TINJAUAN PUSTAKA
Menurut (Engkos Kosasih dan Hananto Soewedo, 2007 ; 11 ) Terdapat beberapa jenis
3. Jenis Pelayaran
Menurut (Hanantosoewedo, 2012) jenis pelayaran terdiri dari 4 jenis diantaranya sebagai
berikut :
a. Pelayaran Liner (Regular Liners)
1) Mengoperasikan kapal pada jalur tertentu secara tetap dan teratur serta
menyinggahi pelabuhan tertentu
2) Ciri khusus dari pelayaran liner ialah mempunyai ratio date
3) Kapal yang digunakan ialah Liner Type Vessels di mana mempunyai Twin Deck Cargo
bagi kapal General Cargo, sekarang terdapat Global Liner dengan Full Container Ship
b. Pelayaran Tramper
Mengoperasikan kapal pada jalur-jalur pelayaran yang tidak menentu, singgahan kapal di
pelabuhan sangat di tentukan oleh muatan yang di angkut dan di mana harus di bongkar.
Ciri khusus dari Pelayaran Tramper :
1) Pelayaran di dasarkan pada cargo comitment, tiap pelayaran rutenya berbeda-beda dan
muatan yang di angkut berbeda pula jenisnya. Biasanya Pelayaran Tramper merupakan
pengangkutan kontrak (contract carrier) dan barang yang di angkut berupa muatan
sejenis (homogeneous cargo).
2) Dokumen pengangkutanya menggunakan charter party
3) Volume muatan yang di angkut oleh Pelayaran Tramper lebih rendah dari kapal liner.
c. Pelayaran Khusus
Ialah perusahaan pelayaran yang mempunyai jenis kapal dengan muatan khusus dan cara
muat bongkar di pelabuhan harus memerlukan keterampilan dan keahlian yang khusus.
d. Pelayaran Global
Pada era globalisasi pelayaran samudera yang ada di dunia mengalami perubahan yang
mendasar dari “Operasional Tunggal” (Singel Operation) menjadi Aliansi Global Liner
4. Pengertian Agen
Menurut (Budi Santoso, 2015 : 70-71) Peraturan yang selama ini dijadikan dasar
mengatur agen adalah Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 11/M-DAG/PER/3/2006
tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Agen atau
Distributor Barang dan atau Jasa. Dari materi atau cakupan yang diatur dalam peraturan
tersebut dapat dilihat bahwa peraturan tersebut lebih bersifat administratif dan tidak
substantif, sehingga konsep-konsep dasar hubungan antara prinsipal, agen serta
pertanggungjawaban terhadap pihak ketiga, tidak diatur dalam peraturan tersebut.Dalam
Pasal 1 disebutkan bahwa agen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak
sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan perjanjian untuk melakukan
pemasaran tanpa melakukan pemindahan hak atas fisik barang dan atau jasa yang dimiliki
/ dikuasai oleh prinsipal yang menunjuknya berdasarkan ketentuan sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 1 diatas maka, agen mempunyai karakter-karakter sebagai berikut.
a. Agen adalah perusahaan perdagangan nasional
b. Agen bertindak selaku perantara
c. Agen bertindak untuk dan atas nama prinsipalnya
d. Hubungan hukum antara prinsipal dan agen dituangkan dalam bentuk perjanjian
keagenan.
e. Tujuan ditunjuknya agen adalah untuk pemasaran barang atau jasa.
f. Agen tidak perlu melakukan pemindahan hak atas barang atau jasa yang dikuasakan
padanya oleh prinsipal.
Agen ketentuan diatas dibandingkan dengan pengertian agen sebagaimana dalam konsep
hukum agen di Amerika Serikat, pada dasarnya terdapat persamaan dalam beberapa hal
berikut.
a. Agen pada dasarnya bertindak untuk dan atas nama prinsipalnya
b. Kebanyakan hubungan hukum antara prinsipal dan agen yang ditunjuk dituangkan dalam
perjanjian, hanya saja dalam ketentuan Permerindag No.11 Tahun 2006, tersebut tidak
secara tegas menyebutkan dituangkan dalam perjanjian tertulis.
c. Agen tidak membutuhkan pemindahan hak atas barang atau jasa yang dititipkan padanya
oleh principal
5. Kegiatan Agen
Menurut (UU Pasal 9 Ayat 5, 2007) kegiatan agen adalah sebagai berikut :
a. Mengurus jasa-jasa kepelabuhan yang diperlukan oleh kapal selama berada di Indonesia.
b. Menunjukan perusahaan bongkar muat untuk kepentingan principal.
c. Melakukan pembukuan muatan dan canvassing.
d. Memungut jasa angkutan (freight) atas perintah principal.
e. Menerbitkan konosemen (bill of loading) untuk atau atas nama principal.
f. Menyelesaikan tagihan (disbursement) dan klaim, jika ada.
g. Memberikan informasi yang di perlukan oleh principal.
6. Tugas Sub-Agent atau Agen
Secara garis besar, tugas sub-agent atau agen ada dua, yaitu pelayanan kapal (ship’s
husbanding) dan operasi keagenan (cargo operation). Tugas-tugas yang termasuk dalam
pelayanan kapal adalah pelayanan ABK, perbaikan atau pemeliharaan kapal, penyediaan
onderdil atau suku cadang kapal, dan sebagainya. Sedangkan tugas yang berkaitan dengan
operasi keagenan adalah pegurusan bongkar dan muat, stowage, lashing, dan dokumen
muatan. (R.P.Suyono (2007 ; 226))
7. Pelayanan Kapal
Menurut (A. Edy Hidayat N, 2009 : 31-32) Gambaran mengenai alur proses pelayanan
kapal sebagai berikut :
a. Agen pelayaran menyampaikan jadwal rencana kedatangan kapal secara bulanan /
mingguan kepada PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Jadwal rencana kedatangan kapal
tersebut dapat digunakan oleh bagian perencanaan dalam mengalokasikan resource yang
ada melalui sistem berthing window.
b. Perusahaan pelayaran harus mengajukan permintaan pelayaran terlebih dahulu melalui
internet kepada PT Pelabuhan Indonesia (Persero) berupa dokumen Permintaan Pelayanan
Kapal dan Barang (PPKB). Jenis Pelayanan kapal meliputi : labuh/ tempat, pandu/ tunda,
dan air kapal maksimal 12 jam sebelum kapal tiba.
c. Berdasarkan PPKB, unit Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA) berkoordinasi dengan Dinas
Pemanduan, Dinas Armada dan Perencaan dan Pengandalian Operasi unuk memastikan
kesiapan petugas dan kesiapan alat. Dokumen PPKB juga disampaikan ke Dinas
Keuangan untuk penetapan uang pertanggungan / uper beserta pembayarannya.
d. Dinas Armada dan Perencanaan dan Pengendalian Operasi memberikan respor berupa
alokasi kapal tunda, tempat tambat dan petugas maksimal 30 menit setelah pengajuan
PPKB. Sedangkan Dinas Keuangan memberikan respon bahwa pengguna jasa telah
menyelesaikan kewajiban pembayaran uang pertanggungan.
e. Unit PPSA kemudian menetapkan PPKB menjadi PPKB-D (PPKB yang ditetapkan dan
diupload ke internet sehingga perusahaan pelayaran dapat mengetahui status PPKB. Hal-
hal yang dipeerhatikan dalam penetapan PPKB adalah :
1) Kesesuaian agen
2) Apakah kapal terdaftar
3) Apakah waktu pelayanan lewat
4) Apakah terdapat dokumen : RKSP, free patique, kelaikan kapal/SIB, RPK, OP,
manifest dan bayplan
5) Apakah agen mempunyai piutang
6) Apakah agen sudah membayar uang jaminan
7) Apakah tersedia fasilitas yang cukup
f. Dinas Pemanduan, Dinas Armada dan Perencanaan dan Pengendalian Operasi
mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) untuk melakukan kegiatan pelayanan jasa
pemanduan, penundaan dan penambatan.
g. Dilakukan pencatatan bukti pelayanan melalui formulir 2A1 dan 2A2 setelah selesai
pelayanan.
h. Dilakukan perekaman data ke computer maksimal 10 menit setelah selesai kegiatan
pelayanan. Hasil perekaman data realisasi pelayanan dapat diakses melalui internet untuk
mengetahui infomrasi posisi kapal bertambat serta updating display berthin window.
i. Dilakukan pencetakan Daftar Kapal Keluar untuk mengecek kebenaran pengentria dan
pengenaan tariff.
j. Dinas keuangan mencetak nota kapal maksimal 1 hari setelah kapal keluar.
k. Pengguna jasa melunasi pembayaran melalui kasir/bank atau Ssitem CMS(Cash
management system)
l. Sistem menyajikan monitoring pelayanan alat, fasilitas dan SDM berdasarkan Service
Level Agreement (SLA) yang telah disepakati serta laporan operasional pelabuhan sebagai
bahan dasar evaluasi
8. Persiapan Kapal Berangkat dan Kapal Tiba
Menurut (Herman Budi Santoso, dkk, 2014 : 23-29) Sebelum memulai pelayaran, nakhoda
harus memastikan bahwa kapal laik laut. Hal-hal yang wajib diperiksa adalah :
a. Kapal, peralatan dan permesinan, perbekalan, harus dikoordinasikan dengan semua
perwira.
b. Personil yang mencukupi, baik kemampuan maupun jumlahnya. Enam ham sebelum
berangkat, semua personil harus sudah siap di atas kapal. Perhatikan Sailing Order dari
Cabang/Agen setempat.
c. Stabilitas kapal mencukupi selama waktu pelayaran.
d. Meminta informasi dan petunjuk yang cukup tentang rincian pelayaran dari Kadiv.
Operasi Kepala Cabang/Agen setempat, antara lain mengenai :
1) Rute kapal
2) Agen yang ditunjuk di pelabuhan tujuan (alamat, no. telepon dan lain-lain)
e. Koordinasikan dengan para perwira dek tentang kelainan navigasi dan kondisi cuaca.
f. Memastikan muatan dalam kondisi aman.
g. Memastikan surat-surat/dokumen-dokumen kapal, kru, barang, SIB (Surat Izin
Berlayar) telah siap dalam tas kapal.
Berbagai persiapan yang harus dilakukan ABK ketika kapal akan sampai di pelabuhan
tujuan adalah sebagai berikut :
a. Paling lambat 2x24 jam sebelum kapal tiba di pelabuhan tujuan harus kirim cable master
ke cabang/agen.
b. Untuk persiapan pembongkaran, dalam cable master harus dicantumkan pula:
1) Kesiapan berapa gang kerja
2) Permintaan BBM dan air
3) Draft kapal, sisa BBM, sisa air
c. Mempersiapkan dan meneliti kelengkapan dokumen kapal yang diperlukan untuk port
clearance di atas kapal.
d. Menyiapkan laporan kedatangan kapal (LKK) untuk diserahkan ke kantor Adpel setempat
lewat cabang/agen.
e. Menanyakan ke cabang/agen via radio tentang panduan kesiapan tambatan.
f. Bila kapal langsung sandar, pastikan apakah kapal bisa maju dan mundur.
Bila kapal tiba supaya labuh jangkar terlebih dahulu. Apabila akan sandar maka mesin
dicoba untuk maju dan mundur dulu.
9. Usaha Jasa Terkait dengan Angkutan di Perairan
Menurut (UU Pasal 31 Ayat 1, 2008) sebagai berikut :
a. Bongkar muat barang.
b. Jasa pengurusan transportasi.
c. Angkutan perairan pelabuhan.
d. Penyewaan peralatan angkutan laut atau peralatan jasa terkait dengan angkutan laut.
e. Tally mandiri.
f. Depo peti kemas.
g. Pengelolaan kapal (ship management).
h. Perantara jual beli dan sewa kapal (ship broker).
i. Keagenan awak kapal (ship manning afency).
j. Keagenan kapal.
k. Perawatan dan perbaikan kapal (ship repairing and maintenance).
10 . Jenis-Jenis Layanan
Menurut (Andi Susilo, 2013 : 147 ) Perusahaanpelayaran dengan rute perdagangan
internasioal biasanya menawarkan 3 macam jenis layanan sebagai berikut
a. Conference lines
Shipping conference adalah perjanjian yang dibuat oleh beberapa perusahaan pelayaran yang
melayani rute tertentu untuk melakukan schedule service dengan ketentuan memberlakukan
tarif umum/sama dan pelabuha singgah yang tetap, Tujuanya adalah menghindari persaingan
diantara anggota-anggotanya dalam hal tarif serta mencoba memberikan layanan rute bagi
anggotanya melalui kesetiaan (loyality) dari para shipper dengn memperoleh rebate/discount
rate. Ada dua jenis dari shipping conference yaitu
1.closed conference artinya suatu perusahaan pelayaran bisa diterima sebagai anggota jika
sudah di setujui oleh semua anggotansebelumnya
2. open conference perjanjian ini biasanya diadakan untuk rute-rute tertentu, terutama untuk
perdagangan dari north america, karena adanya US anti trust law yang menyatakan bahwa
setiap rute atau sekelompok perusahaan pelayaran yang mencari anggota harus mengajukan
data mengenai tonage kapalnya dan bonafiditas perusahaanya serta rencana pelayaranya
Keuntungan yang utama dari adanya shipping conference ini adalah freight rate yang stabil
dan regular service, meski demikian sistem ini masih memiliki kekurangan seperti hal berikut
a. Freight rate umumnya tinggi
b. Freight rate terjadi bukan tergantung dari adanya permintaan dan kebutuhan
c. Peraturan dan prosedur tidak fleksibel dan tidak tergantung pada shipper
b. Non-conference
Dengan adanya kemajuan teknologi dan perkembangan perekonomian dunia maka
semakin luas juga perdagangan internasional yang terjdi belakangan ini, dengan kosekuensi
maka rute-rute perdagangan pun semakin panjang dan lama.dari sistem non-conference yang
mana disebabkan oleh faktor perkembangan containerized, dan juga karena munculnya
perusahaan perusahaan kapal yang bebas berkompetisi termasuk konsorium dan beberapa
prusahaan kontainer
c . Non Vessel Operating Common Carrier (NVOCC/NVO)
Adalah Freight forwarder yang bertidak seolah-olah sebagai carrier/liner yang mempunyai
sailingschedule yang tetap, NVOCC ini tidk memiliki atau mengoperasikan kapal (vessel)
seperti halnya shipping line. Meskipun NVOCC merupakan carrier dan mempunyai
hubungan dengan actual shipper tetapi juga berfungsi sebagai shipper di hadapan shipping
line.
1.2 Gambaran Umum PT.BAHTERA SETIA
1.Sejarah Berdirinya Perusahaan
Sejarah dan latar belakang berdirinya suatu perusahaan satu dengan perusahaan yang lain
pastilah berbeda-beda. Apabila seorang atau sekelompok orang ingin mendirikan perusahaan
ada dua hal yang harus diputuskan yaitu dalam bidang dan kegiatan apa perusahaan akan
didirikan. Pertanyaan tersebut berhubungan dengan jenis usaha apa yang akan
dijalankan.Pilihan ditentukan diantaranya oleh kemampuan manajemen dan besarnya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang diberikan atas usaha yang dipilih perusahaan
dalam masyarakat yang semakin maju mendorong seseorang untuk melakukan investasi.
Investasi mempunyai prospek untuk memperoleh keuntungan (profit) bagi siapa yang
menjalankannya. Melihat situasi atau peluang tersebut PT.Bahtera Setia. Berdirilah suatu
perusahaan yang bernama PT. Bahtera Setia berlokasi di Jln.Madukoro Blok B-1,Semarang
Indah yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayaran. Perusahaan tersebut
merupakan perusahaan keluarga yang didirikan oleh Bapak H.Ramli.
PT.Pelnas Bahtera Setia yang di Kepala Cabangi oleh H.Aminullah.Awal mulai berdirinya
pada bulan 12 Mei 2002. PT.Pelnas Bahtera Setia merupakan perusahaan nasional yang
bergerak di bidang jasa angkutan laut yang menyediakan angkutan ke seluruh nusantara
mulai dari kapal cargo, tug boat dan tongkang, dalam memenuhi kebutuhan angkutan di
seluruh nusantara.
Jenis pelayaran PT.Bahtera Setia adalah pelayaran tramper ( pelayaran bebas ). Kapal
yang dioperasikan adalah berupa tug boat, crane bass dan tongkang yang prioritasnya bukan
mengangkut muatan yang dikirim ke pelabuhan lain melainkan disewa untuk proyek seperti
pemancangan pelabuhan serta membantu proses pengerukan lumpur di tengah laut. Selain itu
sebagai agen pelayaran lokal (domestic) yang kapalnya membawa muatan pasir kwarsa, batu
bara, dan log ( kayu bulat ). Oleh karena itu PT. Bahtera Setia berupaya memberikan
pelayanan terbaiknya kepada para pelanggannya sehingga bisa mewujudkan kerjasama yang
berkesinambungan
TABEL 1
PROFIL PT. BAHTERA SETIA
Nama PT. Bahtera Setia
Alamat Jl. Madukoro Raya, Ruko Semarang
Indah Blok B1/8E, Semarang barat.
Telepon (024) 7609224
E-Mail Bahtera.smgindah@gmail.com
2. Visi dan Misi PT.Bahtera Setia cabang Semarang
a.Visi Perusahaan :
Menjadikan Perusahaan Nasional yang berskala Nasional dengan memberikan pelayanan
terbaik kepada semua pelanggan dan memenuhi kebutuhan sarana jasa angkutan laut
dengan standar nasional yang memberikan jaminan keselamatan jiwa, harta benda dan alat
angkut di laut.
b.Misi Perusahaan :
Mengedepankan pelayanan yang ramah, tepat waktu, tepat jumlah dan kooperatif dengan
memelihara hubungan usaha yang saling menguntungkan, saling menghormati serta etika
bisnis yang baik dan bermartabat. Menjamin terciptanya lingkungan kerja yang baik
dengan memenuhi ketentuan keselamatan pelayaran, keselamatan kerja dan meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia melalui program-program pelatihan yang memadai.
3. Struktur Organisasi
Secara Etimologi “Organisasi” berasal dari kata “to Organize” yaitu dari kata “Organ” :
Organon (bahasa anglo saxhon – greik). Organon merupakan suatu alat yang digunakan
untuk mencapai tujuan “To organize artinya menyusun atau mengumpulkan bagian yang
terpisah – pisah agar menjadi satu kesatuan sehingga daspat digunakan untuk melakukan
suatu pekerjaan dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan .
Struktur Organisasi adalah suatu keterangan yang menunjukan tugas dari masing – masing
bagian yang didalam struktur organisasi terdapat orang-orang yang menggerakkan baik
langsung maupun tidak langsung . Tanpa struktur organisasi , perusahaan tidak akan
memperoleh atau mencapai tujuan yang direncanaka organisasi merupakan wadah bagi
sekelompok orang dalam melaksanakan kerjasama untuk mencapai tujuan dan sebagai alat
bagi manajemen untuk mengadakan pembagian tugas, tanggung jawab serta
Wewenang masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya
pengawasan struktur organisasi dapat memudahkan manajemen dalam melaksanakan
pengawasan, pengkoordinasian dan penentuan kedudukan seseorang dalam fungsi kegiatan
yang ada dalam perusahaan, sehingga garis bertanggung jawab dan hubungan antara bagian
dalam perusahaan menjadi lebih jelas kearah terciptanya suatu kinerja yang baik.Adapun
struktur organisasi pada PT. Pelnas Bahtera Setia adalah sebagai berikut :
Struktur Organisasi PT. Pelnas Bahtera Setia Cab.Semarang
KEPALA CABANG
H. AMINULLAH
STAFF ADMINISTRASI
AYUNINDYA