BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan akan kapal laut tidak bisa di tunda lagi.
Semakin ketatnya persaingan dibidang ekonomi, sosial, politik dan pertahanan
keamanan merupakan motivasi bagi kita untuk meningkatkan kemampuan didalam
mendesain suatu kapal yang direncanakan dalam pengoperasiannya layak teknis dan
layak ekonomis,serta mampu bersaing dengan negara-negara lain.
1.2. Permasalahan
Setelah melalui proses Prarancangan Kapal dan Lines Plan & Hydrostatic Curve
yang dikerjakan pada Semester sebelumnya, maka tahap selanjutnya adalah pembuatan
Rencana Umum dan Tonase.
b. Tujuan
Adapun tujuan dari tugas ini adalah :
BAB II
LANDASAN TEORI
Rencana umum meliputi deskripsi rancangan tata letak ruangan, area dan
peralatan/perlengkapan kapal
Desain rencana umum merupakan analisis kebutuhan ruang dan area
peralatan/perlengkapan serta detail perhitungannya.
Visualisasi desain rencana umum berbentuk gambar yang memperlihatkan
tampak atas masing-masing geladak, tampak samping, tampak depan, dan
tampak belakang kapal.
Besar kebutuhan ruang muat didasarkan dari jenis dan jumlah muatan.
Metode penyimpanan dan system penanganan muatan,
Besar kebutuhan kamar mesin didasarkan dari jenis dan BHP atau SHP
mesin
Besar kebutuhan ruang akomodasi didasarkan dari jumlah awak kapal,
penumpang dan standar akomodasi.
Besar kebutuhan tanki-tanki, utamanya tanki bahan bakar dan tolak bara
(ballast) didasarkan dari jenis mesin bahan bakar dan jarak pelayaran.
Ukuran standar pembagian ruangan dan batasan jarak sekat melintang
Perkiraan ukuran utama meliputi panjang, lebar, tinggi dan sarat kapal.
Perkiraan rencana garis.
Pada sisi Poop deck harus terdapat ruang terbuka sebagai tempat berjalan
dengan lebar 800 hingga 1000 mm ditambah 300 hingga 400 mm untuk penyimpanan
tangga akomodasi. Bagian belakang Poop deck harus terdapat ruang terbuka paling
kurang 5 meter dari stern untuk memberi ruang yang cukup bagi penempatan mesin-
mesin geladak pada bagian buritan, seperti capstan, bollard, winch, emergency exit
ruang kemudi. Bagian depan blok akomodasi biasanya merupakan penerusan dari sekat
depan kamar mesin.
Sekat ruang muat , jumlah sekat pada ruang muat tergantung pada tuntutan
keamanan atau pemisahan muatan. Jumlah minimum sekat ruang muat termasuk
sekat tubrukan, Stern tube bulkhead, sekat depan kamar mesin untuk
Panjang kapal 65 meter diperlukan 3 sekat (tidak diperlukan tambahan
sekat di Ruang muat)
Panjang kapal 85 meter diperlukan 4 sekat (satu tambahan sekat pada
ruang muat) selanjutnya untuk setiap penambahan panjang 20 meter
diperlukan tambahan sekat 1 (satu) buah
Double Bottom, Untuk kapal dengan panjang tidak lebih dari 50 meter tidak
disyaratkan adanya Double bottom, untuk kapal yang besar klasifikasi
mensyaratkan double bottom mulai dari sekat tubrukan hingga sekat tabung buritan
(stern tube bulkhead) , tinggi Double bottom adalah h= 0,35 + 0,045 B, untuk
alasan praktis dimana orang bisa bekerja didalamya, tinggi double bottom paling
tidak adalah 0,75 meter. Pada kamar mesin, tinggi double bottom disesuaikan
dengan dengan kebutuhan tinggi fondasi mesin, pada umumnya lebih tinggi
dibanding double bottom yang ada di ruang muat.
Penggunaan Double Bottom, Ruang double bottom bisa digunakan untuk air tawar,
ballast, bahan bakar dan waste oli tetapi tidak untuk air minum, Minyak pelumas
hanya dapat disimpan di double bottom bila kapal memiliki separator (purifier)
untuk menghindari kontaminasi air laut dan atau kotoran lainnya. Semua tangki
ballast harus bersih, tidak bisa digunakan untuk untuk bahan bakar atau minyak
pelumas, antara tangki minyak dan tangki air harus dipisahkan oleh koferdam untuk
menghidari kontaminasi akibat kebocoran, Peak tanks (tangki ujung) depan dan
belakang hanya digunakan sebagai tangki ballast dan tangki trim.
Main deck, area antara sekat depan blok akomodasi dan sekat tubrukan digunakan
untuk lubang palka ( cargo hatches ) dan rumah geladak ( deck houses ), lubang
palka harus memiliki panjang total sebesar 0.5 LBP, lebar lubang palka dibuat
selebar mungkin untuk memudahkan bongkar muat dan menghindari kerusakan
muatan, lebar palka 0.8 Bmld harus bias dicapai. Tinggi lubang palka ( hatches )
ditentukan oleh tipe penutup palka ( hatch cover ), tipe cargo dan total volume
cargo yang diinginkan, tinggi minimum hatch sekitar 1.1 meter, panjang hatch
( lubang Palka ), ruang penyimpanan hatch cover ( penutup palka ), gang
( walkways) dari sisi kiri kapal ke sisi kanan kapal, dan panjang rumah geladak
harus di desain secara sesuai.
Lebar geladak (deck) pada ujung-ujung kapal, Fore castle deck harus memiliki lebar
yang cukup untuk instalasi windlass dan mesin-mesin/peralatan lainnya yang
berhubungan dengan mooring (penambatan) dan anchoring (jangkar), kebutuhan
lebar fore castle akan tercukupi bila gading (frame) 5% LBP dibelakang Fp
memiliki lebar pada fore castle selebar (0,5 hingga 0,6) Bmld. Poop deck akan
memiliki lebar yang cukup bila pada ujung belakang geladak memiliki lebar (80%
hingga 95%) Bmld.
Jarak Gading (Frame spacing), jarak gading normal/main frame (ao) untuk daerah
0,1 dari sekat tubrukan dan sekat buritan, untuk LBP < 100 m adalah :
ao = L/500 + 0,48 m ( biasanya diambil 0,6 meter )
Boat Deck
Selain tempat akomodasi crew, pada boat deck ditempatkan sekoci disisi
sampingnya ataupun bagian belakang. Adapun crew yang ditempatkan
di boat deck meliputi muallim I, Radio Operator, Masinis I, Masinis II.
Pada geladak ini terdapat beberapa fasilitas. Boat Deck juga disebut
geladak sekoci karena di identikkan dengan peletakan sekoci.
Poop Deck
Pada sisi poop deck harus terdapat ruang terbuka sebagai tempat
berjalan dengan lebar 800-1000 mm ditambah 300-400 mm untuk
penyimpanan tangga akomodasi. Bagian belakang pada poop deck harus
terdapat ruang terbuka paling kurang 500mm dari system untuk memberi
ruang yang cukup bagi penempatan mesin-mesin geladak pada bagian
buritan, diantaranya capstan, bollard, winch, emergency exit ruang
kemudi.
Main Deck
Geladak utama merupakan geladak yang menerus selebar kapal dan
memanjang dari linggi satu ke linggi lainnya. Pada geladak utama juga
ditempatkan geladak akomodasi, alat angkat berserta perlengkapannya,
ventilator, dan ambang palka.
Forecastle Deck
Forecastle deck atau geladak akil degunakan untuk tempat alat-alat
tambat seperti bollard, windlass, jangkar haluan dan lain-lain. Forecastle
deck terletak pada haluan kapal.
Ruang Muat
Fungsi dari ruang muat yaitu merupakan penempatan muatan yang telah
direncakan. Dimensi ruang ditentukan oleh jarak dari sekat tubrukan sampai sekat
kamar mesin. Menurut peraturan BKI panjang ruang muat tidak boleh melebihi 30
meter. Oleh karena itu dibuatkan sekat melintang atau sekat ruang muat yang berfungsi
sebagai penambah kekuatan melintang dan memanjang kapal. Muatan kapal (cargo)
merupakan objek dari pengangkutan dalam system transportasi laut, dengan
mengangkut muatan sebuah perusahaan pelayaran niaga dapat memperoleh pendapatan
dalam bentuk uang tambang (freight) yang sangat menentukan dalam kelangsungan
hidup perusahaan dan membiayai kegiatan dipelabuhan.
Muatan kapal merupakan segala macam bentuk barang dan barang dagangan
yang diserahkan kepada pengangkut untuk diangkut dengan kapal, guna diserahkan
kepada orang/barang dipelabuhan atau pelabuhan tujuan atau merupakan seluruh jenis
barang yang dapat dimuat ke kapal dan diangkut ketempat lain baik merupakan bahan
baku atau hasil produksi dari suatu proses pengolahan.
Kamar Mesin
Kamar mesin diletakkan pada buritan kapal tepatnya setelah ceruk buritan.
Dimensi kamar mesin ditentukan menurut dimensi mesin yang digunakan agar mesin
dapat diakomodasi dengan baik. Fungsi peletakan pada kamar mesin yaitu :
- Tempat menata letak mesin utama ( ME dan AE )
- Peralatan botol angina dan compressor
- Panel utama dan panel bantu ( penerangan, pompa dan alat kancing)
- Ruang pengaturan pompa-pompa
Beberapa prinsip-prinsip harus diikuti dalam mengatur pemilihan lokasi ruang
mesin dan bentuk ruang mesin, antara lain :
- Memberikan akses yang cukup dalam penginstalan, pengoperasian, dan
pelayanan mesin.
- Meminimalkan gangguan atau konflik antar fungsi-fungsi utama kapal-kapal
komersial, terutama dalam mengangkut kargo.
- Kemampupadanan (kompatibilitas) antara besar atau berat mesin dengan
peletakan sekat kedap air terhadap stabilitas kapal dan standar pembagian
ruangan atau peletakan sekat-sekat.
- Menghindari trim yang esktrim dalam berbagai kondisi pemuatan kapal karena
besar atau berat mesin penggerak kapal
- Panjang poros yang wajar antara unit penggerak (drive) dan baliing-baling
(propeller).
Panjang ruang mesin sangat penting, di samping lokasi dan kebutuhan ruang,
karena dalam desain kapal panjang ruang mesin merupakan faktor yang berpengaruh
berdasar floodable lenght (kebocoran).
Ceruk Haluan
Fungsi dari ceruk haluan adalah
- Berfungsi sebagai penampung air ballast( Ballast Tank ) yang tujuannya sebagai
pengatur trim atau stabilitas kapal. Tidak menutup kemungkinan bahwa peletakan
tanki ballast pada haluan kapal dan disesuaikan perencanaan. Persyaratan peletakan
tangki ballasr dihaluan apabila pada double bottom tidak mencukupi untuk
peletakan ballast tersebut.
- Sebagai tempat bak rantai jangkar ( Chain Locker ) dan kotak lumpur (Mud Box)
Ceruk Buritan
Ceruk buritan juga bisa berfungsi sebagai tempat tanki ballast tetapi sama
halnya pada ceruk haluan bahwa penempatan tangki ballast pada buritan tergantung
dari perancangan dengan syarat tertentu. Ceruk buritan juga berfungsi sebagai tempat
gudang tali temali, rantai jangkar dan alat tambat lainnya.
CN = ( L x B x H ) / 1000
Penentuan jumlah crew telah ditetapkan di prarancanagan dengan hasil crew yaitu 19
orang
Menurut peraturan pemerintah, menyatakan bahwa awak kapal adalah orang
yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk
melakukan tugas diatas kapal sesuai dengan jabatan tertentu. Pemerintah bertanggung
jawab dalam menentukan awak minimum kapal yang didasarkan pada berbagai
undang-undang dan amandemen guna memperjelas penerapan undang-undang tersebut.
Susunan awak kapal niaga yang berlayar terdiri dari :
- Seorang nahkoda ( master ) adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan
umum di atas kapal yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perwira kapal (officer
enginer) adalah para muallim dan masinis. Rating adalah awak kapal selain
nahkoda dan perwira.
- Muallim adalah perwira kapal bagian dek. Masinis adalah perwira kapal bagian
mesin. Operator radio adalah perwira kapal yang bertanggung jawab atas tugas jaga
radio.
- Serang adalah kepala kerja seluruh bintara dan tantama bagian dek. Juru mudi (able
bodied seaman) adalah tantama bagian dek. Kelasi (ordinary sailor) adalah tantama
bagian dek. Koki (juru masak kepala) adalah yang mengurus perbekalan makanan
diatas kapal selain kapal penumpang
- Mandor mesin adalah kepala kerja bantara dan tantama bagian mesin. Juru minyak
(oiler) adalah tantama bagian mesin.
Konstruksi dari ruang akomodasi menurut Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J
(1980) menyatakan bahwa, ruang-ruang akomodasi harus dikonstruksikan
menggunakan material tahan api dan memenuhi atau sesuai dengan metode khusus
untuk perlindungan kebakaran. Tangga-tangga dan koridor sebagai sarana untuk
melarikan diri memiliki persyaratan perlindungan kebakaran khusus. Ruang awak harus
terosilasi dari panas, dingin dan kondensasi dan peletakan skeat-sekat pada lokasi yang
tepat harus kedap air dan gas (odorproof).
3) Sanitary Accomodation
menurut Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa
1. Jumlah WC minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.
2. Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas
sanitary di tempat itu.
3. Toilet dan shower untuk deck department, Catering department harus
disediakan terpisah.
4. Fasilitas sanitari minimum yaitu :
- 1 bath tub atau shower untuk 8 orang
- 1 WC untuk 8 orang
- 1 wash basin untuk 6 orang atu kurang
4) Hospital Accomodation
menurut Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa Sesuai
dengan persyaratan bahwa untuk kapal yang berlayar lebih dari 3 hari dengan
awak kapal lebih dari 15 orang harus dilengkapi dengan hospital
accommodation yang dilengkapi obat-obatan, wash basin, toilet serta shower.
Harus tersedia tempat tidur minimal 1 buah dan maksimal 6 buah.
7) Dapur ( Galley )
1. Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.
2. Luas lantai 0.5 m2 / Awak kapal.
3. Harus dilengkapi dengan exhaust fan dan ventilasi untuk menghisap debu
dan asap.
4. Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley
dengan sleeping room.
4. Battery Room
Battery room merupakan tempat untuk menyimpan emergency sourse of
electrical power ( ESEP ). ( Ship Design And Construstion 1980 )
- Terletak ditempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising akan
mengganggu.
- Harus mampu mensuply kebutuhan listik minimal 3 jam pada saat
darurat.
- Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22.5o atau kapal
mengalami trim 10o.
9) Lain-lain
menurut Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa awak
harus memiliki layanan binatu, fasilitas pengeringan pakaian atau pengeringan
ruang, akomodasi rekreasi. Pemanas ruang awak adalah untuk mempertahankan
suhu minimum 21 dalam kondisi normal. Awak disediakan dengan lampu tidur
(berthlights) kecuali dalam bidang-bidang seperti dianggap bebas serangga,
ventiasi udara dan pintu harus dilengkapi dengan layar serangga, kecuali AC.
2) Pintu Dalam
- Tinggi : 1800 mm
- Lebar : 750 mm
- Tinggi ambang : 200 mm
3) Lorong
Lorong harus dipastikan mudah untuk dilewati dengan lebar minimum
lorong yaitu 80 cm.
4) Jendela
5) Tangga ( Ladder )
Accommodation Ladder
Accommodation ladder diletakkan menghadap belakang kapal.
Sedangkan untuk menyimpannya di letakkan di poop deck ( diletakkan
segaris dengan railing / miring ) sudut kemiringan diambil 45O.
LWT = Displ – DWT
Sarat kapal kosong ( Tε ) = LWT / ( L x B x Cb x 1.0075 x 1.025 )
Karena tangga akomodasi diletakkan di poop deck, maka :
A = ( H + 2.4 ) –Tε
Jadi :
Panjang tangga akomodasi adalah ( L ) = a / sin 45O
Dimensi tangga akomodasi : ( direncanakan )
- Width of ladder = 600 s/d 800 mm
- Height of handrail = 1000 mm
- The handrail = 1500 mm
- Step space = 200 s/d 350 mm
jangkar. Untuk kapal barang harus tersedia lampu jangkar haluan untuk pelayaran
samudera dan sungai dan lampu jangkar buritan apabila kapal berlayar di sungai.
Tujuan melengkapi lampu navigasi pada kapal untuk mencegah atau
menghindari tubrukan di laut. Adapun jenis lampu navigasi dan klasifikasinya yaitu
1. Lampu tiang agung ( Mast Head and Range Light )
Kapal yang memiliki dua tiang agung dilengkapi dua lampu tiang agung berwarna
putih dengan sudut pancar 225o pada bidang horizontal. Tinggi lampu pada tiang
bagian depan, terpendek 6 m dan tertinggi 12 m dan pada lampu tiang belakang
berada 4.5 m lebih tinggi dari ampu tiang depan, dan berjarak horizontal antara
kedua lampu, terpendek L/2 dan terpanjang 100 m. bila kapal hanya memiliki satu
tiang agung maka satu lampu di letakkan di atas rumah geladak paling atas, dan
dapat dilihat pada jarak 2 mill. Jarak horizontal antara kedua lampu sedikitnya 3
kali jarak vertical kedua lampu tiang.
2. Lampu Samping ( Side Light )
Lampu dipasang pada kanan dan kiri rumah geladak yang berada ¾ dari tinggi
lampu tiang agung yang terdepan dan berwarna hijau untuk lampu sebelah kanan
dan merah pada lampu sebelah kiri, dan bersudut 112.5o dari sisi lambung dalam
bidang horizontal kearah luar, dan diletakkan pada geladak navigasi dan dapat
dilihat sedikitny 2 mill.
- Jumlah : starboard side : 1 buah
: port side : 1 bauh
- Warna : starboard side : hijau
: port side : merah
- Visibilitas : 2 mill ( minimal )
- Sudut sinar : 112.5o horizontal
- Letak : navigation deck ( pada fly wheel house )
3. Lampu Buritan ( Stern Light )
Lampu dipasang diburitan kapal tanpa ketentuan tingginya dan berwarna putih
bersudut 135o terhadap bidang horizontal.
- Warna : putih
- Jumlah : 1 bauh
- Visibilitas : 3 mill ( minimal )
7. Morse Light
- Warna : putih
- Sudut sinar : 360O horizontal
- Letak : di top deck, satu tiang dengan mast head light,
antena UHF dan radar
8. Tanda Suara
Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan maneuver di pelabuhan
dan dalam keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan panjang
lebih dari 12 meter harus dilengkapi dengan bela dan pluit.
10. Compass
Setiap kapal dengan BRT di atas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan gyro
compass yang terletak di deck dan magnetic compass yang terletak di wheel house.
12. Setiap kapal dengan BRT 1600 gross ton harus dilengkapi dengan direction finder
dan radar yang masing-masing terletak di ruang peta dan wheel house. Fungsi
utama dari radio direction finder adalah untuk menentukan posisi kapal sedangkan
radar berfungsi untuk menghindari tubrukan.
Alat pemadam yang sering tersedia dengan mudah dikapal adalah air karena mudah
diperoleh dalam jumlah yang tak terbatas. Air adalah alat pemadam yang baik karena
akan mendinginkan barang-barang dibawah suhu panas sehingga akan melindungi
barang lain yang belum terbakar.
Dalam beberapa hal, penggunaan air untuk pemadam kebakaran tidak
diperkenankan yaitu :
- Apabila dengan adanya air dapat menyebabkan suhu yang sangat tinggi atau
menimbulkan gas-gas yang ledak misalnya acetelin, Na, Ca, K dan
kebakaran batu bara.
- Apabila adanya air menyebabkan menjalarnya kebakaran pada benda itu
misalnya kebakaran minyak.
- Apabila persenyawaan yang akan menimbulkan ledakan
- Apabila massa air akan membahayakan stabilitas kapal.
Pada Kapal modern yang dilengkapi dengan evaporator untuk memproduksi air
tawar yang dibutuhkan selama pelayaran sehingga dapat mengurangi jumlah total isi
tangki. Kecenderungan untuk mengkombinasikan segala jenis air tawar ke dalam
sebuah sistem tunggal dapat menghasilkan penghematan biaya untuk biaya tangki, pipa,
dan pompa. Sistem ini, tentu saja, harus memenuhi persyaratan maksimum untuk setiap
jenis air tawar. Regulasi mensyaratkan bahwa air tawar disimpan dalam tangki terpisah
dengan tangki bahan bakar dan ballast. Sedangkan bahan baku untuk turbin uap harus
memiliki tingkat kemurnian kimia tinggi. Sama seperti untuk tangki bahan bakar
minyak, tangki air tawar harus ditempatkan dengan memperhatikan aspek stabilitas
kapal (intact dan damaged stability) dan biasanya ditempatkan di dekat ruang mesin
dan akomodasi untuk meminimalkan penggunaan pipa.
3. Tangki Ballast
Pemuatan kapal sangat bervariasi dalam pelayaran sebagai akibat dari konsumsi
bahan bakar, penyimpanan muatan dan bongkar muat barang .mem-ballast kapal, baik
cair maupun padat , dilakukan guna menjaga stabilitas atau kelaiklautan. .
Pada kapal barang , penggunaan tangki bahan bakar minyak untuk ballast tidak bisa
lagi dianggap sebagai praktek yang memuaskan. Air campuran dan bahan bakar minyak
membentuk lumpur tebal sulit untuk dihilangkan. Keberadaan air garam dalam bahan
bakar minyak, bahkan dalam jumlah kecil mengganggu sampai batas tertentu sistem
pembakaran, meskipun sebagian besar air akan hilang dari bahan bakar minyak dengan
sistem tangki pengendapan (settling tank).
1. Tonase kotor berarti ukuran volume keseluruhan kapal ditentukan sesuai dengan
ketentuan Konvensi TMS 69;
2. Tonase bersih berarti ukuran kapasitas yang berguna dari sebuah kapal
ditentukan sesuai dengan ketentuan Konvensi TMS 69.
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan RI No.PM 8 Tahun 2013 :
Tonase Kapal adalah .volume kapal yang dinyatakan dalam tonase kotor (gross
tonnage / GT) dan tonase bersih (net tonnage / NT). Ilustrasi terminology tonase kotor
dan tonase bersih dapat dilihat pada gambar dibawah
Ketentuan Umum
1. Panjang Kapal (P)adalah sebesar:
a) Panjang yang diukur pada 96 % dari panjang garis air dengan sarat 85% dari
dalam terbesar yang terendah diukur dari sebelah atas lunas ; atau
b) Panjang garis air tersebut diukur dari linggi haluan sampai ke sumbu poros
kemudi, apabila panjang ini yang lebih besar .
c) Defenisi panjang 1.a dan 1.b dapat dilihat pada gambar dibawah
tidak adanya dinding pemisah ataus sekat, tidak menutup kemungkinan bagi
suatu ruang untuk disebut sebagai ruang tertutup.
b) Bangunan tertutup yang terpisah dengan bangunan lain yang volumenya
lebih kecil dari 1 m3 (satu meter kubik) tidak diperhitungkan.
c) c. Ruangan dan bangunan yang termasuk tertutup adalah tutup kepala palka
yang kedap cuaca, kepala palka baik terbuka maupun tertutup, ruangan pada
haluan dan atau buritan kapal ro-ro yang dilengkapi dengan alat untuk
pengamanan muatan.
d) d. Ruang dikecualikan adalah ruangan yang terletak dibawah penutup
geladak atas yang terbuka terhadap air laut dan cuaca, tidak mempuyai
hubungan lain pada sisi-sisi yang terbuka dengan badan kapal, kecuali tiang-
tiang yang perlu menopangnya.
e) e. Defenisi 4.a,4.b, 4,c, dan 4.d dapat dilihat pada gambar dibawah.
Ayat 1:
“Kapal yang berukuran panjang kurang 24 (duapuluh empat ) meter di ukur dengan
metode pengukuran dalam negeri, dan kapal yang berukuran panjang 24 meter atau
lebih di ukur sesuai dengan metode pengukuran internasional”.
V1 = p x l x d x f
Dimana :
P = Panjang (p) diperoleh dengan mengukur jarak mendatar antara titik temu
sisi luar kulit lambung dengan linggi haluan dan linggi buritan pada
ketinggian geladak atau pada ketinggian sebelah atas dari rimbat tetap bagi
kapal selain yang terbuat dari bahan logam atau fiberglass atau dari sisi
dalam kulit lambung kapal bagi kapal yang terbuat dari bahan logam atau
fibreglass..
l= Lebar (l) dipero1eh dengan mengukur jarak mendatar antara kedua sisi
1uar ku1it 1ambung pada bagian kapal yang terlebar, tidak termasuk
pisang-pisang, bagi kapa1 selain yang terbuat dari bahan logam atau
fibreglass atau dari sisi da1am kulit lambung kapal bagi kapa1 yang
terbuat dari bahan logam atau fibreglass
d= Dalam (d) diperoleh dengan mengukur jarak tegak lurus di tengah- tengah
lebarpada bagian kapa1yang terlebar, dari sisi bawah a1ur lunas bagi kapal
selain yang terbuat dari bahan logam atau fibreglass atau dari atas lunas
bagi kapal yang terbuat dari bahan logam atau fibreglass, sampai bagian
bawah geladak atau sampai garis melintang kapal yang ditarik melalui
kedua sisi atas rimbat tetap.
F= Faktor (f) ditentukan menurut bentuk dan jenis kapal:
0.85 Bagi kapal-kapal dengan bentuk dasar
rata, secara umum di gunakan bagi kapal
tongkang
0,70 Bagi kapal-kapal dengan bentuk dasar
agak miring dari tengah ke sisi kapal,
secara umum digunakan bagi kapal
motor.
0,50 Bagi kapal-kapal yang tidak termasuk
golongan a dan b, secara umum di
gunakan bagi kapal layar atau kapal layar
motor.
BAB III
Rincian tinggi bangunan atas dan rumah geladak serta forecastle adalah 2,4 untuk
tiap deck dengan ukuran :
Jarak Gading (Frame spacing), jarak gading normal/main frame (ao) untuk daerah
0,1 dari sekat tubrukan dan sekat buritan, untuk LBP < 100 m adalah
= (90/500) + 0,48
= 0, 06 x 90
Terletak pada gading 141 (gading besar, Profile T 340 x 132 x 21 mm)
• Propeller post pada stern –ujung belakang dari bagian lambung bawah air-
harus memberikan aliran air yang baik untuk propeller, Posisi propeller post yang
sesuai berjarak antara 0,035 hingga 0,040 LBP didepan AP, pada bagian ini
seringkali dibuat stern bulb untuk meningkatkan kinerja propeller atau bahkan
bentuk stern asimetri.
• Sekat tabung poros (Stern tube bulkhead) sekat bagian belakang ruang mesin
paling kurang harus berjarak 3 jarak gading dari ujung stern tube, sekat ini haris
menerus hingga poop deck
Sekat tabung buritan kapal yang mempunyai tenaga penggerak sendiri, maka
jarak sekat tabung buritannya adalah :
= 5 x 0,6
Menurut buku Ship design and Ship theory oleh Prof Harvald Phoels letak sekat
kamar mesin.
Sehingga : 20 % x 61,90 m
Sekat ruang muat , jumlah sekat pada ruang muat tergantung pada tuntutan
keamanan atau pemisahan muatan. Jumlah minimum sekat ruang muat termasuk
sekat tubrukan, Stern tube bulkhead, sekat depan kamar mesin untuk
Ruang Muat 1 terletak antara sekat haluan, gading 36 sampai pada gading
69.
Ruang Muat 2 terletak antara sekat haluan, gading 69 sampai pada gading
105.
Ruang Muat 3 terletak antara sekat haluan, gading 105 sampai pada gading
141.
(gading besar, Profile T 300 x 101 x 19 mm)
Dari data mesin diatas, maka direncanakan Engine Cashing sebagai berikut :
= 1 + L mesin
=1+6m
=7m
hdb = 350 + 45 . B
= 350 + 45. 16
= 1,07 m
Ruang muat direncanakan yaitu antara sekat ruang mesin sampai sekat haluan,
yang panjangnya adalah sebagai berikut :
= 64,8 m
Sesuai dengan rules BKI 2013 vol II sec 11, hal 11- 1, bahwa panjang
ruang muat tidak boleh lebih dari 30 m maka pada perencanaan ini terdapat 3 ruang
muat.
Menurut Nilai GT yang di peroleh dari perhitungan tonase dan Tenaga Penggerak
No Jabatan Jumlah
1 NAKHODA 1 orang
2 MUALIM I 1 orang
3 MUALIM 2 orang
4 RADIO OPERATOR 1 orang
5 SERANG 1 orang
Untuk Engineering Departement (Pasal 14 poin b, hal 24). Untuk kapal tonase
dengan tenaga penggerak 3000 kW s.d kurang dari 7500 kW , jumlah awak kapal
8 orang dengan rincian sebagai berikut :
No Jabatan Jumlah
1 KEPALA KAMAR MESIN 1 orang
2 MASINIS II 1 orang
3 MASINIS 1orang
4 MANDOR MESIN 1 orang
5 JURU MINYAK 3 orang
6 WIPER 1 orang
8 orang
Secara khusus regulasi dan patokan akomodasi awak mencakup antara lain:
1. Lokasi/Tempat
Peraturan Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa
lokasi/tempat awak tidak harus berada jauh depan kapal dari bidang vertikal yang
terletak di 5 % dari panjang haluan kapal diukur dari sisi depan linggi haluan yang
berpotongan dengan rancangan garis muat musim panas, atau di dek bawah garis muat
terdalam, dengan pengecualian tertentu.
Ruang awak harus dipisahkan dari jenis ruang lainnya, seperti ruang kargo serta mesin
dan bila memungkinkan terpisah juga dari ruang untuk penumpang. Pada kapal tanker,
aturan mengharuskan awak berada di belakang ruang kargo.
Sejalan dengan peraturan Coast Guard, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan
peraturan NO. PM 7 tahun 2000 tentang kepelautan bagian kelima akomodasi awak
kapal pasal 32 ayat 2 berbunyi:
“Penempatan, tata susunan dan pengaturan serta hubungan dengan ruangan lain dari
akomodasi awak kapal harus sedemikian rupa sehingga menjamim keselmatan awak
kapal yang cukup, perlindungan terhadap cuaca dan air laut, dan disekat dari panas
dan dingin serta kebisingan dari ruangan-ruangan dan ruangan-ruangan mesin dan
runagan-ruangan lainnya, serta tidak
ada pintu-pintu langsung ke kamar tidur dari ruangan muatan, ruangan mesin atau
dari ruangan dapur dan rungan-ruangan penyimpanan”
Ayat 4 berbunyi:
“ Semua kamar tidur harus terletak lebih tinggi dari garis muat di lambung kapal”
Ayat 5 berbunyi:
“Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (4) dapat dikecualikan bagi kapal-kapal
tertentu atau kapal-kapal penumpang tertentu.
2. Konstruksi
Peraturan Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa, ruang-
ruang akomodasi harus dikonstruksi menggunakan material tahan api dan memenuhi
atau sesuai dengan metode khusus untuk perlindungan kebakaran. Tangga-tangga dan
koridor, sebagai sarana untuk melarikan diri, memiliki persyaratan perlindungan
kebakaran khusus. Ruang awak harus terisolasi dari panas, dingin, dan kondensasi, dan
Peletakan sekat-sekat pada lokasi yang tepat harus kedap air dan gas (odorproof).
Menurut Pearaturan Pemerintah Republik Indonesia NO. PM 7 tahun 2000 tentang
kepelautan bagian kelima akomodasi awak kapal pasal 32 ayat 3 berbunyi:
”Bagian dari sekat, harus memisahkan ruangan-ruangan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dari kamar tidur dan sekat luar harus dibuat dari baja atau bahan
sejenis yang diakui dan harus kedap air dan kedap gas”
3. Akomodasi/Perlengkapan Tidur
Peraturan Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa, akomodasi
tidur harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Departemen pelayan, geladak dan
mesin harus terpisah. Maksimum empat orang per kamar. Setiap orang memperoleh
area sebesar 2,8 m2 atau 6,0 m3. Tinggi bersih kamar adalah 191 cm, untuk ranjang
susun tinggi tingkat pertama tidak boleh lebih dari 76 cm dan tinggi tingkat dua 193
cm. Setiap orang mendapat lemari dengan luas sebesar 1935 cm2 dan tinggi sekitar 152
cm.
“Setiap kapal harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang cukup dan layak untuk
seluruh awak kapal”.
Ayat 2 berbunyi:
“Fasilitas sanitasi berupa jamban untuk setiap kapal, selain kapal penumpang adalah:
Kapal lebih kecil GT.800 minimum sebanyak 3 (tiga) buah;
Kapal dengan ukuran GT.800 ke atas minimum sebanyak 4 (empat) buah;
Kapal dengan ukuran GT.3000 ke atas minimum sebanyak 6 (enam) buah”;
Ayat 3 berbunyi:
“Fasilitas sanitasi berupa kamarmandi dan tempat cuci untuk setiap kapal selain kapal
penumpang di luar fasilitas kamar mandi yang ada di kamar ditentukan:
minimum 1 (satu) kamar mandi untuk setiap 8 (delapan) orang awak kapal.
minimum 1 (satu) tempat cuci untuk setiap 8 (delapan) orang awak kapal.
minimum 1 (satu) kamar mandi untuk setiap 8 (delapan) orang awak kapal”.
Ayat 2 berbunyi:
“Fasilitas ruang perawatan kesehatan tidak boleh dipergunakan untuk keperluan lain
selain untuk perawatan orang sakit”.
Ayat 3 berbunyi:
Pada setiap kapal harus tersedia obat-obatan dan bahan-bahan pembalut dalam
jumlah besar.
7. Lain-Lain
Peraturan Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa awak harus
memiliki layanan binatu, fasilitas pengeringan pakaian atau pengeringan ruang,
akomodasi rekreasi. pemanas ruang awak adalah untuk mempertahankan suhu
minimum 21 dalam kondisi normal. Awak disediakan dengan lampu tempat tidur
(berthligths). kecuali dalam bidang-bidang seperti dianggap bebas serangga, ventilasi
udara dan pintu harus dilengkapi dengan layar serangga, kecuali spasi ai-AC. peraturan
lain
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NO. PM 7 tahun 2000 tentang
kepelautan bagian kelima akomodasi awak kapal pasal 38 ayat 1 berbunyi:
“Kamar tidur, ruang makan, ruang istirahat dan ruang-ruang lain yang dianggap
harus mempunyai ventilasi yang cukup termasuk sistem pemanas atau sistem pendingin
yang disesuaikan dengan daerah pelayaran”.
Ayat 2 berbunyi:
“Semua kamar tidur dan ruang awak kapal harus cukup terang pada siang hari dan
dilengkapi dengan penerangan listrik yang cukup di waktu malam hari dan cuaca
gelap”.
Ayat 3 berbunyi:
“Setiap kamar tidur dilengkapi dengan lampu baca disetiap kepala tempat tidur”.
8. Ruang/tempat perwira.
Peraturan Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa tidak ada
instruksi khusus untuk memisahkan akomodasi perwira dan rating.
Namun ini berbeda dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NO. PM 7 tahun
2000 tentang kepelautan bagian kelima akomodasi awak kapal pasal 33 ayat 2 yang
berbunyi:
“Setiap perwira harus mempuyai satu kamar tidur sendiri, sedangkan rating satu
kamar tidur untuk 2 (dua) orang kecuali kapal-kapal penumpang”
1. Klas ruang tidur untuk kapten dan kepala kamar mesin adalah sebagai berikut :
1 buah tempat tidur
1 buah meja tulis beserta lampu meja.
1 buah lemari pakaian
1 buah kursi sofa dan keranjang sampah
1 set stereo dan tv
1 buah kursi8
Sistem pendingin
Lampu sesuai dengan kebutuhan
Kamar mandi + toilet
Shower
Water closed (WC)
Wastafel dilengkapi dengan cermin
Keranjang sampah
Lampu sesuai kebutuhan
4. Ruang santai
Terdapat 2 ruang santai yaitu yang terletak Boat deck untuk perwira dan poop deck
untuk awak kapal.
1 set sofa.
1 buah meja
1 set TV dan stereo
1 buah meja
2 buah lemari dinding
Lampu sesuai kebutuhan
Dan ruang-ruang tempat pengawetan bahan makanan
7. Kantor
Terletak pada Bridge deck dengan perlengkapan sebagai berikut :
Meja kontrol untuk alarm kebakaran dan pengontrol air pemadam kebakaran.
Meja kontrol dilengkapi dengan alarm serta alat bantu
Duah buah kursi untuk mengamati radar
Dua buah radar
Kompas
Kursi berlengan untuk kapten
Kotak bendera dan peralatan navigasi
lemari buku kecil dan whiteboard
Sistem pendingin
Lampu sesuai kebutuhan
10. Ruang radio
Terletak pada Navigation deck dengan perlengkapan :
A. Main deck
Untuk poop deck, terletak dari gading nomor -6 sampai gading nomor 33,
dengan perincianruangan dan perlengkapan sebagai berikut.
P L T
∑= 7,253
* Locker life jacket ditempatkan dibawah tempat tidur, untuk mengoptimalkan selisih
diruangan.
P L T
∑= 7,253
* Locker life jacket ditempatkan dibawah tempat tidur, untuk mengoptimalkan selisih
diruangan.
P L T
∑= 7,253
* Locker life jacket ditempatkan dibawah tempat tidur, untuk mengoptimalkan selisih
diruangan.
P L T
∑= 7,253
* Locker life jacket ditempatkan dibawah tempat tidur, untuk mengoptimalkan selisih
diruangan.
P L T
∑= 7,253
P L T
∑= 7,253
* Locker life jacket ditempatkan dibawah tempat tidur, untuk mengoptimalkan selisih
diruangan.
1 Shower 2 - - - Dinding -
Wastafel dengan
4 2 0,75 0,4 1 Dinding 0,6
cermin
4,38
P L T
∑= 2.46
9. Perpustakaan
Dimana terletak pada gading 13 - 18 da ukuran 3 x 5,413 m = 16,239 m2
P L T
∑ = 4.4525
P L T letak
g
5 Tv 1 0 0 0 Dindin 0
g
∑= 2.07
12. Pantry
Dimana terletak pada gading (-2) – 2 ukuran 2,4 x 3 m = 7,2 m2
Posisi
Jenis Dimensi (m) A (m2)
No Jumlah letak
perlengkapan
P L T
1 Meja 1 1.7 0.9 0.8 Lantai 1.53
2 Kompor 2 0.6488 0.43 0.8 Lantai 0.55797
Lemari
3 4 0.6 0.4 1 Lantai 0.96
Dinding
4 Wastafel 1 0.9 0.5 1 Lantai 0.45
5 Kulkas 1 0.6 0.6 1.2 Lantai 0.36
6 Tempat 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
sampah
∑= 3.94797
13. Workshop
Dimana terletak pada gading 1 – 6 ukuran 3 m x 2,9 m = 8,7 m2
∑ = 0,8
P L T
∑ = 1.87515
∑ = 0,8
B. POOP DECK
Untuk poop deck, terletak dari gading nomor -6 sampai gading nomor 33,
dengan perincian ruangan dan perlengkapan sebagai berikut :
P L T
∑= 7,29
∑= 7,29
Dimana terletak pada gading 15 -17 dengan ukuran 1,2 m x 4,4 m = 5,28 m2
5. Klinik
Dimana terletak pada gading 6-12 dengan ukuran 3,6 m x 3,8 m = 13.68 m2
Tempat tidur
1 2 2 1 0.4 Lantai 4
single berth
2 Lemari 1 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.36
3 Meja 1 0.9 0.635 0.6 Lantai 0.5715
4 Kursi 1 0.5 0.5 0.75 Lantai 0.25
5 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
cooling system
6 1 - - - Dinding -
(AC)
7 Jam dinding 1 - - - Dinding -
8 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -
9 Lampu tidur 1 - - - Dinding -
10 Lampu Meja 2 - - - Meja -
∑= 5.2715
Posisi
Jenis Dimensi (m) A (m2)
no Jumlah letak
perlengkapan
P L T
Lemari
1 1 1 0,8 1.5 Lantai 0,8
penyimpanan
2 Lampu kamar - - - - Pelafon -
∑ = 0,8
Posisi
Jenis Dimensi (m) A (m2)
No Jumlah Letak
Perlengkapan
P L T
1 Meja 2 1 0.6 0,4 Lantai 1.2
2 Sofa 3 1.2 0.9 0,5 Lantai 3.24
3 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0,4 Lantai 0.09
4 Tv + meja tv 1 0.6 0.4 0,5 Lantai 0.24
5 Lampu ruangan 1 - - - Plafon -
6 Jam dinding 1 - - - Dindin -
g
Å 4.77
8. Mushollah
Dimana terletak pada gading 18 - 26 dengan ukuran 4,8 m x 4,2 m = 20,16 m2
Posisi
Jenis Dimensi (m) A (m2)
No Jumlah letak
perlengkapan
P L T
1 Meja Makan 1 3.5 1.2 0.8 Lantai 4.2
2 Kursi 10 0.5 0.5 0.75 Lantai 3
4 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
∑= 7.29
10. Toilet
P L T
1 Lampu 1 0 0 0 Dindin 0
g
2 Tempat penampungan 1 0.5 0.5 0.7 Dindin 0.25
air g
3 Tempat buang besar 1 0.5 0.3 0.5 Lantai 0.15
∑= 0.4
C. BOAT DECK
Untuk boat deck, terletak dari gading nomor 6 sampai gading nomor 33, dengan
perincian ruangan dan perlengkapan sebagai berikut :
1. Kamar Mualim 1
P L T
8 Shower 1 0 0 0 Dinding 0
9 Wastafel 1 0.48 0.32 0.4 Dinding 0.1536
10 Tempat buang besar 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024
11 cooling system (AC) 1 - - - Dinding -
12 Jam dinding 1 - - - Dinding -
13 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -
14 Lampu tidur 1 - - - Dinding -
15 Lampu Meja 2 - - - Meja -
∑ = 4.35174
2. Kamar Mualim 2
P L T
∑ = 4.35174
3. Kamar Doktor
P L T
∑ = 4.35174
P L T
∑ = 4.35174
5. Kamar Masinis 1
P L T
∑ = 4.35174
6. Kamar masinis 2
Dimana terletak pada gading 29 – 33 dengan ukuran 2,4 m x 4,5 m 10.8 m2
P L T
∑ = 4.35174
7. Toilet
Dimana terletak pada gading 29 - 33 dengan ukuran 2.4 m x 5 m =12 m2
P L T
1 Lampu 1 0 0 0 Dindin 0
g
2 Tempat penampungan 1 0.5 0.5 0.7 Dindin 0.25
air g
3 Tempat buang besar 1 0.5 0.3 0.5 Lantai 0.15
∑= 0.4
D. BRIDGE DECK
Untuk bridge deck, terletak dari gading nomor 18 sampai gading nomor 33,
dengan perincian ruangan dan perlengkapan sebagai berikut :
P L T
g
14 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -
15 Lampu tidur 1 - - - Dindin -
g
16 Lampu Meja 2 - - - Meja -
∑ = 4.35424
Dimana terletak pada gading 21-25 dengan ukuran 2,4 m x 4,2 m = 10.08 m2
7 Telpon 1 0 0 0 Meja 0
∑ = 2.49524
P L T
∑ = 4.35424
7 Telpon 1 0 0 0 Meja 0
∑ = 2.49524
5. Pantry
Posisi
Jenis Dimensi (m) A (m2)
no Jumlah letak
perlengkapan
P L T
1 Meja 1 1.7 0.9 0.8 Lantai 1.53
2 Kompor 2 0.6488 0.43 0.8 Lantai 0.55797
Lemari
3 4 0.6 0.4 1 Lantai 0.96
Dinding
4 Wastafel 1 0.9 0.5 1 Lantai 0.45
5 Kulkas 1 0.6 0.6 1.2 Lantai 0.36
Tempat
6 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
sampah
∑= 3.94797
E. NAVIGATION DECK
Untuk navigation deck, terletak dari gading nomor 18 sampai gading nomor 33,
dengan perincian ruangan dan perlengkapan sebagai berikut :
P L T
1 Meja Kontrol Navigasi dan 2 Lantai
permesinan, dll
2 Kemudi 1 Lantai
3 Kursi Kapten 1 Lantai
4 Kursi 2 Lantai
5 Binocular 2
6 GPS ( General Positioning 1
System)
7 Deep sea lead 1
8 Kompas 4
9 Sounding machine 1
1 Barometer 1
0 Thermometer 2
1 Radar 2
1 Chronometer 1
1 Meja 1 Lantai
2 Lemari 1 Lantai
1 Rak (bufet) 1 Lantai
3 Lampu 8 Pelafon
1 Telepon 2 Meja
4 Alat Pemadam Kebakaran 1 Dinding
1 Springkle 3 Pelafon
5
Alarm Tanda Bahaya 2 Dinding
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
∑ = 3.65
∑ = 1.3
5. Toilet
Dimana terletak pada gading 21 - 27
1 Lampu 1 0 0 0 Dindin 0
g
2 Tempat 1 0.5 0.5 0.7 Dindin 0.25
penampungan air g
3 Tempat buang besar 1 0.5 0.3 0.5 Lantai 0.15
∑= 0.4
Forecastle Deck
1. Windlass
2. Capstan
3. Bollard
Lebar geladak (deck) pada ujung-ujung kapal, Fore castle deck harus
memiliki lebar yang cukup untuk instalasi windlass dan mesin-mesin/peralatan
lainnya yang berhubungan dengan mooring (penambatan) dan anchoring (jangkar),
kebutuhan lebar fore castle akan tercukupi bila gading (frame) 5% LBP dibelakang
Fp memiliki lebar pada fore castle selebar (0,5 hingga 0,6) Bmld. Poop deck akan
memiliki lebar yang cukup bila pada ujung belakang geladak memiliki lebar (80%
hingga 95%) Bmld.
Double Bottom
3. Tangki pelumas
4. Tangki ballast
= 48,76 m3
penambahan
10% = 48,67 m3 + (10% x48,67)
= 53,64
I' = 0.3
WFO l= 0.6
No Luas Penampang FS HK
1 8.5598 1 8.5598
2 8.5598 4 34.2392
3 8.5598 2 17.1196
4 8.5598 4 34.2392
5 8.5598 2 17.1196
6 8.5598 4 34.2392
7 8.5598 2 17.1196
8 8.5598 4 34.2392
9 8.5598 2 17.1196
10 8.5598 4 34.2392
11 8.5598 1.5 12.8397
12 8.5598 2 17.1196
13 8.5598 1 8.5598
∑ HK 286.7533
MEMENUH
57.35066 I
- Dari perhitungan simpson tangki bahan bakar diatas maka didapatkan volume
tangki bahan bakar yang direncanakan yaitu 57,35.
- Vtangki yang direncakan > Vperhitungan ( syarat memenuhi)
- 57,35 m3 > 53,6 m3 (memenuhi)
Jadi panjang tangki bahan bakar adalah pada gading 34 sampai gading 45
= 0,110 m3
penambahan
10% = 0,110 m3 + (10% x0,110)
= 0,121
ao = 0,6 m
WLUB
I= 0.2
Luas Penampang FS HK
8.5598 1 8.5598
34.239
8.5598 4 2
8.5598 1 8.5598
51.358
∑ HK 8
3.4239 MEMENU
2 HI
Sehingga :
Vyang direncanakan > Vperhitungan ( syarat memenuhi)
3,42 m3 > 0,121 m3 (memenuhi)
Jadi panjang tangki minyak pelumas adalah pada gading 46 sampai gading 47
= 8,66 m3
penambahan
10% = 8,66 m3 + (10% x8,66)
= 9,53
ao = 0,6 m
WDO
I= 0.6
Luas Penampang FS HK
8.5598 1 8.5598
8.5598 4 34.2392
8.5598 1 8.5598
∑ HK 51.3588
10.2717 MEMENU
6 HI
Sehingga :
Vyang direncanakan > Vperhitungan ( syarat memenuhi)
10,27 m3 > 9,53 m3 (memenuhi)
Jadi panjang tangki minyak pelumas adalah pada gading 48 sampai gading 50.
= 3,88 m3
penambahan
10% = 3,88 m3 + (10% x3,88)
= 42,76
Hdaouble bottom = 0,85 m
Ltangki sampai side girder =8m
ao = 0,6 m
I' = 0.3
WFW I= 0.6
N
o Luas Penampang FS HK
1 8.5598 1 8.5598
2 8.5598 4 34.2392
3 8.5598 2 17.1196
4 8.5598 4 34.2392
5 8.5598 2 17.1196
6 8.5598 4 34.2392
7 8.5598 2 17.1196
8 8.5598 4 34.2392
9 8.5598 1.5 12.8397
9.
5 8.5598 2 17.1196
10 8.5598 1 8.5598
235.394
∑ HK 5
MEMENU
47.0789 HI
Sehingga :
Vsimpson > Vrangcangan ( syarat memenuhi)
47,07 m3 > 42,76 m3 (memenuhi)
Jadi panjang tangki air tawar adalah pada gading 51 sampai gading 60.
5. Tangki Ballast
Menurut buku Ship Design and Ship Theory oleh Harvald Phoels hal 13,
kapasitas Ballast yang dibutuhkan yaitu 10% - 50% DWT. Sedangkan dalam buku “
Sistem dan Perlengkapan Kapal” oleh Soekarsono N.A. Hal. 173, Jumlah berat ballast
yang dibutuhkan rata – rata 10 ~ 17 % dari Dispalacemen kapal.
W Ballast = 13 % x DWT
= 13 % x 4400 ton
= 572 ton
= 586,3 m3
ao = 0,6 m
Jadi panjang tangki air tawar adalah pada gading 61 sampai gading 141
6. TANGKI COFFERDAM
Cofferdam ditempatkan disetiap tangki sebagai pembatas dua jenis cairan yang
berbeda. Cofferdam juga sebagai penampung cairan apabila salah satu tangki yang
bocor, agar tidak tercampur dengan cairan yang lain jenisnya dari tangki yang
bersebelahan.
BAB IV
= 7,07 m
c) Pilot Ladder
Dalam buku ” MARINE JAPANESE INDUSTRIAL STANDARS (JIS) ” hal.
482 diberikan ukuran-ukuran dan ketentuan tentang tangga adalah :
dipasang pada tiang utama, tiang Derek, tangga keatap rumah geladak (top of deck
house),Tangga vertikal ini juga dipasang pada sisi kiri dan kanan buritan kapal yang
berukuran besar, yang berfungsi untuk pemeriksaan tanda sarat air kapal (Draught
mark), anak tangga ini di las langsung ke kulit lambung kapal. Konstruksi tangga ini
dibuat sekuat mungkin, dan tangga ini dibuat dari batang pelat dan anak tangganya
dibuat dari besi – besi bulat (besi beton).
Lebar standar tangga adalah 600 mm, tetapi bias juga diantara 550-610 mm
( dipilih 600 mm )
Untuk semua pegangan tangan dari tali dan diameter tali adalah 16-22 mm
Type tangga yang dipilih adalah type A5 seperti yang terdapat dalam table 1
hal. 461 dengan panjang 5 m.
2. Jendela (Window)
Pada buku Mechant Ship Design Handbook VI hal. 67 tabel 185 tinggi jendela
umumnya 1550 – 1650 mm yang diukur dari garis sarat air penuh (load water line)
sampai tepi penutup jendela sebelah bawah. Jendela yang direncanakan terdiri atas:
Sedangkan menurut Gaguk Suhardjito dalam buku rencana umum dan tonase
halaman 25 ukuran jendela bundar untuk tipe A adalah dengan diameter 400 mm
Non opening type, jendela ini dipasang pada Navigation deck dan berukuran 600 x 700
(mm).
Hinged type, jendela ini dipasang pada Poop deck, Boat deck berukuran 600 x 700
(mm).
Pada main deck digunakan jendela bulat (water Light side schutle) dengan
diameter 400 mm
Pada poop deck, boat deck digunakan jendela segi empat denan ukuran 600 x
400 mm
Untuk navigation deck digunakan jendela kaca segi empat kedap air dengan
ukuran 750 x 750 mm untuk bagian samping, dan 1200 x 750 mm untuk bagian
depan.
Sedangkan menurut Gaguk Suhardjito dalam buku rencana umum dan tonase halaman
25 ukuran jendela empat persegi panjang direncanakan sebagai berikut :
3. Pintu (Window)
a) Pintu Kedap Cuaca (Ship Steel Water Tight Door)
Pintu kedap cuaca terbuat dari kayu dan dipasang pada bukaan rumah geladak
yang terbuka dimana pintu kedap air tidak dianjurkan. Dilengkapi dengan penerangan
yang tetap pada pintu yang arah membukanya keluar ruangan dan jenis pintunya
berengsel. Untuk pintu jenis geser membukanya kearah sisi dalam ruangan
untukmelindungi ruangan dari cuaca. Terdapat juga pintu kedap cuaca yang
menggunakan bahan baja atau aluminium atau stainless steel hanya saja pintu ini tidak
mempertimbangkan penampilan pintu dan memiliki persyaratan yang sama dengan
pintu dari kayu namun berat pintu lebih ringan bila dibandingkan dengan pintu baja
kedap air.
Secara umum pintu ini digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung
dengan cuaca bebas. menurut Gaguk Suhardjito dalam buku rencana umum dan tonase
halaman 25 pintu kedap cuaca memiliki ukuran sebagai berikut :
Tinggi = 1800 mm
Lebar = 800 mm
Tinggi ambang = 300 mm
c) Pintu Lainnya
Menurut Mechant Ship Design Handbook VI hal. 67 tabel 185, pintu yang
direncanakan hinged door dengan ventilasi. Direncanakan lebar pintu :
7. Palka (Hatcway)
Bukaan palka terdiri atas tiga bagian dengan ukuran ambang palka sebagai berikut:
Dalam buku “ Sistem dan perlengkapan kapal handbook” oleh Soekarsono N.A. hal
151, sistem pembukaan dan penutupan palka terdiri atas :
1-deck plating; 2-hatch side coaming; 3-hatch end coaming; 4-hatch moulding; 5-hatch end
beam; 6-horizontal stiff’ of coaming; 7-hatch beam; 8-carrier; 9-bracket; 10-bracket; 11-
batten bar; 12-cleat; 13-wedge; 14-tarpaulin; 15-locking bar; 16-carling coaming; 17-
wooden cover
Tutup lubang palka dibuka dengan pertolongan motor Derek muat, tali baja
yang melalui roll yang ditempatkan di tiang utama serta tali baja tersebut berakhir
dihubungkan dengan seksi tutup palka yang terakhir. Setelah tali baja ditarik tiap seksi
tutup palka akan mendorong satu sama lain dan mulai menggelincir pada roda dan rel
khusus. Pada sisi tiap seksi dipasang tiga buah roda dan roda yang diujung
menggelincir pada rel sebelah dalam sedangkan rel yang sebelah luar yang mempunyai
kelanjutan dari batas lubang palka.
9. Anchor (Jangkar)
Untuk menentukan jumlah jangkar, rantai dan tali temali digunakan peraturan
untuk konstruksi lambung kapal BKI.
Perhitungan Jangkar
Z = D2/3 + 2 × h × B + ΔTotal /10
Dimana :
Z = Angka penunjuk pada BKI
Fb = Lambung timbul kapal
=H–T
= 7 – 5,9
= 1,1 m
h = Tinggi garis muat sampai ke geladak atas
= FB + Tinggi Rumah Geladak (dari main deck sampai top deck)
= 1,1+ (2,2 x 5)
= 13,1 m
D = Displacement kapal yaitu 6164 ton
B = Lebar kapal yaitu 16 m
Δ = Luas bidang tangkap angin
= 373 m2
Maka,
Z = (6164) 2/3 + 2 × 13,1 × 16 + 373 /10
= 792
Berat jangkar = 1590 Kg, dan dari katalog diambil berat jangkar yaitu 1590
kg dari table dimensi jangkar dapat diketahui dimensi jangkar yang akan dipakai
pada kapal ini yaitu :
A = 1890 mm
B = 1260 mm
C = 565 mm
D = 1180 mm
E = 900 mm
ǾF = 65 mm
Setelah diketahui data-data dari jangkar, maka dipilih rantai jangkar dari
katalog, yaitu dengan :
a. Ordinary link
1). 1,00 d = 40 mm
b. Large Link
1) 1,1 d = 44 mm
2) 6,6 d = 264 mm
3) 4,0 d = 160 mm
c. End Link
1) 1,2 d = 48 mm
2) 6,75 d = 270 mm
3) 4,0 d = 160 mm
d. Connecting shackle
1) A = 312 mm
2) B = 218 mm
3) C = 95 mm
4) R = 234 mm
5) 2E = 70 mm
Anchor Kenter Shackle merupakan fungsi dari diameter chain yaitu 40 mm.
1) A = 8,00 d = 320 mm
2) B = 5,95 d = 238 mm
3) C = 1,08 d = 43,2 mm
4) D = 1,54 d = 61,6 mm
5) E = 2,7 d = 108 mm
6) F = 0,75 d = 30 mm
7) G = 1,21 d = 48,4 mm
8) H = 3,4 d = 136 mm
9) I = 1,05 d = 42 mm
10) J = 1,75 d = 70 mm
f.Swivel
1) A = 9,7 d = 446,2 mm
2) B = 6,3 d = 252 mm
3) C = 4,7 d = 188 mm
4) D = 3,6 d = 144 mm
5) E = 3,4 d = 136 mm
6) F = 1,1 d = 44 mm
7) G = 1,2 d = 48 mm
g. Kenter shackle
Untuk hal ini dipilih kenter shackle pada Tabel di Buku Practical Ship
Building Vol. III B part 1, dengan anchor chain diameter 38 mm.
1) 6,00 d = 240 mm
2) 4,20 d = 168 mm
3) 4 d = 160 mm
4) d = 40 mm
5) 1,52 d = 60,8 mm
Pada Buku “Sistem dan Perlengkapan” hal. 139. Ada dua macam Windlass yaitu
warping Winch dan Cargo Winch.
Dimana :
Ba = berat jangkar( kg )
= 2460 kg
= 0.021 x ( d3)2
= 0.021 x ( 38 )2
= 68,76 kg/m
λ x ηm x Dcl
=
60 x Va
Dimana :
= 0.013 x d
= 0.013 x 38
= 0.494 mm
λ x ηm x Dcl
ℓa =
60 x Va
= 129,26 mm
= 7.75 kg/cm3
= 1.025
Jadi,
1.025
= 2 x 1.35 ( 2460 + 68,76+ 129,26)) x (1− )
7.75
= 6299,64 kg
Dimana :
maka,
Tcl x Dcl
Mcl = ( kg.m)
2 x ncl
6299 x 0.624
=
2 x 0.91
= 2159 kg/md
Dimana :
60 x Va
Cl =
0.04 x d
60 x 0.2
=
0.04 x 6.0
= 50 rpm
1000
La =
50
= 20 rpm
Maka,
Mcl
Mη = ( kg.m)
La+ ηa
2159
=
20+0.85
= 103,5 kg.m
Dari Brosur A.C. Electric Deck Machinery With Frequency Inverter Oleh Manabe
Zoki, IMABARI JAPAN diperoleh data Windlass yang sesuai sebagai berikut :
Type mesin :B
Chain Wheel ;
Speed (m/min) :9
Mooring Drum ;
Rated-Load ;
Speed (m/min): 15
Drum- Size ;
Rope-Size ;
Hawser : 75 x 220
Wire : 40 x 200
11. Bollard
a = 750 mm f = 100 mm
b = 310 mm diameter baut = 1”
c = 50 mm jumlah baut =8
G = 318 kg berat = 318 kg
e = 60 mm
Berguna untuk mengurangi adanya gesekan antara tali dengan lambung kapal
pada saat penambatan kapal. Dimensinya tergantung dari diameter bollard dan
breaking strees. Untuk diameter bollard 200 mm dan braking stress 45 ton, maka
ukurannya sebagai berikut :
L = 950 mm C1 = 230 mm
B = 190 mm C2 = 400 mm
H = 170 mm C = 50 mm
Berat = 95 kg D = 90mm
A = 9,0 d = 360 mm
B = 0,6 d = 24 mm
C = 0,7 d = 28 mm
D = 3,5 d = 140 mm
E = 5,0 d = 200 mm
F = 1,4 d = 56 mm
G = 47 d = 1880 mm
H = 37 d = 1480 mm
Bahan hawse pipe : Besi tuang
Tebal atas pipa : 26 mm
Tebal bawah pipa : 38 mm
Diameter dalam : 390 mm
14. Capstan
Gambar. Capstan
= 5,08 HP
VC VC VC VC VC VC VC VC VC
Model Number 2000-26 5000-30 5000-45 8000-13 8000-30 12000-17 15000-13 18000-17 22000-17
Working Load Limit Lb 2000 5000 5000 8000 8000 12000 15000 18000 22000
Starting
Kg 907 2268 2268 3628 3628 5442 6803 8163 9977
Working Load Limit Lb 1000 2500 2500 4000 4000 6000 7500 9000 11000
Running
Kg 454 1134 1134 1814 1814 2721 3401 4082 4989
ft/min 26 30 45 13 30 17 13 17 17
Rope Speed
m/min 8 9 14 4 9 5 4 5 5
Rope Diameter* In 5/8 5/8 5/8 3/4 3/4 7/8 1 1-1/4 1-1/4
(Spect-Set)
mm 16 16 16 20 20 22 25 32 32
Dimensions In 9.00 9.00 9.00 14.50 14.50 14.50 17.00 17.00 17.00
A
mm 229 229 229 368 368 368 432 432 432
- Weight = 161 kg
H3 > 3,5 m
Sudut
penyinaran= 360o
Warna = putih
4. Stern Light (Lampu buritan)
Untuk Tinggi H3 = H2 - 5 m
Sudut penyinaran = 135o
Warna = putih
5. Morse signal light (lampu sinyal morse)
buah sekoci dengan kapasitas 21 orang, diletakkan pada bagian kiri dan
kanan boat deck.
Spesifikasi : L = 4.9 m
B = 2,4 m
H = 3.2 m
Berat = 3066 kg
Kapasitas = 4480 kg
Panjang Lintasan = 16 m
Perlengkapan :
C. 2 buah gayung
Dalam buku SOLAS edition 2001 hal. 302 jumlah baju penolong 10 %
lebih banyak dari jumlah orang yang ada dikapal. Jadi jumlah keseluruhan
adalah 22 buah. Jumlah ABK adalah 20 orang berdasarkan jumlah ABK pada
kapal rancangan, maka jumlah baju penolong adalah
20 +(20x10 %) = 22 buah dan diletakkan dibawah tempat tidur pada tiap-tiap
kamar.
Dengan rincian :
Main Deck sebanyak 7 buah
Poop Deck sebanyak 5 buah
Boat Deck sebanyak 5 buah
Bridge Deck sebanyak 3 buah
2 buah cadangan
Kapal ini juga dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran yang terdiri dari :
payload
W=
swl x t
Dimana :
payload
W =
swl x t
4295,8
W =
25 x 20
= 3221,8 menit
= 53,69 jam
payload
W =
swl x t
4295,8
W =
30 x 20
= 2147,9 menit
= 37,983 jam
Setelah perhitungan lama bongkar muat dengan kapasitas alat angkat tertentu
maka dipilih waktu terendah. Yang terdapat pada brosur TTS Cargo Crane brochure
maka diperoleh data sebagai berikut :
Type : GPC
Size : 835 tm
SWL : 30 ton
Outreach : -17 m
Hoist speed : 10/20 m/min
Luff time : 85 sec
Slew speed : 0,9 rpm
Power rq : 184 kw
H2 : 3585 mm = 3.585 m
H3 : 2340 mm = 2.34 m
D : 2210 mm = 2.21 m
Crane weight : 27 ton
BAB V
TONASE KAPAL
Tonase kapal yang merupakan hasil dari pengukuran volume ruangan tertutup
pada kapal sangatlah penting untuk diketahui karena besarnya tonase kapal erat
kaitannya dengan pengoperasian kapal tersebut nantinya. Dari segi ekonomi, tonase
kapal akan berpengaruh pada besarnya pengeluaran oleh pemilik kapal dan besarnya
pendapatan pajak pemerintah dari pajak terhadap kapal tersebut yaitu pada saat kapal
akan didocking atau pada saat tambat di pelabuhan.
Adapun besarnya tonase kapal yang didesain dengan tonase kapal yang didapat
setelah dilakukan pengukuran oleh ahli ukur tidak boleh terlalu jauh perbedaannya
karena akan menyebabkan kerugian, baik kerugian untuk pemilik kapal atau
pemerintah.
sekat-sekat dari pemisah atau sekat, tidak menutup kemungkinan bagi suatu ruang
untuk disebut sebagai suatu ruang tertutup.
5.2. Pengukuran
3. Pada setiap posisi titik bagi, termasuk kedua titik ujung dari panjang geladak
ukur diambil penampang melintang tegak lurus pada bidang tengah, sejajar
dengan sekat-sekat melintang kapal atau gading-gading dan diberi nomor urut
mulai dari depan ke belakang.
Bagian paling bawah dari pembagian tinggi tersebut dibagi 2 yang jaraknya
sama panjang.
Dimana:
Dimana:
dibagi menjadi 7 bagian yang jaraknya sama, yang kemudian disebut Jarak titik Bagi
Tinggi. Bagian paling bawah hasil pembagian tersebut dibagi 2 yang jaraknya sama
panjang, sehingga terdapat 9 bagian.
Luas masing-masing penampang didapat dari 1/3 jarak titik bagi tinggi dikali
dengan jumlah hasil perkalian lebar-lebar yang telah dikalikan dengan faktor masing-
masing. Faktor untuk lebar I (terbawah), lebar II, lebar III, lebar IV, lebar V, lebar VI
dan lebar VII (teratas) masing-masing adalah 0,5; 2; 1,5; 4; 2; 4; 1, atau untuk lebih
rincinya dapat dilihat pada lampiran 5.
Bagian paling depan pada Akil dan paling belakang pada Kimbul dibagi
2 (dua) yang sama panjang;
d. Pada setiap posisi titik bagi termasuk kedua titik ujung dari panjang
diambil penampang melintang tegak lurus pada bidang tengah, sejajar
dengan sekat-sekat melintang kapal atau gading-gading dan diberi
nomor urut mulai dari depan untuk Akil dan dari belakang untuk
Kimbul;
1. Apabila :
catatan:
GT = K1 x V
Dimana :
Dimana:
b. Dalam hal nilai faktor (4d/3D)2 lebih besar dari 1 (satu). Dipergunakan
nilai faktor sama dengan 1.
Lbp : 90 meter
Lwl : 93 meter
B : 16 meter
H : 7 meter
T : 5,9 meter
V : 14 knot
Nomor-Nomor 5 4 3 2 1
Penampang
Tinggi Seluruhnya
Geladak Lengkung
Koreksi Geladak
Lengkung
Tinggi Perhitungan 0 5.016 6.026 6.242 0
JarakTitik Bagi Dari
Tinggi 0 2.508 3.013 3.121 0
No Lebar Faktor Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar
3 1 0 3.18 1.829 0.296 0
2 4 0 12.672 9.212 6.368 0
1 1 0 0.541 0.26 0.231 0
Jumlah Hasil Kali 0 16.393 11.301 6.895 0
1.00433 1.04033
1/3 Jarak Titik-titik bagi
0 0.836 3 3 0
13.7045 11.3499 7.17309
Luas Penampang
0 5 7 8 0
Panjang 9.532 M
Jarak Titik-Titik Bagi
M
Panjang 2.383
Fakto L.Penampan
No. Penampang r g H.Kali
5 1 0 0
54.8181
4 4 13.704548 9
22.6999
3 2 11.349971 4
7.17309833 28.6923
2 4 3 9
1 1 0 0
106.210
Jumlah hasil kali
= 5
1/3 Jarak Titik bagi 0.79433
panjang = 3
84.3665
Volume
= 6
Total voleme di bawah geladak ukur = Volume bulbows bow + Volume di bawah geladak ukur
= 84,36 + 7934,86
=8019,22
Forecastle Deck
forecastle deck
Panjang 7.01 meter
Jarak titik-titik bagi panjang 2.3374 meter
Hasil
Nomor tinggi lebar luas Faktor kali
Pnmpng Pnmpng
1 0 0 0 0.5 0
1.5 2.20 0.85 1.88 2 3.7532
2 2.20 1.82 4.01 1.5 6.0093
3 2.20 3.75 8.24 4 32.956
4 2.20 5.61 12.35 1 12.3486
Jumlah hasil kali 55.0671
1/3 jarak titik-titik bagi
panjang 0.779
Isi dengan m3 42.90
Main Deck
main deck
Panjang 21.84 meter
4.3679
Jarak titik-titik bagi panjang 6 meter
Tingg
Nomor i lebar Luas Faktor Hasil kali
Pnmpn Pnmpn
g g
1 0.00 0.000 0.00 0.5 0
1.5 2.2 7.972 17.54 2 35.0768
2 2.2 9.803 21.57 1.5 32.3499
11.26
3 2.2 5 24.78 4 99.132
13.59
4 2.2 6 29.91 2 59.8224
13.59
5 2.2 6 29.91 4 119.645
15.31
6 2.2 0 33.68 1 33.682
Jumlah hasil kali 379.708
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 1.456
Isi dengan m3 552.85
Poop Deck
Popdeck
Panjang 16.20 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang 3.24 meter
Fakto
Nomor tinggi lebar Luas r Hasil kali
Pnmpng Pnmpng
1 2.4 14.871 35.69 0.5 17.8452
1.5 2.40 13.75 33.00 2 66.0096
2 2.40 13.63 32.72 1.5 49.0788
3 2.40 13.38 32.10 4 128.419
4 2.40 13.03 31.27 2 62.5392
5 2.40 12.42 29.80 4 119.203
6 2.40 11.31 27.15 1 27.1536
Jumlah hasil kali 470.249
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 1.080
Isi dengan m3 507.87
Boat Deck
boat deck
Panjang 10.80 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang 3.6 meter
Nomor tinggi lebar Luas Faktor Hasil kali
Pnmpng Pnmpng
1 2.4 13.87 33.29 0.5 16.644
1.5 2.40 13.74 32.97 2 65.9472
2 2.40 13.61 32.65 1.5 48.9816
3 2.40 13.31 31.95 4 127.795
4 2.40 12.87 30.88 1 30.876
Jumlah hasil kali 290.244
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 1.200
Isi dengan m3 348.29
Bridge Deck
bridge deck
Panjang 10.80 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang 3.6 meter
Nomor tinggi lebar Luas Faktor Hasil kali
Pnmpng Pnmpng
1 2.4 13.87 33.29 0.5 16.644
1.5 2.40 13.74 32.97 2 65.9472
2 2.40 13.61 32.65 1.5 48.9816
3 2.40 13.31 31.95 4 127.795
4 2.40 12.87 30.88 1 30.876
Jumlah hasil kali 290.244
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 1.200
Isi dengan m3 348.29
Naxigation Deck
navigation deck
Panjang 10.80 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang 3.6 meter
Nomor tinggi lebar Luas Faktor Hasil kali
Pnmpng Pnmpng
1 2.4 13.87 33.29 0.5 16.644
1.5 2.40 13.74 32.97 2 65.9472
2 2.40 13.61 32.65 1.5 48.9816
3 2.40 13.31 31.95 4 127.795
4 2.40 12.87 30.88 1 30.876
Jumlah hasil kali 290.244
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 1.200
Isi dengan m3 348.29
Ambang Palka 1
Ambang Palka 1
Panjang 15.00 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang 5 meter
Nomor tinggi lebar Luas Faktor Hasil kali
Pnmpng Pnmpng
1 0.60 8.20 4.92 0.5 2.46
1.5 0.60 8.20 4.92 2 9.84
2 0.60 8.20 4.92 1.5 7.38
3 0.60 8.20 4.92 4 19.68
4 0.60 8.20 4.92 1 4.92
Jumlah hasil kali 44.28
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 1.667
Isi dengan m3 73.80
Ambang Palka 2
Ambang Palka 2
Panjang 15.00 meter
Jarak titik-titik bagi 5 meter
panjang
Nomor tinggi lebar luas Faktor Hasil kali
Pnmpng Pnmpng
1 0.60 8.20 4.92 0.5 2.46
1.5 0.60 8.20 4.92 2 9.84
2 0.60 8.20 4.92 1.5 7.38
3 0.60 8.20 4.92 4 19.68
4 0.60 8.20 4.92 1 4.92
Jumlah hasil kali 44.28
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 1.667
Isi dengan m3 73.80
Ambang Palka 3
Ambang Palka 3
Panjang 14.40 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang 4.8 meter
Nomor tinggi lebar luas Faktor Hasil kali
Pnmpng Pnmpng
1 0.60 8.20 4.92 0.5 2.46
1.5 0.60 8.20 4.92 2 9.84
2 0.60 8.20 4.92 1.5 7.38
3 0.60 8.20 4.92 4 19.68
4 0.60 8.20 4.92 1 4.92
Jumlah hasil kali 44.28
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 1.600
Isi dengan m3 70.85
Engine Casing
Engine Casing
Panjang 5.40 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang 1.8 meter
Nomor tinggi lebar luas Faktor Hasil kali
Pnmpng Pnmpng
1 2.40 6 14.40 0.5 7.2
1.5 2.40 3 7.20 2 14.4
2 2.40 3 7.20 1.5 10.8
3 2.40 3 7.20 4 28.8
4 2.40 3 7.20 1 7.2
Jumlah hasil kali 68.4
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 0.600
Isi dengan m3 41.04
Jadi total volume adalah = volume dibawah geladak ukur + volume diatas geladak
Nomor-Nomor 7 6 5 4 3 2 1
Tinggi Seluruhnya 6.585 6.676 6.827 6.865 7.106 7.314 7.506
Geladak Lengkung 0.31714 0.3135 0.29932 0.2715 0.23166 0.1835 0.1364
Koreksi Geladak 0.10571 0.09977 0.06116
Lengkung 3 0.1045 3 0.0905 0.07722 7 0.045467
6.47928 6.72722 7.25283
tinggi perhitungan 7 6.5715 7 6.7745 7.02878 3 7.460533
jarak titik bagi dari 1.07988 1.12120 1.12908 1.17146 1.20880
tinggi 1 1.09525 4 3 3 6 1.243422
fakto
no. lebar r lebar lebar lebar lebar lebar lebar lebar
7 1 15.857 15.675 14.966 13.575 11.583 9.175 6.82
6 4 63.4 62.432 57.872 50.016 40.416 30.444 20.264
5 2 31.606 30.668 27.67 23.124 18 12.804 7.738
4 4 62.796 59.8 52.96 43.88 33.972 23.54 14.18
3 2 31.092 29.142 25.292 20.616 15.928 11.358 6.972
2 4 61.82 56.536 47.688 38.3 29.736 21.792 13.732
1 1 14.609 12.931 10.645 8.493 6.464 4.7 3.002
jumlah hasil
kali lebar 281.18 267.184 237.093 198.004 156.099 113.813 72.708
1/3 Jarak titik 0.36508 0.37373 0.37636 0.39048 0.40293
bagi 0.35996 3 5 1 8 5 0.414474
luas 101.213 97.5444 88.6099 74.5210 60.9547 45.8592
penampang-A 7 3 1 1 5 6 30.13558
Panjang 21.6 m
Jarak Titik-Titik Bagi
m
Panjang 3.6
No. Fakt L.Penampa
Penampang or ng H.Kali
101.213
7 1 101.2137 7
390.177
6 4 97.54443 7
177.219
5 2 88.60991 8
4 4 74.52101 298.084
121.909
3 2 60.95475 5
2 4 45.85926 183.437
30.1355
1 1 30.13558 8
1302.17
Jumlah hasil kali
= 7
1/3 Jarak Titik bagi
panjang = 0.6
781.306
Volume
= 4
Nomor-Nomor 7 6 5 4 3 2 1
Tinggi Seluruhnya 6.304 6.304 6.304 6.304 6.304 6.508 6.585
Geladak Lengkung 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.3184 0.31714
Koreksi Geladak 0.10666 0.10666 0.10666 0.10666 0.10666 0.10613 0.10571
Lengkung 7 7 7 7 7 3 3
6.19733 6.19733 6.19733 6.19733 6.19733 6.40186 6.47928
tinggi perhitungan 3 3 3 3 3 7 7
jarak titik bagi dari 1.03288 1.03288 1.03288 1.03288 1.03288 1.06697 1.07988
tinggi 9 9 9 9 9 8 1
fakto
no. lebar r lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr
7 1 16 16 16 16 16 15.92 15.857
6 4 64 64 64 64 64 63.808 63.4
5 2 32 32 32 32 32 31.834 31.606
4 4 64 64 64 64 64 63.38 62.796
3 2 31.998 31.998 31.998 31.998 31.998 31.566 31.092
2 4 63.972 63.972 63.972 63.972 63.972 62.984 61.82
1 1 15.699 15.699 15.699 15.699 15.699 15.329 14.609
jumlah hasil kali
lebar 287.669 287.669 287.669 287.669 287.669 284.821 281.18
1/3 Jarak titik 0.34429 0.34429 0.34429 0.34429 0.34429 0.35565
bagi 6 6 6 6 6 9 0.35996
luas penampang- 99.0433 99.0433 99.0433 99.0433 99.0433 101.299 101.213
A 7 7 7 7 7 2 7
Panjang 21.6 m
Jarak Titik-Titik Bagi
m
Panjang 3.6
No. Fakto L.Penampan
Penampang r g H.Kali
99.0433
7 1 99.04337 7
396.173
6 4 99.04337 5
198.086
5 2 99.04337 7
396.173
4 4 99.04337 5
198.086
3 2 99.04337 7
405.196
2 4 101.2992 9
101.213
1 1 101.2137 7
1793.97
Jumlah hasil kali
= 4
1/3 Jarak Titik bagi
panjang = 0.6
1076.38
Volume
= 5
Luasan Ruang Muat 2
Nomor-Nomor 7 6 5 4 3 2 1
Tinggi Seluruhnya 6.531 6.471 6.393 6.336 6.304 6.304 6.304
Geladak Lengkung 0.3167 0.31766 0.31858 0.31924 0.32 0.32 0.32
Koreksi Geladak 0.10556 0.10588 0.10619 0.10641 0.10666 0.10666 0.10666
Lengkung 7 7 3 3 7 7 7
6.42543 6.36511 6.28680 6.22958 6.19733 6.19733 6.19733
tinggi perhitungan 3 3 7 7 3 3 3
jarak titik bagi dari 1.07090 1.06085 1.04780 1.03826 1.03288 1.03288 1.03288
tinggi 6 2 1 4 9 9 9
fakto
no. lebar r lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr
7 1 15.835 15.883 15.929 15.962 16 16 16
6 4 63.356 63.784 63.784 63.828 64 64 64
5 2 30.084 31.288 31.61 31.832 32 32 32
4 4 55.808 60.148 62.124 63.256 64 64 64
3 2 26.6 29.02 30.586 31.496 31.998 31.998 31.998
2 4 50.504 56.32 60.284 62.844 63.972 63.972 63.972
1 1 11.491 13.166 14.468 15.264 15.699 15.699 15.699
jumlah hasil kali
lebar 253.678 269.609 278.785 284.482 287.669 287.669 287.669
1/3 Jarak titik 0.35696 0.35361 0.34926 0.34608 0.34429 0.34429 0.34429
bagi 9 7 7 8 6 6 6
luas penampang- 90.5550 95.3384 97.3704 98.4558 99.0433 99.0433 99.0433
A 6 4 1 5 7 7 7
Panjang 21.6 m
Jarak Titik-Titik Bagi
m
Panjang 3.6
No. Fakt L.Penampa
Penampang or ng H.Kali
90.5550
7 1 90.55506 6
381.353
6 4 95.33844 7
194.740
5 2 97.37041 8
393.823
4 4 98.45585 4
198.086
3 2 99.04337 7
396.173
2 4 99.04337 5
99.0433
1 1 99.04337 7
1753.77
Jumlah hasil kali
= 7
1/3 Jarak Titik bagi
panjang = 0.6
1052.26
Volume
= 6
4. TONASE
= 10427,22 m3
= 0,28
K1= Interpolasi
INTERPOLASI
10000 0.3
10427,22 ?
15000 0.305
= 0.280 x 10427,22
= 2923
Dimana :
= 2909,96
= 0.289
K3 = 1,25 ((GT + 10.000)/10,000)
= 1,25
=7m
= 5,9 m
=0
=0
N1+N2 = 0
Sehingga,
Pengujian :
30 % x GT = 30 % x 292274
= 318
Nilai NT memenuhi syarat 30% dari GT, karena nilai NT lebih besar dari nilai 30%
GT. Seingga NT yang diambil adalah 318
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Pada tugas mata kuliah “GENERAL ARRANGEMENT AND TONASE” diberi
2 sub tugas yaitu menyelesaikan paletakan ruanagn, perhitungan dan gambar dari:
a. General arrangement (rencana umum) yang meliputi penetuan letak - letak ruangan
yang ada di atas kapal.
b. Tonase yaitu menghitung Tonase bersih (NT) dan Tonase kotor (GT) dengan
tujuan untuk mengetahui biaya yang harus dibayarkan pada saat kapal bersandar di
pelabuhan untuk melakukan bongkar muat.
c. Dalam penentuan luas kamar tiap crew kapal termasuk kapten, untuk kapal dengan
DWT diatas 3000 ditentukan berdasarkan layout atau berdasarkan kebutuhan
6.2. Saran
1. Perlunya pemahaman dan pemberian materi yang sama oleh tiap Dosen
Pembimbing agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengerjaan tugas
2. Reverensi yang di gunakan kadang tidak dimengerti, oleh karena itu
diharapkan agar dosen dapat memberikan bimbingan tambahan kepada
mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA