Anda di halaman 1dari 13

Oleh,

Asmiyati
Cici Kuraesin
Fina Apriyani
Kania Oktapiani
Muhammad Arif GP
Muhammad Ilmam Najibi

Coulometri adalah suatu metode analisis yang
didasarkan pada prinsip kuantitas kelistrikan
(pengukuran coulomb)

Coulometri mempelajari hubungan antara
konsentrasi dengan muatan listrik atau suatu
metode analisis untuk mengukur konsentrasi
yang tidak diketahui dari analit dalam larutan
dengan menentukan jumlah materi yang
berubah selama elektrolisis reaksi dengan
mengukur jumlah listrik (dalam coulomb) yang
dikonsumsi atau diproduksi
Coulometri mempunyai beberapa keuntungan yang penting, yaitu:

1. Larutan-larutan standar tak diperlukan dan sebagai gantinya coulomb
menjadi standar primer.

2. Reagensia yang tak stabil, seperti brom, klor, ion perak (II) (Ag
+
), dan ion
titanium(III) dapat dipergunakan, karena mereka dibentuk dan segera
dipakai habis, tak ada kehilangan pada penyimpangan atau perubahan
titer.

3. Bila perlu, titran-titran yang dalam jumlah sedikit dapat dibentuk. Hal ini
menghilangkan kesukaran-kesukaran yang terlibat dalam menstandarkan
dan menyimpan larutan-larutan encer. Prosedur ini dapat diataptasi
dengan ideal untuk digunakan dalam skala mikro atau semimikro.

4. Larutan contoh tak diencerkan dalam prosedur pembentukan dalam itu.

Ada dua kategori dasar teknik Coulometri, yaitu:
1.Coulometri potensiostatik (coulometri potensial
terkendali )
2.Coulometri amperostatik (coulometri arus konstan/
titrasi coulometri).

Teknik ini melibatkan potensial listrik konstan selama reaksi
menggunakan potensiostat. Suatu cara untuk mencegah reaksi
elektrode yang tak diharapkan adalah dengan mengendalikan potensial
elektroda.
Coulometri potensial terkendali telah diterapkan dalam penetapan
sejumlah logam seperti tembaga, kadnium, perak, dan uranium;
senyawa organik; ion halida
Dalam suatu analisis kulometri dengan potensial terkendali, arus
umumnya berkurang secara eksponensial dengan waktu


Elektroda yang potesialnya terkendali umumnya
disebut elektroda kerja dari sel. Elektroda
elektrolisis yang tak terkendali dinamakan
elektroda pembantu, dan elektroda yang ketiga
adalah elektroda pembanding (elektroda
referensi), elektroda ini tidak menghantarkan
arus elektrolisis, dan semata-mata berfungsi
untuk memungkinkan diamatinya potensial
elektroda-kerja.
Cara kerja koulometri potensial terkontrol juga memungkinkan
penentuan secara elektrolisis ( dan sintesis ) senyawa organik.
Pengukuran koulometri dalam melakukan analisis senyawa-
senyawa mempunyai kesalahan yang relatif rendah. Arus yang
dapat berubah dalam metode koulometri banyak digunakan untuk
memantau secara terus-menerus dan otomatis, kepekatan
komponen-komponen dalam bentuk gas dan cairan mengalir,
contohnya menentukan konsentrasi oksigen sekecil mungkin

Aplikasi dari teknik koulometri potensiostatik adalah untuk
penentuan jumlah arsenik dalam suatu sampel dari elektrolisis
asam arsenous (H3Aso3) ke asam arsenic (H3Aso4) (Deford and
Donald, 1960).

Titrasi koulometri merupakan suatu metode yang
lebih efektif dan penggunaannya lebih meluas
dibandingkan koulometri potensial terkendali. Titrasi
koulometri dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
titrasi koulometri langsung dan titrasi koulometri tak
langsung. Dalam titrasi koulometri langsung, zat yang
akan ditetapkan bereaksi secara eksklusif pada
elektroda kerja, sedangkan dalam titrasi koulometri
tak langsung, elektrolisis akan menurunkan reagensia
yang kemudian akan bereaksi secara kimiawi dengan
konstituen yang diinginkan.

Syarat-syarat fundamental dari suatu titrasi
kulometri :
1. Reaksi katode yang membentuk reagensia
berlangsung dengan efisiensi 100 %
2. Reagensia yang dibentuk bereaksi secara
stoikiometri dan sebaiknya cepat dengan zat yang
sedang ditetapkan. Reagensia itu dapat dibentuk
langsung dalam larutan uji atau dalam suatu larutan
luar yang diberi kesempatan untuk mengalir secara
kontinu ke dalam larutan uji.
Karena suatu kuantitas kecil listrik dapat dengan
mudah diukur dengan derajat ketepatan yang tinggi,
metode ini mempunyai kepekatan yang tinggi
Instrumen titrasi koulometri terdiri atas:
Sumber arus listrik dan jam
Sumber arus listrik dan jam di pasang
bersama-sama. Sumber arus yang digunakan
merupakan suatu voltase arus searah yang
tinggi dan dihubungkan seri dengan suatu
resistor besar, sehingga perubahan resistans
sel elektrolisis selama titrasi dapat diabaikan
dan arus tetap konstan.

Prosedur umum pada titrasi koulometri adalah sebagai berikut :

Sel elektrolisis dipasang, diikuti dengan elektrode generator dan
elektrode indikator pada tempatnya. Sel titrasi diisi dengan larutan
dimana titran akan dibentuk secara elektrolisis bersama-sama dengan
larutan yang akan dititrasi. Bagian dari elektrode pembantu diisi dengan
suatu larutan elektrolit yang sesuai. Elektrode indikator dihubungkan
dengan alat yang digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi berupa
pH-meter atau galvanometer. Selama proses elektrolisis dilakukan
pengadukan dengan menggunakan sebuah pengadukan magnetik. Arus
disesuaikan dengan harga yang tepat, dihidupkan dan reaksi antara
titran yang dibentuk secara internal sehingga larutan uji dibiarkan
berlangsung. Pembacaan dilakukan secara berkala (lebih sering
dilakukan pada saat hampir mencapai titik akhir titrasi) dari instrumen
indikator (misal pH-meter). Titik akhir titrasi dapat dengan mudah
ditentukan dari gambar grafik dimana kurva turunan yang pertama atau
kedua dibuat untuk mencari letak titik ekivalen dengan tetap.

Beberapa metode tersedia untuk deteksi titik akhir dalam titrasi kulometri,
yaitu :
1. Penggunaan indikator kimia
Zat-zat ini tak boleh elektroaktif. Contoh: meliputi jingga metal untuk brom.
Kanji untuk iod, diklorofluoresein untuk klorida, dan eosin untuk bromide dan
iodide.

2. Dengan pengamatan-pengamatan potensiometrik.
Pembentukan secara elektrolitik diteruskan sampai e.m.f dari sebuah susunan
elektroda pembanding-elektroda indikator yang ditaruh dalam larutan uji
mencapai suatu nilai yang telah ditetapkan terlebih dahulu yang sesuai dengan
titik ekivalen.

3. Dengan prosedur amperiostatik
Ini didasarkan pada menciptakan kondisi-kondisi sedemikian, titran
mengalami reaksi pada sebuah elektroda indikator dengan menghasilkan suatu
arus yang sebanding dengan konsentasi zat yang elektroaktif. Dengan potensial
dari elektroda indikator dipertahankan konstan, titik akhir dapat ditetapkan dari
jalannya perubahan arus selama titrasi
4. Dengan menetapkan metode
biamperometri henti-mati

5. Dengan pengamatan spektrofotometri
Sel titrasi terdiri dari sebuah kuvet (tabung)
spektrofotometri (lintasan cahaya 2 cm)

Anda mungkin juga menyukai