Anda di halaman 1dari 16

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Dasar Pelayaran


Menurut Suwarno (2011) pelayaran dilihat dari kegiatannya ada dua
macam, yaitu :
1. Pelayaran Niaga adalah usaha jasa dalam bidang penyediaan ruangan
pada angkutan air atau angkutan laut untuk kepentingan mengangkut
muatan penumpang dan barang dagangan dari suatu pelabuhan asal
(muat) ke pelabuhan tujuan (bongkar), baik didalam negeri maupun luar
negeri.
2. Pelayaran bukan niaga, yaitu pelayaran angkatan perang, playaran dinas
pos, pelayaran dinas penambang, pelayaran penjaga pantai, pelayaran
hidrografi dan sebagainya.
2.2. Pengertian Perusahaan Pelayaran
Perusahaan pelayaran adalah badan usaha milik negara atau swasta,
berbentuk perusahaan negara persero, Perseorangan terbatas (PT),
Perseorangan Comanditer (CV), dan lain-lain yang melakukan usaha jasa
dalam bidang penyediaan ruang kapal laut untuk kepntingan mngangkut
muatan penumpang (orang) dan barang (dagangan) dari suatu pelabuhan asal
(muat) ke pelabuhan tujuan (bongkar), baik didalam negeri maupun luar
negeri. (Suwarno, 2011)
2.3. Bentuk Perusahaan Pelayaran
Menurut Edi Hidayat (2009), ada tiga bentuk Badan Hukum Indonesia
sebagai pelaku ekonomi yang dapat menyelenggarakan perusahaan, yaitu
sebagai berikut :
1. Koperasi adalah bentuk perusahaan sebagai wadah perekonomian rakyat,
untuk kemakmuran masyarakat, yang disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan.
2. Badan usaha swasta adalah perusahaan yang menangani cabang-cabang
produksi yang tidak selalu menguasai hajat hidup orang banyak, modal

7
8

sepepenuhnya dari swasta, diatur dalam KUHS dan KUHD yang


disempurnakan dengan Undang-undang nomor: 12 Tahun 1970, contohnya
PT. Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan dll.
3. Badan Usaha milik Negara (BUMN), adalah perusahaan yang berbentuk
usaha negara yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki
negara/pemerintah. Umumnya usaha ini menyangkut hajat hidup orang
banyak dan mengemban misi pemerintah sehingga harus
diawasi/dikendalikan oleh pemerintah. Contohnya PT (Persero) Djakarta
Lloyd, PT (Persero) PELNI dll.
2.4. Jenis-jenis Perusahaan Pelayaran
Menurut Edy Hidayat (2009), jenis perusahaan pelayaran dapat dibedakan
berdasarkan wilayah, sifat usaha/bentuk oprasi dan jenis muatannya.
1. Berdasarkan wilayah
Berdasarkan wilayah, usaha pelayaran dibagi menjadi enam jenis, yaitu:
a. Pelayaran Lokal, usaha pelayaran yang kegiatan wilayahnya terbatas
pada radius 200 mil dalam 1 atau 2 provinsi di Indonesia.
b. Pelayaran Pantai, Usaha pelayaran pantai meliputi seluruh perairan di
Indonesia, sering juga disebut pelayaran interinsulair, pelayaran antar
pulau atau pelayaran nusantara.
c. Pelayaran Samudera, Pelayaran ini beroprasi dalam perairan
internasional antara dua negara atau lebih, membawa muatan ekspor
dan impor.
d. Pelayaran Rakyat, dengan kapal kecil mnegangkut muatan dari
pedalaman yang tidak terjangkau kapal besar, dengan diberikan
kemudahan/keringanan persyaratan dari pemerintah.
e. Pelayaran Perintis, Merupakan penugasan dari pemerintah untuk
membuka trayek ke daerah minus.
f. Pelayaran Cross Trading, Pelayaran ini melayani angkutan antar negara
diluar negri.
9

2. Berdasarkan Sifat Usaha/Bentuk operasi


a. Pelayaran Tetap (Liner Service), yaitu pelayaran yang dijalankan secara
tetap dan teratur, baik dalam hal keberangkatan maupun kedatangan.
b. Pelayaran Tramp (Tramper Service), merupakan pelayaran bebas yang
tidak terkait ketentuan formal, tidak mempunyai jadwal pelayaran tetap
dan kapal dapat berlayar kemana saja.
c. Pelayaran Khusus adalah pelayaran yang tidak termasuk dalam linier
dan tramper dan mengangkut barang khusus.
d. Pelayaran Global, Perusahaan pelayaran kelas dunia membentuk aliansi
global untuk memperkecil persaingan dan untuk memberikan pelayanan
angkutan laut yang lebih kompetitif.
e. Pelayaran Feeder, adalah pelayaran yang menggunakan kapal container
dengan ukuran dan kapasitas lebih kecil (600-800 teus) yang melayani
jalur Hub Port ke Spoke atau sebaliknya.
3. Berdasarkan jenis muatan
Usaha pelayaran dilihat dari muatannya dapat dibedakan menjadi:
a. Angkutan barang konvensional (general cargo)
b. Angkutan full container/semi container
c. Angkutan bulk cargo, yang terdiri dari liquid cargo dan dry cargo
d. Angkutan ternak
e. Angkutan heavy lift
f. Angkutan barang dingin
g. Angkutan mobil
h. Angkutan penumpang, dll.
2.5. Pihak-pihak yang terkait dalam Kegiatan Pelayaran Niaga
Menurut Hidayaat Edy (2009) dalam suatu pengiriman atau pengkapalan
barang dengan kapal laut terdapat 3 (tiga) pihak yang saling berhubungan
hukum satu sama lain, yaitu :
1. Pengirim Barang (Shipper), yaitu orang atau badan hukum yang
mempunyai muatan kapal untuk dikirim dari satu pelabuhan tertentu
(pelabuhan pemuatan) untuk diangkut ke pelabuhan tujuan.
10

2. Pengangkut barang (carrier), yaitu perusahaan pelayaran yang


melaksanakan pengangkutan barang dari pelabuhan muat untuk
diangkut/disampaikan ke pelabuhan tujuan dengan kapal.
3. Penerima barang (consignee), yaitu orang atau badan hukum kepada siapa
barang kiriman ditujukan.
2.6 Pengertian Keagenan
Menurut Suyono (2007), Keagenan adalah hubungan berkekuatan secara
hukum yang terjadi bila mana dua pihak bersepakat membuat perjanjian,
dimana salah satu pihak yang dinamakan agen (agent) setuju untuk mewakili
pihak lain yang dinamakan pemilik (principal) dengan syarat bahwa pemilik
ttap mempunyai hak untuk mengawasi agennya mngnai kwenangan mengenai
kewenangan yang dipercayakan kepadanya.
Didalam usaha pelayaran niaga dimana ada linier dan tramper, pelayaran
linier akan menunjuk general atau booking agent, unntuk mengurus muatan
dan kapalnya. Tramper akan menunjuk agent khusus (special agent) karena
hanya dipakai pada saatnya kapalnya di-charter disuatu pelabuhan dimana
kapal melakukan bongkar muat.
Dalam melakukan tugasnya di pelabuhan, agnt yang ditunjuk dinamakan
Port Agent. Port agent ditunjuk di pelabuhan lainnya dapat menunjuk sub
agent untuk mewakilinya. Port Agent tetap bertanggung jawab terhadap
principalnya.
Bilamana dalam sebuah charter party, salah satu pihak umpamanya
pencharter telah menunjuk agen untuk mewakili kepentingannya, maka
pemilik dapat menunjuk agen lain untuk mewakilinya yang dinamakan
protecting agent.
Husbandry Agent adalah agent yang ditunjuk olh principal untuk
mewakilinya diluar kepentingan bongkar/muat umpama hanya mengurus
ABK kapal, repair, suppiler dll .
Boarding agent adalah petugas dari keagenan yang selalu berhubungan
dengan pihak kapal. Biasanya boarding agent yang pertama naik ke kapal
11

waktu kapal tiba dan terakhir meninggalkan kapal ketika kapal akan
berangkat.
2.7. Tugas dan tanggung jawab Keagenan
Menurut Yuni at.all (2017) Tugas agen di mulai dengan penunjukan
kepada perusahaan pelayaran sebagai agen oleh pemilik atau operator kapal-
kapal asing, yang dikukuhkan dalam Agency Agreement. Sebelum kapal tiba,
principal memberitahukan kedatangan kapalnya dan jumlah muatan yang
perlu ditangani. Unit keagenan di kantor pusat sebagai general agent akan
menunjuk cabang-cabang sebagai port agent (pelaksanaan untuk pelayanan
kapal (husbanding) dan muatan dari kapal principal (can-vassing). Umumnya
jasa yang diberikan oleh agen adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan Operasional Kapal-kapal Principal
Agen memberikan pelayanan oprasional kapal-kapal principal
2. Port imformation (port facility, port formality,custom of the port),
Keperluan kapal, seperti bunker,air,provision, repair,main
tenance,crewing, surat-surat dan sertifikat kapal, dan sebagainya.
3. Penyelesaian dokumen, B/L, Manifest, hatch list, stowage plan, crew list,
dokumen untuk bongkar/muat, ship husbanding (in & out clearance,
imigrasi, bea cukai, kesehatan pelabuhan, port administrator, dokumen
kapal lainya);
4. Permintaan advance payment untuk port expenses, cargo expenses,
keperluan kapal,dan lain-lain;
5. Memberikan informasi kepada principal.
6. Sebelum kapal tiba, Port agent melalui general agent memberikan
informasi kepada principal tentang situasi pelabuhan, rencana sandar,
posisi gudang, peralatan bongkar muat, cargo prospect/booking yang
sudah pasti, kalkulasi biaya disbursement.
7. Agen juga memberitahu kapal tentang situasi pelabuhan, rencana sandar,
prospek muatan, program bongkar muat.
8. Waktu kapal tiba, Port agent memberitahu general agent tentang hari /
jam tiba / sandar kapal, bunker on board, rencana bongkar/muat
12

9. Waktu kapal di pelabuhan, Port agent memberitahukan unit general


agent tentang hasil bongkar/muat dan hambatan bongkar/muat.
10. Waktu kapal berangkat ,Port agen memberitahu kepada general agent
untuk diteruskan ke principal tentang tanggal/jam selesai bongkar
muat/berangkat, draf kapal, bunker on board, jumlah muatan yang di
bongkar/muat, sisa ruang kapal, perkiraan freight, perkiraan biaya-biaya
disbursement.
11. Selanjutnya port agent segera kirimkan dokumen- dokumen bongkar
muat (tally sheet, outurn report, dermaga cargo list, dan lain-lain dan
dokumen pemuatan (stowage plan, copy B/L, manifest), untuk
selanjutnya dikirim ke principal dan pelabuhan tujuan.
2.8. Jenis-jenis keagenan
Menurut Suyono (2007) ada 3 macam jenis agen, yaitu :
1. General agent (agen umum) adalah prusahaan pelayaran nasional yang
ditunjuk oleh perusahaan asing untuk melayani kapal-kapal milik
perusahaan asing tersebut selama berlayar dan singgah di pelabuhan
Indonesia.
2. Sub-agen adalah perusahaan pelayaran yang ditunjuk oleh general agent
untuk melayani kebutuhan tertentu kapal di pelabuhan tertentu. Sub agen
ini sebenarnya beerfungsi sebagai wakil atau agen dari general agent.
3. Cabang agen adalah cabang dari general agent di pelabuhan tertentu.
2.9. Pengertian Pelabuhan
Pelabuhan menurut undang undang Nomor 17 tahun 2008 adalah tempat
yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas batas
tertentu sebagai kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang
digunakan sebagai tempat kapal sandar, berlabuh, naik turun penumpang
dan/ atau bongkar muat kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan moda transportasi. (Aswan Hasoloan, 2017).
13

2.10. Peran Pelabuhan


Menurut Lasse (2009), Peran pelabuhan untuk kegiatan ekonomi dan
kegiatan logistik sangatlah penting, Beberapa alasan penting yang
menempatkan pelabuhan berperan strategis dalam jaringan perdagangan
internasional, diantaranya adalah :
1. Pelabuhan berperan menjembatani gap di antara sumber-sumber daya
produksi seperti tnaga kerja dan raw/semi finished material dengan
menggunakan transportasi laut dari tempat asal (origin) ke tempat tujuan
(destination).
2. Pelabuhan sebagai interface terpenting moda transpor darat (truk dan
KA) dan moda angkutan laut, memberikan kontribusi sangat signifikan
bagi pelaku usaha pengirim/pemilik barang, fright forwarder,
pemilik/keagenan kapal, charter broker kapal, industri manufaktur dan
pengemasan, pengusaha angkutan truk/KA, jasa layanan kepabeanan,
keimigrasian dan kekarantinaan, dan perusahaan asuransi. Dalam hal ini
pelabuhan menjadi lingkungan tempat kegiatan berbagai macam bisnis
(businesses collection).
3. Pelabuhan sebagai titik kegiatan pemberangkatan dan kedatangan moda
transportasi laut. Pengangkutan dengan memakai kapal laut dimuali di
pelabuhan dan berakhir di pelabuhan. Sistem tradisional macam ini, dulu
dikenal dengan sistem angkutan Port to Port. Pada era millennium tiga
kini tidak hanya angkutan Port to Port melainkan lebih luas menjadi
layanan angkutan Door to Door.
2.11. Jenis-jenis Kapal Niaga
Menurut Suwarno (2011), jenis-jenis kapal niaga adalah sebagai berikut :
1. Kapal General Cargo
Kapal yang mengangkut muatan dalam bentuk peti, karung, Dan
keranjang.
2. Kapal Penumpang/PassengershipKapal untuk mengangkut penumpang,
dibangun dengan banyak geladak dan ruang penumpang terdiri dari
beberapa tingkat/kelas dek yang lebih murah biayanya.
14

3. Kapal Tanker
Kapal yang dirancang untuk mengangkut muatan cair. Karena muatan
cair bisa bebas bergerak ke belakang/depan/kiri/kanan yang
membahayakan stabilitas kapal.
4. Kapal Peti Kemas/Container Ship
Kapal yang digunakan untuk mengangkut kontainer atau peti kemas.
5. Kapal Curah/Break Bulk Cargo Ship)
Kapal yang digunakan untuk mengangkut muatan dalam bentuk curah,
dapat berupa curah kering maupun curah cair. Contohnya kedelai, beras,
gandum, atau batu bara curah.
6. Kapal Tunda – Ponton (Tug Boat dan Tongkang)
Jenis kapal ini tidak dilengkapi ruang muat (palka) maupun crane
(Dereck) karena kapal jenis ini yang dimanfaatkan hanya tenaganya saja,
biasa digunakan untuk menarik ponton (tongkang), maupun untuk
membantu pandu dalam penyandaran kapal besar di pelabuhan biasa
disebut harbour tug.
2.12. Instansi-instansi di Pelabuhan
Menurut Hasaloan (2017), pelabuhan merupakan sistem terpadu yang
berfungsi untuk melayani kapal dan berbagai transaksi yang berlangsung di
pelabuhan. Dalam sistem tersebut terdapat berbagai instansi pemerintah
maupun perusahaan swasta yang bekerja saling mendukung untuk melayani
kapal serta muatanya.
1. Instansi Pemerintah
a. KSOP ( Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan )
1) Syahbandar adalah badan yang melaksanakan port clearance, yaitu
pemeriksaaan surat-surat kapal, agar kapal dapat keluar masuk
pelabuhan
2) KPLP (Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai) merupakan penjaga
keamanan perairan pelabuhan dan pantai sekitarnya.
15

b. Pelindo III Semarang


Badan usaha yang kegiatan usahanya khusus di bidang pengusahaan
terminal dan semua fasilitas pelabuhan lainya.
c. Bea Cukai
Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No.10/1995
tentang kepabeanan, Direktorat Bea dan Cukai yang berada di bawah
departemen Keuangan mengatur dan mengawasi kepabeanan di
seluruh wilayah Indonesia.
d. Dinas Karantina dan Kesehatan
Sesuai dengan KM26/1998 Dinas Karantina disatukan dengan Dinas
Kesehatan. Adapun tugas Dinas Karantina di pelabuhan adalah :
1) Melakukan pelayanan kesehatan.
2) Memeriksa dan meneliti buku kesehatan, deratting certificate,
daftar awak kapal dan penumpang.
3) Memberikan health certificate dan health clearance.
4) Mengawasi tumbuh-tumbuhan dan hewan yang dibawa keluar
masuk pelabuhan melalui kapal.
5) Bila perlu memerlukan karantina.
2. Instansi Swasta
a. Imigrasi
Direktorat Imigrasi adalah badan yang berada di bawah Departemen
kehakiman yang mempunyai tugas untuk :
1) Megawasi keluar masuknya orang sesuai ketentuan keimigrasian.
2) Memeriksa penumpang dan awak kapal, dalam hal penumpang
asing yang hendak masuk atau keluar daerah hukum Indonesia.
3) Dalam hal ini akan diperiksa paspornya apakah sudah memenuhi
ketentuan.
4) Memeriksa Anak Buah Kapal (ABK)
5) Memberikan immgration clearance.
16

b. Perusahaan Pelayaran
Merupakan perusahaan yang mengoperasikan kapal-kapal, baik milik
sendiri atau sewa (charter).
c. Perusahaan Bongkar Muat
Merupakan perusahaan yang bergerak dalam kegiatan bongkar dan
muat barang/ peti kemas ke kapal.
d. Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dan Freight Forwarder
Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa pengurusan barang-
barang di Bea Cukai, pelayaran dan angkutanya.
e. Perusahaan angkutan Bandar
Merupakan perusahaan yang mengadakan angkutan barang dan
manusia antara kapal dan daratan.
f. Perusahaan Angkutan Darat
Merupakan perusahaan yang menyediakan angkutan barang-barang
yang di bogkar/ muat dari kapal.
g. Perbankan
Merupakan perusahaan yang mengadakan jasa perbankan di
pelabuhan, terutama transaksi ekspor/ impor barang.
h. Surveyor
Merupakan pemeriksa yang ditunjuk dan diberi wewenang dalam
pemeriksaan mutu, jumlah barang, serta pemeriksaan barang-barang
tertentu.
i. Perusahaan Penyewaan Peralatan
Merupakan perusahaan menyewakan peralatan bongkar/ muat barang
dan transportasi. (Aswan Hasaloan, 2017).
17

2.13. Dokumen-dokumen Kapal


Menurut Edy Hidayat (2009) sertifikat-sertifikat yang harus berada di
kapal yaitu :
1. Certificate of registry
Adalah surat tanda kebangsaan kapal. Kapal berhak mengibarkan
bendera negara dimana kapal di daftarkan dan berhak dalam
perlindungan hukum dari negara tersebut.
2. Tonnage Certificate
Surat yag menyatakan ukuran-ukuran penting kapal, misalnya ukuran
palka, draft, dll.
3. Seaworthy Certificate
Sertifikat yang di keluarkan oleh Ditjenhubla yang menyatakan
kelaiklautan kapal termasuk kelengkapan berlayar.
4. Sertificate Solas (safety of life at sea)
Sertifikat ini meliputi sertifikat perlengkapan keselamatan serta
sertifikat keselamatan konstruksi yang telah sesuai dengan ketentuan
SOLAS.
5. Load Line Certificate
Sertifikat ini mengenai persyaratan lambung kapal yang timbul
minimum dan maksimum agar stabilitas kapal terpelihara.
6. Sertifikat Pencegahan Pencemaran oleh minyak
Sertifikat yang menyatakan bahwa kapal sudah dilengkapi dengan
peralatan yang dipersyaratkan untuk mencegah pencemaran yang
ditimbulkan oleh minyak dari kapal.
7. Safety Radio Telegraphy Certificate
Sertifikat yang menyatakan bahwa pesawat radio telegrafi yang ada di
kapal telah memenuhi persyaratan.
8. Sertifikat Bebas Tikus (deratting certifikate)
Sertifikat yang menyatakan bahwa kapal telah bebas dari hama tikus
dan telah dilakukan fumigasi.
9. Safety Certicate (sertifkat keselamatan)
18

Pernyataan bahwa kapal penumpang telah memenuhi persyaratan


(badan kapal, mesin kapal, alat-alat penolong , dll)
10. Bill Of Health (surat kesehatan)
Pernyataan bahwa semua ABK bebas dari wabah penyakit.
11. Sertifikat sertifikat lain sesuai ketentuan.
Misalnya sertifikat klasifikasi mesin, lambung dll.
2.14. Proses kedatangan dan keberangkatan kapal
Menurut Cahya Purnomo (2011) Tugas agen perusahaan pelayaran di
pelabuhan dalam melayani kedatangan dan keberangkatan kapal adalah
sebagal berikut :
1. Proses kedatangan
a. Sebelum kapal tiba
1) Mengirimkan pemberitahuan kepada administrator pelabuhan
tentang rencana kedatangan kapal dengan melampirkan :
a) Copy manifest (untuk bongkar muat)
b) Copy Loading List
c) Master cable
d) Certificate of Registry
2) Mengajukan fasilitas kepada PT. Pelindo dengan mengisi dan
menandatangani formulir permintaan pelayanan kapal dan barang
(PPKB) yang berisikan permohonan untuk labuh, pandu, tunda,
tambat, air tawar, listrik. Dengan melampirkan :
a) Copy manifest
b) Copy Surat Ukur Kapal
c) Copy Loading List
3) Mengirimkan pemberitahuan kepada semua penerima
barang(consignee) tentang estimate time arrival (ETA).
4) Mengadakan koordinasi dengan bongkar muat untuk
mempersiapkan ruang penimbunan gudang atau lapangan.
Sementara permohonan fasilitas untuk kapal diajukan PBM saat
19

meeting di Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA).PBM yang


ditunjuk untuk melaksanakan
b. Saat kapal tiba
1) Agen pelayaran naik ke kapal mengambil surat-surat kapal untuk
keperluan clearance in di kantor syahbandar. Selama kapal di
pelabuhan, surat-surat kapal disimpan di kantor syahbandar
sampai kapal akan meninggalkan pelabuhan.
2) Agen melayani kegiatan sesuai dengan fasilitas yang disetujui
dalam forum meeting di PPSA.
3) Tim pemeriksa yang terdiri dari syahbandar, karantina pelabuhan
mengadakan pemeriksaan ke atas kapal.
4) Setelah tim pemeriksa turun dari kapal dengan catatan tidak ada
masalah bagi kapal, maka stevedor dan PBM yang ditunjuk, naik
ke atas kapal untuk proses bongkar muat.
2. Proses kebrangkatan kapal
Clearence out merupakan prosedur yang harus dilakukan seorang agen
saat kapal akan keluar meninggalkan pelabuhan, yang meliputi :
a. Setelah proses bongkar muat yang dikerjakan PBM selesai, agen
mengajukan permohonan pandu/tunda kepada PT. PELINDO untuk
kegiatan kapal keluar dari pelabuhan.
b. Agen menyelesaikan clearance out di kantor syahbandar dengan
menunjukkan bukti pembayaran disbursment account dan syarat-
syarat lain yang sudah diselesaikan, maka surat-surat kapal diterima
kembali untuk diserahkan kembali ke pihak kapal administrasi berupa:
c. Laporan realisasi hasil bongkar muat untuk intern maupun ekstern
setelah bongkar muat selesai, segera menyusun laporan hasil kegiatan
bongkar muat tersebut untuk ADPEL, principal, kantor direksi dan
kantor cabang sendiri.
d. Mengirim kepada agen di pelabuhan tujuan, selanjutnya tentang
keberangkatan, ETA, dan persiapan agen di pelabuhan tujuan.
e. Perhitungan uang tambang yang harus dibayar oleh shipper.
20

f. Freight rate atau satuan dasar perhitungan besar uang tambang


ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
1) Harga barang
2) Volume perdagangan
3) Perbandingan berat dan ukuran barang
4) Tarif pelayanan yang harus diberikan kepada agen
5) Kemungkinan adanya klaim akibat kerusakan/kehilangan
6) Biaya-biaya dipelabuhan muat dan pelabuhan bongkar
7) Jarak yang ditempuh
8) Persaingan
g. Perhitungan ongkos pelabuhan pemuatan (OPP) dan ongkos
pelabuhan tujuan (OPT) yang harus dibayar oleh agen kepada PBM.
Jika kondisi pelayaran liner services, maka stevedoring menjadi
tanggung jawab pelayaran sehingga PBM menagih biaya kepada
pelayaran.
h. Disburvment account yang harus ditagih kepada principal selama
kapal masih berada di pelabuhan seperti labuh, pandu, tunda, tambat,
air tawar, bahan bakar, listrik, dan lain-lain.
i. Penyelesaian Bill of Lading kepada shipper.

2.15. Hambatan-hambatan pada saat kedatangan dan keberangkatan kapal


Menurut Retno Indriyanti, at all (2019), Hambatan-hambatan yang sering
terjadi pada saat kedatangan dan keberangkatan kapal adalah :
1. Jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal yang berubah – ubah.
Pada saat melayani kedatangan maupun keberangatan kapal PT. Gurita
Lintas Samudera cabang Banten sebagai agen pelayaran dalam hal
membuat perencanaan terhadap penyandaran kapal didermaga sering
tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, sebagai contoh adalah
cuaca ekstrim yang berimbas pada jadwal kedatangan kapal ditunda
akibat cuaca buruk, selain itu antrian yang terjadi pada kolam pelabuhan.
2. Lamanya pelayanan dari Instansi – instansi terkait
21

Pada saat melakukan kepengurusan dokumen perihal pelayanan terhadap


kapal pada instansi terkait sering mengalami kendala, misalnya petugas
dari instansi terkait tidak berada di tempat tanpa ada petugas pengganti,
terdapat karyawan / petugas baru yang pengerjaanya masih dibimbing
oleh petugas yang berpengalaman.
3. Terselipnya dokumen / arsip pelayaran
Pada saat selesai kegiatan arsip perusahaan terkadang tidak ditempatkan
pada tempat terpisah hal ini membuat para karyawan ketika akan melihat
arsip tersebut yang digunakan sebagai contoh atau acuan masih harus
mencari lagi.
4. Kerusakan pada alat bongkar/muat dipelabuhan
Keterlambatan bongkar/muat container terjadi dikarenakan adanya
kerusakan pada crane, sehingga memperlambat proses bongkar muat
pada kapal.
22

Anda mungkin juga menyukai