Anda di halaman 1dari 155

GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jasa transportasi laut telah dimanfaatkan sejak dulu. Terbukti dengan
kemampuan pelaut-pelaut kita menjelajahi dunia dengan segala keterbatasan perahu
Pinisi, Pengembangan perdagangan juga memanfaatklan jasa laut. Hal ini disebabkan
karena penggunaan kapal laut jauh lebih murah dibandingkan dengan jasa dirgantara,
kapasitas muat yang lebih banyak dan lain-lain.

Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan akan kapal laut tidak bisa di tunda lagi.
Semakin ketatnya persaingan dibidang ekonomi, sosial, politik dan pertahanan
keamanan merupakan motivasi bagi kita untuk meningkatkan kemampuan didalam
mendesain suatu kapal yang direncanakan dalam pengoperasiannya layak teknis dan
layak ekonomis,serta mampu bersaing dengan negara-negara lain.

1.2. Permasalahan
Setelah melalui proses Prarancangan Kapal dan Lines Plan & Hydrostatic Curve
yang dikerjakan pada Semester sebelumnya, maka tahap selanjutnya adalah pembuatan
Rencana Umum dan Tonase.

1.3. Batasan Masalah


Batasan masalah akan dititik beratkan pada :

1. Penggambaran Rencana Umum berdasarkan ketentuan dari Biro Klasifikasi


dan Pemerintah.
2. Proses perhitungan Tonase yang mengacu pada ketentuan yang berlaku.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 1
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

1.4. Maksud Dan Tujuan


a. Maksud
Tugas dalam mata kuliah “Rencana Umum dan Tonase” ini dimaksudkan agar
mahasiswa mengetahui peletakan–peletakan ruangan, tangki, alat angkat, dan lain
sebagainya.

b. Tujuan
Adapun tujuan dari tugas ini adalah :

1. Mahasiswa mampu memahami teori dasar dalam perancangan kapal dan


langkah - langkah penggambarannya.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tata letak dari pembagian ruangan – ruangan
diatas kapal.
3. Mahasiswa mampu merencanakan deck, tangki-tangki, ruangan-ruangan pada
deck, alat angkat, serta alat keselamatan diatas kapal. Dari perencanaan itu
diharapkan dapat membuat rancangan sesuai kebutuhan owner.
4. Mahasiswa mampu membuat gambar Rencana Umum dan menghitung
Tonasenya.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 2
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Rencana Umum


Desain rencana umum dan tonase ( general arrangement ) merupakan sebuah
aspek utama didalam merencanakan sebuah bangunan kapal. Didalam merencanakan
sebuah kapal ada beberapa factor yang sangat berpengaruh terhadap rencana umum
pada kapal kargo ( General Cargo ) yaitu harus bisa di pastikan bahwa muatan yang
direncanakan harus dengan biaya semurah mungkin didalam ruang muat yang di
desain, juga harus dipastikan muatan dalam keadaan yang baik sampai ditempat tujuan
dan dengan metoed bongkar muat yang cepat dan ekonomis. Ada 3 aspek penting
dalam mendesain general arrangement yaitu :

Rencana umum meliputi deskripsi rancangan tata letak ruangan, area dan
peralatan/perlengkapan kapal
Desain rencana umum merupakan analisis kebutuhan ruang dan area
peralatan/perlengkapan serta detail perhitungannya.
Visualisasi desain rencana umum berbentuk gambar yang memperlihatkan
tampak atas masing-masing geladak, tampak samping, tampak depan, dan
tampak belakang kapal.

Desain General Arrangement harus mempertimbangkan kesesuaian dengan


rencana garis yang telah di kembangkan, kesesuaian terhadap DWT, kapasitas dan
kecepatan yang dbutuhkan. General arrangement digunakan untuk beberapa kegunaan,
tidak hanya sekedar menunjukan jenis kapal dan featurenya , Galangan kapal juga
menggunakan untuk membuat kalkulasi awal biaya pembangunan kapal serta sebagai
dasar untuk membuat detail drawing.

Proses rancangan general arrangement disusun dan dikembangkan secara


gradual atau berjenjang satu persatu mulai dari tahap trial, evaluasi dan perbaikan.
Tentang beberapa permasalahan dalam rancangan general arrangement, maka
pendekatan pertama yang dilakukan untuk penyelesaiannya adalah minimal
berdasarkan informasi berikut :

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 3
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Besar kebutuhan ruang muat didasarkan dari jenis dan jumlah muatan.
Metode penyimpanan dan system penanganan muatan,
Besar kebutuhan kamar mesin didasarkan dari jenis dan BHP atau SHP
mesin
Besar kebutuhan ruang akomodasi didasarkan dari jumlah awak kapal,
penumpang dan standar akomodasi.
Besar kebutuhan tanki-tanki, utamanya tanki bahan bakar dan tolak bara
(ballast) didasarkan dari jenis mesin bahan bakar dan jarak pelayaran.
Ukuran standar pembagian ruangan dan batasan jarak sekat melintang
Perkiraan ukuran utama meliputi panjang, lebar, tinggi dan sarat kapal.
Perkiraan rencana garis.

Tata letak GA dilakukan untuk mengalokasikan ruang-ruang utama yang


didasarkan informasi diatas, sekat ceruk haluan dan buritan serta alas ganda, dipasang
berdasarkan aturan/regulasi lambung kapal. Sekat melintang lainnya diletakkan guna
memenuhi syarat pembagian ruangan yang didasarkan pada prarancangan kurva
kebocoran / lengkung sekat. Geladak-geladak ditempatkan sesuai dengan
mempertimbangkan ruang muat, permesinan, akomodasi dan lain-lain serta persyaratan
kekuatan kapal. Kelonggaran ruangan karena deduksi struktur harus
mempertimbangkan besar kebutuhan dan tinggi geladak.

Kapal-kapal modern menggunakan sheer yang berfungsi untuk menjamin


kebutuhan freeboard yang disyaratkan oleh regulasi, kompensasi bisa dilakukan dengan
menambah tinggi geladak pada tengah kapal, kebutuhan freeboard yang lebih tinggi
bisa dilakukan dengan menambah tinggi poop deck dan atau forecastle deck.
Tinggi geladak accomodasi tidak boleh kurang dari 2,4 meter untuk memastikan
kecukupan head room untuk ABK atau penumpang setelah dikurangi tinggi beam serta
kabel dan pipa ventilasi dll.Geladak akomodasi sebaiknya dibangun tanpa camber
untuk memudahkan pemasangan furniture, blok akomodasi sedapat mungkin dibangun
dengan dinding yang lurus tanpa curvature.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 4
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Pada sisi Poop deck harus terdapat ruang terbuka sebagai tempat berjalan
dengan lebar 800 hingga 1000 mm ditambah 300 hingga 400 mm untuk penyimpanan
tangga akomodasi. Bagian belakang Poop deck harus terdapat ruang terbuka paling
kurang 5 meter dari stern untuk memberi ruang yang cukup bagi penempatan mesin-
mesin geladak pada bagian buritan, seperti capstan, bollard, winch, emergency exit
ruang kemudi. Bagian depan blok akomodasi biasanya merupakan penerusan dari sekat
depan kamar mesin.

2.2. Pembagian Lambung Kapal


Berdasarkan Buku Rencana Umum oleh Gaguk Suhardjito ( Hal. 4 - 6 )
Lambung kapal dibagi secara melintang oleh sekat-sekat.
Sekat tubrukan (Collision Bulkhead) pada stem(linggi haluan) berjarak (0,05 –
0,08) LBP dari FP, untuk kapal penumpang berjarak 0,05 LBP + 3,5 meter, sekat
tubrukan harus menerus hingga main deck lebih lanjut hingga ke Fore castle deck,
bukaan yang terdapat pada sekat antara main deck dan fore castle deck harus
ditutup dengan pintu kedap air.
Propeller post pada stern –ujung belakang dari bagian lambung bawah air- harus
memberikan aliran air yang baik untuk propeller, Posisi propeller post yang sesuai
berjarak antara 0,035 hingga 0,040 LBP didepan AP, pada bagian ini seringkali
dibuat stern bulb untuk meningkatkan kinerja propeller atau bahkan bentuk stern
asimetri.
Sekat tabung poros (Stern tube bulkhead) sekat bagian belakang ruang mesin paling
kurang harus berjarak 3 jarak gading dari ujung stern tube, sekat ini haris menerus
hingga poop deck
Sekat depan kamar mesin dilokasikan sejauh mungkin kebelakang untuk memberi
kapasitas ruang muat yang lebih besar, pada umumnya lokasi sekat depan kamar
mesin berjarak 17% hingga 22% didepan AP, lokasi sekat ini pada satu sisi
tergantung dari panjang mesin pada sisi lain tergantung pada fullness (kegemukan)
kapal, kapal-kapal high blok(gemuk) memberikan ruang yang lebih besar pada
lantainya dibanding dengan kapal langsing.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 5
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Sekat ruang muat , jumlah sekat pada ruang muat tergantung pada tuntutan
keamanan atau pemisahan muatan. Jumlah minimum sekat ruang muat termasuk
sekat tubrukan, Stern tube bulkhead, sekat depan kamar mesin untuk
 Panjang kapal 65 meter diperlukan 3 sekat (tidak diperlukan tambahan
sekat di Ruang muat)
 Panjang kapal 85 meter diperlukan 4 sekat (satu tambahan sekat pada
ruang muat) selanjutnya untuk setiap penambahan panjang 20 meter
diperlukan tambahan sekat 1 (satu) buah
Double Bottom, Untuk kapal dengan panjang tidak lebih dari 50 meter tidak
disyaratkan adanya Double bottom, untuk kapal yang besar klasifikasi
mensyaratkan double bottom mulai dari sekat tubrukan hingga sekat tabung buritan
(stern tube bulkhead) , tinggi Double bottom adalah h= 0,35 + 0,045 B, untuk
alasan praktis dimana orang bisa bekerja didalamya, tinggi double bottom paling
tidak adalah 0,75 meter. Pada kamar mesin, tinggi double bottom disesuaikan
dengan dengan kebutuhan tinggi fondasi mesin, pada umumnya lebih tinggi
dibanding double bottom yang ada di ruang muat.
Penggunaan Double Bottom, Ruang double bottom bisa digunakan untuk air tawar,
ballast, bahan bakar dan waste oli tetapi tidak untuk air minum, Minyak pelumas
hanya dapat disimpan di double bottom bila kapal memiliki separator (purifier)
untuk menghindari kontaminasi air laut dan atau kotoran lainnya. Semua tangki
ballast harus bersih, tidak bisa digunakan untuk untuk bahan bakar atau minyak
pelumas, antara tangki minyak dan tangki air harus dipisahkan oleh koferdam untuk
menghidari kontaminasi akibat kebocoran, Peak tanks (tangki ujung) depan dan
belakang hanya digunakan sebagai tangki ballast dan tangki trim.
Main deck, area antara sekat depan blok akomodasi dan sekat tubrukan digunakan
untuk lubang palka ( cargo hatches ) dan rumah geladak ( deck houses ), lubang
palka harus memiliki panjang total sebesar 0.5 LBP, lebar lubang palka dibuat
selebar mungkin untuk memudahkan bongkar muat dan menghindari kerusakan
muatan, lebar palka 0.8 Bmld harus bias dicapai. Tinggi lubang palka ( hatches )
ditentukan oleh tipe penutup palka ( hatch cover ), tipe cargo dan total volume
cargo yang diinginkan, tinggi minimum hatch sekitar 1.1 meter, panjang hatch
( lubang Palka ), ruang penyimpanan hatch cover ( penutup palka ), gang

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 6
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

( walkways) dari sisi kiri kapal ke sisi kanan kapal, dan panjang rumah geladak
harus di desain secara sesuai.
Lebar geladak (deck) pada ujung-ujung kapal, Fore castle deck harus memiliki lebar
yang cukup untuk instalasi windlass dan mesin-mesin/peralatan lainnya yang
berhubungan dengan mooring (penambatan) dan anchoring (jangkar), kebutuhan
lebar fore castle akan tercukupi bila gading (frame) 5% LBP dibelakang Fp
memiliki lebar pada fore castle selebar (0,5 hingga 0,6) Bmld. Poop deck akan
memiliki lebar yang cukup bila pada ujung belakang geladak memiliki lebar (80%
hingga 95%) Bmld.
Jarak Gading (Frame spacing), jarak gading normal/main frame (ao) untuk daerah
0,1 dari sekat tubrukan dan sekat buritan, untuk LBP < 100 m adalah :
ao = L/500 + 0,48 m ( biasanya diambil 0,6 meter )

2.3. Blok Akomodasi (Rencana Umum oleh Gaguk Suhardjito Hal. 7 )


Pada saat mendesain blok akmodasi kapal cargo hal utama yang harus
diperhatikan adalah jumlah geladak dimana blok akomodasi berada, pertimbangannya
adalah adanya visibilitas dari wheelhouse ke forecastle deck atau melampaui hambatan
maximum visibilitas yang diakibatkan oleh kontainer.

2.4. Pembagian Geladak


Pembagian pada geladak yaitu :
Navigation Deck
Pada geladak ini ditempatkan ruangan navigasi, ruang radio, ruang
baterai dan ruang peta. Peralatan-peralatan navigasi diletakkan pada
ruangan navigasi diantaranya nautical almanac, Global Positioning
System (GPS), depth sounder gear, compass, radio direction finder,
radar, telegraph, voice tube dan telephone. Selain itu terdapat pula lampu
samping pada starboard side dan portside pada fly wheel house.
Bridge Deck
Pada geladak ini ditempatkan akomodasi crew, kantor dan beberapa
fasilitas beberapa crew diantaranya Kapten, Chief Engineer, dan First
Engineer.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 7
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Boat Deck
Selain tempat akomodasi crew, pada boat deck ditempatkan sekoci disisi
sampingnya ataupun bagian belakang. Adapun crew yang ditempatkan
di boat deck meliputi muallim I, Radio Operator, Masinis I, Masinis II.
Pada geladak ini terdapat beberapa fasilitas. Boat Deck juga disebut
geladak sekoci karena di identikkan dengan peletakan sekoci.
Poop Deck
Pada sisi poop deck harus terdapat ruang terbuka sebagai tempat
berjalan dengan lebar 800-1000 mm ditambah 300-400 mm untuk
penyimpanan tangga akomodasi. Bagian belakang pada poop deck harus
terdapat ruang terbuka paling kurang 500mm dari system untuk memberi
ruang yang cukup bagi penempatan mesin-mesin geladak pada bagian
buritan, diantaranya capstan, bollard, winch, emergency exit ruang
kemudi.
Main Deck
Geladak utama merupakan geladak yang menerus selebar kapal dan
memanjang dari linggi satu ke linggi lainnya. Pada geladak utama juga
ditempatkan geladak akomodasi, alat angkat berserta perlengkapannya,
ventilator, dan ambang palka.
Forecastle Deck
Forecastle deck atau geladak akil degunakan untuk tempat alat-alat
tambat seperti bollard, windlass, jangkar haluan dan lain-lain. Forecastle
deck terletak pada haluan kapal.

2.5. Pembagian Ruang dibawah Deck Utama


Dibawah deck utama diletakkan beberapa ruangan diantaranya :

Ruang Muat
Fungsi dari ruang muat yaitu merupakan penempatan muatan yang telah
direncakan. Dimensi ruang ditentukan oleh jarak dari sekat tubrukan sampai sekat
kamar mesin. Menurut peraturan BKI panjang ruang muat tidak boleh melebihi 30
meter. Oleh karena itu dibuatkan sekat melintang atau sekat ruang muat yang berfungsi

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 8
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

sebagai penambah kekuatan melintang dan memanjang kapal. Muatan kapal (cargo)
merupakan objek dari pengangkutan dalam system transportasi laut, dengan
mengangkut muatan sebuah perusahaan pelayaran niaga dapat memperoleh pendapatan
dalam bentuk uang tambang (freight) yang sangat menentukan dalam kelangsungan
hidup perusahaan dan membiayai kegiatan dipelabuhan.
Muatan kapal merupakan segala macam bentuk barang dan barang dagangan
yang diserahkan kepada pengangkut untuk diangkut dengan kapal, guna diserahkan
kepada orang/barang dipelabuhan atau pelabuhan tujuan atau merupakan seluruh jenis
barang yang dapat dimuat ke kapal dan diangkut ketempat lain baik merupakan bahan
baku atau hasil produksi dari suatu proses pengolahan.

Geladak Antara ( tween deck )


Pembagian ketinggian yang tepat diatas dasar ganda antara penyimpanan (hold)
dengan geladak (deck) tergantung pada kondisi perdaganan (volume dan jenis muatan).
Tinggi geladak antara bisa berkisar antara 2,4 dan 3,0, geladak antara bawah berkisar
2,7 dan 4,6 m dan dasar ruang antara 3,0 dan 6,1m. umumnya dasar ruang kargo
ketinggian terbatas sekitar 5,5 m atau kurang guna meminimalkan kerusakan muatan
atau peremukan muatan.

Kamar Mesin

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 9
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Kamar mesin diletakkan pada buritan kapal tepatnya setelah ceruk buritan.
Dimensi kamar mesin ditentukan menurut dimensi mesin yang digunakan agar mesin
dapat diakomodasi dengan baik. Fungsi peletakan pada kamar mesin yaitu :
- Tempat menata letak mesin utama ( ME dan AE )
- Peralatan botol angina dan compressor
- Panel utama dan panel bantu ( penerangan, pompa dan alat kancing)
- Ruang pengaturan pompa-pompa
Beberapa prinsip-prinsip harus diikuti dalam mengatur pemilihan lokasi ruang
mesin dan bentuk ruang mesin, antara lain :
- Memberikan akses yang cukup dalam penginstalan, pengoperasian, dan
pelayanan mesin.
- Meminimalkan gangguan atau konflik antar fungsi-fungsi utama kapal-kapal
komersial, terutama dalam mengangkut kargo.
- Kemampupadanan (kompatibilitas) antara besar atau berat mesin dengan
peletakan sekat kedap air terhadap stabilitas kapal dan standar pembagian
ruangan atau peletakan sekat-sekat.
- Menghindari trim yang esktrim dalam berbagai kondisi pemuatan kapal karena
besar atau berat mesin penggerak kapal
- Panjang poros yang wajar antara unit penggerak (drive) dan baliing-baling
(propeller).

Panjang ruang mesin sangat penting, di samping lokasi dan kebutuhan ruang,
karena dalam desain kapal panjang ruang mesin merupakan faktor yang berpengaruh
berdasar floodable lenght (kebocoran).

Ceruk Haluan
Fungsi dari ceruk haluan adalah
- Berfungsi sebagai penampung air ballast( Ballast Tank ) yang tujuannya sebagai
pengatur trim atau stabilitas kapal. Tidak menutup kemungkinan bahwa peletakan
tanki ballast pada haluan kapal dan disesuaikan perencanaan. Persyaratan peletakan
tangki ballasr dihaluan apabila pada double bottom tidak mencukupi untuk
peletakan ballast tersebut.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 10
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

- Sebagai tempat bak rantai jangkar ( Chain Locker ) dan kotak lumpur (Mud Box)

Ceruk Buritan
Ceruk buritan juga bisa berfungsi sebagai tempat tanki ballast tetapi sama
halnya pada ceruk haluan bahwa penempatan tangki ballast pada buritan tergantung
dari perancangan dengan syarat tertentu. Ceruk buritan juga berfungsi sebagai tempat
gudang tali temali, rantai jangkar dan alat tambat lainnya.

Alas Ganda ( Doublle Bottom )


Fungsi dari alas ganda adalah untuk manambah kekuatan memanjang kapal,
sebagai tempat penempatan tanki, apabila kapal bocor maka air tidak seluruhnya akan
masuk dalam kapal. Pada ruangan ini diletakkan beberapa jenis tangki, diantaranya
tangki bahan bakar ( fuel oil tank ), tanki air tawar ( fresh water tank ), tangki minyak
diesel ( diesel oil tank ). Selain itu juga ditempatkan tanki ballast ( ballast tank ).

2.6. Number of Crew ( Rencana Umum oleh Gaguk Suhardjito ( Hal. 7- 9 )


Dalam penentuan jumlah awak kapal tergantung dari
Ukuran kapal
Type kapal
Tingkat otomatisasi mesin penggerak
Radius dan wilayah pelayaran
Adapun rumus untuk menghitung kebutuhan awak kapal yaitu :
Jumlah Awak kapal yang direncanakan harus kurang dari atau sama dengan hasil
persamaan berikut :
Zc = Cst [ Cdk ( CN/1000 )1/6 + Ceng ( BHP/1000 )1/3 + cadets ]
Social order on board of ship : Dr. Ing. Hans W. Schlott
Dimana :
Cst = koefisien steward deck ( 11.2 – 1.33 )
Cdk = koefisien deck department ( 11.5 – 14.5 )
Ceng = koefisien engine department ( 8.5 – 11.0 )
BHP = tenaga mesin ( HP)
Cadet = perwira tambahan / tamu

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 11
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

CN = ( L x B x H ) / 1000

Penentuan jumlah crew telah ditetapkan di prarancanagan dengan hasil crew yaitu 19
orang
Menurut peraturan pemerintah, menyatakan bahwa awak kapal adalah orang
yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk
melakukan tugas diatas kapal sesuai dengan jabatan tertentu. Pemerintah bertanggung
jawab dalam menentukan awak minimum kapal yang didasarkan pada berbagai
undang-undang dan amandemen guna memperjelas penerapan undang-undang tersebut.
Susunan awak kapal niaga yang berlayar terdiri dari :
- Seorang nahkoda ( master ) adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan
umum di atas kapal yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perwira kapal (officer
enginer) adalah para muallim dan masinis. Rating adalah awak kapal selain
nahkoda dan perwira.
- Muallim adalah perwira kapal bagian dek. Masinis adalah perwira kapal bagian
mesin. Operator radio adalah perwira kapal yang bertanggung jawab atas tugas jaga
radio.
- Serang adalah kepala kerja seluruh bintara dan tantama bagian dek. Juru mudi (able
bodied seaman) adalah tantama bagian dek. Kelasi (ordinary sailor) adalah tantama
bagian dek. Koki (juru masak kepala) adalah yang mengurus perbekalan makanan
diatas kapal selain kapal penumpang
- Mandor mesin adalah kepala kerja bantara dan tantama bagian mesin. Juru minyak
(oiler) adalah tantama bagian mesin.
Konstruksi dari ruang akomodasi menurut Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J
(1980) menyatakan bahwa, ruang-ruang akomodasi harus dikonstruksikan
menggunakan material tahan api dan memenuhi atau sesuai dengan metode khusus
untuk perlindungan kebakaran. Tangga-tangga dan koridor sebagai sarana untuk
melarikan diri memiliki persyaratan perlindungan kebakaran khusus. Ruang awak harus
terosilasi dari panas, dingin dan kondensasi dan peletakan skeat-sekat pada lokasi yang
tepat harus kedap air dan gas (odorproof).

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 12
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

2.7. Pembagian Ruang


1) Cabin ( Ruang Tidur )
Peraturan menurut Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa
Cabin harus diletakkan di atas gairs air muat di tengah atau di belakang kapal.
Perencanaannya yaitu :
Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat cahaya
matahari.
Bridge Deck terdapat ruang tidur Kapten dan Radio Operator.
Boat Deck terdapat ruang tidur Chief Officer, Chief Engginer.
Poop Deck terdapat ruang tidur Second Officer, Second Engineer dan
Electrician dan Quarter Master.
Main Deck terdapat ruang tidur Chief Cook, Assistant Cook, Oiler, Fireman,
Boatswain, Seaman, Steward and Boys.
Luas lantai untuk ruang tidur tidak boleh kurang daru 2.78 m2 untuk kapal diatas
3000 BRT.
Tinggi ruangan dalam keadaan bebas minimum 190 cm.
Adapun perabot dalam ruang tidur yaitu :
1. Ruang tidur kapten :
- Tempat tidur single bed
- Lemari pakaian
- Sofa
- Meja tulis dengan kursi putar
- TV
- Kamar mandi
- Bathtub
- Shower
- Wash Basin
- WC

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 13
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

2. Ruang tidur perwira :


- Tempat tidur single bed
- Lemari pakaian
- Sofa
- Meja tulis dengan kursi putar
- Kamar Mandi
- Shower
- Wash Basin
- WC
3. Ruang tidur bintara
- Tempat tidur susun untuk dua orang
- Lemari pakaian
- Meja tulis dengan kursi putar

Adapun ukuran perabot dalam ruang tidur yaitu :


1. Tempat tidur
- Ukuran tempat tidur minimal 190 x 68 cm
- Syarat untuk tempat tidur bersusun :
 Tempat tidur bawah berjarak 40 cm dari lantai
 Jarak antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm
 Jarak antara tempat tidur atas dan langit-langit 60 cm
 Jarak antar deck diambil 240 cm
2. Lemari pakaian
Lemari pakaian misalnya berukuran 60 x 60 x 60 cm
3. Meja tulis
Adapun ukuran meja tulis yaitu 80 x 50 x 80 cm
2) Ruang Makan ( Mess Room )
menurut Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa
1. Harus cukup menampung seluruh awak kapal.
2. Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang makan yang
terpisah antara perwira dan bintara.
3. Letak ruang makan sebaiknya dekat dengan pantry dan galley ( dapur ).

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 14
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

3) Sanitary Accomodation
menurut Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa
1. Jumlah WC minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.
2. Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas
sanitary di tempat itu.
3. Toilet dan shower untuk deck department, Catering department harus
disediakan terpisah.
4. Fasilitas sanitari minimum yaitu :
- 1 bath tub atau shower untuk 8 orang
- 1 WC untuk 8 orang
- 1 wash basin untuk 6 orang atu kurang

4) Hospital Accomodation
menurut Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa Sesuai
dengan persyaratan bahwa untuk kapal yang berlayar lebih dari 3 hari dengan
awak kapal lebih dari 15 orang harus dilengkapi dengan hospital
accommodation yang dilengkapi obat-obatan, wash basin, toilet serta shower.
Harus tersedia tempat tidur minimal 1 buah dan maksimal 6 buah.

5) Kantor ( Ship Office )


menurut Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa
Dilengkapi dengan meja tulis dengan kursi putar ( untuk kapten, Chief Officer,
Chief Engineer ) serta lemari buku.

6) Dry Profision and cold storage room


1. Dry profision room
Dry profision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah yang tidak
memerlukan pendinginan dan harus dekat dengan galley dan pantry.

2. Cold storage room


- Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan
tersebut tetap segar dan baik selama berlayar.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 15
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

- Temperature ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan untuk


menyimpan daging suhu maksimum adalah -22o C sedangkan untuk
menyimpan sayuran suhu maksimum adalah -12o C.
- Luas profision store yang dibutuhkan untuk satu orang awak kapal
adalah 0.8-1 m2.

7) Dapur ( Galley )
1. Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.
2. Luas lantai 0.5 m2 / Awak kapal.
3. Harus dilengkapi dengan exhaust fan dan ventilasi untuk menghisap debu
dan asap.
4. Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley
dengan sleeping room.

8) Ruang Navigasi ( Navigation Room )


1. Ruang Kemudi ( Wheel House )
- Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan kedepan
dan kesamping tidak terhalang atau view dengan visibility 360o.
- Flying wheel house lebarnya dilebihkan 0.5 meter dari lebar kapal,
untuk mempermudah waktu berlabuh.
- Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.

Gambar jarak pandang dari wheel house

2. Ruang Peta ( Cart Room )


- Terletak didalam ruang wheel house.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 16
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

- Ukuran ruang peta 2.4 m x 2.4 m


- Ukuran meja peta 1.8 m x 1.2 m
- Antara ruang peta dan wheel house bisa langsung berhubungan sehingga
perlu dilengkapi dengan jendela atau tirai yang dapat menghubungkan
keduanya.
3. Ruang Radio ( Radio Room )
- Diletakkan setinggi mungkin diatas kapal dan harus terlindungi dari air
dan gangguan suara
- Ruang ini harus terpisah dari kegiatan lain.
- Ruang tidur radio operator harus terletak sedekat mungkin dan dapat
ditmpuh dalam waktu 3 menit.

4. Battery Room
Battery room merupakan tempat untuk menyimpan emergency sourse of
electrical power ( ESEP ). ( Ship Design And Construstion 1980 )
- Terletak ditempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising akan
mengganggu.
- Harus mampu mensuply kebutuhan listik minimal 3 jam pada saat
darurat.
- Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22.5o atau kapal
mengalami trim 10o.

9) Lain-lain
menurut Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa awak
harus memiliki layanan binatu, fasilitas pengeringan pakaian atau pengeringan
ruang, akomodasi rekreasi. Pemanas ruang awak adalah untuk mempertahankan
suhu minimum 21 dalam kondisi normal. Awak disediakan dengan lampu tidur
(berthlights) kecuali dalam bidang-bidang seperti dianggap bebas serangga,
ventiasi udara dan pintu harus dilengkapi dengan layar serangga, kecuali AC.

2.8. Pintu, Jendela dan Tanggga


1) Pintu

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 17
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

5. Pintu baja kedap cuaca ( Ship Steel Water Tight Door )


- Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan
cuaca bebas.
- Tinggi : 1800 mm
- Lebar : 800 mm
- Tinggi ambang : 300 mm

2) Pintu Dalam
- Tinggi : 1800 mm
- Lebar : 750 mm
- Tinggi ambang : 200 mm

3) Lorong
Lorong harus dipastikan mudah untuk dilewati dengan lebar minimum
lorong yaitu 80 cm.

4) Jendela

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 18
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

6. Jendela bundar tidak dapat dibuka ( Menurut DIN ISO 1751 )


direncanakan menggunakan jendela bundar type A dengan ukuran
diameter 400 mm
7. Jendela empat persegi panjang, direncanakan :
- Panjang ( W1 ) = 400 mm tinggi ( h1 ) = 560 mm

- Radius ( r1 ) = 50 mm tinggi ( h1 ) = 800 mm

- Panjang ( W1 ) = 500 mm tinggi ( h1 ) =800 mm


- Radius ( r1 ) = 100 mm
 Untuk wheel house
Berdasarkan symposium on the design of Ships budges :
- Semua jendela bagian depan boleh membentuk 15O.
- Bagian sisi bawah jendela harus 1.2 meter di atas deck
- Jarak antara jendela tidak boleh kurang dari 100 mm

5) Tangga ( Ladder )
 Accommodation Ladder
Accommodation ladder diletakkan menghadap belakang kapal.
Sedangkan untuk menyimpannya di letakkan di poop deck ( diletakkan
segaris dengan railing / miring ) sudut kemiringan diambil 45O.
LWT = Displ – DWT
Sarat kapal kosong ( Tε ) = LWT / ( L x B x Cb x 1.0075 x 1.025 )
Karena tangga akomodasi diletakkan di poop deck, maka :
A = ( H + 2.4 ) –Tε
Jadi :
Panjang tangga akomodasi adalah ( L ) = a / sin 45O
Dimensi tangga akomodasi : ( direncanakan )
- Width of ladder = 600 s/d 800 mm
- Height of handrail = 1000 mm
- The handrail = 1500 mm
- Step space = 200 s/d 350 mm

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 19
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

 Steel Deck Ladder


Digunakan untuk menghubungkan deck satu dengan deck lainnya :
- Nominal size = 700 mm
- Lebar = 700 mm
- Sudut kemiringan = 45O
- Interval of treads = 200 s/d 300 mm
- Step space = 400 mm
 Ship Steel Vertical Ladder
Digunakan untuk tangga pada escape gang, tangga main hole dan
digunakan untuk tangga nenuju ke top deck, direncanakan :
- Lebar tangga = 350 mm
- Interval treads = 300 s/d 340 mm
- Jarak dari dinding = 150 mm
-
2.9. Lampu dan Perlengkapan Navigasi
( Rencana Umum oleh Gaguk Suhardjito Hal. 19 - 24 )
Lampu navigasi adalah lampu yang harus menyala pada saat pelayaran dimalam
hari sedangkan lampu signal menyala pada malam hari bila dibutukan seperti lampu

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 20
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

jangkar. Untuk kapal barang harus tersedia lampu jangkar haluan untuk pelayaran
samudera dan sungai dan lampu jangkar buritan apabila kapal berlayar di sungai.
Tujuan melengkapi lampu navigasi pada kapal untuk mencegah atau
menghindari tubrukan di laut. Adapun jenis lampu navigasi dan klasifikasinya yaitu
1. Lampu tiang agung ( Mast Head and Range Light )
Kapal yang memiliki dua tiang agung dilengkapi dua lampu tiang agung berwarna
putih dengan sudut pancar 225o pada bidang horizontal. Tinggi lampu pada tiang
bagian depan, terpendek 6 m dan tertinggi 12 m dan pada lampu tiang belakang
berada 4.5 m lebih tinggi dari ampu tiang depan, dan berjarak horizontal antara
kedua lampu, terpendek L/2 dan terpanjang 100 m. bila kapal hanya memiliki satu
tiang agung maka satu lampu di letakkan di atas rumah geladak paling atas, dan
dapat dilihat pada jarak 2 mill. Jarak horizontal antara kedua lampu sedikitnya 3
kali jarak vertical kedua lampu tiang.
2. Lampu Samping ( Side Light )
Lampu dipasang pada kanan dan kiri rumah geladak yang berada ¾ dari tinggi
lampu tiang agung yang terdepan dan berwarna hijau untuk lampu sebelah kanan
dan merah pada lampu sebelah kiri, dan bersudut 112.5o dari sisi lambung dalam
bidang horizontal kearah luar, dan diletakkan pada geladak navigasi dan dapat
dilihat sedikitny 2 mill.
- Jumlah : starboard side : 1 buah
: port side : 1 bauh
- Warna : starboard side : hijau
: port side : merah
- Visibilitas : 2 mill ( minimal )
- Sudut sinar : 112.5o horizontal
- Letak : navigation deck ( pada fly wheel house )
3. Lampu Buritan ( Stern Light )
Lampu dipasang diburitan kapal tanpa ketentuan tingginya dan berwarna putih
bersudut 135o terhadap bidang horizontal.
- Warna : putih
- Jumlah : 1 bauh
- Visibilitas : 3 mill ( minimal )

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 21
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

- Sudut sinar : 135o horizontal


- Tinggi : 3.5 meter
- Letak : britan

4. Lampu Jangkar ( Anchor Light )


Kapal yang sedang lego jangkar pada malam hari harus menyalakan lampu
berwarna putih dengan sudut pancar 360O terhadap bidang horizontal dan diletakkan
pada ketinggian minimal 6 meter dan geladak utama, sedangkan untuk siang hari
fungsi lampu diganti dengan menaikkanbola hitam pada tiang lampu jangkar.
Sedangkan jangkar buritan diletakkan diburitan kapal pada tinggi tidak kurang 4.5
m dibawah lampu jangkar haluan dan jarak pandang kedua lampu adalah 3 mill.
- Setiap kapal dengan panjang 150 ft pada saat lego jangkar harus menyalakan
anchor light
- Warna : putih
- Jumlah : 1 bauh
- Visibilitas : 3 mill ( minimal )
- Sudut sinar : 360O horizontal
- Tinggi : 6 meter ( minimal )
- Letak : forecastle

5. Lampu Diluar Kendali ( Not Under Command )


Lampu ini berwarna merah terdiri dari dua lampu yang diletakkan dalam satu garus
vertical berjarak satu terhadap yang lain sejarak 1.8 m dan dapat dilihat disemua
keliling horizontal berjarak sedikitnya 2 mill dan instalasinya dapat portable atau
permanen.
6. Lampu Khusus ( Special Light )
Dipasang pada kapal khusus dan diletakkan pada tiang navigasi dan biasanya lampu
berwarna putih jumlahnya lebih dari satu. Untuk lampu pada kapal tunda pada saat
menarik kapal harus tersedia dua lampu yang dipasang satu vertical dengan lampu
tiang dan berjarak saru sama lain tidak kurang 1.8 m bersudut 225 O instalasinya
portable.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 22
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

7. Morse Light
- Warna : putih
- Sudut sinar : 360O horizontal
- Letak : di top deck, satu tiang dengan mast head light,
antena UHF dan radar
8. Tanda Suara
Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan maneuver di pelabuhan
dan dalam keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan panjang
lebih dari 12 meter harus dilengkapi dengan bela dan pluit.

9. Pengukur Kedalaman ( Depth Sounder Gear )


Setiap kapal dengan BRT di atas 500 gross ton dan melakukan pelayaran
internasional harus dilengkapi dengan pengukur kedalaman yang di letakkan di
anjungan atau ruang peta.

10. Compass
Setiap kapal dengan BRT di atas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan gyro
compass yang terletak di deck dan magnetic compass yang terletak di wheel house.

11. Radio Direction Finder dan Radar

12. Setiap kapal dengan BRT 1600 gross ton harus dilengkapi dengan direction finder
dan radar yang masing-masing terletak di ruang peta dan wheel house. Fungsi

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 23
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

utama dari radio direction finder adalah untuk menentukan posisi kapal sedangkan
radar berfungsi untuk menghindari tubrukan.

2.10. Perlengkapan Keselamatan Kapal


Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan kapal keselamatan pelayaran
sesusai yang ada. Menurut fungsinya alat keselamatan terbagi atas tiga, yaitu :
1. Sekoci
Persyaratan sekoci penolong
- Dilengkapi dengan tabung udara yang diletakkan dibawah tempat duduk.
- Memiliki kelincahan dan kecepatan untuk menghindar dari tempat
kecelakaan
- Cukup kuat dan tidak berubah bentuknya saat mengapung dalam air ketika
dimuati awak apal berserta perlengkapannya
- Stabilitas dan lambung timbul yang baik
- Mampu diturunkan kedalam air meskipun kapal dalam kondisi miring 15O
- Perbekalan cukup untuk waktu tertentu
- Dilengkapi dengan peralatan navigasi, seperti kompas radio komunikasi

1. Dengan cara berputar :

Gambar penurunan sekoci dengan cara berputar

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 24
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

2. Dengan cara gravitasi dan,


3. Dengan cara menuang

2. Perlengkapan Apung ( Bouyant Aparatus )


1) Pelampung penolong ( Life Buoy )
Persyaratan pelampung penolong :
- Dibuat dari bahan yang ringan ( gabus / semacam plastic )
- Berbentuk lingkaran
- Harus mampu mengapung dalam air selama 24 jam dengan beban sekurang-
kurangnya 14.5 kg besi
- Tahan pada pengaruh minyak, berwarna menyolok dan diberi tali pegangan,
keliling pelampung dilengkapi dengan lampu yang menyala secara otomatis
serta ditempatkan pada dinding atau pagar yang mudah terlihat dijangkau.
- Jumlah pelampung untuk kapal dengan panjang 60-120 meter minimal 12
buah.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 25
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

2) Baju penolong ( Life Jacket )


Perysaratan baju penolong :
- Mampu mengapiunh selama 24 jam dengan beban 7.5 kg besi.
- Jumlah sesuai banyaknya awak kapal, berwarna menyolok dan tahan
minyak serta dilengkapi dengan pluit.

3. Tanda bahaya dengan signal atau radio


- Bila berupa signal dapat berupa
cahaya, missal lampu menyala, asap, roket, lampu sorot, kaca, dan
- Bila berupa radio dapat berupa suara radio, missal radio dalam sekoci, auto
amatur resque signal transmitter dan sebagainya.

4. Alat pemadam Kebakaran


Tujuan dari system pemadam kebakaran adalah untuk perlindungan atau
pertolongan terhadap kebakaran yang terjadi di kapal. Perlengkapan pemadaman

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 26
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

kebakaran merupakan persyaratab yang harus terpasang dikapal agar keamanan


penumpang, ABK, muatan dan kapalnya sendiri dapat terjamin.
Dalam kapal terdapat alat pemadam kebakaran berupa :
- Foam ( busa )
- CO2
- Air laut

Gambar system pemadam kebakaran dengan air laut

Alat pemadam yang sering tersedia dengan mudah dikapal adalah air karena mudah
diperoleh dalam jumlah yang tak terbatas. Air adalah alat pemadam yang baik karena
akan mendinginkan barang-barang dibawah suhu panas sehingga akan melindungi
barang lain yang belum terbakar.
Dalam beberapa hal, penggunaan air untuk pemadam kebakaran tidak
diperkenankan yaitu :
- Apabila dengan adanya air dapat menyebabkan suhu yang sangat tinggi atau
menimbulkan gas-gas yang ledak misalnya acetelin, Na, Ca, K dan
kebakaran batu bara.
- Apabila adanya air menyebabkan menjalarnya kebakaran pada benda itu
misalnya kebakaran minyak.
- Apabila persenyawaan yang akan menimbulkan ledakan
- Apabila massa air akan membahayakan stabilitas kapal.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 27
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Syarat-syarat untuk pompa dan pipa kebakaran :


- Setiap pompa harus dapat memancarkan air yang kuat dengan jarak jangkau
minimal 12 meter.
- Keran-keran (hydrant) harus ditempatkan dengan jarak masing-masing
maksimal 25 meter.
- Keran-keran, alat penutup, kotak-kotak, selang air dan lainnya harus
berwarna merah.
- Diameter bagian dalam selang kebakaran (fire hoses) sebesar 12 inch
dengan panjang 60 feet. Selang kebakaran ini harus dilengkapi corong
pemancar (hose nozzle) yang dapat mengatur kecepatan air dengan diameter
½ inch; 5/8 inch; ¾ inch.
- Setiap fire hoses harus dapat dipasang sewaktu pompa-pompa kebakaran
sedang bekerja.

Gambar system pemadam kebaran dengan CO2

Klasifikasi system pemadam kebakaran yaitu :


- System pemadam kebakaran dengan water jet yang terdiri dari pompa-
pompa pemadam, pipa kebakaran, hydran, pipa selang, nozzle dan coupling.
- System pemadam kebakaran dengan smothering gazes yang terdiri dari gas
karbon dioksida dan gas inert.
- System pemadam kebakaran dengan uap
- System pemadam kebakaran dengan foam.
- System pemadam kebakaran dengan air bertekanan.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 28
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

- System pemadam kebakaran yang portable berupa liquid, foam, karbon


dioksida, dan powder yang dikemas dalam tabung. Tipe pemadam ini dipilih
berdasarkan divisi kebakaran biasa, minyak atau listrik.
- Peralatan pemadam kebakaran lainnya terdiri dari alat pernafasan, lampu
pengaman, helmet, tali tangga, ember, pasir, kapak.
- System deteksi kebakaran berupa electrical thermostat air pipe system,
snoke pipe, system manual dan manual operation fire alarm system.
- Inflammable gas detector.

2.11. Perhitungan Volume Tangki-Tangki


Salah satu jenis ruang utama yang akan dialokasikan pada sebuah kapal untuk
menampung fluida cair adalah tangki-tangki. Tangki kapal adalah ruangan tertutup
yang merupakan bagian dari konstruksi tetap kapal yang dipergunakan untuk
menempatkan atau mengangkut cairan dalam bentuk curah termasuk tangki samping
(wing tank), tangki bahan bakar (fuel tank), tangki tengah (centre tank), tangki air balas
(water ballast tank) atau tangki dasar ganda (double bottom tank), tangki endap (slop
tank), tangki minyak kotor (sludge tank), tangki dalam (deep tank), tangki bilga (bilge
tank) dan tangki yang dipergunakan memuat bahan cair beracun secara curah.
Pertimbangan utama yang mengatur lokasi atau peletakan tangki-tangki, adalah:
- Tidak ada akses lain diperlukan kecuali lubang orang (manholes) sebagai
akses untuk pembersihan dan pemeliharaan tangki.
- Karena isi berupa cairan relatif padat, lokasi/peletakan yang rendah di kapal
cenderung untuk meningkatkan stabilitas kapal.
- Permukaan bebas muatan cair (free liquid surface) menyebabkan kerugian
virtual dalam stabilitas kapal, sehingga dimensi dari permukaan bebas cairan
harus dibatasi dengan membuat penyekatan-penyekatan melintang.
- Dalam hal kerusakan pada lambung kapal, kebocoran atau keluarnya/
tumpahnya cairan dari tangki dapat menyebabkan momen asimetris yang
harus diperhitungkan dalam stabilitas awal kapal. Dengan demikian,
diharapkan untuk menempatkan tangki secara simetris pada garis tengah
kapal.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 29
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

1. Tangki bahan bakar


Tangki bahan bakar minyak biasanya terletak di bagian bawah dasar ganda. oleh
karena dasar ganda, relatif tidak dapat diakses dan tidak diperlukan untuk penyimpanan
muatan, serta akibat berat bahan bakar rendah dalam kapal sangat membantu stabilitas.
Tangki-tangki di dasar ganda dibagi sesuai kebutuhan untuk mengontrol/mengedalikan
permukaan bebas, namun pembagian berlebihan meningkatkan kebutuhan pipa dan
biaya kapal. Tangki-tangki dasar ganda mungkin tidak memiliki kapasitas yang cukup
untuk bahan bakar minyak yang dibutuhkan, dan mungkin diperlukan beberapa tangki
torak bara (ballast tank) demi menjaga stabilitas yang diperlukan ketika bahan bakar
yang dikonsumsi. Untuk alasan ini dibutuhkan tangki lainnya, berupa deep tank untuk
peyimpanan bahan bakar minyak. Tangki ini ditempatkan simetris ditengah kapal untuk
pertimbangan damage stability.
Biasanya , jika tangki hanya digunakan untuk bahan bakar minyak, hanya
sedikit masalah dengan korosi. Tangki tersebut hanya perlu dibersihkan untuk
menghilangkan lumpur dan gas berbahaya saat pekerjaan reparasi dilakukan. Namun,
jika tangki bahan bakar minyak harus digunakan juga sebagai tangki ballast untuk
menjaga stabilitas kapal selama pelayaran, maka korosi dapat menjadi masalah serius.
Hal ini terutama berlaku dalam kasus tangki dasar ganda yang memiliki sejumlah besar
struktur yang menonjol. Untuk alasan ini , kombinasi tangki ballast dan deep tank
memungkinkan digunakan oleh karena struktur yang menonjol yang dapat
menyebabkan korosi dapat dikurangi.

2. Tangki Air Tawar


Air tawar yang dibawah oleh sebuah kapal mempuyai 3 (tiga) tujuan utama
yaitu: air untuk memasak dan minum, mencuci, dan keperluan mesin (pendingin mesin
diesel, bahan baku untuk turbin uap dan pembangkit listrik tenaga nuklir). .
Pada kapal-kapal lama kebiasaan membawa air yang diperlukan untuk pelayaran penuh
dan membuat sistem dan tangki terpisah untuk setiap jenis air berdasarkan tingkat
kemurniannya serta melettaknnya pada lokasi yang berbeda.

Pada Kapal modern yang dilengkapi dengan evaporator untuk memproduksi air
tawar yang dibutuhkan selama pelayaran sehingga dapat mengurangi jumlah total isi
tangki. Kecenderungan untuk mengkombinasikan segala jenis air tawar ke dalam

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 30
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

sebuah sistem tunggal dapat menghasilkan penghematan biaya untuk biaya tangki, pipa,
dan pompa. Sistem ini, tentu saja, harus memenuhi persyaratan maksimum untuk setiap
jenis air tawar. Regulasi mensyaratkan bahwa air tawar disimpan dalam tangki terpisah
dengan tangki bahan bakar dan ballast. Sedangkan bahan baku untuk turbin uap harus
memiliki tingkat kemurnian kimia tinggi. Sama seperti untuk tangki bahan bakar
minyak, tangki air tawar harus ditempatkan dengan memperhatikan aspek stabilitas
kapal (intact dan damaged stability) dan biasanya ditempatkan di dekat ruang mesin
dan akomodasi untuk meminimalkan penggunaan pipa.

3. Tangki Ballast
Pemuatan kapal sangat bervariasi dalam pelayaran sebagai akibat dari konsumsi
bahan bakar, penyimpanan muatan dan bongkar muat barang .mem-ballast kapal, baik
cair maupun padat , dilakukan guna menjaga stabilitas atau kelaiklautan. .

Pada kapal barang , penggunaan tangki bahan bakar minyak untuk ballast tidak bisa
lagi dianggap sebagai praktek yang memuaskan. Air campuran dan bahan bakar minyak
membentuk lumpur tebal sulit untuk dihilangkan. Keberadaan air garam dalam bahan
bakar minyak, bahkan dalam jumlah kecil mengganggu sampai batas tertentu sistem
pembakaran, meskipun sebagian besar air akan hilang dari bahan bakar minyak dengan
sistem tangki pengendapan (settling tank).

2.12. Perlengkapan Bongkar Muat


1) Batang Muat
Panjang jangkauan batang muat :
L’ = ( 2/3 panjang palka + jarak mast ke sisi kapal ) meter
Panjang batang muat :
L = L’ / cos 45O

2.13. Tonase Kapal


Menurut International Convention on Tonnage Measurement of Ships, 1969
(TMS 69): Tonase kapal terdiri dari tonase kotor (GT-Gross Tonnage) dan tonase
bersih (Net Tonnage).

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 31
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

1. Tonase kotor berarti ukuran volume keseluruhan kapal ditentukan sesuai dengan
ketentuan Konvensi TMS 69;
2. Tonase bersih berarti ukuran kapasitas yang berguna dari sebuah kapal
ditentukan sesuai dengan ketentuan Konvensi TMS 69.
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan RI No.PM 8 Tahun 2013 :
Tonase Kapal adalah .volume kapal yang dinyatakan dalam tonase kotor (gross
tonnage / GT) dan tonase bersih (net tonnage / NT). Ilustrasi terminology tonase kotor
dan tonase bersih dapat dilihat pada gambar dibawah

Ketentuan Umum
1. Panjang Kapal (P)adalah sebesar:
a) Panjang yang diukur pada 96 % dari panjang garis air dengan sarat 85% dari
dalam terbesar yang terendah diukur dari sebelah atas lunas ; atau
b) Panjang garis air tersebut diukur dari linggi haluan sampai ke sumbu poros
kemudi, apabila panjang ini yang lebih besar .
c) Defenisi panjang 1.a dan 1.b dapat dilihat pada gambar dibawah

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 32
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

2. Lebar Kapal (L) adalah sebesar:


a) Lebar terbesar (maksimum) dari kapal, diukur pada bagian tengah kapal hingga
sisi luar gading-gading (moulded line) bagi kapal-kapal yang kulitnya terbuat
dari logam atau fibreglass, atau
b) hingga ke permukaan terluar badan kapal bagi kapal-kapal yang kulitnya terbuat
dari bahan-bahan selain logam.
c) defenisi 2.a. dan 2.b dapat dilihat pada gambar dibawah

3. Dalam Terbesar Kapal (d) adalah Sebesar :


a) Dalam Terbesar Kapal (d) adalah jarak tegak lurus yang diukur dari sisi atas
lunas ke sisi bawah geladak atas pada bagian samping.
b) Pada kapal-kapal non-logam, jarak tersebut (butir 3.a) diukur dari sisi bawah
alur lunas.
c) defenisi 3.a. dan 3.b dapat dilihat pada gambar dibawah

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 33
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

4. Ruang Tertutup dan Ruang Dikecualikan adalah:


a) Ruang-ruang tertutup adalah ruang-ruang yang dibatasi oleh badan kapal,
dinding penyekat tetap atau yang dapat dipindah, oleh geladak-geladak
ataupun penutup-penutup lain selain tenda-tenda tetap ataupun yang dapat
dipindahkan. Tidak ada jalur terputus pada geladak, juga tidak terdapat
bukaan-bukaan pada kulit kapal, pada geladak atau penutup suatu ruang,
atau pada dinding-dinding pemisah atau sekat-sekat dari suatu ruangan, juga

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 34
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

tidak adanya dinding pemisah ataus sekat, tidak menutup kemungkinan bagi
suatu ruang untuk disebut sebagai ruang tertutup.
b) Bangunan tertutup yang terpisah dengan bangunan lain yang volumenya
lebih kecil dari 1 m3 (satu meter kubik) tidak diperhitungkan.
c) c. Ruangan dan bangunan yang termasuk tertutup adalah tutup kepala palka
yang kedap cuaca, kepala palka baik terbuka maupun tertutup, ruangan pada
haluan dan atau buritan kapal ro-ro yang dilengkapi dengan alat untuk
pengamanan muatan.
d) d. Ruang dikecualikan adalah ruangan yang terletak dibawah penutup
geladak atas yang terbuka terhadap air laut dan cuaca, tidak mempuyai
hubungan lain pada sisi-sisi yang terbuka dengan badan kapal, kecuali tiang-
tiang yang perlu menopangnya.
e) e. Defenisi 4.a,4.b, 4,c, dan 4.d dapat dilihat pada gambar dibawah.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 35
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

5. Tingkat Akurasi ukuran-ukuran diambil hingga mendekati 1 cm (satu


centimeter).
6. Tonase Kotor dan Tonase Bersih kapal yang dicantumkan dalam surat ukur
adalah hasil pembulatan dengan mengabaikan angka dibelakang koma.

Prosedur Pengukuran Tonase Metode dalam Negeri


Prosedur pengukuran tonase metode dalam negeri menurut Peraturan Menteri
Perhubungan RI No.PM 8 Tahun 2013 adalah sebagai berikut:
1) Metode Pengukuran
Metode pengukuran kapal mengacu pada pasal 3 yang berbunyi:

Ayat 1:

“Kapal yang berukuran panjang kurang 24 (duapuluh empat ) meter di ukur dengan
metode pengukuran dalam negeri, dan kapal yang berukuran panjang 24 meter atau
lebih di ukur sesuai dengan metode pengukuran internasional”.

2) Volume Ruangan Dibawah Geladak Ukur yang tertutup.


Penentuan volume ruangan di bawah geladak mengacu pada lampiran I bagian kesatu
metode pengukuran dalam negeri, aturan 2 ruangan di bawah geladak, berbunyi:
“Volume ruangan di bawah geladak (V1) di peroleh dengan mengalikan panjang (p),
Lebar (l), dan dalam (d) serta faktor (f)”,

atau dalam bentuk rumus di tulis:

V1 = p x l x d x f

Dimana :

P = Panjang (p) diperoleh dengan mengukur jarak mendatar antara titik temu
sisi luar kulit lambung dengan linggi haluan dan linggi buritan pada
ketinggian geladak atau pada ketinggian sebelah atas dari rimbat tetap bagi
kapal selain yang terbuat dari bahan logam atau fiberglass atau dari sisi
dalam kulit lambung kapal bagi kapal yang terbuat dari bahan logam atau
fibreglass..

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 36
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

l= Lebar (l) dipero1eh dengan mengukur jarak mendatar antara kedua sisi
1uar ku1it 1ambung pada bagian kapal yang terlebar, tidak termasuk
pisang-pisang, bagi kapa1 selain yang terbuat dari bahan logam atau
fibreglass atau dari sisi da1am kulit lambung kapal bagi kapa1 yang
terbuat dari bahan logam atau fibreglass
d= Dalam (d) diperoleh dengan mengukur jarak tegak lurus di tengah- tengah
lebarpada bagian kapa1yang terlebar, dari sisi bawah a1ur lunas bagi kapal
selain yang terbuat dari bahan logam atau fibreglass atau dari atas lunas
bagi kapal yang terbuat dari bahan logam atau fibreglass, sampai bagian
bawah geladak atau sampai garis melintang kapal yang ditarik melalui
kedua sisi atas rimbat tetap.
F= Faktor (f) ditentukan menurut bentuk dan jenis kapal:
0.85 Bagi kapal-kapal dengan bentuk dasar
rata, secara umum di gunakan bagi kapal
tongkang
0,70 Bagi kapal-kapal dengan bentuk dasar
agak miring dari tengah ke sisi kapal,
secara umum digunakan bagi kapal
motor.
0,50 Bagi kapal-kapal yang tidak termasuk
golongan a dan b, secara umum di
gunakan bagi kapal layar atau kapal layar
motor.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 37
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

BAB III

PENYAJIAN DATA DAN PEMBAGIAN RUANGAN

3.1 Ukuran utama kapal sebagai berikut :

Jenis Kapal : General Cargo

Panjang garis air perencanaan (Lwl) : 93 meter

Panjang antar garis tegak (LBP) : 90 meter

Lebar kapal rancangan (B) : 16 meter

Sarat kapal maks. (T) : 5,9 meter

Tinggi sampai geladak utama (H) : 7 meter

Kecepatan Dinas kapal : 14 knot

Rute Pelayaran kapal : Surabaya – Parepare –


Balikpapan – Surabaya
Jarak pelayaran : 1496 mil laut (Round Trip)

Jumlah Anak Buah Kapal (ABK) : 20 orang

Rincian tinggi bangunan atas dan rumah geladak serta forecastle adalah 2,4 untuk
tiap deck dengan ukuran :

- Tinggi orang rata-rata : 180 cm

- Tinggi interval kepala – palvon : 20 cm

- Tinggi langit-langit (palvon) : 20 cm

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 38
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

3.2 Tata Ruang Kapal


I. Perletakan Sekat Pembagi
Sesuai dengan peraturan Biro Klasifikasi Indonesia tentang lambung kapal,
diberikan :

Jarak Gading (Frame spacing), jarak gading normal/main frame (ao) untuk daerah
0,1 dari sekat tubrukan dan sekat buritan, untuk LBP < 100 m adalah

ao = L/500 + 0,48 (meter), biasanya diambil 0,6 meter

1. Jarak Gading – gading normal (ao)


ao = (L/500) + 0,48

= (90/500) + 0,48

= 0,66 m Diambil 0,6 m

2. Letak sekat ceruk haluan dari Fore peak


sekat tubrukan (Collision Bulkhead) pada stem(linggi haluan) berjarak (0,05 –
0,08) LBP dari FP, sekat tubrukan harus menerus hingga main deck lebih lanjut
hingga ke Fore castle deck, bukaan yang terdapat pada sekat antara main deck
dan fore castle deck harus ditutup dengan pintu kedap air.
Sh = (0,05 – 0,08 ) x LBP

= 0, 06 x 90

= 5,4 m ( diambil 5,4 m untuk kesesuain gading )

Terletak pada gading 141 (gading besar, Profile T 340 x 132 x 21 mm)

3.Letak sekat ceruk buritan dari Stern Tube

• Propeller post pada stern –ujung belakang dari bagian lambung bawah air-
harus memberikan aliran air yang baik untuk propeller, Posisi propeller post yang
sesuai berjarak antara 0,035 hingga 0,040 LBP didepan AP, pada bagian ini
seringkali dibuat stern bulb untuk meningkatkan kinerja propeller atau bahkan
bentuk stern asimetri.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 39
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

• Sekat tabung poros (Stern tube bulkhead) sekat bagian belakang ruang mesin
paling kurang harus berjarak 3 jarak gading dari ujung stern tube, sekat ini haris
menerus hingga poop deck
Sekat tabung buritan kapal yang mempunyai tenaga penggerak sendiri, maka
jarak sekat tabung buritannya adalah :

Sb = (3 -5) ao dari box propeller

= 5 x 0,6

= 3 meter dari Boss Propeller. ( diambil 5,4 m disesuaikan rancangan )

Terletak pada gading 9

3. Letak sekat kamar mesin


• Sekat depan kamar mesin dilokasikan sejauh mungkin kebelakang untuk
memberi kapasitas ruang muat yang lebih besar, pada umumnya lokasi sekat
depan kamar mesin berjarak 17% hingga 22% didepan AP, lokasi sekat ini pada
satu sisi tergantung dari panjang mesin pada sisi lain tergantung pada fullness
(kegemukan) kapal, kapal-kapal high blok(gemuk) memberikan ruang yang
lebih besar pada lantainya dibanding dengan kapal langsing.

Menurut buku Ship design and Ship theory oleh Prof Harvald Phoels letak sekat
kamar mesin.

Dimana : L = panjang kapal ( 61,90 m )

Sehingga : 20 % x 61,90 m

= 12,38 m ( diambil 16,2 m disesuaikan rancangan )

Terletak pada gading 33 (gading besar, Profile T 400 x 93 x 24 mm)

5. Sekat Ruang Muat ( Lrm )

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 40
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Sekat ruang muat , jumlah sekat pada ruang muat tergantung pada tuntutan
keamanan atau pemisahan muatan. Jumlah minimum sekat ruang muat termasuk
sekat tubrukan, Stern tube bulkhead, sekat depan kamar mesin untuk

• Panjang kapal 90 meter diperlukan 3 sekat (tidak diperlukan tambahan sekat di


Ruang muat)
• Panjang kapal 90 meter diperlukan 5 sekat (satu tambahan sekat pada ruang
muat) selanjutnya untuk setiap penambahan panjang 30 meter diperlukan
tambahan sekat 1 (satu) buah
Panjang maksimum ruang muat adalah 30 m, sehingga dari perhitungan
diatas dan mengingat kapal adalah jenis kapal General Cargo maka Ruang muat
dibagi atas 3 bagian yaitu :

 Ruang Muat 1 terletak antara sekat haluan, gading 36 sampai pada gading
69.
 Ruang Muat 2 terletak antara sekat haluan, gading 69 sampai pada gading
105.
 Ruang Muat 3 terletak antara sekat haluan, gading 105 sampai pada gading
141.
(gading besar, Profile T 300 x 101 x 19 mm)

6 .Perhitungan Engine Cashing


Sesuai data mesin dari brosur mesin yang berpatokan pada besarnya BHP,
maka diperoleh data mesin sbb

DATA MESIN INDUK  MAIN ENGINE DATA


Merek : AKASAKA
Model : A41S
Jml.Silinder : 4
Rpm : 240
BHP : 2647 KW
Bore : 410 Mm
Stroke : 800 Mm
Berat : 60 Ton
Panjang : 6 M
Tinggi : 4,3 M
Lebar : 3 M

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 41
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Dari data mesin diatas, maka direncanakan Engine Cashing sebagai berikut :

Lec ( panjang engine cashing )

= 1 + L mesin

=1+6m

=7m

1. Perhitungan Double Bottom


Double Bottom, Untuk kapal dengan panjang tidak lebih dari 50 meter
tidak disyaratkan adanya Double bottom, untuk kapal yang besar klasifikasi
mensyaratkan double bottom mulai dari sekat tubrukan hingga sekat tabung
buritan (stern tube bulkhead) , tinggi Double bottom adalah h= 0,35 + 0,045 B,
untuk alasan praktis dimana orang bisa bekerja didalamya, tinggi double
bottom paling tidak adalah 0,75 meter. Pada kamar mesin, tinggi double
bottom disesuaikan dengan dengan kebutuhan tinggi fondasi mesin, pada
umumnya lebih tinggi dibanding double bottom yang ada di ruang muat.
Penggunaan Double Bottom, Ruang double bottom bisa digunakan
untuk air tawar, ballast, bahan bakar dan waste oli tetapi tidak untuk air minum,
Minyak pelumas hanya dapat disimpan di double bottom bila kapal memiliki
separator (purifier) untuk menghindari kontaminasi air laut dan atau kotoran
lainnya. Semua tangki ballast harus bersih, tidak bisa digunakan untuk bahan
bakar atau minyak pelumas, antara tangki minyak dan tangki air harus
dipisahkan oleh koferdam untuk menghidari kontaminasi akibat kebocoran,
Peak tanks (tangki ujung) depan dan belakang hanya digunakan sebagai tangki
ballast dan tangki trim.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 42
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Tinggi double bottom

hdb = 350 + 45 . B

= 350 + 45. 16

= 1,07 m

3.3 Perletakan Ruangan


1. Ruang Mesin
Ruang mesin ini terletak pada daerah buritan kapal, yang dibatasi oleh dua sekat
yaitu :
 Sekat kedap buritan
 Sekat kedap ruang mesin
Jadi panjang kamar mesin adalah = 14,4 m , peralatan – peralatan dalam kamar
mesin akan diatur sedemikian rupa. Dalam kamar mesin akan di tempatkan
berupa mesin bantu, pompa –pompa, gear box serta peralatan lainnya yang
mendukung.

2. Ruang Muat (Cargo Hold)


Cargo yang diinginkan, tinggi minimum hatch sekitar 1,1 meter, panjang
hatch (lubang palka), panjang ruang penyimpanan hatch cover (penutup palka),
gang (walkways) dari sisi kiri kapal (port side) ke sisi kanan kapal (starboard
side), dan panjang rumah geladak (deck house) harus didesain secara
layak/sesuai.

Ruang muat direncanakan yaitu antara sekat ruang mesin sampai sekat haluan,
yang panjangnya adalah sebagai berikut :

Lrm = Lbp – (Sh + Sb + Lkm)

= 90 - (5,4 + 5,4 + 14,4)

= 64,8 m

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 43
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Sesuai dengan rules BKI 2013 vol II sec 11, hal 11- 1, bahwa panjang
ruang muat tidak boleh lebih dari 30 m maka pada perencanaan ini terdapat 3 ruang
muat.

3. Ruang awak kapal


Jumlah Abk/Number Of Crew
Jumlah dan komposisi ABK akan tergantung dari
 Ukuran Kapal (BRT)
 Type Kapal (Tanker, dry Cargo, Passanger Ship etc.)
 Tingkat otomatisasi Mesin Penggerak
 Radius dan wilayah pelayaran
Kapal Eropa pada umumnya memiliki 22-24 ABK
Kapal Asia di Perairan Internasional memiliki 28-36 ABK
Kapal penyusur pantai (Coaster) memiliki ABK yang lebih kecil
Komposisi ABK/Crew
 Deck crew
 Engine crew
 Service crew
Susunan ABK sebagai Berikut :
( Berdasarkan Buku Rencana Umum Oleh Gaguk Hal. 8 )
1. Deck Department
 Master ( Nahkoda )
 Perwira
 Chief Officer ( Muallim I )
 Second Officer ( Mullim II )
 Radio Operator
 Dokter ( Jika diperlukan )
 Bintara
 Quarter Master ( Juru Mudi )
 Boastwain ( Kepala kelasi )
 Seaman ( Kelasi )
2. Engine Department
 Perwira

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 44
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

 Chief Enginer ( Kepala Kamar Mesin )


 Second Enginer
 Elecktrician
 Bintara
 Fireman
 Oiler
3. Catering / Service Department
 Perwira
 Chief Cook
 Bintara
 Assisstant Cook
 Steward
 Boys

Penentuan jumlah Crew

Menurut Nilai GT yang di peroleh dari perhitungan tonase dan Tenaga Penggerak

 Nilai GT : 2909 (Nilai GT = Volume ruangan yang tertutup)


 Tenaga penggerak kapal BHP = 1440 KW

Berdasarkan keputusan menteri perhubungan “nomor : KM 70 tahun 1998 tentang


pengawakan kapal niaga”. (hal 16 - 18)

Maka di peroleh jumlah crew berdasarkan nilai GT dan Tenaga Penggerak :


 Untuk Kategori Kapten Deck, Deck Departement, Staff, dan Steward Departement
(Pasal 13 poin B, hal 20 – 21). Untuk kapal tonase kotor GT 1500 s.d kurang dari
GT 3.000, jumlah awak kapal 12 (dua belas) orang dengan rincian sebagai berikut :

No Jabatan Jumlah
1 NAKHODA 1 orang
2 MUALIM I 1 orang
3 MUALIM 2 orang
4 RADIO OPERATOR 1 orang
5 SERANG 1 orang

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 45
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

6 JURU MUDI 3 orang


7 KELASI 1 orang
8 KOKI 1 orang
9 PELAYAN 1 orang
 12 orang

 Untuk Engineering Departement (Pasal 14 poin b, hal 24). Untuk kapal tonase
dengan tenaga penggerak 3000 kW s.d kurang dari 7500 kW , jumlah awak kapal
8 orang dengan rincian sebagai berikut :

No Jabatan Jumlah
1 KEPALA KAMAR MESIN 1 orang
2 MASINIS II 1 orang
3 MASINIS 1orang
4 MANDOR MESIN 1 orang
5 JURU MINYAK 3 orang
6 WIPER 1 orang
 8 orang

Sehingga jumlah crew secara keseluruhan adalah 20 orang

Regulasi Umum Penataan Ruangaan

Secara khusus regulasi dan patokan akomodasi awak mencakup antara lain:
1. Lokasi/Tempat
Peraturan Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa
lokasi/tempat awak tidak harus berada jauh depan kapal dari bidang vertikal yang
terletak di 5 % dari panjang haluan kapal diukur dari sisi depan linggi haluan yang
berpotongan dengan rancangan garis muat musim panas, atau di dek bawah garis muat
terdalam, dengan pengecualian tertentu.
Ruang awak harus dipisahkan dari jenis ruang lainnya, seperti ruang kargo serta mesin
dan bila memungkinkan terpisah juga dari ruang untuk penumpang. Pada kapal tanker,
aturan mengharuskan awak berada di belakang ruang kargo.
Sejalan dengan peraturan Coast Guard, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan
peraturan NO. PM 7 tahun 2000 tentang kepelautan bagian kelima akomodasi awak
kapal pasal 32 ayat 2 berbunyi:

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 46
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

“Penempatan, tata susunan dan pengaturan serta hubungan dengan ruangan lain dari
akomodasi awak kapal harus sedemikian rupa sehingga menjamim keselmatan awak
kapal yang cukup, perlindungan terhadap cuaca dan air laut, dan disekat dari panas
dan dingin serta kebisingan dari ruangan-ruangan dan ruangan-ruangan mesin dan
runagan-ruangan lainnya, serta tidak

ada pintu-pintu langsung ke kamar tidur dari ruangan muatan, ruangan mesin atau
dari ruangan dapur dan rungan-ruangan penyimpanan”
Ayat 4 berbunyi:
“ Semua kamar tidur harus terletak lebih tinggi dari garis muat di lambung kapal”
Ayat 5 berbunyi:
“Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (4) dapat dikecualikan bagi kapal-kapal
tertentu atau kapal-kapal penumpang tertentu.
2. Konstruksi
Peraturan Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa, ruang-
ruang akomodasi harus dikonstruksi menggunakan material tahan api dan memenuhi
atau sesuai dengan metode khusus untuk perlindungan kebakaran. Tangga-tangga dan
koridor, sebagai sarana untuk melarikan diri, memiliki persyaratan perlindungan
kebakaran khusus. Ruang awak harus terisolasi dari panas, dingin, dan kondensasi, dan
Peletakan sekat-sekat pada lokasi yang tepat harus kedap air dan gas (odorproof).
Menurut Pearaturan Pemerintah Republik Indonesia NO. PM 7 tahun 2000 tentang
kepelautan bagian kelima akomodasi awak kapal pasal 32 ayat 3 berbunyi:
”Bagian dari sekat, harus memisahkan ruangan-ruangan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dari kamar tidur dan sekat luar harus dibuat dari baja atau bahan
sejenis yang diakui dan harus kedap air dan kedap gas”

3. Akomodasi/Perlengkapan Tidur
Peraturan Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa, akomodasi
tidur harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Departemen pelayan, geladak dan
mesin harus terpisah. Maksimum empat orang per kamar. Setiap orang memperoleh
area sebesar 2,8 m2 atau 6,0 m3. Tinggi bersih kamar adalah 191 cm, untuk ranjang
susun tinggi tingkat pertama tidak boleh lebih dari 76 cm dan tinggi tingkat dua 193

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 47
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

cm. Setiap orang mendapat lemari dengan luas sebesar 1935 cm2 dan tinggi sekitar 152
cm.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NO. PM 7 tahun 2000 tentang


kepelautan bagian kelima akomodasi awak kapal pasal 33 ayat 1 berbunyi:
“Ketentuan luas lantai ruang tidur untuk setiap awak kapal adalah:
1. Paling sedikit 2.00 m2 untuk kapal-kapal lebih kecil dari GT.500.
2. Paling sedikit 2.35 m2 untuk kapal-kapal dengan ukuran GT.500 ke atas.
3. Paling sedikit 2.78 m2 untuk kapal-kapal dengan ukuran GT.3000 ke atas”
Ayat 3 berbunyi:
“Untuk kamar tidur rating di kapal-kapal penumpang yang satu kamar tidur terdapat
4 (empat) tempat tidur, maka luas lantai per orang minimal 2,22 m2”.
Ayat 4 berbunyi:
“Luas lantai sebagaimana di maksud dalam ayat (3), termasuk luas lantai untuk
menempatkan tempat tidur, meja, lemari, laci tempat menyimpan dan kursi”.
Ayat 6 berbunyi:
“Ukuran setiap tempat tidur minimal 180 x 68 cm dan bahan tempat tidur harus
menggunakan bahan standar yang diaku”.
Ayat 7 berbunyi:
“Tinggi langit-langit kamar tidur minimal 190 cm dari lantai”.
Ayat 8 berbunyi:
“Jika suatu kamar tidur dilengkapi dengan tanpat tidur bertingkat, tempat tidur
terbawah tingginya minimal 30 cm dari lantai, dan temapat tidur atas, di pertengahan
tinggi antara tempat tidur bawah dan sisi bawah langit-langit”.
4. Kamar mandi dan Toilet (WC)
Peraturan Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa, Setiap 8
orang awak harus dilayani 1 (satu) toilet, 1 (satu) wastafel, dan 1 (satu) pancuran.
Apabila lebih dari delapan orang maka toilet dan pancuran dipisah untuk departement
geladak, mesin dan pelayan. setiap ruang toilet harus memiliki setidaknya satu wastafel.
ketika urinor dipasang , tidak boleh mengurangi jumlah toilet.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NO. PM 7 tahun 2000 tentang
kepelautan bagian kelima akomodasi awak kapal pasal 36 ayat 1 berbunyi:

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 48
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

“Setiap kapal harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang cukup dan layak untuk
seluruh awak kapal”.
Ayat 2 berbunyi:
“Fasilitas sanitasi berupa jamban untuk setiap kapal, selain kapal penumpang adalah:
 Kapal lebih kecil GT.800 minimum sebanyak 3 (tiga) buah;
 Kapal dengan ukuran GT.800 ke atas minimum sebanyak 4 (empat) buah;
 Kapal dengan ukuran GT.3000 ke atas minimum sebanyak 6 (enam) buah”;
Ayat 3 berbunyi:
“Fasilitas sanitasi berupa kamarmandi dan tempat cuci untuk setiap kapal selain kapal
penumpang di luar fasilitas kamar mandi yang ada di kamar ditentukan:
 minimum 1 (satu) kamar mandi untuk setiap 8 (delapan) orang awak kapal.
 minimum 1 (satu) tempat cuci untuk setiap 8 (delapan) orang awak kapal.
 minimum 1 (satu) kamar mandi untuk setiap 8 (delapan) orang awak kapal”.

5. Ruang makan (messrooms)


Peraturan Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa ruang
makan harus berlokasi dekat dapur atau secara praktis dilengkapi sesuai untuk melayani
pantry, (kecuali ruang makan yang dilengkapi dengan meja uap), dan Jumlah kursi
disesuaikan dengan jadwal makan pada satu waktu.

6. Klinik/ Ruang Perawatan Kesehatan


Peraturan Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa harus ada
sebuah klinik ketika awak melebihi 12 orang dan lama pelayaran lebih dari 3 hari.
Ruang ini tidak dapat digunakan untuk tujuan lain. harus memiliki tempat tidur, hingga
maksimal 6 buah. Ruang harus dilengkapi dengan toilet, wastafel, bak mandi atau
pancuran
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NO. PM 7 tahun 2000 tentang
kepelautan bagian kelima akomodasi awak kapal pasal 37 ayat 1 berbunyi:
“Setiap kapal dengan jumlah awak kapal 15 (lima belas) orang atau lebih harus
dilengkapi dengan ruang perawatan kesehatan yang layak dan memiliki kamar mandi
dan jambang tersendiri.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 49
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Ayat 2 berbunyi:
“Fasilitas ruang perawatan kesehatan tidak boleh dipergunakan untuk keperluan lain
selain untuk perawatan orang sakit”.
Ayat 3 berbunyi:
Pada setiap kapal harus tersedia obat-obatan dan bahan-bahan pembalut dalam
jumlah besar.
7. Lain-Lain
Peraturan Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa awak harus
memiliki layanan binatu, fasilitas pengeringan pakaian atau pengeringan ruang,
akomodasi rekreasi. pemanas ruang awak adalah untuk mempertahankan suhu
minimum 21 dalam kondisi normal. Awak disediakan dengan lampu tempat tidur
(berthligths). kecuali dalam bidang-bidang seperti dianggap bebas serangga, ventilasi
udara dan pintu harus dilengkapi dengan layar serangga, kecuali spasi ai-AC. peraturan
lain
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NO. PM 7 tahun 2000 tentang
kepelautan bagian kelima akomodasi awak kapal pasal 38 ayat 1 berbunyi:
“Kamar tidur, ruang makan, ruang istirahat dan ruang-ruang lain yang dianggap
harus mempunyai ventilasi yang cukup termasuk sistem pemanas atau sistem pendingin
yang disesuaikan dengan daerah pelayaran”.
Ayat 2 berbunyi:
“Semua kamar tidur dan ruang awak kapal harus cukup terang pada siang hari dan
dilengkapi dengan penerangan listrik yang cukup di waktu malam hari dan cuaca
gelap”.
Ayat 3 berbunyi:
“Setiap kamar tidur dilengkapi dengan lampu baca disetiap kepala tempat tidur”.
8. Ruang/tempat perwira.
Peraturan Coast Guard U.S dalam Tapscott R.J (1980) menyatakan bahwa tidak ada
instruksi khusus untuk memisahkan akomodasi perwira dan rating.

Namun ini berbeda dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NO. PM 7 tahun
2000 tentang kepelautan bagian kelima akomodasi awak kapal pasal 33 ayat 2 yang
berbunyi:

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 50
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

“Setiap perwira harus mempuyai satu kamar tidur sendiri, sedangkan rating satu
kamar tidur untuk 2 (dua) orang kecuali kapal-kapal penumpang”

9. Peletakan Ruangan Menurut Buku Merchant Ship Design

Pada Prarancangan kapal diperoleh jumlah awak kapal 21 orang dengan


pembagian ruangan sebagai berikut :

 Ruang Tidur (Bed Room)


Tinggi ruangan yakni 2,4 m, untuk ruangan kapten dan perwira masing-masing
memiliki ruangan, dimana setiap ruangan disediakan kamar mandi pribadi. Sedangkan
untuk ruangan awak kapal lainnya ditempatkan masing-masing 1 atau 2 orang awak
kapal. Dari buku Merchant Ship Design handbook VI hal. 68 pembagian luas tiap
ruangan kapal sebagai berikut, data di bawah ini merupakan data untuk kapal dengan
GT 3000.

 Ruang tidur klas kapten minimal 15 m2


 Ruang tidur klas senior minimal 10 m2
 Ruang tidur klas junior minimal 7,5 m2
 Ruang tidur klas awak minimal 6,5 – 8,0 m2
 Ruang radio minimal 9 m2
 Office minimal 6 m2
Perlengkapan ruang tidur (Merchant Ship Design handbook VI) hal. 88 :

1. Klas ruang tidur untuk kapten dan kepala kamar mesin adalah sebagai berikut :
1 buah tempat tidur
1 buah meja tulis beserta lampu meja.
1 buah lemari pakaian
1 buah kursi sofa dan keranjang sampah
1 set stereo dan tv
1 buah kursi8
Sistem pendingin
Lampu sesuai dengan kebutuhan
Kamar mandi + toilet

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 51
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

2. Klas senior seperti muallim I dan II, masinis I dan II


1 buah tempat tidur
1 buah meja tulis beserta lampu meja
1 buah lemari pakaian
1 kursi dan keranjang sampah
1 buah Sofa
1 sistem pendingin ruangan (AC)
Lampu sesuai kebutuhan
Kamar mandi + Toilet
3. Klas Junior ( Kepala juru masak, juru mudi, operator radio, )
1 buah tempat tidur
1 buah meja tulis beserta lampu meja
1 buah lemari pakaian
1 buah kursi dan keranjang sampah
lampu sesuai dengan kebutuhan
Sistem pendingin ruangan
4. Klas Crew ( awak Kapal )
1 buah tempat tidur
1 buah meja beserta lampu meja
1 buah lemari pakaian
1 buah kursi dan keranjang sampah
sistem pendingin ruangan
lampu sesuai kebutuhan

 Ruangan Umum ( Public Room )


Perlengkapan untuk ruangan umum (Merchant Ship Design handbook VI) hal.
73. Spesifikasi tiap ruangan adalah sebagai berikut :

1. Ruang makan perwira


Terletak Bridge deck dengan perlengkapan sebagai berikut :

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 52
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

1 buah meja makan


6 buah kursi makan
1 Stereo set & TV
1 buah keranjang sampah
Peralataan makan dan minum
Lampu sesuai kebutuhan
Sistem pendingin ruangan
2. Ruang makan ABK
Terletak pada Poop deck dengan perlengkapan sebagai berikut :

1 buah meja makan


6 buah kursi maka
1 buah keranjang sampah
Peralataan makan dan minum
Lampu sesuai kebutuhan
Sistem pendingin ruangan
3. Kamar mandi dan WC
Terdapat 4 kamar mandi umum dan WC yang ditempatkan pada Main deck, Poop
deck, Boat deck, dan Bridge deck. Adapun perlegkapan didalamnya antara lain :

Shower
Water closed (WC)
Wastafel dilengkapi dengan cermin
Keranjang sampah
Lampu sesuai kebutuhan

4. Ruang santai
Terdapat 2 ruang santai yaitu yang terletak Boat deck untuk perwira dan poop deck
untuk awak kapal.

1 set sofa.
1 buah meja
1 set TV dan stereo

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 53
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

1 buah keranjang sampah


sistem pendingin ruangan
lampu sesuai kebutuhan
5. Dapur
Terdapat 1 ruang dapur yaitu terletak di Poop deck dengan perlengkapan :

1 buah lemari pendingin


2 buah Kursi
1 buah keranjang sampah
1 Set peralatan masak
1 Meja panjang
Lampu sesuai kebutuhan
6. Gudang perbekalan
Terletak pada poop deck dengan perlengkapan sebagai berikut

1 buah meja
2 buah lemari dinding
Lampu sesuai kebutuhan
Dan ruang-ruang tempat pengawetan bahan makanan
7. Kantor
Terletak pada Bridge deck dengan perlengkapan sebagai berikut :

1 buah meja tulis (berlaci)


2 buah kursi
3 set Komputer
1 buah lemari rak (untuk buku)
1 buah keranjang sampah
Sistem pendingin ruangan
lampu sesuai kebutuhan
8. Ruang Rapat
Terletak pada bridge deck dengan perlengkapan :

1 set kursi dengan meja


Sistem pendingin ruangan

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 54
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

1 buah Papan tulis


Lampu sesuai kebutuhan
9. Ruang kemudi
Terletak di navigation deck dengan perlengkapan :

Meja kontrol untuk alarm kebakaran dan pengontrol air pemadam kebakaran.
Meja kontrol dilengkapi dengan alarm serta alat bantu
Duah buah kursi untuk mengamati radar
Dua buah radar
Kompas
Kursi berlengan untuk kapten
Kotak bendera dan peralatan navigasi
lemari buku kecil dan whiteboard
Sistem pendingin
Lampu sesuai kebutuhan
10. Ruang radio
Terletak pada Navigation deck dengan perlengkapan :

1 buah meja tulis dan perlengkapannya


1 set Komputer dan Meja
1 set lemari buku
instalasi radio dengan perlengkapannya
2 buah kursi
Sistem pendingin
Lampu sesuai kebutuhan
11. Ruang peta
Terletak di Navigation deck,dengan kelengkapan :

1 meja peta dan satu set komputer


Dan peralatan-peralatan lainnya

Jenis Ruangan, Letak, Luas, dan Perlengkapannya

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 55
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Peletakan ruangan dan perlengkapan diatas kapal dilakukan dengan


memperhatikan regulasi-regulasi yang ada, ruangan-ruangan dan perlengkapan ini
diletakkan pada deck-deck kapal, yaitu main deck, poop deck, boat deck, bridge
deck, navigation deck dan top deck, selain itu ada pula yang diletakkan pada ceruk
haluan, ceruk buritan dan dibawah double bottom. Penempatan ruangan ini dapat
dilihat sebagai berikut

A. Main deck

Untuk poop deck, terletak dari gading nomor -6 sampai gading nomor 33,
dengan perincianruangan dan perlengkapan sebagai berikut.

1. Kamar Juru Minyak I dan dan juru mudi 1

Terletak pada gading 28 – 33 dengan ukuran 3 x 5,413 m = 16.239 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

P L T

1 Tempat tidur single 2 2 1 0.4 Lantai 4


Berth
2 Lemari Pakaian 2 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.72
3 Meja tulis 2 0.8 0.5 0.8 Lantai 0.8

4 Meja 2 0.9 0.635 0.6 Lantai 1,143


5 Kursi 2 0.5 0.5 0.75 Lantai 0.5
6 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
7 cooling system (AC) 1 - - - Dinding -

8 Jam dinding 1 - - - Dinding -

9 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -

10 Lampu tidur 1 - - - Dinding -

11 Lampu Meja 2 - - - Meja -

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 56
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

  ∑= 7,253

* Locker life jacket ditempatkan dibawah tempat tidur, untuk mengoptimalkan selisih
diruangan.

2. Kamar Juru mudi II dan Juru Minyak II


Terletak pada gading 23 – 28 dengan ukuran 3 x 5,413 m =16.239 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

P L T

1 Tempat tidur single 2 2 1 0.4 Lantai 4


Berth
2 Lemari Pakaian 2 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.72
3 Meja tulis 2 0.8 0.5 0.8 Lantai 0.8

4 Meja 2 0.9 0.635 0.6 Lantai 1,143


5 Kursi 2 0.5 0.5 0.75 Lantai 0.5
6 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
7 cooling system (AC) 1 - - - Dinding -

8 Jam dinding 1 - - - Dinding -

9 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -

10 Lampu tidur 1 - - - Dinding -

11 Lampu Meja 2 - - - Meja -

  ∑= 7,253

* Locker life jacket ditempatkan dibawah tempat tidur, untuk mengoptimalkan selisih
diruangan.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 57
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

3. Kamar Juru mudi III terletak Juru Minyak III


Terletak pada gading 18-23 dengan ukuran 3 x 5,413 m = 16,239 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

P L T

1 Tempat tidur single 2 2 1 0.4 Lantai 4


Berth
2 Lemari Pakaian 2 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.72
3 Meja tulis 2 0.8 0.5 0.8 Lantai 0.8

4 Meja 2 0.9 0.635 0.6 Lantai 1,143


5 Kursi 2 0.5 0.5 0.75 Lantai 0.5
6 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
7 cooling system (AC) 1 - - - Dinding -

8 Jam dinding 1 - - - Dinding -

9 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -

10 Lampu tidur 1 - - - Dinding -

11 Lampu Meja 2 - - - Meja -

  ∑= 7,253

* Locker life jacket ditempatkan dibawah tempat tidur, untuk mengoptimalkan selisih
diruangan.

4. Kamar Mandor mesin dan Kelasi


Terletak pada gading 28 – 33 dengan ukuran 3 x 5,413 m = 16,395 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 58
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

P L T

1 Tempat tidur single 2 2 1 0.4 Lantai 4


Berth
2 Lemari Pakaian 2 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.72
3 Meja tulis 2 0.8 0.5 0.8 Lantai 0.8

4 Meja 2 0.9 0.635 0.6 Lantai 1,143


5 Kursi 2 0.5 0.5 0.75 Lantai 0.5
6 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
7 cooling system (AC) 1 - - - Dinding -

8 Jam dinding 1 - - - Dinding -

9 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -

10 Lampu tidur 1 - - - Dinding -

11 Lampu Meja 2 - - - Meja -

  ∑= 7,253

* Locker life jacket ditempatkan dibawah tempat tidur, untuk mengoptimalkan selisih
diruangan.

5. Serang dan Pelayan

Dimana terletak pada gading 23 – 28 dengan ukuran 3 x 5,413 m = 16,395 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

P L T

1 Tempat tidur single 2 2 1 0.4 Lantai 4


Berth

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 59
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

2 Lemari Pakaian 2 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.72


3 Meja tulis 2 0.8 0.5 0.8 Lantai 0.8

4 Meja 2 0.9 0.635 0.6 Lantai 1,143


5 Kursi 2 0.5 0.5 0.75 Lantai 0.5
6 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
7 cooling system (AC) 1 - - - Dinding -

8 Jam dinding 1 - - - Dinding -

9 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -

10 Lampu tidur 1 - - - Dinding -

11 Lampu Meja 2 - - - Meja -

  ∑= 7,253

6. Pembantu kamar mesin dan Kalasi

Dimana terletak pada gading 18-23 dengan ukuran 3 x 5,413 m = 16,395 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

P L T

1 Tempat tidur single 2 2 1 0.4 Lantai 4


Berth
2 Lemari Pakaian 2 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.72
3 Meja tulis 2 0.8 0.5 0.8 Lantai 0.8

4 Meja 2 0.9 0.635 0.6 Lantai 1,143


5 Kursi 2 0.5 0.5 0.75 Lantai 0.5
6 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 60
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

7 cooling system (AC) 1 - - - Dinding -

8 Jam dinding 1 - - - Dinding -

9 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -

10 Lampu tidur 1 - - - Dinding -

11 Lampu Meja 2 - - - Meja -

  ∑= 7,253

* Locker life jacket ditempatkan dibawah tempat tidur, untuk mengoptimalkan selisih
diruangan.

7. Kamar Mandi, Toilet dan shower

Dimana terletak pada gading 8 – 12 ukuran ruangan 2.38 x 3 m = 7.14 m2

Dimensi (m) Posisi


No Jenis Perlengkapan Jumlah A (m2)
P L T Letak

1 Shower 2 - - - Dinding -

2 Toilet 2 1,8 1,05 2 Lantai 3,78

3 Strom rail 1 - - - Dinding -

Wastafel dengan
4 2 0,75 0,4 1 Dinding 0,6
cermin

5 Lampu ruangan 2 - - - Plafon -

 4,38

8. Ruang Deck Store

Dimana terletak pada gading 10 - 13 dengan ukuran 1,8 x 4,28 m = 136,104 m2

no Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

P L T

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 61
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

1 Meja 1 1.5 1 0.8 Lantai 1.5

3 Lemari Dinding 4 0.6 0.4 1 Lantai 0.96

  ∑= 2.46

9. Perpustakaan
Dimana terletak pada gading 13 - 18 da ukuran 3 x 5,413 m = 16,239 m2

No Jenis perlengkapan Jumla Dimensi (m) Posisi A (m2)


h letak

P L T

1 Meja 1 2.4 0.6 0.8 Lantai 1.44

2 Rak 8 0.6 0.4 1 Lantai 1.92

3 Kursi 4 0.5 0.5 0.75 Lantai 1

4 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09

5 Jam Dinding 1 0 0 1 Lantai 0

6 Pot Bunga 1 0.05 0.05 0.1 Lantai 0.0025

7 Lampu Kamar 1 0 0 0 Pelafon 0

  ∑ = 4.4525

10. Meeting Room


Dimana terletak pada gading (-5) – 1 ukuran 2,6 m x 9,3 m = 24,18 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)

P L T letak

1 Meja 1 2.3 0.6 0.8 Lantai 1.38


2 Kursi panjang 1 2 0.3 0.5 Lantai 0.6
3 Tempat Sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
4 Ac 1 0 0 0 Dindin 0

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 62
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

g
5 Tv 1 0 0 0 Dindin 0
g

  ∑= 2.07

11. Ruang Bersantai Crew


Dimana terletak pada gading (1) – 8dal ukuran 4,17 x 3,6 m =15,012 m2

Jenis Dimensi (m) Posisi


XNo Jumlah A (m2)
Perlengkapan P L T Letak
1 Meja 2 1 0.6 0,4 Lantai 1.2
2 Sofa 3 1.2 0.9 0,5 Lantai 3.24
Tempat
3 1 0.3 0.3 0,4 Lantai 0.09
sampah
4 Tv + meja tv 1 0.6 0.4 0,5 Lantai 0.24
Lampu
5 1 - - - Plafon -
ruangan
Dindin
6 Jam dinding 1 - - - -
g
å 4.77

12. Pantry
Dimana terletak pada gading (-2) – 2 ukuran 2,4 x 3 m = 7,2 m2

Posisi
Jenis Dimensi (m) A (m2)
No Jumlah letak
perlengkapan
P L T
1 Meja 1 1.7 0.9 0.8 Lantai 1.53
2 Kompor 2 0.6488 0.43 0.8 Lantai 0.55797
Lemari
3 4 0.6 0.4 1 Lantai 0.96
Dinding
4 Wastafel 1 0.9 0.5 1 Lantai 0.45
5 Kulkas 1 0.6 0.6 1.2 Lantai 0.36
6 Tempat 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 63
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

sampah
  ∑= 3.94797

13. Workshop
Dimana terletak pada gading 1 – 6 ukuran 3 m x 2,9 m = 8,7 m2

N Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


o letak
P L T
1 Lemari penyimpanan 1 1 0,8 1.5 Lantai 0,8
2 Lampu kamar - - - - Pelafon -

∑ = 0,8

14. Ruang Laundry


Dimana terletak pada gading 6 – 10 ukuran 2.4 x 3.9 m = 9,36 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

P L T

1 Mesin Cuci 4 0.5 0.3248 0.6 Lantai 0.6496


2 Tempat Pakain Kotor 1 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.36
3 Tempat Penampungan 1 0.8 0.5 0.8 Lantai 0.4
Air
4 Wastafel 1 0.7 0.5365 1 Lantai 0.37555
5 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09

  ∑ = 1.87515

15. Tools Room


Dimana terletak pada gading 10 – 13 ukuran 1.8 x 2,4 m = 4,32 m2

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 64
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

N Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


o letak
P L T
1 Lemari penyimpanan 1 1 0,8 1.5 Lantai 0,8
2 Lampu kamar - - - - Pelafon -

∑ = 0,8

B. POOP DECK
Untuk poop deck, terletak dari gading nomor -6 sampai gading nomor 33,
dengan perincian ruangan dan perlengkapan sebagai berikut :

1. Mess Room Crew

Dimana terletak pada gading 28 - 33 dengan ukuran 3 m x 4,4 m = 13.2 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

P L T

1 Meja Makan 1 3.5 1.2 0.8 Lantai 4.2


2 Kursi 10 0.5 0.5 0.75 Lantai 3
3 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09

  ∑= 7,29

2. Mess Room Perwira


Dimana terletak pada gading 20 - 26 dengan ukuran 3.6 m x 4,4 m = 15.84
m2

No Jenis perlengkapan Jumla Dimensi (m) Posisi A (m2)


h P L T letak

1 Meja Makan 1 0.76 0.76 0.8 Lantai 4,2


2 Kursi 10 0.5 0.5 0.75 Lantai 3

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 65
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

3 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09

  ∑= 7,29

3. Tempat penyimpanan makanan

Dimana terletak pada gading 17 - 20 dengan ukuran 1,8 m x 4,4 m = 7,92 m2

Dimensi (m) Posisi


No Jenis Perlengkapan Jumlah A (m2)
P L T Letak
Lemari
1 7 1 1 1 Lantai 7
Penyimpanan
2 Meja 1 1,2 0,9 1 Lantai 1,08
3 Lemari 3 0,6 0,4 1,5 Lantai 0,72
Plafo
5 Lampu ruangan 1 - - - -
n
 8,8
4. Tempat Penyimpanan Makanan Dingin

Dimana terletak pada gading 15 -17 dengan ukuran 1,2 m x 4,4 m = 5,28 m2

Dimensi (m) Posisi


No Jenis Perlengkapan Jumlah A (m2)
P L T Letak
Lemari
1 7 1 1 1 Lantai 7
Penyimpanan
2 Meja 1 1,2 0,9 1 Lantai 1,08
3 Lemari 3 0,6 0,4 1,5 Lantai 0,72
Plafo
5 Lampu ruangan 1 - - - -
n
 8,8

5. Klinik

Dimana terletak pada gading 6-12 dengan ukuran 3,6 m x 3,8 m = 13.68 m2

Jenis Dimensi (m) Posisi


no Jumlah A (m2)
perlengkapan P L T letak

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 66
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Tempat tidur
1 2 2 1 0.4 Lantai 4
single berth
2 Lemari 1 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.36
3 Meja 1 0.9 0.635 0.6 Lantai 0.5715
4 Kursi 1 0.5 0.5 0.75 Lantai 0.25
5 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
cooling system
6 1 - - - Dinding -
(AC)
7 Jam dinding 1 - - - Dinding -
8 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -
9 Lampu tidur 1 - - - Dinding -
10 Lampu Meja 2 - - - Meja -
  ∑= 5.2715

6. Protection & Safety Equitment Room


Dimana terletak pada gading 6 - 10 dengan ukuran 2,4 x 3,6 m = 8,64 m2

Posisi
Jenis Dimensi (m) A (m2)
no Jumlah letak
perlengkapan
P L T
Lemari
1 1 1 0,8 1.5 Lantai 0,8
penyimpanan
2 Lampu kamar - - - - Pelafon -
  ∑ = 0,8

7. Ruang Bersantai Untuk Perwira


Dimana terletak pada gading 10 - 18 dengan ukuran 4,8 m x 4 m = 19,2 m2

Posisi
Jenis Dimensi (m) A (m2)
No Jumlah Letak
Perlengkapan
P L T
1 Meja 2 1 0.6 0,4 Lantai 1.2
2 Sofa 3 1.2 0.9 0,5 Lantai 3.24
3 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0,4 Lantai 0.09
4 Tv + meja tv 1 0.6 0.4 0,5 Lantai 0.24
5 Lampu ruangan 1 - - - Plafon -
6 Jam dinding 1 - - - Dindin -

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 67
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

g
Å 4.77

8. Mushollah
Dimana terletak pada gading 18 - 26 dengan ukuran 4,8 m x 4,2 m = 20,16 m2

Jenis Dimensi (m) Posisi


no Jumlah A (m2)
perlengkapan P L T letak
1 Mimbar 1 0.8 0.8 1.2 Lantai 0.64
2 Sajadah 11 1 0.6 0.15 Lantai 6.6
3 Tempat Sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 8
Dindin
4 Lemari Dinding 1 0 0 0.5 0
g
  Lampu kamar 1 0 0 0 Pelafon 0
  ∑= 15.24

9. Ruang Makan Perwira


Dimana terletak pada gading 28 – 33 dengan ukuran 3 m x 4,4 m = 13,2 m2

Posisi
Jenis Dimensi (m) A (m2)
No Jumlah letak
perlengkapan
P L T
1 Meja Makan 1 3.5 1.2 0.8 Lantai 4.2
2 Kursi 10 0.5 0.5 0.75 Lantai 3
4 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
  ∑= 7.29

10. Toilet

Dimana terletak pada gading 28 – 33 dengan ukuran 3 m x 5 m = 15 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 68
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

P L T

1 Lampu 1 0 0 0 Dindin 0
g
2 Tempat penampungan 1 0.5 0.5 0.7 Dindin 0.25
air g
3 Tempat buang besar 1 0.5 0.3 0.5 Lantai 0.15

  ∑= 0.4

C. BOAT DECK
Untuk boat deck, terletak dari gading nomor 6 sampai gading nomor 33, dengan
perincian ruangan dan perlengkapan sebagai berikut :

1. Kamar Mualim 1

Dimana terletak pada gading 18 - 23 dengan ukuran 3 x 4,1 m =12,3 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

P L T

1 Tempat tidur single 1 2 1 0.4 Lantai 2


berth
2 Lemari Pakaian 1 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.36
3 Sofa ( I Type ) 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024
4 Meja 1 0.9 0.635 0.6 Lantai 0.5715
5 Tv 1 0 0 0 Dinding 0
6 Kursi 1 0.5 0.5 0.75 Lantai 0.25
7 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 69
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

8 Shower 1 0 0 0 Dinding 0
9 Wastafel 1 0.48 0.32 0.4 Dinding 0.1536
10 Tempat buang besar 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024
11 cooling system (AC) 1 - - - Dinding -
12 Jam dinding 1 - - - Dinding -
13 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -
14 Lampu tidur 1 - - - Dinding -
15 Lampu Meja 2 - - - Meja -

  ∑ = 4.35174

2. Kamar Mualim 2

Dimana terletak pada gading 29 – 33 dengan ukuran 2,4 m x 4,5 m = 10,32 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

P L T

1 Tempat tidur single 1 2 1 0.4 Lantai 2


berth
2 Lemari Pakaian 1 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.36
3 Sofa ( I Type ) 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024
4 Meja 1 0.9 0.635 0.6 Lantai 0.5715
5 Tv 1 0 0 0 Dinding 0
6 Kursi 1 0.5 0.5 0.75 Lantai 0.25
7 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
8 Shower 1 0 0 0 Dinding 0
9 Wastafel 1 0.48 0.32 0.4 Dinding 0.1536
10 Tempat buang besar 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 70
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

11 cooling system (AC) 1 - - - Dinding -


12 Jam dinding 1 - - - Dinding -
13 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -
14 Lampu tidur 1 - - - Dinding -
15 Lampu Meja 2 - - - Meja -

  ∑ = 4.35174

3. Kamar Doktor

Dimana terletak pada gading 23 – 27 dengan ukuran 2,4 m x 4,3 m = 10.32 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

P L T

1 Tempat tidur single 1 2 1 0.4 Lantai 2


berth
2 Lemari Pakaian 1 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.36
3 Sofa ( I Type ) 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024
4 Meja 1 0.9 0.635 0.6 Lantai 0.5715
5 Tv 1 0 0 0 Dinding 0
6 Kursi 1 0.5 0.5 0.75 Lantai 0.25
7 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
8 Shower 1 0 0 0 Dinding 0
9 Wastafel 1 0.48 0.32 0.4 Dinding 0.1536
10 Tempat buang besar 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024
11 cooling system (AC) 1 - - - Dinding -
12 Jam dinding 1 - - - Dinding -
13 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -
14 Lampu tidur 1 - - - Dinding -

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 71
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

15 Lampu Meja 2 - - - Meja -

  ∑ = 4.35174

4. Kamar Operator Radio

Dimana terletak pada gading 23 – 27 dengan ukuran 2,4 m x 4,3 m =10.32 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

P L T

1 Tempat tidur single 1 2 1 0.4 Lantai 2


berth
2 Lemari Pakaian 1 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.36
3 Sofa ( I Type ) 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024
4 Meja 1 0.9 0.635 0.6 Lantai 0.5715
5 Tv 1 0 0 0 Dinding 0
6 Kursi 1 0.5 0.5 0.75 Lantai 0.25
7 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
8 Shower 1 0 0 0 Dinding 0
9 Wastafel 1 0.48 0.32 0.4 Dinding 0.1536
10 Tempat buang besar 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024
11 cooling system (AC) 1 - - - Dinding -
12 Jam dinding 1 - - - Dinding -
13 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -
14 Lampu tidur 1 - - - Dinding -
15 Lampu Meja 2 - - - Meja -

  ∑ = 4.35174

5. Kamar Masinis 1

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 72
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Dimana terletak pada gading 18 - 23 dengan ukuran 3 x 4,1 m = 12.3 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

P L T

1 Tempat tidur single 1 2 1 0.4 Lantai 2


berth
2 Lemari Pakaian 1 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.36
3 Sofa ( I Type ) 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024
4 Meja 1 0.9 0.635 0.6 Lantai 0.5715
5 Tv 1 0 0 0 Dinding 0
6 Kursi 1 0.5 0.5 0.75 Lantai 0.25
7 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
8 Shower 1 0 0 0 Dinding 0
9 Wastafel 1 0.48 0.32 0.4 Dinding 0.1536
10 Tempat buang besar 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024
11 cooling system (AC) 1 - - - Dinding -
12 Jam dinding 1 - - - Dinding -
13 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -
14 Lampu tidur 1 - - - Dinding -
15 Lampu Meja 2 - - - Meja -

  ∑ = 4.35174

6. Kamar masinis 2
Dimana terletak pada gading 29 – 33 dengan ukuran 2,4 m x 4,5 m 10.8 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

P L T

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 73
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

1 Tempat tidur single 1 2 1 0.4 Lantai 2


berth
2 Lemari Pakaian 1 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.36
3 Sofa ( I Type ) 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024
4 Meja 1 0.9 0.635 0.6 Lantai 0.5715
5 Tv 1 0 0 0 Dinding 0
6 Kursi 1 0.5 0.5 0.75 Lantai 0.25
7 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
8 Shower 1 0 0 0 Dinding 0
9 Wastafel 1 0.48 0.32 0.4 Dinding 0.1536
10 Tempat buang besar 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024
11 cooling system (AC) 1 - - - Dinding -
12 Jam dinding 1 - - - Dinding -
13 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -
14 Lampu tidur 1 - - - Dinding -
15 Lampu Meja 2 - - - Meja -

  ∑ = 4.35174

7. Toilet
Dimana terletak pada gading 29 - 33 dengan ukuran 2.4 m x 5 m =12 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

P L T

1 Lampu 1 0 0 0 Dindin 0
g
2 Tempat penampungan 1 0.5 0.5 0.7 Dindin 0.25
air g
3 Tempat buang besar 1 0.5 0.3 0.5 Lantai 0.15

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 74
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

  ∑= 0.4

D. BRIDGE DECK
Untuk bridge deck, terletak dari gading nomor 18 sampai gading nomor 33,
dengan perincian ruangan dan perlengkapan sebagai berikut :

1. Captain ( Master Room ) / Kamar Kapten

Dimana terletak pada gading 25 - 33 dengan ukuran 4,8 m x 4,5 m = 21,6 m2

No Jenis perlengkapan Jumla Dimensi (m) Posisi A (m2)


h letak

P L T

1 Tempat tidur single 1 2 1 0.4 Lantai 2


berth
2 Lemari Pakaian 1 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.36
3 Sofa ( I Type ) 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024
4 Meja 1 0.9 0.635 0.6 Lantai 0.5715
5 Tv 1 0 0 0 Dindin 0
g
6 Kursi 1 0.5 0.5 0.75 Lantai 0.25
7 Pot Bunga 1 0.05 0.05 0.1 Lantai 0.0025
8 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
9 Shower 1 0 0 0 Dindin 0
g
10 Wastafel 1 0.48 0.32 0.4 Dindin 0.1536
g
11 Tempat buang besar 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024
12 cooling system (AC) 1 - - - Dindin -
g
13 Jam dinding 1 - - - Dindin -

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 75
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

g
14 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -
15 Lampu tidur 1 - - - Dindin -
g
16 Lampu Meja 2 - - - Meja -

  ∑ = 4.35424

2. Officer Room Captain / Ruang kantor Kapten

Dimana terletak pada gading 21-25 dengan ukuran 2,4 m x 4,2 m = 10.08 m2

No Jenis perlengkapan Jumla Dimensi (m) Posisi A (m2)


h P L T letak

1 Meja 1 1 0.6 0.8 Lantai 0.6

2 Meja Kerja 1 1.2 0.6 0.8 Lantai 0.72

3 Sofa 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024

4 Pot Bunga 2 0.05 0.05 0.1 Lantai 0.005

5 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09

6 Jam Dinding 1 0 0 1 Lantai 0

7 Telpon 1 0 0 0 Meja 0

8 Lampu Kamar 1 0 0 0 Pelafo 0


n

  ∑ = 2.49524

3. Chief Mechine Room

Dimana terletak pada gading 25 - 33 dengan ukuran 4,8 m x 4,5 = 21,6 m2

No Jenis perlengkapan Jumlah Dimensi (m) Posisi A (m2)


letak

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 76
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

P L T

1 Tempat tidur single 1 2 1 0.4 Lantai 2


bad
2 Lemari Pakaian 1 0.6 0.6 1.8 Lantai 0.36
3 Sofa ( I Type ) 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024
4 Meja 1 0.9 0.635 0.6 Lantai 0.5715
5 Tv 1 0 0 0 Dinding 0
6 Kursi 1 0.5 0.5 0.75 Lantai 0.25
7 Pot Bunga 1 0.05 0.05 0.1 Lantai 0.0025
8 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
9 Shower 1 0 0 0 Dinding 0
10 Wastafel 1 0.48 0.32 0.4 Dinding 0.1536
11 Tempat buang besar 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024
12 cooling system (AC) 1 - - - Dinding -
13 Jam dinding 1 - - - Dinding -
14 Lampu kamar 1 - - - Pelafon -
15 Lampu tidur 1 - - - Dinding -
16 Lampu Meja 2 - - - Meja -

  ∑ = 4.35424

4. Kantor Chief Mechine

Dimana terletak pada gading 21-25 dengan ukuran 2,4 m x 4,2 m = 6 m2

No Jenis perlengkapan Jumla Dimensi (m) Posisi A (m2)


h P L T letak

1 Meja 1 1 0.6 0.8 Lantai 0.6

2 Meja Kerja 1 1.2 0.6 0.8 Lantai 0.72

3 Sofa 1 1.68 0.643 0.75 Lantai 1.08024

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 77
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

4 Pot Bunga 2 0.05 0.05 0.1 Lantai 0.005

5 Tempat sampah 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09

6 Jam Dinding 1 0 0 1 Lantai 0

7 Telpon 1 0 0 0 Meja 0

8 Lampu Kamar 1 0 0 0 Pelafo 0


n

  ∑ = 2.49524

5. Pantry

Dimana terletak pada gading 28-30 dengan ukuran 1,2 m x 5 m = 6 m2

Posisi
Jenis Dimensi (m) A (m2)
no Jumlah letak
perlengkapan
P L T
1 Meja 1 1.7 0.9 0.8 Lantai 1.53
2 Kompor 2 0.6488 0.43 0.8 Lantai 0.55797
Lemari
3 4 0.6 0.4 1 Lantai 0.96
Dinding
4 Wastafel 1 0.9 0.5 1 Lantai 0.45
5 Kulkas 1 0.6 0.6 1.2 Lantai 0.36
Tempat
6 1 0.3 0.3 0.4 Lantai 0.09
sampah
  ∑= 3.94797

E. NAVIGATION DECK
Untuk navigation deck, terletak dari gading nomor 18 sampai gading nomor 33,
dengan perincian ruangan dan perlengkapan sebagai berikut :

1. Wheel House / Ruang kemudi

Diamana terletak pada gading 21 – 33

N Jenis perlengkapan Jum Dimensi (m) Posisi A (m2)


o lah letak

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 78
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

P L T
1 Meja Kontrol Navigasi dan 2 Lantai
permesinan, dll
2 Kemudi 1 Lantai
3 Kursi Kapten 1 Lantai
4 Kursi 2 Lantai
5 Binocular 2
6 GPS ( General Positioning 1
System)
7 Deep sea lead 1
8 Kompas 4
9 Sounding machine 1
1 Barometer 1
0 Thermometer 2
1 Radar 2
1 Chronometer 1
1 Meja 1 Lantai
2 Lemari 1 Lantai
1 Rak (bufet) 1 Lantai
3 Lampu 8 Pelafon
1 Telepon 2 Meja
4 Alat Pemadam Kebakaran 1 Dinding
1 Springkle 3 Pelafon
5
Alarm Tanda Bahaya 2 Dinding
1
6
1
7
1
8
1
9

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 79
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

2
0
2
1

2. Map Room / Ruang Peta

Diamana terletak pada gading 21 - 27

N Jenis perlengkapan Jum Dimensi (m) Posisi A (m2)


P L T
o lah letak
1 Meja Peta 1 1.8 1 1 Lantai 1.8
2 Peta 1 - - - Meja -
3 Kursi 5 0.5 0.5 0.75 Lantai 1.25
4 Kotak Kronometer 1 - - - Lantai -
5 Kotak Peralatan Nautika 1 - - - Lantai -
6 Lampu kamar 2 - - - Pelafon -
7 Springkle 1 - - - Pelafon -
8 Telepon 1 - - - Dinding -
9 lemari 1 1 0.6 1.8 lantai 0.6

∑ = 3.65

3. Radio Room / Ruang Radio

Diamana terletak pada gading 21 - 27

N Jenis perlengkapan Jum Dimensi (m) Posisi A (m2)


o lah letak
P L T
1 Intalasi radio 1 - - - meja -
2 Meja tulis 1 1 0.8 1 Lantai 0.8
3 Mesin ketik 1 - - - Meja -
4 Meja mesin ketik 1 0.5 0.5 1 Lantai 0.25
5 Kursi 2 0.5 0.5 0.5 Lantai 0.25

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 80
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

6 Lampu ruangan 2 - - - Pelafon


7 Springkle 1 - - - Pelafon
8 Telepon 1 - - - Meja

∑ = 1.3

4. Batteray Room / Ruang Daya Cadangan

Dimana terletak pada gading 21 - 27

N Jenis perlengkapan Jum Dimensi (m) Posisi A (m2)


o lah letak
P L T
1 Peralatan Generator darurat Lantai
2 Lampu bahaya 2 Pelafon
3 Lampu 1 Pelafon
4 Springkle 1 Pelafon

5. Toilet
Dimana terletak pada gading 21 - 27

No Jenis perlengkapan Jumla Dimensi (m) Posisi A


h P L T letak (m2)

1 Lampu 1 0 0 0 Dindin 0
g
2 Tempat 1 0.5 0.5 0.7 Dindin 0.25
penampungan air g
3 Tempat buang besar 1 0.5 0.3 0.5 Lantai 0.15

  ∑= 0.4

Forecastle Deck

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 81
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Pada deck ini terdapat :

1. Windlass

2. Capstan

3. Bollard

Lebar geladak (deck) pada ujung-ujung kapal, Fore castle deck harus
memiliki lebar yang cukup untuk instalasi windlass dan mesin-mesin/peralatan
lainnya yang berhubungan dengan mooring (penambatan) dan anchoring (jangkar),
kebutuhan lebar fore castle akan tercukupi bila gading (frame) 5% LBP dibelakang
Fp memiliki lebar pada fore castle selebar (0,5 hingga 0,6) Bmld. Poop deck akan
memiliki lebar yang cukup bila pada ujung belakang geladak memiliki lebar (80%
hingga 95%) Bmld.

Double Bottom

1. Tangki air tawar

2. Tangki bahan Bakar

3. Tangki pelumas

4. Tangki ballast

5. Tangki oil diesel, Dll.

3.4 Perletakan Tangki –Tangki


Tangki –tangki yang memenuhi kebutuhan operasional kapal diletakan pada
double bottom yaitu berupa :

1. Tangki bahan bakar ( Fuel oil tank )

Wbahan bakar = 51,64 Ton

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 82
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

bahan bakar = 0,94 m3/ton

Vbahan bakar yang dibutuhkan = 51,64 ton × 0,94 m3/ton

= 48,76 m3

penambahan
10% = 48,67 m3 + (10% x48,67)

= 53,64

H double bottom = 1,07 m

Ltangki sampai side girder =8m


ao = 0,6 m

I' = 0.3  
WFO l= 0.6  
No Luas Penampang FS HK  
1 8.5598 1 8.5598  
2 8.5598 4 34.2392  
3 8.5598 2 17.1196  
4 8.5598 4 34.2392  
5 8.5598 2 17.1196  
6 8.5598 4 34.2392  
7 8.5598 2 17.1196  
8 8.5598 4 34.2392  
9 8.5598 2 17.1196  
10 8.5598 4 34.2392  
11 8.5598 1.5 12.8397  
12 8.5598 2 17.1196  
13 8.5598 1 8.5598  
    ∑ HK 286.7533  
         
MEMENUH
      57.35066 I

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 83
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

- Dari perhitungan simpson tangki bahan bakar diatas maka didapatkan volume
tangki bahan bakar yang direncanakan yaitu 57,35.
- Vtangki yang direncakan > Vperhitungan ( syarat memenuhi)
- 57,35 m3 > 53,6 m3 (memenuhi)
Jadi panjang tangki bahan bakar adalah pada gading 34 sampai gading 45

2. Tangki Minyak Pelumas ( Lubrican Oil Tank)

Wminyak pelumas prarancangan = 0,12 ton

minyak pelumas = 0,92 m3/ton

Vminyak pelumas prarancangan = 0,12 ton × 0,92 m3/ton

= 0,110 m3

penambahan
10% = 0,110 m3 + (10% x0,110)

= 0,121

Hdaouble bottom = 1,07 m

Ltangki sampai side girder =8m

ao = 0,6 m
     
WLUB
I= 0.2  
Luas Penampang FS HK  
8.5598 1 8.5598  
34.239
8.5598 4 2  
8.5598 1 8.5598  
51.358
  ∑ HK 8  
       
3.4239 MEMENU
    2 HI

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 84
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Sehingga :
Vyang direncanakan > Vperhitungan ( syarat memenuhi)
3,42 m3 > 0,121 m3 (memenuhi)

Jadi panjang tangki minyak pelumas adalah pada gading 46 sampai gading 47

3. Tangki Diesel Oil ( Diesel Oil Tank )

Wdiesel oil prarancangan = 10,32 ton

diesel oil = 0,84 m3/ton

Vdiesel oil = 10,32 ton × 0,84 m3/ton

= 8,66 m3

penambahan
10% = 8,66 m3 + (10% x8,66)

= 9,53

Hdaouble bottom = 1,07 m

Ltangki sampai side girder =8m

ao = 0,6 m
     
WDO
I= 0.6  
Luas Penampang FS HK  
8.5598 1 8.5598  
8.5598 4 34.2392  
8.5598 1 8.5598  
  ∑ HK 51.3588  
       
10.2717 MEMENU
    6 HI

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 85
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Sehingga :
Vyang direncanakan > Vperhitungan ( syarat memenuhi)
10,27 m3 > 9,53 m3 (memenuhi)

Jadi panjang tangki minyak pelumas adalah pada gading 48 sampai gading 50.

4. Tangki air tawar ( Fresh Water Tank )

Wair tawar prarancangan = 38,88 ton

air tawar = 1,00 m3/ton

Vair tawar = 3,88 ton × 1,00 m3/ton

= 3,88 m3

penambahan
10% = 3,88 m3 + (10% x3,88)

= 42,76
Hdaouble bottom = 0,85 m
Ltangki sampai side girder =8m
ao = 0,6 m

I' = 0.3  
WFW I= 0.6  
N
o Luas Penampang FS HK  
1 8.5598 1 8.5598  
2 8.5598 4 34.2392  
3 8.5598 2 17.1196  
4 8.5598 4 34.2392  
5 8.5598 2 17.1196  
6 8.5598 4 34.2392  
7 8.5598 2 17.1196  
8 8.5598 4 34.2392  
9 8.5598 1.5 12.8397  
9.
5 8.5598 2 17.1196  

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 86
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

10 8.5598 1 8.5598  
235.394
    ∑ HK 5  
         
MEMENU
      47.0789 HI

Sehingga :
Vsimpson > Vrangcangan ( syarat memenuhi)
47,07 m3 > 42,76 m3 (memenuhi)

Jadi panjang tangki air tawar adalah pada gading 51 sampai gading 60.

5. Tangki Ballast

Menurut buku Ship Design and Ship Theory oleh Harvald Phoels hal 13,
kapasitas Ballast yang dibutuhkan yaitu 10% - 50% DWT. Sedangkan dalam buku “
Sistem dan Perlengkapan Kapal” oleh Soekarsono N.A. Hal. 173, Jumlah berat ballast
yang dibutuhkan rata – rata 10 ~ 17 % dari Dispalacemen kapal.

W Ballast = 13 % x DWT
= 13 % x 4400 ton
= 572 ton

Berat jenis cairan = 1,025 ton/m3

( Merchant Ship Design Handbook III, hal III – I,

Berat jenis air laut adalah 1,025 Ton/m3 ).

Vair tawar = 572 ton × 1,025 m3/ton

= 586,3 m3

Hdaouble bottom = 0,85 m

Ltangki sampai side girder =8m

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 87
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

ao = 0,6 m

Perencanaan Taggki =PXLXT


= 48 x 8 x 1,07
= 588

Volume tangki yang direncanankan = 588 m3

Jadi panjang tangki air tawar adalah pada gading 61 sampai gading 141

6. TANGKI COFFERDAM
Cofferdam ditempatkan disetiap tangki sebagai pembatas dua jenis cairan yang
berbeda. Cofferdam juga sebagai penampung cairan apabila salah satu tangki yang
bocor, agar tidak tercampur dengan cairan yang lain jenisnya dari tangki yang
bersebelahan.

BAB IV

PERLENGKAPAN DAN AKOMODASI KAPAL

4.1 Perlengkapan Untuk Operasi Kapal


1. Tangga (Ladder)
a) Tangga Akomodasi (Akomodation Ladder)
 Menurut buku “ MARINE JAPANESE INDUSTRIAL STANDARS (JIS) ”, Hal
491 diberikan tentang ketentuan-ketentuan dari tangga akomodasia adalah :

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 88
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Sudut kemiringan dari tangga adalah maksimum 55 derajat


Lebar dari tangga adalah 450 mm atau lebih
Jarak tiap langkah adalah 350 mm
Tinggi dari pegangan tangga adalah 1000 mm
Diameter tali yang digunakan adalah 22 mm
 Dalam buku “ MERCHANT SHIP DESIGN HANDBOOK “ III hal. III – 226
tentang penentuan panjang tangga dalah :
Panjang tangga = ( H + 3,38 – T ) / sin @

= ( 8,14 + 3,38 – 6,43 ) / sin 46

= 7,07 m

b) Tangga Penghubung Tiap Deck ( Steel Deck Ladder)


Dalam buku “ Marine Japanese Industrial Standars (JIS) “ Halaman 444
diberikan ukuran-ukuran sebagai berikut :

Sudut kemiringan tangga adalah 55 derajat


Jarak tiap anak tangga adalah 220 – 250 mm ( dipilih 250 mm )
Diameter pegangan tangga adalah 25 atau 32 mm ( dipilih 32 mm ) dan tinggi
pegangan adalah 400 mm
Type tangga yang dipilih adalah type A berdasarkan tabel 1 pada halam 444
(JIS) dengan ukuran panjang 600 mm

c) Pilot Ladder
Dalam buku ” MARINE JAPANESE INDUSTRIAL STANDARS (JIS) ” hal.
482 diberikan ukuran-ukuran dan ketentuan tentang tangga adalah :

Sudut kemiringan tangga adalah 15 derajat


Dimensi dari tali yang digunakan adalah 40 mm
Untuk ukuran-ukuran dan ketentuan lain lihat gambar Sbb.
a) Tangga vertikal.
Tangga jenis ini terdapat pada : Ruang mesin, Ruang muat, Tangki double
bottom. Dan lebar tangga ini antara 250 ~ 350 mm tanpa handrail. Tangga ini juga

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 89
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

dipasang pada tiang utama, tiang Derek, tangga keatap rumah geladak (top of deck
house),Tangga vertikal ini juga dipasang pada sisi kiri dan kanan buritan kapal yang
berukuran besar, yang berfungsi untuk pemeriksaan tanda sarat air kapal (Draught
mark), anak tangga ini di las langsung ke kulit lambung kapal. Konstruksi tangga ini
dibuat sekuat mungkin, dan tangga ini dibuat dari batang pelat dan anak tangganya
dibuat dari besi – besi bulat (besi beton).

b) Tangga Embarkasi ( Embarcation Ladder ).


Dalam buku “ MARINE JAPANESE INDUSTRIAL STANDARS (JIS) “ hal.
487 diberikan tentang ukuran-ukuran tangga adalah Sebagai berikut :

Sudut kemiringan tangga adalah 15 derajat


Diameter tali yang digunakan 22 mm untuk klas manila dan 32 mm untuk kelas
sintetik
Untuk panjang keseluruhan tangga diusahakan dari deck embarkasi samapai
pada sekoci penyelamat.
Berdasarkan table 1 pada hal. 488 type tangga yang dipilih adalah type A

c) Tangga Jembatan ( Wharf Ladder ).


Dalam buku “ MARINE JAPANESE INDUSTRIAN STANDARS (JIS) “ hal.
461 diberikan ukuran-ukuran tangga adalah sebagai berikut :

Lebar standar tangga adalah 600 mm, tetapi bias juga diantara 550-610 mm
( dipilih 600 mm )
Untuk semua pegangan tangan dari tali dan diameter tali adalah 16-22 mm
Type tangga yang dipilih adalah type A5 seperti yang terdapat dalam table 1
hal. 461 dengan panjang 5 m.

2. Jendela (Window)
Pada buku Mechant Ship Design Handbook VI hal. 67 tabel 185 tinggi jendela
umumnya 1550 – 1650 mm yang diukur dari garis sarat air penuh (load water line)
sampai tepi penutup jendela sebelah bawah. Jendela yang direncanakan terdiri atas:

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 90
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

a) Jendela bulat (Side Scuttles)


Menurut buka “Mechant Ship Design Handbook VI” hal. 67 tabel 185 dan buku
“system dan perlengkapan kapal” oleh Soekarsono N.A. umumnya jendela bulat
berdiameter 300 – 400 mm. Dipasang pada geladak utama (Main deck) dimana pada
kamar mandi dipakai kaca buram. Jendela samping serta jendela di depan Wheel house
direncanakan agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruangan di dalam kapal pada
setiap ruangan. Penutup sebelah luar dan dalamnya umumnya dibuat dari besi tuang
dan bingkai kacanya dibuat dari besi tuang yang di galvanisir atau kuningan. Diameter
dari bingkai kaca ini 23 cm, 25.5 cm, dan 30.5 cm.

Sedangkan menurut Gaguk Suhardjito dalam buku rencana umum dan tonase
halaman 25 ukuran jendela bundar untuk tipe A adalah dengan diameter 400 mm

b) Jendela segi empat (square window)


Menurut buku Mechant Ship Design Handbook VI hal. 67 tabel 185 bahwa :

Non opening type, jendela ini dipasang pada Navigation deck dan berukuran 600 x 700
(mm).

Hinged type, jendela ini dipasang pada Poop deck, Boat deck berukuran 600 x 700
(mm).

Ukuran – ukuran jendela adalah sebagai berikut:

Pada main deck digunakan jendela bulat (water Light side schutle) dengan
diameter 400 mm
Pada poop deck, boat deck digunakan jendela segi empat denan ukuran 600 x
400 mm
Untuk navigation deck digunakan jendela kaca segi empat kedap air dengan
ukuran 750 x 750 mm untuk bagian samping, dan 1200 x 750 mm untuk bagian
depan.
Sedangkan menurut Gaguk Suhardjito dalam buku rencana umum dan tonase halaman
25 ukuran jendela empat persegi panjang direncanakan sebagai berikut :

 Panjang (W1) = 400 mm, Tinggi (h1) = 560 mm


Radius (r1) = 50 mm Tinggi (h1) = 800 mm

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 91
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

 Panjang (W1) = 500 mm, Tinggi (h1) = 800 mm


Radius (r1) = 100 mm

3. Pintu (Window)
a) Pintu Kedap Cuaca (Ship Steel Water Tight Door)
Pintu kedap cuaca terbuat dari kayu dan dipasang pada bukaan rumah geladak
yang terbuka dimana pintu kedap air tidak dianjurkan. Dilengkapi dengan penerangan
yang tetap pada pintu yang arah membukanya keluar ruangan dan jenis pintunya
berengsel. Untuk pintu jenis geser membukanya kearah sisi dalam ruangan
untukmelindungi ruangan dari cuaca. Terdapat juga pintu kedap cuaca yang
menggunakan bahan baja atau aluminium atau stainless steel hanya saja pintu ini tidak
mempertimbangkan penampilan pintu dan memiliki persyaratan yang sama dengan
pintu dari kayu namun berat pintu lebih ringan bila dibandingkan dengan pintu baja
kedap air.

Gambar Pintu kedap cuaca

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 92
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Secara umum pintu ini digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung
dengan cuaca bebas. menurut Gaguk Suhardjito dalam buku rencana umum dan tonase
halaman 25 pintu kedap cuaca memiliki ukuran sebagai berikut :

 Tinggi = 1800 mm
 Lebar = 800 mm
 Tinggi ambang = 300 mm

b) Pintu Kedap Air ( Watertight Sliding Door)


Dalam buku “ MARINE JAPANES INDUSTRIAL STANDARS (JIS)”
berdasarkan table 1 hal. 355 Maka dipilih jenis pintu dengan type FIG. VCT-2 dengan
ukuran-ukuran:

 Nominal size 900 mm


 Tinggi ( h ) 900 mm
 Tinggi ( h1) 980 mm
 Lebar ( b ) 66 mm
 Lebarnya plat ( A ) 1050 mm
 Jarak antara space baut adalah 6 equal space

c) Pintu Lainnya
Menurut Mechant Ship Design Handbook VI hal. 67 tabel 185, pintu yang
direncanakan hinged door dengan ventilasi. Direncanakan lebar pintu :

Untuk ruang umum = 700 mm


Untuk kamar mandi = 600 – 700 mm
Untuk pintu keluar = 900 – 1000 mm
Untuk pintu kamar mesin dirancang system kedap suara dengan ukuran 630
x 200 mm.
Dalam buku Sistem dan Perlengkapan Kapal oleh Soekarsono N.A. hal 63, Pintu logam
terdiri dari tiga macam yaitu :

a. Pintu Logam biasa

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 93
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

b. Watertight door ( Pintu kedap air )

c. weathertight door ( Pintu kedap cuaca )

4. Bulwark dan Railing


Dalam Buku BKI Vol II 1996 section 6 hal.6-8 spesifikasi bulwark sebagai berikut :

 Bulwark didesain sedemikian rupa dan disesuaikan dengan tangga


akomodasi dan keadaan lain yang dianggap perlu.
 Tiang pagar (Stanchion) umumnya dipasang dengan jarak 1,5 m.
 Tinggi dari handrail umumnya 1 m dan dipasang pada sisi – sisi kapal,
ujung geladak terbuka, dimana bulwark tidak dipasang.
 Bagian railing dari stanchion ini untuk kapal barang adalah 2 – 3 jajar.
 Bagian atas dari railing ini dilapisi dengan kayu yang dipernis.

5. Gang / lorong ( Passeway)


Menurut buku Mechant Ship Design Handbook VI hal. 62 tabel 179 yaitu:

 Untuk 2 orang lebarnya 1000 – 1200 mm


 Untuk 1 orang lebarnya 800 – 900 mm.
Gang (lorong) dilengkapi dengan handrail setinggi 400 – 500 mm.

6. Ventilasi (Access Opening)


Dalam buku “ system dan perlengkapan kapal” oleh Soekarsono N.A. halaman 46.

 Maksud dan tujuan ventilasi udara adalah:


 Untuk menjaga udara di dalam ruangan kapal selalu bersih atau segar,
sehingga timbullah atmosfer yang dapat dirasakan nyaman oleh manusia.
 Untuk menjaga kondisi udara pada ruang muat agar tidak terjadi
pembusukan pada muatan yang dibawa.
 Macam – macam system ventilasi udara:
 System ventilasi biasa ( natural ventilation), pada prinsipnya menggunakan
gerakan atau aliran udara.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 94
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

 System ventilasi mekanis (mechanical ventilation), gerakan udara dibantu


oleh adanya kipas (ventilator) atau alat lainnya yang sejenis yang berputar di
dalam tabung.
Pada kapal – kapal modern, system ventilasi udara pada kompartemen –
kompartemen kapal digunakan system ventilasi mekanik, dengan tinggi ventilasi yang
digunakan blower minimal 900 mm dari geladak khusus pada ruang akomodasi atau
kamar kamar dipergunakan system AC (Air Condition

7. Palka (Hatcway)
Bukaan palka terdiri atas tiga bagian dengan ukuran ambang palka sebagai berikut:

 Ruang muat I = 16200 x 8340 mm


 Ruang muat II = 16200 x 8340 mm
 Ruang muat III = 10800 x 6000 mm
Menurut peraturan lambung timbul, bahwa tinggi minimum ambang palka
adalah 600 mm. untuk mendapatkan penutup palka yang kedap air dan udara maka
digunakan packing yang terbuat dari hollow packing atau karet dari sponge packing.

 Dalam buku “ Sistem dan perlengkapan kapal handbook” oleh Soekarsono N.A. hal
151, sistem pembukaan dan penutupan palka terdiri atas :

8. Sistem Pembukaan Dan Penutupan Palka Yang Diangkat


Sistem ini terdiri dari balok palka (hatch beam), tutup lubang palka dan tutup
kain terpal. Ukuran dari balok palka tergantung dari panjang tumpuan (lebar ambang
palka), jarak antara balok palka serta jaraknya dengan ambang palka secara melintang.
Bentuk konstruksi balok palka merupakan suatu balok dengan dua bilah hadap.
Pada ambang palka memanjang, balok palka diletakkan sedemikian rupa pada tumpuan
balok palka serta dikunci dengan per pengunci yang bentuknya bermacam-macam.
Diatas balok palka diletakkan tutup palka yang terbuat dari kayu atau metal. Adapun
berat sebuah tutup palka maksimum 50 kg. Panjang tutup lubang palka dari kayu
ditentukan oleh jarak antara balok-balok palka atau jarak antara balok palka dengan
ambang palka melintang. Tutup lubang palka kayu diangkat dan dipasang pada tempat
yang telah ditentukan sehingga perlu untuk memberi tanda atau nomor pada setiap
tutup lubang palka supaya tidak terjadi kekeliruan.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 95
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

1-deck plating; 2-hatch side coaming; 3-hatch end coaming; 4-hatch moulding; 5-hatch end
beam; 6-horizontal stiff’ of coaming; 7-hatch beam; 8-carrier; 9-bracket; 10-bracket; 11-
batten bar; 12-cleat; 13-wedge; 14-tarpaulin; 15-locking bar; 16-carling coaming; 17-
wooden cover

Gambar Konstruksi ambang palka

A. Tutup Kain Terpal


Menurut peraturan klasifikasi pada semua ambang palka pada geladak cuaca dan
geladak bangunan atas harus ditutup dengan dua lapis terpal yang diikatkan dengan
ambang palka dengan menggunakan pelat jepit dan pasak palka dari kayu.

B. Sistem Pembukaan Dan Penutupan Palka Yang Didorong Dan Diatur


Sistem pembukaan/penutupan palka ini dilakukan dengan cara mendorong atau
menarik tiap seksi tutup lubang palka tersebut serta mengaturnya pada suatu tempat
khusus.
Cara mengatur seksi-seksi tutup lubang palka ini dapat kearah lubang palka
melintang (arah memanjang kapal) atau kearah ambang palka memanjang (arah
melintang kapal). Tiap seksi tersebut berputar 900 apabila seksi tertutup lubang palka
itu diatur dan tidak digunakan. Salah satu tipe dari sistem ini adalah tutup lubang palka
Mac-Gregor jenis Single Pull hatch Cover yang terdiri dari lima buah seksi tutup
lubang palka yang dihubungkan satu sama lain dengan rantai atau tali baja ukuran kecil
pendek.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 96
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Tutup lubang palka dibuka dengan pertolongan motor Derek muat, tali baja
yang melalui roll yang ditempatkan di tiang utama serta tali baja tersebut berakhir
dihubungkan dengan seksi tutup palka yang terakhir. Setelah tali baja ditarik tiap seksi
tutup palka akan mendorong satu sama lain dan mulai menggelincir pada roda dan rel
khusus. Pada sisi tiap seksi dipasang tiga buah roda dan roda yang diujung
menggelincir pada rel sebelah dalam sedangkan rel yang sebelah luar yang mempunyai
kelanjutan dari batas lubang palka.

Gambar Tutup Palka tipe Mac-Gregor


C. Sistem Pembukaan Dan Penutupan Palka Dilipat Dan Disandarkan
Pada sistem ini setiap seksi tutup palka dihubungkan satu sama lain dengan
engsel serta seksi tutup palka yang tepi dihubungkan dengan ambang palka atau
geladak dengan engsel.
Pada saat membukanya dilipat dan kemudian disandarkan kearah ambang palka
melintang (arah memanjang kapal) atau kearah ambang palka memanjang (arah
lambung kapal). Ditinjau dari mekanisme kerja sistem ini dibagi atas :
a. Sistem dengan menggunakan motor derek
b. Sistem hydrolik

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 97
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Gambar Tutup palka sistem lipat hidrolik

D. Sistem Pembukaan Dan Penutupan Palka Yang Digulung


Sistem ini membukanya secara menggulung pada tiap-tiap seksi dari tutup palka
pada tempat gulungan yang khusus dengan menggunakan motor listrik. Konstruksinya
ringan dan sederhana serta tidak memerlukan tempat yang besar apabila tidak terpakai
(digulung). Tutup ambang palka ini diperkenalkan pertama kali di Perancis tahun 1955.
Sistem ini terdiri dari seksi tutup lubang palka yang berpenampang segi empat dari plat
baja.

9. Anchor (Jangkar)

Untuk menentukan jumlah jangkar, rantai dan tali temali digunakan peraturan
untuk konstruksi lambung kapal BKI.

(BKI Vol II 1996 section 18. B. hal 18 - 2)

Berdasarkan angka penunjuk dari formula :

 Perhitungan Jangkar
Z = D2/3 + 2 × h × B + ΔTotal /10
Dimana :
Z = Angka penunjuk pada BKI
Fb = Lambung timbul kapal
=H–T
= 7 – 5,9

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 98
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

= 1,1 m
h = Tinggi garis muat sampai ke geladak atas
= FB + Tinggi Rumah Geladak (dari main deck sampai top deck)
= 1,1+ (2,2 x 5)
= 13,1 m
D = Displacement kapal yaitu 6164 ton
B = Lebar kapal yaitu 16 m
Δ = Luas bidang tangkap angin
= 373 m2
Maka,
Z = (6164) 2/3 + 2 × 13,1 × 16 + 373 /10
= 792

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 99
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 100
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Dari tabel BKI Volume II 2014 Halaman 18-6


No registrasi : 115
 Jangkar tanpa tongkat
Jumlah jangkar :2
Berat 1 jangkar : 2460 kg
 Rantai untuk jangkar
Panjang total : 467,5 m
Diameter d1 : 50 mm
Diameter d2 : 44 mm (Rantai Jangkai Dengan Tipe Khusus =
Diambil)
Diameter d3 : 38 mm
 Tali
Panjang tali tarik : 190 m
Panjang tali tambat : 170 m
Jumlah tali tambat :4
Beban putus tali tarik : 560 KN
Beban putus tali tambat : 215 KN
 Untuk menghitung volume chain locker dengan panjang rantai 100 Fathom dapat
kita tentukan dengan rumus sebai berikut :
d = Diameter rantai jangkar
= d2 / 25,4
= 44 / 25,4
= 1,732 m
Panjang rantai 100 fathom = 183 m
Volume chain locker pada masing-masing rantai jangkar ;
Sv = 1,1 x d2 x l / 105
= 1,1 x 442 x (467,5 / 105)
= 9,95 m3
Sehingga dimensi masing-masing n locker sebelah kiri dan kanan adalah :
P × L × T = 1,8 × 1,5 × 2,4
= 10,8 m3

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 101
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Karakteristik peralatan jangkar dapat ditentukan atau dilihat berdasarkan


Kemudian dari data tersebut dapat diambil ukuran yang ada pada jangkar,
diambil dari katalog dengan tipe Hall.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 102
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Berat jangkar = 1590 Kg, dan dari katalog diambil berat jangkar yaitu 1590
kg dari table dimensi jangkar dapat diketahui dimensi jangkar yang akan dipakai
pada kapal ini yaitu :
A = 1890 mm
B = 1260 mm
C = 565 mm
D = 1180 mm
E = 900 mm
ǾF = 65 mm

B. Penentuan Rantai Jangkar

Setelah diketahui data-data dari jangkar, maka dipilih rantai jangkar dari
katalog, yaitu dengan :

a. Panjang total dipilih = 412,5 m


b. Diameter rantai jangkar dipilih = 40 mm
Komposisi dan kontruksi dari rantai jangkar meliputi :

a. Ordinary link
1). 1,00 d = 40 mm

2). 6,00 d = 240 mm

3). 3,60 d = 144 mm

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 103
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 104
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

b. Large Link
1) 1,1 d = 44 mm
2) 6,6 d = 264 mm
3) 4,0 d = 160 mm

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 105
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

c. End Link
1) 1,2 d = 48 mm
2) 6,75 d = 270 mm
3) 4,0 d = 160 mm

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 106
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

d. Connecting shackle

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 107
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

1) A = 312 mm
2) B = 218 mm
3) C = 95 mm
4) R = 234 mm
5) 2E = 70 mm

e. Anchor kenter shackle

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 108
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Anchor Kenter Shackle merupakan fungsi dari diameter chain yaitu 40 mm.

1) A = 8,00 d = 320 mm
2) B = 5,95 d = 238 mm
3) C = 1,08 d = 43,2 mm
4) D = 1,54 d = 61,6 mm
5) E = 2,7 d = 108 mm
6) F = 0,75 d = 30 mm
7) G = 1,21 d = 48,4 mm
8) H = 3,4 d = 136 mm
9) I = 1,05 d = 42 mm
10) J = 1,75 d = 70 mm

f.Swivel
1) A = 9,7 d = 446,2 mm
2) B = 6,3 d = 252 mm
3) C = 4,7 d = 188 mm
4) D = 3,6 d = 144 mm
5) E = 3,4 d = 136 mm
6) F = 1,1 d = 44 mm
7) G = 1,2 d = 48 mm

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 109
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 110
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

g. Kenter shackle
Untuk hal ini dipilih kenter shackle pada Tabel di Buku Practical Ship
Building Vol. III B part 1, dengan anchor chain diameter 38 mm.

1) 6,00 d = 240 mm
2) 4,20 d = 168 mm
3) 4 d = 160 mm
4) d = 40 mm
5) 1,52 d = 60,8 mm

A. Perhitungan Volume Mud Box


VMB = 1/3 × VChain Locker
= 1/3 × 9,95 m3
= 3,31 m3
Sehingga dimensi masing-masing mud box sebelah kiri dan kanan adalah :
P × L × T = 2,3 × 1 × 1,5
= 3,34 m3

10. Windlass ( Mesin Derek Jangkar )

Pada Buku “Sistem dan Perlengkapan” hal. 139. Ada dua macam Windlass yaitu
warping Winch dan Cargo Winch.

 Warping Winch(mesin tambat) terletak pada


Forcastle deck.
 Cargo Winch (mesin mut) terletak pada Main
Deck.

Perhitungan daya windlass

a. Daya untuk menarik dua buah jangkar adalah :


Tcl = 2 fh( ba + pa + la ) ( 1 – Tw/ Ta )

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 111
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Dimana :

Fh = factor gesekan pada hawse pipe

= 1.28 – 1.35 diambil 1.35

Ba = berat jangkar( kg )

= 2460 kg

Pa = berat rantai tiap meter

= 0.021 x ( d3)2

= 0.021 x ( 38 )2

= 68,76 kg/m

ℓa = panjang rantai jangkar yang tergantung( m )

λ x ηm x Dcl
=
60 x Va

Dimana :

Va = kecepatanjangkar = 0.2 m/det

ηm = putaran motor = 523 – 1160 rpm diambil 1000 rpm

Dcl = diameter efektif dari table lifter

= 0.013 x d

= 0.013 x 38

= 0.494 mm

λ x ηm x Dcl
ℓa =
60 x Va

3.14 x 1000 x 0,494


=
60 x 0.2

= 129,26 mm

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 112
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Ta = berat jenis material rantai jangkar

= 7.75 kg/cm3

ᵧ = berat jenis air laut

= 1.025

Jadi,

Tcl = 2 fh( ba + pa + la ) ( 1 – Tw/ Ta )

1.025
= 2 x 1.35 ( 2460 + 68,76+ 129,26)) x (1− )
7.75

= 6299,64 kg

b. Torsi pada cable lifter


Tcl x Dcl
Mcl = ( kg.m)
2 x ncl

Dimana :

Dcl = diameter efektif cable lifter = 0.78 m

ηcl = koefisien kabel lifter 0.9 – 0.91 diambil 0.91

maka,

Tcl x Dcl
Mcl = ( kg.m)
2 x ncl

6299 x 0.624
=
2 x 0.91

= 2159 kg/md

c. Torsi pada motor windlass


Mcl
Mη = ( kg.m)
La+ ηa

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 113
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Dimana :

La = perbandingan putaran poros windlass dengan putaran cabel lifter =


ηm/Cl

Ηm = putaran motor 523 – 1160 rpm diambil 1000 rpm

60 x Va
Cl =
0.04 x d

60 x 0.2
=
0.04 x 6.0

= 50 rpm

1000
La =
50

= 20 rpm

ηa = 0.7 – 0.85 diambil 0.85

Mcl = 2159 kg/md

Maka,

Mcl
Mη = ( kg.m)
La+ ηa

2159
=
20+0.85

= 103,5 kg.m

d. Daya efektif windlass


Mn x ηm
Ne =
716.20
103,5 x 1000
=
716.20
= 144,5 Hp = 107,7 Kw

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 114
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Dari Brosur A.C. Electric Deck Machinery With Frequency Inverter Oleh Manabe
Zoki, IMABARI JAPAN diperoleh data Windlass yang sesuai sebagai berikut :

 Type mesin :B

 Chain Wheel ;

 Chain Diameter : 111

 Load (KN) : 585.2 Kn

 Speed (m/min) :9

 Brake Capacity : 3816 Kn

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 115
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

 Mooring Drum ;

 Rated-Load ;

 Load (KN) : 200

 Speed (m/min): 15

 Light Load Speed (m/min) : 45

 Brake Capacity (KN) : 590

 Drum- Size ;

 Hawser : 450 x 1050

 Wire : 650 x 650

 Rope-Size ;

 Hawser : 75 x 220

 Wire : 40 x 200

 Electric Motor ( Kw ) : 110 Kw

11. Bollard

Bollard yang digunakan adalah type vertical. Berdasarkan ukuran diameter


rantai jangkar = 38 mm,maka digunakan ukuran standar dari bollard type vertical
adalah sebagai berikut :
D = 200 mm W1 = 31 mm
L = 1200 mm W2 = 40 mm
B = 360 mm r1 = 40 mm
H = 450 mm r2 = 85 mm

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 116
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

a = 750 mm f = 100 mm
b = 310 mm diameter baut = 1”
c = 50 mm jumlah baut =8
G = 318 kg berat = 318 kg
e = 60 mm

12. Fair Leads and Chok

Berguna untuk mengurangi adanya gesekan antara tali dengan lambung kapal
pada saat penambatan kapal. Dimensinya tergantung dari diameter bollard dan
breaking strees. Untuk diameter bollard 200 mm dan braking stress 45 ton, maka
ukurannya sebagai berikut :

L = 950 mm C1 = 230 mm
B = 190 mm C2 = 400 mm
H = 170 mm C = 50 mm

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 117
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Berat = 95 kg D = 90mm

13. Hawse Pipe

Berdasarkan Practical Ship Building yang penentuannya tergantung dari


ukuran dan diameter rantai jangkar maka dipilih bahan hawse pipe dari besi
tuang.
Untuk diameter rantai jangkar 38 mm
Bagian :

A = 9,0 d = 360 mm
B = 0,6 d = 24 mm
C = 0,7 d = 28 mm
D = 3,5 d = 140 mm
E = 5,0 d = 200 mm
F = 1,4 d = 56 mm
G = 47 d = 1880 mm

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 118
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

H = 37 d = 1480 mm
Bahan hawse pipe : Besi tuang
Tebal atas pipa : 26 mm
Tebal bawah pipa : 38 mm
Diameter dalam : 390 mm

14. Capstan

Gambar. Capstan

 Gaya pada capstan barrel


Twb = Pbr/ 60
Dimana :
Pbr = tegangan putus tali tambat = 160 KN = 160000 N
Twb = 2666,7 kg
 Momen pada poros capstan barrel
Mr = ( Twb x Dwb ) / ( 2 x Ia x ƞa ) ( kg m )
Dimana :
Dwb = 0,4 m
Ia = 1266,304
Ƞa = 0,85
Mr = 4,95 kg.m
 Daya efektif
Pe = ( Mr x 1000 ) / 975 ( HP )

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 119
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

= 5,08 HP

VC VC VC VC VC VC VC VC VC
Model Number 2000-26 5000-30 5000-45 8000-13 8000-30 12000-17 15000-13 18000-17 22000-17

Working Load Limit Lb 2000 5000 5000 8000 8000 12000 15000 18000 22000
Starting
Kg 907 2268 2268 3628 3628 5442 6803 8163 9977

Working Load Limit Lb 1000 2500 2500 4000 4000 6000 7500 9000 11000
Running
Kg 454 1134 1134 1814 1814 2721 3401 4082 4989

ft/min 26 30 45 13 30 17 13 17 17
Rope Speed
m/min 8 9 14 4 9 5 4 5 5

Rope Diameter* In 5/8 1-1/8 1-1/8 1-1/2 1-1/2 1-3/4 2 - -


(Polypropylene)
mm 16 29 29 38 38 44 50 - -

Rope Diameter* In 5/8 5/8 5/8 3/4 3/4 7/8 1 1-1/4 1-1/4
(Spect-Set)
mm 16 16 16 20 20 22 25 32 32

Hp 1.5 3 5 3 5 5 5 7.5 7.5


Motor
kW 1.1 2.3 3.8 2.3 3.8 3.8 3.8 5.7 5.7

Lb 202 330 355 452 474 660 1124 1162 1379


Weight
Kg 92 150 161 205 215 299 510 527 625

Dimensions In 9.00 9.00 9.00 14.50 14.50 14.50 17.00 17.00 17.00
A
mm 229 229 229 368 368 368 432 432 432

In 5.58 6.00 6.00 8.75 8.75 8.75 10.50 10.50 12.40


B
mm 142 152 152 222 222 222 267 267 315

In 14.66 26.39 26.39 27.62 27.62 30.00 32.00 32.66 51.66


C
mm 372 670 670 702 702 762 813 830 1312

In 11.83 14.00 14.00 18.00 18.00 19.77 23.69 23.69 22.90


D
mm 300 356 356 457 457 502 602 602 582

In 8.95 10.05 10.05 11.81 11.81 13.75 16.09 16.09 11.88


E
mm 227 255 255 300 300 349 409 409 302

F In 5.25 11.50 11.50 11.50 11.50 11.50 11.50 11.50 11.50

mm 133 292 292 292 292 292 292 292 292

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 120
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

In 0.75 0.75 0.75 1.00 1.00 1.00 1.25 1.25 1.25


G
mm 19 19 19 25 25 25 32 32 32

In 4.00 7.00 7.00 7.00 7.00 9.00 11.00 11.00 11.00


H
mm 102 178 178 178 178 229 279 279 279

In 0.81 0.81 0.81 1.06 1.06 1.06 1.31 1.31 1.31


J
mm 21 21 21 27 27 27 33 33 33

In 11.00 11.00 11.00 17.50 17.50 17.50 21.00 21.00 21.00


K
mm 279 279 279 445 445 445 533 533 533

Dari Practical Ship Building dapat ditentukan:

- Type capstan = VC 500 - 45

- Roop Speed = 14 m/min

- Weight = 161 kg

4.2 Perlengkapan Navigasi dan Komunikasi

1. Lampu – lampu navigasi


( Sesuai dengan aturan ISO 1966 dan Merchant Ship Design handbook V hal.
112)

1. Mast head light (lampu puncak tiang)


 Panjang kapal Untuk L  20 m
a. Untuk tiang mast haluan pada forecastle, Tinggi (H2)  6 m diambil 10
meter.
b. Untuk tiang mast diatas wheel house atau pada top deck tinggi
(H1)  4,5 m
 

 

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 121
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

 Warna lampu = putih

 Sudut penyinaran = 275o


 Jarak (radius) zona penyinaran = 1000 m didepan haluan
2. Side light (lampu samping)
 Di tempatkan pada Navigation deck, yaitu kurang lebih setinggi ¾ dari
lampu pada top deck untuk L  20 m
 Sudut penyinaran = 112o
 Warna = lambung kiri / Port Side (merah)
= lambung kanan / Starborad side (hijau)

3. Lampu jangkar (Anchor light)


Terdapat 2 buah lampu jangkar yaitu pada haluan dan buritan kapal.

Untuk L > 50 m H4 > 6 m

H3 > 3,5 m
 

 


Sudut

penyinaran= 360o
 Warna = putih
4. Stern Light (Lampu buritan)
 Untuk Tinggi H3 = H2 - 5 m
 Sudut penyinaran = 135o
 Warna = putih
5. Morse signal light (lampu sinyal morse)

 digunakan untuk mengirim isyarat morse

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 122
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

 di pakai siang dan malam hari


6. Flood light (lampu pancar)

 posisi pada ujung depan kapal


 Sudut pandang penerangan 360o dan arah sinarnya dapat diatur
 Radius zona penyinaran 3 mil.
7. Boat deck light (lampu geladak sekoci)

 Posisi pada boat deck


 Digunakan pada keadaan darurat dimalam hari
4.4 Perlengkapan Keselamatan
(Petunjuk menggunakan buku Sistem dan Perlengkapan Kapal).

1. Life Boats (Sekoci)


( Berdasarkan Brosur Survival Craft Inspectorate )

Digunakan tipe Free fall ( sistem meluncur )

 buah sekoci dengan kapasitas 21 orang, diletakkan pada bagian kiri dan
kanan boat deck.
 Spesifikasi : L = 4.9 m
B = 2,4 m

H = 3.2 m

Berat = 3066 kg

Kapasitas = 4480 kg

Sudut lintasan = 35 derajat

Panjang Lintasan = 16 m

2. Life Craft (rakit penyelamat)


Diletakkan pada sisi bagian belakang Boat deck, dengan jumlah 4 buah.
Digunakan type inflatable (berisis udara dengan sistem digembungkan) dengan
sistim operasi type dropping untuk kelas 1, muatan 15 orang.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 123
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Ukuran body : Diameter luar = 4270 x 2370 mm


Temperatur operasi = 30 oC ~ 60 oC

Total muatan pada kondisi muat penuh = 129 kg

Dilengkapi dengan sistim lighting saat peluncuran (diair)

Perlengkapan :

A. Disediakan 1 gayung spons dan sebuah pisau kebocoran

B. Sebuah tali buangan yang terapung di atas air, panjangnya sekitar 30 m

C. 2 buah gayung

D. ½ kg makanan untuk setiap orang, dan perlengkapan lainnya yang perlu


bila kapal dalam keadaan darurat.

3. Life Jacket (jaket penolong)


Jumlahnya minimal sama dengan jumlah Crew kapal 20 orang ditambah 10
buah cadangan.ditempatkan pada ditiap deck dan mudah dijangkau pada saat
terjadi kecelakaan, jaket ini hanya dapat mengapung selama 1 x 24 jam.

Dalam buku SOLAS edition 2001 hal. 302 jumlah baju penolong 10 %
lebih banyak dari jumlah orang yang ada dikapal. Jadi jumlah keseluruhan
adalah 22 buah. Jumlah ABK adalah 20 orang berdasarkan jumlah ABK pada
kapal rancangan, maka jumlah baju penolong adalah
20 +(20x10 %) = 22 buah dan diletakkan dibawah tempat tidur pada tiap-tiap
kamar.
Dengan rincian :
 Main Deck sebanyak 7 buah
 Poop Deck sebanyak 5 buah
 Boat Deck sebanyak 5 buah
 Bridge Deck sebanyak 3 buah

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 124
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

 2 buah cadangan

4. Life Buoy (pelampung penolong)


Dari buku Sistem dan Perlengkapan Kapal, oleh Soekarsono. NA, hal. 88,
diberikan ketentuan untuk kapal dengan panjang 60-120 meter , memiliki life
buoy minimal 12 buah diambil 20 life bouy karena jumlah crew adalah 20
orang. Dengan ukuran diameter 450 mm ditempatkan pada bulwark dan railing
kapal, juga dilengkapi dengan tali yang terikat dan sempritan serta jenis warna
hologram.

5. Perlengkapan keselamatan lainnya.

Kapal ini juga dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran yang terdiri dari :

 pemadam kebakaran dengan gas CO2


 Pemadam kebakaran dengan air laut
Dan disetiap kapal juga dilengkapi dengan springkler dan alarm tanda bahaya,
juga dipasang tabung hidran-hidran pada tempat yang strategis.

4.5 Perlengkapan Alat Angkat


1. Penentuan SWL ( safe working load )

Optimasi SWL dilakukan guna mengverifikasi waktu bongkar/muatkapal.


Pendekatan yan dilakukan adalah dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

payload
W=
swl x t

Dimana :

W = lama bongkar muat ( menit )

Payload = 4295,8 ton

SWL = kapasitas alat angkat( ton )

t = waktu siklus yaitu 20 menit

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 125
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Untuk payload 20 ton

payload
W =
swl x t

4295,8
W =
25 x 20

= 3221,8 menit

= 53,69 jam

Untuk payload 25 ton


payload
W =
swl x t
4295,8
W =
25 x 20
= 2577 menit
= 42,95 jam
Untuk payload 30 ton

payload
W =
swl x t

4295,8
W =
30 x 20

= 2147,9 menit

= 37,983 jam

Setelah perhitungan lama bongkar muat dengan kapasitas alat angkat tertentu
maka dipilih waktu terendah. Yang terdapat pada brosur TTS Cargo Crane brochure
maka diperoleh data sebagai berikut :

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 126
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Type : GPC
Size : 835 tm
SWL : 30 ton
Outreach : -17 m
Hoist speed : 10/20 m/min
Luff time : 85 sec
Slew speed : 0,9 rpm
Power rq : 184 kw
H2 : 3585 mm = 3.585 m
H3 : 2340 mm = 2.34 m
D : 2210 mm = 2.21 m
Crane weight : 27 ton

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 127
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

TTS Cargo Crane Type GPC

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 128
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

BAB V

TONASE KAPAL

Tonase kapal yang merupakan hasil dari pengukuran volume ruangan tertutup
pada kapal sangatlah penting untuk diketahui karena besarnya tonase kapal erat
kaitannya dengan pengoperasian kapal tersebut nantinya. Dari segi ekonomi, tonase
kapal akan berpengaruh pada besarnya pengeluaran oleh pemilik kapal dan besarnya
pendapatan pajak pemerintah dari pajak terhadap kapal tersebut yaitu pada saat kapal
akan didocking atau pada saat tambat di pelabuhan.

Adapun besarnya tonase kapal yang didesain dengan tonase kapal yang didapat
setelah dilakukan pengukuran oleh ahli ukur tidak boleh terlalu jauh perbedaannya
karena akan menyebabkan kerugian, baik kerugian untuk pemilik kapal atau
pemerintah.

Tonase pada kapal ada dua macam, yaitu:

1. Gross Tonnage (GT)


2. Netto Tonnage (NT)

5.1. Analisa Data

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : Pm 8 Tahun 2013

1. Ruangan Tertutup ( Aturan 7 ayat 1 )

Ruang-ruang tertutup adalah ruang-ruang yang dibatasi oleh lambung kapal,


oleh dinding penyekat yang tetap atau yang dapat dipindah, oleh geladak-geladak
ataupun penutup-penutup lain selain tenda-tenda tetap ataupun yang dapat dipindahkan.
Tidak ada jalur terputus pada geladak, juga tidak terdapat bukaan-bukaan pada kulit
kapal, pada geladak atau penutup suatu ruang,atau pada dinding-dinding pemisah atau

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 129
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

sekat-sekat dari pemisah atau sekat, tidak menutup kemungkinan bagi suatu ruang
untuk disebut sebagai suatu ruang tertutup.

2. Ruangan-ruangan untuk Tonase Kotor ( Aturan 10 )

Ruangan-ruangan yang dihitung untuk mremperoleh tonase kotor terdiri dari


ruangan dibawah geladak ukur dan ruangan-ruangan diatas geladak ukur.

3. Ruang Muatan untuk Tonase Bersih ( Aturan 9 )

Ruangan-ruangan yang termasuk dalam perhitungan tonase bersih adalah


ruang-ruang tertutup yang diperlukan untuk mengangkut muatan, sejauh ruang
tersebut telah dimasukkan dalam perhitungan Tonase kotor.

Untuk menghitung Tonase kapal dapat merujuk berdasarkan Peraturan Menteri


Perhubungan Nomor: PM 8 Tahun 2013 ,dengan 2 Metode yakni :

1) Metode Pengukuran dalam Negeri


2) Metode Pengukuran Internasional

5.2. Pengukuran

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR : PM 8 TAHUN 2013

A. Untuk volume Ruangan dibawah geladak ukur, pengukuran dan


penghitungan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Geladak ukur dibagi sejumlah bagian yang jaraknya sama berdasarkan
panjang geladak ukur,

Panjang sampai dengan kurang dari 15 m dibagi 4 bagian

15 meter – kurang dari 30 meter dibagi 6 bagian

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 130
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

30 meter – kurang dari 45 meter dibagi 8 bagian

45 meter – kurang dari 60 meter dibagi 10 bagian

60 meter – kurang dari 75 meter dibagi 12 bagian

75 meter – kurang dari 90 meter dibagi 14 bagian

90 meter – kurang dari 105 meter dibagi 16 bagian

105 meter – kurang dari 200 meter dibagi 18 bagian

120 meter atau lebih dibagi 20

2. Dua bagian terakhir di haluan dan buritan masing-masing dibagi 2 (dua)


yang jaraknya sama panjang.

3. Pada setiap posisi titik bagi, termasuk kedua titik ujung dari panjang geladak
ukur diambil penampang melintang tegak lurus pada bidang tengah, sejajar
dengan sekat-sekat melintang kapal atau gading-gading dan diberi nomor urut
mulai dari depan ke belakang.

4.Tinggi penampang melintang yang telah ditetapkan sebagaimana yang


dimaksud dalam aturan 13 butir 3 dibagi menjadi sejumlah bagian yang
jaraknya sama berdasarkan tinggi penampang melintang, sebagai berikut :

- Tinggi sampai dengan 6 meter dibagi 5

- Tinggi lebih dari 6 meter dibagi 7

Bagian paling bawah dari pembagian tinggi tersebut dibagi 2 yang jaraknya
sama panjang.

5. Luas penampang melintang dihitung sebagai berikut:

 Lebar pertama dikalikan faktor 0,5


 Lebar kedua dikalikan faktor 2
 Lebar ketiga dikalikan faktor 1,5

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 131
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

 Lebar berikutnya yang bernomor genap dikalikan faktor 4 dan yang


bernomor ganjil dikalikan faktor 2
 Lebar teratas dikalikan faktor 1
Luas penampang melintang diperoleh dengan mengalikan sepertiga dari jarak
titik bagi tinggi dengan jumlah hasil perkalian lebar-lebar tersebut atau ditulis
dalam bentuk rumus sebagai berikut:

Luas penampang melintang = 1/3 x jt x ∑

Dimana:

jt : jarak titik bagi

∑ A : jumlah hasil perkalian lebar-lebar

dengan faktor tersebut diatas

6. Volume ruangan dibawah geladak ukur kapal dihitung sebagai berikut :

 Panjang geladak ukur dibagai 4 (empat) bagian:


Luas penampang nomor 1, 1 1/2, 2, 2 1/2, 3, 3 1/2, 4, 4 1/2, 5 secara
berurut dikalikan faktor 1/2, 2, 1, 2, 1, 2, 1, 2 dan 1/2.

 Panjang geladak ukur dibagi 6(enam) bagian:


Luas penampang nomor 1, 1 1/2, 2, 2 1/2, 3,

4, 5, 5 1/2, 6, 6 1/2, dan 7 secara berurut dikalikan faktor 1/2, 2, 1, 2, 1


1/2, 4, 1 1/2, 2, 1, 2 dan 1/2.

 Panjang geladak ukur dibagi 8(delapan) bagian:


Luas penampang nomor 1, 1 1/2, 2, 2 1/2 dan 3 secara berturut-turut
dikalikan faktor ½, 2, 1, 2, 1 1/2, luas penampang-penampang bagian
akhir yaitu nomor 7, 7 1/2, 8, 8 1/2, 9 berturut-turut dikalikan dengan
faktor 1 1/2, 2, 1, 2 dan ½, luas penampang lainnya yang bernomor
genapdikalikan dengan faktor 4, yang bernomor ganjil dikalikan dengan
faktor 2.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 132
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

 Panjang geladak ukur dibagi 10 (sepuluh) atau lebih:


Ketentuan tersebut pada huruf g anka 3 berlaku untuk panjang geladak
ukur yang dibagi 10 bagian atau lebih dengan mengganti nomor
penampang-penampang bagian akhir sesuai jumlah pembagian geladak.

7. Volume ruangan dibawah geladak ukur diperoleh dengan mengalikan


sepertiga jarak antara titik-titik bagi dari panjang geladak ukur dengan jumlah
perkalian luas penampang-penampang sebagai mana dimaksud diatas atau
ditulis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

V ruangan dibawah gldk ukur = 1/3 x jp x ∑Lp

Dimana:

Jp : jarak titik bagi panjang geladak ukur

ELp : jumlah hasil perkalian luas penampang- penampang melintang


dengan faktor-faktor.

Perhitungan isi kapal dibawah geladak ukur

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 8 Tahun 2013


untuk kapal yang panjangnya 90 meter hingga kurang dari 105 meter dibagi 16, jarak
yang didapat hasil pembagian tersebut adalah 5,835 meter. Pada bagian terakhir di
haluan dan di buritan masing-masing dibagi 2 sama besar, yaitu masing-masing
sepanjang 2,9175 meter.

Tinggi dari setiap penampang melintang hasil pembagian di atas selanjutnya


akan disebut Tinggi Seluruhnya. Untuk perhitungan tonase tinggi yang akan
digunakan bukanlah tinggi seluruhnya kapal melainkan tinggi hasil pengurangan dari
tinggi seluruhnya dengan koreksi lengkung geladak yang disebut Tinggi Perhitungan.
Koreksi lengkung geladak didapat dari tinggi lengkung geladak pada tengah-tengah
lebar kapal dibagi 3 untuk geladak yang melengkung searah melintang kapal. Untuk
tinggi perhitungan masing-masing penampang. Berdasarkan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor: PM 8 Tahun 2013 untuk tinggi lebih 6 meter penampang akan

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 133
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

dibagi menjadi 7 bagian yang jaraknya sama, yang kemudian disebut Jarak titik Bagi
Tinggi. Bagian paling bawah hasil pembagian tersebut dibagi 2 yang jaraknya sama
panjang, sehingga terdapat 9 bagian.

Luas masing-masing penampang didapat dari 1/3 jarak titik bagi tinggi dikali
dengan jumlah hasil perkalian lebar-lebar yang telah dikalikan dengan faktor masing-
masing. Faktor untuk lebar I (terbawah), lebar II, lebar III, lebar IV, lebar V, lebar VI
dan lebar VII (teratas) masing-masing adalah 0,5; 2; 1,5; 4; 2; 4; 1, atau untuk lebih
rincinya dapat dilihat pada lampiran 5.

B. Untuk volume Bangunan Atas, pengukuran dan penghitungan


dilakukan dengan cara sebagai berikut :
B1. Ruangan yang dibangun di atas geladak ukur meliputi akil, kimbul,
kepala palka dan rumah geladak lainnya yang disebut bangunan atas.

B2. Volume Akil, Kimbul dan bangunan yang merupakan Akil


atau Kimbul yang diperpanjang serta bangunan lain yang dibatasi oleh
dinding lengkung, diukur dan dihitung sebagai berikut:

a. Menarik garis lurus pada bidang tengah lebar ruangan yang


menghubungkan titik tengah dari tinggi yang diukur pada bagian depan
dan belakang ruangan hingga memotong dinding depan dan dinding
belakang ruangan;

b. Panjang ruangan diperoleh dengan cara mengukur jarak mendatar kedua


titik potong garis tersebut dengan dinding depan dan dinding belakang
ruangan;

c. Panjang dibagi menjadi sejumlah bagian yang sama panjang berdasarkan


panjang ruangan sebagai berikut :

1) Panjang kurang dari 15 meter dibagi 3;

2) Panjang 15 meter sampai kurang dari 60 meter dibagi 5

3) Panjang 60 meter atau lebih dibagi 7.

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 134
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

Bagian paling depan pada Akil dan paling belakang pada Kimbul dibagi
2 (dua) yang sama panjang;

d. Pada setiap posisi titik bagi termasuk kedua titik ujung dari panjang
diambil penampang melintang tegak lurus pada bidang tengah, sejajar
dengan sekat-sekat melintang kapal atau gading-gading dan diberi
nomor urut mulai dari depan untuk Akil dan dari belakang untuk
Kimbul;

e. Tinggi penampang diukur pada seperempat lebar terbawah dari


penampang.

f. Lebar penampang diukur pada setengah tinggi penampang;

g. Luas penampang diperoleh dengan mengalikan lebar dan tnggi


penampang;

h. Volume ruangan bangunan dihitung sebagai berikut:

1. Apabila :

a) Panjang ruangan dibagi 3 bagian :

Luas penampang nomor 1, 1(1/2), 2, 3 dan 4 secara berurut dikalikan


dengan faktor ½, 2, 1(1/2), 4, dan 1.

b) Panjang ruangan dibagi 5 bagian :

Luas penampang nomor 1, 1(1/2), 2, 3, 4, 5, dan 6 secara berurut


dikalikan dengan faktor 1/2, 2, 1 (1/2), 4, 2, 4 dan 1.

c) Panjang ruangan dibagi 7 bagian :

Luas penampang nomor 1, 1(1/2), 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 secara berurut


dikalikan dengan faktor 1/2, 2, 1(1/2), 4, 2, 4, 2, 4 dan 1.

2. Volume ruangan bangunan atas diperoleh dengan mengalikan sepertiga


jarak antara titik-titik bagi panjang ruangan dengan jumlah perkalian

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 135
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

luas penampang-penampang sebagaimana dimaksud diatas atau ditulis


dalam bentuk rumus sebagai berikut

Volume ruangan bangunan atas = 1/3 x jp x LLp

catatan:

jp = jarak titik bagi panjang ruangan

Elp = jumlah hasil perkalian luas penampang-penampang dengan faktor


tersebut

3. Volume ruangan bangunan atas lainnya dan kepala palka dihitung


sebagai berikut:

a. panjang diukur pada seperempat lebar bangunan dari sebelah dalam


dinding ruangan;

b. tinggi diambil di seperempat lebar pada posisi dinding depan, tengah-


tengah panjang dan dinding belakang ruangan, diukur dari sebelah atas
geladak sampai sebelah bawah geladak diatasnya, kecuali kepala palka
yang diukur dari sebelah bawah geladak ukur sampai sebelah bawah
tutup kepala palka; dst.

Untuk perhitungan Tonase Kotor ( GT ) berdasarkan PM Nomor 8 tahun 2013,


digunakan rumus:

GT = K1 x V

Dimana :

V = Jumlah Volume ruangan di bawah geladak ukur dan ruangan-ruangan


bangunan atas.

K1 = ),2 + 0,02 log10V, atau sesuai Tabel pada PM 8 Tahun 2013

Sedangkan untuk perhitungan Tonase Bersih (NT) berdasarkan PM Nomor 8


tahun 2013, digunakan rumus:

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 136
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

NT = (K2 . Vc (4d/3D)2) + (K3 (N1 + N2)/10))

Dimana:

Vc = Jumlah volume ruang-ruang muat.

K2 = 0,2 + 0,02 log 10 Vc. ( Atau sesuai Tabel )

K3 = 1,25 x (GT + 10.000)/10.000.

D = Ukuran dalam terbesar di bagian tengah kapal, yang


dinyatakan dalam meter.

d = Sarat terbesar di bagian tengah kapal, dinyatakan dalam


meter.

N1 = Jumlah penumpang di dalam kamar yang berisi tidak lebih


dari 8 tempat tidur.

N2 = Jumlah penumpang-penumpang lainnya.

Untuk Tonase Bersih digunakan juga ketentuan sebagai berikut:

a. Jika N1 + N2 kurang dari 13 (tiga belas), maka N 1 + N2 dihitung sama


dengan 0 (nol).

b. Dalam hal nilai faktor (4d/3D)2 lebih besar dari 1 (satu). Dipergunakan
nilai faktor sama dengan 1.

c. Dalam hal nilai faktor K2 . Vc (4d/3D)2 kurang dari 0,25 GT,


dipergunakan nilai faktor sama dengan 0,25 GT.

d. NT tidak boleh kurang dari 30% GT

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 137
UNIVERSITY
GENERAL ARRANGEMENT & TONAGE

5.3. Penyajian Data

DATA KAPAL RANCANGAN

Kapal ini mempunyai ukuran utama sebagai berikut :

Lbp : 90 meter

Lwl : 93 meter

B : 16 meter

H : 7 meter

T : 5,9 meter

V : 14 knot

1. VOLUME DIBAWAH GELADAK UKUR

Peraturan Menteri Perhubungan No. PM. 8 Tahun 2013

 Tabel Luasan Penampang dibawah Geladak ukur

ANDI ANA HUMAERAH A.


NAVAL ENGINEERING
D3111503
HASANUDDIN 138
UNIVERSITY
Nomor-Nomor 17 16.5 16 15.5 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2.5 2 1.5 1
Tinggi Seluruhnya 2.576 3.250 3.939 8.021 7.939 7.767 7.565 7.465 7.374 7.374 7.374 7.374 7.374 7.597 7.807 8.015 8.328 8.511 3.131 2.606 0
Geladak Lengkung 0.127 0.178 0.221 0.254 0.276 0.307 0.317 0.319 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.318 0.309 0.269 0.197 0.152 0.125 0.079 0
K. Geladak Lengkung 0.042 0.059 0.074 0.085 0.092 0.102 0.106 0.106 0.107 0.107 0.107 0.107 0.107 0.106 0.103 0.090 0.066 0.051 0.042 0.026 0
tinggi perhitungan 2.534 3.191 3.865 7.936 7.847 7.665 7.459 7.359 7.267 7.267 7.267 7.267 7.267 7.491 7.704 7.925 8.262 8.460 3.089 2.580 0
J. titik bagi dari tinggi 0.507 0.638 0.773 1.134 1.121 1.095 1.066 1.051 1.038 1.038 1.038 1.038 1.038 1.070 1.101 1.132 1.180 1.209 0.618 0.516 0
no. lebar faktor lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarrlebarr lebarr lebarr lebarr lebarr
7 1 12.70 13.82 15.36 15.93 15.93 16.00 16.00 16.00 16.00 16.00 15.91 15.46 13.41 9.85 7.61 0
6 4 47.71 53.34 60.88 63.54 63.76 64.00 64.00 64.00 64.00 64.00 63.52 61.00 49.27 33.26 24.63 0
5 2 6.33 8.88 11.06 19.77 23.02 27.60 30.46 31.59 32.00 32.00 32.00 32.00 32.00 31.68 29.68 22.73 14.26 10.09 6.27 3.97 0
4 4 22.96 32.42 41.56 18.15 28.12 46.07 57.14 61.98 64.00 64.00 64.00 64.00 64.00 63.07 57.38 43.14 26.47 17.74 21.08 12.68 0
3 2 9.85 14.16 18.78 6.34 11.49 20.99 27.31 30.46 32.00 32.00 32.00 32.00 32.00 31.29 27.72 20.24 12.64 8.87 8.47 4.70 0
2 4 15.73 23.42 30.15 10.58 20.42 38.56 52.17 59.94 63.98 63.98 63.98 63.98 63.98 62.34 53.09 77.56 24.13 17.29 13.76 6.62 0
1 1.5 3.93 6.25 4.24 3.31 6.50 12.73 17.92 21.52 25.01 25.01 25.01 25.01 25.01 22.26 18.06 27.47 22.96 5.76 4.41 1.71 0
0.5 2 3.48 5.86 2.53 3.69 7.41 14.90 21.54 26.64 29.71 29.71 29.71 29.71 29.71 27.42 21.59 14.65 8.93 6.30 5.62 1.91 0
0 0.5 0.00 0.00 0.00 0.40 1.22 2.76 4.16 5.21 4.13 4.13 4.13 4.13 4.13 5.31 4.21 2.75 1.29 0.68 1.37 0.42 0
jumlah hasil kali lebar 62.28 90.99 108.3 122.7 165.35 239.8 290 317 330.8 330.8 330.8 331 330.84 322.8 288.2 271.2 154 98.97 61 32 0
1/3 Jarak titik bagi 0.169 0.213 0.258 0.378 0.3737 0.365 0.36 0.35 0.346 0.346 0.346 0.35 0.3461 0.357 0.367 0.377 0.39 0.403 0.21 0.172 0
luas penampang-A 10.52 19.36 27.91 46.35 61.784 87.54 103 111.1 114.5 114.5 114.5 114 114.49 115.1 105.7 102.4 60.5 39.87 12.6 5.503 0
 Volume di Bawah Geladak Ukur

( Peraturan Menteri Perhubungan No. PM. 8 Tahun 2013 )

Panjang Di bawah geladak ukur 92.08 m


jarak titik-titik bagi dari panjang 5.755 m
Hasil
No.penampang Faktor L.Penampang Kali
17 0.5 10.52050652 5.260253
16.5 2 19.35609898 38.7122
16 1 27.9129595 27.91296
15.5 2 46.35234379 92.70469
15 1.5 61.78422549 92.67634
14 4 87.53789814 350.1516
13 2 103.0685093 206.137
12 4 111.0946032 444.3784
11 2 114.4902615 228.9805
10 4 114.4902615 457.961
9 2 114.4902615 228.9805
8 4 114.4902615 457.961
7 2 114.4902615 228.9805
6 4 115.1434171 460.5737
5 2 105.7193348 211.4387
4 4 102.3617385 409.447
3 1.5 60.50910052 90.76365
2.5 2 39.87219821 79.7444
2 1 12.56063844 12.56064
1.5 2 5.503047111 11.00609
1 0.5 0 0
Jumlah hasil kali 4136.331
1/3 Jarak titik-titik bagi panjang 1.918333
Volume 7934.862
Volume dibawah geladak ukur 8019.229
3
Total Volume dibawah geladak ukur (Va) = 7934,86 m

 Tabel Luasan Bulbous Bow

Nomor-Nomor 5 4 3 2 1
Penampang
Tinggi Seluruhnya          
Geladak Lengkung          
Koreksi Geladak
Lengkung          
Tinggi Perhitungan 0 5.016 6.026 6.242 0
JarakTitik Bagi Dari
Tinggi 0 2.508 3.013 3.121 0
             
No Lebar Faktor Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar
3 1 0 3.18 1.829 0.296 0
2 4 0 12.672 9.212 6.368 0
1 1 0 0.541 0.26 0.231 0
           
           
Jumlah Hasil Kali 0 16.393 11.301 6.895 0
1.00433 1.04033
1/3 Jarak Titik-titik bagi
0 0.836 3 3 0
13.7045 11.3499 7.17309
Luas Penampang
0 5 7 8 0

 Volume Bulbous Bow


( Peraturan Menteri Perhubungan No. PM. 8 Tahun 2013 )

Panjang 9.532 M
Jarak Titik-Titik Bagi
M
Panjang 2.383
Fakto L.Penampan
No. Penampang r g H.Kali
5 1 0 0
54.8181
4 4 13.704548 9
22.6999
3 2 11.349971 4
7.17309833 28.6923
2 4 3 9
1 1 0 0
106.210
Jumlah hasil kali
= 5
1/3 Jarak Titik bagi 0.79433
panjang = 3
84.3665
Volume
= 6
       

Total voleme di bawah geladak ukur = Volume bulbows bow + Volume di bawah geladak ukur

= 84,36 + 7934,86

=8019,22

2. VOLUME BANGUNAN ATAS

Peraturan Menteri Perhubungan No. PM. 8 Tahun 2013

 Forecastle Deck

forecastle deck
Panjang       7.01 meter
Jarak titik-titik bagi panjang       2.3374 meter
Hasil
Nomor tinggi lebar luas Faktor kali
Pnmpng     Pnmpng    
1 0 0 0 0.5 0
1.5 2.20 0.85 1.88 2 3.7532
2 2.20 1.82 4.01 1.5 6.0093
3 2.20 3.75 8.24 4 32.956
4 2.20 5.61 12.35 1 12.3486
Jumlah hasil kali         55.0671
1/3 jarak titik-titik bagi
panjang         0.779
Isi dengan m3         42.90

 Main Deck

main deck
Panjang 21.84 meter
4.3679
Jarak titik-titik bagi panjang 6 meter
Tingg
Nomor i lebar Luas Faktor Hasil kali
Pnmpn Pnmpn
g     g    
1 0.00 0.000 0.00 0.5 0
1.5 2.2 7.972 17.54 2 35.0768
2 2.2 9.803 21.57 1.5 32.3499
11.26
3 2.2 5 24.78 4 99.132
13.59
4 2.2 6 29.91 2 59.8224
13.59
5 2.2 6 29.91 4 119.645
15.31
6 2.2 0 33.68 1 33.682
Jumlah hasil kali 379.708
1/3 jarak titik-titik bagi panjang 1.456
Isi dengan m3 552.85

 Poop Deck

Popdeck
Panjang       16.20 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang   3.24 meter
Fakto
Nomor tinggi lebar Luas r Hasil kali
Pnmpng     Pnmpng    
1 2.4 14.871 35.69 0.5 17.8452
1.5 2.40 13.75 33.00 2 66.0096
2 2.40 13.63 32.72 1.5 49.0788
3 2.40 13.38 32.10 4 128.419
4 2.40 13.03 31.27 2 62.5392
5 2.40 12.42 29.80 4 119.203
6 2.40 11.31 27.15 1 27.1536
Jumlah hasil kali       470.249
1/3 jarak titik-titik bagi panjang   1.080
Isi dengan m3       507.87

 Boat Deck

boat deck
Panjang       10.80 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang   3.6 meter
Nomor tinggi lebar Luas Faktor Hasil kali
Pnmpng     Pnmpng    
1 2.4 13.87 33.29 0.5 16.644
1.5 2.40 13.74 32.97 2 65.9472
2 2.40 13.61 32.65 1.5 48.9816
3 2.40 13.31 31.95 4 127.795
4 2.40 12.87 30.88 1 30.876
Jumlah hasil kali       290.244
1/3 jarak titik-titik bagi panjang   1.200
Isi dengan m3       348.29

 Bridge Deck

bridge deck
Panjang       10.80 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang   3.6 meter
Nomor tinggi lebar Luas Faktor Hasil kali
Pnmpng     Pnmpng    
1 2.4 13.87 33.29 0.5 16.644
1.5 2.40 13.74 32.97 2 65.9472
2 2.40 13.61 32.65 1.5 48.9816
3 2.40 13.31 31.95 4 127.795
4 2.40 12.87 30.88 1 30.876
Jumlah hasil kali       290.244
1/3 jarak titik-titik bagi panjang   1.200
Isi dengan m3       348.29
 Naxigation Deck

navigation deck
Panjang       10.80 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang   3.6 meter
Nomor tinggi lebar Luas Faktor Hasil kali
Pnmpng     Pnmpng    
1 2.4 13.87 33.29 0.5 16.644
1.5 2.40 13.74 32.97 2 65.9472
2 2.40 13.61 32.65 1.5 48.9816
3 2.40 13.31 31.95 4 127.795
4 2.40 12.87 30.88 1 30.876
Jumlah hasil kali       290.244
1/3 jarak titik-titik bagi panjang   1.200
Isi dengan m3       348.29

 Ambang Palka 1

Ambang Palka 1
Panjang       15.00 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang   5 meter
Nomor tinggi lebar Luas Faktor Hasil kali
Pnmpng     Pnmpng    
1 0.60 8.20 4.92 0.5 2.46
1.5 0.60 8.20 4.92 2 9.84
2 0.60 8.20 4.92 1.5 7.38
3 0.60 8.20 4.92 4 19.68
4 0.60 8.20 4.92 1 4.92
Jumlah hasil kali       44.28
1/3 jarak titik-titik bagi panjang   1.667
Isi dengan m3       73.80
 Ambang Palka 2

Ambang Palka 2
Panjang       15.00 meter
Jarak titik-titik bagi   5 meter
panjang
Nomor tinggi lebar luas Faktor Hasil kali
Pnmpng     Pnmpng    
1 0.60 8.20 4.92 0.5 2.46
1.5 0.60 8.20 4.92 2 9.84
2 0.60 8.20 4.92 1.5 7.38
3 0.60 8.20 4.92 4 19.68
4 0.60 8.20 4.92 1 4.92
Jumlah hasil kali       44.28
1/3 jarak titik-titik bagi panjang   1.667
Isi dengan m3       73.80

 Ambang Palka 3

Ambang Palka 3
Panjang       14.40 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang   4.8 meter
Nomor tinggi lebar luas Faktor Hasil kali
Pnmpng     Pnmpng    
1 0.60 8.20 4.92 0.5 2.46
1.5 0.60 8.20 4.92 2 9.84
2 0.60 8.20 4.92 1.5 7.38
3 0.60 8.20 4.92 4 19.68
4 0.60 8.20 4.92 1 4.92
Jumlah hasil kali       44.28
1/3 jarak titik-titik bagi panjang   1.600
Isi dengan m3       70.85
 Engine Casing

Engine Casing
Panjang       5.40 meter
Jarak titik-titik bagi
panjang   1.8 meter
Nomor tinggi lebar luas Faktor Hasil kali
Pnmpng     Pnmpng    
1 2.40 6 14.40 0.5 7.2
1.5 2.40 3 7.20 2 14.4
2 2.40 3 7.20 1.5 10.8
3 2.40 3 7.20 4 28.8
4 2.40 3 7.20 1 7.2
Jumlah hasil kali       68.4
1/3 jarak titik-titik bagi panjang   0.600
Isi dengan m3       41.04

Jumlah Total Volume kapal diatas Geladak ukur


= 2407,99 m3

Jadi total volume adalah = volume dibawah geladak ukur + volume diatas geladak

V. dibawah geladak ukur = 8019,22 m3

V. diatas geladak ukur = 2407,99 m3

Volume total = 10427,22 m3

3. VOLUME RUANG MUAT

Peraturan Menteri Perhubungan No. PM. 8 Tahun 2013

 Luasan Ruang Muat 1

Nomor-Nomor 7 6 5 4 3 2 1
Tinggi Seluruhnya 6.585 6.676 6.827 6.865 7.106 7.314 7.506
Geladak Lengkung 0.31714 0.3135 0.29932 0.2715 0.23166 0.1835 0.1364
Koreksi Geladak 0.10571 0.09977 0.06116
Lengkung 3 0.1045 3 0.0905 0.07722 7 0.045467
6.47928 6.72722 7.25283
tinggi perhitungan 7 6.5715 7 6.7745 7.02878 3 7.460533
jarak titik bagi dari 1.07988 1.12120 1.12908 1.17146 1.20880
tinggi 1 1.09525 4 3 3 6 1.243422
fakto
no. lebar r lebar lebar lebar lebar lebar lebar lebar
7 1 15.857 15.675 14.966 13.575 11.583 9.175 6.82
6 4 63.4 62.432 57.872 50.016 40.416 30.444 20.264
5 2 31.606 30.668 27.67 23.124 18 12.804 7.738
4 4 62.796 59.8 52.96 43.88 33.972 23.54 14.18
3 2 31.092 29.142 25.292 20.616 15.928 11.358 6.972
2 4 61.82 56.536 47.688 38.3 29.736 21.792 13.732
1 1 14.609 12.931 10.645 8.493 6.464 4.7 3.002
jumlah hasil
kali lebar   281.18 267.184 237.093 198.004 156.099 113.813 72.708
1/3 Jarak titik 0.36508 0.37373 0.37636 0.39048 0.40293
bagi   0.35996 3 5 1 8 5 0.414474
luas 101.213 97.5444 88.6099 74.5210 60.9547 45.8592
penampang-A   7 3 1 1 5 6 30.13558

 Volume Ruang Muat 1

Panjang 21.6 m
Jarak Titik-Titik Bagi
m
Panjang 3.6
No. Fakt L.Penampa
Penampang or ng H.Kali
101.213
7 1 101.2137 7
390.177
6 4 97.54443 7
177.219
5 2 88.60991 8
4 4 74.52101 298.084
121.909
3 2 60.95475 5
2 4 45.85926 183.437
30.1355
1 1 30.13558 8
1302.17
Jumlah hasil kali
= 7
1/3 Jarak Titik bagi
panjang = 0.6
781.306
Volume
= 4

 Luasan Ruang Muat 2

Nomor-Nomor 7 6 5 4 3 2 1
Tinggi Seluruhnya 6.304 6.304 6.304 6.304 6.304 6.508 6.585
Geladak Lengkung 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.3184 0.31714
Koreksi Geladak 0.10666 0.10666 0.10666 0.10666 0.10666 0.10613 0.10571
Lengkung 7 7 7 7 7 3 3
6.19733 6.19733 6.19733 6.19733 6.19733 6.40186 6.47928
tinggi perhitungan 3 3 3 3 3 7 7
jarak titik bagi dari 1.03288 1.03288 1.03288 1.03288 1.03288 1.06697 1.07988
tinggi 9 9 9 9 9 8 1
fakto
no. lebar r lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr
7 1 16 16 16 16 16 15.92 15.857
6 4 64 64 64 64 64 63.808 63.4
5 2 32 32 32 32 32 31.834 31.606
4 4 64 64 64 64 64 63.38 62.796
3 2 31.998 31.998 31.998 31.998 31.998 31.566 31.092
2 4 63.972 63.972 63.972 63.972 63.972 62.984 61.82
1 1 15.699 15.699 15.699 15.699 15.699 15.329 14.609
jumlah hasil kali
lebar   287.669 287.669 287.669 287.669 287.669 284.821 281.18
1/3 Jarak titik 0.34429 0.34429 0.34429 0.34429 0.34429 0.35565
bagi   6 6 6 6 6 9 0.35996
luas penampang- 99.0433 99.0433 99.0433 99.0433 99.0433 101.299 101.213
A   7 7 7 7 7 2 7

 Volume Ruang Muat 2

Panjang 21.6 m
Jarak Titik-Titik Bagi
m
Panjang 3.6
No. Fakto L.Penampan
Penampang r g H.Kali
99.0433
7 1 99.04337 7
396.173
6 4 99.04337 5
198.086
5 2 99.04337 7
396.173
4 4 99.04337 5
198.086
3 2 99.04337 7
405.196
2 4 101.2992 9
101.213
1 1 101.2137 7
1793.97
Jumlah hasil kali
= 4
1/3 Jarak Titik bagi
panjang = 0.6
1076.38
Volume
= 5
 Luasan Ruang Muat 2

Nomor-Nomor 7 6 5 4 3 2 1
Tinggi Seluruhnya 6.531 6.471 6.393 6.336 6.304 6.304 6.304
Geladak Lengkung 0.3167 0.31766 0.31858 0.31924 0.32 0.32 0.32
Koreksi Geladak 0.10556 0.10588 0.10619 0.10641 0.10666 0.10666 0.10666
Lengkung 7 7 3 3 7 7 7
6.42543 6.36511 6.28680 6.22958 6.19733 6.19733 6.19733
tinggi perhitungan 3 3 7 7 3 3 3
jarak titik bagi dari 1.07090 1.06085 1.04780 1.03826 1.03288 1.03288 1.03288
tinggi 6 2 1 4 9 9 9
fakto
no. lebar r lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr lebarr
7 1 15.835 15.883 15.929 15.962 16 16 16
6 4 63.356 63.784 63.784 63.828 64 64 64
5 2 30.084 31.288 31.61 31.832 32 32 32
4 4 55.808 60.148 62.124 63.256 64 64 64
3 2 26.6 29.02 30.586 31.496 31.998 31.998 31.998
2 4 50.504 56.32 60.284 62.844 63.972 63.972 63.972
1 1 11.491 13.166 14.468 15.264 15.699 15.699 15.699
jumlah hasil kali
lebar   253.678 269.609 278.785 284.482 287.669 287.669 287.669
1/3 Jarak titik 0.35696 0.35361 0.34926 0.34608 0.34429 0.34429 0.34429
bagi   9 7 7 8 6 6 6
luas penampang- 90.5550 95.3384 97.3704 98.4558 99.0433 99.0433 99.0433
A   6 4 1 5 7 7 7

 Volume Ruang Muat 2

Panjang 21.6 m
Jarak Titik-Titik Bagi
m
Panjang 3.6
No. Fakt L.Penampa
Penampang or ng H.Kali
90.5550
7 1 90.55506 6
381.353
6 4 95.33844 7
194.740
5 2 97.37041 8
393.823
4 4 98.45585 4
198.086
3 2 99.04337 7
396.173
2 4 99.04337 5
99.0433
1 1 99.04337 7
1753.77
Jumlah hasil kali
= 7
1/3 Jarak Titik bagi
panjang = 0.6
1052.26
Volume
= 6
       

Total Volume Ruang Muat = (v1+v2+v3) m3


= (781,306+1076,38+1050,27)
= 2909,96 m3

4. TONASE

Peraturan Menteri Perhubungan No. PM. 8 Tahun 2013

 Tonase Kotor (GT)


Rumus :
GT = K1 X V

Dimana K1 = 0.2 + 0.02 x Log 10 x V


V = Jumlah Volume ruang dibawah geladak ukur + Volume ruangan =
ruangan bangunan atas

= 10427,22 m3

K1 = 0.2 + 0.02 x Log 10 x V

= 0.2+ 0.02 x log10 x 10427,22

= 0,28

K1= Interpolasi

INTERPOLASI

10000 0.3

10427,22 ?

15000 0.305

Sehingga Tonase Kotor ( GT )

= 0.280 x 10427,22

= 2923

 Tonase Bersih (NT)


Rumus :
NT = K2 Vc (4d/3D)2 + K3( ( N1 + N2 )/10)

Dimana :

Vc = Jumlah Volume ruang Muatan

= 2909,96

K2 = 0.2 + 0.02 x Log 10 x Vc

= 0.2 + 0.02 x Log 10 x 2909,96m3

= 0.289
K3 = 1,25 ((GT + 10.000)/10,000)

= 1,25 ((2922,74+ 10.000)/10,000)

= 1,25

D = (ukuran dalam terbesar dibagian tengah kapal)

=7m

d = (sarat terbesar dibagian tengah kapal)

= 5,9 m

N1 = (jumlah penumpang dalam kamar yang berisi tidak lebih dari 8


tempat tidur)

=0

N2 = (jumlah penumpang-penumpang lainnya)

=0

N1+N2 = 0

Sehingga,

NT = K2 Vc (4d/3D)2 + K3( ( N1 + N2 )/10)


NT = 0,400 x 2909,96 ((4x5,9)/(3x7))x2 + 1,25x ( ( 0 + 0 )/10)
NT = 1063,13 m3
 Catatan : NT tidak boleh kurang dari 30 % GT, maka nilai NT yang
diambil adalah 30 % GT

Pengujian :

30 % x GT = 30 % x 292274

= 318

Nilai NT memenuhi syarat 30% dari GT, karena nilai NT lebih besar dari nilai 30%
GT. Seingga NT yang diambil adalah 318
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Pada tugas mata kuliah “GENERAL ARRANGEMENT AND TONASE” diberi
2 sub tugas yaitu menyelesaikan paletakan ruanagn, perhitungan dan gambar dari:

a. General arrangement (rencana umum) yang meliputi penetuan letak - letak ruangan
yang ada di atas kapal.

b. Tonase yaitu menghitung Tonase bersih (NT) dan Tonase kotor (GT) dengan
tujuan untuk mengetahui biaya yang harus dibayarkan pada saat kapal bersandar di
pelabuhan untuk melakukan bongkar muat.

c. Dalam penentuan luas kamar tiap crew kapal termasuk kapten, untuk kapal dengan
DWT diatas 3000 ditentukan berdasarkan layout atau berdasarkan kebutuhan

d. Dari hasil perhitungan Tonase Kapal dapat ditarik kesimpulan :


Tonase kotor (GT) : 2923
Tonase bersih (NT) : 318

6.2. Saran
1. Perlunya pemahaman dan pemberian materi yang sama oleh tiap Dosen
Pembimbing agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengerjaan tugas
2. Reverensi yang di gunakan kadang tidak dimengerti, oleh karena itu
diharapkan agar dosen dapat memberikan bimbingan tambahan kepada
mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

- Brosur Mesin, Marine Engine A motorship Supplement 2012


- Brosur Crane, TTS Cargo Crane 2013
- Peraturan Menteri Perhubungan No.PM 8 Tahun 2013
- Peraturan Menteri Pehubungan : KM 70 tahun 1998 tentang Pengawakan Kapal
- Gaguk Suhardjito, Tetang Rencana Umum, tahun 2012
- “Ship Design and Ship Construction”’, tahun 1977
- Prof. Harval Phoels, “Ship Design and Ship Theory” , University of Hanouver,
Jakarta, Surabaya/Indonesia, tahun 1979
- IRE.J.C.Arkenbout Schokker, IR.E.M.Neuerburg, “The Design of Merchant Ship”,
H. Stam Haarlem Antwerpen, Jdakarta, tahun 1953
- Himpunan Tarif Jasa Maritim, Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, tahun
1987.
- Robert Taggart,”Ship Design andConstruction”, The Society of Naval Architecs
and Marine Engineers One World Trade Center, New York, tahun 1980

Anda mungkin juga menyukai