Anda di halaman 1dari 2

Struktur Bangunan dan Ornamen Renaissance

Ciri utama gaya arsitektur ini adalah pengaruh gaya arsitektur Yunani dan
Romawi kuno, dengan penyesuaian tertentu, namun beberapa pakem
klasik (classical antiquity) tetap dipertahankan. Elemen arsitektur berupa
kolom, pilar, pediment, entablatures, lengkungan, dan kubah merupakan
bentuk yang sering ditemui . Bentuk yang simetris dan sejajar tetap
dominan, namun dengan skala yang lebih proporsional terhadap skala
manusia (golden section). Perhitungan matematika seperti perbandingan
dan pengulangan juga dapat dilihat dari penyusunan fasade bangunan.
Harmoni antara manusia dan ciptaannya.

KARAKTERISTIK ARSITEKTUR RENAISSANCE


Arsitektur Renaissance memiliki karakter utama yaitu simetris, sistematis,
dan proporsional. Para Artista melihat keseimbangan sebagai sesuatu
yang indah, bahkan hingga detail bangunan. Mereka berharap karya yang
mereka ciptakan merupakan penggambaran dunia yang juga indah, baik
secara emosi ataupun visual. Karya dan tuilsan dari Virtuvius juga
mengambil peran penting dalam bentuk dan karakteristik arsitektur
Renaissance (Department of European Paintings, 2002).
 
1. Denah (Plan)
Denah bangunan berbentuk simetris dan seimbang.Untuk beberapa
bangunan Canon seperti Gereja, denahnya tidak berbeda jauh dengan
denah yang sudah ada di Italia sebelum terjadinya revolusi minat terhadap
gaya arsitektur klasik (gaya arsitektur Gothic). Namun, bentuk dan
konfigurasi beberapa bangunan sudah mulai terbebas dari konfigurasi
persegi panjang (seperti pada arsitektur Gothic). Bentuk sirkular, persegi,
dan radial mulai digunakan, yang merupakan adopsi dari tepat peribatan
Pagan, seperti pada Cappella Chigi del Popolo karya Raphael, atau Gereja
Santa Maria della Consolazione.
 
2. Fasade (Façade)
Pada masa ini, kubah sering digunakan sebagaifitur ornamentasi pada
bagian eksterior, dan jugasebagai atap bagi ruangan lebih kecil. Pediment
sebagai adopsi dari arsiektur Yunani juga dapat ditemui. Barisan
kolom juga kembali digunakan sebagai hiasan dan sebagai penopang
struktur (atau hanya sebagai hiasan saja). Ini dapat terlihat dalam desain
fasade Basilica di Santa Maria del Fiore karya Brunelleschi, dan Basilica
Papale di San Pietro in Vaticano (Basilika Santo Petrus) karya
Michelangelo dengan Fasade dari Moderno, juga Villa Rotonda milik
Palladio.
 
St. Peter Basilica Façade karya Moderno
Sumber: https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=43509289;
 
 
3. Bukaan
Bukaan pada masa ini biasanya datar, atau menggunakan arch semi-
sirkuler, terkadang dapat juga berbentuk elips, tapi hampir tidak pernah
ada yang menggunakan arch berbentuk lancip. Arsitektur bangunan pada
masa ini dapat dibagi menjadi dua bagian, antara lain bangunan yang
mengandalkan efek dari jendela dan juga bangunan yang mengandalkan
efek dari ornament seperti cornice, pilaster, dan kolom-kolom
sebagai fasade.
 
Italia sebagai awal perkembangan gaya arsitektur Renaissance dan
Renaissance itu sendiri menjadi kiblat gaya arsitektur di Eropa pada masa
itu. Arsitektur renaissance menyebar ke seluruh Eropa. Tentunya terdapat
penyesuaian yang dilakukan di tiap-tiap negara untuk mengadaptasi
bentuk arsitektur tersebut (Nandini, 2013).
 

Anda mungkin juga menyukai