Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Keagenan adalah hubungan yang mempunyai kekuatan hukum yang terjadi bilamana
kedua pihak bersepakat, memuat perjanjian, dimana salah satu pihak diamakan agen, setuju
untuk mewakili pihak lainnya yang dinamakan pemilik (principal) dengan syarat pemilik
tetap memiliki hak untuk mengawasi agennya mengenai kewenangan yang dipercayakan
kepadanya.
(Capt. R.P. Suyono, 2010 :223).
Agen umum adalah perusahaan angkutan laut nasioanal atau perusahaan nasional yang
khusus didirikan untuk melakukan usaha keagenan kapal, yang ditunjuk oleh perusahaan
angkutan laut asing untuk mengurusi kepentingan kapalnya selama di Indonesia (Undang-
undang pelayaran no. 17, tahun 2008:3).
Keagenan umum (general agent) adalah perusahaan pelayaran yang ditunjuk oleh
perusahaan lain di Indonesia atau perusahaan asing di luar negeri (principal) untuk mengurus
segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan kapalnya. Jadi, perusahaan dapat
menunjuk agen dalam hal pelayanan terhadap kapalnya, tetapi juga dapat ditunjuk sebagai
agen dalam hal pelayanan terhadap kapal milik perusahaan lain.
Penunjukan sebagai general agent dilakukan melalui letter of appointment (surat
penunjukan) setelah adanya kesepakatan antara kedua pihak. Hak, kewajiban, tugas, serta
tanggung jawab general agent dituangkan dalam agency agreement.
Dalam liner services, penunjukan agen berlaku untuk jangka waktu tertentu dan dapat
diperpanjang bila perlu, dalam bentuk agency agreement. Sementara dalam melayani kapal
tramper services, penunjukan general agent dapat terjadi

dengan kapal perkapal dan penunjukan tersebut cukup dengan letter of appointment atau
surat penunjukan keagenan melalui faximile.
Bila dalam suatu pelabuhan perusahaan tidak mempunyai cabang, makan general agent
akan menunjuk cabang dari perusahaan lain sebagai sub agent.

2.1.1 Tugas dan Tanggung Jawab Agen


(Sumber: Kosasi Engkos M.Mar E, S.E, M.M.2011)
Dalam Prakteknya agen perusahaan pelayaran itu mempunyai tugas – tugas, yaitu
melayani segala kebutuhan daripada kapal dan anak buah kapal. Adapun kebutuhan kapal
itu antara lain :
1. Tempat untuk bersandar.
2. Tempat untuk melakukan kegiatan pembongkaran atau pemuatan .
3. Menyelesaikan semua prosedur mengenai kegiatan kapal dalam hal administrasinya.
4. Mencukupi kebutuhan kapal, misalnya air tawar dan bahan bakar.
5. Membelanjakan semua kebutuhan awak kapal.

Dalam hal demikian maka perlindungan terhadap kepentingan pengusaha kapal, nahkoda,
anak buah kapal, barang muat dan pemilik barang dapat diberikan kepada agen
kapal.Kepada agen kapal inilah pengusaha kapal mempercayakan pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
a. Agen Umum ( General Agen )
Agen umum adalah perusahaan pelayaran di Indonesia, biasanya berkedudukan di
Indonesia yang telah ditunjuk oleh perusahaan pelayaran asing untuk menangani
kapal - kapal tersebut selama berada di pelabuhan - pelabuhan Indonesia.

b. Sub Agen
Sub agen adalah perusahaan yang ditunjuk oleh agen umum untuk melayani
keperluan - keperluan dan kebutuhan kapal kegenannya masing - masing yang
disinggahi kapal - kapal tersebut di mana perusahaan berada.
Ada pula tugas dan tanggung jawab agen pelayaran sebagai wakil dari suatu
perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Tugas agen pelayaran
Tugas dari agen pelayaran adalah mengurusi segala kebutuhan - kebutuhan kapal agar
dapat singgah di pelabuhan tanpa mengalami hambatan.Adapun tugas agen pelayaran
:
a. Mengurus Clearence In dan Clearence Out di pelabuhan.
b. Mengurus kebutuhan yang diperlukan awak kapal.
c. Menyelesaikan dokumen - dokumen yang diperlukan.
d. Mengurus kebutuhan kapal, seperti : air tawar,benker,bahan makanan
serta bahan bakar kapal.
e. Mengusahakan muatan kapal.
2. Tanggung jawab agen pelayaran :
a. Membuat perjanjian kegiatan(Agency Agrement)
perusahaan pelayaran asing di luar negeri.
b. Mengurus kepentingan kapal yang diageninya selama kapal datang dan
kapal berangkat.
3. Sebelum kapal tiba
a. Mengirim pemberitahuan kepada Administrator pelabuhan tentang
rencana kedatangan kapal, dengan dilampiri :
- Cable Master
- Copy Manifest (untuk bongkar)
- Copy Loadinglist (untuk muat)
- Sertificate of Registry (jika diperlukan)

b.Mengirim pemberitahuan dan mengajukan permohonan fasilitas kepada PT.


PELINDO serta mengisi dan menandatangni formulir 1A PPKB yang berisikan
permohonan untuk labuh, pandu / tunda, tambat, air tawar,listrik dengan
lampiran :
- Copy Surat Ukur Kapal
- Copy Manifets (untuk bongkar)
- Copy Laodinglist (untuk muat)
c.Mengirim pemberitahuan kepada semua penerima barang (consigne), tentang
Estimate Time to Arrive (ETA)
d. Mengadakan koordinasi dengan PBM yang ditunjuk melakukan bongkar / muat
untuk mempersiapkan ruang penimbunan gudang / lapangan (jika bongkar /
muat dilaksanakan tidak langsung).
e. Mengadakan koordinasi dengan pihak EMKL yang ditunjuk untuk
mempersiapkan armada angkutan darat jika bongkar / muat dilaksanakan
secara langsung.
Sementara permohonan fasilitas untuk kapal yang diajukan oleh pelayaran dan
permohonan fasilitas untuk barang yang diajukan oleh PBM dibahas dan
diputuskan oleh forum PPSA (Pusat Pelayanan Satu Atap).
4. Saat kapal tiba
a. Agen / pelayaran naik ke kapal mengambil surat – surat / dokumen – dokumen
untuk keperluan Clearance In di kantor Syahbandar. Selama kapal
berada di pelabuhan surat – surat tetap disimpan di kantor Syahbandar sampai
kapal akan meninggalkan pelabuhan.
Surat – surat tersebut adalah :
1) Surat tanda kebangsaan (Certificate of Registery)
2) Surat ukur (Metbrif)
3) Setifikat layak laut (Certificate Sea Whorty)
4) Sertifikat lambung timbul (Lood Line Certificate)
5) Daftar anak buah kapal (Surat Sipil, Crew List)
6) Petikan daftar kapal, yaitu surat yang menyatakan urut – urutan pemilik
kapal
7) Sertifikat keamanan radio (Radio Sefety Certificate)
8) Sertifikat kesehatan (Bill of Health)
9) Surat tikus (Deraiting Certificate)
b. PT. PELINDO melayani kegiatan dan semua fisilitas yang disetujui dalam rapat
PPSA.
c. Tim pemeriksa yang terdiri dari Syahbandar, Bea dan Cukai, Imigrasi, Kesehatan
Pelabuhan, Karantina mengadakan pemeriksaan di atas kapal.
d. Setelah tim pemeriksa turun dari kapal dengan catatan bahwa tidak ada masalah
dengan kapal, maka stevedore dari PBM yang ditunjuk naik ke kapal untuk
melaksanakan kegiatan bongkar / muat.

5. FUNGSI KEAGENAN
Menurut Engkos Kosasih (2011: 146), untuk melaksanakan tugas-tugasnya,
keagenan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Memonitor pelaksanaan penanganan atau pelayanan keagenan yang bersifat
kegiatan fisik muatan maupun kegiatan jadwal kedatangan dan keberangkatan
kapal.
b. Mengadministrasikan kegiatan keagenan.
c. Memberikan data dan evaluasi terhadap perkembangan kegiatan keagenan.
d. Mengupayakan kegiatan keagenan sehingga dapat memberikan stimulant terhadap
kegiatan pokok perusahaan.
e. Menyusun program operasional keagenan berdasarkan kebijakan perusahaan, baik
liner services ataupun tramper services.

6. MACAM-MACAM KEAGENAN
Macam-macam keagenan ( Sumber : Capt. R.P. Suyono, 2010: 131-132)
meliputi :
a. Keagenan umum (general agent)
Agen umum adalah perusahaan pelayaran di Indonesia yang telah ditunjuk oleh
perusahaan pelayaran asing untuk menangani kapalnya selama berada di
pelabuhan di Indonesia.
b. Sub agent
Sub agent adalah perusahaan pelayaran yang ditunjuk agen umum untuk melayani
keperluan kapal keagenannya di pelabuhan yang disinggahi kapal dimana sub
agent berada.

7. DEFINISI PELABUHAN
Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindungi dari gelombang, yang
dilengkapi dengan fasilitas terminal laut, meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat dan
melakukan bongkar muat barang dan penumpang, crane-crane untuk alat bongkar muat
barang, gudang, dan tempat penumpukan.
(Drs. Suwarno,BA, MM 2011:128).
8. FUNGSI PELABUHAN
Pada hakikatnya, pelabuhan merupakan mata rantai dalam penyelenggaraan angkutan
ke/dari pedalaman yang menghubungkan berbagai sarana angkutan dengan sarana angkutan
laut. Dengan demikian, pelabuhan tidak hanya bertindak sebagai terminal, tetapi juga sebagai
pusat kegiatan transito
(Sumber : Drs.Suwarno, BA, MM , 2011:128).
Dalam sistem perhubungan laut di Indonesia, pelabuhan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam menentukan tingkat produktivitas angkutan laut, terutama bagi
pelayaran nusantara.Jumlah pelabuhan yang demikian banyak tersebar di pelosok nusantara
dengan fasilitas-fasilitas pelabuhan yang berbeda juga. Fasilitas pelabuhan umumnya terdiri
dari fasilitas-fasilitas darat (dermaga, gudang, peralatan bongkar muat, dll) dan peralatan air
(tunda, tongkang, pandu, dll).
Dengan adanya pelabuhan, maka daerah di sekitarnya (hinterland) diharapkan dapat
berkembang menjadi pusat pertumbuhan yang potensial. Adapun tatanan kepelabuhanan
nasional menurut UU RI No. 17 tahun 2008 diatur sebagai berikut :
a. Tatanan kepelabuhanan nasional diwujudkan dalam rangka penyelenggaraan pelabuhan
yang handal dan berkemampuan tinggi, menjamin efisiensi, dan mempunyai daya saing
global untuk menunjang pembangunan nasional dan daerah yang berwawasan
nusantara.
b. Tatanan kepelabuhanan nasional sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1)
merupakan sistem kepelabuhanan secara nasional yang menggambarkan perencanaan
pelabuhan berdasarkan kawasan ekonomi, geografi, dan keunggulan komparatif
wilayah, serta kondisi alam.
c. Tatanan Kepelabuhanan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat :
1) Peran, fungsi, jenis, dan hirarki pelabuhan.

2) Rencana induk pelabuhan nasional


3) Lokasi pelabuhan
Sistem pelabuhan terdiri dari dua elemen utama yaitu sarana pelabuhan yaini kapal, dan
juga prasarana yaini fasilitas pelabuhan. Sarana dan prasarana sangat berhubungan erat dan
tidak terpisahkan dalam sistem kepelabuhanan, oleh karena itu perkembangan teknologi
angkutan laut sedapat mungkin diimbangi dengan perkembangan prasarana
pelabuhan(Sumber : Drs. Suwarno,BA, MM 2011)

9. DEFINISI KAPAL
Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu yang digerakkan dengan
tenaga angin, tenaga mekanik, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung
dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang
tidak berpindah-pindah (UU RI No. 17 Th. 2008).
10. JENIS-JENIS KAPAL MENURUT FUNGSINYA
Menurut Drs. F.D.C Sudjadmiko (2010 :13), jenis-jenis kapal berdasarkan fungsinya
meliputi kapal general cargo, kapal penumpang, kapal tanker, kapal petikemas, dan kapal
curah dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Kapal General Cargo
Kapal yang mengangkut muatan dalam bentuk peti, karung, krat, karung, sak, maupun
pallet.
b. Kapal Penumpang / Passenger Ship
Kapal untuk mengangkut penumpang, didesain khusus untuk mengangkut orang sehingga
memberikan kenyamanan bagi penumpang di dalamnya.
c. Kapal Tanker
Kapal yang dirancang untuk mengangkut muatan cair dalam jumlah besar, misalnya solar,
oli, bensin, ataupun minyak.
d. Kapal Peti Kemas / Container Ship
Kapal yang digunakan untuk mengangkut container atau peti kemas.
e. Kapal Curah / Break Bulk Cargo Ship
Kapal yang digunakan untuk mengangkut muatan dalam bentuk curah, dapat berupa
curah kering maupun curah cair. Contohnya kedelai, beras, gandum, atau batu bara curah.

11. PROSEDUR CLEARANCE IN


Menurut Abbas Salim, (2010 : 25) tugas agen perusahaan pelayaran di pelabuhan
adalah sebagai berikut :
a. Sebelum kapal tiba
1) Mengirimkan pemberitahuan kepada administrator pelabuhan tentang rencana
kedatangan kapal dengan melampirkan :

a) Copy manifest (untuk bongkar muat)


b) Copy Loading List
c) Mastercable
d) Certificate of Registry
2) Mengajukan fasilitas kepada PT. Pelindo dengan mengisi dan menandatangai
formulir permintaan pelayanan kapal dan barang (PPKB) yang berisikan
permohonan untuk labuh, pandu, tunda, tambat, air tawar, listrik, dengan
melampirkan :
a) Copy manifest
b) Copy Surat Ukur Kapal
c) Copy Loading List
3) Mengirimkan pemberitahuan kepada semua penerima barang (consignee) tentang
estimate time arrival (ETA).
4) Mengadakan koordinasi dengan PBM yang ditunjuk melaksanakan bongkar muat
untuk mempersiapkan ruang penimbunan gudang atau lapangan. Juga koordinasi
dengan EMKL yang ditunjuk untuk mempersiapkan angkutan darat. Sementara
permohonan fasilitas untuk kapal diajukan PBM saat meeting di Pusat Pelayanan
Satu Atap (PPSA).
b. Saat kapal tiba
1) Agen pelayaran naik ke kapal mengambil surat-surat kapal untuk keperluan
clearance in di kantor syahbandar. Selama kapal di pelabuhan, surat-surat kapal
disimpan di kantor syahbandar sampai kapal akan meninggalkan pelabuhan.
2) Agen melayani kegiatan sesuai dengan fasilitas yang disetujui dalam forum meeting
di PPSA.
3) Tim pemeriksa yang terdiri dari syahbandar, bea dan cukai, imigrasi, kesehatan
pelabuhan, karantina mengadakan pemeriksaan ke atas kapal.

4) Setelah tim pemeriksa turun dari kapal dengan catatan tidak ada masalah bagi kapal,
maka stevador dari PBM yang ditunjuk, naik ke atas kapal untuk proses bongkar
muat.

12. PROSEDUR CLEARANCE OUT


Menurut Abbas Salim, (2010 : 26) Clearence out merupakan prosedur yang harus
dilakukan seorang agen saat kapal akan keluar meninggalkan pelabuhan, yang meliputi :
1. Setelah proses bongkar muat yang dikerjakan PBM selesai, agen mengajukan
permohonan pandu/ tunda kepada PT. PELINDO untuk kegiatan kapal keluar dari
pelabuhan.
2. Agen menyelesaikan clearance out di kantor syahbandar dengan menunjukkan bukti
pembayaran disbursment account dan syarat-syarat lain yang sudah diselesaikan, maka
surat-surat kapal diterima kembali untuk diserahkan kembali ke pihak kapal.
Administrasi berupa :
a. Laporan realisasi hasil bongkar muat untuk intern maupun ekstern setelah bongkar
muat selesai, segera menyusun laporan hasil kegiatan bongkar muat tersebut untuk
ADPEL, principal, kantor direksi dan kantor cabang sendiri.
b. Mengirim kepada agen di pelabuhan tujuan, selanjutnya tentang keberangkatan,
ETA, dan persiapan agen di pelabuhan tujuan.
c. Perhitungan uang tambang yang harus dibayar oleh shipper.
d. Freight rate atau satuan dasar perhitungan besar uang tambang ditentukan
berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
1) Harga barang
2) Volume perdagangan
3) Perbandingan berat dan ukuran barang
4) Tarif pelayanan yang harus diberikan kepada agen

5) Kemungkinan adanya klaim akibat kerusakan/kehilangan


6) Biaya-biaya dipelabuhan muat dan pelabuhan bongkar
7) Jarak yang ditempuh
8) Persaingan
e. Perhitungan ongkos pelabuhan pemuatan (OPP) dan ongkos pelabuhan tujuan
(OPT) yang harus dibayar oleh agen kepada PBM. Jika kondisi pelayaran liner
services, maka stevedoring menjadi tanggung jawab pelayaran sehingga PBM
menagih biaya kepada pelayaran.
f. Disbursment account yang harus ditagih kepada principal selama kapal maih
berada di pelabuhan seperti labuh, pandu, tunda, tambat, air tawar, bahan bakar,
listrik, dan lain-lain.
g. Penyelesaian Bill of Lading kepada shipper.

2.2. Gambaran Umum Obyek Penulisan

2.2.1 Sejarah Berdirinya PT. DASA KARINDO UTAMA SEMARANG.


Berawal dari semakin banyaknya muatan yang membutuhkan jasa transportasi di
Pelayaran Indonesia terutama pelayaran antar pulau yang mana bapak Putut
Sutopomemiliki pengalaman dibidang perkapalan maka beliau berniat mendirikan sebuah
perusahaan pelayaran. Yang bertujuan untuk mencukupi derasnya arus barang yang
masuk ke pelabuhan Tanjung Emas. Maka beliau mengajukan permohonan untuk
mendirikan sebuah perusahaan pelayaran yang diajukan kepada Dirjen Perhubungan Laut
di Jakarta pada tahun 2002 dan permohonan tersebut telah disetujui pada tahun 2002
bulan Agustus dengan nomer SUIPPAL BXXV – 329 / AL 58.
Dengan armada yang diageni yaitu perusahaan muatan cair maka pada tahun 2005
bapak Putut Sutopo mendampatkan tenderdengan Tug Boat Indo Power 11 V (210 GT),
Tug Boat Indo pacific (205 GT),Tug Boat Prma Bahari XXVII (198 GT),Tug Boat Prima
Bahari XXV(182) yang beroperasi di Semarang dan Samarinda yang dimana disana
digunakan untuk mengangkut Batu bara dan pada tahun 2010 seiring membanjirnya
muatan cair maka bapak Putut Sutopo mendapat tander baru.Tug Boatmitra Jaya V (174
GT),Tongkang Sinar Pawan I (5100 GT), guna untuk mengangkut minyak CPO dengan
rute tetap yaitu Surabaya – Kumai serta Semarang – Kumai – Surabaya. Dan pada tahun
2010 akhir. Beliau mendapat tander lagi Tug Boat Rajawali Perkasa (154 GT) serta
Tongkang Garuda Perkasa (165 GT) guna untuk membantu Tug Boat Mitra jaya V (174
GT), dan Tongkang Sinar Pawan I (5100 GT) dan kemudian pada tahun 2011 awal
seiring dengan muatan cair makin banyak, maka bapak Putut Sutopomendapat
penunjukan keagenanlagi kapal yang masuk ke pedalaman sungai - sungai Kalimantan
yaitu KM. Sumber Cahaya (625 GT) yang melewati rute Belawan – Kumai – Pontianak –
Semarang dan seiring dengan banyaknya muatan, maka pada tahun 2011 akhir Beliau
dipercaya untuk mengageni lagi yaitu KM. Sumber Cahaya II (591 GT) serta KM.
Sumber Cahaya XI (712 GT) yang rute masing – masing adalah Semarang – Belawan –
Kumai – Lampung – Semarang. Dan pada tahun 2012 awal mendapat tender perusahaan
yang sama tetapi berbeda kapal yaitu sebuah kapal Chemical Tanker yaitu MT. Sindo
Ocean (4988 GT) yang beroperasi di Kumai – Semarang – Pontianak.
Dalam perusahaan PT. Dasa Karindo UtamaSemarang pelaksanaan semua kegiatan
menggunakan empat prinsip yaitu :
a.Menciptakan struktur ekonomi dalam usaha bisnis secara bersama – sama maupun
sendiri dengan sistem kekeluargaan.
b. Mengutamakan kepuasan pengguna jasa PT. Dasa Karindo Utama Semarang.
c.Mengadakan koordinasi kepada semua lini setiap saat dan mengutamakan
keselamatan kerja dalam kegiatan.
d. Memberikan kesejahteraan kepada karyawan serta keselamatan karyawan.

1. Tugas dan Tanggung Jawab Direktur


a. Mutu perusahaan termasuk sistim manajemen keselamatan perusahaan secara
menyeluruh.
b. Mengawasi dan menyediakan anggaran biaya.
c. Menyediakan sumber biaya dan sarana prasarana yang diperlukan untuk
pelaksanaan sistem manajemen keselamatan.
d. Memonitor dan mengefaluasi perkembangan bisnis usaha, baik kondisi saat ini
maupun mendatang dalam rangka pengembangan usaha.
e. Mengadakan pertemuan para manager dan staf kantor serta mengambil tindakan
atas saran mereka untuk memajukan operasi menyeluruh.
f. Memperkenalkan kebijakan dan prosedur yang akan meningkatkan usaha dalam
pelayaran jasa PT. Dasa Karindo UtamaSemarang kepada semua rekan.
g. Memimpin ’’Rapat Tinjauan Manajemen’’.

2. DPA (Desaigneted Person Ashore)


Bertanggung jawab pada Direktur dalam hal :
a. Menjamin keberhasilan pelaksanaan dan pemeliharaan dalam sistem manajemen
keselamatan.
b. Mengawasi pelaksanaan internal audit.
c. Memonitor ketidak sesuaian yang terjadi dan memastikan bahwa tindakan
perbaikan / pencegahan telah dilakukan dengan baik.
d. Mengadakan pengendalian atas dokumen dan sistem keselamatan.
e. Mengadakan pelatihan yang berkaitan dengan aspek keselamatan kapal dan
perlindungan terhadap lingkungan.
f. Bertanggung jawab mengkoordinasikan tim tanggap darurat.

g. Berhubungan dengan Nahkoda kapal dan Direktur berkenaan dengan


keselamatan dan pencegahan pencemaran.
h. Mengkoordinir ’’Rapat Tinjauan Manejemen’’, Safety Meeting
baik di darat maupun di kapal.
3. Manager Armada
Bertanggung jawab kepada Direktur dalam hal :
a. Menjamin pengoperasian armada yang efisien.
b. Mengawasi dan memonitor perpindahan kapal.
c. Memastikan komunikasi dengan kapal berjalan dengan baik.
d. Memberikan pengarahan kepada Perwira yang baru sebelum bergabung
dengan perusahaan.
e. Mengawasi dan mengendalikan biaya maintenance dan repair kapal.
f. Memberikan respon dan dukungan kapal dalam situasi darurat.
4. Kepala Bidang Personalia / Nautis
Bertanggung jawab kepada Manager Armada dalam hal :
a. Melakukan pengelolaan personalia dan pengembangan kebutuhan
organisasi.
b. Melakukan koordinasi rekruitmen yang diperlukan sesuai kebutuhan
perusahaan serta menyediakan sumber daya manusia yang diperlukan untuk
manajemen keselamatan.
c. Memonitor dan evaluasi kebutuhan pengembangan SDM, organisasi dan
pelatihan.
d. Mengkoordinir pelaksanaan pelatihan (training), baik personil darat maupun
awak kapal.
e. Berkoordinasi dengan bagian administrasi dalam menentukan rekruitmen
kapal.
f. Mengumpulkan dan menyebarkannya ke kapal data nautis untuk
keselamatan trayek pelayaran, cara pencegahan pencemaran lingkungan
hidup di laut serta peraturan – peraturan pemerintah yang terkait dengan
perubahannya.
5. Kepala Bidang Administrasi
Bertanggung jawab kepada Manger Armada dalam hal :
a. Mengawasi dan mengendalikan anggaran biaya.
b. mengendalikan pertemuan dengan manager dan staf kantor serta mengambil
tindakan atas saran mereka untuk kemejuan perusahaan secara menyeluruh.
c. Mengkoordinir pengaturan perusahaan yang bersifat umum dan administratif.
d. Mengkoordinir kegiatan operasional dan traffic antara cabang dan perusahaan.
e. Memperkenalkan kebijakan dan prosedur yang akan meningkatkan usaha dan
pelayanan jasa PT. Dasa Karindo UtamaSemarang.
6. Kepala Bidang Teknis / Certificate
Bertanggung jawab kepada Manager Armada dalam hal :
a. Menjamin armada kapal dijalankan efisien sesuai persyaratan Klasifikasi dan
internasional.
b. Menyusun dan mengevaluasi rencana perawatan seluruh armada kapal.
c. Memeriksa kondisi pemeliharaan kapal.
d. Memonitor jadwal pemeliharaan.
e. Menyiapkan anggaran untuk pemeliharaan kapal.
f. Berhubungan dengan badan klasifikasi, inspektur dan pihak luar lainnya dalam
rangka pemeliharaan kapal.
g. Menyiapkan dan memeriksa spesifikasi pekerjaan docking.
h. Koordinasi dengan unit kerja lain dalam hal operasional kapal.
i. Memeriksa kebenaran permintaan kapal yang berkaitan dengan aspek tehnik.
7. Manager Operasi
Bertanggung jawab pada Direktur dalam hal :
a. Mengkoordinir peranan cargo, penerimaan cargo, penempatan cargo,
memonitor jumlah cargo dan penyerahan cargo.
b. Mengkoordinir dan mengatur keagenan kapal, operasional rutin kapal dan
asuransi serta masalah klaim.
c. Merencanakan, mengontrol dan menganalisa anggaran operasional kapal.
d. Memberikan respon dan dukungan kepada kapal dalam situasi darurat.
e. Mengkoordinasikan proses pengadaan barang / jasa serta mengirimkannya
kepada yang menunjukkan permintaan.
8. Kepala Bagian Operasi
Bertanggung jawab kepada manager operasi dalam hal :
Mengendalikan semua dokumen yang diperlukan kapal, meliputi dokumen Sistem
Keselamatan, Surat - Surat Ijin, Sertifikasi Peta - Peta, BPI serta buku - buku
publikasi lainnya.
a. Memastikan bahwa kapal mempunyai persediaan bahan bakar dan air tawar
yang cukup dan memesan yang diperlukan.
b. Mengganti surat - surat dan sertifikat kapal dan mengendalikan masa berlaku
surat / sertifikat kapal.
c. Mengawasi pelaksanaan survey periodic untuk BKI.
d. Mengawasi dan memeriksa spesifikasi pekerjaan docking.
e. Melakukan tugas lainnya sebagaimana seperti yang diinstruksikan oleh manager
operasi.

9.Pemeliharaan dan Tempat Kedudukan PT. Dasa Karindo UtamaSemarang

Pemeliharaan tempat di PT. Dasa Karindo Utama Semarang dilakukan dengan


memelihara beberapa tempat yaitu dengan perawatan penggunaan sesuai dengan
fungsinya, misalnya melakukan perbaikan jika ada gedung yang mulai terendam
dengan meninggikan tempat / kantor supaya tidak tergenang air, dan posisi PT.
Dasa Karindo Utama Semarang yang berkedudukan di Jl. Ampenan 2 Semarang
yaitu yang letaknya strategis untuk kegiatan pelayaran yang tidak jauh dari
dermaga muat dan instansi – instansi terkait yang memudahkan perusahaan dalam
operasional sehari – hari dalam pelayanan terhadap kapal.
Struktur Organisasi PT. DASA KARINDO UTAMA SEMARANG
Struktur organisasi PT. Dasa Karindo Utama Semarang pada tahun 2015 - 2016
menurut peraturan ISM CODE, yaitu :
BAGAN ORGANISASI OPERASIONAL

Pimpinan

Kepala
Marketing
Operasional

Operasional Operasional Operasional


1 2 3
(sumber dari PT. DASA KARINDO UTAMASEMARANG)

Anda mungkin juga menyukai