Anda di halaman 1dari 40

DESAIN SISTEM PERMESINAN 1

TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Salah satu jenis angkutan yang banyak dioperasikan di Indonesia sebagai negara
kepulauan, juga lebih ekonomis dan dapat mengangkut barang-barang, adalah
jenis kapal barang (General Cargo). Tidak terkecuali di perairan nusantara, jenis
kapal Cargo sudah banyak yang beroperasi, baik type kecil, sedang maupun yang
besar. Dioperasikannya jenis kapal ini dipandang lebih sesuai dengan kondisi
perairan serta operasionalnya baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
Kapal barang atau kapal kargo adalah segala jenis kapal yang membawa
barang-barang dan muatan dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Ribuan
kapal jenis ini menyusuri lautan dan samudra dunia setiap tahunnya. Memuat
barang-barang perdagangan internasional. Kapal kargo pada umunya didesain
khusus untuk tugasnya, dilengkapi dengan crane dan mekanisme lainnya untuk
bongkar muat, serta dibuat dalam beberapa ukuran.
Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai
perancangan di dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang
dibutuhkan, ruangan yang dimaksud seperti ruang muat dan ruang kamar mesin
dan akomodasi, dalam hal ini disebut superstructure (bangunan atas). Disamping
itu juga direncanakan penempatan peralatan-peralatan dan letak jalan-jalan dan
beberapa sistem dan perlengkapan lainnya. Dalam pembuatan sebuah kapal
meliputi beberapa pekerjaan yang secara garis besar dibedakan menjadi dua
kelompok pengerjaan yakni kelompok pertama adalah perancangan dan
pembangunan badan kapal sedangkan yang kedua adalah perancangan dan
pemasangan permesinan kapal.
Pengerjaan atau pembangunan kapal yang terpenting adalah perencanaan
untuk mendapatkan sebuah kapal yang dapat bekerja dengan baik harus diawali
dengan perencanaan yang baik pula.Pengerjaan kelompok pertama meliputi
perencanaan bentuk kapal yang menyangkut kekuatan dan stabilitas kapal.
Sedangkan untuk perencanaan penggerak utama, sistem propulsi, sistem instalasi
dan sistem permesinan kapal merupakan tugas yang berikutnya.

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

I.2. Rumusan Masalah

Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu


dijadikan pertimbangan yakni :
 Ruang merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan kamar mesin
sekecil mungkin agar didapat volume ruang muat yang lebih besar.
 Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar
mempermudah dalam pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian
ruangan yang kecil dan mempersingkat waktu kapal dipelabuhan saat
sedang bongkar muat.
 Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja
yang optimal pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan
keperluan lain dapat ditekan.
 Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan
mempertimbangkan bahwa semakin lama kapal sandar di pelabuhan
bongkar muat semakin besar biaya untuk keperluan tambat kapal.
 Pemilihan Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin
dilakukan dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang
optimal.

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

I.3. Tahap Pengerjaan Tugas


Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur disusun dan
ini berasal dari percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang
sudah ada (pembanding).
Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:
1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang dimuat.
2. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type mesin
dan dimensi mesin.
3. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki untuk
minyak, ballast, dan pelumas mesin.
4. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan standar
akomodasi.
5. Penentuan pembagian sekat melintang.
6. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, )
7. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

BAB II
LANDASAN TEORI

II.1. Rencana Umum ( General Arrangement )


Desain General Arrangement harus mempertimbangkan kesesuaian
dengan rencanagaris yang telah dikembangkan, kesesuaian terhadap DWT,
kapasitas dan kecepatan yang dibutuhkan.
General Arrangement digunakan untuk beberapa kegunaan, tidak hanya
sekedar menunjukan jenis kapal dan featurenya , Galangan kapal juga
menggunakan untuk membuat kalkulasi awal biaya pembangunan kapal serta
sebagai dasar untuk membuat detail drawing.
Kapal-kapal modern dengan bebrapa perkecualian seperti kapal ikan,
kapal tunda dsbnya. Dibangun tanpa sheer, untuk menjamin kebutuhan
freeboard yang disyaratkan oleh regulasi, kompensasi bisa dilakukan dengan
menambah tinggi geladak pada tengah kapal, kebutuhan freeboard yang lebih
tinggi bisa dilakukan dengan menambah tinggi poop deck dan atau forecastle
deck. Tinggi geladak accomodasi tidak boleh kurang dari 2,4 meter untuk
memastikan kecukupan head room untuk ABK atau penumpang setelah
dikurangi tinggi beam serta kabel dan pipa ventilasi dll.
Geladak akomodasi sebaiknya dibangun tanpa camber untuk
memudahkan pemasangan furniture, blok akomodasi sedapat mungkin
dibangun dengan dinding yang lurus tanpa kurvature.
Pada sisi Poop deck harus terdapat ruang terbuka sebagai tempat
berjalan dengan lebar 800 hingga 1000 mm ditambah 300 hingga 400 mm
untuk penyimpanan tangga akomodasi.
Rencana umum atau general arangement dari suatu kapal dapat
didefinisikan sebagai penentuan dari ruangan kapal untuk segala kegiatan (
fungsi ) dan peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan letak dan jalan untuk
mencapai ruangan tersebut. Sehingga dari batasan diatas, ada 4 langkah yang
harus dikerjakan, yaitu :

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

- Menetapkan ruangan utama.


- Menetapkan batas – batas dari setiap ruangan.
- Memilih dan menempatkan perlengkapan dan peralatan
dalam batas dari ruangan tersebut.
- Menyediakan jalan untuk menuju ruangan tersebut
II.2. Ruangan-Ruangan Utama
Pembagian ruangan – ruangan utama ( main – spaces ) yakni :
1. Ruangan Muatan.
2. Ruangan mesin.
3. Ruangan akomodasi anak buah kapal dan penumpang.
4. Ruang Navigasi.
5. Tangki – tangki.
6. Ruangan lainnya
1. Ruangan Muatan : ( cargo spaces ).
Menentukan kebutuhan volume ruang muatan berdasarkan jenis,
jumlah dan specific volume dari muatan yang akan diangkut. Menentukan
panjang ruang muatan dan letak ruangan muatan kapal. Menentukan jumlah
dan letak dari transverse watertight bulkhead berdasarkan perhitungan
flodable length ( watertght subdivision ) dengan memperhitungkan rules
klasifikasi mengenai hal ini, termasuk ketentuan mengenai collision
bulkhead ( Forepeak bulkhead ) dan after peak bulkhead ( stuffing box
bulkhead). Menentukan tinggi double bottom berdasarkan peraturan
klasifikasi. Menentukan frame – spacing berdasarkan peraturan klasifikasi.
Menentukan jumlah dan tinggi geladak antara ( tween deck ) dengan
memperhatikan jenis dari muatan yang diangkut kapal. Menentukan jumlah
dan ukuran serta letak dari hatchways ( lubang palkah ). Menentukan
jumlah, kapasitas dan letak dari ventilator Trunk
2. Ruangan Mesin : ( Machinery spaces ).
Menentukan letak ruang mesin ( ditengah kapal, dibelakang kapal
atau diantara tengah dan belakang kapal ) dengan mempertimbangkan jenis
muatan, volume ruang muatan, ballast dan trim dan lain – lain. Menentukan

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

kebutuhan volume ruangan mesin dan panjang ruang mesin dengan


memperhatikan ukuran mesin induk dan layout kamar mesin. Menentukan
ukuran mesin induk berdasarkan jenis, jumlah tenaga dan putaran mesin.
Menentukan secara garis besar lay – out dari kamar mesin ( letak mesin
induk, mesin – mesin bantu dan lain – lain peralatan utama ). Menentukan
tinggi pondasi mesin dengan memperhatikan tinggi double bottom dan
tinggi propeller shaft ( sumbu baling – baling ). Menentukan letak dan
ukuran dari engine opening engine room skylight dan funnel ( cerobong ),
dengan memperhatikan juga means of scape. Untuk lay – out dari kamar
mesin perlu juga di perhatikansettling dan service tanks.
3. Ruangan akomodasi anak buah kapal dan penumpang :
Menentukan letak, jumlah, jenis, kapasitas, dan ukuran dari
ruangan – ruangan berikut ( termasuk perlengkapan didalamnya )
berdasarkan tingkatan dan jumlah anak buah kapal dan penumpang dengan
memperhatikan super structure dan deck – house yang tersedia.
- Sleeping room.
- Mess room ( dining room ).
- Washing accommodation.
- Galley dan provision store.
- Acces ( jalan ), ladder dan stairs

4. Ruangan navigasi
Menentukan letak dan luas dari ruangan navigasi yang meliputi :
-Wheel house.
-Chart room.
- Radio room.
Dalam hubungan dengan navigasi perlu diperhatikan letak, jenis
dan jumlah dari lampu navigasi yang dibutuhkan.
5. Tangki – tangki
Menentukan letak dan volume dari tangki – tangki ( yang
merupakan bagian dari badan kapal ) berikut :

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

- Tangki ballast.
Tangki air tawar, yang didasarkan atas jumlah anak buah kapal dan
penumpang dan radius pelayaran.
- Tangki bahan bakar
yang didasarkan atas fuel consumption dan besarnya tenaga mesin serta
radius pelayaran kapal. Pada umumnya dibedakan antara jenis bahan bakar
H.V.F ( Heavy Viscousity Fuel) dan diesel oil.
- Tangki minyak pelumas yang didasarkan atas kebutuhan minyak
pelumas. Tangki muatan cair ( deep – tanks untuk palm oil, latex,
glyserine dan lain–lain ).
6. Ruangan – ruangan lain :
Steering gear compartment, menentukan letak dan ukuran ruangan
jenis, kapasitas dan ukuran steering gear yang dipakai yang didasarkan atas
momen torsi dari kemudi ( yang tergantung dari luas kemudi displacement
dan kecepatan kapal ). Juga dengan memperhatikan persyaratan SOLAS
convention 1969 / 1974. Untuk ruangan akomodasi perlu diperhatikan jenis,
jumlah dan ukuran dari side scuttle (jendela kapal = side lights ) dan ukuran
dari pintu. Menentukan lokasi dari ruangan untuk Emergency Source of
Electrical Power. Menentukan lokasi dari CO2 room. Menentukan ruangan
– ruangan berikut : Lamp store, paint store, rope store, electrical
store,boatswain store etc. Peralatan bongkar muat : Menentukan jenis
peralatan bongkar muat, jumlah, kapasitas dan ukuran dari derrick boom,
mast, cargo winch yang didasarkan atas beban dari alat – alat bongkar muat
( S.W.L. = Safe Working Load ), berikut penempatan dari peralatan bongkar
muat tersebut.
Life – boat dan launching devices : Menentukan jenis, jumlah,
kapasitas dan ukuran life boat serta penempatannya yang didasarkan atas
jumlah anak buah kapal dan penumpang serta lokasi dari tempat tinggal
anak – buah kapal dan penumpang diatas kapal. Menentukan jenis launching
devices (dewi – dewi = davits), ukuran dan kapasitasnya yang didasarkan
atas berat life – boat dan cara peluncurannya.

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Peralatan Tambat : Menentukan jenis, jumlah, kapasitas dari


peralatan tambat berikut beserta penempatannya diatas kapal : Windlass (
mesin jangkar = anchor winch ) Bollard ( bolder ). Warping winch. Port
gangway ( tangga kapal ). Mooring capstan. Menentukan ukuran jangkar,
rantai jangkar dan tali temali kapal yang di gabung atas equipment number
dari peraturan klasifikasi. Menentukan ukuran dan letak dari chainlocker
(kotak rantai)
II.3. Sekat dan Double Bottom
Sekat tubrukan (Collision Bulkhead) pada stem(linggi haluan)
berjarak (0,05 – 0,08) LBP dari FP, untuk kapal penumpang berjarak 0,05 LBP
+ 3,5 meter, sekat tubrukan harus menerus hingga main deck lebih lanjut
hingga ke Fore castle deck, bukaan yang terdapat pada sekat antara main deck
dan fore castle deck harus ditutup dengan pintu kedap air.
Propeller post pada stern –ujung belakang dari bagian lambung bawah
air- harus memberikan aliran air yang baik untuk propeller, Posisi propeller
post yang sesuai berjarak antara 0,035 hingga 0,040 LBP didepan AP, pada
bagian ini seringkali dibuat stern bulb untuk meningkatkan kinerja
propelleratau bahkan bentuk stern asimetri.
Sekat tabung poros (Stern tube bulkhead) sekat bagian belakang ruang
mesin paling kurang harus berjarak 3 jarak gading dari ujung stern tube, sekat
ini haris menerus hingga poop deck.
Sekat depan kamar mesin dilokasikan sejauh mungkin kebelakang
untuk memberi kapasitas ruang muat yang lebih besar, pada umumnya lokasi
sekat depan kamar mesin berjarak 17% hingga 22% didepan AP, lokais sekat
ini pada satu sisi tergantung dari panjang mesin pada sisi lain tergantung pada
fullness (kegemukan) kapal, kapal-kapal high blok(gemuk) memberikan ruang
yang lebih besar pada lantainya dibanding dengan kapal langsing.
Sekat ruang muat , jumlah sekat pada ruang muat tergantung pada
tuntutan keamanan atau pemisahan muatan. Jumlah minimum sekat ruang
muat termasuk sekat tubrukan, Stern tube bulkhead, sekat depan kamar mesin
untuk

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

- Panjang kapal 65 meter diperlukan 3 sekat (tidak diperlukan tambahan sekat


di Ruang muat)
- Panjang kapal 85 meter diperlukan 4 sekat (satu tambahan sekat pada ruang
muat) selanjutnay untuk setiap penambahan panjang 20 meter diperlukan
tambahan sekat 1 (satu) buah
Double Bottom, Untuk kapal dengan panjang tidak lebih dari 50 meter
tidak disyaratkan adanya Double bottom, untuk kapal yang besar klasifikasi
mensyaratkan double bottom mulai dari sekat tubrukan hingga sekat tabung
buritan (stern tube bulkhead) , tinggi Double bottom adalah h= 0,35 + 0,045 B,
untuk alasan praktis dimana orang bisa bekerja didalamya, tinggi double
bottom paling tidak adalah 0,75 meter. Pada kamar mesin, tinggi double
bottom disesuaikan dengan dengan kebutuhan tinggi fondasi mesin, pada
umumnya lebih tinggi dibanding double bottom yang ada di ruang muat.
Penggunaan Double Bottom, Ruang double bottom bisa digunakan
untuk air tawar, ballast, bahan bakar dan waste oli tetapi tidak untuk air
minum, Minyak pelumas hanya dapat disimpan di double bottom bila kapal
memiliki separator (purifier) untuk menghindari kontaminasi air laut dan atau
kotoran lainnya. Semua tangki ballast harus bersih, tidak bisa digunakan untuk
untuk bahan bakar atau minyak pelumas, antara tangki minyak dan tangki air
harus dipisahkan oleh koferdam untuk menghidari kontaminasi akibat
kebocoran, Peak tanks (tangki ujung) depan dan belakang hanya digunakan
sebagai tangki ballast dan tangki trim.
II.4. Blok Akomodasi
Pada saat kita mendesain blok akomodasi kapal cargo hal utama yang
harus diperhatikan adalah jumlah geladak dimana blok akomodasi berada,
pertimbangannya adalah adanya visibilitas dari wheelhouse ke forecastle deck
dan atau melampaui hambatan maximum visibilitas yang diakibatkan oleh
kontainer.
1. Cabin ( Ruang Tidur )
Cabin harus diletakkan di atas garis air muat di tengah / di belakang
kapal. Direncakan ruang tidur :

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

- Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat cahaya
matahari.
- Bridge deck terdapat ruang tidur Captain dan Radio Operator.
- Boat deck terdapat ruang tidur Chief Officer, Chief Engineer.
- Poop deck terdapat ruang tidur Second Officer, Second Engineer dan
Electrician dan Quarter Master.
- Main deck terdapat ruang tidur Chief Cook, Assistant Cook, Oiler,
Fireman, Boatswain, Seaman, Steward dan Boys.
- Tidak boleh ada hubungan langsung ( opening ) di dalam ruang tidur
dari ruang muat, ruang mesin, dapur, ruang cuci umum, WC, paint
room dan dry room ( ruang pengering ).
- Luas lantai untuk ruangan tidur tidak boleh kurang dari 2,78 m2 untuk
kapal di atas 3000 BRT.
- Tinggi ruangan dalam keadaan bebas minimum 190 m.
Perabot dalam ruang tidur :
a) Ruang tidur kapten:
- Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi
putar,
- TV, kamar mandi, bathtub, shower, wash basin dan WC.
b) Ruang tidur perwira:
- Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi
putar,
- kamar mandi, shower, wash basin dan WC.
c) Ruang tidur Bintara:
- Tempat tidur minimal single bad untuk satu orang, maksimal tempat
tidur susun untuk dua orang, lemari pakaian, meja tulis dengan kursi
putar.
2. Ruang Makan ( Mess Room )
- Harus cukup menampung seluruh ABK.
- Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang makan yang
terpisah untuk perwira dan bintara.

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

- Letak ruang makan sebaiknya dekat dengan pantry dan galley ( dapur )
3. Sanitary Accomodation
- Jumlah WC minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.
- Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas
sanitary di tempat itu.
- Toilet dan shower untuk deck departement, catering departement harus
disediakan terpisah.
- Fasilitas sanitari minimum:
1 Bath tub atau shower untuk 8 orang atau kurang.
1 WC untuk 8 orang atau kurang.
1 Wash basin untuk 6 orang atau kurang.
4. Dry Provision and Cold Storage Room
- Dry Provision Room
Dry provision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah
yang tidak memerlukan pendinginan dan harus dekat dengan galley dan
pantry.
- Cold Storage Room
1. Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan
tersebut tetap segar dan baik selama pelayaran.
2. Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan
3. Untuk meyimpan daging suhu maksimum adalah -22 ᵒC.
4. Untuk menyimpan sayuran suhu maksimum adalah -12 ᵒC.
5. Luas provision store yang dibutuhkan untuk satu orang ABK adalah
( 0,8 s/d 1 ) m2.
5. Dapur ( Galley )
- Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.
- Luas lantai 0,5 m2 / ABK.
- Harus dilengkapi dengan exhaust fan dan ventilasi untuk menghisap
debu dan asap.
- Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley
dengan sleeping room.

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

6. Ruang Navigasi ( Navigation Room )


Ruang Kemudi ( Wheel House ) :
- Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan
dan ke samping tidak terhalang ( visibility 360ᵒ ).
- Flying wheel house lebarnya dilebihkan 0,5 meter dari lebar kapal,
untuk mempermudah waktu berlabuh.
- Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.
7. Battery Room
Adalah tempat untuk menyimpan Emergency Sourse of Electrical
Power (ESEP)
- Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising
akan mengganggu.
- Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat
darurat.
- Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,5 atau kapal
mengalami trim 10ᵒ

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

BAB III
PENYAJIAN DATA
III.1 Data kapal
Type Kapal = General Cargo
Muatan = Kelapa Sawit
Trayek = Jayapura (Sorong) - Jakarta
=
=
Length Between Perpendicular (LBP) = 110,12 meter
Breath (B) = 18 meter
Defth (H) = 9,1 meter
Draught ( T) = 7,2 meter
Speed (Vs) = 13,5 knot
Cb = 0,76
Cm = 0,99
Cwl = 0,83
Cph = 0,77
Cpv = 0,92

Displacement = 11648,957 Ton

III.2 Penentuan Daya Mesin


Estimasi perhitungan daya mesin diperoleh dari perhitungan sebelumnya
dari mata kuliah “Tahanan Kapal” yang menggunakan metode Holtrop, dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
 Menghitung Froude Number ( Fn )
𝑉
Fn =
√𝑔𝐿

= 0,207
 Menghitung Luas Bidang Basah

S = L (2T + B) √CM (0,453 + 0,4425 CB + (-0,2862) CM - 0,003467 B/T +


0,3696 CWP) + 2,38 ABT / CB
= 3300.53041 m2

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

 Menghitung Tahanan Gesek


RF = CF × 0,5 × ρ × S × VS2
= 119.3771 KN
 Menghitung Tahanan Tambahan
RAPP = 0,5 × ρ × VS2 × SAPP(1 + k2)eq × CF
= 29,6453 KN
 Menghitung Tahanan Gelombang ( RW )
Rw = c1 x c2 x c5 x  x  x g x e
{m1 / Fn0 , 9 )  ( m2 cos( / Fn2 )

= 53,9889 KN
 Menghitung Tahanan Bulbous Bow ( RB )
RB = 0,11 exp ( -3 x PB -2) Fni3 x ABT1,5 x ρ x g / ( 1 + Fni 2)
= 9,75548 KN
 Menghitung Tahanan Transom ( RTR )
RTR = 0,5ρV2ATc6
= 8,9499 KN
 Menghitung Tahanan Angin ( RA )
RA = 1/2ρV2SCA
= 3,9787 KN
 Menghitung Tahanan Total ( RT )
Rtotal = RF(1 + k1) + RAPP + RW + RB + RTR + RA
= 262,8797 KN
Menghitung Daya Efektif ( EHP )
PE = RT × VS
= 1014,218 KW ( dimana 1 KW = 1,341 HP )
= 2448,0918 HP
Menghitung BHP
BHP = EHP/n
BHP = 1690,364 KW
= 2266,813 HP

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

o DHP = EHP / QPC


= 0,98 untuk mesin kapal di belakang
= 0,5
=1

= 1,14
ns = 0.98

QPC = x ns
= 0.6823
Sehingga, DHP = 3489.6 HP

o BHP = DHP / 0,97


= 3489.6 / 0,97
= 3597.52 HP
BHPcsr = BHP /
= 3597.52 / 0,98
= 3560.81 HP
*csr = continue service rating
BHPmcr = BHPcsr / 0,85
= 3560.81 / 0,85
= 4189.19 HP
= 3123.88 kW

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

o Data Mesin Utama


Dari perhitungan daya mesin, kita dapat menentukan mesin yang
akan digunakan pada kapal yang telah dirancang. Adapun data mesin
yang sesuai dengan penentuan daya diatas yaitu :
» Merek Mesin = CATERPILLER
» Tipe = 9 M 25 E
» Daya Mesin = 3150 KW
» Bore = 255 mm
» Stroke = 400 mm
» Berat Mesin = 30 ton
» Ratio Compresi = 14 : 1
» Speed = 750 RPM
» Lenght = 6515 mm
» Width = 2230 mm
» Height = 3861 mm
Dari buku Ship Design and Efficiency, asumsi untuk mencari daya mesin
bantu :

W.mb = 10 ~ 15% Daya mesin utama


= 15% Daya mesin utama
= 472.500 KW
dari yanmar.marine.eu didapat spesifikasi mesin seperti berikut
Merek : CATTERPILLAR
Model : C15 AATAC
Jml.Silinder : 10
Putaran 1800 Rpm
BHP : 500 kW
Bore : 137.2 mm
Stroke : 171.4 mm

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Berat : 3759 kg
Panjang : 4273 mm

III.3. Penentuan Jumlah Crew


Menurut buku “Ship Design and Contruction” hal. 115 :
NC = Cst x {Cdk x ((CN/1000)1/6)) + Ceng x ((BHP/1000)1/5)) + Cadet}
Dimana :
NC = Jumlah ABK
Cst = Coeffisien For Steward Department ( 1,2 ~ 1,33 )
Cdk = Coeffisien For Deck Department ( 11,5 ~ 14,5 )
Ceng = Coeffisien For Engineering Department ( 2 ~ 3 )
Cdet = 1 ~ 3
CN = ( LBP × B × H ) / 1000
= 11.05 𝑚3
BHP = 2800 kW
NC = 17.99
= 18 orang

Perhitungan tonase kotor dijelaskan didalam Regulation 3 dari Annex 1


dalam The International Convention on Tonnage Measurement of Ships, 1969
GT = K x V
dimana V= Total volume dalam meter kubik (m³)
= 4891.23
K= Faktor pengali berdasarkan volume kapal
= 0.2 + 0.02 x log10(V)
= 0.403788363
Jadi GT = 1975.02195

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

MENURUT ESTIMASI NILAI GT DAN TENAGA PENGGERAK

GT = 1975.022 m3
BHP = 3150.000 Kw

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan "NOMOR :KM 70 tahun 1998


Tentang Pengawakan Kapal Niaga" (Hal. 16 dan 18)

Maka diperoleh jumlah crew berdasarkan nilai GT dan tenaga penggerak, yaitu :
1. Untuk steward departemen : Pasal 13, poin C
"Untuk kapal tonase kotor GT 1500 s.d kurang dari GT 3000…" (Hal. 20-21)
Nahkoda 1 orang
Muallim I 1 orang
Muallim 1 orang
Opertor radio 1 orang
Serang 1 orang
Juru mudi 3 orang
Kelasi 2 orang
Koki 1 orang
Pelayan 1 orang
Jumlah = 12 orang

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

2. Untuk engine departemen : Pasal 14, poin C


"Untuk kapal dengan tenaga penggerak 750 KW s.d kurang dari 3000 KW…"
(Hal. 24-25)
Kepala kamar mesin 1 orang
Masini II 1 orang
Masinis 1 orang
Mandor mesin 1 orang
Juru minyak 3 orang
Pembantu kamar mesin 1 - orang
Jumlah = 8 orang
Jumlah crew keseluruhan yaitu 20 orang

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 70 Tahun 1998


tentang Pengawakan Kapal Niaga jumlah awak kapal direncanakan dengan
penentuan sebagai berikut :
1. Kapten Deck
Kapten (Master/Nahkoda) = 1 orang
2. Deck Department
Muallim 1 (Chief officer) = 1 orang
Muallim 2 (Second officer) = 1 orang
Muallim 3 (Third Officer) = 1 orang
Juru Kemudi (Quarter master) = 2 orang
Serang (Boatswain) = 1 orang
Kelasi (Seaman) = 2 orang
Radio Operator = 1 orang
Dokter = 1 orang

Engineering Department
Chief Engineer = 1 orang
Massinis 1 (First asistent Engineer) = 1 orang

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Massinis 2 (Second Engineer) = 1 orang


Mandor Mesin = 1 orang
Electrician = 1 orang
Oiler = 2 orang
Pumpman = 1 orang

3. Steward Department
Cooker = 1 orang
Total = 20 orang

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Salah satu jenis angkutan yang banyak dioperasikan di Indonesia sebagai negara
kepulauan, juga lebih ekonomis dan dapat mengangkut barang-barang, adalah
jenis kapal barang (General Cargo). Tidak terkecuali di perairan nusantara, jenis
kapal Cargo sudah banyak yang beroperasi, baik type kecil, sedang maupun yang
besar. Dioperasikannya jenis kapal ini dipandang lebih sesuai dengan kondisi
perairan serta operasionalnya baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
Kapal barang atau kapal kargo adalah segala jenis kapal yang membawa
barang-barang dan muatan dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Ribuan
kapal jenis ini menyusuri lautan dan samudra dunia setiap tahunnya. Memuat
barang-barang perdagangan internasional. Kapal kargo pada umunya didesain
khusus untuk tugasnya, dilengkapi dengan crane dan mekanisme lainnya untuk
bongkar muat, serta dibuat dalam beberapa ukuran.
Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai
perancangan di dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang
dibutuhkan, ruangan yang dimaksud seperti ruang muat dan ruang kamar mesin
dan akomodasi, dalam hal ini disebut superstructure (bangunan atas). Disamping
itu juga direncanakan penempatan peralatan-peralatan dan letak jalan-jalan dan
beberapa sistem dan perlengkapan lainnya. Dalam pembuatan sebuah kapal
meliputi beberapa pekerjaan yang secara garis besar dibedakan menjadi dua
kelompok pengerjaan yakni kelompok pertama adalah perancangan dan

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

pembangunan badan kapal sedangkan yang kedua adalah perancangan dan


pemasangan permesinan kapal.
Pengerjaan atau pembangunan kapal yang terpenting adalah perencanaan
untuk mendapatkan sebuah kapal yang dapat bekerja dengan baik harus diawali
dengan perencanaan yang baik pula.Pengerjaan kelompok pertama meliputi
perencanaan bentuk kapal yang menyangkut kekuatan dan stabilitas kapal.
Sedangkan untuk perencanaan penggerak utama, sistem propulsi, sistem instalasi
dan sistem permesinan kapal merupakan tugas yang berikutnya.

I.2. Rumusan Masalah


Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu
dijadikan pertimbangan yakni :
 Ruang merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan kamar mesin
sekecil mungkin agar didapat volume ruang muat yang lebih besar.
 Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar
mempermudah dalam pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian
ruangan yang kecil dan mempersingkat waktu kapal dipelabuhan saat
sedang bongkar muat.
 Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja
yang optimal pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan
keperluan lain dapat ditekan.
 Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan
mempertimbangkan bahwa semakin lama kapal sandar di pelabuhan
bongkar muat semakin besar biaya untuk keperluan tambat kapal.
 Pemilihan Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin
dilakukan dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang
optimal.

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

I.3. Tahap Pengerjaan Tugas


Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur disusun dan
ini berasal dari percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang
sudah ada (pembanding).
Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:
8. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang dimuat.
9. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type mesin
dan dimensi mesin.
10. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki untuk
minyak, ballast, dan pelumas mesin.
11. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan standar
akomodasi.
12. Penentuan pembagian sekat melintang.
13. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, )
14. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

BAB II
LANDASAN TEORI
II.1. Rencana Umum ( General Arrangement )
Desain General Arrangement harus mempertimbangkan kesesuaian
dengan rencanagaris yang telah dikembangkan, kesesuaian terhadap DWT,
kapasitas dan kecepatan yang dibutuhkan.
General Arrangement digunakan untuk beberapa kegunaan, tidak hanya
sekedar menunjukan jenis kapal dan featurenya , Galangan kapal juga
menggunakan untuk membuat kalkulasi awal biaya pembangunan kapal serta
sebagai dasar untuk membuat detail drawing.
Kapal-kapal modern dengan bebrapa perkecualian seperti kapal ikan,
kapal tunda dsbnya. Dibangun tanpa sheer, untuk menjamin kebutuhan
freeboard yang disyaratkan oleh regulasi, kompensasi bisa dilakukan dengan
menambah tinggi geladak pada tengah kapal, kebutuhan freeboard yang lebih
tinggi bisa dilakukan dengan menambah tinggi poop deck dan atau forecastle
deck. Tinggi geladak accomodasi tidak boleh kurang dari 2,4 meter untuk
memastikan kecukupan head room untuk ABK atau penumpang setelah
dikurangi tinggi beam serta kabel dan pipa ventilasi dll.
Geladak akomodasi sebaiknya dibangun tanpa camber untuk
memudahkan pemasangan furniture, blok akomodasi sedapat mungkin
dibangun dengan dinding yang lurus tanpa kurvature.

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Pada sisi Poop deck harus terdapat ruang terbuka sebagai tempat
berjalan dengan lebar 800 hingga 1000 mm ditambah 300 hingga 400 mm
untuk penyimpanan tangga akomodasi.

Rencana umum atau general arangement dari suatu kapal dapat


didefinisikan sebagai penentuan dari ruangan kapal untuk segala kegiatan (
fungsi ) dan peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan letak dan jalan untuk
mencapai ruangan tersebut. Sehingga dari batasan diatas, ada 4 langkah yang
harus dikerjakan, yaitu :
- Menetapkan ruangan utama.
- Menetapkan batas – batas dari setiap ruangan.
- Memilih dan menempatkan perlengkapan dan peralatan
dalam batas dari ruangan tersebut.
- Menyediakan jalan untuk menuju ruangan tersebut

II.2. Ruangan-Ruangan Utama


Pembagian ruangan – ruangan utama ( main – spaces ) yakni : Ruangan
Muatan, Ruangan mesin, Ruangan akomodasi anak buah kapal dan penumpang,
Ruang Navigasi, Tangki – tangki, Ruangan lainnya

1. Ruangan Muatan (cargo spaces).


Menentukan kebutuhan volume ruang muatan berdasarkan jenis,
jumlah dan specific volume dari muatan yang akan diangkut. Menentukan
panjang ruang muatan dan letak ruangan muatan kapal. Menentukan jumlah
dan letak dari transverse watertight bulkhead berdasarkan perhitungan
flodable length ( watertght subdivision ) dengan memperhitungkan rules

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

klasifikasi mengenai hal ini, termasuk ketentuan mengenai collision


bulkhead ( Forepeak bulkhead ) dan after peak bulkhead ( stuffing box
bulkhead). Menentukan tinggi double bottom berdasarkan peraturan
klasifikasi. Menentukan frame – spacing berdasarkan peraturan klasifikasi.
Menentukan jumlah dan tinggi geladak antara ( tween deck ) dengan
memperhatikan jenis dari muatan yang diangkut kapal. Menentukan jumlah
dan ukuran serta letak dari hatchways ( lubang palkah ). Menentukan
jumlah, kapasitas dan letak dari ventilator Trunk

2. Ruangan Mesin (Machinery spaces).


Menentukan letak ruang mesin ( ditengah kapal, dibelakang kapal
atau diantara tengah dan belakang kapal ) dengan mempertimbangkan jenis
muatan, volume ruang muatan, ballast dan trim dan lain – lain. Menentukan
kebutuhan volume ruangan mesin dan panjang ruang mesin dengan
memperhatikan ukuran mesin induk dan layout kamar mesin. Menentukan
ukuran mesin induk berdasarkan jenis, jumlah tenaga dan putaran mesin.
Menentukan secara garis besar lay – out dari kamar mesin ( letak mesin
induk, mesin – mesin bantu dan lain – lain peralatan utama ). Menentukan
tinggi pondasi mesin dengan memperhatikan tinggi double bottom dan
tinggi propeller shaft ( sumbu baling – baling ). Menentukan letak dan
ukuran dari engine opening engine room skylight dan funnel ( cerobong ),
dengan memperhatikan juga means of scape. Untuk lay – out dari kamar
mesin perlu juga di perhatikan settling dan service tanks.

3. Ruangan akomodasi anak buah kapal dan penumpang


Menentukan letak, jumlah, jenis, kapasitas, dan ukuran dari
ruangan – ruangan berikut ( termasuk perlengkapan didalamnya )
berdasarkan tingkatan dan jumlah anak buah kapal dan penumpang dengan
memperhatikan super structure dan deck – house yang tersedia.
- Sleeping room.
- Mess room ( dining room ).

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

- Washing accommodation.
- Galley dan provision store.
- Acces ( jalan ), ladder dan stairs

4. Ruangan navigasi
Menentukan letak dan luas dari ruangan navigasi yang meliputi :
Wheel house, Chart room, Radio room. Dalam hubungan dengan navigasi
perlu diperhatikan letak, jenis dan jumlah dari lampu navigasi yang
dibutuhkan.

5. Tangki – tangki
Menentukan letak dan volume dari tangki – tangki ( yang merupakan
bagian dari badan kapal ) berikut :
a) Tangki ballast.
Tangki air tawar, yang didasarkan atas jumlah anak buah kapal dan
penumpang dan radius pelayaran.
b) Tangki bahan bakar
yang didasarkan atas fuel consumption dan besarnya tenaga mesin
serta radius pelayaran kapal. Pada umumnya dibedakan antara jenis
bahan bakar H.V.F (Heavy Viscousity Fuel) dan diesel oil.
c) Tangki minyak pelumas
yang didasarkan atas kebutuhan minyak pelumas. Tangki muatan
cair (deep – tanks untuk palm oil, latex, glyserine dan lain–lain).

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

6. Ruangan – ruangan lain :


Steering gear compartment, menentukan letak dan ukuran ruangan
jenis, kapasitas dan ukuran steering gear yang dipakai yang didasarkan atas
momen torsi dari kemudi ( yang tergantung dari luas kemudi displacement
dan kecepatan kapal ). Juga dengan memperhatikan persyaratan SOLAS
convention 1969 / 1974. Untuk ruangan akomodasi perlu diperhatikan jenis,
jumlah dan ukuran dari side scuttle (jendela kapal = side lights ) dan ukuran
dari pintu. Menentukan lokasi dari ruangan untuk Emergency Source of
Electrical Power. Menentukan lokasi dari CO2 room. Menentukan ruangan
– ruangan berikut : Lamp store, paint store, rope store, electrical
store,boatswain store etc. Peralatan bongkar muat : Menentukan jenis
peralatan bongkar muat, jumlah, kapasitas dan ukuran dari derrick boom,
mast, cargo winch yang didasarkan atas beban dari alat – alat bongkar muat
( S.W.L. = Safe Working Load ), berikut penempatan dari peralatan bongkar
muat tersebut.
Life – boat dan launching devices : Menentukan jenis, jumlah,
kapasitas dan ukuran life boat serta penempatannya yang didasarkan atas
jumlah anak buah kapal dan penumpang serta lokasi dari tempat tinggal
anak – buah kapal dan penumpang diatas kapal. Menentukan jenis launching
devices (dewi – dewi = davits), ukuran dan kapasitasnya yang didasarkan
atas berat life – boat dan cara peluncurannya.

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Peralatan Tambat : Menentukan jenis, jumlah, kapasitas dari


peralatan tambat berikut beserta penempatannya diatas kapal : Windlass (
mesin jangkar = anchor winch ) Bollard ( bolder ). Warping winch. Port
gangway ( tangga kapal ). Mooring capstan. Menentukan ukuran jangkar,
rantai jangkar dan tali temali kapal yang di gabung atas equipment number
dari peraturan klasifikasi. Menentukan ukuran dan letak dari chainlocker
(kotak rantai)

II.3. Sekat dan Double Bottom


Sekat tubrukan (Collision Bulkhead) pada stem(linggi haluan)
berjarak (0,05 – 0,08) LBP dari FP, untuk kapal penumpang berjarak 0,05 LBP
+ 3,5 meter, sekat tubrukan harus menerus hingga main deck lebih lanjut
hingga ke Fore castle deck, bukaan yang terdapat pada sekat antara main deck
dan fore castle deck harus ditutup dengan pintu kedap air.
Propeller post pada stern –ujung belakang dari bagian lambung bawah
air- harus memberikan aliran air yang baik untuk propeller, Posisi propeller
post yang sesuai berjarak antara 0,035 hingga 0,040 LBP didepan AP, pada
bagian ini seringkali dibuat stern bulb untuk meningkatkan kinerja
propelleratau bahkan bentuk stern asimetri.
Sekat tabung poros (Stern tube bulkhead) sekat bagian belakang ruang
mesin paling kurang harus berjarak 3 jarak gading dari ujung stern tube, sekat
ini haris menerus hingga poop deck.
Sekat depan kamar mesin dilokasikan sejauh mungkin kebelakang
untuk memberi kapasitas ruang muat yang lebih besar, pada umumnya lokasi
sekat depan kamar mesin berjarak 17% hingga 22% didepan AP, lokais sekat
ini pada satu sisi tergantung dari panjang mesin pada sisi lain tergantung pada
fullness (kegemukan) kapal, kapal-kapal high blok(gemuk) memberikan ruang
yang lebih besar pada lantainya dibanding dengan kapal langsing.

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Sekat ruang muat , jumlah sekat pada ruang muat tergantung pada
tuntutan keamanan atau pemisahan muatan. Jumlah minimum sekat ruang
muat termasuk sekat tubrukan, Stern tube bulkhead, sekat depan kamar mesin
untuk
- Panjang kapal 65 meter diperlukan 3 sekat (tidak diperlukan tambahan sekat
di Ruang muat)
- Panjang kapal 85 meter diperlukan 4 sekat (satu tambahan sekat pada ruang
muat) selanjutnay untuk setiap penambahan panjang 20 meter diperlukan
tambahan sekat 1 (satu) buah

Double Bottom, Untuk kapal dengan panjang tidak lebih dari 50 meter
tidak disyaratkan adanya Double bottom, untuk kapal yang besar klasifikasi
mensyaratkan double bottom mulai dari sekat tubrukan hingga sekat tabung
buritan (stern tube bulkhead) , tinggi Double bottom adalah h= 0,35 + 0,045 B,
untuk alasan praktis dimana orang bisa bekerja didalamya, tinggi double
bottom paling tidak adalah 0,75 meter. Pada kamar mesin, tinggi double
bottom disesuaikan dengan dengan kebutuhan tinggi fondasi mesin, pada
umumnya lebih tinggi dibanding double bottom yang ada di ruang muat.
Penggunaan Double Bottom, Ruang double bottom bisa digunakan
untuk air tawar, ballast, bahan bakar dan waste oli tetapi tidak untuk air
minum, Minyak pelumas hanya dapat disimpan di double bottom bila kapal
memiliki separator (purifier) untuk menghindari kontaminasi air laut dan atau
kotoran lainnya. Semua tangki ballast harus bersih, tidak bisa digunakan untuk
untuk bahan bakar atau minyak pelumas, antara tangki minyak dan tangki air
harus dipisahkan oleh koferdam untuk menghidari kontaminasi akibat
kebocoran, Peak tanks (tangki ujung) depan dan belakang hanya digunakan
sebagai tangki ballast dan tangki trim.

II.4. Blok Akomodasi


Pada saat kita mendesain blok akomodasi kapal cargo hal utama yang
harus diperhatikan adalah jumlah geladak dimana blok akomodasi berada,

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

pertimbangannya adalah adanya visibilitas dari wheelhouse ke forecastle deck


dan atau melampaui hambatan maximum visibilitas yang diakibatkan oleh
kontainer.
8. Cabin ( Ruang Tidur )
Cabin harus diletakkan di atas garis air muat di tengah / di belakang
kapal. Direncakan ruang tidur :
- Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat cahaya
matahari.
- Bridge deck terdapat ruang tidur Captain dan Radio Operator.
- Boat deck terdapat ruang tidur Chief Officer, Chief Engineer.
- Poop deck terdapat ruang tidur Second Officer, Second Engineer dan
Electrician dan Quarter Master.
- Main deck terdapat ruang tidur Chief Cook, Assistant Cook, Oiler,
Fireman, Boatswain, Seaman, Steward dan Boys.
- Tidak boleh ada hubungan langsung ( opening ) di dalam ruang tidur
dari ruang muat, ruang mesin, dapur, ruang cuci umum, WC, paint
room dan dry room ( ruang pengering ).
- Luas lantai untuk ruangan tidur tidak boleh kurang dari 2,78 m2 untuk
kapal di atas 3000 BRT.
- Tinggi ruangan dalam keadaan bebas minimum 190 m.
Perabot dalam ruang tidur :
d) Ruang tidur kapten
- Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi
putar,
- TV, kamar mandi, bathtub, shower, wash basin dan WC.
e) Ruang tidur perwira
- Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi
putar,
- kamar mandi, shower, wash basin dan WC.
f) Ruang tidur Bintara

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

- Tempat tidur minimal single bad untuk satu orang, maksimal tempat
tidur susun untuk dua orang, lemari pakaian, meja tulis dengan kursi
putar.

9. Ruang Makan ( Mess Room )


- Harus cukup menampung seluruh ABK.
- Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang makan yang
terpisah untuk perwira dan bintara.
- Letak ruang makan sebaiknya dekat dengan pantry dan galley ( dapur )

10. Sanitary Accomodation


- Jumlah WC minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.
- Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas
sanitary di tempat itu.
- Toilet dan shower untuk deck departement, catering departement harus
disediakan terpisah.
- Fasilitas sanitari minimum:
1 Bath tub atau shower untuk 8 orang atau kurang.
1 WC untuk 8 orang atau kurang.
1 Wash basin untuk 6 orang atau kurang.

11. Dry Provision and Cold Storage Room


- Dry Provision Room
Dry provision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah
yang tidak memerlukan pendinginan dan harus dekat dengan galley dan
pantry.
- Cold Storage Room
6. Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan
tersebut tetap segar dan baik selama pelayaran.
7. Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

8. Untuk meyimpan daging suhu maksimum adalah -22 ᵒC.


9. Untuk menyimpan sayuran suhu maksimum adalah -12 ᵒC.
10. Luas provision store yang dibutuhkan untuk satu orang ABK adalah
( 0,8 s/d 1 ) m2.

12. Dapur ( Galley )


- Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.
- Luas lantai 0,5 m2 / ABK.
- Harus dilengkapi dengan exhaust fan dan ventilasi untuk menghisap
debu dan asap.
- Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley
dengan sleeping room.

13. Ruang Navigasi ( Navigation Room )


Ruang Kemudi ( Wheel House ) :
- Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan
dan ke samping tidak terhalang ( visibility 360ᵒ ).
- Flying wheel house lebarnya dilebihkan 0,5 meter dari lebar kapal,
untuk mempermudah waktu berlabuh.
- Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.

14. Battery Room


Adalah tempat untuk menyimpan Emergency Sourse of Electrical
Power (ESEP)

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

- Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising
akan mengganggu.
- Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat
darurat.
- Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,5 atau kapal
mengalami trim 10ᵒ

BAB III
PENYAJIAN DATA
III.1. Ukuran Pokok Kapal (Main Dimention)
o Type Kapal = General Cargo
o Length Between Perpendicular (LBP) = 110,12 meter
o Breath (B) = 18 meter
o Defth (H) = 9,1 meter
o Draught ( T) = 7,2 meter
o Speed (Vs) = 13,5 knot
o Cb = 0.76
o Cm = 0,99
o Cwl = 0,83
o Cph = 0,77
o Cpv = 0,92
o Displacement = 11608,490 ton
o Volume Kapal = 11280,235 m³
o BHP = 5.472,917 HP
= 4.081,154 KW

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

III.2. Penentuan Daya Mesin


A. Rumus Tahanan (Metode Holtrop)
Estimasi perhitungan daya mesin diperoleh dari perhitungan
sebelumnya dari mata kuliah “Tahanan Kapal” yang menggunakan metode
Holtrop, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
o Menghitung Froude Number ( Fn )
Vs
Fn =
g .Lwl
= 0,2072

o Menghitung Luas Bidang Basah (S)


S = L (2T + B) √CM (0,453 + 0,4425 CB
+ (-0,2862) CM - 0,003467 B/T
+ 0,3696 CWP) + 2,38 (ABT / CB)
= 93,08 (2 x 5,96 + 16,20) x √0,986 (0,453 + 0,4425 x 0,70
+ (-0,2862) 0,986 - 0,003467 x 2,718120805
+ 0,3696 x 0,80) + 2,38 x (12,37604/ 0,70)
= 6451,335112 m2

o Menghitung Tahanan Gesek ( Rf )


RF = CF× 0,5 × ρ × S × VS2
= 0,0016734894 x 0,5 x 1,025 x 2035,043457 x 6,327122
= 119,38 kN

o Menghitung Tahanan Tambahan ( RAPP )


RAPP = 0,5 × ρ × VS2 × SAPP(1 + k2)eq × CF
= 0,5 x 1,025 x 6,327122 x 203,5043457 x 2,475 x 0,001673
= 8.894 KN

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

o Menghitung Tahanan Ombak ( RW )


0,9)
 ( m2 cos( / Fn2 )
Rw = C1.C2.C5...g.e {m1 / Fn
= 120302,8284 x e (-2,2084/( 0,2094 )0,9
+ (- 0,0874 cos(0.85428/ 0,2094 2))
= 68,87 KN

o Menghitung Tahanan Bulbous Bow ( RB )


RB = 0,11 exp(-3PB-2) Fni3ABT1,5 ρɡ/(1 + Fni2)
= 0,11 exp (-3 x(2,8743)-2) (1,3698)3 x ( 12.37604m2 )1,5
x 1,025 m/s2 x 9,8 m/s / (1+(1,3698)2)
= 29,90 KN

o Menghitung Tahanan Transom ( RTR )


RTR = 0,5ρV2ATc6
= 0,5 x 1,025 kg/m3 x (6,32712 m/s)2 x 4,674 m2 x 0,0572
= 8,94 KN

o Menghitung Tahanan Angin ( RA )


RA = 1/2ρV2SCA
= ½ 1,3 ton/m3 x (6,3271m/s)2 . 2035,043457 (263,3985)
= 99,42 KN

o Menghitung Tahanan Total ( RT )


RT = RF(1 + k1) + RAPP + RW + RB + RTR + RA

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

= 69.8719 KN (1 + 1,173571272) + 17,29 KN + 13,58 KN


+ 29,90 KN + 5,48 KN + 3,66 KN
= 352,61 KN

o Menghitung Daya Efektif ( EHP )


P E = RT × V S
= 151,9309156 KN x 6,32712 m/s
= 2448,692 KW
= 961,2851348 x 1.341021859 Hp
= 3283.750277 HP

o Menghitung Wake Friction (w)


Pada perencanaan ini digunakan single screw propeller sehingga nilai
w = 0,5 Cb – 0,05
= 0,5 x 0,76 – 0,05
= 0,33

o Menghitung Thrust Deduction Factor (t)


Nilai t dapat dicari dari nilai w yang telah diketahui
t = k x w , nilai k antara 0,7 – 0,9 (untuk kemudi streamline biasa)
= 0,76 x 0,30
= 0,22

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

o Menghitung Efisiensi Propulsif


a. Efisiensi Relatif Rotatif (ηrr)
Harga ηrr untuk kapal dengan propeller single screw berkisar 1.02 –
1.05. Pada perencanaan propeller dan tabung poros propeller ini
diambil harga ηrr sebesar 1,02.

b. Efisiensi Propulsi (ηp)


Nilainya antara 50 – 70 % dan di dalam perencanaan ini diambil
60% = 0,60.

c. Efisiensi Lambung (ηH)


(ηH) = ( 1-t ) / ( 1-w )
= ( 1 – 0,21 ) / ( 1 – 0,3)
= 1,128

d. Coeficient Propulsif (ηp)


(ηp) = ηrr x ηo x ηs x ηH
= 1,02 x 0,9985 x 0,6 x 1,129
= 0,689

o Menghitung Daya Pada Tabung Poros Buritan Baling-baling (DHP)


Daya pada tabung poros baling-baling dihitung dari perbandingan antara
daya efektif dengan koefisien propulsif, yaitu :
DHP = EHP / ηp
= 937,83 kW / 0,693
= 1359,87 kW

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

= 1823,62 Hp

o Menghitung Daya Pada Poros Baling-baling (SHP)


Untuk kapal dengan kamar mesing terletak dibagian belakang akan
mengalami losses sebesar 2 % , sedangkan pada kapal yang kamar
mesinnya terletak pada bagian midship mengalami losses sebesar 3 %.
Pada perencanaan ini kamar mesin terletak pada bagian belakang sehingga
mengalami losses atau efisiensi transmisi poros (ηsηb) sebesar 0,98.
SHP = DHP / ηsηb ηsηb = (100-2) % = 0,98
= 1359,87 kW / 0,98
= 1387,63 kW
= 1860,81 Hp

o Menghitung Daya Penggerak Utama yang Diperlukan


a. BHPscr
Adanya pengaruh efisiensi roda sistem gigi transmisi (ηG), pada
perencanaan ini memakai sistem roda gigi reduksi tunggal atau single
reduction gears dengan losses 2 % untuk arah maju sehingga ηG =
0,98.
BHPscr = SHP / ηG
= 1387,63 kW / 0,98
= 1415,94 kW
= 1898,78 HP

b. BHPmcr
Daya keluaran pada kondisi maksimum dari motor induk, dimana besarnya
daya BHPscr.
BHPmcr = BHPscr / 0,85
= 1415,94 kW / 0,85
= 1665,822 kW

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014


DESAIN SISTEM PERMESINAN 1
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

= 2233,90 HP

o Data Mesin Utama


Dari perhitungan daya mesin, kita dapat menentukan mesin yang
akan digunakan pada kapal yang telah dirancang. Adapun data mesin
yang sesuai dengan penentuan daya diatas yaitu :
» Merek Mesin = CATERPILLAR M 32 E
» Daya Mesin = 3300 KW
= 4425,37 HP
» Bore = 320 mm
» Stroke = 460 mm
» Berat Mesin = 41,6 ton
» Speed = 720 rpm
» Lenght = 5936 mm
» Width = 2368 mm
» Height = 2784 mm

MUH. AIDIL HIKMA / D331 16 014

Anda mungkin juga menyukai