Anda di halaman 1dari 10

Isu Arsitektur dalam Sejarah dan Teori

Arsitektur Modern Setelah Revolusi Industri

Chintya Primadinda Safira


Magister Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

1. Pendahuluan

Perkembangan dunia saat itu (1900-1940-an) masih terkait dengan konsekuensi industrialisasi.
Oleh karena itu, akan timbul berbagai reaksi di bidang arsitektur. Munculnya mesin-mesin yang dapat
membuat bahan bangunan dengan cepat dan memenuhi standar yang ditentukan mendorong para arsitek
untuk mencoba menemukan hal-hal baru dalam desain. Perkembangan teknologi yang pesat membuat
orang cenderung ekonomis, mudah dan baik, yang merupakan faktor utama dalam menciptakan
arsitektur modern. Ini menyebabkan banyak tren arsitektur pada saat itu. Secara khusus, banyak arsitek
pada masa itu mempertimbangkan tren antara tahun 1900 dan 1940.

Ilmu arsitektur telah berkembang di beberapa negara barat. Pada saat itu juga bertepatan dengan
terjadinya Perang Dunia I dan mempengaruhi perkembangan arsitektur modern. Akibatnya, banyak
sekolah arsitektur modern yang memiliki unsur politik. Selain itu, pemikiran dan karya para tokoh
arsitektur juga memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu arsitektur. Ide-ide ini dimasukkan
ke dalam bidang arsitektur yang kemudian berkembang ke negara lain.

Setiap proses memiliki karakteristik dan konsepnya masing-masing. Kemudian konsep-konsep


yang terkandung dalam proses tersebut dikembangkan oleh arsitek yang mencari bentuk ciri sesuai
dengan kebutuhannya. Beberapa bangunan yang dihasilkan oleh ide ini telah menjadi pionir atau objek
perhatian dalam dunia arsitektur. Beberapa orang merespon dengan baik aliran ini. Namun, ada orang
yang menolak aliran ini. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang baik dan sikap yang positif terhadap
proses konstruksi dapat menjadi pelajaran yang baik di masa mendatang agar semua pihak dapat
menerima gagasan konsep arsitektur tersebut.

2. Pembahasan
2.1 Tinjauan Arsitektur Modern

Diagram 1: Timeline Periodisasi Arsitektur Modern


Menurut Reyner Bernham dalam bukunya "Guide to Modern Architecture", arsitektur modern
adalah arsitektur ‘up to date’, arsitektur yang baru lahir, atau dengan kata lain, tidak ketinggalan zaman.
bangunan. Gaya arsitektur ini menyesuaikan dengan era bangunannya. Secara umum diterima bahwa
arsitektur modern lahir pada awal 1900-an dan dimulai pada era Art Nouveau, ketika atribut baru
digunakan dalam arsitektur. Selain itu, ditunjukkan bahwa setiap gaya suatu periode mewakili realitas
budaya periode itu.

Munculnya arsitektur modern disebabkan oleh Revolusi Industri. Revolusi industri mengarah
pada produksi massal (prefabrikasi) bahan dan elemen dekoratif. Hal ini didukung dengan
berkembangnya sistem transportasi yang memungkinkan material dan elemen dekoratif tersebut dapat
dengan mudah didistribusikan ke seluruh area. Saat ini, bahan dan elemen prefabrikasi akan mengubah
kesan, gaya dan sistem arsitektur bangunan. Produk Revolusi Industri juga memudahkan proses
pembangunan, terutama dalam hal waktu dan harga.

Revolusi Industri menyebabkan perubahan pola pikir dan budaya masyarakat, yang pada
akhirnya mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Faktor terpenting adalah kemajuan
teknologi, yang memungkinkan pabrik memproduksi material secara massal. Alhasil, waktu pengerjaan
yang relatif singkat dan pengerjaan konstruksi menjadi lebih mudah. Namun, hal ini mengakibatkan
hilangnya pekerjaan "manual" manusia, digantikan oleh mesin dengan kualitas yang sama atau lebih
tinggi. Dalam arsitektur klasik, pekerjaan konstruksi dan dekorasi adalah "tangan" manusia. Hal inilah
yang hilang pada masa modern akibat adanya revolusi industri

Arsitektur modern adalah jenis arsitektur yang didasarkan pada komposisi padatan yang
dinamis dan non-aksial, dan terutama berdasarkan pada pembentukan ruang, dan di antara bangunan
(Ir. Sidharta, Arsitektur Indonesia). Arsitektur modern merupakan hasil pemikiran baru tentang
humanisme, nasionalisme, materialisme, standarisasi dan kejujuran serta pandangan hidup yang lebih
manusiawi, yang diaplikasikan pada bentuk fisik bangunan.

Secara garis besar, arsitektur modern dapat diartikan sebagai berikut: “Modern Architecture is
the term given to the range of approaches in architecture, first appearing at beginning of the 20 th
century, that rejected historic precedent as asource of architectural inspiration and considered function
as prime generator of form, employing material and technology in an honest way” (Webster
Dictionary).

Pada masa sebelum gaya arsitektur ini, gaya yang digunakan terutama gaya dan ornamen klasik.
Pada masa industrialisasi, orang mulai berpikir bahwa dekorasi tidak lagi dibutuhkan untuk mencapai
keindahan arsitektural. Mereka mulai berpikir bahwa fungsi harus diutamakan ketika mendapatkan
keindahan, sehingga gaya ini disebut juga arsitektur fungsionalis. Selain itu, pada saat ini penggunaan
material baru seperti besi dan kaca serta pengembangan sistem bangunan untuk konstruksi dimulai.
Menurut buku Rayner Banham tahun 1978 yang berjudul "The Age of the Master: A Personal
View of Modern Architecture", perkembangan arsitektur modern menekankan pada kesederhanaan
desain. Arsitektur modern merupakan bentuk internasional, yang meliputi Form Follows Function
(bentuk mengikuti fungsi). Struktur Platonis padat yang benar-benar persegi, tidak didekorasi, dan
berulang secara monoton adalah ciri khas arsitektur modern.

2.2 Sejarah Arsitektur Modern

Sepanjang sejarah manusia, hanya terjadi satu perubahan mendasar dalam arsitektur, yaitu
dengan hadirnya arsitektur modern. Sumalyo (2005) mengemukakan bahwa arsitektur merupakan
bagian dari kebudayaan manusia, dan berkaitan dengan segala aspek kehidupan, meliputi: seni, teknik,
tata ruang, geografi, dan sejarah. Sejarah perkembangan arsitektur mencakup dimensi ruang dan waktu
yang sulit untuk ditetapkan batas-batasnya.

Seperti kita ketahui bersama, arsitektur telah berkembang dari waktu ke waktu selama periode
dari umat manusia hingga saat ini. Arsitektur modern adalah perkembangan seni klasik Barat, yang
telah mengalami perubahan revolusioner dengan revolusi industri yang dimulai pada awal abad ke-19,
dan perubahan yang luar biasa terjadi dalam gaya hidup dan pemikiran (Sumalyo, 2005). Perubahan
struktur dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

• Tahun 1800an

Sampai dengan masa Neo-klasik abad ke-19, Arsitektur dianggap sebagai pengetahuan kesenian, yaitu
seni bangunan. Artinya arsitektur dianggap sebagai suatu ‘olah rasa’ yang dibuat berdasarkan
perasaan sebagai sumber idenya dan tidak ada rumusnya (Sumalyo, 2005).

• Periode 1890 – 1930

Pada masa ini arsitektur modern mengalami puncaknya di Prancis, Jerman, Belanda, Rusian, dan
Inggris mulai mengikutinya. Sumalyo (2005) menjelaskan mulai tahun 1890-an sampai dengan
1930-an, terjadi semacam resolusi industri kedua dalam bentuk rasionalisme dan penggunaan mesin
secara besar-besaran, sejumlah pertentangan dalam dunia arsitektur yang ditunjukkan melalui
munculnya berbagai eksperimen

• Periode 1950-1960an

Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern :


a. Segenap filosofi dan prinsip arsitektur sebagai ilmu telah dapat diformulasikan dengan
sempurna dari ide sampai dengan realisasinya.
b. Karya-karya arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk mengekspresikan space / ruang.
Tahun 50-an dikatakan sebagai kegagalan Arsitektur Modern :

a. Karena arsitektur telah kehilangan identitas/ciri individual perancangnya. Tahun-tahun


itu, nama yang dikenal orange adalah nama biro-biro Arsitektur, bukan arsiteknya.
b. Enggan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan bahan-bahan
bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas berbeda.

2.3 Konsep Arsitektur Modern

Tabel berikut memuat berbagai aspek konsep arsitektur modern yang dikaji, yaitu cubism, de stijl,
functionalism, rationalism, dan international style.

Cubism De Stijl Functionalism Rationalism International


Style
Kubus dan ‘Elemen = ‘form follow ‘form follow Menggunakan
balok Ekspresi’ function’, ‘God function’, ‘less bentuk dasar
(volumetrik) (penggunaan is in detail’ is more’, ‘un geometri
garis, bidang, machine
volume) d’habiter’

Penggunaan Bangunan Desain Penggunaan


berdasarkan
warna merah, merupakan elemen
pemikiran yang
B kuning, biru, mesin yang logis dan rasional horizontal dan
E abu-abu, dan fungsional secara fungsi, ekspresi garis
N kenyamanan, dan
hitam lurus
T estetika
U Menggunakan Dinding, Menggunakan
K bentuk-bentuk bukaan, atap, bentuk
dasar dan lantai volumetrik
geometris tersusun dengan
dalam kombinasi
komposisi penyusunan
elemen yang rangka
Kesederhana- sesuai (pilotis)
an, kemurnian, dengan
keseimbangan, fungsinya
harmoni, dan
keselarasan
Cubism De Stijl Functionalism Rationalism International
Style
Menyatukan Menyatukan Kesatuan Penggunaan Tidak melihat
ruang luar dan ruang luar dan bentuk pada material kaca konteks
ruang dalam ruang dalam bagian luar untuk lingkungan
dan bagian menutupi
dalam permukaan
bangunan internal ruang
bangunan
Dinding,bukaan, Menggunakan Menggunakan
dan lantai warna sebagai elemen bangunan
sebagai elemen elemen yang untuk memperluas
R yang membentuk ruang dalam ke
U berpengaruh ruang ruang luar
A terhadap
hubungan ruang
N
serta media
G
untuk
memasukkan
cahaya
Kepresisian Anti-estetik Ornamen Keteraturan pada
produk (menolak tidak perlu fasad misalnya
mesin penggunaan dihilangkan dengan
ornamen) menggunakan
D rangka pilotis yang
E modular
T Penggunaan
A kantilever sebagai
I elemen fasad

Ekspresi
L
kejujuran
material
Meminimalisir
penggunaan
elemen dekorasi

Penggunaan Penggunaan Struktur Kejujuran


material beton sistem yang merupakan struktur dan
S
bertulang efektif dan elemen yang konstruksi
T
efisien akan
R memunculkan
U nilai estetis
K Ukuran Kejujuran Kejujuran Ukuran struktur
T struktur struktur dan struktur dan menggunakan
U mengguna- konstruksi konstruksi sistem modul
R kan sistem
modul
2.4 Prinsip-Prinsip Arsitektur Modern

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, disimpulkan prinsip-prinsip arsitektur modern yang
digunakan dalam analisis:
1. Berdasarkan Bentuk
• Penggunaan bentuk dasar geometri
• Penggunaan unsur garis-bidang-volume
• Kesan simetri pada bangunan
2. Berdasarkan Ruang
• Kesatuan antara ruang luar dan ruang dalam
• Penggunaan elemen bangunan untuk mempengaruhi hubungan antar ruang
3. Berdasarkan Detail
• Penggunaan bahan pre-fabrikasi yang menyebabkan keseragaman pada elemen
bangunan
• Kepresisian dalam pemasangan material bb
4. Berdasarkan Struktur
• Penggunaan sistem grid
• Kejujuran struktur dan konstruksi

2.5 Ciri-ciri Arsitektur Modern

Berikut adalah karakteristik dari bangunan bergaya Arsitektur Modern (Brunner T. DKK,2013):

• Salah satu gaya internasional atau tidak (seragam) gaya adalah arsitektur yang dapat menembus
budaya dan geografi.
• Pada bangunan modern penggunaan material dan elemen fungsional tidak dapat dipisahkan,
Diantara elemen fungsional tersebut material dan material yang digunakan harus mendukung
fungsi bangunan secara keseluruhan.
• Bentuk mengikuti fungsi, karena bentuk tidak diolah maka bentuk menjadi monoton
• Anti ornament, menganggap bahwa dekorasi dalam gedung tidak berfungsi secara struktural atau
non-struktural, sehingga menghilangkan dekorasi dianggap sebagai kejahatan desain
• Menekankan bahwa elemen vertikal dan horizontal masih berkaitan dengan penggunaan dekorasi
yang dianggap kejahatan, oleh karena itu bangunan dengan gaya arsitektur modern menggunakan
elemen vertikal dan horizontal pada bangunannya sebagai pengganti dekorasi untuk menambah
keindahan dan keindahan.
• 6 Ekspresi terhadap struktur sebagai elemen arsitektur yang memberikan bentuk kepada tampak
bangunan, sehingga menciptakan ruang pada kulit bangunan. Hal ini lebih dikenal dengan istilah
Skin and Bone. Skin and bone merupakan salah satu ide desain gaya arsitektur modern yang
mengedepankan kesederhanaan dan kesederhanaan bangunan dengan menekankan pada struktur
bangunan.
• Semakin sederhana adalah nilai tambah arsitektur.
• Tidak ada ciri pribadi seorang arsitek, sehingga seorang arsitek tidak dapat dibedakan dengan yang
lain.
• Jenis bahan / bahan yang digunakan diekspos dengan jelas dan ditampilkan apa adanya. Terutama
material yang digunakan adalah beton, baja dan kaca.
• Nihilism, fokus desain adalah ruang, sehingga desain menjadi polos, simpel, dan memiliki
pandangan kaca yang luas. Hanya geometri dan material aslinya.
• Menyederhanakan bangunan sehingga format detail menjadi tidak perlu.
• Bangunan Arsitektur Modern menganut paham form follow function dimana bentuk yang
dihasilkan mengikuti fungsi dari bangunan.

2.6 Karakteristik Arsitektur Modern:


• Mengenai bentuk ruang lebih menekankan pada fungsi dan kegunaan ruang
• Bentuk bangunan cenderung kubisme, geometris, asimetri dan bukan merupakan masa
• Sederhana, teratur, seragam, bersih, dan anti ornamen.
• Konstruksi terekspose baik itu material struktur yang terfabrikasi maupun konvensional
• Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal, asimetri, dan teratur.
• Tidak berhubungan dengan sejarah masa lalu, berdiri sendiri sesuai dengan perkembangan iptek.
• Bersifat universal karena adanya industrialisasi, ilmu pengetahuan, teknologi, serta manusianya
yang universal.

2.7 Tokoh Arsitektur Modern

Berikut adalah beberapa pendapat tentang konsep ruang dan bentuk modern menurut para tokoh arsitek
terkemuka :

o Le Corbusier
Beliau seorang arsitek yang beraliran kubisme, irasional namun romantis. Teori yang digunakannya
adalah teori purisme yaitu bentuk kubisme, metode estetika arsitektur. Ekspresi purisme tanpa dekorasi,
ekspresi murni bangunan sejalan dengan modernisme: "Tanpa dekorasi, bangunan akan menjadi indah."

Teori 5 Points Of Architecture merupakan interpretasi modern Le Corbusier terhadap teori Vitruvius.
Oleh karena itu, kelima poin arsitektur bukanlah aturan mutlak dari desain, melainkan elemen yang
perlu diperhatikan saat mendesain sebuah bangunan (Andrew Kroll, 2010). 5 Points Of Architecture itu
adalah:
a. The Supports (Pilotis) memiliki elemen pendukung (supporting elements) dan elemen bukan
pendukung (non-supporting elements) struktur. Tujuannya adalah membebaskan lantai dasar
serta menimbulkan kesan elevated pada bangunan.
b. The Roof Gardens (Roof Garden) atau atap yang datar dimanfaatkan sebagai
penambahan penghijauan.
c. The free designing of the ground-plan (Free Plan) merupakan perencanaan tanpa pembagi
ruangan (open).
d. The Horizontal Window (Ribbon Windows) merupakan penggunaan jendela horisontal
yang diletakkan mengitari seluruh bangunan. Bentuk jendela tersebut dipilih berdasarkan lebar
field of view atau area tangkap mata manusia. Area field of view pada jendela horisontal lebih
luas daripada jendela vertikal, sehingga view dapat lebih jelas terlihat dari dalam bangunan.
e. The Free Façade
Bagian terbuka dan tertutup pada fasad memungkinkan pemisahan dan koneksi desain eksterior
dari struktur bangunan.

Pada tahun 1927, Le Corbusier menerbitkan serangkaian prinsip arsitektur dalam majalahnya
"L'Esprit Nouveau" dan kumpulan esai arsitektur Vers une, dan menggunakannya sebagai dasar untuk
desain. Contoh paling terkenal dari implementasi "Lima Poin Arsitektur Baru" adalah Villa Savoy di
Poissy, Prancis. Villa Savoye merupakan karya arsitektur modern yang sangat terkenal sebagai ikon
dari arsitektur modern abad ke-20. Desain daripada Villa Savoye sangat terinspirasi oleh era mesin.

Gambar 1. Villa Savoye

o Mies Van De Rohe


Mies memulai karir arsiteknya sebagai asisten dari Peter Behrens, bersama dengan Walter
Gropius dan Le Corbusier (Eckardt, 2016). Salah satu filosofinya yang cukup terkenal yaitu
“less is more”, yang didapat ketika ia bekerja sebagai asisten dari Peter Behrens, mengerjakan
proyek pabrik turbin AEG (Mertins, 2014).
Bangunan ini merupakan penerapan dari teori yang dianut Mies van der Rohe, yaitu
functionalism (Jencks, 1971). Teori yang menganggap bahwa aspek bangunan ditentukan
berdasarkan fungsinya, dan semua yang dibuat haruslah fungsional (Muscato, n.d.). Konsep
yang mendasari desain adalah untuk mengekspos dan mengekspresikan struktur bangunan
(Design Book Magazine, n.d.).

Gambar 2. Seagram Building. New York, USA

3. Penutup
3.1 Kesimpulan

Dalam arsitektur modern tahun 1990-1940an, terdapat beberapa genre dengan


perbedaannya masing-masing pada setiap desain atau konsepnya, dan genre-genre tersebut
telah menjadi simbol dari setiap aliran yang membentuk keberagaman.

Dari beberapa genre tersebut terciptalah sebuah karya yang dapat dilihat dan dievaluasi.
Kita bahkan dapat menemukan perbedaan di setiap genre dari genre tersebut. Genre tersebut
diharapkan dapat memadukan gaya tersebut dan menyuntikkannya ke dalam desain yang
kreatif. .

Perkembangan arsitektur modern memberi kita kajian dan pemahaman tentang seni
arsitektur modern, termasuk dalam seni dan kreativitas, serta konsep yang dipahami oleh
arsitek di era modern. Oleh karena itu, sejarah arsitektur modern harus kita teliti secara cermat
agar kita dapat memahaminya dengan baik sehingga dapat dijadikan acuan untuk desain-
desain baru di masa yang akan datang.
Daftar Pustaka

Artikel Online & Website:

Hidayat, Muhammad Teddy. n.d. “ANALISA KARAKTERISTIK ARSITEKTUR MODERN DAN


NILAI ESTETIKA PADA BANGUNAN RUKO (Studi Kasus : JOHOR CITY).”

Inez, Eugenia. 2014. “Penerapan Prinsip Arsitektur Modern Pada Bangunan Fakultas Pendidikan
MIPA.” (78).

Sumalyo, Yulianto. 2005. Arsitektur Modern Awal Abad XIX Sampai Dengan XX. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.

https://www.lescouleurs.ch/en/journal/posts/the-five-points-of-a-new-architecture/

Anda mungkin juga menyukai