“VOLTAMETRI”
Disusun oleh:
Fianti Damayanti / 17030234019
KIMIA A 2017
PRODI KIMIA NON PENDIDIKAN
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis kimia diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan untuk
memeriksa atau menentukan kandungan dari suatu sampel dengan tujuan
tertentu. Rangkaian pekerjaan tersebut dapat berupa penentuan kadar suatu
komponen, komposisi, struktur, sifat fisis, sifat kimia, fungsi senyawa, dsb.
Secara umum analisis kimia dibagi menjadi dua bagian, yaitu analisis kimia
kualitatif dan analisis kimia kuantitatif. Analisis kualitatif memberikan
indikasi identitas spesies kimia di dalam sampel. Sedangkan analisis
kuantitatif menentukan jumlah komponen tertentu dalam suatu zat.
Dalam suatu pengerjaan analisis kimia tentu diperlukan suatu
instrumen (peralatan) untuk menunjang keperluan analisa. Menurut teknik
dan instrumennya, analisis kimia dibagi menjadi dua, yaitu analisis
konvensional (tradisional) dan analisis instrumental (modern). Analisis
konvensional adalah suatu teknik analisa menggunakan alat-alat
konvensional, misalnya pada salah satu contoh metode analisis titrimetri yang
menggunakan peralatan gelas kaca. Sedangkan analisis instrumental adalah
suatu teknik analisa menggunakan peralatan canggih dan modern misalnya
titrimetri secara konduktometris serta voltametri.
Voltametri merupakan salah satu teknik dalam analisis elektrokimia.
Voltametri adalah suatu elektrolisis dimana arus direkam sebagai suatu fungsi
potensial elektroda kerja. Voltametri merupakan elektrolisis dalam ukuran
mikroskala dengan menggunakan mikro elektroda kerja, disebut juga teknik
arus voltase. Potensial dari mikro elektroda kerja divariasikan dan arus yang
dihasilkan dicetak sebagai fungsi dari poetnsial. Hasil cetakan ini disebut
voltamograf. Voltametri berkembang pesat dibanding metode analisis lain,
hal ini dikarenakan kelebihan dalam sensitifitas, selektifitas, kesederhanaan
dan kemudahan penganalisisan (Haryadi, 1993).
Sistem voltametri ada yang disebut dengan siklik voltametri.
Voltametri ini merupakan teknik voltametri dimana arus diukur selama
penyapuan potensial dari potensial awal ke potensial akhir dan kembali lagi
potensial awal atau disebut juga penyapuan (scanning) dapat dibalik kembali
setelah reduksi berlangsung. Dengan demikian arus katodik maupun anodik
dapat terukur. Arus katodik adalah arus yang digunakan pada saat penyapuan
dari arus yang paling besar menuju arus yang paling kecil dan arus anodik
adalah sebaliknya (Khopkar, 1985).
Oleh karena itu untuk lebih memahami mengenai metode analisis
dalam elektrokimia, maka akan dilakukan percobaan elektronalisis yang
berjudul voltametri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat elektroda kerja CuSAE untuk analisis secra
kulaitatif dari K4Fe(CN)6 berdasarkan voltamogram?
1.3 Tujuan
1. Dapat membuat elektroda kerja CuSAE untuk analisis secra kulaitatif dari
K4Fe(CN)6 berdasarkan voltamogram.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Voltametri
Voltametri merupakan salah satu teknik dalam analisis elektrokimia.
Voltametri adalah suatu elektrolisis dimana arus direkam sebagai suatu fungsi
potensial elektroda kerja. Voltametri merupakan elektrolisis dalam ukuran
mikroskala dengan menggunakan mikro elektroda kerja, disebut juga teknik
arus voltase. Potensial dari mikro elektroda kerja divariasikan dan arus yang
dihasilkan dicetak sebagai fungsi dari poetnsial. Hasil cetakan ini disebut
voltamogram. Voltametri berkembang pesat dibanding metode analisis lain,
hal ini dikarenakan kelebihan dalam sensitifitas, selektifitas, kesederhanaan
dan kemudahan penganalisisan (Haryadi, 1993).
Voltametri mempelajari hubungan voltase arus-waktu selama
elektrolisis dilakukan dalam suatu sel, di mana suatu elektroda mempunyai
luas permukaan yang relative besar, dan elektroda yang lain (elektroda kerja)
mempunyai luas permukaan yang sangat kecil dan seringkali dirujuk sebagai
mikroelektroda: lazimnya teknik ini mencakup pengkajian pengaruh
perubahan voltase pada arus yang mengalir di dalam sel. Mikroelektroda ini
biasanya dibuat dari bahan tak reaktif yang menghantar listrik seperti emas,
platinum atau karbon, dan dalam beberapa keadaan dapat digunakan suatu
elektroda merkurium tetes (D.M.E) untuk kasus istimewa ini teknik itu
dirujuk sebagai polarografi. Voltametri merupakan metoda elektrokimia yang
mengamati perubahan arus dan potensial. Potensial divariasikan secara
sistematis sehingga zat kimia tersebut, mengalami oksidasi dan reduksi
dipermukaan elektroda. Dalam voltametri, salah satu elektroda pada sel
elektrolitnya terpolarisasi. Penelahan pada sistem tersebut diikuti dengan
kurva arus tegangan. Metode ini umum digunakan untuk menentukan
komposisi dan analisis kuantitatif larutan (Laidler, 1996).
Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip
dasar elektrolisis. Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada
hubungan antara besaran listrik dengan reaksi kimia, yaitu menentukan
satuan-satuan listrik seperti arus, potensial, atau tegangan, dan hubungannya
dengan parameter-parameter kimia. Pada voltametri awalnya mempolarisasi
elektroda dalam sel elektrokimia pada serangkaian potensial range tertentu
dan mengamati perubahan arus yang dihasilkan oleh sel akibat adanya proses
oksidasi reduksi analit (Balazs, 1999).
Dalam voltammetri ada 3 jenis elektroda yaitu Elektroda yang
terpolarisasi disebut elektroda kerja atau working elektroda (WE), elektroda
yang tidak terpolarisasi disebut elektroda referensi yang berupa kalomel
(saturated calomel electrode, SCE) atau elektroda Ag/AgCl dan elektroda
tambahan (counter/ auxiliary electrode, CE). Ketiga elektroda digunakan
dalam analisis dengan mempolarisasi elektroda dalam sel elektrokimia pada
serangkaian potensial range tertentu dan mengamati perubahan arus yang
dihasilkan oleh sel akibat adanya proses oksidasi reduksi analit. Pemilihan
elektroda bergantung pada besarnya range potensial yang diinginkan untuk
menguji sampel (Laidler, 1996).
Dalam sel elektrokimia, ketiga elektroda dicelupkan dalam larutan
yang mengandung analit maupun pelarut elektrolit pendukung. Elektrolit
pendukung dibutuhkan pada analisis yang dikendalikan oleh potensial untuk
mengurangi tahanan dari larutan dan efek elektromigrasi serta menjaga
kekuatan ion. Dalam pengerjaan, elektrolit pendukung yang digunakan
biasanya adalah garam anorganik, asam mineral, dan buffer. Adapun skema
elektrokimia pada voltammetri, dapat dilihat pada Gambar 1 (Wang, 1994).
Hasil dari voltametri siklik ini adalah hubungan antara arus dan
potensial disebut voltamogram siklik seperti dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Voltamogram siklik reaksi reduksi-oksidasi (Laidler, 1996).
2.3 Elektroda
Elektroda merupakan komponen yang mengalami kontak langsung
dengan zat yang dapat diukur. Biasanya, dalam satu sel voltammetri terdapat
tiga jenis elektroda yaitu elektroda kerja, elektroda pembanding dan elektroda
bantu (Wang, 2000).
a) Elektroda kerja
Elektroda kerja merupakan tempat terjadinya reaksi reduksi atau
oksidasi dari analit. Elektroda kerja biasanya digunakan sebagai salah
satu elemen dalam sistem tiga elektroda. Elektroda kerja dapat
berperan sebagai katoda maupun anoda tergantung dari jenis reaksi
elektroda tersebut. Potensial elektroda kerja dapat divariasikan
terhadap waktu untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan dari analit.
Beberapa bahan yang biasa digunakan sebagai elektroda kerja yaitu
merkuri (Hg), emas (Au), platina (Pt), dan karbon inert seperti glassy
carbon ataupun elektroda lapis tipis dan tetes raksa (Wang, 2000).
Teknik voltammetri memungkinkan penggunaan berbagai jenis
elektroda kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan pengukuran.
Kinerja elektroda kerja menentukan keberhasilan teknik ini. Pemilihan
elektroda kerja yang digunakan bergantung pada analit yang akan
dianalisis dan arus latar belakang pada daerah potensial pengukuran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah jendela potensial elektroda,
konduktivitas listrik, sifat-sifat mekanik, ketersediaan, dan toksiksitas.
Elektroda kerja yang paling umum dan banyak yang digunakan adalah
raksa, karbon, dan logam mulia seperti platina dan emas (Wang,
2000).
b) Elektroda pembanding/Elektroda acuan
Elektroda pembanding adalah elektroda dengan potensial yang
dibuat tetap selama pengukuran dan nilainya tidak bergantung pada
jenis dan komposisi larutan yang diukur. Elektroda ini berfungsi untuk
mengontrol arus yang mengalir pada elektroda kerja dan larutan.
Elektroda yang umum digunakan sebagai elektroda pembanding
adalah elektroda kalomel atau Ag/AgCl (Wang, 2000).
c) Elektroda bantu
Elektroda bantu disebut juga counter electrode, adalah elektroda
pada sel elektrokimia bersamaan dengan elektroda kerja. Elektroda ini
digunakan untuk mengalirkan arus antara elektroda kerja dan
elektroda bantu, sehingga arus dapat diukur. Umumnya digunakan
bahan yang bersifat inert, seperti kawat platina (Pt) atau emas (Au),
dan bahkan grafit (Wang, 2000).
3.1 Alat
- Gelas ukur Iwaki pyrex, 50 ml 2 buah
- Gelas kimia Iwaki pyrex, 50 ml 6 buah
- Voltameter - 1 set
- Sedotan Plastik 1 buah
- Amplas - 1 buah
- Kawat karbon - 15 cm
- Ayakan 30 mesh 1 buah
- Labu ukur Iwaki pyrex, 50 ml 1 buah
3.2 Bahan
- Serbuk paracetamol - 0,05 g
- Larutan paracetamol - 50 ppm
- Aquades - 100 ml
- Pensil (serbuk karbon) 2b 0,07 g
- Paraffin - 0,08 g
- Larutan KCl 5000 ppm 10 ml
- Larutan buffer pH 6 5 ml
3.3 Prosedur
3.3.1 Pembuatan Larutan Standar
Membuat larutan standar paracetamol dengan konsentrasi 50
ppm. Dari larutan tersebut dilakukan pengenceran menggunakan labu
ukur 50 ml untuk membuat larutan standar dengan konsentrasi 40, 30,
20 dan 10 ppm.
3.3.2 Penentuan Larutan Sampel
Membuat larutan sampel dari 0,05 gram serbuk paracetamol yang
diencerkan dengan menggunakan labu ukur 50 ml.
3.3.3 Preparasi Elektroda
Membuat pasta karbon dari karbon pensil yang dihaluskan dengan
menggunakan mortar alu dan disaring dengan ayakan 30 mesh.
Sebanyak 0,07 gram serbuk karbon ditambahkan 0,03 gram paraffin
dan diaduk hingga homogen.
Membuat elektroda pasta karbon dengan kawat karbon yang
dipotong sepanjang 15 cm dan dihapus isolatnya atas 2,5 cm dan bawah
0,5 cm. Diamplas ujung-ujung dari kawat karbon, kemudian bagian
bawah dilapisi dengan sedotan yang diisi dengan pasta karbon yang
telah dibuat.
3.3.4 Pemindahan Voltametri
Dinyalakan voltameter dan ditunggu hingga stabil selama 5 menit
kemudian dimasukkan 10 ml larutan standar paracetamol 50 ppm, 10
ml larutan KCl 5000 ppm dan 5 ml larutan buffer pH 6. Dipotong
elektroda kerja pasta karbon Pt pada elektroda pembantu, elektroda
Ag/AgCl pada elektroda pembanding kemudian dimasukkan kedalam
larutan standar paracetamol. Dipindai -1V sampai 1V sehingga
didapatkan voltamogram. Diulangi dengan larutan standar konsentrasi
40, 30, 20 dan 10 ppm.
DAFTAR PUSTAKA