Anda di halaman 1dari 15

KRITIK ARSITEKTUR

TERHADAP

BENTUK PINTU UTAMA


GEREJA KATEDRAL JAKARTA

K E LOMP OK 1 :
F A R E L I O S H A F L Y A B YA N A R T H A - 21020115140074
MI K A E L C HRI STI A N LOLONLUN - 21020115130092
D E F I N I S I AWA L
BENTUK ialah satu titik temu antara ruang dan massa.
Bentuk juga merupakan penjabaran geometris dari bagian semesta
bidang yang di tempati oleh objek tersebut, yaitu ditentukan oleh
batas-batas terluarnya namun tidak tergantung pada lokasi
(koordinat) dan orientasi (rotasi)-nya terhadap bidang semesta yang
di tempati. Bentuk objek juga tidak tergantung pada sifat-sifat spesifik
seperti: warna, isi, dan bahan.
PINTU UTAMA adalah media penghubung untuk aktivitas

masuk dan keluar di sebuah bangunan pada bagian yang paling


PINTU adalah sebuah bukaan utama (penting) atau berada di depan. Jika diaplikasikan pada rumah
tinggal, pintu utama merupakan media penghubung antara teras dan
pada dinding / bidang yang
ruang tamu atau biasa diartikan sebagai penghubung bagian luar
memudahkan sirkulasi antar
rumah dengan bangunan pertama pada rumah tersebut.
ruang-ruang yang dilingkupi oleh
Keberadaan sebuah pintu utama dapat mencerminkan status sosial
dinding / bidang tersebut.
dari penghuninya. Desain pintu yang unik dan bernilai seni seperti
ukiran, mencerminkan penghuninya memiliki cita rasa terhadap seni.
Sebaliknya, desain pintu sederhana seperti gaya minimalis
mencerminkan penghuninya memiliki cita rasa yang simpel,
sederhana dan ringan.
Gereja Katedral Jakarta (nama
resmi: Santa Maria Pelindung Diangkat
Ke Surga, De Kerk van Onze Lieve
Vrouwe ten Hemelopneming) adalah
sebuah gereja di Jakarta. Gedung gereja
ini diresmikan pada 1901 dan dibangun
dengan arsitektur Neo-Gotik dari Eropa.
Bangunan gereja sebagai wadah kegiatan spiritual bagi umat Kristiani sudah berabad-abad menghiasi dunia
arsitektur. Bahkan, langgam arsitektur Gothic, di terapkan dalam bangunan – bangunan gereja pada masa
lampau.

Vitruvius dalam The Ten Book of Architecture mengatakan bahwa arsitektur mencakup Utilitas, Firmitas, dan
Venustas. Demikian juga,pada arsitektur bangunan gereja yang tidak pernah lepas dari fungsi yang
diwadahinya. Bangunan gereja sebagai tempat beribadah bagi umat Kristiani memiliki tuntutan fungsional yang
mempengaruhi bentukan arsitekturnya, yaitu berupa tuntutan kemampuan suatu bangunan untuk mewadahi
berbagai aktivitas ritual/liturgi, beserta segala aktivitas pendukungnya.
M E TO D E D E S K R I P T I F D E P I K T I F
Metode Deskriptif Depiktif / Depictive Criticsm merupakan metode kritik yang
menyatakan fakta tentang apa yang sesungguhnya ada dan terjadi di sana

Bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, atau semata-mata membantu orang melihat apa
yang sesungguhnya ada. Kritik ini berusaha mencirikan fakta-fakta yang menyangkut sesuatu
lingkungan tertentu. Dibanding metode kritik lain, kritik deskriptif tampak lebih nyata (factual)

Pendekatan yang kami lakukan dalam kritik arsitektur terhadap pintu utama gereja
katedral Jakarta ini adalah pendekatan yang melihat aspek statis dari objek tersebut

Aspek statis adalah penggambaran suatu bangunan dengan media grafis, diagram
atau foto untuk menjelaskan bentuk, material, tekstur bangunan dan kondisi pada
detail bangunan (Attoe, 1978)
A S P E K S TA T I S
Bentuk pintu utama pada gereja katedral jakarta
ini berupa bentuk pointed arch / gothic arch
dengan garis vertikal di bawahnya serta
horizontal pada dasarnya. Bentuk ini merupakan
implementasi dari gaya arsitektur neo-gothic
(gaya arsitektur gothic yang merupakan bentuk
kesederhanaan dari gothic)
Gereja pada umumnya merupakan sebuah tempat
Bentuk ini digambarkan oleh perkumpulan orang-orang beriman atau merupakan tempat
arsitek sebagai simbol: sakral (religius) . Semakin banyak orang yang berkumpul dan
berdoa, tentu saja dibutuhkan tempat yang lebih besar pula.
Itulah yang disebut bangunan gereja.
Religius
Bangunan gereja dibuat supaya kita dapat berdoa kepada sang
Kepercayaan Khalik dengan lebih baik (kepercayaan)

Bentuk-bentuk lainnya seperti Bangunan gereja (terutama Gereja Katolik) sebagai Rumah
unsur horisontal dan vertikal Tuhan merupakan bangunan sakral yang memuat pengalaman
pada ciri bangunan gothic / estetik, memuat tanda dan lambang alam surgawi yang
neo-gothic ini melambangkan mencerminkan misteri Allah dan sifat keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan Yesus. (keagungan Tuhan Yesus)
Bentuk itu pun juga diterapkan pada interior
gereja di dalamnya seperti pada langit-langit
gereja dan bentuk penerangan berupa kaca
pada bagian altar gereja. Bentuk tersebut
merupakan bentuk utama dari gaya arsitektur
gothic dan neo-gothic ini
Gereja Katolik menerapkan nilai-nilai simbolik
yang sakral melalui penyediaan berbagai fasilitas
ibadah. Pintu (terutama pintu utama) merupakan
salah satu bentuk implementasi nilai-nilai
simbolik tersebut bersama dengan yang lain
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa keberadaan sebuah
yaitu seperti perwujudan suasana ruang, zoning,
pintu utama dapat mencerminkan status sosial dari
dinding, lantai dan sebagainya yang mana
penghuninya
kesemuanya mampu membawa umat pada
pengalaman realitas yang dirayakan dalam liturgi.

Pada hal ini, berdasarkan data dan fakta


yang telah disampaikan sebelumnya
bentuk pintu utama pada gereja katedral
jakarta menggambarkan identitas dari
fungsi utama bangunan di gereja tersebut.
D A F TA R P U S TA K A
http://www.trinitas.or.id/artikel/47-umat-berbagi/2041-gereja-dan-simbol.html
http://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika/article/view/751/482
https://ginadamar.wordpress.com/2015/11/17/kritik-arsitektur-deskriptif/
https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Gereja
https://media.neliti.com/media/publications/217741-none.pdf
lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352088-MK-Anyari%20Indah%20Lestari.pdf
repository.maranatha.edu/859/13/0763033-References.pdf
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai