya new applicant di kantor
plot di kapal - kapal milik PT. Sea Asih setelah menerima panggilan dari recruiting
Lines (SAL) Cabang Belawan yang disebut manager, hal pertama yang disyaratkan
crew waiting list. Pencalonan crew sign on oleh perusahaan adalah dengan mewajibkan
yang di utamakan adalah ex crew dengan new applicant tersebut menyerahkan paspor
catatan crew kapal tersebut memenuhi dan buku pelaut guna pengecekan
persyaratan dari segi dokumen, pengalaman kesesuaian dengan apa yang telah
(jenis kapal, ukuran kapal, ukuran mesin dicantumkan oleh new applicant di CPD.
untuk engine dan mixed crew) dan sudah Selain itu, dokumen tersebut sebagai
memasuki waktu masa berakhir permintaan jaminan agar new applicant tidak pergi ke
istirahat di daratnya paska turun dari kapal perusahaan lain dan sanggup untuk
terakhir. melanjutkan ke tahap seleksi berikutnya.

b. Perekrutan crew baru (new applicant) 2. Seleksi tertulis


Perekrutan new applicantdi oleh PT. Seleksi tertulis di PT. Sea Asih Lines
Sea Asih Lines (SAL) Cabang Belawan (SAL) Cabang Belawan dilakukan oleh
dilakukan hanya pada saat persediaan ex deck / engine manager (menyesuaikan
crew pada crew waiting list sudah tidak ada jabatan new applicant) dengan soal yang

219 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

berbeda - beda tergantung dari jabatan new b. Pengarsipan dilakukan dengan cara
applicant tersebut. Dalam seleksi ini new melakukan photo copy semua
applicant diberikan waktu selama 30 menit dokumen crew kapal yang akan sign
untuk mengerjakan soal tersebut dan on dan kemudian dimasukkan ke
langsung akan dikoreksi dan diberitahukan dalam map terpisah dari masing -
hasilnya pada saat itu juga oleh deck / masing crew kapal. Pengarsipan
engine manager (menyesuaikan jabatan bertujuan untuk back up data
new applicant) yang bertugas. Nilai perusahaan apabila sewaktu - waktu
minimal yang harus diperoleh new dibutuhkan.
applicant adalah 75, jika kurang dari yang
disyaratkan, maka dinyatakan gagal untuk 6. Tahap Medical Check Up
melanjutkan ke tahap seleksi berikutnya. Education & training dan
penandatanganan dokumen yang
3. Seleksi wawancara dibutuhkan beberapa hari sebelum
Wawancara new applicant di PT. Sea jadwal keberangkatan oleh calon crew
Asih Lines (SAL) Cabang Belawan melalui yang akan sign on, crew kapal wajib
tiga tahapan dengan beberapa pewawancara mengikuti beberapa kegiatan, yaitu
yang berbeda, yaitu dengan deck/engine medical check up, education & training
manager (menyesuaikan jabatan new dan penandatanganan dokumen terkait.
applicant), recruiting manager dan terakhir
dengan owner / pemilik perusahaan. New 7. Tahap pergantian crew
applicant dinyatakan passing apabila bisa Tahap ini adalah proses sign on crew
lolos dari ketiga pewawancara tersebut. pengganti dan sign off crew yang akan
Apabila gagal pada salah satu pewawancara digantikan.
maka new applicant tersebut dinyatakan
gugur dan gagal untuk bergabung di kapal Bagian - bagian dalam Menangani Crew
yang ditangani oleh PT. Sea Asih Lines Kapal Asing
(SAL) Cabang Belawan. Dalam menangani crew kapal asing
beberapa instansi yang ditangani berkaitan
4. Tahapan pengiriman data ke ship guna dalam melayani crew kapal asing
owner diantaranya :
Soft file data di kirim ke ship owner 1. Keimigrasian
melalui e-mail dengan menyebutkan Untuk mencegah penyebaran COVID-19 di
keterangan yang jelas seperti nama kapal, Indonesia, Pemerintah RI melakukan
rencana jadwal pergantian dan pembatasan perjalanan bagi dan orang asing
menyampaikan hambatan mengenai crew ke wilayah Indonesia. Pembatasan lalu
tersebut. lintas orang melalui pintu-pintu
pemeriksaan Imigrasi dilaksanakan
5. Tahapan persiapan dan pengarsipan berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan
dokumen Hal Asasi Manusia RI Nomor 11 Tahun
a. Persiapan dokumen, tahapan ini 2020 tentang Pelarangan Sementara Orang
dijalankan setelah crew kapal Asing Masuk Wilayah Republik Indonesia
pengganti yang dicalonkan oleh yang berlaku sejak tanggal 2 April 2020
kepala cabang mendapat appoval pukul 00.00 WIB hingga batas waktu yang
(persetujuan) dari ship owner. belum ditentukan.
Dokumen yang harus dipersiapkan
untuk sign on berbeda - beda sesuai
dengan jabatan crew kapal tersebut.

220 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

a. Bagi Orang Asing yang Masuk ke tidak dengan alat angkutnya tidak perlu
Wilayah Indonesia memohon izin keluar (Exit Permit
Orang Asing dilarang untuk masuk Only).
ke atau transit di wilayah Indonesia
pengecualian diberikan kepada: 2. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
1. Anak dwikewarganegaraan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
paspor asing yang tercatat sebagai dibentuk sebagai Unit Pelaksanaan Teknis
WNI dalam aplikasi Imigrasi dan (UPT) Departermen Kesehatan yang
memiliki bukti tanda masuk sebagai berperan sangat penting dan strategi dalam
WNI; melaksanakan fungsi cegah dan tanggal
2. Orang Asing pemegang Izin Tinggal penyakit karantina dan penyakit menular
Terbatas (KITAS) dan Izin Tinggal potensial wabah, meminimalisasi resiko
Tetap (KITAP) yang Izin Masuk yang timbul dengan melaksanakan kegiatan
Kembalinya masih berlaku; kekarantinaan. Inisiatif dalam menyerahkan
3. Orang Asing pemegang Visa buku kesehatan kapal yang disampaikan
Diplomatik dan Visa Dinas; oleh operator lapangan pada saat
4. Orang Asing pemegang Izin Tinggal pemeriksaan, dilayani sesuai dengan
Diplomatik dan Izin Tinggal Dinas ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Tenaga bantuan dan dukungan nasioanl maupun konvensi internasional.
medis, pangan, dan alasan Kapal tiba atau berangkat dengan dokumen
kemanusiaan; kesehatan lengkap dan masih berlaku
6. Awak alat angkut; diberikan pesetujuan clearance in atau
7. Orang Asing yang akan bekerja clearance out. Dalam hal dokumen
pada Proyek Strategis Nasional kesehatan tidak lengkap, kapal yang
dengan persetujuan Direktorat bersangkutan diberikan kesempatan untuk
Jenderal Imigrasi. melengkapinya melalui agent.

b. Bagi Orang Asing yang Segera 3. Kesyahbandaran


Berangkat Dari Indonesia Menurut Undang - Undang RI nomor
Pemeriksaan keimigrasian tetap 17 tahun 2008 pasal 1 ayat 56 Syahbandar
berjalan bagi orang asing yang hendak adalah pejabat pemerintah di pelabuhan
meninggalkan wilayah Indonesia,tanda yang diangkat oleh Menteri dan memiliki
keluar diberikan kepada orang asing kewenangan tertinggi untuk menjalankan
yang akan meninggalkan wilayah dan melakukan pengawasan terhadap
Indonesia pemegang izin tinggal dipenuhinya ketentuan peraturan
keadaan terpaksa, pemegang izin perundang-undangan untuk menjamin
tinggal Keadaan Terpaksa yang keselamatan dan keamanan pelayaran. ada
kemudian diketahui oleh sistem bahwa perusahaan pelayaran yang menganut
sebelum 1 Januari 2020 yang sistem pengawakan sebagai laut tetap,
bersangkutan telah over stay lebih dari seperti umumnya di Badan Usaha Milik
60 (enam puluh) hari, bagi orang asing Negara (BUMN). Namun banyak
tersebut akan dikenakan penangkalan perusahaan yang menganut sistem
masuk wilayah RI, pemegang izin pengawakan secara kontrak seperti
tinggal terbatas dan izin tinggal tetap umumnya pada perusahaan swasta. Khusus
yang akan mengakhiri KITAS dan untuk perusahaan swasta yang menganut
KITAP-nya tidak perlu melapor ke pegawai tetap, perlu dipikirkan adanya
kantor imigrasi dan dapat langsung ABK dan Nakhoda cadangan di darat yang
meninggalkan wilayah RI, awak alat jumlahnya kurang lebih 25-50% aktif,
angkut yang akan keluar Wilayah RI tergantung besarnya perusahaan, sebagai

221 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

cadangan untuk pengganti (mutasi naik atau 2. Permintaan crew kapal yang
turun), ABK cuti, sakit, pendidikan, dan mendadak
sebagainya. Kualitas crew di atas kapal sangat
a. Syarat untuk dapat bekerja di kapal dipengaruhi oleh pelaksanaan rekrutmen
adalah memiliki: awal pada saat crew tersebut melaksanakan
1. Sertifikat Keahlian Pelaut dan rangkaian seleksi. Permintaan crew kapal
Sertifikat Ketrampilan Pelaut. yang mendadak membuat keterbatasan
2. Perjanjian Kerja Laut (PKL) antara waktu perusahaan untuk menyiapkan segala
perusahaan pelayaran dengan awak sesuatunya. Tidak hanya dari segi
kapal yang disahkan oleh perekrutan, permintaan crew kapal yang
syahbandar. mendadak juga sangat mempengaruhi
3. Sijil awak kapal. proses pada tahapan persiapan dokumen.
4. Sertifikat kesehatan pra berlayar. Dengan waktu yang singkat rawan terjadi
5. Buku pelaut. kekeliruan pada saat prepare dokumen
b. Terjadinya pergantian awak kapal di karena tidak sedikitnya dokumen yang
atas kapal (mutasi naik turun) harus dipersiapkan.
disebabkan beberapa kemungkinan,
yaitu : 3. Pengarsipan masih dengan sistem
1. Cuti filling cabinet dan kardus
2. Atas permintaan sendiri Pengarsipan dengan sistem filling
3. Menunggu penempatan dan cabinet membuat kegiatan pengarsipan
standby. menjadi pekerjaan yang melelahkan
4. Sakit (memindahkan, menyortir, melubangi
5. Habis masa kontrak, dan kertas, merapikan, menandai dan
sebagainya. menyimpan). Saat dokumen dibutuhkan,
6. Pemeriksaan kesehatan sampai mencari dokumen menjadi hal yang sangat
mendapatkan surat sehat. sulit. Butuh waktu dan tenaga untuk
7. Mengikuti diklat kepelautan. mencarinya, kardus arsip semakin
8. Mengurus surat - surat yang habis memenuhi ruangan sehingga mengganggu
masa berlakunya atau revalidasi kenyamanan bekerja.
(passport, buku pelaut, sertifikat
keterampilan, dan sebagainya) 4. Sedikitnya minat crew kapal asal
Indonesia untuk berkerja dengan
Kendala Pada Proses Pergantian Crew perusahaan asal Korea.
Pada Kapal Asing MV. Elisabeth Dari banyak nya jumlah crew yang
Oldendorff PT. Sea Asih Lines (SAL) dimiliki perusahaan, hal yang menjadi
Cabang Belawan penghambat dalam pencalonan crew kapal
1. Control waiting list kapal yang belum adalah sedikitnya crew kapal asal Indonesia
rapi yang mau bekerja dengan crew asal Korea.
Control waiting list merupakan data Hal ini disebabkan karena jumlah gaji pada
yang digunakan sebagai pedoman oleh deck perusahaan Korea relatif lebih rendah
/ engine manager untuk memilih kandidat dibandingkan perusahaan asal Jepang.
yang akan dicalonkan ke ship owner. Data Penyebab lainnya adalah banyaknya keluh
tersebut berbentuk exel yang secara dan kesah dari crew kapal yang pernah join
pengolahannya dengan memisahkan crew pada perusahaan Korea yaitu sistem kerja
stand by dari masing - masing ship owner. yang memberatkan sehingga banyak crew
Data tersebut jarang dilakukan update kapal yang menolak untuk bekerja pada
sehingga mengganggu rolling crew plan. perusahaan Korea. Sedikitnya minat crew
kapal untuk berkerja pada kapal - kapal

222 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

yang berasal dari perusahaan Korea diperlukan ketelitian mengenai prepare


merupakan salah satu hal yang menghambat dokumen. Berdasarkan beberapa
proses pergantian crew kapal asing karena kejadian yang berkaitan dengan
perusahaan memiliki stok crew kapal stand mendadaknya waktu permintaan
by yang siap untuk on board tetapi tidak pergantian crew kapal dari ship owner,
mau di calonkan pada perusahaan Korea. perusahaan membuat sebuah kebijakan
Hal ini karena crew Indonesia lebih kepada ship owner agar permintaan
memilih pada perusahaan Jepang yang pergantian crew harus di kirimkan dua
memiliki gaji lebih tinggi. Langkah yang bulan sebelum masa keberangkatan
diambil perusahaan adalah dengan crew kapal pengganti.
menjelaskan dan menyakinkan crew kapal c. Pengarsipan dokumen menggunakan
mengenai keuntungan bekerja pada sistem scan dan pengelompokan soft
perusahaan Korea, salah satunya adalah file berdasarkan jabatan. Upaya ini
karir yang lebih cepat. Hal tersebut menjadikan kegiatan pengarsipan
diharapkan akan merubah mindset dari crew berjalan dengan baik. Staf Operasional
kapal asal Indonesia untuk bekerja bukan bisa mendapatkan data/dokumen yang
semata - mata mencari uang, tetapi perlu dibutuhkan dalam waktu yang singkat.
diperhatikan juga untuk karir yang Suasana ruangan pun menjadi nyaman
gemilang kedepannya. Langkah lain yang karena terhindar dari tumpukan -
perusahaan lakukan adalah memberi saran tumpukan kertas seperti sebelum -
kepada ship owner dengan menyampaikan sebelumya.
keluhan - keluhan crew Indonesia kepada d. Menjelaskan dan menyakinkan kepada
owner Korea sehingga dapat memenuhi crew kapal mengenai keuntungan
keinginan dari crew asal Indonesia. bekerja pada perusahaan Korea dan
PT. Sea Asih Lines (SAL) Cabang memberikan masukan ke ship owner
Belawan telah melakukan beberapa upaya sebagai bahan evaluasi.
sebagai berikut:
a. Mengupdate waiting list crew secara KESIMPULAN
teratur, memperbarui data control Berdasarkan hasil penelitian dan
waiting list harus dilakukan oleh deck / pembahasan mengenai “Proses Pergantian
engine manager selaku penanggung Crew Pada Kapal MV. Elisabeth
jawab agar rolling plan crew berjalan Oldendorff Oleh PT. Sea Asih Lines (SAL)
sebagaimana mestinya. Perlu dihimbau Cabang Belawan” maka dapat disimpulkan
juga terhadap crew kapal yang sudah proses yang dilaksanakan pada kegiatannya
sign off untuk melapor secepatnya ke telah memenuhi standard crewing agency
kantor setelah sampai di Indonesia tetapi dalam pelaksanaannya ada beberapa
sehingga proses mengupdate waiting list yang perlu diperbaiki seperti control
crew bisa berjalan dengan lancar dan waiting list kapal yang belum rapi dan
akurat karena dalam proses tersebut permintaan crew kapal yang mendadak
membutuhkan data seperti berapa lama harus dihindari.
crew kapal tersebut siap untuk on board
kembali ke kapal berikutnya. DAFTAR PUSTAKA
b. Membuat kebijakan kepada ship owner, Arikunto, Suharsimi, 2016, Managemen
supaya permintaan pergantian crew Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta..
kapal dikirimkan dua bulan sebelum ISM CODE, International Safety
masa keberangkatan crew pengganti Management Code and Revised
proses persiapan pergantian crew kapal Guidelines On Implementation Of The
merupakan suatu kegiatan yang ISM Code, edition 2002
membutuhkan waktu relatif lama dan

223 | P a g e
3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies,
Vol. 3, No. 1, September 2021, ISBN: 978-623-98477-0-8
Politeknik Bumi Akpelni Semarang

Lasse, 2016, Managemen Kepelabuhanan,


Edisi Kedua, Raja Grafindo Parsada,
Jakarta.
Kokasih, Engkos, dkk, 2016, Manajemen
Perusahaan Pelayaran: Raja
Grafindo Parsada, Jakarta.
Mahendrawati, 2018, Bussines Process
Management, Jakarta
MARPOL, Consolidated Internasional
Maritime Organization, edition 1997.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor : PM 84, 2013,
Tentang Perekrutan dan Penempatan
Awak Kapal. Jakarta
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 26 tahun 2016, Tentang
keimigrasian
Safety Management Sistem (SMS) MV.
Elisabeth Oldendorff
STCW, International Convention and
STCW code Including 2010 Manila
Amendments,edisi 2011
SOLAS, Consolidated Internasional
Maritime Organization, edition 2004
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2008 Tentang
Pengesahaan Konvensi ILO
No.185 Mengenai Konvensi
Perubahan Dokumen Identitas Laut,
1958.
Undang – Undang Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2008 Tentang
Pelayaran

224 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai