Anda di halaman 1dari 15

i

KOULOMETRI

Penyusun:

1. Zulnia Anggun Sari (1613023001)


2. Siti Nurjannah (1613023003)
3. Rahma Adila putri (1613023019)
4. Nurhayati (1613023025)
5. Maya Margareta (1613023027)
6. Adisti Gita Laraswati (1613023043)

Kelas :A

Mata Kuliah : Kimia Instrumen

Dosen : Drs. Tasviri Efkar, M.S.


Dra. Chansyanah Diawati, M.Si.

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2019
ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
PEMBAHASAN .................................................................................................. 1
A. Pengertian Koulometri .............................................................................. 3
B. Titrasi Koulometri ..................................................................................... 4
C. Jenis-jenis Koulometri .............................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13
1

BAB
PEMBAHASAN

KOULOMETRI

Koulometri Koulometri Elektro


Potensial Tetap Gravimetri
Arus Tetap

jumlah analit
diendapkan
Jumlah arus ~ jumlah analit pada
elektroda

Potensial sel dalam elektrolisis:

Eapl = Ek-Ea + (nkc + nkk)+(nac+nak) -IR

Kelebihan teg Kelebihan teg Pot ohm


karena
pemolaran kinetik
perubahan
konsentrasi
2

Reaksi di katoda cepat dan dapat balik nkk~ 0

Perubahan konsentrasi air yg bereaksi di


anoda ~ tidak ada, karena ([H2O]>>> nak ~ 0

Eapl = Ek-Ea + (nkc + nac) –IR

Eapl = Ek-Ea + (nkc + nac) –IR

Contoh soal

Elektrolisis terhadap larutan Cu2+ yang konsentrasinya cukup


pekat (0,01M) dalam [H+] = 1 M dilakukan pada arus awal 1,5
Ampere dengan hambatan 0,5 ohm-1. Kelebihan tegangan karena
timbulnya gas oksigen (tekanan 1 atm) di anoda adalah –
0,085V.
Berapa potensial yang diperlukan untuk memulai elektrolisis ?

Jawab:
Cu2+ + 2e == Cu Eo = 0,34 V
½ O2 + 2H+ + 2e == H2O Eo = 1,23 V
Ekat = 0,34 – 0,059/2 log 1/0,01 = 0,28 V
Ean = 1,23 – 0,059/2 log1/(1]4 = 1,20 V
Eapl = 0,28– 1,20 + 0 + (-0,085) – 1,5 x 0,5 V = -1,755 V
Jadi diperlukan tegangan 1,755 Volt untuk memulai elektrolisis
3

A. Pengertian Koulometri

Koulometri adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada prinsip


kuantitas kelistrikan (pengukuran coulomb), yang mempelajari hubungan
antara konsentrasi dengan muatan listrik.

Coulomb merupakan kuantitas kelistrikan yang melibatkan jumlah muatan


yang dipindahkan dalam 1 detik dan arus tetap 1 A. Dalam kimia analisis,
pengukuran cuolomb dilakukan pada kondisi tertentu sehingga kuantitas yang
terukur dapat dikaitkan dengan suatu reaksi elektrokimia tertentu sehingga
dapat dilakukan perhitungan analisis, berdasarkan hukum Faraday.

Metoda koulometri merupakan metode yang sangat efektif dengan jumlah


analit sangat kecil. Ada beberapa metode analisis dalam koulometri, yaitu
koulometri potensial terkendali, titrasi koulometri dan elektrografimetri.

Coulometri juga merupakan metode analisis yang didasarkan pada


pengukuran kuantitas elektrik yang diperlukan untuk membentuk analit
secara kuantitatif. Apabila suatu arus sebesar 1 ampere dilewatkan selama 1
detik maka banyaknya listrik yang terjadi sebesar 1 coulomb.

Hal ini sesuai dengan hukum Faraday yang pertama dimana untuk setiap
ekivalen perubahan kimia pada sebuah elektrode diperlukan 96.487 coulomb
listrik (tetapan faraday). Dalam suatu analisis coulometri berat analit yang
sedang dieektrolisis dapat dihitung berdasarkan persamaan :

Coulomb = ampere x detik


4

Analisis koulometri dengan adanya pengaturan potensial menyebabkan arus


akan berkurang secara eksponensial dengan waktu berdasarkan persamaan :

It = lo . e-kt
It = lo.ekt

Dimana Io adalah arus awal, It adalah arus pada saat t dan k atau k-1 adalah
suatu tetapan yaitu sebesar : k = 25,8
DA Dimana D adalah koefisien difusi dari zat yang tereduksi, A adalah
luas adalah tebal lapis difusi dan V adalah volume total dari
elektrode, larutan dengan konsentrasi C. Kuantitas listrik Q (coulomb) yang
mengalir dari awal pada saat waktu 0 hingga waktu t dapat dihitung
berdasarkan persamaan :
t It.dtòQ =o

Integral diatas secara grafik merupakan luas daerah di bawah kurva arus
waktu. Dua teknik umum yang digunakan untuk analisis koulometri adalah
potensiostatik dan amperostatik yang lebih dikenal dengan nama titrasi
coulometrik

B. Titrasi Koulometri

Titrasi koulometri merupakan suatu metode yang lebih efektif dan


penggunaannya lebih meluas dibandingkan koulometri potensial terkendali.
Titrasi koulometri dapat digolongkan menjadi dua, yaitu titrasi koulometri
langsung dan titrasi koulometri tak langsung. Dalam titrasi koulometri
langsung, zat yang akan ditetapkan bereaksi secara eksklusif pada elektroda
kerja, sedangkan dalam titrasi koulometri tak langsung, elektrolisis akan
menurunkan reagensia yang kemudian akan bereaksi secara kimiawi dengan
konstituen yang diinginkan.
5

Instrumen titrasi koulometri terdiri atas:


a. Sumber arus listrik dan jam
Sumber arus listrik dan jam di pasang bersama-sama. Sumber arus yang
digunakan merupakan suatu voltase arus searah yang tinggi dan
dihubungkan seri dengan suatu resistor besar, sehingga perubahan
resistans sel elektrolisis selama titrasi dapat diabaikan dan arus tetap
konstan.
b. Elektroda Generator
Elektroda yang biasa digunakan adalah suatu potongan platina, yang
ditempatkan di dalam larutan yang dianalisis dalam suatu gelas/kaca frit
c. Elektroda Indikator
d. Elektroda Pembantu
Diletakkan di dalam ruang yang terpisah dari elektroda generator, yang
dasarnya berupa cakram saringan terbuat dari kaca masir. Pemisahan
elektroda pembantu tersebut bertujuan untuk mencegah terangkutnya
produk elektroda apapun yang tidak diinginkan ke dalam larutan uji oleh
aliran cairan.
e. Stirrer (pengaduk magnetik)
f. Dalam titrasi koulometri, titrasi dilakukan dengan mengoperasikan saklar
(seperti keran buret) sampai reaksi antara konstituen (baik langsung
maupun tak langsung) dengan suatu zat lain yang dibentuk dielektrode
berjalan sempurna. Titik akhir titrasi koulometri dapat menggunakan
teknik titik akhir visual potensiometrik, fotometrik, amperometrik atau
yang lainnya. Dengan diketahuinya waktu yang diperlukan dalam titrasi,
besarnya arus konstan dan hokum Faraday, maka dapat diketahui
coulombs yang bekerja dalam titrasi tersebut.

Q= I . t
Dimana
I = Arus listrik dalam ampere
t = waktu dalam sekon
6

1 Faraday = 1,6.10-19 elektron = 96500 Coulomb


1 Faraday = 1 ekivalen

Dalam analisis koulometri juga telah dikembangkan kondisi untuk


menghasilkan sejumlah besar titran secara elektrolisis. Keunggulan kondisi
tersebut adalah hanya diperlukan kuantitas fundamental arus listrik dan
waktu.

Titrasi koulometri

Titrasi Titrasi
Titrasi
penetralan
redoks pengendapan

 Titrasi penetralan:
Asam dalam larutan analit yang mengandung ion halida (Cl- atau Br)
dititrasi dengan OH-
Katoda : logam platina, penghasil OH- dari reaksi reduksi H2O
2H2O + 2e 2OH- + H2
Anoda : Logam perak
Ag (s) + Br- AgBr (s) + e
Titrasi basa oleh asam dilakukan dengan menempatkan logam Pt di
anoda sebagai penghasil H

 Titrasi redoks
Contoh : Titrasi As3 + dengan I2
Larutan contoh : As3+ dan I Saat elektrolisis dimulai :
Anoda : 2I- I2 + 2e
As3+ + I2 As5+ + 2I- (pada saat ini arus akan tetap)
7

Setelah As3+ habis, maka kelebihan I2 akan direduksi di permukaan


elektroda RPE (rotated platinum elektrode) . Pada saat ini arus naik.

C. Jenis- Jenis Koulometri


1. Coulometri Petensiostatik
Suatu metode yang melibatkan pengaturan potensial elektroda yang
bekerja (elektroda yang menyebabkan terjadinya reaksi analisis) pada
tingkat yang tetap sehingga menyebabkan analit bereaksi secara
kuantitatif dengan arus tanpa melibatkan komponen lain di dalam
cuplikan.
Jumlah arus listrik yang diperlukan biasanya dengan suatu integrator
elektronik, kemudian jumlah arus listrik yang diperlukan untuk
mencapai titik setara dihitung dari perkalian arus dan waktu yang
diperlukannya. Analisis ini mempunyai semua keuntungan yang
dimiliki oleh metode elektrogravimetri dan tidak terbatas pada hasil
yang ditimbang. Peralatan yang diperlukan pada analisis secara
koulometri terbagi menjadi 3 yaitu sel elektrolisis, koulometer (untuk
menetapkan kuantitas listrik) dan sumber arus terkendali. Gambar 1
menunjukkan peralatan koulometri potensiostatik.
8

a. Sel
Pada koulometri potensial tetap , terdapat dua jenis sel yang
digunakan,yaitu:
Jenis pertama terdiri dari elektrode kerja (kasa platina) dan elektroda
pasangan (kawat platina), yang dipisahkan dari larutan yang di uji
oleh tabung berpori yang mengandung elektrolit elktroda pendukung
yang sama seperti di dalam larutan yang di uji. Pemisahan elektroda
dipasang untuk mencegah hasil reaksi dari gangguan di dalam analisis.

Jenis kedua adalah bejana berisi raksa yang digunakan untuk


memisahkan unsur-unsur yang mudah direduksi sebagai langkah
pendahuluan dalam analisis. Contoh : tembaga, nikel, kobalt, segera
dipisahkan dengan ion aluminium, logam alkali, dan pospat. Endapan
unsure-unsur yang larut di dalam raksa, dengan potensial tinggi
hidrogen sedikit dibebaskan akibat kelebihan arus yang tinggi.

b. Potensiostat
Potensiostat adalah alat elektronik yang menjaga potensial elektroda
kerja tetap dibandingkan dengan elektroda pembanding. Untuk
mengerti kontrol potensial katode yang di uji dalam system, pertama
perhatikan terlebih dahulu cara kerja sirkuit tanpa penguat.

c. Integrator
Kebanyakan alat-alat koulometri potensial tetap yang canggih
menggunakan integrator yang langsung menunjukan jumlah koulom
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu elektrolisis.
Metode koulometri potensial terkontrol telah digunakan pada
penentuan 55 unsur di dalam senyawa anorganik. Cara kerja
koulometri potensial terkontrol juga memungkinkan penentuan secara
elektrolisis (dan sintesis) senyawa organik. Pengukuran koulometri
dalam melakukan analisis senyawa-senyawa mempunyai kesalahan
yang relatif rendah.
9

Arus yang dapat berubah dalam metode koulometri banyak


digunakan untuk memantau secara terus-menerus dan otomatis,
kepekatan komponen-komponen dalam bentuk gas dan cairan
mengalir, contohnya menentukan konsentrasi oksigen sekecil
mungkin.
Katoda perak berpori berfungsi untuk menyebarkan gas yang masuk
menjadi gelembung-gelembung kecil, pereduksian oksigen terjadi
secara kuantitatif di dalam pori - pori yaitu :

O2(g) + 2H2O + 4e 4 OH –
Anoda adalah lempengan cadmium ; reaksi setengah selnya adalah
Cd(s) + 2OH- Cd(OH) + 2e

Suatu sel galvani terbentuk sehingga tidak diperlukan tenaga listik


dari luar. Juga potensiostat tidak diperlukan, karena potensial anoda
yang wbekerja untuk mengoksidasi zat-zat lain tidak besar. Arus
listrik yang dihasilkan dialirkan melalui tahanan standard dan
penurunan potensial di catat. Kepekatan oksigen sebanding dengan
potensial, dan kertas pencatat dapat di atur kepekatan oksigen secara
langsung.

2. Titrasi Koulometri ( Koulometri dengan Amper Tetap )


Di dalam titrasi koulometri, arus tetap di jaga secara hati-hati dan
diketahui secara tepat dengan bantuan emperstat, kemudian hasil arus
dalam amper dan waktu dalam detik ini diperlukan untuk mencapai
titik akhir titrasi yang hasilnya adalah jumlah coulomb. Jumlah koulom
berbanding lurus dengan jumlah analit yang terlibat di dalam
elektrolisis. Dengan metode ini reduksi atau oksidasi secara kuantitatif
analit tidak sempurna karena pemolaran kepekatan terjadi sebelum
elektrolisis selesai.
10

Titrasi koulometri kebanyakan menggunakan metode volumetri,


potensiometri, amperometri dan pengukuran daya hantar listrik.
Persamaan diantara titrasi volumetri dan koulometri adalah titik akhir
yang dapat diamati. Dalam kedua metode, jumlah analit ditentukan
melalui pengujian gabungan kapasitasnya, di satu pihak larutan baku
dan di lain pihak elektron. Kebutuhan yang serupa adalah reaksi yang
terjadi harus cepat, sempurna, dan bebas dari reaksi sampingan.

Titrasi koulometri banyak digunakan secara meluas bahkan pada zat


yang tidak bereaksi secara kuantitatif pada sebuah elektrode dapat juga
ditentukan. Kuantitas dari zat yang bereaksi dapat dihitung dengan
menggunakan bantuan hukum Faraday dan kuantitas listrik yang me-
ngalir dapat dihitung dengan menggunakan waktu elektrolisis pada
arus yang konstan. Metode ini mempunyai kepekaan yang tinggi
karena dengan arus .

Instrumentasi yag digunakan pada metode ini antara lain adalah alat
pengukur arus, pengukuran waktu, dan sel koulometrik. Masing –
masing penjelasan dari instrumen tersebut dijelaskan di bawah ini :

a. Alat pengukur arus


Arus yang digunakan pada titrasi koulometri biasanya dalam rentang 1
hingga 50 mA. Arus-arus yang konstan dapat diperoleh dengan mudah
. Arus yang digunakan pada titrasi koulometri biasanya dalam rentang
1 hingga 50 mA. Arus-arus yang konstan dapat diperoleh dengan
mudah menggunakan baterai dengan suatu tahanan pengatur seri.
Penyesuaian tahanan seri ini secara berkala diperlukan untuk menjaga
agar arus tetap konstan. Alat yang lebih teliti dan seksama untuk
pengukuran arus adalah dengan menggunakan sebuah potensiometer.
11

b. Pengukuran waktu
Sebuah stop-clock listrik dijalankan dengan cara membuka dan
menutup rangkaian elektrolisis; untuk pengendalian secara baik maka
perlu dilengkapi dengan rem magnetik dimana dimulai berjalan dan
berhentinya serempak dengan dimulai dan dihentikannya arus.
Pengukuran waktu listrik harus dikendalikan dengan saklar yang sama
yang menjalankan dan menghentikan arus listrik.

c. Sel koulometrik
Sel koulometrik terdiri dari elektrode generator (elektrode kerja)
sebagai tempat dihasilkannya titran secara listrik dan elektrode
pembantu. Elektrode kerja yang umum digunakan adalah dari bahan
platinum, emas, perak dan merkurium. Elektrode pembantu umumnya
dari platinum. Bagian lainnya adalah elektrode indikator yang terdiri
dari sepasang lembaran tipis platinum atau terdiri dari sebuah platinum
dan lainnya adalah sebuah elektrode pembanding kalomel jenuh.

Elektrolisis Pada Ampere Tetap

Arus dijaga tetap

Potensial ditambah
secara
berkala
12

Keuntungan dari titrasi koulometri

1. Tidak memerlukan larutan standar karena yang diukur adalah


perubahan Coulomb dengan besarnya arus yang dibuat konstan.
2. Senyawa atau unsur yang kurang atau tidak stabil dapat digunakan
karena senyawa atau unsur tersebut begitu ditambahkan akan
secepatnya bereaksi.
3. Waktu analisis yang cepat.
4. Dapat dilakukan secara otomatis sehingga memungkinkan untuk
digunakan dalam penentuan unsur radioaktif.
5. Larutan standar diproduksi secara elektrolisis, bukan ditambahkan
melalui buret. Arus konstan dapat digunakan untuk memproduksi
asam, basa, oksidator, reduktor, pengendap atau kompleks yang
6. sangat murni. Dengan kata lain, coulomb menjadi standar primer
menggantikan zat kimia.
7. Zat-zat standar yang mudah menguap, terurai atau bersifat racun pada
titrasi volumetri dapat dibuat dengan cara ini (seperti Cl2, Br2, I2 dan
sebagainya).
8. Metode coulometri memiliki kelebihan dimana konsentrasi analit yang
sangat kecil dapat diukur secara tepat. Selain itu metode ini lebih
akurat, cepat dan mudah untuk dilakukan dibandingkan dengan
metode gravimetri
1

DAFTAR PUSTAKA

Basset, J. Dkk. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Penerbit


EGC

Effendy. 2010. Logam, Aloi, Semikonduktor, dan Superkonduktor. Malang:


Banyumedia Publishing.

Jimmy Ahyari, (2010), Elektrogravimetri, http://downloads.ziddu.com/


downloadfiles/1961369/Elektrogravimetri.pdf, FMIPA UNLAM.

Kahar, Zaharasmi., 1990. Antar Konversi Energi Kimia & Energi Listrik. Unand.
Padang.

Petrucci, R.H. 1987. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Kimia Modern Jilid II Edisi
ke Empat. Jakarta: Erlangga.

Rivai, H. 1994. Asas Pemeriksaan Kimia. Padang: UI Press.

Sugiyarto, K.H., dkk. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suyanta. 2013. Potensiometri. Yigyakarta: UNY Press.

Anda mungkin juga menyukai