Anda di halaman 1dari 10

Kimia Elektroanalisa

COULOMETRI

Disusun Oleh : Ahmad Kholidi Boima Situmeang Maya Sari Ananda Pohan Lisa Novia Berlian Simanjuntak Taufik Wahyuda

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN 2011

COULOMETRI 1. Pendahuluan
Kulometri (coulometry) merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada prinsip kuantitas kelistrikan (pengukuran coulomb), yang mempelajari hubungan antara konsentrasi dengan muatan listrik dan merupakan salah satu aplikasi dari hokum elektrolisis . Coulomb merupakan kuantitas kelistrikan yang melibatkan jumlah muatan yang dipindahkandalam 1 detik dan arus tetap 1 A. Dalam kimia analisis, pengukuran cuolomb dilakukan pada kondisi tertentu sehingga kuantitas yang terukur dapat dikaitkan dengan suatu reaksi elektrokimia tertentu sehingga dapat dilakukan perhitungan analisis, berdasarkan hukum Faraday. Hukum Farady menyatakan bahwa bila sejumlah tertentu listrik dilewatkan melalui suatu elektrolit akan menghasilkan suatu perubahan kimia pada elektroda yang besarnya sebanding dengan jumlah listrik disebut,yaitu:

Keterangan : W= banyaknya zat dengan berat formula M yang akan tereduksi atau teroksidasi

Q = Coloumb listrik n= jumlah elektron F = tetapan faraday

2. Analisis koulometri Untuk setiap ekuivalen perubahan kimia pada sebuah metode diperlukan 96487 coulomb listrik (tetapan faraday),satu coulomb adalah arus listrik yang dipresentasi oleh aliran satu ampere selama satu detik. Dalam kimia analisis, pengukuran cuolomb dilakukan pada kondisi tertentu sehingga kuantitas yang terukur dapat dikaitkan dengan suatu reaksi elektrokimia tertentu sehingga dapat dilakukan perhitungan analisis. Prinsip ini dapat dimanfaatkan untuk penetuan kualitatif, bila efisiensi arus adalah 100%dan tidak ada reaksi samping .

Analisis ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu; a. Analisis kulometri dengan arus konstan, dimana banyaknya zat yang terendapkan ditentukan banyaknya waktu atau pada metode terdahulu ,zat yang sedang ditetapkan bereaksi dengan efisinsi persen pada sebuah elektroda kerja yang potensialnya terkendali. Suatu larutan dari zat yang akan ditetapkan dielektrolisis dengan arus konstan sampai reaksi telah lengkap . b. Analisis kulometri dengan potensial metode kerja yang terkendali,

dimanan pada analisis ini arus diturunkan secara eksponensial dari nilai yang relatif besar sampai nol, dan zat yang bereaksi dihitung dari pembacaan sebuah kulometri (coulometer). Pada kedua proses ini, besaran yang diukur adalah integral dari idt di mana i= arus dalam satuan ampere sedangkan t= waktu dalam satuan detik. Metode klasik ini untuk mengukur banyaknya listrik adalah suatu coulometer yang apabila endapanya tidak dapat diukur beratnya secara tepat ,maka pengurangan berat setelah deposisilah yang ditentukan. Prosedur analisi coulometri dapat diklasifikasikan menurut tipe reaksi elektroda berupa; disolusi,elektrodeposisi, oksidasi, reduksi, dan sebagainya. Bila reaksi pada elektroda menyangkut zat yang ditentukan, maka ini dikenal sebagai proses langsung, sedangkan proses tidak langsung terjadi bila reaksi pada elektroda menyangkut suatu zat lain yang dapat bereaksi dengan zat yang ditentukan secara kualitatif. Pada analisis coulometri,langkah penimbangan digantikan dengan pengukuran listrik.

Gambar coulometri perak

Metoda koulometri merupakan metode yang sangat efektif dengan jumlah analit sangat kecil. Ada beberapa metode analisis dalam koulometri, yaitu koulometri potensial terkendali, titrasi koulometri dan analisis striping.. A. Koulometri Potensial Terkendali Suatu cara untuk mencegah reaksi elektrode yang tak diharapkan adalah dengan mengendalikan potensial elektroda. Dalam analisis kulometri dengan potensial terkendali ,arus umumnya berlangsung secara eksponensial dengan waktu menurut persamaan: It = Ioe-kt atau IO 10-kt Dimana: I0 It = arus awal = arus pada waktu t

k (k)= 25,8 DA/V Dalam koulometri potensial terkendali digunakan elektroda kerja yang berfungsi sebagai acuan untuk mengukur potensial elektroda test, elektroda pembantu yang berfungsi untuk menyediakan arus pada larutan elektrolit, dan suatu potensiostat yang merupakan pengontrol potensial electroda test di nilai yang diinginkan. Dalam pelaksanaan metode koulometri potensial terkendali, arus akan agak melemah yang mengakibatkan arus menjadi tidak konstan , sehingga coulomb total (C) memiliki rumus: C = 0i dt dimana integral tersebut menyatakan luas dibawah kurva arus-waktu. Kulometri potensial

terkendali telah diterapkan dalam penetapan sejumlah logam seperti tembaga, kadnium, perak, dan uranium; senyawa organik; ion halida; dan penetapan nilai n dalam penyelidikan reaksi elektrokimia baru.

B. Titrasi Koulometri Titrasi koulometri merupakan suatu metode yang lebih efektif dan penggunaannya lebih meluas dibandingkan koulometri potensial terkendali. Titrasi koulometri dapat digolongkan menjadi dua, yaitu titrasi koulometri langsung dan titrasi koulometri tak langsung. Dalam titrasi koulometri langsung, zat yang akan ditetapkan bereaksi secara eksklusif pada elektroda kerja,

sedangkan dalam titrasi koulometri tak langsung, elektrolisis akan menurunkan reagensia yang kemudian akan bereaksi secara kimiawi dengan konstituen yang diinginkan. Instrumen titrasi koulometri terdiri atas:

Sumber arus listrik dan jam Sumber arus listrik dan jam di pasang bersama-sama. Sumber arus yang

digunakan merupakan suatu voltase arus searah yang tinggi dan dihubungkan seri dengan suatu resistor besar, sehingga perubahan resistans sel elektrolisis selama titrasi dapat diabaikan dan arus tetap konstan.

Elektroda Generator Elektroda yang biasa digunakan adalah suatu potongan platina, yang

ditempatkan di dalam larutan yang dianalisis dalam suatu gelas/kaca frit


Elektroda Indikator Elektroda Pembantu Diletakkan di dalam ruang yang terpisah dari elektroda generator, yang

dasarnya berupa cakram saringan terbuat dari kaca masir. Pemisahan elektroda pembantu tersebut bertujuan untuk mencegah terangkutnya produk elektroda apapun yang tidak diinginkan ke dalam larutan uji oleh aliran cairan.

Stirrer (pengaduk magnetik)

Ganbar titrasi sel coulometri Dalam titrasi koulometri, titrasi dilakukan dengan mengoperasikan saklar (seperti keran buret) sampai reaksi antara konstituen (baik langsung maupun tak langsung) dengan suatu zat lain yang dibentuk dielektrode berjalan sempurna. Titik akhir

titrasi koulometri dapat menggunakan teknik titik akhir visual potensiometrik, fotometrik, amperometrik atau yang lainnya. Dengan diketahuinya waktu yang diperlukan dalam titrasi, besarnya arus konstan dan hokum Faraday, maka dapat diketahui coulombs yang bekerja dalam titrasi tersebut. Q=I.t Dimana I = Arus listrik dalam ampere t = waktu dalam sekon 1 Faraday = 1,6.10-19 elektron = 96500 Coulomb 1 Faraday= 1 ekivalen Dalam analisis koulometri juga telah dikembangkan kondisi untuk menghasilkan sejumlah besar titran secara elektrolisis. Keunggulan kondisi tersebut adalah hanya diperlukan kuantitas fundamental arus listrik dan waktu. Suatu analisi coulometri secara tidak langsung dilaksanakan dengan menghasilkan suatu zat terlarut dengan cara elektrolisi yang dapat bereaksi secara kuantitatifdengan zat yang dicari. Meskipun zat peniter tidak dikeluarkan dari buret, misalkan titrasi Fe3+ dalam HBr dengan anoda Agdan katoda Pt. pada anoda terjadi reaksi: Ag + Br = AgBr + e Sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi. Fe3+ tidak dapat direduksi langsung. Tetapi jika kelebihan Ti (IV) ditambahkan ia akan tereduksi dengan adanya asam menjadi TI (III) pada katoda platina. Titik ekivalen pada reaksi ini adalah keadaan diman jumlah kuantitas arus listrik diperlikan tepat sama dengan jumlah total ion Fe3+ yang mula-mula ada dalam ion sampel. Titik ekivalen dapat dideteksi secara potensiometrik atau fotometrik. Persyaratan titrasi coulometri adalah tidak ada interferensi antara reaksi pada anoda dan katoda. Interferensi ini dapat dihindarkan dengan menyelubungi anoda misalkan dengan tabung gelas.

Gambar titrasi coulometri

Titrasi koulometri mempunyai kepekaan dua kali lebih besar dari prosedur konvensional. Seberapa reagen yang tidak stabil dan tidak dapat digunakan dalan prosedur konvensional dapat digunakan dalam teknik coulometri seperti Mn (III), Ag(II), CuBr2, Cl2. Metode ini tidak cocok untuk daerah konsentrasi tinggi, karena arus yang diperlukan menjadi besar dan akibatnya efisiensi arus menjadi kurang dari 100%. Arus sebaiknya sekitar 5-10 mA.

C. Analisis Stripping Pada analisis stripping ,zat yang dianalisis ddepositkan pada permukaan elektroda zat padat atau pada merkuri, kemudian zat ini dilarutkan kembali atau di- stripping dari elektroda,sehingga menghasilkan suatu larutan yang lebih pekat daripada larutan semula. Analisis kuantitatif didasari pada pengukuran listrik selama proses stripping. Metode stripping ini sangat bermanfaat untuk analisis pada tingkat mikrogram sampai nanogram. Elektroda yang biasanya digunakan untuk proses deposisinya adalah elektroda merkuri mikro,kemudian setelah proses deposisi,dilakukan proses vultrametik anodik. Berikut ini adalah tinjauan langkah-langkahnya:

a. Langkah elektrodeposisi Pada langkah ini sebagian dari zat elektroaktif terdepositkan pada permukaan elektroda. Hasil kuantitatifnya tergantung pada potensial elektroda, ukuran elektroda, waktu deposisi dan lama pengadukan.elektroda yang digunakan adalah biasanya elektroda merkuri tetesdilengkapdengan kawat platina. Konsentrasi merkuri dijaga minimal agar mempermudah pengendapan spesies elektroaktif. Tetean merkuri dihasilkan melalui suatu kapiler, sedangkan HMDE nya terbentuk dengan cara memutar sendok pentrasnfer tetesan yang diengkai dengan kawat platina. Potensial yang diberikan pada kawat merkuri ini bernilai kurang lebih sama dengan potensial setengah gelombang dari ion logam spesies elektroaktif.setelsh deposisi berlangsung sempurna dibiarkan dulu 5-15 menit, baru ditentukan langkah berikutnya. b. Langkah analisis Voltametri Zat elektroaktif yang sudah berkumpul pada elektroda merkuri gantung ditentukan secara kuantitatif dengan analisis voltametri. Potensial diturunkan dengan kecepatan konstan dari nilai potensial katoda ke potensial anoda, sedangkan arus anoda yang timbul direkam sebagai fungsi dari potensial. Berarti akan diperoleh suatu kurva antara arus sebagai fungsi dari potensial (terhadap SCE). Sebagai contoh analisis kadnium, ia diendapkan dari larutan pada konsentrasi 1x10-8 M dengan potensial luar 0,9 V. ini bernilai 0,3 V lebih negative dari E1/2 Cd. Setelah elektrolisis berlangsung 15 menit, potensial diturunkan dengan laju 21 mV/detik. Suatu kecepatan yang cepat pada anoda teramati pada -0,65V akibat reaksi: Cd(Hg) Cd2+ + Hg + 2e

Gambar peralatan analisis stripping Setelah mencapai maksimum, arus akan turun. Puncak arus sebanding dengan konsentrasi kadnium dan berbanding terbalik dengan waktu deposisi. Tentu saja suatu kurva standart diperlikan.

3.

Keuntungan coulometri Keuntungan penggunaan analisis coulometri adalah: memerlukan standar/kalibrasi curve Lebih cepat dan mudah dari gravimetri dan volumetri (krn dpt otomatis) Seteliti metode gravimetri dan volumetric Titrasi koulometri mempunyai kepekaan dua kali lebih besar dari prosedur konvensional.

DAFTAR PUSTAKA

Ewing, G. W., 1968, Instrument Methods Of Chemical Analysis, McGraW-Hill. http://elchem.kaist.ac.kr/vt/chem-ed/echem/coulomet.htm http://www.machinerylubrication.com/Read/594/karl-fischer-coulometric-titration http://teknolab.blogspot.com/2008/03/coulometric-and-volumetric-karlfischer.html http://www.tau.ac.il/~advanal/CoulometricTitrations.htm http://www.esainc.com/products/type/hplc_systems/cells/coulometric S. M. Khopkar., 1990, Konsep Dasar Kimia, Jakarta , UI-press. Svehla, G., 1985, Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Jakarta , PT Kalman Media Pusaka.

Anda mungkin juga menyukai