Disusun Oleh:
Dodi Agustina
7111413077
PRAKATA
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah Swt yang telah
memberikan limpahan rahmat dan sayang-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan pembuatan makalah ilmiah ini dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
mengemban risalah islam dan menuntun jalan umatnya menuju jalan kebenaran.
Penulis menyadari bahwa selama proses pembuatan makalah ilmiah ini,
penulis banyak menemui hambatan. Upaya dan dukungan dari berbagai pihak
sangat membantu penulis dalam hal ini, sehingga makalah ilmiah ini dapat
terselesaikan. Untuk itu secara khusus penulis mengucapkan terimakasih setulustulusnya kepada:
1. Prof.Dr. Etty Soesilowati, M.Si dan Yozi Aulia Rahman, SE, M.Sc selaku
dosen pengampu mata kuliah Analisis Kebijakan Publik.
2. Kedua orang tua Saya, Bapak Waryanto Sorun dan Ibu Sutarmi, yang telah
menjadi motivator dan selalu meyertai penulis dengan ketulusan doa dan restu,
serta dukungan moral tanpa henti kepada penulis untuk selalu optimis, dan
tetap semangat dalam menjalani kehidupan.
3. Penulis jurnal ilmiah dan dinas terkait tentang pembangunan tol laut di
Indonesia.
4. Media cetak ataupun elektronik yang telah memberikan berita dan data
sekunder kepada penulis mengenai pembangunan tol laut, dalam melengkapi
penulisan makalah ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ilmiah ini, namun ini semata-mata karena keterbatasan penulis. Akhir
kata, besar harapan penulis makalah ilmiah ini dapat bermanfaat sekaligus dapat
menambah pengetahuan mengenai pembangunan tol laut di Indonesia.
Dodi Agustina
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................. i
PRAKATA ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan .......................................................................................................... 6
D. Manfaat ........................................................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7
A. Pembangunan Ekonomi ............................................................................... 7
B. Investasi ....................................................................................................... 8
C. Pertumbuhan Ekonomi ................................................................................ 9
D. Infrastruktur ................................................................................................. 10
E. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 12
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 13
A. Jenis dan Sumber Data................................................................................. 13
B. Metode Pengumpulan Data.......................................................................... 13
C. Variabel........................................................................................................ 13
D. Metode Analisis ........................................................................................... 13
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 15
A. Rencana Pembangunan Tol Laut Indonesia ................................................ 15
B. Implementation gap Pembangunan Tol Laut Indonesia .............................. 33
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 37
A. Kesimpulan .................................................................................................. 37
B. Saran ............................................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Rute Pelayaran Internasional ............................................................. 2
Gambar 1.2 Ketimpangan Sebaran Galangan Kapal Nasional ............................. 4
Gambar 4.1 Potensi dan Produksi Perikanan Tangkap Indonesia......................... 16
Gambar 4.2 Peta Sumber Daya Mineral ............................................................... 16
Gambar 4.3 Potensi Wisata Bahari ....................................................................... 17
Gambar 4.4 Peta Kemiskinan Masyarakat Pesisir ................................................ 17
Gambar 4.5 24 Pelabuhan Strategis Pendukung Tol Laut .................................... 18
Gambar 4.6 Integrasi Jaringan Pelayaran Lokal dan Nasional ............................. 25
Gambar 4.7 Alternatif Rute 1 ................................................................................ 25
Gambar 4.8 Alternatif Rute 2 ................................................................................ 26
Gambar 4.9 Alternatif Rute 3 ................................................................................ 27
Gambar 4.10 Alternatif Rute 4 .............................................................................. 28
Gambar 4.11 Alternatif Rute 5 .............................................................................. 29
Gambar 4.12 Alternatif Rute 6 .............................................................................. 30
Gambar 4.13 Alternatif Rute 7 .............................................................................. 31
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) di Indonesia ....................... 5
Tabel 4.1 Identifikasi Pendanaan Pembangunan Tol Laut di Indonesia ............... 19
Tabel 4.2 Ruas, Jarak, dan Potensi Muatan Alternatif Pelayaran 1 ...................... 26
Tabel 4.3 Ruas, Jarak, dan Potensi Muatan Alternatif Pelayaran 2 ...................... 27
Tabel 4.4 Ruas, Jarak, dan Potensi Muatan Alternatif Pelayaran 3 ...................... 28
Tabel 4.5 Ruas, Jarak, dan Potensi Muatan Alternatif Pelayaran 4 ...................... 29
Tabel 4.6 Ruas, Jarak, dan Potensi Muatan Alternatif Pelayaran 5 ...................... 30
Tabel 4.7 Ruas, Jarak, dan Potensi Muatan Alternatif Pelayaran 6 ...................... 31
Tabel 4.8 Ruas, Jarak, dan Potensi Muatan Alternatif Pelayaran 7 ...................... 32
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kementerian Bappenas mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan
negara kepulauan yang memiliki wilayah laut terluas serta memiliki garis pantai
terpanjang kedua di dunia. Indonesia juga memiliki wilayah perairan yang kaya
dengan potensi cadangan energi, potensi perikanan, potensi pariwisata bahari,
serta memiliki jalur pelayaran strategis yang dapat dimanfaatkan sebagai basis
pengembangan kekuatan geopolitik, ekonomi, dan budaya bahari. Untuk itu
Indonesia membutuhkan terobosan baru guna memanfaatkan potensi wilayahnya.
Terobosan berupa pengembangan konsep tol laut melalui elaborasi perencanaan
trayek angkutan laut, subsidi angkutan laut, revitalisasi pelayaran rakyat, dan
pengembangan industri berbasis komoditi wilayah, menjadi hal yang penting
untuk direalisasikan.
Dari sisi ekonomi, pengembangan infrastruktur laut yang memadai akan
menciptakan adanya konektivitas antar pulau di Indonesia dari ujung barat sampai
ujung timur. Melalui konektivitas tersebut maka diharapkan akan mampu
membuat adanya distribusi barang, jasa, dan faktor-faktor produksi menjadi lebih
mudah. Ini sangat penting karena melalui infrastruktur tersebut diharapkan
Indonesia dapat meraih keuntungan dari modalitas maritim untuk mengakselerasi
pertumbuhan di berbagai kawasan di Indonesia (khususnya kawasan timur
Indonesia) dan membangun daya saing kemaritiman (Prihartono,2015).
Selain berguna sebagai sarana konektivitas antar pulau, keberadaan tol laut
yang mulai dibangun diharapkan juga dapat berkontribusi terhadap trend
perekonomian dunia saat ini yang mengacu pada terciptanya pasar tunggal melalui
adanya globalisasi. Karena Indonesia memiliki laut yang luas, kemungkinan besar
nantinya akan dilewati oleh kapal-kapal asing yang membawa muatan ekspor
maupun impor barang dari satu negara ke negara lain. Selanjutnya, keberadaan
Indonesia sebagai negara dengan laut yang luas ternyata juga memiliki andil besar
terhadap pelayaran internasional. Dimana beberapa rute pelayaran internasional
terbukti selalu melewati perairan laut Indonesia. Lebih jelasnya hal ini dapat
dilihat melalui gambar berikut:
Gambar 1.1
Rute Pelayaran Internasional
besar
bagi
Indonesia
untuk
memperoleh
keuntungan
melalui
Gambar 1.2
Ketimpangan Sebaran Galangan Kapal Nasional
Tabel 1.1
Daftar Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) di Indonesia
Jumlah Pulau
No
Provinsi
Kecil Terluar
Berpenghuni
1 Nanggroe Aceh Darussalam
6
2 Sumatera Utara
3
1
3 Kepulauan Riau
20
3
4 Sumatera Barat
2
5 Bengkulu
2
1
6 Lampung
1
7 Banten
1
8 Jawa Barat
1
9 Jawa Tengah
1
1
10 Jawa Timur
3
11 Nusa Tenggara Barat
1
12 Nusa Tenggara Timur
6
1
13 Kalimantan Timur
4
2
14 Sulawesi Utara
11
7
15 Sulawesi Tengah
3
1
16 Maluku Utara
1
17 Maluku
17
9
18 Papua
9
5
Total
92
31
Sumber: Kementerian PPN/Bappenas, 2015
Jumlah Pulau
Kecil Terluar
agar
realisasinya
tetap
berporos
pada
asas
kebermanfaatan
B. Perumusan Masalah
Perlunya pembangunan tol laut sebagai konektivitas antar pulau di
Indonesia sampai saat ini masih dalam proses pembangunan. Berbagai kendala
yang berjalan seiring dengan adanya pembangunan tol laut dalam hal ini menjadi
penting untuk dianalisis karena sangat berguna untuk mengetahui kelayakan dari
pembangunan tol laut tersebut. Untuk menganalisis pembangunan tol laut seperti
yang telah dijelaskan di latar belakang sebelumnya, maka dapat di susun beberapa
rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana rencana pembangunan tol laut di Indonesia?
2. Adakah implementation gap pada pembangunan tol laut di Indonesia?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulisan makalah ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui rencana pembangunan tol laut di Indonesia.
2. Menganalisis implementation gap pada pembangunan tol laut di Indonesia.
D. Manfaat
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis sebagai
bahan referensi perbandingan terhadap objek penulisan pada persoalan yang sama
berkaitan dengan pembangunan tol laut di Indonesia. Selain itu, penulisan ini juga
diharapkan mampu memberikan manfaat praktis bagi pihak-pihak terkait dalam
beberapa aspek yang antara lain adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan evaluasi pembangunan tol laut dari sisi kebermanfaatannya
yang telah berjalan kurang lebih satu tahun.
2. Dengan melihat keefektifan dan implementation gap yang ada terkait dengan
pembangunan tol laut di Indonesia, maka dapat dijadikan sebagai dasar yang
perlu diperhitungkan dalam melanjutkan pembangunan tol laut tersebut, guna
menjadikan tol laut sebagai infrastruktur yang memiliki nilai kebermanfaatan
yang maksimum bagi masyarakat dan lingkungannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi memiliki pengertian yang sangat luas. Secara
tradisional pembangunan dipandang sebagai suatu fenomena ekonomi yang
diukur berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Perspektif mengenai tujuan
dan makna pembangunan kemudian berkembang menjadi lebih luas lagi. Pada
hakekatnya pembangunan harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat
atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman
ke-butuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok sosial yang ada di
dalamnya untuk bergerak maju menuju suatu kehidupan yang serba lebih baik
secara material maupun spiritual (Astrini,2013:27).
Indikator pembangunan ekonomi tidak hanya diukur dari pertumbuhan
PDRB maupun PDRB perkapita tetapi juga indikator lainnya seperti:
ketenagakerjaan, pendidikan, distribusi pendapatan, jumlah penduduk miskin. Hal
ini sesuai dengan paradigma pembangunan modern yang mulai mengedepankan
pengentasan kemiskinan, penurunan ketimpangan distribusi pendapatan, serta
penurunan tingkat pengangguran, Astrini dalam (Todaro dan Smith, 2006:562).
Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang meliputi
perubahan dalam struktur sosial, perubahan dalam sikap hidup masyarakat dan
perubahan dalam kelembagaan. Selain itu, pembangunan juga meliputi perubahan
dalam tingkat pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan pendapatan
nasional, peningkatan kesehatan dan pendidikan serta pemberantasan kemiskinan
(Mukhlis,2009:191). Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi perlu dibedakan,
karena keduanya memiliki konsep yang berbeda (Prasetyo,2009:237).
Pembangunan ekonomi diartikan sebagai peningkatan pendapatan per kapita
masyarakat yaitu tingkat pertambahan Gross Domestic Product (GDP) pada satu
tahun tertentu melebihi tingkat pertambahan penduduk. Perkembangan GDP yang
berlaku dalam suatu masyarakat yang dibarengi oleh perubahan dan modernisasi
dalam struktur ekonomi yang umumnya tradisional, sedangkan pertumbuhan
ekonomi diartikan sebagai kenaikan itu lebih besar dalam GDP tanpa memandang
apakah kenaikan itu lebih besar atau apakah terjadi perubahan struktur atau tidak,
kemampuan
masyarakat
untuk
memenuhi
kebutuhan
ekonomi merupakan suatu proses, bukan gambaran ekonomi atau hasil pada saat
itu. Boediono menyatakan secara lebih lanjut bahwa pertumbuhan ekonomi juga
berkaitan dengan kenaikan output per kapita. Dalam pengertian ini, teori
tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP/PDB dan teori
mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut
dijelaskan, maka perkembangan output per kapita bisa dijelaskan. Kemudian
aspek yang ketiga adalah pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang,
yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output per kapita
menunjukan kecenderungan yang meningkat (Raselawati,2011:34-35).
Banyak cara dan metode yang digunakan untuk menghitung besaram
pertumbuhan ekonomi suatu daerah atau negara. Namun secara umum
penghitungan pertumbuhan ekonomi yang paling sering digunakan adalah sebagai
berikut:
PDBt =
1
1
. 100%
(Prasetyo,2009:18-19).
PDB pada rumus di atas adalah pendapatan total dan pengeluaran total
nasional atas output barang dan jasa. Produk domestic bruto sering dianggap
sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian. Adanya Produk domestic bruto
adalah bertujuan untuk meringkas semua aktivitas ekonomi dalam satuan nilai
uang tertentu selama periode waktu tertentu.
D. Infrastrktur
Pengertian infrastruktur sesuai dengan peraturan Presiden RI No. 7 tahun
2005 tentang rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun 2004 2009
dinyatakan bahwa infrastruktur adalah fasilitas yang disediakan pemerintah untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat. Infrastruktur meliputi sarana dan prasarana
milik pemerintah pusat dan daerah sebagai berikut :
1. Fasilitas transportasi terdiri dari fasiltas jalan, jembatan, fasilitas transportasi
darat, laut, udara yang disediakan pemerintah memperlancar kegiatan distribusi
barang dan manusia.
2. Energi terdiri dari listrik BBM, dan Gas.
3. Pos, telekomunikasi dan informatika.
4. Sumber daya air dan air bersih
10
11
E. Kerangka Berpikir
Berbentuk Kepulauan
Perairannya Luas
Infrastruktur Laut
Masih Minim
Globalisasi
Konektivitas
Rencana
Fenomena
Realisasi
Analisis Deskriptif
Implementation Gap
Kesimpulan
Saran
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh
pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi (Supranto, 2000:10). Pada
operasionalnya penulis akan mengambil data-data yang terkait dengan
pembangunan tol laut di Indonesia. Data-data tersebut diambil dari jajaran dinas
terkait seperti Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kementerian
Perhubungan Republik Indonesia.
B. Metode Pengumpulan Data
Data diambil dan dikumpulkan melalui publikasi-publikasi dari dinas terkait
mengenai pembangunan tol laut di Indonesia. Publikasi tersebut diambil secara
purposive dan disesuaikan dengan tujuan penulisan ini. Jurnal-jurnal penelitian
terkait dengan tema infrastruktur juga digunakan sebagai penguat dalam
menganalisis pembangunan tol laut di Indonesia dalam penulisan ini.
C. Variabel
Pokok permasalahan yang akan di teliti dalam penulisan ini adalah
mengenai realisasi pembangunan tol laut di Indonesia. Sehingga variabel utama
yang akan diteliti adalah mengenai pembangunan tol laut tersebut di Indonesia.
Secara spesifik tidak terangkum secara tersurat antara variabel pengaruh dan
variabel yang dipengaruhi dalam penulisan ini. Karena analisis yang digunakan
dalam penulisan ini adalah analisis deskriptif. Menurut Setiansah dan Shinta
dalam (Arikunto,1993: 209), menjelaskan bahwa analisis data dekriptif bisa
dilakukan dengan mengelompokkan data menjadi dua, yaitu data kualitatif berupa
kata-kata atau kalimat dan data kuantitatif yang berupa angka.
D. Metode Analisis
Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan dalam penulisan ini.
Langkah-langkah inti yang dilakukan meliputi pengumpulan data, jurnal
penelitian, dan fenomena-fenomena yang terkait dengan pembangunan tol laut di
Indonesia. Menganalisis data secara kualitatif adalah cara yang digunakan sebagai
13
metode dasarnya. Dari analisis yang telah dilakukan nantinya akan didapatkan
hasil analisis deskriptif yang sekaligus digunakan sebagai kesimpulan dalam
penulisan ini. Melalui kesimpulan, maka dapat dijadikan sebagai evaluasi
pembangunan tol laut di Indonesia yang saat ini sudah berjalan kurang lebih satu
tahun.
14
BAB IV
ISI DAN PEMBAHASAN
A. Rencana Pembangunan Tol Laut Indonesia
Sasaran utama pembangunan tol laut menurut Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional adalah terwujudnya Indonesia sebagai negara kepulauan
yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional yang ditandai
oleh:
1. Terbangunnya jaringan sarana dan prasarana sebagai perekat semua pulau dan
kepulauan Indonesia.
2. Meningkat dan menguatnya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kelautan
yang didukung pengembangan IPTEK.
3. Ditetapkannya wilayah negara kesatuan NKRI, aset dan hal-hal yang terkait
dalam kerangka pertahanan negara.
4. Terbangunnya ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan
pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan.
5. Berkurangnya dampak bencana pesisir dan pencemaran laut.
Rencana pembangunan tol laut yang tertuang dalam sasaran di atas sangat
penting untuk direalisasikan karena potensi wilayah laut yang luasnya sekitar 70%
dari luas wilayah Indonesia belum termanfaatkan secara optimal dimana:
1. Potensi perikanan belum dimanfaatkan secara optimal dari jumlah tangkap
yang diperbolehkan 5,2 juta ton/tahun, dan masih adanya kapal perikanan asing
secara illegal masuk ke perairan Indonesia.
2. Potensi sumberdaya pertambangan di laut besar namun belum memiliki cukup
landasan regulasi dalam pemanfaatannya.
3. Potensi biodiversity untuk pemanfaatan keekonomian (bioprospect dan wisata
bahari) yang belum optimal.
4. Potensi laut sebagai media transportasi belum juga dimanfaatkan secara
optimal untuk konektifitas.
5. Masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil masih miskin belum banyak tersentuh
dalam pelayanan dasar dan kebutuhan dasar serta kesempatan ekonomi.
Lebih jelasnya potensi kelautan yang dimiliki Indonesia hingga saat ini dapat
dilihat melalui penjelasan gambar di bawah ini:
15
Gambar 4.1
Potensi dan Produksi Perikanan Tangkap Indonesia
16
17
Tabel 4.1
Identifikasi Pendanaan Pembangunan Tol Laut di Indonesia
No
Kebutuhan Infrastruktur
Kebutuhan Pendanaan
Pendukung Tol Laut
(Rp. Milyar)
1 24 Pelabuhan Strategis
243.696
2 Short Sea Shipping (Jawa)
7.500
3 Fasilitas kargo umum dan bulk
40.615
4 Pengembangan Pelabuhan non148.100
komersil
5 Pengembangan Pelabuhan
41.500
komersil lainnya
6 Percepatan sasaran
pembangunan lama yang tak
50.000
tercapai
7 Transportasi multimoda untuk
50.000
mencapai pelabuhan
8 Revitalisasi industri galangan
10.800
kapal
9 Kapal untuk 5 tahun ke depan
101.740
10 Kapal patroli
6.048
Total Kebutuhan Pendanaan
699.999
Sumber: Kementerian Bappenas, 2015
19
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.6 Triliyun
Sumber Dana
Pelaksana
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.18,4 Triliyun
Sumber Dana
Pelaksana
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.8,563 Triliyun
Sumber Dana
Pelaksana
: DKI Jakarta
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.6,108 Triliyun
Sumber Dana
Pelaksana
5. Pelabuhan Makassar
Lokasi
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.346 Milyar
Sumber Dana
: BUMN
Pelaksana
20
6. Pelabuhan Bitung
Lokasi
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.1,141 Triliyun
Sumber Dana
Pelaksana
2.
3.
4.
5.
Pelabuhan Malahayati
Lokasi
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.1,565 Triliyun
Pelaksana
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.1,2 Triliyun
Pelaksana
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.161 Milyar
Pelaksana
: Pelindo II
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.300 Milyar
Pelaksana
: Pelindo II
: Palembang
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.6,583 Triliyun
21
Pelaksana
6.
7.
8.
9.
: Pelindo II
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.123 Milyar
Pelaksana
: Pelindo II
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.1,170 Triliyun
Pelaksana
: Pelindo III
Pelabuhan Pontianak/Kijing
Lokasi
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.2,910 Triliyun
Pelaksana
: Pelindo II
Pelabuhan Sampit
Lokasi
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.100 Milyar
Pelaksana
:-
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.624 Milyar
Pelaksana
: Balikpapan
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.461 Milyar
Pelaksana
: Pelindo IV
22
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.497 Triliyun
Pelaksana
: Sulawesi
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.349 Milyar
Pelaksana
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.690 Milyar
Pelaksana
: Kupang NTT
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.79 Milyar
Pelaksana
: Pelindo III
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.141 Milyar
Pelaksana
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.453 Milyar
Pelaksana
23
: Ambon
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.344 Milyar
Pelaksana
: Sorong
Deskripsi
Nilai Proyek
: Rp.799 Milyar
Pelaksana
24
Gambar 4.6
Integrasi Jaringan Pelayaran Lokal dan Nasional
25
Ruas
Jarak (Nm) Potensi Muatan (Teus)
Belawan Tj. Priok
863
201.895
Tj. Priok Tj Perak
392
317.869
Tj. Perak Makassar
458
177.930
Makassar Sorong
832
878
Sorong Makassar
832
13.877
Makassar Tj. Perak
458
217.064
Tj. Perak Tj. Priok
392
144.875
Tj.Priok Belawan
863
273.868
Total
5.090
1.348.256
Sumber: Buku Tol Laut, Bappenas 2015
Alternatif pelayaran 1 membutuhkan kapal 300 teus sejumlah 42 unit dan
kapal 1.000 teus sejumlah 15 unit dengan biaya 22,338 Rp/Teus.Nm untuk kapal
300 teus dan 14,234 Rp/Teus.Nm untuk kapal 1.000 teus.
Selanjutnya rute pelayaran alternatif 2 adalah sebagai berikut:
Gambar 4.8
Alternatif Rute 2
26
Spesifikasi ruas, jarak, dan potensi muatan jalur alternatif pelayaran 2 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Ruas, Jarak, dan Potensi Muatan Alternatif Pelayaran 2
No
1
2
3
4
5
6
7
Ruas
Jarak (Nm) Potensi Muatan (Teus)
Belawan Tj. Priok
863
201.895
Tj. Priok Tj Perak
392
317.869
Tj. Perak Makassar
458
177.930
Makassar Sorong
832
217.942
Sorong Tj. Perak
1253
13.877
Tj. Perak Tj. Priok
392
144.875
Tj.Priok Belawan
863
273.868
Total
5.053
1.347.896
Sumber: Buku Tol Laut, Bappenas 2015
Alternatif pelayaran 2 membutuhkan kapal 300 teus sejumlah 46 unit dan
kapal 1.000 teus sejumlah 16 unit dengan biaya 18,979 Rp/Teus.Nm untuk kapal
300 teus dan 11,786 Rp/Teus.Nm untuk kapal 1.000 teus.
Selanjutnya rute pelayaran alternatif 3 adalah sebagai berikut:
Gambar 4.9
Alternatif Rute 3
27
Kemudian spesifikasi ruas, jarak, dan potensi muatan jalur alternatif pelayaran 3
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Ruas, Jarak, dan Potensi Muatan Alternatif Pelayaran 3
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Ruas
Jarak (Nm) Potensi Muatan (Teus)
Belawan Tj. Priok
863
201.895
Tj. Priok Tj Perak
392
320.659
Tj. Perak Makassar
458
207.392
Makassar Bitung
800
240.307
Bitung Sorong
520
55.052
Sorong Tj. Perak
1253
13.517
Tj. Perak Tj. Priok
392
144.875
Tj.Priok Belawan
863
273.868
Total
5.541
1.457.556
Sumber: Buku Tol Laut, Bappenas 2015
Alternatif selanjutnya yaitu pelayaran jalur alternatif ke-4. Menurut buku tol
laut yang diterbitkan oleh Bappenas menyebutkan bahwa alternatif ini memiliki
10 ruas dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia. Dari ujung barat yaitu
Pelabuhan Belawan Batam Tj. Priok Tj. Perak Makassar Sorong Tj.
Perak Tj. Priok Batam Belawan. Alternatif pelayaran 4 membutuhkan kapal
300 teus sejumlah 37 unit dan kapal 1.000 teus sejumlah 10 unit dengan biaya
20,069 Rp/Teus.Nm untuk kapal 300 teus dan 12,885 Rp/Teus.Nm untuk kapal
1.000 teus. Secara lebih jelas hal ini dapat dilihat melalui gambar berikut:
Gambar 4.10
Alternatif Rute 4
28
Kemudian spesifikasi ruas, jarak, dan potensi muatan jalur alternatif pelayaran 4
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Ruas, Jarak, dan Potensi Muatan Alternatif Pelayaran 4
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ruas
Jarak (Nm) Potensi Muatan (Teus)
Belawan Batam
373
204.004
Batam Tj. Priok
523
11.150
Tj. Priok Tj.Perak
392
317.869
Tj. Perak Makassar
458
177.930
Makassar - Sorong
832
878
Sorong Makassar
832
13.877
Makassar Tj. Perak
458
217.064
Tj. Perak Tj. Priok
392
144.875
Tj. Priok Batam
573
302.734
Batam Belawan
373
5.599
Total
5.206
1.395.980
Sumber: Buku Tol Laut, Bappenas 2015
Rute alternatif pelayaran selanjutnya yaitu alternatif pelayaran ke-5. Dimana
29
Kemudian spesifikasi ruas, jarak, dan potensi muatan jalur alternatif pelayaran 5
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Ruas, Jarak, dan Potensi Muatan Alternatif Pelayaran 5
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ruas
Jarak (Nm) Potensi Muatan (Teus)
Belawan Tj. Priok
863
201.895
Tj. Priok Tj. Perak
392
371.572
Tj. Perak Banjarmasin
235
231.572
Banjarmasin Makassar
265
Makassar Sorong
832
878
Sorong Makassar
832
13.877
Makassar Banjarmasin
265
217.135
101.422
Banjarmasin Tj. Perak
235
Tj. Perak Tj. Priok
392
144.875
Tj. Priok Belawan
863
273.868
Total
5.174
1.557.444
Sumber: Buku Tol Laut, Bappenas 2015
Rute alternatif pelayaran selanjutnya yaitu alternatif pelayaran ke-6. Dimana
Ruas
Jarak (Nm) Potensi Muatan (Teus)
Belawan Batam
373
204.004
Batam Tj. Priok
523
11.150
Tj. Priok Tj. Perak
392
374.362
Tj. Perak Banjarmasin
235
261.384
Banjarmasin Makassar
265
Makassar Bitung
800
23.243
Bitung Sorong
520
58.449
13.877
Sorong Makassar
832
Makassar Banjarmasin
265
217.135
Banjarmasin Tj. Perak
235
101.422
Tj. Perak Tj. Priok
392
144.875
Tj. Priok Batam
573
302.734
Batam Belawan
373
5.599
Total
5.778
1.712.635
Sumber: Buku Tol Laut, Bappenas 2015
Rute alternatif pelayaran terakhir yaitu alternatif ke-7. Menurut perencanaan
rute ini memiliki 12 ruas. Kemudian alternatif pelayaran 7 ini membutuhkan kapal
300 teus sejumlah 37 unit dan kapal 1.000 teus sejumlah 14 unit dengan biaya
22,672 Rp/Teus.Nm untuk kapal 300 teus dan 14,913 Rp/Teus.Nm untuk kapal
1.000 teus. Secara lebih jelas hal ini dapat dilihat melalui gambar berikut:
Gambar 4.13
Alternatif Rute 7
31
Kemudian spesifikasi ruas, jarak, dan potensi muatan jalur alternatif pelayaran 7
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Ruas, Jarak, dan Potensi Muatan Alternatif Pelayaran 7
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Ruas
Jarak (Nm) Potensi Muatan (Teus)
Belawan Batam
373
204.004
Batam Tj. Priok
523
11.150
Tj. Priok Tj. Perak
392
374.362
Tj. Perak Banjarmasin
235
261.384
Banjarmasin Makassar
265
Makassar Sorong
832
878
Sorong Makassar
832
13.877
217.135
Makassar Banjarmasin
265
Banjarmasin Tj. Perak
235
101.422
Tj. Perak Tj. Priok
392
144.875
Tj. Priok Batam
573
302.734
Batam Belawan
373
5.599
Total
5.778
1.605.168
Sumber: Buku Tol Laut, Bappenas 2015
Dari kesemua alternatif pelayaran yang direncanakan dalam hal ini penulis
32
33
1. Arus Masuk Barang Impor Akan Semakin Cepat dan Mengancam Neraca
Pembayaran Indonesia
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan pembangunan tol
laut adalah untuk menjamin konektivitas dan menurunkan biaya logistik antar
pulau atau antar provinsi di Indonesia. Namun demikian, 24 pelabuhan strategis
yang rencananya akan dibangun merupakan jalur pelayaran internasional.
Sehingga hal ini merupakan bentuk dari peluang sekaligus ancaman bagi
Indonesia untuk mengatur perekonomiannya.
Keadaan ini disinyalir akan membuat biaya logistik barang-barang impor
semakin murah. Efisiensi biaya barang impor tersebut dikhawatirkan akan
membuat banjirnya barang-barang impor di dalam negeri dengan harga yang lebih
murah. Apabila efisiensi biaya barang impor lebih tinggi dari efisiensi biaya
transaksi antar pulau di Indonesia dengan adanya tol laut, maka dapat dikatakan
bahwa pembangunan tol laut tersebut tidak memberikan manfaat positif bagi
Indonesia melainkan malah memberikan manfaat kepada korporasi asing. Saat
biaya impor lebih efisien maka hal ini diprediksi akan mengancam neraca
pembayaran Indonesia. Untuk itu sebelum hal ini terjadi perlu adanya kebijakan
lebih lanjut sebagai tindakan preventif dari analisis ini.
2. Masyarakat Pesisir dan Nelayan Tradisional Akan Terusir dari
Tanah/Lahan Serta Ruang Kelola Mereka Sendiri
Pembangunan pelabuhan-pelabuhan baik yang baru maupun perluasan
memiliki dampak kepada masyarakat dan nelayan tradisional di Indonesia. Mau
atau tidak masyrakat pesisir akan kehilangan tempat tinggal bahkan mata
pencaharian mereka saat tempat yang mereka singgahi digunakan sebagai
perluasan pelabuhan dalam agenda pembangunan tol laut.
Selain itu nelayan tradisional yang hanya menggunakan kapal-kapal kecil
dalam melaut juga secara tidak langsung akan ikut terpengaruh. Semakin padatnya
lalu lintas kapal besar di jalur tol laut dari barat ke timur maupun timur ke barat
Indonesia memiliki resiko terhadap terjadinya kecelakaan di perairan laut
Indonesia. Para nelayan kecil pasti akan terganggu dengan hal itu dan bisa jadi
aktivitas mereka akan berkurang. Sehingga hal ini dapat memicu turunnya tingkat
produktivitas dan pendapatan mereka sebagai nelayan kecil.
34
yang
tidak
mencemari
laut,
dan
pembangunannya
harus
mengedepankan pelestarian lingkungan. Dalam hal ini penggunaan batu bara dan
minyak seyogyanya dapat diminimalisir.
4. Menguntungkan Pihak Korporasi dan Melemahkan Peran Pemerintah
Dalam Pengambilan Kebijakan di Bidang Kemaritiman
Melihat banyaknya pihak swasta yang ikut serta dalam pembangunan tol
laut diprediksi akan mengurangi manfaat kebijakan kepada masyarakat,
memberikan keuntungan kepada pihak korporasi, dan melemahkan peran
pemerintah dalam kebijakan kemaritiman. Hal ini dapat terjadi karena tujuan
pihak swasta adalah memaksialkan keuntungan sedangkan modal yang mereka
sertakan kedalam pembangunan tol laut adalah lebih besar daripada modal yang
digelontorkan pemerintah untuk pembangunan tol laut tersebut.
Menurut Estyningtias dalam artikelnya yang berjudul Penjajahan di Atas
Laut mengugkapkan bahwa kebijakan PPP (Public Private Prtnership), PSP
(Private Sector Participation), dan privatisasi memiliki tujuan akhir yang hampir
sama, yakni terlepasnya fungsi pemerintah dalam melakukan pengaturan berbagai
urusan rakyatnya. Pemerintah hanya akan diperankan sebagai reglator semata,
35
36
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua pembahasan mengenai realisasi pembangunan tol laut yang
telah dipaparkan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Rencana pembangunan tol laut merupakan upaya untuk mempermudah
konektivitas antar pulau sekaligus meningkatkan volume pertukaran dan
transaksi barang antar pulau di Indonesia. Dalam pelaksanaannya ada banyak
aktor yang terlibat dan ada tujuh alternatif rute pelayaran yang akan
direalisasikan. Semua itu dilakukan dengan pendanaan dari berbagai pihak
yang memiliki kepentingan di dalamnya.
2. Realisasi pembangunan tol laut diprediksi akan menimbulkan beberapa
dampak pada beberapa aspek. Hal ini terangkum dalam analisis implementation
gap pembangunan tol laut yang meliputi:
a. Arus masuk barang impor akan semakin cepat dan mengancam neraca
pembayaran Indonesia.
b. Masyarakat pesisir dan nelayan tradisional akan terusir dari tanah/lahan
serta ruang kelola mereka sendiri.
c. Meningkatkan perusakan ekosistem laut.
d. Menguntungkan pihak korporasi dan Melemahkan peran pemerintah dalam
pengambilan kebijakan di bidang kemaritiman.
e. Menimbulkan high cost.
B. Saran
1. Pemberian insentif untuk mendorong tumbuhnya industri di luar Pulau Jawa
sangat
disarankan
agar
pembangunan
tol
laut
benar-benar
mampu
37
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian PPN/Bappenas. 2015. Laporan Implementasi Konsep Tol Laut 2015
Direktorat Transportasi. Lembaran Sekertariat Negara. Republik Indonesia.
Prihartono, Bambang. 2015. Pengembangan Tol Laut dalam RPJMN 2015 2019
dan Implementasi 2015. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Republik Indonesia.
Kementerian PPN/Bappenas. 2014. Pembangunan Kelautan dalam RPJMN 2015
2019. Lembaran Sekertariat Negara. Republik Indonesia.
Prasetyo, P. Eko. 2009. Fundamental Makroekonomi. Yogyakarta. Beta Offset.
Yogyakarta.
Mukhlis, Imam. 2009. Eksternalitas, Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Berkelanjutan dalam Perspektif Teoritis. Jurnal Ekonomi Bisnis Tahun 14
Nomor 3. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Malang. Jawa Timur.
Prishardoyo, Bambang. 2008. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Potensi
Ekonomi Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Pati Tahun 2002 2005. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan. Jurusan Ekonomi
Pembangunan. Fakultas Ekonomi Unnes. Semarang.
Jamzani, Sodik dan Didi Nuryadin. 2005. Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Regional (Studi Kasus pada 26 Provinsi di Indonesia, Pra dan Pasca
Otonomi). Jurnal Ekonomi Pembangunan (Kajian Ekonomi Negara
Berkembang). Fakultas Ekonomi UPN Veteran. Yogyakarta.
Astrini, Utari Retno. Analisis Revitalisasi Sektor Pertanian dalam Pembangunan
Terhadap Perekonomian di Jawa Timur Melalui Pendekatan Input Output.
Skripsi. Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi Unnes. Semarang.
Raselawati, Ade. 2011. Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor UMKM di Indonesia. Skripsi.
Jurusan IESP. FEB. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
38
Dara
Puspa.
2015.
Apa
itu
Infrastruktur?.
http://darapuspaagustin.blogspot.co.id/2015/10/apa-itu-infrastruktur.html.
Diunduh, Minggu 17 April 2016.
Republik Indonesia. Peraturan Presiden RI No. 7 Tahun 2005. Tentang RPJMN
Tahun 2004 2009. Peraturan Perundang-undangan. Jakarta Pusat.
Supranto. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi Edisi Keenam. Erlangga. PT.
Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
Setiansah, Mite dan Shinta Prastyanti. 2011. Tidak Ada Pekerjaan untuk Laki-laki
di Purbalingga (Menguak Sisi Gelap Pembangunan Masyarakat di
Kabupaten Purbalingga). Jurnal Acta diurnA. FISIP. Universitas Jendral
Soedirman. Purwokerto.
39