Anda di halaman 1dari 39

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Negara kita, Negara Indonesia dengan ciri sosial budaya
kebahariannya bukanlah merupakan fenomena baru di Nusantara
ini. Sejarah menunjukkan kepada kita tentang fakta kehidupan
kebaharian

kini

sebagai

kontinuiti

dan

perkembangan

dari

kehidupan kebaharian masa lalu. Perkembangan dunia maritim


adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari. Keterbatasan daratan
memaksa manusia dengan segala fasilitasnya menurut dunia untuk
memfokuskan perhatian ke laut. Lautan yang begitu luas dengan
kekayaan alamnya yang melimpah merupakan memanfaatkan
kekayaan alam yang terkandung didalam lautan.
Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau
besar dan kecil, Indonesia sangat potensial dalam pengembangan
bidang maritim. Kapal laut misalnya, merupakan sarana yang paling
penting dalam transportasi laut. Sehingga laut bukan lagi jurang
pemisah antara pulau yang satu dengan pulau yang lain.
Jasa transportasi laut telah dimanfaatkan sejak dulu. Terbukti
dengan kemampuan pelaut-pelaut kita menjelajahi dunia dengan
segala keterbatasan perahu Pinisi, Pengembangan perdagangan
juga

memanfaatklan

jasa

laut.

Hal

ini

disebabkan

karena

penggunaan kapal laut jauh lebih murah dibandingkan dengan jasa


dirgantara, kapasitas muat yang lebih banyak dan lain-lain.
Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan akan kapal laut tidak
bisa di tunda lagi. Semakin ketatnya persaingan dibidang ekonomi,
sosial, politik dan pertahanan keamanan merupakan motivasi bagi
kita untuk meningkatkan kemampuan didalam mendesain suatu
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

kapal yang direncanakan dalam pengoperasiannya layak teknis dan


layak ekonomis,serta mampu bersaing dengan negara-negara lain.

I.2 Permasalahan
Setelah melalui proses Prarancangan Kapal dan Lines Plan &
Hydrostatic Curve yang dikerjakan pada Semester sebelumnya,
maka tahap selanjutnya adalah pembuatan Rencana Umum dan
Tonase.
I.3 Batasan Masalah
Batasan masalah akan dititik beratkan pada :
1.

Penggambaran Rencana Umum berdasarkan ketentuan dari


Biro Klasifikasi dan Pemerintah.

2.

Proses perhitungan Tonase yang mengacu pada ketentuan


yang berlaku.

I.4 Maksud Dan Tujuan


a. Maksud
Tugas dalam mata kuliah Rencana Umum dan Tonase ini
dimaksudkan

agar

mahasiswa

mengetahui

peletakan

peletakan ruangan, tangki, alat angkat, dan lain sebagainya.


b. Tujuan
Adapun tujuan dari tugas ini adalah :
1. Mahasiswa
merancang

mampu
suatu

memahami
kapal

teori

dan

dasar

langkah

didalam
langkah

penggambarannya.
2. Mahasiswa

mampu

ruangan-ruangan

merencanakan

pada

deck,

alat

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

deck,

tangki-tangki,

angkat,

serta

alat
2

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

keselamatan diatas kapal. Dari perencanaan itu diharapkan


kita dapat membuat rancangan sesuai kebutuhan owner.
3. Mahasiswa mampu membuat gambar Rencana Umum dan
menghitung Tonasenya.
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Gambaran Umum
Rencana umum adalah pembagian ruangan dan penempatan
peralatan sesuai fungsinya dengan memperhatikan tempat dan jalur
lewat.

Pada

dasarnya

rencana

umum

adalah

bagaimana

memanfaatkan se-efisien mungkin ruangan yang ada di atas kapal


baik ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis.
Untuk kapal kargo harus bisa dipastikan bahwa muatan yang
direncanakan harus dimuat dengan biaya semurah mungkin didalam
ruang muat yang didesain, juga harus bisa dipastikan muatan dalam
keadaan yang baik ditempat tujuan dan dengan methode bongkar
muat yang cepat dan ekonomis.
Desain

General

Arrangement

kesesuaian

dengan

rencana

kesesuaian

terhadap

DWT,

garis

harus
yang

kapasitas

mempertimbangkan
telah

dan

dikembangkan,

kecepatan

yang

dibutuhkan.
General Arrangement digunakan untuk beberapa kegunaan,
tidak hanya sekedar menunjukan jenis kapal dan featurenya ,
Galangan kapal juga menggunakan untuk membuat kalkulasi awal
biaya pembangunan kapal serta sebagai dasar untuk membuat
detail drawing.
Tinggi geladak accomodasi tidak boleh kurang dari 2,4 meter
untuk

memastikan

kecukupan

head

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

room

untuk

ABK

atau
3

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

penumpang setelah dikurangi tinggi beam serta kabel dan pipa


ventilasi dll.
Geladak akomodasi sebaiknya dibangun tanpa camber untuk
memudahkan

pemasangan

furniture,

blok

akomodasi

sedapat

mungkin dibangun dengan dinding yang lurus tanpa kurvature.


Pada sisi Poop deck harus terdapat ruang terbuka sebagai
tempat berjalan dengan lebar 800 hingga 1000 mm ditambah 300
hingga 400 mm untuk penyimpanan tangga akomodasi.

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

Bagian belakang Poop deck harus terdapat ruang terbuka paling


kurang 5 meter dari stern untuk memberi ruang yang cukup bagi
penempatan mesin-mesin geladak pada bagian buritan, seperti
capstan, bollard, winch, emergency exit ruang kemudi. Bagian
depan blok akomodasi biasanya merupakan penerusan dari sekat
depan kamar mesin.
Terdapat

empat

hal

yang

yang

berhubungan

dengan

karakteristik rencana umum yaitu:


-

pengalokasian ruang utama

penentuan batas ruangan

pemilihan dan penempatan perlengkapan

hubungan hubungan yang ada didalam kapal (jalan masuk)


Penyusunan rencana umum yang efektif sesuai fungsinya

yang ekonomis dapat memberikan faktor yang berpengaruh baik


untuk konstruksi atau biaya pengoperasian kapal. Persoalan rencana
umum pada umumnya berbeda sesuai dengan fungsi kapal (Type
kapal).
Tahap awal dalam menjawab persoalan rencana umum untuk
kapal barang general cargo adalah penempatan ruang utama dan
batasnya dengan body dan bangunan atas kapal. Ruangan tersebut
meliputi :
1. Ruang muat cargo hold
2. Ruang mesin
3. Ruang crew dengan ruang-ruang penghubung
4. Tangki-tangki dan lain-lain.
Pendekatan pertama untuk memecahkan masalah rencana
umum berdasarkan informasi antara lain :
1. Volume ruang muat berdasarkan type kapal dan keadaan
muatan
2. Metode penyimpan muatan dan sistem bongkar muat
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

3. Volume ruang muat yang dibutuhkan dalam ruang mesin


sesuai dengan type mesin dan besar power kapal (SHP)
4. Volume yang dibutuhkan dalam ruang akomodasi dan standar
ruang akomodasi
5. Volume yang dibutuhkan untuk tangki, utamanya tangki
bahan bakar, tangki minyak pelumas, tangki air tawar, serta
tangki ballast
6.

Syarat standar dari pembagian ruangan dan batas ruangan


dan lain-lain.

ada waktu yang sama beberapa persyaratan yang harus


dipenuhi utamanya adalah:
1. Sekat kedap air dan keterpaduannya
2. Stabilitas yang memadai
3. Keterpaduan struktur
4. Serta jalan masuk yang memadai.

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

BAB III
PENYAJIAN DATA DAN PEMBAGIAN RUANGAN
III.1

Ukuran utama kapal sebagai berikut :

Jenis Kapal

General Cargo

Panjang garis air perencanaan (Lwl)

81,12

meter
Panjang antar garis tegak (LBP)

78,00

13,00

4,50

7,40

12

meter
Lebar kapal rancangan (B)
meter
Sarat kapal maks. (T)
meter
Tinggi sampai geladak utama (H)
meter
Kecepatan Dinas kapal
knot
Rute Pelayaran kapal
Banjarmasin

Makassar-

BanjarmasinMakassar
Jarak pelayaran

767,7 mil laut

18

(RoundTrip)
Jumlah Anak Buah Kapal (ABK)

orang

Rincian tinggi bangunan atas dan rumah geladak serta forecastle


adalah 2,4 dan 2,2 untuk tiap deck dengan ukuran :
- Tinggi orang rata-rata

: 180 cm

- Tinggi interval kepala palvon

: 40 cm

- Tinggi langit-langit (palvon)

: 20 cm

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

GENERAL ARRANGEMENT

III.2
I.

GUNTUR

Tata Ruang Kapal

Perletakan Sekat Pembagi


Sesuai dengan peraturan Biro Klasifikasi Indonesia tentang
lambung kapal, diberikan :
Jarak Gading (Frame spacing), BKI 1996 vol II, jarak gading
normal/main frame (ao) untuk daerah 0,1 dari sekat tubrukan
dan sekat buritan, untuk LBP < 100 m adalah
ao = L/500 + 0,48 (meter), biasanya diambil 0,6 meter
1. Jarak Gading gading normal (ao)
(BKI Vol.II.1989 Section 9 A.1.1.1. hal 9-1)
ao = (L/500) + 0,48
= (78/500) + 0,48
= 0.64m
2. Letak sekat ceruk haluan dari Fore peak
sekat tubrukan (Collision Bulkhead) pada stem(linggi haluan)
berjarak (0,05 0,08) LBP dari FP, sekat tubrukan harus
menerus hingga main deck lebih lanjut hingga ke Fore castle
deck, bukaan yang terdapat pada sekat antara main deck dan
fore castle deck harus ditutup dengan pintu kedap air.
(BKI Vol II. 1996 Section 11.A.2.1. hal 11-1)
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

GENERAL ARRANGEMENT

Sh

GUNTUR

= (0,05 0,08 ) x LBP


= 0,05 x 78
= 3,90 m
Terletak pada gading 143 (gading besar, Profile T 460 x 32

mm)

3. Letak sekat ceruk buritan dari Stern Tube


Propeller post pada stern ujung belakang dari bagian
lambung bawah air- harus memberikan aliran air yang baik untuk
propeller, Posisi propeller post yang sesuai berjarak antara 0,035
hingga 0,040 LBP didepan AP, pada bagian ini seringkali dibuat
stern bulb untuk meningkatkan kinerja propelleratau bahkan
bentuk stern asimetri.
Sekat tabung poros (Stern tube bulkhead) sekat bagian
belakang ruang mesin paling kurang harus berjarak 3 jarak
gading dari ujung stern tube, sekat ini haris menerus hingga
poop deck
(BKI Vol.II.1996 Section 11 A.2.2. hal 11-2)
Sekat

tabung

buritan

kapal

yang

mempunyai

tenaga

penggerak sendiri, maka jarak sekat tabung buritannya adalah


:
Sb = (3 -5) ao dari box propeller
= 5 x 0,64
= 3,18 meter dari Boss Propeller.
Terletak pada gading 8 (gading besar, Profile T 460 x 32 mm)
4. Letak sekat kamar mesin
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

Sekat depan kamar mesin dilokasikan sejauh mungkin


kebelakang untuk memberi kapasitas ruang muat yang lebih
besar, pada umumnya lokasi sekat depan kamar mesin
berjarak 17% hingga 22% didepan AP, lokais sekat ini pada
satu sisi tergantung dari panjang mesin pada sisi lain
tergantung pada fullness (kegemukan) kapal, kapal-kapal high
blok(gemuk) memberikan ruang yang lebih besar pada
lantainya dibanding dengan kapal langsing.
Menurut buku Ship design and Ship theory oleh Prof Harvald
Phoels letak sekat kamar mesin.
Dimana : L = panjang kapal ( 86,55 )
Sehingga : 15 % x 78
= 11.70m
Terletak pada gading 32 (gading besar, Profile T

460 x 32

mm)
5. Sekat Ruang Muat ( Lrm )
Sekat ruang muat , jumlah sekat pada ruang muat
tergantung pada tuntutan keamanan atau pemisahan muatan.
Jumlah minimum sekat ruang muat termasuk sekat tubrukan,
Stern tube bulkhead, sekat depan kamar mesin untuk
Panjang kapal 65 meter diperlukan 3 sekat (tidak diperlukan
tambahan sekat di Ruang muat)
Panjang kapal 92 meter diperlukan 5 sekat (dua tambahan
sekat

pada

ruang

muat)

selanjutnay

untuk

setiap

penambahan panjang 20 meter diperlukan tambahan sekat 1


(satu) buah
Panjang maksimum ruang muat adalah 30 m, sehingga dari
perhitungan diatas dan mengingat kapal adalah jenis kapal
General Cargo maka Ruang Muat dibagi atas 3 bagian yaitu :
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

10

Ruang

Muat

terletak

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

antara

gading

sekat

halun,

143sampai pada gading 107.

Ruang Muat 2 terletak antara gading 107 sampai pada


sekat kamar mesin, gading 71.

Ruang Muat 3 terletak antara gading 71 sampai pada sekat


kamar mesin, gading 32.
Jadi sekat ruang muat terletak pada gading 85 (gading
besar, Profile T 460 x 32 mm)

6. Jumlah Sekat yang diisyaratkan


(BKI Vol II. 1989 Section 11.A.1.2. hal 11-1)
jumlah sekat kedap air tergantung dari panjang kapal :
sesuai tabel 11,1 untuk panjang kapal 90 meter : 5 sekat.
Jadi jumlah sekat yang digunakan adalah 4 sekat dan
direncanakan kapal ini menggunakan 4 buah sekat kedap air :
-

Sekat haluan yang terletak pada gading 143

Sekat buritan yang terletak pada gading 8

Sekat kamar mesin yang terletak pada gading 32

Sekat ruang muat 1 buah yang terletak pada gading 107

Sekat ruang muat 1 buah yang terletak pada gading 72


Semua sekat yang ada terletak pada gading besar, dan
menggunakan Profile T dengan ukuran 460 x 32mm.

7. Perhitungan Engine Cashing


Sesuai data mesin dari brosur mesin yang berpatokan pada
besarnya BHP, maka diperoleh data mesin sbb:
MEREK

: ABC ( Anglo Belgian Corp )

MODEL

: 6DZC-1000-135

CYL CONFIG

:V
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

11

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

No Of CYL : 16
BORE

: 256 mm

STROKE

: 310 mm

CYCLE

:6

LENGTH

: 3.908 mm

WEIGHT

: 10.620 kg

MAKS POWER : 1.080 kw


RATE

: 1000 rpm

Dari data mesin diatas, maka direncanakan Engine Cashing


sebagai berikut :
BKI Vol II tahun 1996 section 7, halaman 7-2 :
Lec ( panjang engine cashing )
= 2,4 + L mesin
= 2,4 + 3.908 m
= 6,308 m
8. Perhitungan Double Bottom
Double Bottom, Untuk kapal dengan panjang tidak lebih
dari 50 meter tidak disyaratkan adanya Double bottom, untuk
kapal yang besar klasifikasi mensyaratkan double bottom
mulai dari sekat tubrukan hingga sekat tabung buritan (stern
tube bulkhead) , tinggi Double bottom adalah h= 0,35 +
0,045 B, untuk alasan praktis dimana orang bisa bekerja
didalamya, tinggi double bottom
paling tidak adalah 0,75 meter. Pada kamar mesin,
tinggi double bottom disesuaikan dengan dengan kebutuhan
tinggi fondasi mesin, pada umumnya lebih tinggi dibanding
double bottom yang ada di ruang muat.
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

12

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

Penggunaan Double Bottom, Ruang double bottom bisa


digunakan untuk air tawar, ballast, bahan bakar dan waste oli
tetapi tidak untuk air minum, Minyak pelumas hanya dapat
disimpan di double bottom bila kapal memiliki separator
(purifier) untuk menghindari kontaminasi air laut dan atau
kotoran lainnya. Semua tangki ballast harus bersih, tidak bisa
digunakan untuk untuk bahan bakar atau minyak pelumas,
antara tangki minyak dan tangki air harus dipisahkan oleh
koferdam untuk menghidari kontaminasi akibat kebocoran,
Peak

tanks

(tangki

ujung)

depan

dan

belakang

hanya

digunakan sebagai tangki ballast dan tangki trim.


Tinggi double bottom
hdb = 350 + 45 . B
= 350 + 45 . 13
= 0.94 m
III.3 Perletakan Ruangan
1. Ruang Mesin
Ruang mesin ini terletak pada daerah buritan kapal, yang
dibatasi oleh dua sekat yaitu :
-

Sekat kedap buritan

Sekat kedap ruang mesin

Jadi panjang kamar mesin adalah

= 11,70 m , peralatan

perelatan dalam kamar mesin akan diatur sedemikian rupa


dalam kamar mesin akan di tempatkan berupa mesin bantu,
pompa pompa, gear box serta peralatan lainnya yang
mendukung.
2. Ruang Muat (Cargo Hold)
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

13

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

cargo yang diinginkan, tinggi minimum hatch sekitar 1,1


meter,

panjang

hatch

(lubang

palka),

panjang

ruang

penyimpanan hatch cover (penutup palka), gang (walkways)


dari sisi kiri kapal (port side) ke sisi kanan kapal (starboard
side), dan panjang rumah geladak (deck house) harus
didesain secara layak/sesuai.
Ruang muat direncanakan yaitu antara sekat ruang mesin
sampai sekat

haluan, yang panjangnya adalah sebagai

berikut :
Lrm

= Lbp (Sh + Sb + Lkm)


= 92 - (6,4+ 1,93+ 13,8)
= 59.22 m
Sesuai dengan rules BKI 96 vol II sec 11, hal 11- 1,

bahwa panjang ruang muat tidak boleh lebih dari 30 m

maka

pada perencanaan ini terdapat dua ruang muat.

3. Ruang awak kapal


Jumlah Abk/Number Of Crew
Jumlah dan komposisi ABK akan tergantung dari
-

Ukuran Kapal (BRT)

Type Kapal (Tanker, dry Cargo, Passanger Ship etc.)

Tingkat otomatisasi Mesin Penggerak

Radius dan wilayah pelayaran

Kapal Eropa pada umumnya memiliki 22-24 ABK


Kapal Asia di Perairan Internasional memiliki 28-36 ABK
Kapal penyusur pantai (Coaster) memiliki ABK yang lebih kecil
Komposisi ABK/Crew
-

Deck crew
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

14

GENERAL ARRANGEMENT

Engine crew

Service crew

GUNTUR

Social order on Board of Ships (Dr.Ing. Hans W. Schlott)


Level Deck

Dept Service dept.

Engine

dept.
Officer Ranks
1. Captain
2.
3. Chief Officer
2nd Officer
3rd Officer
Radio Operator
4. Boatswain
Carpenter

Chief Engineer
2nd Engineer
3rd Engineer
4th Engineer
Electrician
Petty Officer
Chief Cook, Chief Steward

Crew
5. Quarter master Ass. Cook, Steward
Seaman
Boys

Pumpman
Cleaner
Fireman

Perhitungan tonase kotor dijelaskan didalam Regulation 3 dari Annex 1


dalam The International Convention on Tonnage Measurement of Ships, 1969
GT = K x V
dimana

V= Total volume dalam meter kubik (m)


= 3274.41
K= Faktor pengali berdasarkan volume kapal
= 0.2 + 0.02 x log10(V)
= 0.400303

Jadi

GT = 1310.755

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

15

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

Penentuan Jumlah Crew


Dalam penentuan jumlah crew yang dibutuhkan oleh kapal
rancangan,
digunakan rumus pendekatan yang diberikan oleh SNAME dalam
buku
"Ship Design and Construction" hal. 58 tahun 1997 sebagai berikut.

Nc =
di mana :
Cst
=
Cdeck =
Cn
=
=
Ceng =
Cadet =
BHP

Coefficient Steward department (1,20-1,33)


Coefficient deck department (11,5-14,55)
Cubic Number
(L*B*T)/1000
Ccofficient engine departement (2-3)
(1-3) orang

=
=

1.33
14.55

=
=
=
=

4.74552 m
3
3
orang
1,080
kW

Nc =
16.0108 orang
= 18 orang
Menurut keputusan menteri perhubungan Nomor: KM 70 tahun 1998 Bab V

Pasal 13
persyaratan minimal jumlah jabatan,sertifikat kepelautan dan jumlah awak kapal bagian deckdan
pelayanan dikapal niaga untuk daerah pelayaran kawasan Indonesia ditentukan sebagai berikut
Untuk kapal tonase kotor GT 500 sampai dengan kurang dari GT 1500 jumlah awak kapal 9
orang dengan jumlah jabatan dan setrifikat sebagai berikut :

1
2
3
4
4
5
6
7

Nahkoda
Muallim I
Muallim II
muallim III
Operator Radio
Serang
Juru Mudi
Koki
kelasi
8 pelayan
Jumlah

Pasal 14

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
12

orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
+
orang
16

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

Contoh susunan ABK adalah sebagai berikut:


1. DECK DEPARTMENT
Master (Nakhoda)
Perwira
1. Chief Officer ( Mualim I )
2. Second Officer ( Mualim II )
3. Radio Operator
4. Dokter
Bintara
1. Quarter Master ( Juru Mudi )
2. Boatswain ( Kepala Kelasi )
3. Seaman ( Kelasi )
2. ENGINE DEPARTMENT
Perwira
1. Chief Engineer ( Kepala Kamar Mesin )
2. Second Engineer
3. Electrician
Bintara
1. Fireman
2. Oiler
3. CATERING/SERVICE DEPARTMENT
Perwira:
1. Chief Cook
Bintara:
1. Assistant Cook
2. Steward
3. Boys
Ruang awak kapal akan ditempatkan pada main deck, poop deck,
boat deck, dan navigation deck dengan pembagian sebagai berikut :
- Main deck
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

17

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

1. Kamar Kelasi
Dimana terletak pada gading 12-17 dengan ukuran 3 x
3,5 m
2. Kamar Masinis I & II
Dimana :
- Masinis I & II terletak pada gading 13-19 dengan
ukuran 3,53 x
2,83m
3. Kamar Juru Minyak I & II.
Dimana :
Juru Minyak I & IIterletak pada gading 1-8 dengan

ukuran 4,16 x 1,72 m


4. Kamar juru mesin
Dimana terletak pada gading 17- 22 dengan ukuran 3 x
4,1 m
5.

Kamar Koki
Dimana terletak pada gading 7-13 dengan ukuran

3 x 28 m
6.

Toilet dan shower

Dimana terletak pada gading 0-5 ukuran ruangan 2,76


x2m
7.

Ruang Makan :
Ruang Makan I terletak antara gading (-1)-8dengan

ukuran 2,32 x 5,5m


8. Dapur. (galley)
Dimana terletak pada gading -7 s/d gd -1 dengan ukuran
3,83 x 2.2 m
9. Ruang perbekalan
Dimana terletak pada gading -7 s/d -1dengan ukuran
3,41 x 2.2 m
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

18

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

13. Ruangan Laundry


Dimana terletak pada gading -2 s/d 2dengan ukuran
2,00 x 1,73 m
15. Ruang Santai
Dimana terletak pada gading 18-22 dengan ukuran
5,23 x 3,64 m
16. Ruangan Rapat
Dimana terletak pada gading 15-22 dengan ukuran 4,20
x 2,00 m
- Poop deck
Pada poop deck

akan ditempatkan ruangan ruangan

seperti :
1.

Kamar Juru Mudi :

- Juru Mudi I terletak pada gading 3-9 dengan ukuran 3


m x 2,5m
- Juru Mudi 2 terletak pada gading 8-13 dengan ukuran 3
m x 3.2m
- Juru Mudi 3 terletak pada gading 13-18 dengan
ukuran 3 m x 3.77m
2. Ruang makan
Dimana terletak pada gading 0-4 dengan ukuran 2,4 m x
3,68m
5. Toilet & Shower
Dimana terletak pada gading 0-5 ukuran ruangan 2,76
x2m
6. Ruang santai
Dimana terletak pada gading 17-23 dengan ukuran
3,319 x 2m
8. klinik
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

19

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

Dimana terletak pada gading 8- 13 dengan ukuran


5,52x3,2m
9. Kamar Dokter
Dimana terletak pada gading 17- 22 dengan ukuran 3 x
4,2m
10. UGD
Dimana terletak pada gading 19-23 dengan ukuran 2,52
x 3,56 m
11. mushalla & tempat wudhu
Dimana terletak pada gading 0- 4 dengan ukuran 2,4 x 1,9
m

- Boat Deck
Pada geladak sekoci ini akan ditempatkan berupa :
1. Kamar Nahkoda
Dimana terletak pada gading 18-23 dengan ukuran 3 x
3,5 m
2. Kamar muallim II
Dimana terletak pada gading 14-19 dengan ukuran 3 x
3,1 m
3. Kamar mualim I
Dimana terletak pada gading 10-15 dengan ukuran 3 x
2,64 m
4. Kamar Muallim III
Dimana terletak pada gading 10-15 dengan ukuran 3 x
2,64 m
5. KKM
Dimana terletak pada gading 18-23 dengan ukuran 3 x
3,35 m
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

20

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

4. Kamar operator radio


Dimana terletak pada gading 14-19 dengan ukuran 2,53
x 3,1 m
-Navigation Deck
Pada Deck ini terdapat
1. Ruang kemudi

:
(wheel House)

Terletak pada gading 26-32


2. Ruang Radio
Terletak pada gading 19-24 dengan ukuran 2,8 x 2,3
3. Ruang Peta
Terletak pada gading 19-24 dengan ukuran 2,8 x 2,3
4. Ruang Battery
Terletak pada gading 15-19 dengan ukuran 2,5 x 2,1
5. Gudang
Terletak pada gading 15-19 dengan ukuran 2,5 x 2,1

Forecastle Deck
Pada deck ini terdapat

1. Windlass
2. Capstan
3. Bollard
Lebar geladak (deck) pada ujung-ujung kapal, Fore
castle deck harus memiliki lebar yang cukup untuk
instalasi windlass dan mesin-mesin/peralatan lainnya yang
berhubungan

dengan

mooring

(penambatan)

dan

anchoring (jangkar), kebutuhan lebar fore castle akan


tercukupi

bila

gading

(frame)

5%

LBP

dibelakang

Fpmemiliki lebar pada fore castle selebar (0,5 hingga 0,6)


TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

21

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

Bmld. Poop deck akan memiliki lebar yang cukup bila pada
ujung belakang geladak memiliki lebar (80% hingga 95%)
Bmld.
-

Double Bottom
1. Tangki air tawar
2. Tangki bahan Bakar
3. Tangki pelumas
4. Tangki ballast
5. Tangki oil diesel, Dll.

III.4

Perletakan Tangki Tangki


Tangki tangki yang memenuhi kebutuhan operasional kapal

diletakan pada double bottom yaitu berupa

BAB IV
PERLENGKAPAN KAPAL
IV.1

Perlengkapan Ruangan

1. Kamar Tidur dan perlengkapannya


Pada Buku mercahant Ship Design Hand Book VI hal 68
diberikan ukuran kamar berdasarkan nilai 3000 GT adalah sebagai
berikut :
: 15 m2 ( minimal )

Captain Class

Senior Officer Class : 10 m2 ( minimal )

Junior Officer Class

Petty Officer Class

Crew Class

: 7,5 m2 ( minimal )
: 7,5 m2 ( minimal )
:

1. Single Berth

: 6,0 m2 ( minimal )

2. Twin Bearth

: 6,5 8,0 m2 ( minimal )

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

22

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

Perabot dalam Ruang Tidur:


Ruang tidur kapten:
Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis
dengan kursi putar, TV, kamar mandi, bathtub, shower, wash
basin dan WC.
Ruang tidur perwira:
Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan
kursi putar, kamar mandi, shower, wash basin dan WC.
Ruang tidur Bintara:
Tempat tidur minimal single bad untuk satu orang, maksimal
tempat tidur susun untuk dua orang, lemari pakaian, meja tulis
dengan kursi putar.

Ukuran Perabot
Tempat tidur
Ukuran tempat tidur minimal 190 x 68 cm.
Syarat untuk tempat tidur bersusun:
Tempat tidur yang bawah berjarak 40 cm dari lantai.
Jarak antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm.
Jarak antara tempat tidur dan langi-langit 60 cm.
Jarak antar deck diambil 240 cm.
Lemari pakaian, ukuran lemari pakaian bervariasi misalnya, 60
x 60 x 60 cm
Meja tulis, ukuran meja tulis 80 x 50 x 80 cm
Luas ruangan yang diapakai disesuaikan dengan keadaan luas
ruangan bebas yang ada diatas kapal. Tinggi ruangan dalam
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

23

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

keadaan bebas sesuai dengan yang diuraikan / yang direncanakan


adalah 2,2 m.
Perlengkapannya:
Kamar tidur untuk Kapten dan KKM dengan.
-

1 buah tempat tidur dengan ukuran 2 m x 1 m x 0.5m

1 buah meja kerja dengan ukuran 1,2 m x 0,7 m


dilengkapi kursi putar

1 buah lemari dengan ukuran 0,8 m x 0,6 m

1 buah televisi

1 buah keranjang sampah

2 buah lampu langit- langit

1 buah lampu meja / lampu baca

1 buah sofa

1 buah kamar mandi dan Wc pribadi

rak handuk

Untuk perwira lainnya


Perwira antara lain Mualim, Masinis, dan Operator Radio.

Setiap perwira harus mempunyai kamar sendiri


-

1 buah tempat tidur ukuran 2 m x 1 m x 0,5 m

1 buah meja kerja dengan ukuran 1,2 m x 07 m


dilengkapi kursi putar

1 buah lemari dengan ukuran 0,8 m x 0,6 m 1

Untuk Kamar Crew ukuran 4,8 m x 3,3 m


-

1 buah tempat tidur untuk Crew dengan ukuran 2 m x 1

m x 0,45 m

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

24

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

1 buah tempat tidur bersusun dilengkapi dengan laci


dibawahnya dengan ukuran 2 m x 1 m x 0,45 m

1 buah lemari untuk tiap crew dengan ukuran 0,9 mm x

0,6 m
-

1 buah keranjang sampah

2 atau 3 buah lampu langit langit

1 buah lampu tidur untuk tiap crew

2. Ruang makan (Mess Room)


Harus cukup menampung seluruh ABK.

Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang

makan yang terpisah untuk perwira dan bintara.

Letak ruang makan sebaiknya dekat dengan pantry dan


galley ( dapur ).
Ruang makan dipisah dalam dua bagian yaitu satu untuk

perwira dan satu untuk crew. Ruang makan ini dilengakapi dengan
peralatan- peralatan:

Untuk ruang makan perwira dengan ukuran 3.6 m x 3.6 m


- 2 buah meja makan dengan ukuran 0.9 x 0.9 m
- 4 buah kursi berbantal
- 1 buah lemari pendingin
- 2 buah wash basin dengan perlengkapannya
- 1 buah tempat sampah
- 1 atau 2 buah lampu sesuai kebutuhan

Untuk ruang makan Crew


-

2 buah meja makan dengan ukuran 0.9 x 0.9 m

12 buah kursi berbantal

2 buah keranjang sampah

buah

wash

basin

dengan

perlengakapannya

ukuran
-

1 buah lemari pendingin


TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

25

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

1 atau 2 buah lampu sesuai dengan kebutuhan

3. Sanitari Accomodation
Jumlah WC minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6
buah.
Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus
tersedia fasilitas sanitary di tempat itu.

Toilet

dan

shower

untuk

deck

departement,

catering

departement harus disediakan terpisah.


Fasilitas sanitari minimum:
1 Bath tub atau shower untuk 8 orang atau kurang.
1 WC untuk 8 orang atau kurang.
1 Wash basin untuk 6 orang atau kurang.
Terdapat 10 buah kamar mandi dan WC dan untuk kapten
dengan 1 buah kamar mandi /WC dengan perlengkapan sebagai
berikut:
-

Shower ( Pancuran mandi untuk air tawar dingin dan


panas)

Water Closed

Urinial

Wash basin yang dilengakapi dengan cermin

Lampu disesuaikan dengan kebutuhan

1 buah keranjang sampah

4. Gudang Perbekalan
Menurut buku merchant Ship design hand book VI Luas lantai
yaitu 4 - 6 m
Gudang penyimpanan yang terdapat pada main deck dilengakapi
dengan peralatan:
-

2 buah rak dinding


TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

26

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

5. Dapur (Galley)
Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.
Luas lantai 0,5 m2 / ABK. Harus dilengkapi dengan exhaust fan dan
ventilasi untuk menghisap debu dan asap.
Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara
galley dengan sleeping room.
( Merchant Ship Design Handbook VI hal. 68 )
Luas lantai minimal 0,5 m2/orang. Dapur tedapat pada main
deck yang di lengkapi dengan perlengkapan sebagai berikut :
- 2 buah lemari gantung
- 3 buah alat pemanas/tungku/kompor (listrik gas)
- Oven dan vegetable steamen
- 1 buah washtafel
- washer, Dryer, hot water run
- 1 buah keranjang sampah
- 2 buah lemari pendingin
- lampu di sesuaikan dengan kebutuhan
- 1 buah meja
6. Ruang cuci (lourdy Room)
Terdapat pada poop deck dengan perlengkapan sebagai berikut:
- 4 buah mesin cuci l dengan ukuran 0.8 mm x 0.5 m
- ironing machine
-

2 buah penampungan air

7. Mushallah (praying room)


mushallah di tempatkan pada boat deck :
-

1 buah kubu tempat imam ceramah

lemari rak atau tempat peralat shalat

lampu sesuai kebutuhan

8. Ruang santai Perwira & ABK (chief & ABK lounge)


TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

27

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

Ruang santai pada poop deck dilengkapi dengan beberapa


perlengkapan :
-

4 buah sofa ( 1 sofa 3 orang )


-

2 buah meja.

1 buah televisi

tempat sampah

lampu sesuai dengan kebutuhan

1 buah jam dinding

9. Ruang Rapat (meeting room)


ruang rapat ini dapat di tempatkan pada navigation deck yang di
lengkapi dengan

peralatan untuk keperluan pertemuan yaitu :

- 1 buah meja ukuran 2,3 m x 0,6 m


- 2 buah tempat sampah
- lampu sesuai kebutuhan
10. Ruang kerja Kapten & KKM
-

2 buah meja kerja untuk kapten & KKM dengan ukuran 1,2

m x 0.5 m
- 2 buah kursi putar
- 1 buah tempat sampah
10. Ruang Peta dan Ruang Radio
Terdapat pada navigation deck yang di lengkapi dengan
peralatan yaitu:
- 1 buah meja dengan ukuran 1.2 m x 0.6 m
- kotak kronometer
- kotak peralatan nautika
- 1 buah kursi putar
- 1 buah lemari buku dan peralatannya
- Instalasi radio
- penerangan disesuaikan dengan kebutuhan
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

28

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

11. Ruang Kemudi


Ruang kemudi dilengkapi dengan :
Meja Kontrol dengan alarm serta alat bantu navigasi

lainnya
Meja kontrol dengan alarm kebakaran dan pengontrol air

pemadam
System penerangan dengan langit - langit

12 Tambahan :
- Tinggi tiap deck = 2,2 2,4 m
- Lebar lorong 1,15 1,2 m (marchant ship design handbook
6 hal 62)
IV.2 Perlengkapan Untuk Operasi Kapal
1. Tangga (Ladder in the vessel)
(Menurut buku Merchant Ship Design Handbook 5 hal 73-74
tabel 50)
a. Tangga Samping/ tangga akomodasi
Di hitung pada saat kapal dalam kondisi light weight (kondisi
kapal kosong) dimana berat kapal pada saat kosong 1203,08
ton.
T

LWT

= Lbp B Cb C
= 1203,08 / (78x 13 x 0,69 x 1,025 x 1,0075)
= 1,66509 meter

(Merchant Ship Design Handbook VI, hal 67)


Lebar tangga

= 600 800 mm

Sudut

= 48 - 53

Diambil kemiringan tangga = 45


Tangga akomodasi terletak pada poop deck sehingga tinggi
dari sarat air minimum adalah :
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

29

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

Lts = (Tinggi kapal hingga main deck + tinggi poop dek


tinggi sarat minimum) / derajar kemiringan tangga dari
darat
= 7,28m
Tangga terbuat dari alumunium alloy, lebar langkah untuk
tiap anak tangga 300 mm, tangga menggunakan handrail
dengan tinggi 600 mm dan mempunyai interval antar
handrail 330 mm
b. Tangga penghubung tiap deck
Rata- rata tinggi tiap deck adalah = 2,2 meter
Maka panjang tangga jika sudut kemiringan sebesar 50
Ltd = 2,2 / sin 50

= 2,61 meter
Lebar tangga direncanakan = 500-700 mm
c. Tangga vertikal, untuk
-

ruang mesin

Tangki (Double bottom)

ruamg muat (cargo hold)


Lebar tanggal vertikal : 250 350 mm tanpa handrail

d. Tangga Bulwark
2

Jendela (windows and side scuttles)


(Menurut buku Sistim dan Perlengkapan Kapal I & II) dan (Buku
Merchant Ship Design Handbook V hal 76)
Jendela bulat (side scuttles) dan jendela samping serta jendela
di depan

whellhouse

direncanakan agar cahaya matahari

dapat masuk kedalam ruangan di dalam kapal pada setiap


ruangan.
Jendela permanen yang dilaskan pada gading gading diberi
engsel berdiameter

250 - 400 mm. Dilengkapi kaca sesuai

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

30

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

dengan klasifikasi untuk type non opening watertight dirancang


dengan tahan tekanan hydraulic 0,2 1 kg/cm2
Ukuran- ukuran jendela adalah sebagai berikut :
-

Pada main deck adalah Jendela bulat (watertight side


scuttles) dengan diameter + 600 mm.

Poop deck , Boat deck , Jendela segi empat : ukuran 600 x


600 mm

Untuk navigation deck (Wheel house) digunakan jendela


kaca segi empat kedap air dengan ukuran 600 x 600 mm
untuk

bagian samping dan 700 x 750 mm untuk bagian

depan.Tinggi jendela dipasang

1,2 meter dari deck yang

diatasnya.
3. Pintu- pintu (Doors and door watertight)
(Menurut buku Merchan Ship Design Handbook VI hal 67
tabel 185)
Seluruh pintu di kabin, gudang dll dilengkapi dengan handle,
kunci yang aman dan material yang aman pula.
-

Untuk kabin

= 700 mm

Untuk kamar mandi Umum

= 700 x 1950 mm

Untuk kamar mandi pribadi

= 600 x 1950 mm

Untuk pintu kamar mesin dirancang sistim kedap suara


dengan ukuran 630 x 2000 mm

4. Gang / lorong
(Merchant Ship design Handbook VI, hal 68)
-

Untuk 2 orang, lebarnya

= 1000 mm

Untuk 1 orang, lebarnya

= 600 800 mm

Dilengkapi dengan handrail setinggi 400 500 mm


5. Bulwark & railing

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

31

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

Pelataran kecil dengan railing diatas bulwark pada bagian


haluan kapal (geladak

cuaca ) dipergunakan sebagai

tempat untuk menambat tali.


-

Bulwark didesain sedemikian rupa dan disesuaikan dengan


tangga akomodasi dan keadaan lain yang dianggap perlu.

Tinggi dari haindrails ini umumnya 1 meter dan dipasang


pada sisi sisi ujung geladak terbuka, dimana bulwark
tidak terpasang.

Tiang tiang pagar ini umumnya dipasang dengan jarak


1,4 meter.

Bagian

atas dari railing ini dilapisi dengan kayu yang

dipernis
-

Batang reiling dari Stanchios ini untuk kapal barang adalah


2 3 jajar

6.

Ventilasi (Access opening)


Untuk ventilasi udara pada kompartemen kompartemen kapal
dipergunakan ventilasi biasa (natural ventilasi) dimana prinsip
kerjanya adalah menggunakan gerakan/aliran udara. Serta
dengan menggunakan pipa deflektor untuk ruang-ruang muat
dan lainnya.
Natural Ventilation digunakan pada :
-

Ruang forecastle

Ruang muat

Sedangkan pada ruang mesin digunakan sistem ventilasi


mekanis, dimana deflektornya menggunakan baling - baling
aksial. Dan pada kamar kamar (Ruang

akomodasi) di

pergunakan ventilasi dengan sistem air condition.


7.

Palka ( Cargo Hatch closing / coaming)


Menurut perturan lambung timbul BKI 1996 Vol II, bahwa tinggi
minium ambang palka adalah 600 mm
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

32

GENERAL ARRANGEMENT

Tutup palka

GUNTUR

kedap cuaca yang dibuat dari baja type Folding

( lipat) di operasikan secara Hydraulic type (Mc Gregor System)


dimana sistim ini dengan menggunakan tabung silinder hidrolik
yang melekat pada samping palka yakni pada setiap pertemuan
ujung blok palka.
Biasanya palka dibagi menjadi 5 7 blok kemudian dengan
bantuan silinder hidrolik palka terbuka/terangkat keatas dan
terlipat saling sejajar vertikal dan disandarkan disamping cargo
gear.
Hatch cover/closing dilengkapi dengan ;
- lasting rope

- hatch batten

- hatch clear

- hatch ring

- hatch wedge

Untuk mendapatkan penutupan palka kedap air dan udara


maka digunakan packing yang terbuat dari hollow packing atau
karet dan sponge packing.
8.

Anchor (Jangkar)
Untuk menentukan jumlah jangkar, rantai dan tali temali
digunakan peraturan untuk konstruksi lambung kapal BKI.
(BKI Vol II 1996 section 18. B. hal 18 - 2)
Berdaasrkan angka penunjuk dari formula :
Z = D2/3 + 2. h. B. + A/10
Dimana :
D = displasemen kapal = 3381,44 ton
h = fb + h
= tinggi efektif di ukur dari garis muat musim panas sampai
puncak teratas rumah geladak = 11,70 meter
fb = H-T = 2,90 meter
h= 4 . tinggi rumah geladak
= 4. 2,2
=8,8 m
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

33

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

B = Lebar maks kapal rancangan = 13 meter


A = Luas pandangan samping lambung kapal, bangunan atas
dan rumah geladak
= [H T] . lbp + tinggi tiap-tiap bangunan atas . [Panjang
poop deck + Boat deck + Office Deck + Navigation deck]
=

( 7,4 4,5) x 78 + (2,4 x 4 ) x ( 19,86 + 14,72 + 12,05 +

12,80 )
= 796,728 m^2
Sehingga diperoleh :
Z = 3381,44^2/3 + 2 x 11,70 x 13 + 796,728/ 10
= 609.159
Dari angka penunjuk (Z) diperoleh data pada tabel 18.2 hal 186 sebagai berikut :
No. Register

= 119

Jumlah jangkar ( 2 jangkar haluan dan 1 jangkar arus )

2 buah
Berat tiap jangkar haluan

= 2100

kg

Panjang total rantai jangkar

= 44 m

Diameter rantai jangkar (d1)

46

40

mm
(d2)
mm
(d3)
= 36

mm

Panjang tali tarik

= 190 m

Beban putus tali tarik

= 405 kN

Jumlah tali tambat

= 4 buah

Panjang tali tambat

= 160 m

Beban putus tali tambat

= 160 kN

9.Chain locker anchor (Kotak rantai jangkar)


TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

34

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

Volume chain locker dihitung dengan formula :


Sm = 35 X d (m3)
Dimana :
Sm

= Volume chain locker

= diameter rantai jangkar = 4.6/2,54 = (1,811 inc)

Panjang rantai 440 m, maka volume chain locker :


Panjang rantai = ( 440 x 1.81 )/ 183
= 7.886 m3
Jadi ukuran kotak rantai ( chain locker ) = 2 x 3 x 1.31
10. Kotak lumpur ( mud box )
Volume mud box

1/3 x Volume chain locker

=
=

Dimensi mud box

2.629

m3

LxBxT
2 x 1 x 1.31
3.60

IV.3 Perlengkapan Navigasi dan Komunikasi


1. Lampu lampu navigasi
( Sesuai dengan aturan ISO 1966 dan Merchant Ship Design
handbook V hal.

112)

1. Mast head light (lampu puncak tiang)


-

Panjang kapal Untuk L 20 m


a. Untuk tiang mast haluan pada forecastle, Tinggi (H 2)
6 m diambil 10 meter.
b. Untuk tiang mast diatas wheel house atau pada top
deck tinggi
H = 4,5 m

Warna lampu

= putih
= 275o

Sudut penyinaran

Jarak (radius) zona penyinaran = 1000 m didepan haluan

2. Side light (lampu samping)


TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

35

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

Di tempatkan pada Navigation deck, yaitu kurang lebih

setinggi dari lampu pada top deck untuk L 20 m


-

Sudut penyinaran = 112o

Warna

= lambung kiri (merah)


= lambung kanan (hijau)

3. Lampu jangkar (Anchor light)


-

anchor light = 3 meter

Sudut penyinaran

Warna

= 135o

= putih

4. Stern Light (Lampu buritan)


-

Untuk Tinggi H

= 2,1 m

Sudut penyinaran

= 360o

Warna

5.

= putih

Morse signal light (lampu sinyal morse)


-

digunakan untuk mengirim isyarat morse

di pakai siang dan malam hari

6.

Flood light (lampu pancar)


-

posisi pada ujung depan kapal

Sudut pandang penerangan 360o dan arah sinarya dapat


diatur

Radius zona penyinaran 3 mil.

7. Boat deck light (lampu geladak sekoci)


-

Posisi pada boat deck

Digunakan pada keadaan darurat dimalam hari

IV.4 Perlengkapan Keselamatan


(Petunjuk menggunakan buku Sistem dan Perlengkapan Kapal).
1. Life Boats (Sekoci)
Digunakan tipe hinged (dengan sistem gravitasi)
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

36

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

2 buah sekoci dengan kapasitas 19 orang, diletakkan pada

bagian kiri kanan boat deck.


-

Displasement maksimum 2,17 ton

Motor sendiri dengan kecepatan 6 knots

Dimensi :

= 5,59

= 1,98

= 0,76

Dengan spesifikasi : a. Berat perlengkapan 178 kg


b. Berat orang 1,950 kg

- Kapasitas bahan bakar = untuk 24 jam berlayar


2. Life Craft (rakit penyelamat)
Diletakkan pada sisi bagian belakang Boatdeck, dengan
jumlah 4 buah. Digunakan type inflatable (berisis udara
dengan sistem digembungkan) dengan sistim operasi type
dropping untuk kelas 1, muatan 15 orang.
Ukuran body : Diameter luar = 4270 x 2370 mm
Temperatur operasi = 30 oC ~ 60 oC
Total muatan pada kondisi muat penuh = 129 kg
Dilengkapi dengan sistim lighting saat peluncuran
(diair)
Perlengkapan :
A. Disediakan 1 gayung spons dan sebuah pisau kebocoran
B.

Sebuah tali buangan yang terapung di atas air,

panjangnya sekitar 30 m
C. 2 buah gayung
D.

kg makanan untuk setiap orang, dan perlengkapan


lainnya yang perlu bila kapal dalam keadaan darurat.

3. Life Jacket (jaket penolong)


TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

37

GENERAL ARRANGEMENT

GUNTUR

Jumlahnya minimal sama dengan jumlah Crew kapal 19 orang


ditambah 10 buah cadangan.ditempatkan pada ditiap deck
dan mudah dijangkau pada saat terjadi kecelakaan, jaket ini
hanya dapat mengapung selama 1 x 24 jam
4. Life Buoy (pelampung penolong)
Dari buku Sistem dan Perlengkapan Kapal, oleh Soekarsono.
NA, hal. 88, diberikan ketentuan untuk kapal dengan panjang
60-120 meter , memiliki life buoy minimal 12 buah. Dengan
ukuran diameter 450 mm ditempatkan pada bulwark dan
railing kapal, juga dilengkapi dengan tali yang terikat dan
sempritan serta jenis warna hologram
5. Perlengkapan keselamatan lainnya.
Kapal ini juga dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran
yang terdiri dari :
-

pemadam kebakaran dengan gas CO2

Pemadam kebakaran dengan air laut

Dan disetiap kapal juga dilengkapi dengan springkler dan


alarm tanda bahaya, juga dipasang tabung hidran-hidran pada
tempat yang strategi

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

38

DAFTAR PUSTAKA
-

Peraturan Mentri Perhubungan No ; KM 6 Tahun 2005

rcange, Ship Design and Ship Construction, tahun 1977

Prof. Harval Phoels, Ship Design and Ship Theory , University of


Hanouver,
Jakarta, Surabaya/Indonesia, tahun 1979

Herberth Schneekluth, Ship Design for Efficiency, Butterworth,


London, tahun 1987

Prof>DR.Ing. Haval Phoels, Dipl. Ing. Rolf Bruns, Design of a Flexible


Cargo/Passenger Ship for Indonesian and Sea Transformatio.

Dipl.Ing Prof.DR. Heinrich Herner and Dipl.Ing DR.Techn Rudolf


Verhovsek,

Entwurf

und

Einrichtung

Von

Handlesschiffen,

Fachbuchverlag Leipzig, tahun 1954.


-

IRE.J.C.Arkenbout Schokker, IR.E.M.Neuerburg, The Design of Merchant


Ship, H. Stam Haarlem Antwerpen, Jdakarta, tahun 1953

Himpunan Tarif Jasa Maritim, Humas Direktorat Jenderal Perhubungan


Laut, tahun 1987.

Brosur Mesin Fuji Diesel Co.Ltd, dan NIGATA

Robert Taggart,Ship Design andConstruction, The Society of Naval


Architecs and Marine Engineers One World Trade Center, New York,
tahun 1980

Ir. I Gusti Made Santoso, Ir. Joswan Jusuf Sudjono, Teori Bangunan
Kapal I Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, tahun 1983.

Anda mungkin juga menyukai