Anda di halaman 1dari 55

SEJARAH PERKEMBANGAN

ARSITEKTUR 1
“ ARSITEKTUR KOLONIAL DAN
ARSITEKTUR MODERN "

DISUSUN OLEH:
SITI ARIFAH UMNIAH
(03420220040)

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan penulisan ...................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 4
2.1 STUDY LITERATUR ............................................................................................................. 4
1. Pengertian Arsitektur Secara Umum............................................................................................. 4
2. Pengertian Arsitektur Menurut Beberapa Para Ahli ...................................................................... 4
3. Pengertian Arsitektur Kolonial dan Modern Secara Umum ......................................................... 10
4. Pengertian Arsitektur Kolonial dan Modern Menurut Beberapa Para Ahli .................................. 11
5. Ciri – Ciri Arsitektur Kolonial dan Arsitektur Modern ................................................................ 14
6. Sejarah Perkembangan Arsitektur Kolonial dan Modern ............................................................. 16
7. Prinsip – prinsip Arsitektur Kolonial dan Modern....................................................................... 21
8. Contoh Bangunan Arsitektur Kolonial dan Modern .................................................................... 22
2.2 ANALISIS ............................................................................................................................. 43
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................... 51
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 51
3.2 Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 52

ii
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis

dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Arsitektur Kolonial dan Arsitektur Modern"

dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Sejarah Perkembangan

Arsitektur 1. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai

perkembangan arsitektur dari zaman kolonial hingga zaman modern bagi para pembaca dan juga

bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih banyka kepada Bapak Dr. Ir. Ar. H. Aris Alimuddin,

ST., Mt., IAI., IPM selaku Dosen mata kuliah Sejarah Perkembangan Arsitektur 1. Ucapan

terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya

makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik

yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 22 February 2023

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sejarah perkembangan arsitektur dari zaman Kolonial hingga zaman modern

merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui karna hal tersebut sangat

berpengaruh dalam perancangan dan penciptaan karya Arsitektur yang professional.

Dunia Arsitektur senantiasa berkembang seiring dengan perkembangan tingkat

peradaban Manusia.Perkembangan pembangunan selama ini menunjukkan bahwa

perkembangan suatu bangsa dalam membangun dari abad Kolonial hingga abad modern

beda – beda adanya. Hasil karya bangunan dapat dijadikan tolak ukur, seberapa tinggi

tingkat kebudayaan pada waktu itu.

Dalam perkembangan, Arsitektur selalu mendapat pengaruh dari gaya atau

langgam yang berkembang pada masa tertentu sehingga akan mengalami beberapa

periode perkembangan salah satunya yaitu perkembangan arsitektur dari zaman kolonial

dan zaman modern.

Arsitektur kolonial merupakan salah satu gaya arsitektur yang ada di Indonesia

sejak masa penjajahan Belanda dimana gaya, karakter, dan ciri arsitektur kolonial

dipengaruhi oleh perpaduan antara budaya Belanda dan budaya Indonesia serta memiliki

dua metode konservasi yaitu teknik konservasi bersifat fisik (preservasi, restorasi, dan

rekonstruksi) dan non fisik.

Arsitektur modern adalah suatu bangunan dengan gaya karakteristik serupa yang

mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala macam ornamen.

1
Oleh sebab itu,sejarah dari arsitektur kolonial dan modern sangat penting bagi

ilmu arsitektur karena dapat memberikan pencerahan wawasan (insight knowledge) bagi

pengembangan ilmu arsitektur sendiri.

2
1.2 Rumusan Masalah

1.) Pengertian arsitektur secara umum

2.) Pengertian arsitektur menurut beberapa para ahli

3.) Pengertian arsitektur kolonial dan arsitektur modern secara umum

4.) Pengertian arsitektur kolonial dan arsitektur modern menurut beberapa para ahli

5.) Ciri – ciri arsitektur kolonial dan arsitektur modern

6.) Sejarah Perkembangan arsitektur kolonial dan arsitektur modern

7.) Prinsip – Prinsip Arsitektur Kolonial dan Modern

8.) Contoh Arsitektur Kolonial dan Modern

1.3 Tujuan penulisan

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Perkembangan Arsitektur 1 dan

mengetahui bagaimana arti, maksud, tujuan, ciri – ciri dan hubungan tentang arsitektur modern

dan arsitektur kolonial

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 STUDY LITERATUR

1. Pengertian Arsitektur Secara Umum

Arsitektur secara umum merupakan ilmu dan seni

dalam mendesain dan merancang bangunan dan

struktur. Pada intinya, Arsitektur bertujuan untuk

menciptakan sebuah ruang untuk kebutuhan manusia.

Desain dan rancangan seorang arsitek memiliki

karakteristik tertentu yaitu kegunaan, kekokohan dan

keindahan.

2. Pengertian Arsitektur Menurut Beberapa Para Ahli

1. Brinckmann

Pengertian arsitektur menurut Brinckmann adalah kesatuan antara bentuk dan ruang;

penciptaan ruang dan bentuk.

4
2. Boukundige Encyclopedia

Pengertian arsitektur menurut Bounkundige Encyclopedia adalah kegiatan mendirikan

bangunan dari segi keindahan. Sementara itu, aktivitas mendirikan bangunan dari segi

konstruksi disebut dengan ilmu bangunan.

3. Sir Henry Wotton

Pengertian arsitektur menurut Sir Henry Wotton adalah suatu arsitektur bangunan harus

memiliki tiga kondisi berikut: komoditas, kokoh, dan menyenangkan.

4. W. Grofius

Pengertian arsitektur menurut W. Grofius adalah suatu ekspresi yang paling tinggi di dalam

alam pikiran seseorang yang mengandung unsur semangat, kemanusiaan, kesetiaan, dan

keyakinan.

5. James Steele

Pengertian arsitektur menurut James Steele adalah Arsitektur yang paling dibutuhkan

adalah arsitektur yang berkelanjutan (sustainable architecture) dan tidak membahayakan

generasi mendatang dalam memenuhi kebuuhan mereka sendiri.

6. Renzo Piano

5
Pengertian arsitektur menurut Renco Piano adalah gaya arsitektur dibuat untuk menjadi

merek dagang, maka hal itu secara tidak langsung akan menjadi sangkar yang mengekang dan

membunuh para arsitek serta kebebasan mereka untuk berkembang.

7. Vitruvius

Pengertian arsitektur menurut Vitruvius adalah bangunan yang baik harus memiliki tiga

aspek yaitu keindahan/estetika (Venustas), kekuatan (Firmitas) dan kegunaan/fungsi (Utilitas)

8. JB. Mangunwijaha (1992)

Pengertian arsitektur menurut JB. Mangunwijaya adalah astuvidya (wastuwidya) yang

berarti ilmu bangunan. Dalam pengertian wastu terhitung pula tata bumi, tata gedung, tata lalu

lintas (dhara, harsya, yana)

9. Amos Rappoport (1981)

Pengertian arsitektur menurut Amos Rappoport adalah ruang tempat hidup manusia, yang

lebih dari sekedar fisik, tapi juga menyangkut pranata-pranata budaya dasar. Pranata ini

meliputi: tata alur kehidupan sosial dan budaya masyarakat, yang diwadahi dan sekaligus

mempengaruhi arsitektur.

10. Francis DK Ching (1979)

Pengertian arsitektur menurut Francis DK Ching adalah arsitektur membentuk suatu tautan

yang mempersatukan ruang, bentuk, teknik dan fungsi.

6
11. Benjamin Handler

Pengertian arsitektur menurut Benjamin Handler adalah seorang seniman struktur yang

menggunakan struktur secara estetis berdasarkan prinsip-prinsip struktur itu sendiri.

12. Cornelis Van de Ven

Pengertian arsitektur menurut Cornelis Van de Ven adalah proses penciptaan ruang yang

diciptakan dengan cara yang benar dan direncanakan sera dipikirkan. Pemabaharuan dalam

arsitektur yang terus menerus terjadi adalah karena faktor konsep-konsep ruang yang juga terus

berkembang.

13. Augeste Perret

Pengertian arsitektur menurut Augeste Perret adalah seni untuk mengorganisasikan ruang.

14. Djauhari Sumintardja

Pengertian arsitektur menurut Djauhari Sumintardja adalah karya manusia dan bermanfaat

pula bagi manusia itu sendiri. Manfaat tersebut terdiri atas manfaat untuk badan dan manfaat

untuk jiwa. Manfaat arsitektur untuk badan adalah memberi perlindungan diri bagi badan.

Sementara manfaat arsitektur untuk jiwa adalah memberikan ketenangan, kesejukan,

kenyamanan dan sebagainya.

15. Henry Maclaine Pont

7
Pengertian arsitektur menurut Henry Maclaine Pont adlah bagian dari pekerjaan manusia

dalam membuat suatu guna bagi supaya keluar dan juga untuk menudukkan alam.

16. Y.B. Mangunwijaya (1988:348)

Pengertian arsitektur menurut Y.B. Mangunwijaya adalah vastavidya atau wastuwidya

yang berarti ilmu bangunan. Wastawidya mencakup ilmu tata bumi, tata gedung, dan tata

kemudian lintas (dhara, harsya, dan kanan). Mangunwijaya juga menafsirkan arsitektur

sebagai penciptaan suasana, perkawinan guna dan citra. Arsitektur tidak dilihat dari

kemewahan bahan, teknologi, dan harganya. Sebab dari bahan-bahan sederhana pun bisa

mmeberikan cerminan refleksi keindahan yang puitis dari suatu arsitektur dan jauh lebih bersih

dari godaan ataupun kepongahan.

17. Claudil

Pengertian arsitektur menurut Clauidil adalah hasil persepsi dan penghargaan manusia

terhadap ruang dan bentuk.

18. Robert Gutman

Pengertian arsitektur menurut Robert Gutman adalah suatu lingkungan produksi yang tidak

hanya menjembatani manusia dan lingkungan, tetapi juga sebagai wahana ekspresi kultural

untuk mengatur kehidupan jasmaniah, psikologis

19. Van Romondt

8
Pengertian arsitektur menurut Van Romondt adalah ruang lokasi hidup yang tempat

manusia dengan bahagia. Ruang sendiri merujuk pada seluruh ruang yang terjadi karena

diciptakan oleh manusia ataupun ruang yang terjadi dengan sendirinya atau alami, sepergi gua,

pohon, dan lain sebagainya.

20. Banhart CL dan Jass Stein

Pengertian arsitektur menurut Banhart CL dan Jass Stein adalah seni dalam menegakkan

bangunan, dimana di dalam seni tersebut terdapat segi perencanaan, konstruksi, dan solusi

dekorasinya. Selain itu, sifat dan format bangunan, proses membangun, bangunan dan

kelompok lainnya adalah segi-segi lain yang juga ada di dalam arsitektur.

21. Marcus Pollio Vitrovius

Pengertian arsitektur menurut Marcus Pollio Vitrovius adalah:

 Arsitektur adalah sebuah kekuatan/kekohon (virmitas), keindahan/estetika

(venustas, dan kegunaan/fungsi (utilitas)

 Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya serta dilengkapi dengan

proses belajar.

22. Wikipedia

Pengertian arsitektur menurut Wikipedia adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual

untuk berimajinasikan diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan.

9
23. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Pengertian arsitektur menurut KBBI adalah seni dan ilmu merancang serta membuat

konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya; metode dan gaya rancangan suatu konstruksi

bangunan.

24. O’Gorman (1997)

Pengertian arsitektur menurut O’Gorman adalah lebih dari sekedar suatu pelindung.

Arsitektur bisa jadi merupakan suatu wujud seni, namun memiliki perbedaan, yaitu arsitektur

menggunakan seni sebagai sesuatu yang penting untuk digunakan sebagai interior

25. Le Corbusier

Pengertian arsitektur menurut Le Corbusier adalah architecture is the mastery, correct and

magnificient play of masses seen in light. Architecture with a capital A was an emotical and

astehtic experience.

3. Pengertian Arsitektur Kolonial dan Modern Secara Umum

1. Pengertian Arsitektur Kolonial Secara Umum

10
Arsitektur kolonial secara umum merupakan salah satu gaya arsitektur yang ada di

Indonesia sejak masa penjajahan Belanda

dimana gaya, karakter, dan ciri arsitektur

kolonial dipengaruhi oleh perpaduan antara

budaya Belanda dan budaya Indonesia serta

memiliki dua metode konservasi yaitu


Contoh bangunan arsitektur kolonial
teknik konservasi bersifat fisik (preservasi,

restorasi, dan rekonstruksi) dan non fisik.

2. Pengertian Arsitektur Modern Secara Umum

Arsitektur Modern secara umum merupakan

salah satu konsep yang terkenal dari dulu

hingga sekarang. Gaya arsitektur modern

yang menghilangkan corak ornamen

merupakan salah satu ciri khas yang kental

dari Arsitektur modern. Contoh bangunan arsitektur modern

4. Pengertian Arsitektur Kolonial dan Modern Menurut Beberapa Para Ahli

1. Pengertian Arsitektur Kolonial Menurut Para Ahli

 Muchlisiniyati Safeyah (2006), Menurutnya arsitektur kolonial

merupakan arsitektur yang memadukan antara budaya Barat dan Timur.

11
 Handinoto (2012) , Menurutnya Gaya arsitektur kolonial di Indonesia

terbagi menjadi tiga yaitu; Indische Empire (abad 18-19), Arsitektur

Transisi (1890-1915), dan arsitektur kolonial modern (1915-1940).

 Harris (Ed., 1977 dalam Lestari, 1994),Mengartikan arsitektur kolonial

adalah langgam arsitektur cangkokan dari benua Eropa yang dibawa ke

daerah koloninya. Pada umunya karakter bangunan dengan langgam ini

menduplikasi langgam dari tempat asalnya (Pothorn, 1982 dalam Lestari,

1994), yang kemudian dipengaruhi oleh pembawa langgam tersebut,

dalam hal ini Belanda.

 Sidharta, 1987 dalam Samsudi, Mengartikan bahwa Arsitektur kolonial

Belanda adalah arsitektur Belanda yang dikembangkan di Indonesia

selama Indonesia masih dalam kekuasaan Belanda sekitar abad 17 sampai

tahun 1942

 (Huib Akihary, 1988:12 dalam Samsudi). Mengartikan bahwa Arsitektur

kolonial Belanda berupa aspek fisik, bergaya kemaharajaan (the empire

style) yang disesuaikan dengan kondisi setempat, bangunan menekankan

pada fungsi

2. Pengertian Arsitektur Modern Menurut Para Ahli

 William moris (1834-96) yang menulis buku yang berjudul ‘les arts

decoratifs’ leur relation avec la vie moderne’ atau yang memiliki arti, dan

memiliki hubungan dengan kehidupan modern.

 John ruskin (1819-1900) arsitek inggris yang dalam bukunya yang

berjudul ketujuh lampu dalam arsitektur ‘les sept lampes de i’architecture

12
(1849) yang menyebutkan tentang pentingnya bentuk hommogen atau

keseragaman untuk semua masyarakat. Pernyataan ini yang merupakan

tanda habisnya masa arsitektur elektik dan gotik yang mempunyai ciri

khas tersendiri.

 Eugen Emmanuel Violet-le-Duc dalam bukunya yang berjudul

‘Dictionnarie raisonn de l’archtecture fancaise du XI au XVI siecle’ (Kamus

pemikiran arsitektur perancis abad XI hingga XVI) menjelaskan bahwa

arsitektur hendaknya mengungkapkan ‘kekuatan’ seperti halnya mesin uap,

listrik dan dapat memanfaatkan material baru seperti halnya baja.

Pernyataan ini sekaligus menjelaskan munculnya ide terhadap bentuk yang

fungsional dan pemanfaatan material berteknologi baru dalam arsitektur.

 Agustus Welby Northmore Pugin (1812-52) dalam bukunya yang berjudul

‘Contrasts’ terbit tahun 1836 menjelaskan bahwa pada jaman pertengahan

(mediaeval) Gereja di Kota Khatolik mulai digantikan oleh pabrik, penjara

dan pergantian fungsi lainnya. Penjelasan ini membuktikan bahwa pada

zaman itu muncul bangunan-bangunan dengan fungsi baru yang tidak

pernah ada sebelumnya.

Dari penyataan tentang makna arsitektur modern oleh tokoh diatas dapat

diperoleh gambaran bahwa arsitektur modern adalah aliran atau gaya yang

berkembang setelah arsitektur klasik. arsitektur modern berusaha tidak

memakai dekorasi yang dilihat tidak fungsional ke bangunan dan lebih

mementingkan fungsi sehingga disebut fungsionalisme.

13
5. Ciri – Ciri Arsitektur Kolonial dan Arsitektur Modern

1. Ciri – ciri Arsitektur Kolonial

1) Sedikit Ornamen dan Dekorasi

Berbeda dari bangunan tradisional yang menggunakan banyak ornamen, motif dan

dekorasi, justru arsitektur modern menggunakan sedikit ornamen saja. Arsitektur ini

menganggap bahwa ornamen bukan bagian yang penting dalam desain modernis.

2) Penerapan Garis Vertikal dan Horizontal, Serta Model Bangunan Kotak

Desain arsitektur bergaya modern memiliki ciri khas, yaitu banyaknya penggunaan

garis vertikal dan horizontal, serta model bangunan yang didominasi bentuk kotak.

3) Sistem Modern dan Penggunaan Material

Sudah lebih berkembang, ciri khas lainnya dari arsitektur modern adalah penggunaan

sistem modern dari teknologi seperti smart home dan material yang diciptakan

dengan teknologi konstruksi modern.

4) Penggunaan Cahaya Natural dan Jendela Kaca

Memaksimalkan fungsi menjadi bagian penting dari arsitektur ini. Dengan

menggunakan cahaya natural (matahari) dan jendela kaca yang besar akan

menyatukan rumah dengan alam secara langsung. Orang yang berada didalam

14
bangunan atau rumah bisa tetap mendapatkan sinar matahari alami meskipun berada

di dalam.

5) Memiliki Ruang Terbuka

Dalam rancangan arsitektur modern selalu ada ruang terbuka dalam bangunan

tersebut. Tujuannya agar rumah tetap bisa merasakan suasana yang nyaman, tenang,

dan alami. Selain itu juga ruang terbuka dapat memberikan sirkulasi udara yang baik

di dalam.

6) Desain Asimetris

Ada yang berbeda dari model bangunan modernis. Tidak memiliki model aturan

tertentu, justru bangunan ini memiliki bentuk asimetris yang menjadi ciri khas dari

arsitektur modern. Dikarenakan yang terpenting bukan desain bangunannya namun

fungsi dari bangunan itu sendiri.

7) Koneksi dengan Alam

Selain dibuat fungsional, arsitektur modern dibuat agar bangunan bisa terkoneksi

dengan alam. Maksudnya adalah bangunan dibuat agar ramah lingkungan, asri, dan

sehat. Salah satu penerapannya adalah taman di dalam rumah.

8) Penggunaan Material Modern dan Tradisional

Meskipun arsitektur modern sudah menggunakan teknologi konstruksi yang canggih

namun dalam prosesnya masih menggunakan material tradisional. Karena kualitas

material tradisional lebih baik dibandingkan modern dari segi ketahanan dan

15
kualitasnya. Untuk mendapatkan efisiensi digabunglah kedua penggunaan material

jenis tersebut.

9) Memaksimalkan Fungsi Ruangan

Fungsional sangat menjadi pertimbangan utama saat membangun arsitektur ini. Tidak

heran jika semua ruangan memiliki fungsi-fungsinya sendiri.

2. Ciri – ciri Arsitektur Modern

Secara umum, ciri dan karakter arsitektur kolonial di Indonesia pada tahun 1900-

1920-an :

1) Menggunakan Gevel (gable) pada tampak depan bangunan

2) Bentuk gable sangat bervariasi seperti curvilinear gable, stepped gable,

gambrel gable, pediment (dengan entablure).

3) Penggunaan Tower pada bangunan

6. Sejarah Perkembangan Arsitektur Kolonial dan Modern

1) Sejarah Perkembangan Arsitektur Kolonial

Bertahun-tahun menduduki Indonesia membuat masa kolonial Belanda turut mewariskan

berbagai hal, termasuk di bidang arsitektur. Setibanya orang-orang Belanda di Indonesia

(Hindia Belanda), arsitektur yang dirancang berasal dari pengetahuan dan keahlian yang

mereka bawa dari negara asal.

16
Bangunan-bangunan berupa rumah, benteng, gereja, dan bangunan publik lainnya

dibangun di Indonesia dengan tatanan arsitektur yang mirip, bahkan sama persis dengan

yang ada di negara asal mereka. Sebagian besar bangunan yang dibangun dengan gaya

arsitektur kolonial yang lebih baik dan permanen dapat ditemukan di Pulau Jawa dan

Sumatera yang secara ekonomi dianggap lebih penting selama masa penjajahan Belanda.

Gaya arsitektur kolonial Belanda merupakan gaya arsitektur yang berkembang pada era

kolonial Belanda di Indonesia. Pada prinsipnya, hal ini juga merupakan bagian dari

sejarah perkembangan arsitektur Indonesia. Gaya arsitektur kolonial ini bisa dibilang

memadukan antara budaya Barat dan Timur, mengingat bahwa gaya arsitektur ini mulai

muncul untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur bagi orang-orang Belanda yang tinggal

di Indonesia.

Adapun arsitektur kolonial Belanda yang ada dan berkembang di Indonesia sendiri

terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Arsitektur Indische Empire Style, Arsitektur Kolonial

Transisi, dan Arsitektur Kolonial Modern.

A. GAYA ARSITEKTUR INDISCHE EMPIRE

Gaya arsitektur ini berkembang dan populer pada periode tahun 1808-1811 dan

diperkenalkan oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Gaya arsitektur

Indische Empire banyak berkiblat kepada gaya Kekaisaran Neoklasik Prancis yang juga

17
kerap dikenal sebagai gaya imperial, yang berkembang di pertengahan abad ke-18 sampai

akhir abad ke-19 yang timbul akibat adanya akulturasi kebudayaan Belanda, Indonesia,

dan Cina.

Beberapa ciri khas yang tampak pada gaya arsitektur Indische Empire ini antara

lain terletak pada denah yang berbentuk simetris, terutama pada bangunan dengan fungsi

residensial. Dengan bentuk yang demikian, bagian tengah bangunan dapat difungsikan

sebagai ruang utama yang terdiri dari kamar tidur yang saling berhubungan dengan teras,

baik itu yang berada di depan maupun di belakang.

Penempatan teras di bangunan Indische Empire berukuran sangat luas dan di

ujungnya ditopang oleh barisan kolom Doric, Ionic, dan Corinthian bergaya Yunani.

Selain itu, bangunan-bangunan ini pada umumnya dilengkapi dengan paviliun yang

terpisah dari rumah induk dan difungsikan sebagai kamar tidur tamu. Area dapur, toilet,

dan gudang juga dibuat terpisah dari bangunan utama dan diletakkan di belakang

bangunan.

B. GAYA ARSITEKTUR KOLONIAL TRANSISI

Setelah tren arsitektur Indische Empire mulai surut, muncul gaya Arsitektur

Kolonial Transisi. Periode ini terbilang cukup singkat, hanya berlangsung sejak akhir

abad ke-19 hingga awal abad ke-20, tepatnya pada tahun 1890 hingga 1915. Gaya

arsitektur ini disebut sebagai gaya transisi karena pada saat itu di Hindia Belanda terjadi

modernisasi, baik itu pada bidang teknologi maupun dari segi kebijakan yang dibuat oleh

18
pemerintah kolonial. Untuk itulah banyak perubahan terjadi di kalangan masyarakat,

termasuk dari segi arsitekturnya.

Jika dilihat sekilas, arsitektur transisi ini masih memiliki bentuk denah

yang hampir mirip dengan arsitektur Indische Empire. Kemiripan ini dapat dilihat pada

keberadaan teras depan, teras belakang, dan ruang utama yang masih mendominasi pada

denah bangunan bergaya arsitektur transisi. Keberadaan paviliun yang terletak di

samping rumah-rumah berukuran besar juga masih kerap ditemui.

Pembeda antara arsitektur transisi dan arsitektur Indische Empire terletak pada

bagian tampak bangunan. Ketika arsitektur Indische Empire masih menggunakan kolom-

kolom bergaya Yunani dan Romawi (Doric, Ionic, Corinthian), maka hal ini sudah tidak

dapat ditemui pada arsitektur kolonial transisi. Bentuk atap pelana dengan penutup

menggunakan material genteng juga masih digunakan dengan tambahan konstruksi untuk

ventilasi pada bagian atap (dormer).

Upaya untuk menghadirkan kesan romantis juga bisa didapatkan dari gaya transisi

ini. Gevel-gevel khas arsitektur Belanda juga ditempatkan bersamaan dengan penempatan

menara pada pintu masuk, layaknya yang umum ditemui pada bangunan gereja-gereja

Calvinist Belanda.

C. GAYA ARSITEKTUR KOLONIAL MODERN

19
Ini merupakan gaya arsitektur yang hadir sebagai hasil protes yang dilontarkan

oleh arsitek-arsitek Belanda terhadap gaya Indische Empire yang terjadi setelah tahun

1900. Gaya arsitektur modern ini berlangsung cukup lama, yakni selama periode tahun

1915-1940.

Protes ini terjadi ketika arsitek Belanda mulai berdatangan ke Hindia Belanda dan

mendapati bahwa gaya arsitektur yang ada cukup asing bagi mereka. Terlebih lagi, gaya

Indische Empire masih sangat terpengaruh dengan gaya arsitektur Prancis, yang pada saat

itu kurang disukai dan tidak mendapat sambutan baik di Belanda.

Berbeda dari gaya Arsitektur Kolonial yang ada sebelumnya, Arsitektur Kolonial

Modern memiliki denah dengan bentuk yang lebih variatif dan menunjukkan kreativitas

arsitektur modern. Tidak seperti gaya Indische Empire dan Transisi yang menggunakan

denah simetris, pada arsitektur kolonial modern hal ini justru banyak dihindari.

Penempatan teras yang mengelilingi bangunan juga sudah tidak digunakan lagi dan

digantikan dengan elemen penahan sinar.

Karakter visual dari Arsitektur Kolonial Modern sendiri, antara lain berupa atap datar

dari bahan beton, penggunaan gevel-gevel horisontal, dimulainya penggunaan besi cor,

dan penggunaan material kaca dalam jumlah yang besar. Tidak hanya itu, warna putih

juga secara umum digunakan sebagai warna yang dominan. Perbedaan signifikan lainnya

juga terletak pada dinding yang berfungsi hanya sebagai penutup serta dilengkapi dengan

penggunaan kaca dengan ukuran yang lebar, terutama pada area bukaan dan jendela

20
2) Sejarah Perkembangan Arsitektur Modern

Ada perjalanan panjang dari sejarah arsitektur modern ini. Melansir dari Archi Soup,

arsitektur modern adalah pergerakan perubahan yang diawali pada akhir abad ke-19.

Selama periode tersebut terjadi revolusi teknologi, material bangunan, dan mesin.

Akibatnya ada pergeseran dari konstruksi bangunan tradisional menjadi bangunan yang

fungsional dengan teknologi baru.

Kemunculan ini diawali dari Gedung pencakar langit yang berada di Amerika Serikat.

Menjadi bentuk respon cepat terhadap biaya konstruksi tinggi dan kurangnya lahan di

kota-kota Amerika yang sedang berkembang pesat. Serta adanya penggunaan teknologi

rangka baja tahan api dan elevator keselamatan. Pertama kali adalah Gedung Asuransi

yang dibangun di Chicago dengan rangka baja besi karya William Le Baron Jenney tahun

1883.

Kemudian mulailah muncul Gedung lainnya di awal tahun 1900an yang

membawa arsitektur lama dengan dekorasi dan gaya Neo-gothic, Neo-renaissance dan

Beaux Arts. Selama masa itu juga masih terjadi perang dan muncul arsitektur modern.

Ada dua kemungkinan kebangkitan arsitektur modern di periode tersebut, yaitu

kekurangan bahan bangunan baja sehingga digantikan dengan bahan baru (aluminium)

dan kedua kehancuran wilayah akibat perang dan perlunya pembangunan kembali.

7. Prinsip – prinsip Arsitektur Kolonial dan Modern

a. Prinsip – prinsip arsitektur kolonial

21
b. Prinsip – prinsip arsitektur modern

Setiap desain pasti memiliki prinsip-prinsip yang digunakan sebagai pedomannya.

Begitu juga dalam arsitektur modern ini. Berikut adalah dua prinsip utama dan

umum arsitektur modern.

a. Bentuk Mengikuti Fungsi Bangunan (Fungsional)

Prinsip utama arsitektur modern adalah fungsional. Artinya bangunan dibuat

dengan tujuan utamanya, yaitu memaksimalkan fungsi dari keseluruhan area.

Prinsip ini dibuat melalui perencanaan fungsi dari masing-masing area yang akan

dibuat. Setelah itu barulah bentuk bangunan mengikuti fungsi yang sudah

direncanakan tersebut. Teori ini pertama kali diciptakan oleh arsitektur Amerika

Louis Sullivan.

b. Material Tradisional dan Ekspos

Material bangunan harus ditempatkan ditempat yang sesuai tanpa harus

memikirkan karakter dan tampilan dari material tersebut. Benar-benar

mengekspos material apa adanya. Contohnya semen yang tidak dicat, kayu yang

tidak dipoles agar terlihat alami dan natural. Teori ini diungkapkan oleh Bauhaus

dan menjadikan hal tersebut menjadi prinsip utamanya.

Tertarik ingin membuat rumah dengan konsep arsitektur modern? Anda bisa

menerapkan prinsip-prinsipnya. Ada juga pilihan lain untuk Anda rumah dengan

gaya modern di Tangerang Selatan maksimal Rp700 jutaan.

8. Contoh Bangunan Arsitektur Kolonial dan Modern

1. Contoh bangunan arsitektur kolonial

22
Berikut ini adalah beberapa deretan contoh karya bangunan arsitektur di

zaman kolonial yang berlokasi di berbagai daerah di Indonesia. Setiap

bangunan memiliki sejarahnya masing-masing, simak sebagai berikut :

Z
Contoh bangunan arsitektur kolonial, Gedung sate, Bandung

1. Gedung Sate, Bandung

Proses pembangunan Gedung Sate merupakan suatu kerja besar, sebab

melibatkan 2000 pekerja, 150 orang di antaranya adalah pemahat atau ahli

Bongpay yaitu pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan Cina

yang berasal dari Konghu dan Kanton. Selebihnya adalah tukang batu, kuli

aduk, dan peladen yang merupakan pekerja bangunan yang berpengalaman

memba-ngun Gedung Sirap (kampus ITB) dan Gedung Papak (Balai Kota).

Arsiteknya sendiri, memadukan beberapa aliran arsitektur ke dalam

rancangannya. Untuk jendela, Gerber mengambil tema Moor Spanyol,

sedangkan untuk bangunannya adalah Rennaisance Italia. Khusus untuk

23
menara, Gerber memasukkan aliran Asia, yaitu gaya atap pura Bali atau

pagoda di Thiland. Di puncaknya terdapat "tusuk sate" dengan 6 buah

ornamen sate (versi lain menyebutkan jambu air atau melati), yang

melambangkan 6 juta gulden - jumlah biaya yang digunakan untuk

membangun Gedung Sate.

Fasade (tampak depan) Gedung Sate ternyata sangat diperhitungkan,

dengan mengikuti sumbu poros utara-selatan (yang juga diterapkan di Gedung

Pakuan, yang menghadap Gunung Malabar di selatan), Gedung Sate justru

sengaja dibangun menghadap Gunung Tangkuban Perahu di sebelah utara.

2. Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta

Contoh bangunan arsitektur kolonial, Museum seni rupa dan Keramik, Jakarta

24
Bangunan bergaya Indische Empire Stiijl ini, merupakan bekas gedung

pengadilan yang kini berfungsi sebagai Museum Seni Rupa. Museum Seni

Rupa dan Keramik ini terletak di Jalan Pos Kota No 2, Kotamadya Jakarta

Barat, Provinsi DKI Jakarta, Indonesia.

Museum yang tepatnya berada diseberang Museum Sejarah itu memajang

keramik lokal dari berbagai daerah di Tanah Air, dari era Kerajaan Majapahit

abad ke-14, dan dari berbagai negara di dunia.

Gedung yang dibangun pada 12 Januari 1870 itu awalnya digunakan oleh

Pemerintah Hindia-Belanda untuk Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng

Batavia (Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Kasteel Batavia). Saat

pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan sekitar tahun 1944, tempat

itu dimanfaatkan oleh tentara KNIL dan selanjutnya untuk asrama militer

TNI.

Pada 10 Januari 1972, gedung dengan delapan tiang besar di bagian depan itu

dijadikan bangunan bersejarah serta cagar budaya yang dilindungi. Tahun

1973-1976, gedung tersebut digunakan untuk Kantor Walikota Jakarta Barat

dan baru setelah itu diresmikan oleh Presiden (saat itu) Soeharto sebagai Balai

Seni Rupa Jakarta.

25
3. Gedung Merdeka, Bandung

Contoh bangunan arsitektur kolonial, Gedung Merdeka, Bandung

Gedung Merdeka merupakan salah satu gedung bersejarah yang terletak di

pusat kota Bandung. Gedung Merdeka pernah digunakan sebagai tempat

diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika pada tanggal 18-24 April 1955.

Selain itu juga pernah digunakan sebagai tempat sidang-sidang sekaligus

Sekretariat Konstituante pada tahun 1956 sampai dengan tahun 1959. Kantor

Badan Perancang Nasional, Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara

(MPRS) Tahun 1960-1965, Konferensi Islam Asia-Afrika pada Tahun 1965,

dan pertemuan-pertemuan lain yang bersifat nasional maupun internasional.

ARTIKEL TERKAIT TOPIK INI

 Rumah Iron Man : Sebuah Konsep Hunian Masa Depan

 Arsitektur Neo Vernakular, Ciri-ciri, Prinsip dan Contohnya

26
 Mengenal Arsitektur Vintage, Prinsip dan Contohnya

Pada mulanya gedung ini merupakan bangunan sederhana yang didirikan

pada tahun 1895 dan berfungsi sebagai warung kopi. Seiring dengan makin

banyaknya orang Eropa terutama orang Belanda yang bermukim di kota

Bandung.

Ditambah dengan semakin meningkatnya kegiatan mereka dalam bidang

ekonomi seperti di bidang perkebunan, industri dan pemerintahan, maka

diperlukan tempat untuk rekreasi yang sesuai dengan budayanya. Kebutuhan

rekreasi itu antara lain terpenuhi dengan adanya gedung tersebut yang sering

diperbaharui dan semakin lama makin diperluas sesuai dengan keperluan.

Pembaharuan secara besar-besaran dilakukan pada tahun 1920 dan 1928,

hasilnya adalah Gedung Merdeka sekarang yang megah bergaya Romawi dan

sejumlah bahan bangunannya (marmer, lampu hias kristal) didatangkan dari

Eropa.

Arsitek pembangunan Gedung Merdeka ini adalah Van Gallen last dan

C.P. Wolff Shoemaker, guru besar arsitektur di Technische Hogeschool (THS)

yang sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB). Gedung yang

luasnya 7500 m2 ini dikelola oleh organisasi Sociteit Concordia yang

27
anggota-anggotanya terdiri kalangan elit Eropa yang bermukim di kota

Bandung dan sekitarnya, terutama pengusaha perkebunan dan perwira-perwira

militer.

gedung ini terdapat ruang besar (ruang utama) tempat pertunjukan

kesenian atau pertemuan, rumah makan, rumah bola (tempat bermain bilyard)

dan lain-lain. Kadang-kadang ruang utamanya disewakan bagi pertemuan

umum dan pertunjukan kesenian.

28
4. Gedung Lowo

Contoh bangunan arsitektur kolonial, Gedung Lowo

Bangunan ini dikenal dengan sebutan Gedung Lowo atau Gedung Veteran.

Awalnya bangunan ini digunakan sebagai rumah tinggal bangsawan/pejabat

Belanda. Tahun 1945 bangunan ini dihuni oleh keluarga kebangsaan China

bernama Djian Ho.

Gedung yang terletak di Jalan Slamet Riyadi ini memiliki bentuk khas

arsitektur kolonial untuk sebuah rumah tinggal.

Setelah merdeka gedung ini diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dan

digunakan sebagai Gedung Veteran. Pemugaran besar yang berarti tanpa

merubah bentuk asli bangunan pernah dilakukan pada tahun 1983 – 1985.

29
5. Lawang Sewu, Semarang

Contoh bangunan arsitektur kolonial, Lowo Sewu

Gedung lawang sewu yang dibangun pada awal abad ke-20 dan

diselesaikan pada tahun 1908 ini dimiliki oleh Nederlands Indische Spoorweg

Maatschappij atau Jawatan Kereta Api Pemerintah Hindia Belanda dan

merupakan Kantor Pusat jawatan tersebut sampai kemerdekaan RI.

Arsiteknya adalah Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J Queendag yang

merupakan arsitek-arsitek Belanda ternama saat itu. Gedung ini terletak di

sudut jalan. Bagian depannya dihiasi oleh menara kembar yang mengingatkan

pada bentuk-bentuk menara gothic. Di belakang menara gedung ini membelah

menjadi dua sayap, masing-masing memanjang jauh ke belakang.

30
Oleh masyarakat Semarang, gedung ini disebut Lawang Sewu yang

artinya Pintu Seribu, karena memang gedung besar dan panjang ini memiliki

banyak pintu di sepanjang sayap-sayapnya. Pintu-pintu berjejer di ruangan-

ruangannya yang panjang dan beratap tinggi. Arsitektur gedung ini unik

karena menunjukkan adaptasi arsitektur Eropa terhadap iklim tropis, karena

itulah bangunan ini memiliki pintu yang banyak.

Setelah kemerdekaan gedung tersebut sempat dipakai oleh Kodam IV dan

kemudian dikembalikan kepada Jawatan Keret

31
2. Contoh bangunan arsitektur Modern
1. The Fallingwater (Frank Lloyd Wright, Mill Run, Pennsylvania, AS,

1935)

Courtesy of Frank Lloyd Wright

Desain rumah ikonik The Fallingwater terinspirasi oleh arsitektur Jepang

yang terkenal dengan menggunakan struktur kantilever. Rumah itu, yang

secara ideal dimasukkan ke dalam lanskap alami, diciptakan sebagai

tempat liburan akhir pekan untuk keluarga Kaufmann.

32
Kondisi bangunan mulai memburuk dengan cepat setelah konstruksi yang

disebut 'bangunan tujuh ember', ini mengalami atap bocor. Selain itu, teras

kantilever mulai jatuh karena kurangnya penguatan yang tepat. Bangunan

itu mengalami perombakan beberapa kali dan diubah menjadi museum

pada tahun 2002.

2. Rumah Kaca (Philip Johnson, New Canaan, Connecticut, AS, 1949)

Photo via diariodesign.com

Philip Johnson membangun rumah itu menjadi miliknya sendiri. Desainnya

minimal dan menggunakan fitur refleksi / transparansi kaca. Dia juga

bereksperimen dengan dimensi dan bentuk geometris yang menjadikan rumah

33
tersebut salah satu landmark daerah dan ikon dalam dunia arsitektur modern.

Rumah yang dibuat untuk tempat akhir pekan itu sebagian besar terbuat dari kaca

dan baja. Namun, bangunan tersebut juga mengalami masalah 'atap bocor' seperti

pada rumah The Fallingwater, yang membuat Johnson menggambarkannya

dengan bercanda, sebagai 'rumah empat ember'.

3. Villa Savoye (Le Corbusier, Paris, Prancis, 1931)

Photo via Flickr user August Fischer

Villa Savoye adalah villa yang dibangun sebagai tempat peristirahatan bagi

keluarga Savoy, di Poissy, di pinggiran Paris. Desainnya yang berbeda

menunjukkan 'lima poin' prinsip desain Le Corbusier termasuk konsep open plan,

grid kolom beton bertulang, jendela horizontal, taman di atap, dan fasad yang

34
independen.

Banyak yang belum tahu bahwa keluarga Savoy ternyata pernah mengalami

berbagai masalah yang muncul setelah mereka mulai menggunakan bangunan ini.

Konstruksi yang salah dan kesalahan desain menyebabkan keluarga itu

meninggalkan Villa Savoy beberapa tahun kemudian. Ajaibnya bangunan ini

berhasil masuk ke daftar 'Public Building' dan telah diubah menjadi museum

arsitektur modern.

4. Museum Guggenheim (Frank Lloyd Wright, New York, AS, 1959)

Photo via Club Innovation Culture.fr

Arsitek hebat Frank Lloyd memasarkan konsep arsitektur organik yang

membayangkan umat manusia dapat berinteraksi erat dengan lingkungan.

35
Museum Guggenheim berbentuk kerucut ini terdiri dari banyak galeri kunci dan

koleksi seni. Interior yang dirancang secara spiritual membawa kita pada

perjalanan tanpa akhir yang melarutkan semua penghalang antar ruang.

Bentuk-bentuk geometris yang kaku dan dominan dalam arsitektur modern

dideskripsikan oleh Wright dengan mengatakan: “bentuk-bentuk geometris ini

menunjukkan gagasan, suasana hati, sentimen manusia tertentu, misalnya:

lingkaran, infinity; segitiga, kesatuan struktural; spiral, kemajuan organik; alun-

alun, integritas." Wright melihat Museum Guggenheim sebagai 'spirit temple'.

5. Paviliun Barcelona (Ludwig Mies Van der Rohe, Barcelona, Spanyol,


1929)

Photo via Flickr User: gondolas

36
Paviliun ini awalnya diperkenalkan sebagai Paviliun Jerman untuk

Pameran Internasional 1929 di Barcelona, yang menampung German wing

of the exhibition. Desain, yang dipengaruhi oleh gerakan Bauhaus,

menampilkan dinding transparan dan atap kantilever.

Meskipun paviliunnya sangat minim, arsitek melakukan yang terbaik

dengan menggunakan bahan mewah seperti onyx merah, marmer, dan

Travertine. Salah satu perabot mewah, yang khusus dibuat untuk

bangunan ini adalah 'Kursi Barcelona' yang legendaris.

6. Arena Seluncur Es David S. Ingalls di New Haven (Eero Saarinen,


Connecticut, AS)

Photography: Carol M. Highsmith via Wikimedia Commons

37
Bangunan ini juga dikenal sebagai 'Yale Whale’, merujuk pada

Universitas Yale, tempat Eero Saarinen lulus. Desain kreatifnya

memegang ciri khas arsitektur Saarinen yang berbeda, yang sering

menggunakan lengkungan catenary. Arena hoki memiliki atap kantilever

bergelombang yang didukung oleh lengkungan beton bertulang sepanjang

90 meter.

7. Villa Dirickz (Marcel Leborgne, Brussels, Belgia, 1933)

Photo via Iiletter.com

Bangunan terkenal lain dari arsitektur modern adalah Villa Dirickz.

Dengan warna kuning mencolok, lapisan kaca, dan beton putih dikelilingi

oleh tanaman hijau. Vila, yang bernilai $ 10.000.000 ini ternyata juga

38
memiliki interior mewah serta fasilitas seperti gudang anggur dan bioskop.

Marcel Leborgne adalah arsitek Belgia dan ia adalah bapak dari arsitektur

modern di tanah kelahirannya. Rumah itu dirancang untuk Mr.Dirickz,

seorang tokoh industri yang tertarik pada seni. Bertahun-tahun kemudian,

vila itu mengalami masalah karena kelalaian perawatan, sampai

pengembang Alexander Cambron membelinya pada tahun 2007. Cambron

mendedikasikan semua sumber dayanya untuk merenovasi villa tersebut.

8. Bangunan Isokon di London (Wells Coates, London, UK, 1934)

Courtesy of Wells Coates – Photography: Nick Weall

39
Bangunan Isokon di London adalah perumahan yang masih digunakan hingga hari

ini, terdiri dari 32 apartemen. 24 apartemen diantaranya adalah apartemen studio

dan 8 lainnya adalah apartemen satu kamar tidur. Bangunan ini juga memiliki

ruang staf dan garasi yang luas.

Apartemen ini memiliki dapur kecil karena ada dapur umum yang dapat

digunakan semua penghuni. Mereka bisa dengan bebas menggunakannya untuk

menyiapkan makanan. Juga ada layanan lain seperti binatu dan sepatu.

Avanti Architects, yang berspesialisasi dalam pembenahan apartemen Arsitektur

modern, merenovasi gedung ini pada tahun 2003. Renovasi ini menghasilkan

pembangunan galeri komunal di garasi untuk memberi tahu orang-orang tentang

sejarah bangunan tersebut. Blok perumahan beton ini terdaftar sebagai bangunan

kelas I dan merupakan salah satu landmark arsitektur utama di ibukota Inggris.

40
9. Galerie Nasional Neue (Ludwig Mies Van der Rohe, Berlin, Jerman,
1968)

Photo via Greatbuildings.com

Didedikasikan untuk perkembangan seni modern, museum ini memiliki

koleksi seni yang berasal dari tahun-tahun awal abad ke-20. Desain

modernisnya yang khas meliputi sejumlah besar kaca, atap kantilever dan

eksterior yang datar.

Bangunan ini dikelilingi oleh lanskap buatan yang juga diciptakan oleh

Mies Van der Rohe. Museum ini adalah bagian dari Galeri Nasional

Museum Negara Berlin. Galeri ini mulai mengalami renovasi pada tahun

2015

41
10. Cité Radieuse (Le Corbusier, Marseille, Prancis, 1952)

Photography: Catrina Beevor

Proyek perumahan ini adalah salah satu karya paling penting dari Le Corbusier

yang menginspirasi banyak proyek arsitektur modern lainnya. Proyek minimalis

yang dipengaruhi oleh pilihan warna Bauhaus seperti kuning, merah, dan biru.

Cité Radieuse terdiri dari 337 flat dari 27 jenis, taman bermain dan kolam renang.

Bangunan ini terbuat dari beton tuang yang kasar dan sang arsitek berencana

untuk memasukkan kerangka baja, tetapi karena ketidakberuntungannya, Perang

Dunia II membuat bahan semacam itu sulit didapat. Gedung tersebut kemudian

menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 2016.

42
2.2 ANALISIS

A. ARSITEKTUR KOLONIAL

Arsitektur kolonial Belanda merupakan arsitektur yang memadukan antara budaya Barat

dan Timur. Arsitektur kolonial Belanda hadir melalui karya arsitek Belanda dan diperuntukkan

bagi bangsa Belanda yang tinggal di Indonesia, Arsitektur kolonial Belanda di Indonesia

dibangun di seluruh Nusantara yang dulu dikenal sebagai Hindia Belanda. Ada tiga gaya

arsitektur kolonial Belanda Arsitektur Hindia Lama ,Arsitektur Imperium Hindia danArsitektur

Hindia Baru.

Gaya arsitektur kolonial di Indonesia menurut Handinoto (2012) terbagi menjadi tiga

yaitu; Indische Empire (abad 18-19),Arsitektur Transisi (1890-1915), dan arsitektur kolonial

modern (1915-1940).Karakter Arsitektur Indische Empire Style(Abad 18-19)

Arsitektur kolonial ini memiliki karakter konstruksi atap perisai dengan penutup atap

genting, bahan bangunan konstruksi utamanya adalah batu bata (baik kolom maupun tembok),

pemakaian kayu terutama pada kuda-kudanya, kusen maupun pintunya dan pemakaian bahan

kaca belum banyak dipakai.

Ciri-ciri arisitektur kolonial, Menurut Handinoto dalam bukunya (1996) tentang ciri ciri

bangunan kolonial sebagai berikut :

43
1. Gable/gevel, berada pada bagian tampak bangunan, berbentuk segitiga

yang mengikuti bentukan atap.

2. Tower/Menara, variasi bentuknya beragam, mulai dari bulat, kotak atau

segi empat ramping, segi enam, atau bentuk-bentuk geometris lainnya,

3. Dormer/Cerobong asap semu, berfungsi untuk penghawaan dan

pencahayaan. Di tempat asalnya, Belanda, dormer biasanya menjulang

tinggi dan digunakan sebagai ruang atau cerobong asap untuk perapian.

4. Tympannon/Tadah angin, merupakan lambing masa prakristen yang

diwujudkan dalam bentuk pohon hayat, kepala kuda, atau roda matahari.

5. Ballustrade, ballustrade adalah pagar yang biasanya terbuat dari beton

cor yang digunakan sebagai pagar pembatas balkon, atau dek bangunan;

6. Bouvenlicht/Lubang ventilasi, bouvenlicht adalah bukaan pada bagian

wajah bangunan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan kesehatan

dan kenyamanan termal.

7. Windwijzer (Penunjuk angin), merupakan ornament yang diletakkan di

atas nok atap. Ornamen ini berfungsi sebagai penunjuk arah angin;

8. Nok Acroterie (Hiasan puncak atap), terletak di bagian puncak atap.

Ornamen ini dulunya dipakai pada rumah-rumah petani di Belanda, dan

terbuat dari daun alang-alang.

9. Geveltoppen (Hiasan kemuncak atap depan); - Voorschot, berbentuk

segitiga dan terletak di bagian depan rumah.

44
Arsitektur kolonial memiliki beberapa karakter yaitu: Karakter Arsitektur Transisi (1890-

1915)Menurut Handinoto (2006), karakter arsitektur transisi memiliki konstruksi atap pelana dan

perisai, penutup atap genteng, pemakaian ventilasi pada atap (dormer), bentuk atap tinggi dengan

kemiringan besar antara 450-600, penggunaan bentuk lengkung, kolom order yunani sudah mulai

ditinggalkan, kolom-kolom sudah memakai kayu dan beton, dinding pemikul, bahan bangunan

utama bata dan kayu dan pemakaian kaca (terutama pada jendela) masih sangat terbatas.

Karakter Arsitektur Kolonial Modern (1915-1940)Karakter visual arsitektur kolonial modern

(1915-1940) menurut Handinoto (2006), antara lain: menggunakan atap datar dari bahan beton,

pemakaian gevel horizontal, mulai menggunakan besi

Metode dan teknik konservasi pada bangunan kolonial dapat digolongkan menjadi dua

yaitu metode dan teknik konservasi yang bersifat fisik dan non fisik (Jukilehto, 2002).Metode

dan teknik konservasi bersifat fisik

Arsitektur kolonial Belanda di Indonesia dibangun di seluruh Nusantara yang dulu

dikenal sebagai Hindia Belanda. Pengaruh percampuran budaya yang dibawa oleh bangsa

Belanda pada arsitektur bangunandan bentuk kota yang ada di Indonesia merupakan gaya dan

konsep arsitektur yang sedang berkembang di benua Eropa pada masa tersebut. Gaya dan konsep

arsitektur tersebut disesuaikan dengan iklim tropis dan ketersediaan bahan di Indonesia, sehingga

diperoleh bentuk baru yang menyerupai bentuk di negara mereka. Bentuk yang lahir dari

percapuran budaya pada masa tersebut lebih dikenal dengan gaya Arsitektur Kolonia

45
adalah bangunan dan monumen bersejarah dapat member contoh dan pengajaran kepada

masyarakat, khususnya kepada remaja yang mempunyai semangat patriotisme yang lemah.

Walaupun, sebahagian bangunan lama hanya menunjukkan peristiwa hitam, akan tetapi jika kita

menghargai sejarah di sebalik bangunan itu dan mengambil pengajaran daripada peristiwa hitam

yang telah berlaku, kita akan lebih maju kehadapan tanpa mengulangi kesilapan yang telah

berlaku oleh masyarakat terdahulu. Sebagai contoh, Kota A'Famosa di Melaka iaitu kubu kuat

tentara Portugis yang dibina setelah menawan Melakadapat dijadikan pengajaran. Penawanan ini

berlaku keranan masalah perpaduan, kelemahan pemimpin dan kelemahan tentera Melaka

sendiri. Negara kita juga boleh menjadi negara yang setaraf dengan negara maju lain jika kita

tidak mengambil mudah perkara ini dan mengambil pengajaran terhadap sejarah negara kita.

Oleh itu, bangunan bersejarah di Negara kita tidak pelu dirobohkan .

Sulawesi Selatan merupakan daerah yang memiliki banyak tinggalan-tinggalan arkeologi.

Tinggalan-tinggalan arkeologi tersebut tersebar di berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Berikut

bangunan yanag ada dimakassar Rumah Jabatan Gubernur, Rumah di Jalan Datumuseng, Rumah

Kediaman Residen Gubernur, dan Rumah Mayor Thoeng.

B. ARSITEKTUR MODEREN

Arsitektur modern adalah gaya desain rumah yang banyak dipilih oleh masyarakat saat ini,

karena dianggap selaras dengan gaya hidup yang simple dan fungsional.Seiring perubahan

zaman dan keadaan, kebutuhan manusia pun berubah. Untuk itu, desain sebuah huniah haruslah

selaras dengan gaya hidup sehingga mampu memberikan manfaat yang optimal. Konsep modern

46
ini berfokus pada pengoptimalan fungsi dari hunian itu sendiri dengan menghindari terlalu

banyaknya dekorasi atau ornamen yang digunakan.

Ciri Khas Arsitektur Modern, Arsitektur modern tentu berbeda dengan konsep arsitektur

lainnya. Hal tersebut dapat terlihat dari ciri khas gaya arsitektur modern sebagai berikut:

1. Menerapkan Garis Vertikal dan Horizontal

2. Desain Asimetris

3. Menggunakan Sedikit Dekorasi

4. Menggunakan Jendela Kaca dan Cahaya Natural

5. Menggunakan Material dan Sistem Modern

6. Dipadukan dengan Material Tradisional

7. Mengoptimalkan Fungsi Ruangan

Pada arsitektur modern memiliki beberapa prinsip yanag harus diperhatikan yaitu:

1. Sistem firmitas atau sistem kekokohan

2. Adanya penggunaan bahan hasil pabrikasi untuk penutup atau kulit bangunan.

3. Terdapat sistem grid pada denah, tidak mempunyai pusat tertentu dan bentuknya biasanya

asimetri.

47
4. Selalu ada bukaan-bukaan (lubang-lubang) karena pada saat itu arsitek sudah mulai

memikirkan bagaimana menciptakan bangunan yang sehat yang diantaranya dengan

menggunakan banyak bukaan-bukaan (lubang-lubang) sebagai sirkulasi udara agar udara lebih

nyaman di dalamnya.

5. Alam dipinjam (dipasang) agar telihat sebagai ornamen tapi tidak menjadi bagian dari

bangunan.

6. Adanya kontak dengan alam baik secara langsung ataupun secara tidak langsung. Alam

disini mulai diperhatikan kembali sebagai unsur yang penting baik itu sebagai penunjang

kenyamanan maupun kesehatan lingkungan bangunan.

7. Ada keinginan akan sebuah lingkungan yang sehat, jarak antar bangunan berjauhan.

8. Arsitektur modern bertulang punggung pada teknologi (dasar semua permasalahan).

Pada saat tahun 1850-an muncul sebuah gelar baru yaitu insinyur. Insinyur disini selain

ahli bangunan juga bisa membuat bangunan-bangunan tinggi atau pencakar langit juga dapat

membuat bangunan dengan struktur-struktur yang panjang seperti jembatan. Kemudian arsitek

memanfaatkan pengetahuan yang dipunya oleh insinyur. Dan akhirnya arsitek lebih kreatif dan

mempunyai konsep pemikiran yang lebih dalam daripada insinyur, karena arsitek juga

mempunyai pengetahuan tentang ilmu seni yang tidak dipunyai oleh insinyur yang hanya

mempunyai ilmu teknik yang paten.

48
Kemudian pada sekitar tahun 1920-an muncullah suatu periode yang disebut dengan

Periode Heroic, dimana dimasa itu merupakan jaman penekanan ego pribadi, selain itu sudah

berkurangnya ornamen-ornamen yang menghiasi bangunan, namun ornamen-ornamen disini

berfungsi sebagai pemberi status, fungsi dan diletakkan di tempat-tempat tertentu. Sehingga

kesimpulannya adalah bahwa di masa ini telah terjadi penyederhanaan ornamen-ornamen. Di sini

massa-massa bangunan juga dibuat ekspresif namun menggunakan bahan-bahan pabrik sehingga

mempunyai ekspresi yang khas contohnya penggunaan bentuk-bentuk melengkung dan skylight.

Periode ini juga ditandai dengan keadaan politik Eropa yang saat itu tengah memanas yang

menyebabkan munculnya berbagai macam aliran. Seperti adanya Naziisme di Jerman dimana

bangunan pada saat itu harus berfungsi sebagai monumental, sedangkan di Italia adanya Fasisme

yang mengakibatkan bangunan-bangunan pada saat itu secara teknis mengikuti bentuk-bentuk

bangunan klasik. Jadi dapat dilihat bahwa pada saat itu karya-karya arsitektur haus monumental

dan prinsip–prinsip arsitektur klasik. Zailgeist yaitu arsitektur mengikuti

Kesimpulannya adalah bahwa sebenarnya arsitektur modern tidak sepenuhnya mati

karena arsitektur modern dianggap sebagai asal-muasal gaya arsitektur sekarang. Sehingga

banyak karya arsitektur sekarang yang masih mengadopsi prinsip-prinsip arsitektur modern,

meskipun dalam desainnya terjadi penggabungan gaya lain, seperti gaya klasik-Renaissance,

Neoklasik, dan sebagainya. Dengan kata lain jiwa arsitektur modern masih dapat dilihat dan

dirasakan pengaruhnya pada desain suatu bangunan.

49
Pada awalnya Arsitektur Modern muncul sekitar tahun 1750-an di Eropa, dengan

beberapa ciri khas yaitu munculnya arsitektur bergaya Romantic Classicicm atau yang lebih

dikenal dengan aliran Neoklasik, adanya tata kota ideal dan rekayasa teknologi. Sebenarnya

Arsitektur Modern baru muncul di Eropa sekitar tahun 1860-an setelah dibangunnya Crystal

Palace, sebagai suatu reaksi akibat ketidak puasan akan gaya arsitektur klasik dan kombinasinya

pada abad 18. Sedangkan di Amerika, gaya ini mulai muncul sekitar tahun 1880-an. Akibat

adanya berbagai gagasan baru, salah satunya adalah adanya peran teknologi dalam perancangan

bangunan yaitu penggunaan bahan-bahan baru seperti beton, besi, baja, kaca, dan sebagainya,

mulailah muncul berbagai macam struktur yang sekaligus mempengaruhi bentuk-bentuk

bangunan yang sebelumnya tidak ada. Gagasan baru tersebut terangkum dalam prinsip-prinsip

Arsitektur Modern.

50
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Arsitektur secara umum merupakan ilmu dan seni dalam mendesain dan merancang

bangunan dan struktur. Pada intinya, Arsitektur bertujuan untuk menciptakan sebuah ruang

untuk kebutuhan manusia. Desain dan rancangan seorang arsitek memiliki karakteristik

tertentu yaitu kegunaan, kekokohan dan keindahan.

Arsitektur kolonial secara umum merupakan salah satu gaya arsitektur yang ada di

Indonesia sejak masa penjajahan Belanda dimana gaya, karakter, dan ciri arsitektur kolonial

dipengaruhi oleh perpaduan antara budaya Belanda dan budaya Indonesia serta memiliki dua

metode konservasi yaitu teknik konservasi bersifat fisik (preservasi, restorasi, dan

rekonstruksi) dan non fisik.

Arsitektur Modern secara umum merupakan salah satu konsep yang terkenal dari dulu

hingga sekarang. Gaya arsitektur modern yang menghilangkan corak ornamen merupakan

salah satu ciri khas yang kental dari Arsitektur modern.

51
3.2 Daftar Pustaka

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Microsoft%20Word%20-%20BAB%20I-V%20(1).pdf

https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/2620/7/UNIKOM_Almer%20Hassan_10%20Bab%20

1.pdf

https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2184106

https://dupakdosen.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1310/arsitektur-

sri.pdf?sequence=1

http://ejournal.upi.edu/index.php/jaz - e-mail: jurnal.zonasi@gmail.com dan

jurnal_zonasi@upi.edu

doi.org/10.17509/jaz.v3i2.24683

52

Anda mungkin juga menyukai