Kelompok 5 :
1. Siti Nurjanah 1613023003
2. Haya Afiatni Harahap 1613023015
Kelas :A
Mata Kuliah : Proses Kimia dalam Metabolisme dan Gen
Dosen Pengampu : Emmawaty Sofya, S.Si., M.Si
DAFTAR ISI
a. Biosintesis Arginin
Arginin diubah oleh enzim arginase menjadim ornitin dan urea. Sebagian ornitin
diubah menjadi prolin dan asam glutamat yang dapat diubah menjadi asam
ketoglutarat yang masuk siklus krebs. Arginin pada anak-anak diperlukan untuk
pertumbuhan badan karena kecepatan produksi belum optimal sehingga
diperlukan tambahan arginin dalam protein makanan.
b. Biosintesis Fenilalanin
Fenilalanin dapat diubah menjadi tirosin yang kemudian melalui beberapa tahap
dapat diubah menjadi asam formiat dan asam asetoasetat. Reaksi pembentukan
tirosin dan fenilalanin adalah reaksi irreversible. Biosintesis fenilalanin terjadi
pada organisme mikro dan dapat dibentuk dari asam fosfoenol piruvat dan eritrosa
4-fosfat, melalui beberapa tahap reaksi dibentuk fenilpiruvat. Fenilpiruvat dengan
reaksi transaminasi berbentuk fenilalanin.
3
c. Biosintesis Valin
Valin dapat diubah menjadi suksinil Co-A yang kemudian masuk ke dalam siklus
asam sitrat. Biosintesis hanya terjadi dalam tumbuhan dan organisme mikro.
Biosintesis diawali dari asam piruvat yang berturut turut diubah menjadi
aselolaktat α ,β-Dihidroksi isovalerat, α-ketoisovalerat dan kemudian valin.
d. Biosintesis Histidin
Biosintesis histidin merupakan jalur metabolik terakhir untuk proteinogenik asam
amino pada tumbuhan. Biosintesis ini memiliki hubungan dekat dengan
metabolisme nukleotida, yaitu melalui precursor ATP dan 59-phosphoribosyl19-
pyrophosphate (PRPP). Biosintesis ini dimulai dengan kondensasi ATP dan PRPP
dikatalisis oleh ATP-phosphoribosyltransferase (ATP-PRT).
4
e. Biosintesis Isoleusin
Dalam metabolisme isoleusin mengalami reaksi transaminasi oksidatif sehingga
berbentuk asam keto. Isoleusin disintesis dalam organisme mikro. Biosintesis
isoleusin dimulai dari asam α-ketobutirat yang dibentuk dari treonin. Mealui
beberapa tahap reaksi asam ketobutirat diubah menjadi isoleusin.
5
f. Biosintesis Leusin
Leusin dapat diubah menjadi asam keto melalui reaksi transaminasi oksidatif.
Asam keto melalui beberapa tahap reaksi diubah menjadi asetil Co-A. Leusin
adalah salah satu asam amino esensial yang disintesis oleh organisme mikro atau
tumbuhan dari asam piruvat.
g. Biosintesis Lisin
Lisin adalah asam amino monokarboksilat. Lisin dapat diubah menjadi asam
amino lain namun irreversible artinya tidak terjadi reaksi deaminasi. Melalui
6
beberapa tahap reaksi , lisin dapat diubah menjadi asam glutarat. Lisin dapat
terbentuk dari asam aspartat melalui beberapa tahap reaksi, asam aspartat diubah
menjadi aspartat beta semialdehid yang bereaksi dengan asam piruvat menjadi
lisin. Biosintesis lisin terjadi dalam bakteri. Ragi dapat memproduksi lisin dari
asam a ketoglutarat dengan asetil Co-A.
h. Biosintesis Metionin
Metionin dapat diubah menjadi sistein dan bersifat irreversible. Homoserin yang
terbentuk pada reaksi pengubahan metionin menjadi serin dapat diubah menjadi
asam α-ketobutirat. Biosintesis metionin berawal dari asam aspartat. Asam
aspartat ini dapat diubah berturut-turut menjadi beta aspartilfosfat, aspartat
semialdehida, homoserin, sistationin, homosistein dan metionin. Biosintesis ini
terjadi pada tumbuhan dan organisme mikro.
i. Biosintesis Treonin
Treonin mengalami metabolisme yang serupa dengan serin, asam ketobutirat
kemudian diubah menjadi propionil Co-a yang selanjutnya diubah menjadi
suksinil Co-A. Treonin juga dapat diubah menjadi glisin dan asetaldehida dengan
cara pemecahan molekulnya. Reaksi pemecahan molekul treonin ini berlangsung
oleh enzim aldolase treonin dan piridoksalfosfat sebagai koenzim. Biosintesis
treonin berasal dari asam aspartat melalui beberapa tahap.
7
j. Biosintesis Triptofan
Triptofan mengandung cincin indol. Metabolisme Triptofan melalui jalur
kinurenin-antarnilat, yaitu suatu metabolisme melalui tahap reaksi yang
menghasilkan asam α-ketoadipat yang membentuk asetoasetil Co-A. Metabolisme
kinurenin dan asam 3-hidroksi antarnilat merupakan senyawa antara. Triptofan
juga dibentuk dari reaksi fosfoenolpiruvat eritrosa 4 –fosfat.
Contoh lain yang patut diperhatikan adalah rangkaian pengontrolan alosterik yang
demikian teratur terhadap aktivitas glutamin sintetase E-coli. Pada bakteri ini,
glutamin adalah senyawa pemberi gugus amino pada biosintesis berbagai produk
metabolik (Gambar 22.9). Delapan produk metabolisme glutamin pada E-coli
sekarang diketahui bertindak sebagai modulator umpan negatif terhadap aktivitas
glutamin sintetase, yaitu salah satu enzim pengatur (regulatori) yang paling rumit
diantara golongan enzim-enzim yang pernah kita ketahui.
Karena ke-20 asam amino harus diproduksi dalam proporsi yang benar untuk
melangsungkan sintesis protein, sel telah mengembangkan bukan hanya cara-cara
pengontrolan kecepatan sintesis asam amino itu secara sendiri-sendiri, tetapi juga
cara dalam mengkoordinasikan pembentukannya. Koordinasi tersebut, terutama
berkembang dengan baik pada sel bakteri dalam keadaan tumbuh cepat. Gambar
22.10 memperlihatkan bagaimana sel E-coli melakukan koordinasi sintesis asam
amino lisin, metionin, treonin, dan isoleusin, semuanya dibuat dari aspartat.
8
Tahap-tahap dari aspartat menuju aspartil fosfat dikatalisis oleh tiga bentuk
isozim, masing-masing dapat dikontrol secara terpisah. Tahap dari aspartat
semialdehida menuju homoserin dan dari treonin menuju α-ketobutirat juga
dikatalisis oleh dwi isozim yang terkontrol secara terpisah. Salah satu isozim bagi
pengubahan aspartat menjadi aspartil fosfat dapat dihambat melalui mekanisme
alosterik oleh dua modulator yang berbeda, lisin dan isoleusin, yang kerjanya
lebih dari sekedar bersifat aditif. Ini adalah contoh lain dari penghambatan
bertahap, urutan dari aspartat menuju isoleusin memperlihatkan penghambatan
umpan balik negatif yang tumpang tindih; yaitu, isoleusin menghambat
pengubahan treonin menjadi α-ketobutirat, dan treonin menghambat
pembentukannya sendiri pada tiga titik, dari homoserin, dari aspartat
9
DAFTAR PUSTAKA