Andre Mariano Dos Santos Belo*1, Popi Puspitasari 2 1,2 Mahasiswa / Dosen, Jakarta 3 Jurusan Arsitektur, Universitas Trisakti, Jakarta *e-mail: 1andresantos2154@gmail.com ABSTRAK Pada Awal kehadiran Gereja Katolik merujuk pada bentuk Arsitektur Romanesk, Gotik pada abad 12 di Eropa Barat dan Tengah, namun seirinnya waktu Gereja mulai memberkuat gaya mereka dengan akulturasi di daerah dimana Gereja di dirikan, hal ini terwujud pada arsitektur Gereja yang ada di Kota Jakarta. Bentuk bangunan Gereja bukan lagi seperti gambaran pada umumnya dan memiliki bentuk yang unik dibandingkan bangunan Gereja lain, maka permasalahannya merupkan mengapa tidak semua keberadaan Gereja Katolik mampu dikenali oleh bentuk makna dan fungsi. Tujuan penelitian ini merupakan memberikan sumbangan pemilikran terhadap ilmu pengetahuan serta mengidentifikasi dan menanalisi fasad dan tipe-tipe langgam terhadap pembentukan Gereja Katolik, Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif serta analitis deskriptif. Hasil studi analisa, maka didapatkan bahwa gaya Arsitektur gotik, neo klasik dan modern pada penepatan tipe-tipe, fasad dan bentuk yang ada di Kota Jakarta sebagai karakteristik langgam Gereja Katolik. Kata Kunci: Tipologi. Gereja Katolik, Arsitektur. ABSTRACT At the beginning of the Catholic Church attendance referred to the architectural romanticism, Gothic in the 12th century in western and central Europe, but the time the church began to strengthen their style with Acculturation in the area where the church was founded, it was manifested in Church architecture in the city of Jakarta. The shape of the building of the church is no longer like the general picture and has a unique shape compared to other church buildings, so the problem is why not all of the Catholic Church's existence is able to be recognized by its meaning and function. The purpose of this research is to contribute the election to science and identify and analyze the facade and the types of ideas to the establishment of the Catholic Church, the method used in this study is a method Qualitative and descriptive analytic. Analysis study results, it was obtained that the style of Gothic architecture, neo classical and modern in the accuracy of type, façade and shape in the city of Jakarta as a characteristic of the Catholic Church Keyword: typology. Catholic Church, architecture
A. PENDAHULUAN akulturasi Gereja Katolik di Kota Jakarta,
Pembentukan Arsitektur Gereja Katolik di mengenai Gereja-Gereja yang ada di wilayah determinasi oleh faktor-faktor globalisasi Jakarta mengalami proses akulturasi pada penyebaran katolik, budaya lokal, geografi dan bangunan Gereja secara wujud arsitektur dan iklim setempat. Hal ini bisa dipahami, karena aspek budaya yang terhadap pada kondisi factual memang faktor-faktor itu tampak lebih langsung gereja. Hal ini mendorong untuk merunut ke dengan kasat mata serta bersifat umum berlaku belakang kepada perpaduan dan penyesuaian diri pula bagi pembentukan fasad dan tipe-tipe gereja yang terjadi antara budaya lokal dan budaya dari abad ke abad. Beberapa gejala perbedaan asing. Adanya keterkaitan konteks budaya dan bangunan yang di temukan pada Gereja Katolik lingkungan setempat menjadikan suatu wujud yaitu bangunan yang bergaya Gotik dan Modern arsitektur gereja memiliki ciri karakter tersendiri yang menjadi bagian dari pembentukan di Ibu Kota Jakarta. Gereja ditujukan untuk mengantarkan dan metode analisis yang digunakan. Penelitian kebenaran, keyakinan dan membawa para yang dilakukan oleh (Sitinjak, 2011) membahas penganutnya kepada tindakan yang diharapkan tentang Interpretasi menunjukkan pandangan- sesuai hakekat agama Katolik, sehingga pandangan saat ini terhadap nilai fungsional dari arsitektur gereja selalu menjadi simbol Gereja tersebut dalam konteks fungsi personal, kesakralan, ekspresi konsep teologi, membawa fungsisosial dan fungsi fisiknya. Penelitian makna atau berperan langsung dalam serupa yang dilakukan oleh Yusuf yang pembentukan sebuah makna bagi komunitas membahas tentang bentuk Bangunan ditelaah Kristen. (Sutrisno, 1993; Gavril, 2012). secara aspek fisik (bentuk) dan non-fisik Pada Lokasi penelitian ini berada pada Kota (fungsi) yang terkait dengan makna sebagai hasil Jakarta, untuk menanalisa Bangunan Gereja interpretasi pengamat. Dapat disimpulkan dari Katolik tersebut antara lain : Gereja Katedral kedua penelitian yang telah dilakukan Santa Maria Pelindung Diangkat ke Surga, dan sebelumnya hanya membahas tentang fasad Gereja Regina Caeli. bangunan Gereja dan Orientasi pada Merujuk pada fenomenan- fenomena yang perempatan agung, nilai fungsional dari Gereja dapat diamati dan di observasi lebih jauh, tersebut dalam konteks fungsi personal, aspek merujukkan bahwa perbedaan dalam gaya fisik (bentuk) dan non-fisik (fungsi) yang terkait Gereja Gotik dan Modern patut diduga member dengan makna sebagai hasil interpretasi pengaruh terhadap gaya masa lalu dan gaya pengamat merupakan penelitian yang dijadikan modern. Berdasarkan studi pendahuluan teori awal untuk mengembangkan penelitian ini. diketahui bahwa perbedaan gaya bangunan Menurut (Capon, 1999) tentang semua unsur Gereja Gotik dan Modern menjadi suatu di alam selalu mengacu kepada struktur, maka akulturasi gaya bangunan. selanjutnya arsitektur merupakan struktur dari Tujuan penulisan ini adalah untuk elemen-elemennya, yang dikatagorikan dalam mengetahui seberapa besar peran keberadaan Fungsi, Bentuk dan Makna. Ruang yang fasad dan tipe dalam pembentukan Gereja dibutuhkan pelingkup fisiknya diakomodasi oleh Katolik yang bergaya arsitektur Gotik dan medium (bentuk), Lalu bentuk menampilkan Modern serta mengetahui elemen apa saja yang pesan yang membawa arti/makna tersendiri berperan penting dalam membentuk suatu (Capon,1999; Salura,2010). Dari penjabaran Gereja Katolik yang memiliki identitas. diatas, maka pertanyaan penelitian ini adalah: Merujuk pada penelitian terdahulu, Mengapa tidak semua keberadaan Gereja mempunyai karakteristik yang relatif sama Katolik mampu dikenali oleh bentuk makna dan dalam hal tema kajian, meskipun berbeda dalam fungsi? hal kriteria subyek, jumlah dan unit penelitian Adapun ruang lingkup permasalahan yang gereja pada lingkungan dan budaya setempat akan dibahas dalam penelitian ini mengenai untuk menjadikan inkulturasi, dikatakan juga fasad, tipe langgam dalam arsitektur yang dapat identitas sebagai pembeda / ciri khas dari suatu mempengaruhi pembentukan dari gaya lingkungan untuk mudah dikenali (Schineller, Arsitektur Gotik dan Modern pada Gereja 1990). Katolik di Kota Jakarta. Dari proses inkulturasi, bentuk arsitektur Adapun manfaat penelitian ini merupakan Gereja Katolik di Indonesia, semakin memberikan sumbangan pemilikran terhadap bernafaskan pada arsitektur setempat, ilmu pengetahuan terkait dengan fasad dan tipe menggantikan bentuk-bentuk arsitektur Gotik langgam terhadap pembentukan Gereja Katolik yang semula menjadi rujukan bagi arsitektur dari gaya Arsitektur Gotik dan Modern, menjadi sacral. Kesakralan pada arsitektur Gereja referensi dalam upaya untuk berpartisipasi dan ditentukan oleh perilaku yang terjadi, melestarikan eksistensi Gereja Katolik. pengalaman para pengamat dan penggunanya, B. STUDI PUSTAKA serta bentuk arsitektur Gereja Katolik yang Menurut Lang, J. & Moleski, W., 2010, menjadi inkulturatif dengan makna perseptual dalam bukunya yang berjudul Functionalism bagi pengamat dan penggunanya. Bentuk Revisited: Architectural Theory and Practice arsitektur terkait dengan faktor teologi agama and the Behavioral Scienc Pemahaman tentang Katolik, teori arsitektur religius, dan konteks persepsi, pemaknaan arsitektur merupakan hal kesetempatan (Schineller, 1990). penting untuk keberhasilan arsitektur termasuk Dari definisi ini, dapat disimpulkan bahwa arsitektur Gereja yang sarat makna. identitas gereja merupakan inkulturasi dari Makna perceptual terkait dengan faktor lingkungan setempat. Hal ini dikarenakan pengalaman spasial, fungsional dan pengalaman identitas adalah sesuatu yang digunakan untuk religious dalam arsitektur Gereja Katolik. mengenali, membedakan suatu tempat dengan Hubungan antara bentuk arsitektur Gereja tempat lainnya. Katolik serta dari makna perseptualnya dipahami Tipologi dalam arsitektur adalah kegiatan dengan analisis elemen-elemen perseptualnya. yang berhubungan dengan klasifikasi atau Makna-makna ini tertuang baik dalam wujud pengelompokan karya arsitektural dengan arsitekturnya secara keseluruhan, maupun dalam kesamaan ciri-ciri atau totalitas kekhususan yang elemen-elemen simbolik yang ada pada objek diciptakan oleh suatu masyarakat atau kelas arsitekturnya Gereja Katolik (Sutrisno, 1993; sosial yang terikat dengan ke-permanen-an dari Gavril, 2012). karakteristik yang tetap atau konstan. Kesamaan Identitas Gereja Katolik selalu berkaitan ciri-ciri tersebut antara lain kesamaan bentuk dengan lingungan setempat, mempertimbangkan dasar, sifat dasar objek kesamaan fungsi objek kesamaan asal-usul sejarah/ tema tunggal dalam Pintu merupakan peranan yang suatu periode atau masa yang terikat oleh ke- memainkan serta menentukan arah dan permanenan dari karakteristik yang tetap/ makna yang tepat pada suatu ruang, konstan serta posisi sebuah pintu dapat Menurut Rafael Moneo (1994) tentang dipengaruhi oleh fungsi, yang memiliki analisis tipologi dibagi menjadi 3 fase yaitu: keharmonisan geometris dengan 1. Untuk menganalisa tipologi dengan cara ruangan tersebut. yang menggali dari sejarah untuk Jendela harus diperhatikan dalam hal mengetahui ide-ide awal dari suatu penataan yang baik yaitu, Proporsi komposisi. geometris fasad, Penataan komposisi, 2. Menganalisa tipologi dengan cara Memperhatikan keharmonisan proporsi mengetahui fungsi dari suatu objek yang geometri, Karena distribusi jendela pada ada. fasad, salah satu efek tertentu dapat 3. Menganalisa tipologi dengan cara mencari dipertegas atau bahkan dihilangkan dan bentuk sederhana dari bangunan melalui membentuk symbol tertentu pencarian dari bangun dasar serta sifat Dinding merupakan bagian khusus dari dasarnya yang ada. suatu bangunan Penataan dinding juga Menurut Krier (1988) tentang Fasad dapat diperlakukan sebagai seni pahat merupakan salah satu elemen yang dimiliki oleh sebuah bangunan. selubung bangunan, memiliki makna sebagai Atap merupakan mahkota bangunan wajah arsitektur. Dari pengertian fasad tersebut yang disangga badan bangunan, yaitu Krier pun menambahkan, bahwa komposisi dinding. suatu fasad, dengan mempertimbangkan semua persyaratan fungsionalnya seperti (jendela, pintu, sun shading, bidang atap) pada prinsipnya dilakukan dengan menciptakan kesatuan yang harmonis dengan menggunakan komposisi proporsional, unsur vertical serta horisontal yang dapat terstruktur dari, material, warna dan elemen-elemen dekoratif. Menurut Krier (1988) menambahkan bahwa terdapat beberapa elemen-elemen arsitektur Gambar 1.Kerangka Konsep Penelitian pendukung fasad, yaitu: (Sumber: didiagramkan oleh penulis, 2020) C. METODE A. Fasad Gereja Katolik bergaya Gotik Penulisan ini menggunakan pendekatan Fasad, Pintu, Jendela, Dinding dan Atap. metode kualitatif yang bersifat deskriptif. B. Fasad Gereja Katolik bergaya Modern Penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk Fasad, Pintu, Jendela, Dinding dan Atap. penelitian yang ditujukan untuk D. PEMBAHASAN mendeskripsikan sebuah fenomena-fenomena Lokasi penelitian yang akan di analisa ada di yang ada, baik dari fenomena alamiah maupun Jakarta Barat dan Utara yaitu bangunan Gereja fenomena dari buatan manusia. Penggunaan Katedral Santa Maria Pelindung Diangkat ke metode deskriptif dilakukan dengan adanya Surga di Jakarta Barat yang memiliki gaya pertimbangan kemampuan spesifik individu bangunan Gotik dan Gereja Regina Caeli di dalam memahami inkulturasi fasad, tipologi, Jakarta Utara yang memilik gaya bangunan fungsi, bentuk dan makna dari gaya aritektur Modern. Berdasarkan pengamatan di lapangan, Gotik dan Modern yang merepresentasikan kondisi Gereja Katedral Santa Maria Pelindung Indentitas Gereja Katolik. Data dan infomasi Diangkat ke Surga dan Gereja Regina Caeli yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian memiliki fasad dan tipe yang berbeda dengan ini meliputi hal yang berkaitan dan ditinjau dari gaya arsitektur Gotik dan Modern. segi penilaian stakeholder terhadap Gereja Katolik yang ada di Kota Jakarta. Data primer ini didapatkan langsung oleh subyek penelitian (responden) yang berupa jawaban dari berbagai daftar pertanyaan dalam pembentuka pertayaan melalui cousioner yang diajukan kepada masyarakat, tenaga ahli, dan mahasiswa dan Gambar 2 Lokasi Penelitian Gereja Katedral Jakarta didukung dengan wawancara untuk melengkapi Sumber : www.google.com kebutuhan data dan informasi. Unit informasi yang akan digali dalam penelitian mengenai inkulturasi fasad dan tipe yang merepresentasikan Indentitas arisitektur Gotik dan Modern pada Gereja Katolik. Dalam unit penelitian tipe-tipe 5 elemen yang akan di analisa dengan merepresentasikan Gambar 3 Lokasi Penelitian Gereja Regina Caeli Sumber : www.google.com Indentitas arisitektur Gotik dan Modern pada Gereja Katolik : Dalam hasil pembahasan ini akan membahas tentang tipe kedua Gereja Katolik yang menjadi faktor perbedaan alkulturasi pada jaman gotik serta bagian atas terdapat salib berukuran besar ingan jaman Modern. yang ada di atas pintu utama. ANALISA TIPOLOGI FASAD ANALISA JENDELA Pada tipologi fasad, bangunan Gereja Pada bagian jendela bangunan Gereja Katedral dan gaya pembentukan Fasad di Katedral, mempunyai jendela yang berbentuk dominasi oleh ornamen-ornamen, yang bunga Rozeta, serta bagian belakang altar memperindah fasad Gereja Katedral Jakarta, terdapat jendela tunggal melengkung dan jendela sedangkan pada fasad Gereja Regina caeli rangkap ganda, sedangkan pada jendela Gereja pembentukan gaya bangunan fasad sangat Regina Caeli menggunakan bentuk geometri monoton dan simple, dikarenakan fasad modern kotak dan persegi panjang sederhana, pada lebih cenderung pada gaya simple tetapi tetap kusen jendelanya tidak menggunakan variasi, memberhatikan stilishnya. serta mengunakan salid besar untuk bukaan, Menurut (Sastra, 2013), dalam bidang bagian di belakang altar tidak ditutup dengan arsitektur facad berarti sebuah wajah bangunan tembok masif, tetapi menggunakan kaca atau bagian muka atau depan suatu bangunan. (material transparan). Fasad merupakan bagian yang sangat penting ANALISA DINDING dari sebuah karya arsitektur, karena elemen ini Bagian dinding pada bangunan Gereja merupakan bagian yang selalu pertama kali Katedral terdapat ornamen-ornamen serta diapresiasi oleh publik ( penikmat karya konstruksi dinding bangunan ini terdiri dari batu arsitektur). bata tebal yang diberi plester dan berpola seperti Dari hasil kedua analisa di atas menunjukan susunan batu alam yang menunjang kuda-kuda bahwa Gereja Katolik tidak hanya membawah kayu jati yang terbentang selebar bangunan. gaya arsitektur Gotik yang semula menjadi sedangkan di Gereja Regina dinding di belakang rujukan bagi arsitektur sakral, tetapi lebih ke altar tidak ditutup dengan tembok masif, tetapi inkulturasi pada suatu daerah atau tempat yang menggunakan kaca (material transparan), akan di bangunankan Gereja. sehingga rimbun dan kehijauan hutan bakau di ANALISA PINTU dekatnya menjadi bagian menyatu dengan gereja Pada bagian pintu bangunan Gereja Katedral, pada eksterior dan interior serta penambahan terdapat Patun Bunda Maria yang ada di tengah- Salib yang besar pada bagian diding untuk tengah pintu masuk utama, serta terdapat memanfaatkan cahaya matahari. ornamen rozeta pada bagian atas pintu, ANALISA ATAP sedangkan pada pintu Gereja Regina Caeli Bagian paling atas pada fasade bangunan terdapat dua pintu masuk yang berwarna putih Gereja adalah atap. Pada Atap bangunan Gereja Katedral meliki atap runcing yang identik dengan gaya neo-Gotik atau Gotik, serta terdapat 1. Pembentukan yang harus Gereja Katolik 3 menara runcing yaitu Menara Benteng Daud determinasi melalui faktor - faktor (Fort of David) yang letaknya di sebelah utara, globalisasi penyebaran katolik, budaya Menara Gading (Tower of Ivory) yang letaknya lokal, geografi dan iklim setempat. di sebelah selatan, serta menara berbentuk salib 2. Eksistensi dalam bentuk Bangunan yang disebut Menara Malaikat Tuhan (The ditelaah secara aspek fisik (bentuk) dan Angelus Dei Tower), sedangkan di Gereja non-fisik (fungsi) yang terkait dengan Regina Caeli atap berbentuk datar dengan makna sebagai interpretasi pengamat yang identik dengan nuasa gaya modern yang akhirnya menjadikan Gereja sebagai dominam pada atap gereja. makna tempat Ibadah. Hasil observasi dari kedua perbandingan data 3. Gereja ditujukan untuk mengantarkan Bangunan Gereja Katedral dan Gereja Regina kebenaran, keyakinan dan membawa para Caeli, dari bagian fasad kedua bangunan sangat penganutnya kepada tindakan yang berbeda dalam bentuk makna tetapi dalam kedua diharapkan sesuai hakekat agama Katolik, fungsi tetap sama, maka dari itu Gereja Katolik sehingga telah membuat inkulturasi yang sangat 4. Arsitektur gereja selalu menjadi simbol signifikan, menurut Altaman mendefinisikan kesakralan, ekspresi konsep teologi, berkaitan dengan arsitektur gereja sebagai membawa makna atau berperan langsung produk budaya, arsitektur pada dasarnya dalam pembentukan sebuah makna bagi dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, komunitas Kristen. budaya, iklim dan teknologi tampaknya dapat 5. Eksistensi Gereja Katolik yang terlalu diduga memiliki pengaruh terhadap dominan pada pembentukan fasad dan tipe pembentukan arsitektur, sedangkan menurut serta bentuk, fungsi dan makna (Schineller, 1990) Identitas Gereja Katolik menimbulkan Ruang yang dibutuhkan selalu berkaitan dengan lingungan setempat, pelingkup fisiknya diakomodasi oleh mempertimbangkan Gereja pada lingkungan dan medium (bentuk), Lalu bentuk budaya setempat untuk menjadikan inkulturasi, menampilkan pesan yang membawa dikatakan juga identitas sebagai pembeda / ciri arti/makna tersendiri. khas dari suatu lingkungan untuk mudah 6. Gereja harus selalu memperlihatkan dikenali. identitas inkulturasi yang digunakan untuk E. KESIMPULAN mengenali, membedakan suatu tempat Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan dengan tempat lainnya. sebagai berikut: 7. Selain Makna perceptual terkait dengan faktor pengalaman spasial, fungsional dan pengalaman religious dalam arsitektur Hershberger, 1986 Bentuk dan Emosi Arsitektur Gereja Katolik harus mempertimbangkan dalam Bentuk Bangunan dengan baik. Ronald Hasudungan Irianto Sitinjak Arsitektur 8. Eksistensi Identitas Gereja Katolik selalu dan Interior Gereja Katolik Inkulturatif berkaitan dengan lingungan setempat, Pangururan: Pemaknaan dengan Metode mempertimbangkan gereja pada Hermeneutik Riceur lingkungan dan budaya setempat untuk Salura 2010. Arsitektur gereja Katolik, menjadikan inkulturasi, sebagai pembeda / Bandung. CSS Publishing ciri khas dari suatu lingkungan untuk Sastra, M. S. (2013). Inspirasi Fasade Rumah mudah dikenali. Tinggal. Yogyakarta: CV. Andi Offset. DAFTAR PUSTAKA Stephanie Arvina Yusuf Wujud Akulturasi Buku : Arsitektur pada Aspek Fungsi,Bentuk dan Altaman, Irwin. 1980. Environmental and makna Bangunan Gereja Kristen Pniel Blimbing culture. New York : Plenum Press Sari di Bali. Krier, R. 1988. Architectural Composition. Sutrisno, M., Verhaak, C. 1983. Estetika. London: Academy Edition. Filsafat Keindahan’.Yogyakarta: Kanisius Lang, J. & Moleski, W., 2010, Functionalism Revisited: Architectural Theory and Practice and the Behavioral Scienc Schineller, P., 1990. A Handbook on Inculturation’. New York: Paulist Press Moneo. R. (1994). On Typology: Ordering Space Type in Architectureil Design. penerbitVan Nostrand Reinhold, NewYork. Jornal : Capon, David Smith (1999), Le Corbusier’s Legacy, John Willey & Sons Ltd, Baffins Lane, Chichester, West Sussex. Gavril,I., 2012. ‘Archi-Texts’ for Contemplation in Sixth-Century Byzantium: The Case of the Church of Hagia Sophia in Constantinople’.D.Ph. Thesis. University of Sussex-Art History.