Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI SUSUN OLEH :
1
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema Arsitektur
Kolonial di Indonesia dan perkembangan Arsitektur Modern ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi ujian
penjamin kualitas dari Bapak Aris Alimuddin, ST., MT. dan Bapak Andi Haryanto,
ST., MT. pada Mata Kuliah Sejarah Perkembangan Arsitektur 1. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Arsitektur Kolonial
Belanda di Indonesia dan perkembangan Arsitektur Modern bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Aris Alimuddin, ST., MT. dan
Bapak Andi Haryanto, ST., MT., selaku Dosen Sejarah Perkembangan Arsitektur 1
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih ke pada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
2
Makassar, 08 Juli 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................................5
1.4 Manfaat............................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................6
2.1 Arsitektur Kolonial..........................................................................................6
2.1.1. Pengertian Arsitektur Kolonial................................................................6
2.2. Bagaimana Arsitektur Kolonial di Indonesia.............................................7
2.2 Arsitektur Modern...........................................................................................9
2.2.1. Pengertian Arsitektur Modern.................................................................9
2.2.2. Perkembangan Arsitektur Modern...........................................................9
2.2.3. Perkembangan Arsitektur Modern di Indonesia....................................12
BAB III PENUTUP................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
”modernitas” diberikan oleh kepentingan simbolis yang merujuk pada persatuan
dan kekuatan nasional.
1.3 Tujuan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah :
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari mempelajari makalah ini adalah
mengetahui dan mengerti apa itu Arsitektur Kolonial dan apa itu Arsitektur
Modern serta perkembangannya. Diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis
keilmuan dan manfaat praktis arsitektur.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
kaena terdapat pencampuran budaya penjajah dengan budaya Indonesia. (Haris,
Cyil M dalam Samsudi)
7
Arsitektur kolonial lebih banyak mengadopsi gaya neo-klasik, yakni gaya
yang berorientasi pada gaya arsitektur klasik Yunani dan Romawi. Ciri menonjol
terletak pada bentuk dasar bangunan dengan trap-trap tangga naik (cripedoma).
Kolom-kolom dorik, ionik dan corinthian dengan berbagai bentuk ornamen pada
kapitalnya. Bentuk pedimen, yakni bentuk segi tiga berisi relife mitos Yunani atau
Romawi di atas deretan kolom. Bentuk-bentuk tympanum (konstruksi dinding
berbentuk segi tiga atau setengah lingkaran) diletakkan di atas pintu dan jendela
berfungsi sebagai hiasan.
8
dipengaruhi oleh banyak aspek, akan tetapi perubahan salah satu aspek saja dalam
kehidupan masyarakat dapat mempengaruhi wujud arsitektur.
9
revolusi industri pada tahun 1760-1863. Adapun tenggang waktu pada
perkembangan arsitektur modern dapat dibagi sebagai berikut:
Periode I (1900-1929)
Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan
dalam dunia arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen
yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok. Eksperimen tersebut
diungkapkan sebagai sebuah pertentangan yang membutuhkan 40 tahun untuk
menciptakan arsitektur Modern. Arsitektur modern mulai menonjol setelah perang
dunia I pada tahun 1917 bersamaan dangan hancurnya sarana, prasarana dan
ekonomi.
Pada masa ini, faktor terbentuknya ruang juga ditunjang faktor komposisi,
rasio dan dimensi manusia. Kemudian berkembang konsep free planatau universal
plan, yaitu ruang yang ada dapat dipergunakan untuk berbagai macam aktifitas atau
ruang dapat diatur fleksibel dan dapat digunakan untuk berbagai fungsi, sehingga
typical concept mulai berkembang yaitu ruang- ruang dibuat standar dan berlaku
universal. Konsep open space nampak dengan menggunakan jendela kaca yang
lebar dan menerus serta pemakaian material utama berupa baja, beton dan kaca
yang menonjolkan bentuk polos. Ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan dalam
arsitektur modern. Arsitektur modern berarti putusnya hubungan dengan sejarah
dan daerah serta bersifat universal.
Konsep baru dan sangat mendasar dari arsitektur modern antara lain adalah
“FORM FOLLOWS FUNCTION” yang dikembangkan oleh Louis Sullivan,
dengan beberapa ciri sebagai berikut:
a) Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya.
b) Struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan masa
lampau (tanpa ornamen).
c) Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki.
d) Fungsi sejalan atau menyertai dengan wujud.
10
c) Le Corbusier
d) Walter Gropius
e) Ludwig Mies van de Rohe
2.Periode II (1930-1939)
Pada periode ini, perkembangan arsitektur modern sudah sampai di seluruh
Eropa, Amerika dan Jepang. Masing-masing daerah mempunyai perbedaan iklim,
keadaan tanah dan tradisi yang dapat mempengaruhi apresiasi bentuknya.
Perkembangan metode hubungan ruang, bentuk, bahan dan struktur tidak lagi
bersifat universal, akan tetapi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
tempat atau lokasi dimana bangunan itu didirikan, dan dengan karakteristik daerah
tersebut. Karakteristik bentuk dan tampilan dengan gaya international styleatau
universal style dari arsitektur modern pada peride ini diwarnai oleh tipe-tipe
tampilan baru, yaitu tampilan dengan memperhatikan penggunaan bahan-bahan
lokal setempat. Pada prinsipnya arsitektur merupakan perpaduan antara keahlian,
perkembangan teknologi, industri serta seni dengan paham kedaerahan (manusia
dan lingkungan) dengan tidak mengurangi rasa kesatuan yang disebut
kemanusiaan.
Penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang berbeda yaitu:
11
a) Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika).
b) Dilihat dari metode produksi (efisiensi).
Walaupun setiap aliran atau paham yang berkembang pada periode arsitektur
modern mempunyai ciri khas masing-masing, akan tetapi periode arsitektur
modern ditandai dengan sebuah persamaan yang mendasar, yaitu segala bentuk
permasalah dan konsep asitekturnya harus dinyatakan dengan jelas, tegas dan
berdasarkan pada suatu fungsi tertentu.
2.2.3. Perkembangan Arsitektur Modern di Indonesia
Arsitektur modern tidak mengalami perkembangan secara signifikan di
Indonesia. Seperti gaya arsitektur lain yang diimpor dari negara-negara barat, gaya
arsitektur modern masuk ke Indonesia sebagai pengaruh era globalisasi. Gaya
arsitektur modern muncul sebagai gaya internasional atau gaya universal yang
cukup memiliki kesamaan di berbagai negara. Di Indonesia, gaya arsitektur modern
diterapkan sebagai gaya arsitektur yang mengacu pada fungsi ruang juga
merupakan titik awal desain. Gaya arsitektur modern adalah gaya yang sederhana,
bersih dan fungsional. Berdasarkan gaya hidup modern, masyarakat cenderung
menyukai sesuatu yang mudah dan cepat, karena berbagai alat diciptakan secara
industri untuk kemudahan masyarakat.
Sifat dasar gaya hidup modern adalah sebuah tuntutan untuk bergerak dan
melakukan sesuatu dengan lebih cepat serta didukung oleh teknologi dan industri.
Teknologi dikembangkan untuk membuat kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
lebih cepat dan mudah, seperti alat komunikasi berupa tetelpon genggam ataupun
computer.
Dalam berarsitektur, gaya hidup modern memberikan pengaruh terhadap
kebutuhan untuk memiliki bangunan yang sederhana, bersih dan fungsional,
sebagai bentuk dari arsitektur modern. Gaya hidup seperti ini hanya dimiliki oleh
sebagian masyarakat, terutama di kota-kota besar dan berkembang yang menuntut
gaya hidup cepat, mudah, efisien dan fungsional.
12
2) Terfokus pada material bangunan yang digunakan untuk menciptakan hasil
akhir bernilai estetika yang diinginkan.
3) Analogi mesin dalam penyusunan dan pengembangan ruang.
4) Menghindari ornamen pada bangunan.
5) Penyederhanaan bentuk.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu Arsitektur kolonial
merupakan sebutan singkat untuk langgam arsitektur yang berkembang selama
masa pendudukan Belanda di tanah air. Arsitektur kolonial merupakan arsitektur
yang memadukan antara budaya Barat dan Timur. Arsitektur ini hadir melalui
karya arsitek Belanda dan diperuntukkan bagi bangsa Belanda yang tinggal di
Indonesia. Masuknya unsur Eropa ke dalam komposisi kependudukan menambah
kekayaan ragam arsitektur di nusantara. Arsitektur Kolonial tercipta tidak secara
langsung melainkan secara bertahap dan melalui proses-proses yang panjang.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema pengaruh
Arsitektur Kolonial Belanda di beberapa Kota Besar di Indonesia ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi ujian
penjamin kualitas dari Bapak Aris Alimuddin, ST., MT. dan Bapak Andi Haryanto,
ST., MT. pada Mata Kuliah Sejarah Perkembangan Arsitektur 1. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengaruh Arsitektur
Kolonial Belanda di beberapa Kota Besar di Indonesia bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Aris Alimuddin, ST., MT. dan
Bapak Andi Haryanto, ST., MT., selaku Dosen Sejarah Perkembangan Arsitektur 1
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih ke pada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
15
Makassar, 08 Juli 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................15
DAFTAR ISI............................................................................................................16
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................17
1.1 Latar Belakang...............................................................................................17
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................18
1.3 Tujuan............................................................................................................18
1.4 Manfaat..........................................................................................................18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................19
2.1 Arsitektur Kolonial........................................................................................19
2.1.1 pengaruh Arsitektur Kolonial Belanda pada Kota besar di Indonesia....19
2.2 Contoh-contoh Arsitektur Kolonial di beberapa Kota besar di Indonesia.....20
2.2.1. Restaurant “Hallo Surabaya” Surabaya.................................................20
2.2.2. Kantor UPTD di Benteng Oranje, Ternate............................................21
2.2.3. Kantor Pos Besar, Medan......................................................................24
2.2.4. Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta.............................................25
2.3 Penerapan Arsitektur Kolonial dalam suatu bangunan..................................26
BAB III PENUTUP.................................................................................................30
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................31
16
BAB I
PENDAHULUAN
17
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
6. Apa pengaruh Arsitektur Kolonial Belanda di beberapa Kota besar yang ada
di Indonesia?
7. Contoh-contoh Arsitektur Kolonial di beberapa Kota besar di Indonesia?
8. Gambar-gambar yang lebih mejelaskan tentang Arsitektur Kolonial?
9. Bagaimana penerapan Arsitektur Kolonial dalam suatu bangunan yang di
jelaskan secara mendalam?
1.3 Tujuan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah :
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
19
2.2 Contoh-contoh Arsitektur Kolonial di beberapa Kota besar di Indonesia
Berikut ini adalah beberapa deretan contoh karya bangunan arsitektur di
zaman kolonial yang berlokasi di berbagai daerah di Indonesia. Setiap bangunan
memiliki sejarahnya masing-masing, simak sebagai berikut :
20
ruang yang terlihat lebih terbuka dan mengundang untuk datingdan masuk ke
dalam bangunan.
Bangunan sebagai kesatuan terdiri atas elemen-elemen massa yang ditata
sedemikian rupa berdasarkan prinsip penataan sebagaimana dikemukakan oleh D.
K. Ching, yakni proporsi, hirarki, sumbu, ritme, repetisi, datum dan transformasi.
Berlandaskan prinsip tersebut, blok massa ditata dari bentuk dasarnya hingga
tercipta ruang binaan yang memenuhi kebutuhan pengguna dan menyikapi kondisi
tapak secara spesifik. Tapak dan pengguna bangunan sebagai dua aspek lokal
(naturedan culture) menjadi pedoman dalam merancang bangunan yang
kontekstual.
Gambar 1
Tampilan depan gedung restoran‟Hallo Surabaya‟di Surabaya
21
bentuk denah bangunan, ada usaha menghilangkan kolom gaya Yunanipada teras
depan (voor galerij) dan teras belakang (achter galerij), dengan menggunakan
kolom dari kayu yang berbentuk persegi.
Gambar 2
Kantor UPTD Dinas Pariwisata Kota Ternate
22
b. Museumseni dan budaya, Denah bangunan relatif simetris, memiliki teras depan
(Voor galerij) dan teras belakang belakang (Achter galerij), untuk
menghindarimasuknya sinar matahari langsung dan tampiasnya air hujan.Tampak
simetris mengikuti bentuk denah bangunan, ada usaha menghilangkan kolom gaya
Yunani, dengan memakai kolom kayu berbentuk persegi pada teras depan (Voor
galerij) dan teras belakang (Achter galerij).
Gambar 3
Museum Seni dan Budaya
Bangunan Museum seni dan budaya menggunakan bahan utama dari kayu baik
pada atap, pintu maupun jendela. Sudah mulai menggunakan bahan kaca pada
jendela dalam jumlah terbatas. Dinding bangunan merupakan konstruksi dinding
pemikul yangterbuat dari susunan batu kali dan batu kapur yang diplester.Hasil
analisis menunjukan gaya bangunan Museum seni dan budaya adalah 28.25%
mendekati gaya Indische Empire (Abad 18-19), 46.75% mendekati gaya arsitektur
23
Peralihan (1890-1915) dan 14.00% mendekati gaya arsitektur Kolonial moderen
(1915-1940).
2.2.3. Kantor Pos Besar, Medan
Bangunan ini memiliki luas 1200 meter persegi, dengan tinggi mencapai 20
meter. Kantor pos yang terdapat di jantung kota Medan ini juga merupakan ikon
kota Medan. Bangunan yang di dominasi dengan warna putih dan orange, yang
merupakan identitas Pos Indonesia ini memiliki bentuk kubah yang unik.
Bentuk kubah tetap dipertahankan walaupun kantor pos ini telah mengalami
beberapa kali renovasi. Jendela-jendela yang terletak pada sisi-sisi bangunan
berbentuk setengah lingkaran, dengan tiang putih yang menyangganya, membuat
bangunan tersebut terlihat seperti kandang burung.
Di Kantor Pos Besar kota Medan ini juga masih tertera ukiran-ukiran tulisan
yang menjadi penanda tahun bangunan ini. Ukiran tulisan ‘ANNO 1911’ di bagian
atas samping kiri-kanan bangunannya pun masih terlihat jelas. Ia menjadi salah
satu bukti tahun kelahiran bangunan tersebut.
Kantor Pos Medan berdiri tahun 1911, yang diarsiteki oleh arsitek Belanda
bernama Snuyf. Arsitek bangunan bersejarah ini tak lain adalah Snuyf. Dia
memulainya pada 1909 dan selesai pada 1911. Dia sendiri merupakan pejabat
pekerjaan umum Belanda untuk Kesultanan Deli.
Di Eropa, desain bangunan seperti pada Kantor Pos Besar Medan dikenal
dengan nama arsitektur modern fungsional (art deco geometrik). Jenis arsitektur ini
merupakan generasi ketiga setelah arsitektur klasik yang hadir sebelum 1910 dan
arsitektur neo-klasik (art deco ornamental) sebelum 1920. Kedua jenis arsitektur
terakhir juga pernah digunakan Belanda dalam pembangunan beberapa bangunan
yang mereka kontrak di Medan.
Salah satu ciri khas bangunan zaman dulu adalah keberadaan langit-
langitnya yang lebih tinggi. Begitu pun lampu dan kipas angin yang terpasang
dengan pegangan yang panjang, seperti di beberapa ruangan kantor pos.
24
Awalnya, langit-langit vestibule dilapisi dengan kuningan asli. Hanya saja,
lapisan itu mengelupas akibat tragedi kebakaran yang sempat menghanguskan
sebagian kecil bangunan kantor pos pada Juni 2003.
Gambar 4
Kantor pos Besar, Medan
25
gedung tersebut digunakan untuk Kantor Walikota Jakarta Barat dan baru setelah
itu diresmikan oleh Presiden (saat itu) Soeharto sebagai Balai Seni Rupa Jakarta.
Gambar 5
Museum Seni Rupa dan Kramik, Jakarta
26
(Sumber : www.thearoengbinangproject.com)
27
Gambar : Lorong pada Rumah Sakit Darmo
(Sumber : www.thearoengbinangproject.com)
Lorong masuk utama Rumah Sakit Darmo dengan logo dan tulisan “Salus Aegroti
Suprema Lex Est” di atas gerbang lengkung. Pada lorong ini menggunakan finising
berwarna putih dimana warna putih dominan digunakan pada bangunan Kolonial.
Gambar : Pavilium
(Sumber : www.thearoengbinangproject.com)
Paviliun di bagian depan Rumah Sakit Darmo yang berada di sebelah kiri dan
kanan bangunan.
28
Gambar : Lanscape pada Rumah Sakit Darmo
(Sumber : rumahcomplit.ga)
Desain pintu pada Rumah Sakit Darmo dimana terdapat lubang-lubang pada pintu
dimana sebagai sirkulasi udara dan terdapat ventilasi pada bagian atas kusen
sebagai penghawaan dan pencahayaan alami.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu bangunan kolonial
banyak dijumpai di berbagai kota besar di Indonesia khususnya di kota-kota yang
pernah dijajah oleh Belanda seperti Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, Semarang,
Malang dan lainnya. Jenis-jenis Arsitektur Kolonial di Indonesia sangat beragam
karna dari awal masuk ke Indonesia, Arsitektur Kolonial terus berkembang, hal itu
membuat arsitektur di Indonesia jadi beragam dan sangat mempengaruhi arsitektur
di Indonesia hingga sekarang. Arsitektur Kolonial sendiri masih banyak di
Indonesia hingga sekarang.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema perkembangan
Arsitektur Kolonial 1870-1940 ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi ujian
penjamin kualitas dari Bapak Aris Alimuddin, ST., MT. dan Bapak Andi Haryanto,
ST., MT. pada Mata Kuliah Sejarah Perkembangan Arsitektur 1. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengaruh
perkembangan Arsitektur Kolonial 1870-1940 bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Aris Alimuddin, ST., MT. dan
Bapak Andi Haryanto, ST., MT., selaku Dosen Sejarah Perkembangan Arsitektur 1
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih ke pada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
32
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................32
DAFTAR ISI............................................................................................................33
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................34
1.1 Latar Belakang...............................................................................................34
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................35
1.3 Tujuan............................................................................................................35
1.4 Manfaat..........................................................................................................35
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................36
2.1 Periodesasi Arsitektur Kolonial.....................................................................36
2.1.1 Abad 16 sampai tahun 1800-an..............................................................36
2.1.2 Tahun 1800-an sampai tahun 1902.........................................................36
2.1.3 Tahun 1902 sampai tahun 1920-an.........................................................37
2.1.4 Tahun 1920 sampai tahun 1940-an.........................................................38
2.2 Ciri-ciri Arsitektur Kolonial di Indonesia......................................................38
2.2.1 Gaya Neo Klasik (the Empire Style / the Dutch Colonial Villa) (tahun
1800)................................................................................................................38
2.2.2 Bentuk Vernacular Belanda dan Penyesuaian Terhadap Iklim Tropis
(sesudah tahun 1900).......................................................................................39
2.2.3 Gaya Neogothic ( sesudah tahun 1900)..................................................39
2.2.4 Nieuwe Bouwen / International Style( sesudah tahun 1900-an).............39
2.2.5 Art Deco..................................................................................................40
BAB III PENUTUP.................................................................................................41
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................42
33
BAB I
PENDAHULUAN
34
VOC berhasil memperlemah Kerajaan Mataram dan masuk ke Surakarta.
Arsitektur Kolonial merupakan arsitektur yang dibawa bangsa Belanda dari benua
Eropa ke daerah jajahan. Karya arsitektur peninggalan kolonial Belanda di
Indonesia selama dalam waktu penjajahan (abad 17 sampai Tahun1942), hasilnya
berbentuk gaya Hindia-Belanda yang ber citra “kolonial” yang disesuaikan dengan
lingkungan lokal serta merespon iklim.
1.3 Tujuan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah :
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari mempelajari makalah ini adalah
mengetahui dan mengerti periodesasi Arsitektur Kolonial dan perkembangan apa
saja yang terjadi selama priodesasi tersebut, serta mempelajari sejarah tentang
arsitektur colonial dan untuk menambah wawasan. Diharapkan dapat memberikan
manfaat teoritis keilmuan dan manfaat praktis arsitektur.
35
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
36
(terutama Prancis) yang diterjemahkan secara bebas. Hasilnya berbentuk gaya
Hindia Belanda yang bercitra Kolonial yang disesuaikan dengan ingkungan lokal,
iklim dan material yang tersedia pada masa itu. Bangunan-bangunan yang
berkesan grandeur (megah) dengan gaya arsitektur Neo Klasik dikenal Indische
Architecture karakter arsitektur seperti :
Denah simetris dengan satu lantai, terbuka, pilar di serambi depan dan
belakang (ruang makan) dan di dalamnya terdapat serambi tengah yang mejuju ke
ruang tidur dan kamarkamar lainnya.Pilar menjulang ke atas (gaya Yunani) dan
terdapat gevel atau mahkota di atas serambi depan dan belakang. Menggunakan
atap perisai.
Secara umum, ciri dan karakter arsitektur kolonial di Indonesia pada tahun
1902 - 1920-an :
1) Menggunakan Gevel (gable) pada tampak depan bangunan.
2) Bentuk gable sangat bervariasi seperti curvilinear gable, stepped gable,
gambrel gable, pediment (dengan entablure).
3) Penggunaan Tower pada bangunan.
4) Tower pada mulanya digunakan pada bangunan gereja kemudian diambil
alih oelh bangunan umum dan menjadi mode pada arsitektur kolonial
Belanda pada abad ke 20.
5) Bentuknya bermacam-macam, ada yang bulat, segiempat ramping, dan ada
yang dikombinasikan dengan gevel depan.
6) Penggunaaan Dormer pada bangunan.
7) Penyesuaian bangunan terhadap iklim tropis basah seperti membuat
Ventilasi yang lebar dan tinggi.
37
2.1.4 Tahun 1920 sampai tahun 1940-an
Pada tahun ini muncul gerakan pembaruan dalam arsitektur, gerakan
pembaharuan dalam arsitektur baik di tingkat nasional maupun internasional,
kemudian mempengaruhi arsitektur kolonial di Indonesia. Hal ini mempengaruhi
arsitektur kolonial Belanda di Indonesia. Pada awal abad 20, arsitek-arsitek yang
baru datang dari negeri Belanda memunculkan pendekatan untuk rancangan
arsitektur di Hindia Belanda. Hanya saja arsitektur baru tersebut kadang-kadang
diikuti secara langsung, tetapi kadang-kadang juga muncul gaya yang disebut
sebagai ekletisisme (gaya campuran). Pada masa tersebut muncul arsitek Belanda
yang memandang perlu untuk memberi ciri khas pada arsitektur Hindia Belanda.
Mereka ini menggunakan kebudayaan arsitektur tradisional Indonesia sebagai
sumber pengembangannya.
Aliran baru ini, semula masih memegang unsur-unsur mendasar bentuk
klasik, memasukkan unsur-unsur yang terutama dirancang untuk mengantisipasi
matahari hujan lebat tropik. Selain unsur-unsur arsitektur tropis, juga memasukkan
unsur-unsur arsitektur tradisional (asli) Indonesia sehingga menjadi konsep yang
eklektis. Konsep ini nampak pada karya Maclaine Pont seperti kampus Technische
Hogeschool (ITB), Gereja Poh sarang di Kediri.
38
2.2.2 Bentuk Vernacular Belanda dan Penyesuaian Terhadap Iklim Tropis
(sesudah tahun 1900)
Ciri dan karakteristik :
39
1) Atap datar
2) Gevel horizontal
3) Volume bangunan berbentuk kubus
4) Berwarna putih
A. Nieuwe Zakelijkheid
Mencoba mencari keseimbangan terhadap garis dan massa
Bentuk-bentuk asimetris void saling tindih ( interplay dari garis hoeizontal dan
vertical) Contoh ; Kantor Borsumij ( GC. Citroen)
B. Ekspresionistik : Wujud
curvilinie
40
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu bangunan kolonial
telah melalui banyak tahapan-tahapan dalam pengembangannya, serta melalui
periode yang sangat panajang. banyak dijumpai di berbagai kota besar di Indonesia
khususnya di kota-kota yang pernah dijajah oleh Belanda seperti Surabaya, Jakarta,
Yogyakarta, Semarang, Malang dan lainnya. Aliran yang mempengaruhi arsitektur
kolonial di Indonesia di antaranaya Gaya Neo Klasik, Bentuk Vernacular Belanda
dan Penyesuaian Terhadap Iklim Tropis, Gaya Neogothic, Nieuwe Bouwen /
International Style, Art Deco. Sehingga bentuk Arsitektur Kolonial di Indonesia
bermacam-macam. Arsitektur Kolonial sendiri masih banyak di Indonesia hingga
sekarang, sehingga pengaruhnya untuk bangunan-bangunan di Indonesia masih
ada.
41
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
42
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema Definisi dan
Konsep Arsitektur Modern dan Post Modern ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi ujian
penjamin kualitas dari Bapak Aris Alimuddin, ST., MT. dan Bapak Andi Haryanto,
ST., MT. pada Mata Kuliah Sejarah Perkembangan Arsitektur 1. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Definisi dan
Konsep Arsitektur Modern dan Post Modern bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Aris Alimuddin, ST., MT. dan
Bapak Andi Haryanto, ST., MT., selaku Dosen Sejarah Perkembangan Arsitektur 1
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih ke pada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
43
KATA PENGANTAR.............................................................................................43
DAFTAR ISI...........................................................................................................44
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................45
1.1 Latar Belakang...............................................................................................45
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................46
1.3 Tujuan............................................................................................................46
1.4 Manfaat..........................................................................................................46
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................47
2.1 Arsitektur Modern.........................................................................................47
2.1.1 Definisi Arsitektur Modern....................................................................47
2.1.2 Konsep Arsitektur Modern.....................................................................48
2.2 Arsitektur Post Modern.................................................................................50
2.2.1 Definisi Arsitektur Post Modern............................................................50
2.2.2 Konsep Arsitektur Post Modern.............................................................50
BAB III PENUTUP.................................................................................................52
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................53
BAB I
PENDAHULUAN
44
1.3 Latar Belakang
Arsitektur modern adalah suatu bangunan dengan gaya karakteristik serupa
yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala macam
ornamen. Menurut Rayner Banham pada bukunya yang berjudul “Age of the
Master : A Personal view of Modern Architecture”, tahun 1978, perkembangan
arsitektur modern menekankan pada kesederhanaan suatu desain dengan menganut
Form Follows Function (bentuk mengikuti fungsi) Arsitektur modern timbul
karena adanya kemajuan dalam bidang teknologi yang membuat manusia
cenderung untuk sesuatu yang ekonomis. Arsitektur modern pertama kali muncul
pada tahun 1900, pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat dan dikenal dengan
gaya Internasional dan menjadi bangunan yang dominan dalam abad ke 20.
Arsitektur modern timbul karena adanya kemajuan dalam bidang teknologi
yang membuat manusia cenderung lebih memlih sesuatu yang praktis dan
ekomonis. Arsitektur Modern memiliki prinsip yaitu fungsional dan efisiensi.
Fungsional yang artinya bangunan tersebut harus mewadahi aktifitas penghuninya
dan efisiensi harus mampu diterapkan ke berbagai hal seperti efisiensi biaya,
efisiensi waktu pengerjaan dan aspek free maintenance pada bangunan.
Istilah Post-Modern sebenarnya sudah dikenal sejak pertengahan tahun
1970-an,tidak hanya di dunia arsitektur tetapi juga pada dunia seni lukis, tari,
patung, film, dan bahkan ideologi. Pada dasarnya Post-Modern merupakan reaksi
(anti-thesis) dari Modernisme (thesis) yang sudah berjalan sangat lama. Irwing
Howe menggambarkannya sebagai “the radical breakdown of the modernist”, jadi
keduanya memang tidak bisa dipisahkan satu samalain dan berkelanjutan. Post-
Modern bukanlah gerakan revolusioner yang ingin lepas dan membuang nilai-nilai
Modernisme (Stern,1980).
Perkembangan Post-Modernisme bahkan sangat dipengaruhi oleh
Modernisme. Di dunia arsitektur sendiri gerakan ini sering disebut sebagai Beyond
the Modern Movement karena memang berkembang setelah Modern Movement.
Tetapi ada juga yang menyebutnya sebagai Super-mannerism karena merupakan
kelanjutan dari Mannerisme pada era Renaissance di Italia.
45
13. Apakah definisi dari Arsitektur Modern?
14. Apakah konsep dari Arsitektur Modern?
15. Apakah definisi dari Arsitektur Post Modern?
16. Apakah konsep dari Arsitektur Post Modern?
1.3 Tujuan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah :
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari mempelajari makalah ini adalah
mengetahui dan memahami definisi dan konsep Arsitektur Modern. Juga
memahami definisi dan konsep Arsitektur Post Modern. Diharapkan dapat
memberikan manfaat teoritis keilmuan dan manfaat praktis arsitektur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
46
2.1 Arsitektur Modern
2.1.1 Definisi Arsitektur Modern
Arsitektur modern tidak dapat didefinisikan secara mentah. Ada banyak
tokoh dan sumber yang menjelaskan mengenai definisi arsitektur modern. Berikut
merupakan beberapa pernyataan yang berkaitan dengan arsitektur modern yang
diperoleh dari buku berjudul ‘Arsitektur Modern Akhir abad XIX dan abad XX’
karya Yulianto Sumalyo.
48
3. Bentuk tertentu, fungsional, bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk
menjadi monoton karena tidak diolah.
(a) Masih memperlihatkan kejelasan struktur dan sainsnya dengan ide-ide yang
inovatif, beralasan dan masuk akal.
50
bangunan maupun fungsi struktur serta sains dengan pemikiran yang
mendalam.
(e) Memadukan unsur-unsur yang berkesan mungkin dan yang tidak mungkin.
51
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu bangunan
modern telah melalui banyak tahapan-tahapan dalam pengembangannya, serta
melalui periode yang sangat panajang. banyak dijumpai di berbagai kota besar di
Dunia, khususnya di kota-kota besar yang tigkat perekonomiannya tinggi. Karena
bentuk Arsitektur Modern hanya mengikuti fungsi, maka bentuk-bentuk pada
arsitektur modern umumnya tidak memiliki makna atau mengacu pada hal-hal
tertentu maupun ciri khas suatu daerah. Hal inilah yang kemudian menjadikan
arsitektur modern bersifat homogen dan diharapkan bisa menjadi gaya yang
diterapkan semua orang dalam internasional atau international style.
bangunan post modern ada, karna sebagai bentuk aliran atau pemikiran yang
berkaitan dengan reaksi-reaksi atas ‘kegagalan’ yang terjadi dalam aliran arsitektur
modern, karena bentuk kebosanan-kebosanan dalam tampilan bentuk, hilangnya
identitas dari tempat atau lokasi, pengaruh yang mengungkung dari efisiensi dan
efektivitas produksi massal serta pengaruh yang sangat kuat dari adanya
industrialisasi dalam desain bangunan. telah melalui banyak tahapan-tahapan
dalam pengembangannya, serta melalui periode yang sangat panajang. Sehingga
bentuk Arsitektur Post meodern di Dunia bermacam-macam.
Arsitektur Modern dan Arsitektur Post Modern memiliki definisi dan konsep
masing-masing, sehingga ke dua jenis Arsitektur ini juga memiliki kelebihan
tersendiri. Oleh sebab itu Arsitektur Modern dan Arsitektur Post Modern sama –
sama bagus.
52
DAFTAR PUSTAKA
53
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema Aliran dalam
Arsitektur Modern dan Post Modern ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi ujian
penjamin kualitas dari Bapak Aris Alimuddin, ST., MT. dan Bapak Andi Haryanto,
ST., MT. pada Mata Kuliah Sejarah Perkembangan Arsitektur 1. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Aliran dalam
Arsitektur Modern dan Post Modern bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Aris Alimuddin, ST., MT. dan
Bapak Andi Haryanto, ST., MT., selaku Dosen Sejarah Perkembangan Arsitektur 1
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih ke pada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
54
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................54
DAFTAR ISI...........................................................................................................55
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................56
1.1 Latar Belakang...............................................................................................56
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................57
1.3 Tujuan............................................................................................................57
1.4 Manfaat..........................................................................................................57
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................58
2.1 Arsitektur Modern.........................................................................................58
2.1.1 Aliran Arsitektur Modern.......................................................................58
2.1 Arsitektur Post Modern.................................................................................63
2.1.1 Aliran Arsitektur Post Modern...............................................................63
BAB III PENUTUP.................................................................................................65
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................66
55
BAB I
PENDAHULUAN
56
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1.3 Tujuan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah :
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari mempelajari makalah ini adalah
mengetahui dan memahami aliran-aliran Arsitektur Modern. Juga memahami
aliran-aliran Arsitektur Post Modern. Menjelaskan perbendaan antara aliran-aliran
yang dimiliki oleh Arsitektur Modern dan aliran-aliran Post Modern. Diharapkan
dapat memberikan manfaat teoritis keilmuan dan manfaat praktis arsitektur.
57
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
58
Aliran Cubism termasuk dalam aliran arsitektur modern awal
Fungsionalisme atau rasionalisme. Elemen bangunan mengutamakan pada fungsi
yang pada akhirnya dapat menimbulkan keindahan tanpa adanya hiasan atau
dekorasi satupun.
Aliran cubism memanfaatkan teknologi beton bertulang yang bentuk dan ukuran-
ukurannya standar dengan sistem module. Sistem ini menjadikan suatu bangunan
dibangun dalam waktu yang cepat dan memungkinkan dibangun dalam jumlah
yang banyak. Elemen- elemen bangunan dibuat dan dicor di pabrik yang
selanjutnya perakitan dapat dilakukan di lapangan secara langsung serta
memerlukan waktu yang singkat. Bagian-bagian dari bangunan seperti pondasi,
kolom, tiang, tangga dan lain-lain dibuat di pabrik, kemudian dipasang dan
disambung menjadi bangunan dalam jumlah sesuai kebutuhan.
a) Arsitektur Futuristik
59
1. Citra futuristic pada bangunan berarti citra yang mengesankan bahwa
bagunan itu berorientasi ke masa depan atau citra bahwa bangunan itu selalu
mengikuti perkembangan jaman yang ditunjukkan melalui ekspresi
bangunan.
2. Fleksibilitas dan kapabilitas bangunan adalah salah satu aspek futuristic
bangunan.
Futuristic sebagai core values atau nilai-nilai dasar BMW mengandung nilai-nilai
yaitu; dinamis, estetis dan inovatif terutama dari segi teknologi yang dipakai
(dinamis, canggih dan ramah lingkungan) dengan mengadopsi bentuk-bentuk
bebas yang tidak terikat oleh bentuk-bentuk tertentu. Dalam futuristic juga perlu
dipikirkan mengenai estimasi atau perkiraaan Pengenalan akan bangunan futuristic
dapat dilakukan dengan pendekatan. Pendekatan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan manusia.
Salah satu carauntuk memprediksi tentang arsitektur masa depan adalah
dengan mengikuti perkembangan arsitektur berteknologi tinggi yang berkembang
setelah tahun 1960-an dengan cirri-ciri :
1. Kebenaran struktur
2. Bentuk bebas cenderung ke bentuk yang berhubungan dengan alam.
b) Arsitektur Rasionalisme
Dalam pandangan arsitektur modern (1910-1940-an), terjadi
perubahan dalam pola dan konsep keindahan arsitektur, di mana keindahan
timbul semata-mata oleh adanya fungsi dari elemen-elemen bangunan. Oleh
karena itu aliran ini disebut sebagai Arsitektur Fungsionalisme atau
Rasionalisme (berdasarkan rasio/pemikiran yang logis). Bangunan terbentuk
oleh bagian-bagiannya apakah dinding, jendela, pintu, atap, dll tersusun dalam
komposisi dari unsur-unsur yang semuanya mempunyai fungsi.
arsitektur fungsionalisme atau rasionalisme (berdasarkan rasio/pemikiran yang
logis).
Bangunan terbentuk oleh bagian-bagiannya apakah dinding, jendela,
pintu, atap, dan lain-lain tersusun dalam komposisi dari unsur-unsur yang
semuanya mempunyai fungsi. Arsitektur rasionalisme adalah suatu karya
arsitektur yang menerapkan konseprasionalisme (mendasarkan rasio atau
pemikiran yang logis) kedalam sebuah bangunan arsitektur baik
secara fungsional,faktor kenyamanan, maupun estetika.
Rationalism diartikan sebagai prinsip atau kebiasaan untuk menerima
penalaran sebagai kekuasaan tertinggi dalam hal mengemukakan pendapat.
Rationalist adalah orang yang menerima penalaran sebagai kekuasaan tertinggi.
Dalam dunia arsitektur, Rationalisme diartikan suatu paradigma dalam arsitektur
yang didasarkan pada hal-hal yang bersifat nalar. Atau dapat dikatakan sebagai
suatu cara untuk mencetuskan ide-ide arsitektur yang didasarkan pada
pertimbangan yang masuk akal.
61
Paradigma Rasionalis tumbuh pada sekitar pertengahan abad XIX di
Eropa, Hal ini merupakan jawaban atas kondisi yang terjadi pada saat itu.
Adapun penyebabnya adalah
(a) munculnya revolusi industri yang ditandai dengan munculnya
teknologi konstruksi.
(b) meningkatnya kebutuhan rumah tinggal di kota karena pesatnya arus
urbanisasi.
(c) semakin meningkatnya bentuk-bentuk eklektis dalam karya arsitektur
saat itu, yang tidak sesuai dengan perkembangan teknologi.
1) Aliran Historicism
Gaya Aliran historicism sesuai namanya memiliki perasaan rindu yang
cukup dalam terhadap gaya arsitektur klasik. Jenis Bangunan pos modern dengan
aliran historis ini dihiasi dengan berbgai dekorasi berupa elemen-elemen klasik
yang digabungkan pada gaya bangunan modern. Elemen-elemen tersebut
diantaranya seperti pada kolom dengan corak ionic, doric dan corinthians. Seorang
Arsitek yang menganut aliran ini diantaranya Philip Johnson, Robert Venturi, Eero
Saarinen, Kisho Kurokawa dan Kyonori Kikutake.
63
arsitektur urbanis karena banyak ditemukan di kota-kota besar. Contoh arsitek
yang menganut aliran ini diantaranya Lion Air James Stirling dan lucien kroll.
64
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu bahwa aliran-
aliran yang di miliki oleh Arsitektur Modern dan Aritektur Post Modern sangat
beragam. Karena bentuk Arsitektur Modern hanya mengikuti fungsi, maka bentuk-
bentuk pada arsitektur modern umumnya tidak memiliki makna atau mengacu pada
hal-hal tertentu maupun ciri khas suatu daerah.
Namun hal inilah yang kemudian menjadikan aliran-aliran arsitektur modern
menimbulkan banyak pertentangan, sehingga muncullah aliran Post Modern yang
saling berkaitan dengan Arsitektur Modern. Sehingga bangunan post modern ada,
karna sebagai bentuk aliran atau pemikiran yang bertentangan dengan Arsitektur
Modern.
Arsitektur Post Modern pun sendiri memiliki banyak aliran yang terjadi dari
gabungan dengan jenis Arsitektur yang lain dan juga memiliki bentuk-bentuk yang
unik dan bervariasi, sehingga tidak menimbulkan kesan monoton.
Arsitektur Modern dan Arsitektur Post Modern memiliki definisi dan konsep
masing-masing, sehingga ke dua jenis Arsitektur ini juga memiliki kelebihan
tersendiri. Oleh sebab itu Arsitektur Modern dan Arsitektur Post Modern sama –
sama bagus.
65
DAFTAR PUSTAKA
66