Anda di halaman 1dari 5

1.

Proses Perapian Terbuka Siemens


Proses perapian terbuka ditemukan oleh Sir William Siemens segera
setelah proses Bessemer ditemukan. Tungku membutuhkan pemanasan luar
dengan membakar gas atau minyak di udara. Besi mentah cair dimasukkan ke
dalam perapian yang dangkal, dan pengotornya dioksidasi oleh udara. Lapisan
tungku adalah asam atau basa bergantung pada pengotor di besi mentah. Proses
ini menggantikan proses Bessemer di banyak tempat.

Gambar 1. Tungku perapian terbuka (Sumber: Encyclopædia Britannica, Inc)


Dalam proses ini gas alam digunakan sebagai bahan bakar dan
dipanaskan sebelum pembakaran dilakukan. Tungku diisi dengan besi mentah
cair, skrap baja, batu kapur, dsb. Tungku itu sendiri terbuat dari bahan yang
sangat tahan api seperti batu bata magnesit untuk perapian dan atap. Campuran
akan dilebur bersama dalam tungku, sementara karbon dan kotoran akan
dioksidasi. Oksidasi dihasilkan oleh oksigen yang ada dalam oksida besi dari
besi mentah. Selanjutnya karbon, mangan, dan elemen lainnya ditambahkan
untuk menghilangkan oksida besi dan memberikan komposisi kimia yang
diperlukan.
Kelemahannya yakni proses perapian terbuka lambat dan butuh sekitar
10 jam untuk mengkonversi 350 ton. Karena alasan ini, belakangan ini telah
diganti oleh proses oksigen dasar.
Kelebihan:
 Karena proses berlangsung lambat, kontrolnya mudah.
 Kualitas baja yang lebih baik dapat diproduksi,
 Komposisi dan suhu dapat dengan mudah dikendalikan.
 Karena tidak ada ledakan udara yang dilewati, maka sangat sedikit baja
yang hilang.
 Baja dapat langsung diperoleh dengan menggunakan bijih besi tua.
 Tungku perapian terbuka mampu menghasilkan baja dalam jumlah besar,
menangani 150-300 ton dalam satu lelehan. Teknik ini merupakan teknik
pembuatan baja yang selama sebagian besar abad ke-20 merupakan
bagian utama dari semua baja yang dibuat di dunia.
Meskipun proses perapian terbuka telah hampir sepenuhnya digantikan
di sebagian besar negara industri dengan proses oksigen dasar dan tungku busur
listrik, namun ia telah menyumbang sekitar seperenam dari semua baja yang
diproduksi di seluruh dunia.
2. Tungku Busur Listrik Siemens
Siemens juga mematenkan tungku busur listrik pada tahun 1878. Panas
akan disediakan baik dengan memiliki busur listrik tepat di atas logam, atau
dengan melewatkan arus listrik melalui logam. Proses ini masih digunakan
untuk menghasilkan paduan baja dan baja berkualitas tinggi lainnya.
Siemens pertama kali mendemonstrasikan tungku busur tersebut di Paris
Exposition dengan melebur besi dalam cawan lebur. Dalam tungku ini, elektroda
karbon yang ditempatkan secara horizontal menghasilkan busur listrik di atas
wadah logam. Tungku busur komersial pertama di Amerika Serikat dipasang
pada tahun 1906; itu memiliki kapasitas empat ton dan dilengkapi dengan dua
elektroda.
Gambar 2. Tungku busur listrik (Sumber: Encyclopædia Britannica, Inc)
Baja tahan karat biasanya mengandung 12-15% Ni, tetapi yang
digunakan untuk peralatan makan mungkin mengandung 20% Cr dan 10% Ni.
Baja pemotongan kecepatan tinggi yang digunakan sebagai ujung tombak pada
mesin bubut mungkin mengandung 18% W dan 5% Cr. Paduan dengan 0,4-
1,6% Mn menghasilkan baja dengan kekuatan tarik tinggi. Baja Hadfield, yang
sangat tangguh dan digunakan untuk mesin pemecah batu dan excavator,
mengandung sekitar 13% Ma dan 1,25% C. Baja pegas mengandung 2,5% Si.
Kelebihannya yakni kapasitas produksi bisa mencapai 400 ton, dapat
menghasilkan baja berkualitas tinggi, energi yang dikeluarkan busur listrik
terhadap logam bahan baku sangant besar, menyebabkan terjadinya okisdasi
besar pada logam cair. Hal ini menyebabkan karbon yang terkandung di dalam
logam bahan baku teroksidasi sehingga kadar karbon dalam logam tersebut
menjadi berkurang (Sulistyo dkk, 2006).
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Proses ekstraksi besi yakni besi diekstraksi dari oksida dalam blast furnace.
Blast furnace sendiri merupakan suatu tungku yang membentuk silinder,
dilengkapi dengan bata api. Proses tersebut berjalan terus menerus berdasarkan
prinsip arus balik. Pada tungku diisi dengan bijih besi, zat pereduksi (kokas) dan
zat pembentuk terak (kalsium karbonat). Reaksi yang terlibat beruntun hingga
terbentuk besi.
2. Proses pembuatan baja dilakukan dengan cara menghilangkan
sebagian besar C dan kotoran lainnya dari besi kasar. Prosesnya
melibatkan peleburan, dan pengoksidasi C, Si, Mn dan P dalam
besi kasar sehingga kotoran dikeluarkan sebagai gas atau
diubah menjadi terak. Ada beberapa jenis proses pembuatan
baja yakni proses puddling, proses bessemer dan Thomas, proses
perapian terbuka Siemens, tungku busur listrik Siemens dan proses oksigen
dasar. Reaksi-reaksi yang terlibat pun beragam.

3.2 Saran
Diperlukan lebih banyak lagi sumber yang relevan tentang proses ekstraksi
besi dan reaksi-reaksi yang terlibat di dalamnya serta proses pembuatan baja dan
reaksi-reaksi yang terlibat di dalamnya untuk makalah ini. Kami tentunya masih
menyadari jika makalah di atas masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca agar
dalam penulisan makalah di kemudian hari menjadi lebih baik.

Sumber
Eyres, D. J., & Bruce, G. J. 2012. Steels Ship Construction. 45–
52. doi:10.1016/b978-0-08-097239-8.00005-2.
Lee J. D. 1991. Concise Inorganic Chemistry. 4th Edition. London: Chapman
and Hall.
Sheffer, Chelsey Parrott. Electric furnace.
https://www.britannica.com/technology/electric-furnace. Diakses pada 20 Maret
2020 Pukul 09.10 WIB.
Sheffer, Chelsey Parrott. Open Hearth Process.
https://www.britannica.com/technology/open-hearth-process. Diakses pada 20
Maret 2020 Pukul 09.30 WIB.
Sulistyo, Budi. dkk. 2006. Rancang Bangun dan Uji Fungsi Penggerak
Elektroda Pemanas Busur Listrik Pada Pembuatan Zirkon Karbida.
Yogyakarta: Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN.

Anda mungkin juga menyukai