Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SISTEM PROPULSI ELEKTRIK

oleh :
MARDIYANSYAH
D331 14 007

Teknik Sistem Perkapalan

JURUSAN PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
SISTEM
1. Definisi Sistem
2. Elemen Sistem
PROPULSI
SISTEM PROPULSI
ELEKTRIK
SISTEM PROPULSI ELEKTRIK
SEJARAH PERKEMBANGAN PROPULSI
MACAM MACAM SISTEM PROPULSI

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
Propeller adalah salah satu tipe propulsor yang paling banyak digunakan pada
kapal. Banyak sekali pengembangan-pengembangan dan penelitian mengenai propeller.
Yang awalnya hanya berupa fix pitch propeller yaitu propeller dengan derajat pitch yang
sudah paten/tidak bisa dirubah hingga dikembangkan sampai mampu dirubah dengan
sistem hidrolik. Ada juga tetap dengan menggunakan fix pitch propeller namun dapat
diarahkan seperti kipas angin di rumah yang bergerak mengarahkan anginnya ke kanan dan
ke kiri, bahkan mampu berputar hingga 360 o, dengan kata lain tidak membutuhkan lagi
daun kemudi untuk manuver kapal.
Pada zaman sekarang ini masih kurangnya suatu sistem propulsi listrik yang
dioperasikan di kapal, walaupun sebenarnya Sistem Propulsi Elektrik mempunyai efisiensi
energi yang tinggi dengan memanfaatkan energi terbarukan seperti tenaga air, tenaga
gelombang, tenaga surya dan lain sebagainya. Bukan hanya itu Sistem propulsi elektrik
juga tidak terlalu memcemari laut karena dalam operasionalnya yang tidak menggunakan
diesel. Sehingga pada kesempatan kali ini, saya akan membuat makalah tentang Sistem
Propulsi Elektrik.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa lain dalam hal mengenai
tentang Propulsi lebih dalam terkhusus Sistem Propulsi Elektrik Penulis juga merasa tidak
pernah luput dari kesalahan, karena manusia adalah tempatnya salah dan kebenaran
hanyalah milik Allah SWT.

Gowa, 15 September 2016


Penulis

BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM
1. Definisi Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systma) dan bahasa Yunani (sustma) adalah
suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini
sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana
suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang
berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya
seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain
seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara di mana yang
berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum
diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak
bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum,
sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.
Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu
dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.Secara
sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,
komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama
lain, dan terpadu. Dari defenisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara
umum, yaitu :

Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur.


Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.
Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

Menurut Etimologi istilah sistem berasal dari bahasa Yunani, System yang artinya
himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan
bersama.
Dari pengertian diatas dapat kami simpulkan bahwa pengertian sistem adalah suatu
kesatuan yang terdiri atas beberapa komponen atau elemen yang saling berhubungan atau
saling terikat satu sama lain yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama.
2. Elemen Sistem

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan,
proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan.
Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :
Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak.
Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem
menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem
yang lain berbeda.
Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan
selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud
(tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah
bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya
permintaan jasa pelanggan).
Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari
masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan
produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan
atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit,
proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi,
keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
Batas
Batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem
(lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan
sistem. Sebagai contoh, tim sepak bola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan
kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian
pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah
sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai
contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi
keterbatasan dana.
Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan


umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk
mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar
sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
7. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan bisa
berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan
sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan
supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan
tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

PROPULSI
Propulsi dari bahasa Latin Pro yang berarti maju dan Peller yang berarti
menggerakkan.
Sistem Propulsi adalah sistem yang menggerakkan benda ke depan, mempunyai gaya
dorong atau Thrust ( Hukum III Newton: aksi-reaksi).
Definisi dari Propulsi Definisi menurut kamus ekabahasa resmi Bahasa
Indonesia definisi dari Propulsi adalah pro.pul.si yakni Nomina (kata benda) Istilah fisika :
(1) perbuatan atau cara mendorong; (2) pendorong; penggerak

SISTEM PROPULSI
Sistem Propulsi adalah rangkaian sistem pada kapal yang digunakan untuk

menggerakkan suatu kapal. Dalam operasinya di laut, suatu kapal harus memiliki
kemampuan untuk mempertahankan kecepatan dinas (Vs) seperti yang direncanakan. Hal
ini mempunyai arti bahwa, kapal haruslah mempunyai rancangan sistem propulsi
(penggerak) yang dapat mengatasi keseluruhan gaya-gaya hambat (total resistance) yang
terjadi agar memenuhi standar kecepatan dinasnya. Secara umum, Sistem Propulsi Kapal
terdiri dari 3 (tiga) komponen utama, antara lain : (a) Motor Penggerak Utama (main
engine); (b) Sistem Transmisi; dan (c) Alat Gerak (propulsor). Ketiga komponen utama ini
merupakan suatu kesatuan yang didalam proses perencanaannya tidak dapat ditinjau secara
terpisah.

ELEKTRIK
Definisi dari Elektrik menurut kamus ekabahasa resmi Bahasa Indonesia definisi
dari Elektrik adalah listrik. Definisi Kata Elektrik elek.trik Nomina (kata benda) listrik
Itulah definisi dari Elektrik. Kesimpulannya kata elektrik berarti hal-hal yang mempunyai

sifat kelistrikan. Jangan tanya sifat kelistrikan, karena akan dijawab sederhana dengan
membayangkan saja sesuatu yang bisa nyetrum.

SISTEM PROPULSI ELEKTRIK


Pada mulanya Electric-propulsion merupakan sebuah alternatif penggerak utama
kapal yang sangat mahal dan kurang effisien. Hal ini terutama disebabkan oleh penggunaan
konstruksi motor DC yang besar dan berat. Kapal harus memiliki dua sistem elektrik yang
terpisah, satu untuk melayani penggerak utama dan satunya untuk melayani permesinan
bantu. Berkaitan dengan perkembangan yang pesat dari penerapan teknologi elektronika
dan komputer, penerapan dari sistem DC ke sistem AC, perkembangan kehandalan mesin,
marinisasi system elektronika, dan yang terpenting adalah perkembangan Thyristorconverter, sehingga sekarang ini memungkinkan untuk memperlengkapi sebuah kapal
dengan sistem elektrik dengan kapasitas tenaga yang tak terbatas berdasarkan konsep
Power-station.
Sistem propulsi listrik sendiri mempunyai banyak keuntungan utama dibandingkan
sistem propulsi lain. Keuntungan sistem ini adalah investasi awal yang tidak terlalu besar,
menghemat tempat, lebih ringan dan sedikit kehilangan power pada sistem transmisi
dibandingkan dengan sistem propulsi tipe lain. Hubungan elektrik antara generator dan
motor propulsi lebih leluasa dalam penempatan peralatan di ruangan jika dibandingkan
dengan sistem propulsi yang lain. Selain itu dapat menggunakan berbagai penggerak utama
seperti diesel, turbin gas, turbin uap, dan hasil keluarannya dapat lebih mudah digabung
dibandingkan dengan sistem mekanik. Untuk tipe penggerak mula tidak langsung,
penggerak elektrik mempunyai keuntungan dapat membalikkan putaran propeller dengan
relatif lebih mudah kontrolnya. Dalam beberapa kasus yang masih dalam tahap
pengembangan, power yang dibutuhkan oleh propeller dengan menggunakan beberapa
penggerak mula dengan tipe medium dan high speed, sistem penggerak elektrik mampu
memecahkan persoalan ini tanpa menggunakan kopling mekanik.
Di Asia sistim propulsi elektrik di dominasi oleh Jepang , sedangkan Jerman
dengan berbagai macam produk motor listriknya memenangkan lomba-lomba di daerah
Eropa, sementara beberapa produk unggulan di Amerika Serikat memang tetap memiliki
ketenaran yang tersendiri.
SEJARAH PERKEMBANGAN PROPULSI
Awal sejarah perkembangan tentang alat gerak kapal mungkin dapat ditarik jauh
hingga kisaran 287 212 SM yang mana seorang Archimedes menemukan piranti untuk
memindahkan air dari danau ke saluran irigasi pertanian Syiracuse di Sicily. Alat ini
kemudian dikenal dengan sebutan Archimedean Screw Pumps. Adapun bentuk dari
Archimedean Screw Pump adalah seperti yang diilustrasikan seperti Gambar 8

gambar 1- archimedes screw

Beberapa tahun kemudian di tahun 1661, Toogood dan Hayes mematenkan


temuannya yang mana prinsip screw sebagai propeller. Selanjutnya, Hooke di tahun 1680
menyarankan untuk menggunakan Archimedean screw pada sistem penggerak kapal (ship
propulsion).

gambar 2- ide baling-baling

Pada tahun 1839, Smith melengkapi kapal buatannya yang berbobot 237 ton,
dengan Archimedes screw props, yang mana hasilnya sukses luar biasa dan hal ini
kemudian menggeser aplikasi dari Paddle propulsion systems ke Screw propulsion system.
Perkembangan dari steam engines (1840-1850) telah memberikan kontribusi untuk
penggunaan screw propellers secara efektif. Di tahun 1845, kapal Great Britain adalah
kapal dengan screw propeller pertama yang melintasi lautan Atlantic. Selanjutnya, pada
tahun 1880, Thornycroft telah merancang propellers yang bentuknya sama dengan
propellers saat ini.
Selanjutnya mulai tahun 1880 hingga 1970, bentuk dasar dari propeller tidak
banyak mengalami perubahan. Baru kemudian di era 1970 hingga 1990 an, dimana terjadi
kondisi Fuel crisis dan pertimbangan-pertimbangan terhadap environmental effects
(misalnya ; low noise, vibrations dan emissions) telah memberikan impact pada rancangan

bentuk propeller dan stern configurations, yang mana juga membawa pada perkembangan
mengenai unconventional propellers.

MACAM MACAM SISTEM PROPULSI


Fixed Pitch Propellers (FPP)
Baling-baling jenis ini secara tradisi telah membentuk basis produksinya
Baling-baling ini secara umum telah memenuhi proporsi yang tepat terutama jenis
rancangan dan ukurannya, baik itu untuk baling-baling perahu motor yang kecil
hingga untuk kapal muatan curah hingga kapal tangki yang berukuran besar
FPP ini adalah mudah untuk membuatnya

D
u

cte

Propeller
Baling-baling Ducted terdiri dari dua komponen, yaitu :

Saluran pipa (Duct) berbentuk seperti gelang yangmana mempunyai potongan

melintang berbentuk aerofoil, dan


Baling-baling
Keberadaan saluran pipa (duct) akan mengurangi gaya-gaya tekanan yang
menginduced pada lambung kapal. Baling-baling jenis ini dikenal dengan sebutan Kort
Nozzles, melalui pengenalan Kort Propulsion Companys sebagai pemegang Hak Paten
dan asosiasi dari jenis baling-baling ini. Efisiensi Baling-Baling ditingkatkan tergantung
atas beban baling-baling.

Contra-rotating propellers
Baling-baling jenis ini mempunyai dua-coaxial propellers yang dipasang dalam
satu sumbu poros, secara tersusun satu didepan yang lainnya dan berputar saling
berlawanan arah. Baling-baling ini memiliki keuntungan hidrodinamis terhadap
permasalahan penyelamatan energi rotasional slip stream yang mungkin akan hilang
bilamana menggunakan sistem single screw propeller yang konventional. Energi yang
dapat diselamatkan sekitar 15% dari dayanya.
Baling-baling jenis ini biasanya
diaplikasikan pada small outboard units yang
beroperasi pada putaran 1500 sampai dengan
2000 RPM. Untuk aplikasi pada kapalkapal yang
berukuran relatif besar terdapat permasalahan
teknis yang terkait dengan sistem perporosan
yang relatif mempunyai ukuran lebih panjang.

Overlapping Propellers
Konsep dari baling-baling ini adalah dua propeller
tidak dipasang/diikat secara coaxially, tapi masing-masing
propeller memiliki sumbu poros pada sistem perporosan yang
terpisah. Sistem ini dalam prakteknya, adalah sangat jarang
diaplikasikan.
Meskipun efisiensi propulsi dari sistem ini adalah
lebih tinggi dari single screw propeller, namun sistem ini
sangat berpengaruh terhadap besarnya tingkat getaran dan
kavitasi yang ditimbulkan

Controllable Pitch Propellers (CPP)

Pemilihan dalam aplikasi baling-baling CPP dibandingkan dengan penerapan FPP,


adalah disebabkan oleh kebutuhan yang lebih tinggi untuk pengaturan dalam operasional
yang harus lebih fleksibel dari pada kebutuhan efisiensi propulsi pada saat kondisi servis.

Baling-baling CPP menyediakan ekstra dalam tingkat derajad kebebasan melalui


kemampuan perubahan pitch dari daun baling-balingnya. Hal ini khususnya untuk kapalkapal jenis ferries, tugs, trawlers, dan fisheries yang membutuhkan kemampuan
manouever (olah-gerak) lebih tinggi.
Namun demikian, biaya manufaktur sangat tinggi serta kebutuhan biaya untuk
perawatan dan perbaikan juga relatif tinggi.

Waterjet Propulsion System


Sistem propulsi waterjet telah menjawab tentang kebutuhan akan aplikasi sistem
propulsi untuk variasi dari small high speed crafts, meski sesungguhnya juga banyak kita
jumpai aplikasi sistem propulsi ini pada kapal-kapal yang berukuran relatif besar.
Prinsip operasi dari waterjet yaitu air dihisap melalui sistem ducting oleh internal
pump yang mana terjadi penambahan energi pada air. Kemudian, air tersebut di semprotkan
ke belakang dengan kecepatan yang tinggi. Gaya dorong (Thrust) yang dihasilkan
merupakan hasil dari penambahan momentum yang diberikan ke air. Sistem propulsi
Waterjet memiliki kemampuan untuk meningkatkan olah-gerak kapal.

Cycloidal Propellers
Sistem Cycloidal Propellers adalah juga dikenal dengan sebutan baling-baling
poros vertikal meliputi satu set verically mounted vanes, enam atau delapan dalam jumlah,
berputar pada suatu cakram horisontal.

Sistem ini mempunyai keuntungan yang pantas dipertimbangkan ketika


kemampuan olah gerak dalam mempertahankan posisi stasiun kapal merupakan faktor
penting pada perencanaan kapal. Dengan aplikasi propulsor jenis ini, maka instalasi
kemudi yang terpisah pada kapal sudah tidaklah diperlukan.
Sistem memperlengkapi dengan rangka pengaman untuk membantu melindungi
propulsor tersebut dari kerusakan-kerusakan yang di sebabkan oleh sumber eksternal.

Paddle Wheels (Roda Pedal)


Seperti namanya, maka Paddle Wheels ini adalah suatu roda yang pada bagian
diameter luarnya terdapat sejumlah bilah/sudu-sudu yang berfungsi untuk memperoleh
momentum geraknya. Ini adalah salah satu tipe propulsors mekanik yang aplikasinya
sudah jarang ditemui saat ini.
Kelemahan teknis dari propulsors ini adalah terletak pada adanya penambahan /
perubahan lebar kapal sebagai konsekuensi terhadap penempatan kedua roda pedal di sisi
sebelah kiri dan kanan dari badan kapal. Selain itu, keberadaan instalasi roda pedal adalah
relatif berat bila dibandingkan dengan screw propeller.
Secara umum aplikasi roda pedal membawa konsekuensi juga terhadap berat
instalasi motor penggerak kapal. Kemudian paddle-wheels ini juga rentan terhadap gerakan
rolling kapal, yang mana akan menyebabkan ketidak-seimbangan momentum gerak yang
dihasilkan. Aplikasi yang tepat dari roda pedal ini adalah untuk perairan yang tenang,
seperti danau, sungai dan pantai.

Super-Conducting Electric Propulsion


Pada sistem ini tidak perlu disediakan propulsors (alat gerak kapal),
seperti misalnya screw propellers ataupun paddle-wheels. Prinsip dasarnya adalah
merupakan electromagnetic propulsion, yang mana dihasilkan dari interaksi
antara fixed coil didalam badan kapal dan arus listrik yang dilewatkan melalui
air laut oleh elektrode-elektrode yang tempatkan pada bagian dasar (bottom) dari
lambung kapal.
Gaya yang dihasilkan secara orthogonal terhadap medan magnet dan arus
listrik, adalah merupakan hasil dari Flemings right-hand rule. Jenis Propulsion
ini mampu menekan tingkat noise dan vibration akibat propulsi hidrodinamik,
sehingga hal ini menjadikan pertimbangan tersendiri untuk aplikasi pada kapalkapal angkatan laut.
Satu dari masalah utama yang terjadi pada sistem propulsi ini adalah
kesulitan- kesulitan teknis untuk menjaga superconducting coil di zero resistance
property, yang mana hal tersebut dibutuhkan untuk menjaga temperatur
Liquid Helium hingga
mencapai
0
-268 C.

Gambar 1.12 Superconducting Electric Propulsion

Azimuth
System

Podded

Propulsion

Jenis propulsion system ini memiliki tingkat olah-gerak kapal dan efisiensi yang
tinggi, demikian juga dengan tingkat noise dan cavitation yang relatif
rendah. Saat ini pengguna
kapal-kapal

cruise

terbanyak

dari sistem

liner. Pengenalan

teknologi

pod units ini adalah


pada

aplikasi

Pod

Propulsion ini akan membawa perubahan untuk penempatan unit propulsi,


yang sedemikian hingga tanpa perlu lagi mempertimbangkan susunan shaft atau
space untuk

motor

penggerak.

Tentu

saja, hal ini akan memberikan

kesempatan-kesempatan baru kepada designers kapal untuk membuat rancangan


ultimate hullform.

Gambar 1.13 Azimuth Podded Propulsion System

KESIMPULAN

Sistem Propulsi Elektrik merupakan salah satu sistem


propulsi pada kapal yang menggunakan listrik sebagai
pembangkit dayanya, yang memiliki keuntungan dibandingkan
dengan sistem propulsi lainnya. Dimana hubungan elektrik
antara generator dan motor propulsi lebih leluasa dalam
penempatan peralatan di ruangan jika dibandingkan dengan
sistem propulsi yang lain. Selain itu dapat menggunakan
berbagai penggerak utama seperti diesel, turbin gas, turbin
uap, dan hasil keluarannya dapat lebih mudah digabung
dibandingkan dengan sistem mekanik.

DAFTAR PUSTAKA
http://makalah-update.blogspot.co.id/2012/11/makalah-sistem-informasi-manajemen.html
http://sahirulalam.blogspot.co.id/2012/06/elektro-elektrik-dan-elektronika.html
Manetsch dan Park(1979) dikutip dalam Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem:
Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. Jilid Satu. IPB Press, Bogor.
Dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yang saya akses online di www.kbbi.web.id :

KOMPONEN KOMPONEN PROPULSI


Dalam operasinya di laut, suatu kapal harus memiliki kemampuan untuk
mempertahankan kecepatan dinas (Vs) seperti yang direncanakan. Hal ini
mempunyai arti bahwa, kapal haruslah mempunyai rancangan sistem
propulsi (penggerak) yang dapat mengatasi keseluruhan gaya-gaya hambat
(total resistance) yang terjadi agar memenuhi standar kecepatan dinasnya.

Secara umum, Sistem Propulsi Kapal terdiri dari 3 (tiga) komponen utama,
antara lain : (a) Motor Penggerak Utama (main engine); (b) Sistem Transmisi;
dan (c) Alat Gerak (propulsor). Ketiga komponen utama ini merupakan
suatu kesatuan yang didalam proses perencanaannya tidak dapat ditinjau
secara terpisah. Kesalahan didalam perancangan, akan membawa
konsekuensi yang sangat besar terhadap kondisi-kondisi sebagai berikut ;
1. Tidak tercapainya kecepatan dinas kapal yang direncanakan.
2. Fuel oil consumption yang tidak efisien.
3. Turunnya nilai ekonomis dari kapal tersebut.
4. Pengaruh pada tingkat vibrasi yang terjadi pada badan kapal, dsb.

Konfigurasi dari ketiga komponen utama sistem propulsi ini sangat dipengaruhi
oleh rancangan fungsi kapal itu sendiri, serta bagaimana misi yang harus
dijalankan dalam operasionalnya di laut. Sebagai contoh, kapal ikan
(Trawlers/fishing vessels) pada umumnya memiliki 3 (tiga) pola operasional di
laut, yaitu : (a) Pencarian ikan; Kapal ikan sedang mencari posisi
gerombolan ikan yang ada di lingkungan sekitarnya/terdekat, biasanya
kapal beroperasi dengan kecepatan servis berkisar 8 12 knots, (b)
Pengejaran ikan; Kapal ikan bergerak lebih cepat menuju titik posisi fishing
Setelah faktor penentu sudah diketahui, maka perancangan sistem propulsi
dapat dimulai dari elemen-elemen penting yang ada pada sistem propulsi,
diantaranya yaitu :
1. Motor penggerak utama (Main Engine)
2. Sistem Transmisi
3. Propulsor (Alat Gerak Kapal)

2.4.1.

Motor penggerak utama (Main Engine)

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan motor


penggerak utama (main engine), diataranya yaitu :
1. Tipe, jenis, misi, dan kondisi operasional kapal.
2. Kriteria spesifikasi main engine baik daya, putaran, tipe
mesin, berat, dimensi, dan konsumsi bahan bakar
Sesuai dengan tipe kapal yang dikaji yaitu large passanger ship (kapal pesiar),
kapal penumpang yang memiliki dimensi besar dan memiliki waktu beroperasi
yang lama, maka secara teknis main engine dapat ditentukan yaitu dengan
menggunakan motor penggerak tipe internal combusion engine atau
diesel engine, yang memiliki beberapa keuntungan, diantaranya yaitu :
1. Biaya pengoperasian lebih ekonomis karena harga bahan
bakar lebih murah.
2. Thermal efficiency tinggi (motor bensin adalah 20-30% dan
motor diesel adalah 3035%).
3. Dapat menghasilkan tenaga yangbesar pada putaran
rendah.

2.4.2.

Sistem transmisi

Sistem transmisi berfungsi untuk konversi dari mesin menjadi torsi dan
kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi
ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih
bertenaga, atau sebaliknya. Tentu yang perlu diperhatikan adalah dalam kerja
penggerak kapal ini tidak terlalu besar kehilangan daya yang terjadi.

2.4.3.

Propulsor

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan propulsor (alat
gerak), diataranya yaitu :
1. Tipe, jenis, misi, dan kondisi operasional kapal.
2. Spesifikasi propeller baik diameter propeller, jumlah
daun, pitch, dan efisiensi dari propeller tersebut
Dalam menentukan sistem penggerak utama tersebut seorang marine
engineer harus memertimbangkan berbagai kombinasi dari permesinan.
Perancangan sistem propulsi yang sering di jumpai pada kapal cepat adalah
dengan memberikan sudut ke bawah pada propeller, selain untuk memberikan
jarak antara propeller dan lambung kapal hal ini juga bertujuan untuk
memberikan daya angkat yang lebih kepada kapal agar tahanan atau badan
kapal yang tercelup air menjadi berkurang sehingga pada kecepatan tinggi
akan menaikan kecepatan dari kapal tersebut. Namun penerapan sudut ini
harus memperhatikan aturan instalasi mesin induk.

(a)
SEJARAH
PROPULSORS
Awal

sejarah

PERKEMBANGAN

perkembangan

tentang alat gerak kapal mungkin


dapat ditarik jauh hingga kisaran
287 212 SM yang mana seorang
Archimedes menemukan

piranti

untuk memindahkan air dari danau


ke

saluran

Syiracuse

irigasi
di

pertanian

Sicily. Alat ini

kemudian dikenal dengan sebutan


Archimedean
Adapun

Screw

Pumps.

bentuk

dari

Archimedean
Screw
yang

Pump

adalah

diilustrasikan seperti Gambar


1.1.

seperti
Gambar 1.1 Archimedean Screw
Pump

Kemudian di Abad ke XV-an, seorang bernama Leonardo da Vinci (1452-1519)


telah membuat sketsa teknis tentang prinsip-prinsip ulir (screw principle) seperti
yang digunakan sebagai helicopter rotor. Beberapa tahun kemudian di tahun
1661, Toogood dan Hayes dari Britain telah mematenkan (claimed patent)
temuannya

yang

mana prinsip screw menggunakan helical surfaces

(Archimedean screws) sebagai propeller. Selanjutnya, seorang ahli fisika dari


Inggris yang bernama Hooke di tahun 1680 menyarankan untuk menggunakan
Archimedean screw pada sistem penggerak kapal
(ship
propulsion).

Gambar 1.2 Ide Baling-baling Leonardo Da Vinci


Selanjutnya di sekitar tahun 1802-04, pak C. Steves seorang berkebangsaan
Amerika telah menggunakan screw propeller yang mana bentuknya mirip
dengan screw propeller sekarang ini untuk menggerakkan twin screw steamer
dengan ukuran panjang
7.5 meter. Di tahun 1828, pak R. Wilson seorang petani dari skotlandia telah
sukses mendemonstrasikan prinsip-prinsip screw propeller.
Pada tahun 1836, seorang petani dari Inggris yang bernama pak P. Smith
telah menerapkan secara praktis untuk yang pertama kali. Dia menggunakan
single bladed screw yang terbuat dari kayu yang mana dapat berputar secara dua
arah. Di tahun yang sama 1836, pak J. Ericsson, seorang ahli teknik dari

Swedia mengembangkan fore runner of contrarotating propeller (dua roda


dengan tiga daun helicoidal berputar

dengan arah yang berlawanan). Pada tahun 1839, pak Smith melengkapi kapalnya
yang berbobot 237 ton, dengan Archimedes screw props, yang mana hasilnya
sukses luar biasa dan hal ini kemudian menggeser aplikasi dari Paddle
propulsion systems ke
Screw
system.

propulsion

Gambar 1.3 Baling-baling Ericsson, Fore Runner Contrarotating


Propeller
Perkembangan dari steam engines (1840-1850) telah memberikan kontribusi
untuk penggunaan screw propellers secara efektif. Di tahun 1845, kapal Great
Britain adalah kapal dengan screw propeller pertama yang melintasi lautan
Atlantic. Selanjutnya, pada tahun

1880,

Thornycroft

telah

merancang

propellers yang bentuknya sama dengan


propellers
ini.

saat

Gambar 1.4 Baling-baling dengan prinsip ulir dari Smith

P a g e | 24

Selanjutnya mulai tahun 1880 hingga 1970, bentuk dasar dari propeller tidak
banyak mengalami perubahan. Baru kemudian di era 1970 hingga 1990an,
dimana terjadi kondisi Fuel crisis dan pertimbangan-pertimbangan terhadap
environmental effects (misalnya ; low noise, vibrations dan emissions)
telah

memberikan

impact

pada rancangan bentuk propeller dan stern

configurations, yang mana juga membawa pada perkembangan mengenai


unconventional propellers.

|PENGENALAN

Anda mungkin juga menyukai