Anda di halaman 1dari 64

TUGAS RENCANA GARIS

& BUKAAN KULIT


ME091309

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
2009

TUGAS RENCANA GARIS & BUKAAN KULIT


TUJUAN :
Mahasiswa tahu dasar-dasar gambar Rencana Garis &
Bukaan Kulit serta kegunaannya.
Mahasiswa mengerti cara merancang / menggambar
Rencana Garis & Bukaan Kulit.
KOMPETENSI :
Mahasiswa dapat merancang / menggambar Rencana
Garis & Bukaan Kulit untuk suatu tipe dan ukuran kapal
tertentu.
METODE :
Kuliah, diskusi dan latihan merancang / menggambar

Rencana Garis yang akan dirancang / digambar

PEDOMAN PENGERJAAN

TUGAS RENCANA GARIS


& BUKAAN KULIT
ME091309

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN ITS
2009
05
Edisi

Agt 2009
Tanggal

Ir. Soemartojo WA
Penyusun

KOORDINATOR
Pertemuan perdana :
-Penjelasan umum
-tipe dan panjang kapal
-penetapan dosen
pembimbing -kesepakatan

Menetapkan ukuran utama dan


kecepatan kapal yang
dirancang

MAHASISWA

DOSEN PEMBIMBING

Mencari data kapal


pembanding
Form 01

Meminta persetujuan data


kapal yang dirancang

Persetujuan data kapal


yang dirancang

Form 01

Form 01

Form 01
Penjelasan langkah dan cara
pengerjaan rancangan

Mengerjakan Tugas
Rencana Garis

Kuliah
Monitoring pelaksanaan
pengerjaan rancangan
Data base

Laporan kemajuan
Form 03

Bimbingan / asistensi
Form 01, 02 dan 03

KOORDINATOR
Penjelasan
pengerjaan tugas
Kuliah
Masukan data ke
Data Base

MAHASISWA
Pengerjaan Tugas Rencana
Garis & Bukaan Kulit

Bimbingan / asistensi
Form 01, 02 dan 03

Selesai pengerjaan tahap


Selesai ujian, menyerahkan
laporan, gambar dan CD
Menyerahkan nilai
Tugas Rencana Garis
& Bukaan Kulit

Penilaian komulatif
Tugas Rencana Garis
& Bukaan Kulit

Form 04

Penyerahan nilai ke
BAAK

Pengumuman hasil
penilaian

DOSEN PEMBIMBING

Keberhasilan
melaksanakan Tugas
Rencana Garis & Bukaan
Kulit

MENCARI DATA KAPAL DI REGISTER


3 (tiga) cara :
1. Menggunakan hardcopy berupa Buku
Register Klasifikasi
2. Menggunakan softcopy berupa CD
3. Menggunakan data dari internet
Buku ataupun CD Register ada di ruang baca Fakultas
Pilih kapal pembanding sesuai tipe kapal dan batasan
Lpp yang telah diberikan.
Tahun pembuatan > 1980, muda semakin baik.
General Cargo : Single deck / twin deck, cermati
perbedaan antara H dan T.
Tanker : Double hull (syarat klasifikasi dan IMO ), pada
beberapa Register dicantumkan.
Container : Semi / full container

Contoh pembacaan di buku register BKI 2004

METODE MERANCANG RENCANA GARIS


Merancang Rencana Garis dapat dilakukan dengan :
Merancang sendiri berdasar pengalaman atau gambar
rencana garis kapal yang telah ada
Dengan metode Scheltema de Heere dari buku
Buoyancy and Stability of Ship, Ir. Scheltema de Heere
and Drs. A.R. Baker, 1969,1970.
Dengan metode NSP berdasar hasil percobaan tangki
tarik pada laboratorium di Wageningen, Belanda
NSP: Nederlandsche Scheepsbouw Proefstasioen
Dengan metode program Software dengan komputer
Dan dengan metode lainnya.
Tugas Rencana Garis ME091309 menggunakan dan
mengikuti metode NSP.

MERANCANG RENCANA GARIS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM NSP


(NEDERLANDSCHE SCHEEPSBOUW PROEFSTASIOEN)

DIAGRAM NSP

PENGGUNAAN DIAGRAM NSP


1. Dari speed constant ( Vs/L ), Vs = V servis [ knot ] dan L = L displ
[ feet ], dapat ditentukan prosentase luas dari tiap station terhadap
luas midship (Am) dan letak titik tekan keatas (LCB) sebagai
prosentase dari panjang Ldisp
Untuk single screw Ldisp = (Lwl + Lpp) [feet]
Untuk twin screw Ldisp = Lwl
[feet]
Bila hanya Lpp yang diketahui maka Lwl = Lpp + ..% Lpp , atau
panjang Lwl ditentukan.
Luas midship Am = B x T x [m2]
diperoleh dari diagram NSP (diperiksa: = / )
2. Letak titik tekan keatas (LCB) diperoleh dengan pertolongan garis
lengkung b, sebagai prosentase dari panjang Ldisp dan diukur dari
tengah panjang Ldisp (
disp ). Titik tekan keatas pada lengkung b
memberikan bentuk kapal dengan hambatan yang kecil dan
propulsive coefficient yang baik. Jika diperlukan pergeseran LCB
memanjang maka lengkung a dan c merupakan batas yang
diperbolehkan.

MERANCANG RENCANA GARIS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM NSP


(NEDERLANDSCHE SCHEEPSBOUW PROEFSTASIOEN)

DIAGRAM NSP
Am

BC

GC
CN

3. Menggambar Curve of Sectional Areas (CSA)


Panjang displasement ( Ldisp ) dengan skala tertentu (1 cm = .m),
dibagi menjadi 20 bagian yang sama, dan pada titik-titik bagi ini
dibuat garis tegak , lalu diukurkan luas station dalam skala luas
yang tertentu (1cm = .. m2 ). Skala luas dipilih agar ketinggian
pada station 10 (
disp) kurang lebih panjang Ldisp .

Skala luas
cm m2

Dengan demikian CSA dapat digambar.

Ldisp = (Lpp + Lwl)

Skala panjang 1 cm .. m

2
0

4. Volume dan LCB menurut CSA yang telah digambar harus diperiksa (dihitung dengan cara Simpson)
terhadap volume displasemen dari rumus dan LCB dari NSP (lengkung b).
Perbedaan volume tidak boleh lebih dari 0,5 % volume dari rumus dan perbedaan LCB tidak boleh
lebih dari 0,1 % Ldisp.
Volume displasemen kapal : Vdisp = Ldisp. B. T. disp

[m3]

h = Ldisp / 20
VSimp = 1/3 h. A.s

Stat % Am

A.s

A.s.n

-5 LCBsimp = h. A.s.n / A.s

-4

-3

-1

+1

+2

+3

+4

10

+5

Vsimp - Vdisp 0,5 % Vdisp

LCBsimp
-2 LCBNSP 0,1% LCBNSP

A.s

A.s.n

HARGA KOEFISIEN BEBERAPA TIPE KAPAL NORMAL


( sebagai pembanding )
No

TIPE KAPAL

Cb

Cp

Cm

Crude oil carrier

0,82-0,86

0,82-0,90

0,98-0,99

Product tanker

0,78-0,83

0,80-0,85

0,96-0,98

Dry bulk carrier

0,75-0,84

0,76-0,85

0,97-0,98

General cargo

0,60-0,75

0,61-0,76

0,97-0,98

Passenger ship

0,58-0,62

0,60-0,67

0,90-0,95

Container ship

0,60-0,64

0,60-0,68

0,97-0,98

Ferries

0,55-0,60

0,62-0,68

0,90-0,95

Frigate

0,45-0,48

0.60-0,64

0,75-0,78

Tug

0,54-0,58

0,62-0,64

0,90-0,92

10

Yacht

0,15-0,20

0,50-0,54

0,30-0,35

11

Icebreaker

0,60-0,70

Penyesuaian CSA dari panjang Ldisp menjadi Lpp dan Lwl


-Dari tengah-tengah L displasement ( disp ) diukurkan kekiri dan
kekanan garis yang panjangnya = 0,5 Lwl.( wl = disp )
-Ujung-ujung Curve of Sectional Areas yang sudah dibuat diatas di fair
kan hingga melalui titik ujung-ujung dari Lwl.dengan sedikit mengurangi
bagian lain agar volume tetap seperti semula.
-Sekarang letak FP kapal tertentu yaitu diujung depan L wl.
-Ukurkan panjang Lpp dari FP hingga letak AP tertentu pula,
-Lpp dibagi menjadi 20 bagian yang sama, dan dilakukan pembacaan luas
Pp
station lagi pada titik pembagian yang baru, dimana station nomor 10
pp
adalah midship kapal (
).
-Selanjutnya dengan perhitungan ( Simpson dll) dapat dihitung letak titik
tekan dengan memperhatikan cant-part dan demikian juga besarnya
displasemen volume kapal . Displasement perhitungan ini dicek dengan
displasemen yang didapat dengan rumus: V = Lwl x B x T x wl [m3].
Perbedaan yang diijinkan sebesar 0,5% dari V rumus.
Maka Curve of Sectional Areas (CSA) selesai.

Penggambaran CSA dari L disp ke L wl dan L pp


Main part

Main part

Cant
part

L disp
L wl

AP

disp
L wl

wl
L pp

pp

FP
FP

h
-2

h
-1

Lwl

Lpp
h

Lwl = Lpp + a% Lpp ; h = 0,5.( a /100 ). Lpp


h = 0,005. a. Lpp
h = Lpp / 20 = 0,05 Lpp ,
Lpp = h / 0,05
h = 0,005.a. h / 0,05 = 0,1a. h.

Faktor
Simpson
s

maka : h /h = z = ( 0,1a )

No
stat

Luas
A

Lengan
n

-2

A- 2 = 0

1z

A-2. 1z = 0

-10-2(0,1a)

0.

-1

A- 1

4z

A-1. 4z

-10-(0,1a)

A-1. 4z.(-10-0,1a)

A0

-10

A0. (1+1z). (-10)

A1

A1. 4

-9

A1. 4. (-9)

A2

A2. 2

-8

A2. 2. (-8)

dst

dst

dst

dst

dst

dst

A9

A9.4

-1

A9.4. (-1)

10

A10

A10. 2

A10. 2. 0 = 0

Simpson :

11

A11

A11. 4

+1

A11. 4. (+1)

V = 1/3. h. A.s

dst

dst

dst

dst

dst

dst

18

A18

A18. 2

+8

A18. 2. (+8)

19

A19

A19. 4

+9

A19. 4. (+9)

20

A20 = 0

A20. 1 = 0

+10

A.s

A0. (1+1z)

1 + 1z

A.s

A.s.n

( A.s.n )

LCB = h. (A.s.n)
A.s

Menghitung faktor Simpson gabungan Cant-part dan Main-part


Main part

Main part

Cant
part

-2 -1

2
4
2
2
4
Jarak ordinat MP: h =
L pp
FS-CP 1 4 1 Jarak ordinat CP: h = (Lwl Lpp)/2 Lpp/20

FS-MP

L wl

Jarak ordinat CP: Lwl = Lpp + a% Lpp maka h = 0,5.( a /100 ). Lpp , jadi h = 0,005. a. Lpp
Jarak ordinat MP: h = Lpp / 20 = 0,05 Lpp , maka Lpp = h / 0,05 , jadi h = 0,005.a. h / 0,05 = 0,1a. h.
maka : h /h = z = ( 0,1a ) selanjutnya harga z dikalikan pada faktor Simpson dar CP.

CARA TRANSFORMASI CSA


Pada pembuatan Curve of Sectional Areas dengan
menggunakan metode NSP ini kadang-kadang letak
titik tekan kapal tak dapat diambil seperti yang
ditentukan oleh diagram (lengkung b) .
Dalam hal ini dilakukan transformasi dengan cara sebagai
berikut :
a. Pada Curve of Sectional Areas, gambarkan letak titik
tekan keatas memanjang P sesuai hasil NSP
(lengkung b, berjarak dari disp) dan letak titik tekan
keatas memanjang Q seperti yang dikehendaki
(dengan tinggi sama dengan P).
b. Tinggi titik tekan tersebut diatas secara vertikal dapat
ditentukan menggunakan rumus Johow atau
Prohaska seperti berikut ini.

c. RUMUS JOHOW atau PROHASKA

1
Johow
: a = --------- .X = ( -------- ).X
+
+1
4 - 1
Prohaska : b = ---------- .X , untuk CSA bentuk concav
6
(cekung)
3 - 1
b = --------- .X , untuk CSA bentuk convex
4
(cembung)
X = 1 = tinggi CSA dalam skala panjang.
a = jarak vertikal titik berat ke bagian atas CSA
b = jarak vertikal titik berat ke garis dasar CSA.

d. Tarik garis tegak melalui P, memotong garis dasar di titik


R. Hubungkan titik R dengan titik Q (garis RQ).
e. Tarik garis-garis sejajar RQ melalui titik dasar tiap station,
kemudian melalui titik perpotongan tiap garis station
dengan CSA ditarik garis datar hingga memotong garis
sejajar garis RQ pada titik potongnya.
f. Titik-titik potong tersebut selanjutnya dihubungkan dan
menjadi CSA yang baru dengan letak titik tekan keatas Q.
g. Selanjutnya CSA yang baru diperiksa volume dan letak
titik tekannya. Bila telah memenuhi syarat ( < 0,5% untuk
volume dan < 0,1% untuk letak titik tekan keatas).
CSA yang baru dapat dipakai untuk selanjutnya.

TRANSFORMASI TITIK TEKAN P ke Q

CSA baru

CSA lama

a =Johow

Jarak titik
tekan NSP
P

Q = titik tekan baru

b=Prohaska

pp
disp

20

5. Cara menggambar bidang garis air (pada Lwl)


Luas bidang garis air:
Aw = Lwl x B x [m3], dimana = 0,248 + 0,778
Tentukan besar sudut masuk (angle of entrance) dengan
memakai gambar berikut. Sudut masuk merupakan fungsi
f. f dapat dihitung dengan membagi volume displ. bagian
depan (Simpson dll) dengan luas midship Am x Ldispl. atau
rumus : f = LPP + (1,40 - LPP)x e
e = perbandingan jarak titik tekan memanjang dibelakang
atau didepan Ldispl. terhadap Ldispl..(dari diagram NSP)
Pada daerah dengan panjang ordinat sama dengan di
midship harus lebih panjang daripada parallel-middle body
Luas bidang garis air dihitung dengan planimeter atau
Simpson, diperiksa dengan rumus Awl = Lwl. B. .
Kesalahan yang diijinkan kurang dari 0,5%

Penggambaran B/2 dan A/2T

B/2
A/2T

- Gambarkan A/2T dimana A = luas masing-masing station, skala sama dengan Lpp
- Gambar B/2 dengan memperhatikan bentuk CSA dan A/2T, skala sama dengan Lpp
- Pada daerah parallel midlle-body(CSA datar),B/2 ditambah panjang

Sudut masuk

Penentuan sudut masuk berdasar


koefisien prismatik depan f

f
Bentuk V, untuk Cb kecil
Bentuk U, untuk Cb besar

Garis B/2
Sudut masuk

FP

Ditambah panjangnya untuk


membulatkan garis air di FP
(bentuk linggi haluan)

6. Merencanakan bentuk linggi haluan (stem) dan linggi


buritan (stern) kapal.
Bentuk dari stem harus disesuaikan bentuk dari bow line.
Dewasa ini linggi haluan dibuat dari pelat dan bentuknya
makin keatas makin membesar jari-jarinya. Sudut
kemiringan 150. Linggi haluan dengan bulbous-bow
digambar dengan teknik tertentu.
Bentuk linggi buritan tergantung dari diameter propeler
yang dapat diambil = 0,6T 0,7 T, sedang diameter boss
=1/6 diameter propeler. Untuk besarnya clearance didapat
pada Lloyd Register , Norske Veritas , dll.
Bentuk linggi buritan tergantung konstruksinya, untuk single
atau twin-screw, dengan atau tanpa sepatu linggi, bentuk
sendok (cruiser) atau terpotong (transom) dsb.

Linggi haluan (stem)

)
Kubu-kubu (bulwark

Geladak agil
k)
(forecastle dec

ck)
Geladak utama (main de

Garis air
Sekat tubrukan
(collision bulkhead)

Ceruk depan

150

Lunas (keel)

Garis dasar
FP

KONSTRUKSI LINGGI
HALUAN KOMBINASI
BAJA TUANG DAN
PELAT

LINGGI HALUAN (STEM) dengan BULBOUS BOW

6. Merencanakan bentuk linggi buritan (stern)


a. Bentuk linggi buritan memakai sepatu linggi (sole-piece)
Lwl

Garis air

Lpp

Diameter propeller:
D = ( 0,6~0,7 ) T

> ( 0,6~0,7 ) T

Sumbu poros kemudi

12
e

12

d
b

AP

a = 0,35 T
b = 0,35 T
c = 0,10 T
d = 0,04 T
e = 0,12 T
T = sarat air [m]
t = kedalaman badan kapal
tercelup air di station AP

b. Bentuk linggi buritan tanpa sepatu linggi


LPP
Garis air

>( 0,6~0,7 ) T

Sumbu poros kemudi

Diameter propeller:
D = ( 0,6~0,7 ) T
a = 0,33 T
e = 0,12 T
b = 0,35 T

a
b
AP

LWL

7. Selanjutnya dibuat bentuk setiap station (0=AP s/d 20=FP)


Karena bagian kiri dan kanan kapal adalah simetri maka gambar
station 0 s/d 10 (bagian belakang dari midship) diletakkan sebelah kiri dan
gambar station 10 s/d 20 (bagian depan dari midship) diletakkan sebelah
kanan. Misalkan untuk station no.2 digambarkan dengan cara sebagai
berikut:
Gambar 4 persegipanjang dengan
sisi B/2 dan T.

y=Bstation 2 /2
E

b=A/2T

A1

Ukurkan y = Bstation2 /2, didapat dari


gambar B/2.

Ukurkan b = A/2T, A adalah luas


station 2 dari CSA,luas ABCD=A/2

Buat lengkung EOB dimana luas


A1 = luas A2. Luas dihitung dengan
planimeter, Simpson atau excel.

A2
A

B/2
CL

Demikian dibuatkan untuk tiap


station (0 s/d 10 dan 10 s/d 20)

PENGGAMBARAN BODY - PLAN


Bagian belakang dari

C
L

pp

Bagian depan dari

pp

Bagian
kapal di
atas garis
air T

B15/2

B4/2

A15/2T

A4/2T

T
F

B
A B

T
C

E F

Titik A, B, C, D, E dan F adalah perpotongan bodyplan station


dengan garis A/2T, bila dihubungkan harus selaras (fair)

Bagian
kapal di
bawah
garis air T

PERHITUNGAN JARI-JARI BILGA DI MIDSHIP


(bila telah ditentukan harga dari NSP)
Bila harga telah diambil dari diagram NSP, maka harus dihitung
besar jari-jari bilga R. Misalnya untuk kapal dengan dasar rata:
A1 = . . R2
A2 = . { (BxT) Am } dan A2 = R2 A1
maka : . { (BxT) Am } = R2 - . . R2
R
R

= R2 ( 1 )

A1
A2 Jadi R = . { (BxT) Am } / ( 1 )

JARI-JARI BILGA DENGAN DASAR KAPAL YANG DINAIKKAN


of floor = Tilling : Untuk kapal dengan koefisien blok kecil
AEB : tg = AE/BE = B/2a

Rise

Luas ABCD = B/2 {(T +(T-a)}


= B (2T a )

T-a
M
R

B/2

Luas FGHBF =
ABCD luas AFGHCDA =
(2T a) - B x T x

B
a

= . B x T x

H
G

Luas AFGHCDA = . Am =

luas
B

Luas FBG = luas FBHGF


= { B (2T a ) - B x T x } (1)
Luas FBM=.(MF x FB) =(R xR.tg )
= R2. tg .

Luas jereng MFG = /3600 x .R2 ,


Luas FBG = luas FBM luas MFG = R2. tg .- /3600 x .R2 (2) ,
maka : (1) = (2) : { B (2T a ) - B x T x } = R2. tg .- /3600 x .R2 ,
.

R = B (2T - a) 2.BxTx
8 ( tg / 3600)

PENGGAMBARAN BODYPLAN PADA STATION 0 = AP


BO / 2
C

A0/2T

Umumnya bentuk bodyplan pada


station 0 = AP adalah cembung.

A2

t
A

Harga t diperoleh saat merancang


buritan kapal, Bo/2 diperoleh saat
merancang setengah bidang garis air.
Luas ABC = .AB x BC
= .(Bo/2) x t.

A1

B/2
CL

Supaya gambar bodyplan station AP


berbentuk cembung, maka :
luas station 0 yaitu A0 / 2 harus lebih
besar daripada luas ABC, maka :
A0 /2 > .(Bo/2) x t.

Bila A0/2 < (B0/2) x t , bentuk bodyplan station 0 adalah cekung

CONTOH BENTUK BODYPLAN SESUAI HARGA Cb

PENGGAMBARAN HALF-BREADTH PLAN (WATERLINES)


Setelah body plan selesai digambar dan di-check dengan
sent-line, selanjutnya dibuat gambar halfbreadth-plan,
yang merupakan garis-garis potongan badan kapal
dengan bidang horisontal pada setiap ketinggian garis air
yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing (waterlines).
Pada setiap garis air diukur panjang setengah lebar dari
garis tengah (centre-line) sampai dengan tiap-tiap station
(AP s/d FP). Panjang setengah lebar ini diukurkan pada
tiap garis tegak station yang selanjutnya dihubungkan dan
membentuk garis lengkung garis air (water-lines) pada
garis air yang bersangkutan.
Demikian dilanjutkan untuk setiap garis air sehingga
secara keseluruhan membentuk gambar halfbreadth-plan.

8m WL

WL 5

6m WL

WL 4

4m WL

WL 3

3m WL

WL 2

2m WL

WL 1

1m WL

WL 0

0m WL

Se
nt

WL 6

Se
nt

Untuk memeriksa keselarasan body plan dari semua station maka dibuat garis sent
dengan menarik garis diagonal dari titik atas centreline hingga pojok bilga.
Tentukan jarak tiap garis air (dengan dosen pembimbing).
Sarat
air dapat dibagi rata misal WL 0; WL 1; WL2: WL 3; WL 4; WL 5; WL 6 atau dengan
ukuran dalam meter misal 0m WL; 1m WL; 2m WL; 3m WL; 4m WL; 6m WL; 8m WL

2
se
nt

t
sen

8m WL

Menggambar half-breadth plan bagian buritan,


station 0 s/d 10, misalkan untuk 1m WL

6m WL

Jarak antara garis air telah ditetapkan


4m WL

Untuk satu garis air, setengah lebar station dari


centreline diukurkan pada masing-masing station.

3m WL
2m WL

1m WL

0m WL

4
0

1
2

sen
t

8m WL

Bagian haluan, station 10 s/d 20

6m WL

Cara yang sama dilakukan untuk


menggambar half-breadth plan
bagian haluan

4m WL
3m WL
2m WL
1m WL
0m WL

nt
Se

MENGGAMBAR SHEER PLAN (BUTTOCK - LINES)


Setelah half-breadth plan selesai digambar dan di-check dengan body
plan, selanjutnya dibuat gambar sheer plan, yang merupakan garis-garis
potongan badan kapal dengan bidang vertikal memanjang yang telah
ditentukan jaraknya dari tengah kapal / centre-line ( tergantung pada
lebar kapal, dibagi 3, 4 atau lebih) yang disebut buttock-lines (BL)

MENGGAMBAR SHEER-PLAN BAGIAN HALUAN


Misalkan untuk menggambar BL 2
Bulwark
Fcle deck sideline
Deck sideline
19

Perpotongan
BL 2 dengan
station

18

BL 3

BL 2

BL 1

17 16

BL 1 BL 2 BL 3

BL 3

Perpotongan
BL 2 dengan
WL

BL 2
BL 1

MENGGAMBAR LENGKUNG MEMBUJUR GELADAK UTAMA


(MAIN DECK)
z

c
y

AP

Lpp/6

Lpp/6

Lpp/6

Lpp/6

Lpp/6

Lpp/6

F
P

Lpp
Panjang Lpp dibagi 6 sama besar = 1/6 Lpp
Rumus sheer standar :

x = 2,8 ( Lpp/3 + 10 )

a = 5,6 ( Lpp/3 + 10 )

y = 11,1 ( Lpp/3 + 10 )
z = 25,0 ( Lpp/3 + 10 )

b = 22,2 ( Lpp/3 + 10 )

c = sheer
50,0 (yaitu
Lpp/3
+ 10 )
Saat ini banyak perancang memakai geladak utama tanpa
mendatar,
dalam hal ini perlu diperhitungkan akibatnya terhadap syarat perhitungan lambung
timbul (freeboard) yaitu koreksi sheer dan tinggi haluan (bow-height)

penyangga
( stay )

Kubu-kubu (bulwark)

Camber = 1/50 B
Deck centreline
Deck sideline

100-200 mm

1m

LENGKUNG MELINTANG GELADAK UTAMA

rise of floor
(kalau ada)

CL

Untuk Cb besar, dasar kapal datar (flat bottom)


Untuk Cb kecil, dasar kapal dinaikkan miring (rise of floor)
Kubu-kubu (bulwark) untuk melindungi ABK jatuh kelaut dan menahan
hempasan ombak ke atas kapal. Tinggi 1 meter.
Kapal tangki umumnya tidak memakai kubu-kubu melainkan memakai
pagar (railling), tetapi di geladak akil (forecastle deck) tetap dipakai kubu-

KONSTRUKSI KUBU-KUBU (BULWARK)

MENGGAMBAR GELADAK AKIL (FORECASTLE DECK) dan


KUBU- KUBU (BULWARK)
Tinggi geladak akil dari geladak utama, a = +/- 2,4 ~ 2,5 meter, sejajar
Tinggi kubu-kubu dari geladak utama dan akil, b = 1 meter, sejajar
Ujung kubu-kubu dibuat lengkungan agar tidak terjadi keretakan
Lebar geladak akil di 0,05L adalah (0,5 ~ 0,6) B.
Kubu-kubu
(bulwark)

Kubu-kubu
(bulwark)

ck)
Geladak utama (main de

Sekat tubrukan
(collision bulkhead)
Jarak gading di ruang muat 1000 mm
Lunas (keel)

a
Ceruk
haluan

Geladak akil
(forecastle
deck)

Garis air

Jarak gading
di ceruk
600 mm
Garis dasar
(0,05 0,08) Lc
Lc = Lpp

FP

KUBU-KUBU di GELADAK UTAMA


Kubu-kubu di geladak akil (forecastle deck)
dan GELADAK AKIL
Kubu-kubu di geladak utama (main deck)
Geladak utama (main deck)
castle deck)
re
o
(f
il
k
A
k
a
d
la
e
G

MENGGAMBAR GELADAK KIMBUL (POOP DECK)


Tinggi geladak kimbul dari geladak utama +/- 2,4 ~ 2,5 meter ( = a ), sejajar
Tambahan tinggi pelat sisi di atas geladak kimbul 100 ~ 200
mm(=b),sejajar Lebar ujung depan geladak kimbul, bila tidak paralel, (0,80 ~
0,95) B
b

Tambahan tinggi pelat sisi, 100 ~ 200 mm


Geladak kimbul
a

Geladak utama
Ceruk buritan
Jarak gading
Sekat tabung poros
600 mm
(sterntube bulkhead)

Jarak gading di kamar


mesin 1000 mm
AP

Lihat gambar min. 3 jarak


bentuk stern gading
b= 0,35 T

Panjang kamar mesin


kelipatan jarak gading

Kubu-kubu

Sekat kamar mesin


(17~20%) Lpp dari
gading 0 (AP)
Jarak gading di ruang
muat 1000 mm

MENENTUKAN LETAK SEKAT KAMAR MESIN


dan SEKAT TUBRUKAN
1.
2.
3.
4.

5.

6.

7.
8.

Prinsip : letak sekat di nomor gading, bukan station !


Dari bentuk stren kapal, tentukan letak ujung belakang tabung
poros (sterntube). AP dapat diambil sebagai nomor gading 0.
Dari ujung belakang tabung poros ke sekat tabung poros berjarak
minimum 3 (tiga) jarak gading ( jarak gading 600 mm ).
Letak sekat kamar mesin tergantung pada panjang kamar mesin,
tergantung ukuran motor induk dan permesinan bantunya, dapat
dilihat pada gambar kapal yang ada ( jarak gading 1000 mm ).
Letak sekat kamar mesin menentukan panjang ruang akomodasi
bila ruang akomodasi terletak pada geladak kimbul (poop deck).
Sebagai pendekatan terletak (17% ~ 20%) Lpp dari AP
Letak sekat tubrukan ( collision bulkhead ) pada jarak
(0,05 ~ 0,08) Lc dari FP, Lc = 96% Lwl atau Lpp pada 0,85 H, (BKI)
diambil yang lebih besar, sebagai pendekatan Lc = Lpp.
Tentukan panjang ruang muat sebagai kelipatan jarak gading
( jarak gading 1000 mm ).
Jarak gading ruang muat tergantung pada panjang kapal.
Untuk ancar-ancar : BKI 1989 a0 = L / 500 + 0,480 [m],

Contoh menentukan letak sekat kamar mesin


Misalkan L = 100 m, B = 19 m, T = 8,5 m, Jarak gading di ceruk = 600 mm = 0,6 m,
jarak gading di kamar mesin dan ruang muat ao = L/500 + 0,48 = 0,68 m diambil 0,7 m

Jarak gading
= 600 mm

Sekat tabung poros


(sterntube bulkhead)
Jarak gading di kamar
mesin = 0,7 m

AP

Nomor gading 0

b = 0,35 T =2,975 m
jadi 5 jg = 3 m
4 jg = 2,4 m
Lihat gambar
bentuk stern

Sekat kamar mesin

min. 3 jarak
gading

28
Letak sekat KM : (17 ~ 20)% Lpp dari AP, antara
17 ~ 20 m , panjang KM dikurangi 5,4 m = antara
(11,6~14,6) m, dibagi 0,7m = (16,5~20,8) jg, misal
diambil 19 jg (13,3 m), maka sekat KM terletak di
gading 28, berjarak 13,3 + 5,4 = 18,7 m dari AP

Contoh menentukan letak sekat tubrukan

Sekat kamar
mesin

Sekat tubrukan
(collision bulkhead)

Jarak gading di ruang muat =0,7 m


28
Sekat kamar mesin berjarak 18,7 m dari AP, jadi
berjarak 81,3 m dari FP, berarti sekat tubrukan
berjarak antara 81,3 dikurangi 5 ~ 8 m = 76,3 ~ 73,3 m.
Dibagi jarak gading 0,7 m = 109 ~104,7 jg dari gading
28. Misal diambil 106 jg atau 74,2 m, jadi sekat
tubrukan berada di gading 134 atau berjarak 74,2 m
dari sekat kamar mesin.
Atau berjarak (100 74,2 18,7) = 7,1 m dari FP

Jarak gading
di ceruk =
600 mm

134

FP
Letak sekat tubrukan :
(0,05 0,08) Lpp =
antara 5 ~ 8 m dari FP

Menggambar lengkung bulwark dengan bantuan station bantu


4 station bantu

1.Buat lengkung bulwark


pada gambar sheer-plan
2.Tarik garis station
bantu, misal 4 garis, terus
kan ke halfbreadth-plan,
memotong tiap waterlines
3.Buat body-plan dari
station bantu ini dengan
mengukur halfbreadth
pada setiap waterline
4.Tarik garis horisontal
dari tiap tiap perpotongan
station bantu dengan
bulwark di sheer-plan ke
body-plan station bantu

5.Hubungkan tiap titik


potongnya pada bodyplan
6.Ukur setengah lebar tiap station bantu dan ukurkan pada
halfbreadth-plan,
hubungkan titik-titiknya. Lengkung bulwark pada body-plan dan halfbreadth-plan
selesai.

Menggambar lengkung bulwark dengan bantuan station bantu


x
y
z
a
b
c

a, b, c dan d = station bantu


Jarak station bantu tidak
selalu sama, pada lengkung
bulwark ekstrem dibuat lebih
rapat.
x. y dan z = setengah lebar
station bantu pada gambar
halfbreadth plan.
Ketinggian station bantu c
dan d hampir sama maka
pada body plan hampir
berimpit

z y
x

Cara yang sama untuk lengkung bulwark bagian belakang

Melengkapi gambar dengan tabel, ukuran utama dan


kepala gambar (kotak nama)

Gambar Rencana Garis SELESAI -

Contoh gambar Rencana Garis dengan AutoCAD

Bagian haluan

Bagian buritan

Anda mungkin juga menyukai