Anda di halaman 1dari 29

PANDUAN PERANCANGAN ARSITEKTUR FASILITAS PERIBADATAN

Objek Perancangan : Gereja Katolik

Kelompok III

1. Edwar Bai Landu : 1606090050


2. Petrus Sole Ratrigis : 1706090005
3. Maria M. Ngudeng : 1806090054
4. Archangela M. Mbulu : 1806090062

Dosen : Theodora M. Tualaka,ST., M. Arch

JURUSAN ARSITEKTUR

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah mengenai Struktur Bentang Lebar ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Kupang, 9 September 2019

Penyusun

(Tim Kelompok 3)

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makna arsitektur merupakan kunci dasar presentasi dari sebuah desain rancangan
arsitektur. Didalam desain ada pembenaran-pembenaran yang bukan merupakan teori,
tapi merupakan sikap dari suatu proses pemikiran dalam mengambil keputusan untuk
menyelesaikan sebuah desain (Ratnatami,2005).

Bentuk dalam arsitektur merupakan unsur yang terlihat langsung pada mata. Dari
sini diketahui bahwa bentuk pada suatu karya arsitektur dapat menyampaikan arti
kepada masyarakat secara visual. Selain itu bentuk juga merupakan ungkapan dari
berbagai kekuatan yang mewakilkan arsitek sebagai pewujud karya. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa bentuk adalah suatu media/alat komunikasi untuk
menyampaikan pesan tertentu dari arsitek kepada masyarakat (Ratnatami,2005).

Ian Bentley, dkk (1992) mengemukakan, suatu bentuk sangat mempengaruhi


penafsiran seseorang terhadap suatu tempat. Seseorang akan menafsirkan suatu
tempat melalui makna yang ia tangkap. Pemaknaan arsitektur merupakan hal penting
untuk keberhasilan arsitektur, termasuk arsitektur Gereja. Arsitektur Gereja selalu
menjadi symbol kesakralan, ekspresi konsep teologi, membawa makna atau berperan
langsung dalam pembentukan sebuah makna bagi komunitas Kristen. Makna-makna
ini tertuang baik dalam wujud arsitekturnya secara keseluruhan, maupun dalam
elemen-elemen simbolik yang ada pada objek arsitekturnya
(Sutrisno,1993;Gavril,2012).

Bangunan Gereja berperan sebagai katalis yang membawa penggunanya


menjalani pengalaman religius, mempengaruhi perilakunya dalam ruang sakral,
membentuk responemosionalnya(Thomas,2010).

Pusat kehidupan umat Katolik adalah Kristus, yang mana kehadiran-Nya


diaktualisasikan melalui sakramen. Sakramen merupakan inti kehidupan umat

3
Katolik. Maka dengan tepat Konsili Vatikan I berkata: “Gereja adalah – dalam
Kristus –bagaikan sakramen, yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah
dan kesatuan seluruh umat manusia” (KWI,1996: hal 339).

Untuk mewujudkan gereja sebagai tanda dan sarana persatuan mesra dengan
Allah dan kesatuan seluruh umat manusia melalui penerimaan sakramen-sakramen
maka dibutuhkan sebuah tempat atau bangunan ibadat yang disebut “Gereja”.

Secara khusus dalam pandangan umat katolik sendiri, arti gereja merupakan
“yang satu kudus, katolik dan apostolik”. Yang benar-benar mencakup orang-orang
yang sungguh-sungguh percaya dan hidup sesuai dengan kepercayaan itu. Gereja
adalah satu, karena bersatu dalam iman, pembabtisan, perayaan ekaristi dan pimpinan
di seluruh dunia. Kesatuan ini bukan keseragaman yang dipaksakan atau tidak
mengindahkan kebebasan wajargereja-gereja particular (keuskupan).Olehsebabitu
ciri‘gerejayangsatu’menuntutsatu communion dengangerejaRomaatausekurang-
kurangnyatidakterpisahdaripadanya(ex-communicatio) (Heuken,1991,345).

Dizaman modern saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan


komunikasi berkembang semakin pesat. Oleh sebab itu, semakin banyak hal yang
berubah, baik dari hal positif ke negative maupun sebaliknya. Salah satu dampak dari
berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi yakni di bidang
arsitektur khususnya arsitektur bangunan Gereja Katolik. Gaya arsitektur yang
dirancang pada bangunan gereja katolik pada umumnya tidak terlepas dari fungsi
keagamaan, yakni yang satu, atau tempat memuliakan nama Tuhan. Sehingga tidak
heran bentuk arsitektur yang diterapkan selalu mengikuti dengan fungsi dan
kebudayaan yang dianut oleh masyarakat setempat. Disamping itu pola atau gaya
arsitektur yang dirancang sangat tidak terlepas dari sistematika pola aktifitas
parapengguna bangunan tersebut, yang mana sangat berpengaruh terhadap pola
penempatan ruang, ukuran serta gaya yang diterapkan. Hal ini tentunya menjadi
tantangan yang besar bagi para perancang khususnya dalam merancang bangunan
yang bersifat keagamaan seperti greja Katolik.

4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa Fungsi Dari Gereja Katolik?
1.2.2 Bagaimana Segi Estetis Pada Gereja Katolik?
1.2.3 Bagaimana Struktur Pada Gereja Katolik?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk Mengetahui Fungsi Dari Banguna Gereja Katolik
1.3.2 Untuk Mengetahui Segi Estetis Pada Gereja Katolik
1.3.3 Untuk Mengetahui Struktur Pada Gereja Katolik
1.4 Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, yaitu


dengan menggali dan mengkaji data-data yang diperoleh dari hasil observasi pada
lokasi survei, baik berupa data primer yang diperoleh melalui survei lapangan dan
wawancara kepada instansi terkait, maupun data sekunder yang diperoleh melalui
studiliteratur, kemudian dianalisis untuk mendapatkan suatu program sebagai
landasan perencanaan dan perancangan.

Data primer diperoleh melalui survei lapangan yaitu kajian obyek yang menjadi
pusat studi banding, sedangkan wawancara dilakukan kepada dewan stasi maupun
dewan paroki. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur, yaitu yang berkaitan
dengan tinjauan umum Gereja Katolik, fungsi dari Gereja Katolik, bagaimana segi
estetis pada Gereja Katolik dan struktur bangunan.

5
BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Fungsi Dari Gereja Katolik


2.1.1 Pengertian Gereja Katolik

Dalam teologi sistematis dibedakan beberapa segi dalam gereja. Segi pertama
dapat disebut segi obyektif. Gereja dilihat sebagai tempat dimana manusia bertemu
dengan keselamatan yang diberikan Allah kepada-Nyadalam YesusKristus. Gereja
adalahsuatulembagaatau institut yangmengantarkeselamataninikepadamanusia.
Orang-orangpercayamenjadianggotagerejauntukmendengarkeselamatanAllahdan
menerimabagiandidalam-Nya.Orangpercayadatangkegerejauntukmendengarkan
firmanyangdisampaikandalam khotbahatauajarandanuntukmenerimasakramen-
sakramenyangdilayangkan.Segikeduadapatdisebutsegisubyektif.Selainsebagai
lembagayangmengantarkeselamatan,gerejaadalahjugaungkapanimanorang-orang
percaya,suatupersekutuanyangdibentukmanusiauntukbersama-samabertumbuh
dalamimandanuntukmenyebarkanInjilYesusKristusdimana-mana,supaya bangsa
Allahdiduniainisemakinbesar.Segiketigadapatdisebutsegiapostoleratausegiekstravert.
GerejatidakhanyamerupakanjembatanantaraAllahdanorangpercaya,tetapijugajembata
nantaraAllahdandunia.Gerejaadalahpersekutuan
orangpercayayangdiutusuntukmengantarkeselamatanAllahkepadaseluruhdunia.Demi
kianlah gerejamerupakanbuahsulungpanenilahi,ciptaan baru-baru.

Terdapat beberapa istilah yang menunjuk pada macam-macam gedung atau


tempat ibadah, yaitu:

 Gereja Paroki, merupakan milik suatu paroki,menjadi pusat kegiatan umat


paroki yang bersangkutan.
 Gereja Stasi, merupakan bagian dari paroki,tempat umat stasi beribadat
selain di gereja paroki.

6
 Gereja Katedral, merupakan gereja utama suatu keuskupan,terdapat takhta
uskup setempat,biasanya juga merupakan gereja paroki.
Kapel, merupakan suatu gedung gereja yang bangunannya relative kecil atau
merupakan ruang ibadat dibiara, sekolah, asrama,rumahsakit,tempat ziarah atau
tempat umum lainnya.

2.1.2 Sejarah Arsitektur Gereja


a. Arsitektur Gereja Perdana

Pertemuan umat Kristendalamkegiatan liturgy segeradiadakansecararutin setelah


wafat-NyaYesusKristus,karenahalinimerupakanpelaksanaandariperintahYesus
KristussepertiyangtertulisdalamAlkitab,InjilLukas22:19-20“LaluIamengambilroti,
mengucapsyukur,memecah –mecahkannyadanmemberikankepadamereka,kataNya:
InlahtubuhKuyangdiserahkanbagikamu;perbuatlahinimenjadiperingatanakanAku.
DemikianjugadibuatNyadengancawansesudahmakan;Iaberkata:cawaniniadalah
perjanjianbaruolehdarahKu,yangditumpahanbagikamu.”KehadiranYesusKristus
padawaktumasihhidup,sejakawalditentangolehmasyarakat.Sehinggapengikut
Yesusmendapattekananberatdaripenguasapadawaktuitu,merekadikejar,dianiaya,
bahkandibunuh.Olehkarenaituibadahyangmerekalaksanakantidaksecaraterang-
terangan,tetapisecarasembunyi-sembunyiyangdilakukandiruang-ruangbawahtanah
berupalorong-lorong,yangpadadindingnyaditempatkanmakam-makam paramartir.
Sampaipadamasaberikutnyapenempatanaltarinimenjadisatukesatuandengan makam
para martir.Altarselalu diletakkan diatasruang makam para martir.
Perkembanganselanjutnyaaltartidakharusdiletakkandiatasmakamparamartir,teapi
sebagaigantinyapadaaltarditempatkansesuatuyangreligiousyaitubenda-bendayang
berkaitaneratdengankehidupan.

b. Arsitektur Gereja Zaman Romawi.

Dalam setiap pertemuan atau ibadah tidak lagi diadakan dalam lorong-
lorong,tetapi di gedung pertemuan besar yang diatur oleh para rohaniawan. Upacara
resmi mengarah pada ibadat gerejani.Perubahan yang menyentuh citra gereja ini

7
berpengaruh pada bangunan gereja.Gereja dibuat dengan model lain.Satu ujung
gereja dibuat untuk duduk para imam yang terpisa dari umat,baik dengan
menggunakan tirai maupun dengan meninggikan lantainya.MejaKomuni dari kayu
yang sederhana diganti altar yang dihiasi dengan logam mulia dan permata. Bentuk
yang paling umum digunakan adalah basilika. Pada masa
arsitekturBasilica,denahgerejaberbentukpersegipanjangdankebanyakanberbentuktiga
selasar.Yaituselasartengahberlangit-langittinggidanduaselasarsampingberlangit-
langitrendahsertadenganderetanpilar.Ruangtengahyangdigunakanuntukumatdanadaser
ambidikanandankirimerupakanbentukklasikkatedraldiabadpertengahan.
Karenakehidupangerejapadawaktuitudidukungolehpenguasa,makakebutuhanbanguna
ngerejayanglebihluasdanbesarsemakinmeningkat.Bangunangerejayanglebihbesarmula
idibangun,denganmengambilpolabangunanaulabesarzonaitu,yakniBasilica.

c. ArsitekturGerejaZamanRomanesque

Bangunanyangdibangunan antara tahun1050-1200mempunyaikemiripansatu


samalain. Salahsatufaktoryangmenentukanmunculnyabangunanpadaabadke11adalah
karenaorang-orang Kristen
percayabahwaKristusakankembalikeduniauntukkeduakalinya.Gerejamulaiterbuatdari
batubukanlagidarikayu.Sebagianadayangdilengkapidenganmenara.Bangunangereja
Romanesque dalam
strukturdanbentukdasarnyakebanyakansangatmiripdenganBasilikayangdimodifikasi.P
erubahan utamaterjadipadaatapyangterbuatdaribatu.Tiang-
tianggerejapadazamaninilebih besardibandingkan dengan Basilica dengan
membentuk relung-relung setengah lingkaran,sepertimembentukjendela-
jendelayangkecil,dinding-dindingyangsangat
tebaldilengkapidenganmenaratempatlonceng.Adanya ornament bentukukiran
berwarnaskalabesaryangmelukiskanajaranperingatan-peringatankehidupanyang
selalumemperolehpahaladariAllah.

d. ArsitekturPadaZamanGotik

8
Padamasagotikinipararohaniawanlebihberkuasa disbanding
denganparapenguasa,sehinggadalam
pembangunangerejajadibuatsebesaratausemegahmungkin.Belum pernahterjadidalam
sejarahbahwasuaturencanapembangunangerejasungguhmencerminkankeyakinandani
mansepertiyangterjadidizamangotik.GayainiberasaldarisebuahparokidiPerancisyaitug
erejaSt.Dionisius.SeseorangbernamaAbbosSugenberusahauntukmembenahigerejanya
supayasesuaidenganpemikiran religious
padawaktuitu.Iamenekankanbahwagerejaharusberpolapadapemerintahansucidi
surga.Pandanganfilusuf-
filusufYunanitentang“KeteraturanIlahiAlamSemesta”yangberpengaruhpadabangunan
gereja.Cirikhasarsitekturgerejainiyaituadanyalengkung –lengkunglancipyang
memungkinkangedung-
gedungtinggidibangun.Gerejakatolikterdiriatastigasampailimaruangyangdipisahkande
nganjejerantiang.Padasekelilingruangaltarbiasanyaterdapatkacajendeladihiasigambar
warna-warniorang-orang
kudus.Hallainyangmembuatgerejainiistimewaadalahadanyakesanserbateratur,serbarin
gandalammaterial,danserbadalampadapencahayaannya.Filsafat arsitektur
gotikadalahvertikalis,transparan,dandiafan.Garis vertical
mengungkapkancirizamanyangmengarahtotalpadaYangMahaTinggi.Dindingkacaber
warnamemperlihatkan cita-
citalepasdarikewaspadaanmateri/kehidupanyangfana.Diafanartinyacahayayangmenem
bus,selaku lambing rahmatTuhanyangmenembuskefanaanhidup
manusiauntukmenerangidenganNurIiahi.GayagotikmenyebardiInggris,Jerman,Italida
nPerancisyangdisesuaikandengantradisilokaltempattersebut.Dalamliturgi
perhatianyangbesardiberikankepadaparaimam.Umat hamper tidakambilbagian
dalamibadat.

e. Arsitektur Gereja Zaman Renaisan

Pada akhir abad 15 dan awal abad 16 terjadi suatu perubahan pandangan atas
manusia. Hal ini juga mempengaruhi system politik, budaya, ekonomi, dan gereja.

9
Pada zaman ini kombinasi pemikiran Yunani dan Kristen memusatkan pemikiran
manusia pada manusia itu sendiri. Penggambaran Kristus misalnya mulai
menekankan ciri kemanusiaanya. Pada masa ini pembangunan gereja
disponsoriolehparapangeran, pedagang,atauparaimamnyasehinggatuntutan ibadah
seringkurangdiperhatikan.Hal
inidapatdilihatdarigambarrencanabangunandengansayapkeciltetapikubahnya
besar.Kubahinimenjadipusatseluruhbangunan.Ukuranbangunanjugatidaklagi
menjulang tetapilebih“manusiawi”.Proporsiwajarlebih diperhitungkan.Yang
ditekankanpadamasainiadalahkeutuhan.Makatidakmasukakalbilasebuahgereja
diubahatauditambahsetelahselesaidibangun.GerejaSt.SpiritodiFloence
yangdidesainolehBruneleschiadalahsalahsatugerejayangdibangunpadazaman
Renaisan.

f. Arsitektur Gereja Zaman Neoklasik

Pada pertengahan abad 18 wibawa gereja merosot. Namun pada masa ini menjadi
periode bangkitnya hidup beriman. Dalam gereja katolik ditandai dengan munculnya
Ordo dan konggregasi.Akibatnya adalah meningkatnya pembangunan gereja secara
sporadic dan dengan gaya yang bermacam-macam. Yang cukup popular adalah gaya
neo-klasik. Banngunan gaya neoklasik lebih sederhana namun kompak. Ciri gaya ini
adalah teratur, indah dan kalem.

g. Arsitektur Gereja Zaman Abad ke 19

Banyak gereja yang memberi kesan dibangun hanya untuk dikagumi, bukannya untuk
memenuhi kebutuhan jemaat. Ada gereja yang berbentuk ikan, mahkota duri, dan
bentuk-bentuk simbolis lainnya. Namun seringkali tidak memperhitungkan kebutuhan
ruang-ruang yang dibutuhkan dan juga tidak memperhatikan adananya citra sebagai
gereja. Dari segi arsitektur, cirikhas arsitektur modern masih mengadopsi bentuk-
bentuk dari arsitektur zaman dahulu walaupun tidak begitu nampak. Arsitektur
modern memberi jangkauan luas untuk menajsirkan kembali gereja sebagai tempat
jemaat berkumpul atau sebagai lambing persaudaraan.

10
2.1.3 Fungsi Dari Gereja Katolik

Sebagai tempat berkumpulnya umat katolik melaksanakan perayaan ekaristi,


latihan kor, dana tau kegiatan agama lainnya. Gereja menjadi sarana tempat untuk
umat mengembangkan keimanan mereka dengan kegiatan-kegiatan positif. Gereja
sebagai tempat umat beribadah, mengungkapkan bakti kepada Tuhan. Dalam
lingkup gereja Katolik ibadah hamper sama artiya dengan liturgy yang sering
disebut ‘ibadah resmi gereja’ (Heuken 342). Lingkungan gereja juga sebagai tempat
untuk bersosialisasi melalui kegiatan-kegiatan bersama yang non-liturgi.

2.2.1 Hirarki Gereja Katolik

Hirarki gereja katolik dimulai dari para uskup dan ketuanya, yaitu:

a. Paus adalah pemimpin spiritual Gereja Katolik dan kepala negara Kota Vatikan.
Umat Katolik meyakini bahwa Paus merupakan wakil Kristus
b. Imam merupakan merupakan “penolong dan organ para uskup” (Lumen Gentium
28) di dalam Gereja Katolik ada imam di osesan (sebutan yang sering dipakai
imam praja) dan imam religious (ordo atau kongregasi).
c. Imam diosesan adalah imam keuskupan yang terikat dengan salah satu
keuskupan tertentu dan tidak termasuk ordo atau kongregasi tertentu. Imam
religious misalnya (SJ, MSF, OFM, dsb) adalah imam yang tidak terikat dengan
keuskupan tertentu, melainkan lebih terikat pada aturan ordo atau kongregasinya.
d. Diakon adalah pembantu Uskup dan Imam dalam pelayanan terhadap umat
beriman. Mereka ditahbiskan untuk mengambil bagian dalam imamat jabatan.

11
Arena tahbisannya ini, maka seorang daikon masuk dalam kalangan hirarki. Di
Gereja Katolik ada duamacam Diakon, yaitu:
 Mereka yang dipersiapkan untuk menerima tahbisan imam
 Mereka yang menjadi daikon untuk seumur hidupnya tanpa menjadi
imam
e. Cardinal adalah merupakan gelar kehormatan. Kata “kardinal” berasal dari kata
Latin “cardo” berarti “engsel”, dimana seorang Kardinal dipilih menjadi asisten-
asisten kunci dan penasehat dalam berbagai urusan gereja. Kardinal dapat dipilih
dari kalangan Imam maupun Uskup. Bagi kaum awam, perutusan Gereja Katolik
bukan saja dibidang liturgy dan pewartaan, tetapi juga dibidang penggembalaan.
Misalnya sebagai:
 Pengurus Dewan Paroki tugasnya adalah memikirkan, merencanaan,
memutuskan dan mempertanggungjawabkan hal-hal yang bermanfaat
bagi kehidupan dan karya paroki. Misalnya kegiatan pewartaan sabda,
perayaan liturgi dan membangun masyarakat.
 Pengurus Wilayah atau Stasi tugasnya adalah mengkoordinasi kegiatan
antar lingkungan yang berada didalam wilayah Dewan Parokinya.
 Pengurus Lingkungan tugasnya adalah menampung dan menyalurkan
masalah-masalah yang ada dilingkungan kepada Dewan Paroki atau
Pastor Parokinya. Juga mengadakan pendataan dalam lingkungan atau
kelompok dan mengadakan pertemuan bersama dengan pengurus
kelompok.
 Pengurus Kelompok tugasnya adalah menjadi tumpuan utama dan
pertama untuk mengembangkan kehidupan umat Katolik. Merekalah
yang melakukan berbagai program lingkungan dalam Pembinaan umat.
2.2.2 Liturgi Dalam Gereja Katolik

Kegiatan liturgy semuanya tertuang dalam perayaan Ekaristi. Ekaristi dilakukan


dalam berbagai perayaan seperti Ekaristi Misa Syukur dan Ekaristi Misa Arwah.

12
Perayaan Ekaristi adalah perayaan kehadiran Tuhan Yesus dan seluruh karya
penebusan-Nya secara sacramental dalam Gereja (umat beriman).

BerikutmerupakanunsurdariperayaanEkaristibesertadenganmaknanya:

a. Air Suci, hal pertama yang dilakukan oleh umat Katolik pada saat mereka
memasuki gereja ialah mencelupkan tangan kanan mereka kedalam Air Suci dan
membuat tanda salib. Ritual ini bertujuan untuk mengingatkan kita akan
Sakramen Baptis. Kita dibaptis dengan air dan ditandai dengan tanda salib. Juga
sebagai symbol pembersihan rohani agar layak merayakan ekaristi.
b. Berlutut, umat Katolik berlutut untuk menghormati altar dan menghormati
kehadiran Kristus dalam Tabernakel sebelum duduk dibangku gereja. Altar
dihormati karena altar melambangkan tempat Yesus sendiri. Yesus yang telah
wafat dan bangkit akan hadir diatas altar
c. Music, nyanyian amat penting dalam liturgi. Musik yang menjadi sarana untuk
memuliakan Allah. Nyanyian, melalui syair lagu, umat dibantu untuk mendalami
misteri Kristus. Umat diajak untuk berpatisipasi aktif untuk bernyanyi dalam
perayaan ekaristi.
d. Pemimpin upacara, hanyaImamyangditahbiskansecarasahdapatmemimpin
upacaraEkaristidanmengkonsekrirrotidananggursupayamenjaditubuhdan
darahKristus.
2.2.3 Aktivitas pada / tahapan tata cara perayaan ekaristi
BAGIAN POKOK TATA CARA KETERANGAN
EKARISTI PERAYAAN AKTIVITAS
EKARISTI
Bagian I : Ritual Perarakan masuk Beriri
Pembuka Pendupaan dan Berdiri
Penghormatan altar Berdiri
Tanda Salib Berdiri
Salam Berdiri
Pengantar Duduk

13
Tobat Berlutut
Tuhan Kasihanilah Berlutut
Kemuliaan Berdiri
DoaPembukaan
Berdiri
Bagian I I : Bacaan pertama Duduk
Liturgi Sabda Mazmur tanggapan Duduk
Bacaan kedua Duduk
Aleluya / Bait Berdiri
Pengantar Injil Berdiri
Injil Berdiri
Homili Duduk
Syahadat Berdiri
Doa umat Berdiri
berdiri

Bagi an III : Persembahan


Liturgi Ekaristi - Kolekte Duduk
- Doa Duduk
Persembaha
Doa syukur agung
-Prefasi
- Kudus Berdiri
- Mendoakan doa Berdiri
Syukur agung Berlutut
- Bapa kami
- Doa damai Berdiri
- Pemecahan roti Berdiri
-Anak domba Allah Berlutut

14
- Komunio Berlutut

Membentuk
barisan
- Doa sesudah Komuni Menyambut komunio

Berlutut
Bagian IV Ritus - Pengumuman Duduk
Penutup - Berkat dan pengutusan Berlutut
- Perarakan
Berdiri

2.2.4 Ruang pada Gereja Katolik


Prinsip-prinsip ruang dan perabot dalam geraja katolik telah di tentukan
olehkongregasi dalam Institutio General isMissal isRomawi abadVpada tahun 1969,
yangmenetapkanbahwa dalam sebuah gereja katolik harus terdapat fasilitas ibadah
yangberupa peralatan dan perabot .Dalam sebuah gereja Katolik memilikipembagian
ruangdengan fasilitas-fasilitas sebagaiberikut(Windhu1997,1323).

15
Pembagianruang Gereja Katolik daerah Imam terletakdidepan,sedangkan daerah
public untukumat yang merupakan daerah panti.Umat yang beradadibelakangnya.
Pembagianruang gereja Katolik sekarangini tetapmenggunakan prinsip pembagian
ruang sepertidi atas, yaitu keberadaan pemimpin liturgy tetapdidepandengan
altarsebagaipusat tempat perayaan liturgy ekaristi.Sedangkan pembagian ruang
untukumatyangdi sebut nave harus mengarahpada altar utama. Kebutuhan
ruangpendukung seperti daerahpaduansuarasudah tidak lagi harus beradadidepan
umat, justrusekarangpaduanumatsudah menjadi bagian dari umatdan menjadi
satudengan panti umat.Pembagian ruang GerejaKatolik daerah Imam
terletakdidepan,sedangkandaerah publikuntukumatyang merupakan daerah

16
panti.Umatyang berada
dibelakangnya.PembagianruanggerejaKatoliksekaranginitetapmenggunakanprinsippe
mbagianruangsepertidiatas,yaitukeberadaanpemimpinliturgitetapdidepandenganaltars
ebagaipusattempatperayaanliturgiekaristi.Sedangkanpembagianruanguntukumatyangd
isebut nave
harusmengarahpadaaltarutama.Kebutuhanruangpendukungsepertidaerahpaduansuaras
udahtidaklagiharusberadadidepanumat,justrusekarangpaduanumatsudahmenjadibagia
ndariumatdanmenjadisatudenganpantiumat.
Dalam sebuahgerejaKatolikmemilikipembagianruangdenganfasilitas-
fasilitassebagai berikut(Windhu1997, 1323);
2.2.4.1 Panti Imam

PantiImam adalahtempatimam memimpinperayaanliturgi.DiPantiImam


terdapataltar, mimbar,
kredes,tempatdudukimamsertaparapembantunya(prodiakonparoki, misdinar,
danpetugaslainnya), teber nakel, danlampuTuhan.(Wi ndhu1997,
1316).TinggipantiImam
darilantaipantiumatuntukgerejayangmemilikijemaatantara800sampai1000orangadalah
kira-kira90cm
(Suptandar130).Upayapeninggianlantaiinidilakukandengantujuandapatmenunj
angfungsiataukegiatanyangterjadidalamruangdandapatmemberikarakteryangdapatme
mperjelassifatruang.DenganadanyaperbedaanketinggianlantaipantiImaminisertamateri
alpadabangunangerejadapatmemberipesankhidmat.Sedangkanuntukmenjadiakanruan
gantampakagungdapatmenggunakanwarnaformal.

a. Altar

Dalamgerejalama“kataaltardipakaiuntukmenunjukpadamejaekaristiPerjamuan
Kudus” (Wellem
25).Altarutamamerupakanpusatseluruhgedunggereja,berupamejabesaruntukmenga
dakanperayanEkaristidankegiatanliturgiyanglain.Altarharuslebihtinggidaripantiu
matkarenaselainuntukmemudahkanumatmelihatdanmengikutijalannyaperayaan,ju

17
gamengingatkanumatkepadabukitKalvaritempatYesusdi
salibkan.Sehinggadaerahpantiimam
inimemilikianaktanggaberjumlahtigayangmelambangkanAllahTritunggal.Altarseb
agaimejaperjamuanjugauntukmengingatkankepadaperjamuanterakhirYesusdenga
nmurid-murid-
Nya.Altarsebagaimejaperjamuanditutupdengankainputihsepertimejamakan(Windh
u,1997,14).Mejaaltarmemilikipanjangmaksimum 3, 6m dantinggi
97,5cm(Sleeper, 1995, 303).

SumberGambar:deChiara,2007, pg:887

b. Taber nakel

TempatterbaikuntukmenyimpanSakramenMahakudusyaitusebuahlemarikecild
aribahanyangkuatdanpantas.BiasanyaSakramenMahakudussudahdimasukkandala
msiboriyangditudungi kainkuningataukuningkeemasan.GambarTabernakel.

Sumber:http://www.c-ludwig.de/en/church-items-metal/tabernacle/gt-3920-
tabernacle.html

18
c. LampuTuhan

Di sebutjugalampusuci,
merupakanlampumerahyangterusmenyaladekattabernakelsebagaitandabahwadidal
amnyatersimpanSakramenMahakudus.Sebutan Lampu Tuhan menunjukkan
bahwa Tuhan hadirdalam sakramen
mahakudustersebut.Dululampuharusberasaldariminyakzaitunnamunsekarangtidak
diharuskankarenasulitmendapatkannya,bahkanbanyakgerejamenggunakanlistrik.

GambarLampu Tuhan

Sum ber:http: /googl e. com /gam bar/Lam pu/Tuhan/htm l

d. Sedilia

Sedilia merupakan tempatduduk Imam dan para pembantunya


(paraprodiakonmisdinardankonselebran)

19
GambarDi mensiSedilia
Sumber:deChiara,2007, pg:887
e. Mimbar

Merupakantempatuntukmembacakanbacaankitabsuci(perjanjianlama,
suratrasul,atauepistola,daninjil),berkotbah,pembacaanmazmur,pembacaan doa
umat, danpengumuman.

Gambar: Dimensi MimbarKecil danMimbarBesar

Sumber: deChi ar a, 2007, pg: 887

20
f. Kredens

Merupakan meja keciltempatdiletakkannyapiala, purificatorium,


palla,corporal,patena,sibori,monstrans,ampulberisiairdan anggur,sertal avabo.

GambarDimensiKredens

Sumber:Sleeper,1995,pg:303

2.2.4.2 Panti Umat

Pantiumatadalahtempatberibadahumat,karenaitupadadaerahinidisediakanbany
akfasilitastempatdudukyangbiasanyadilengkapitempatuntukberlututsupayaumatdapat
mengikuti tatacaraliturgi ibadahyangsudahditetapkan.Lebarkursi45cm
untukukuranminimum (tidakdirekomendasikan),50cm
untukukuranyangbaiksedangkan55cm untukukuranyangterbaik(Sl
eeper299).Jaraksirkulasiyangbaikantarakursidengandinding1,
2cm,sedangkanuntuksirkulasiutamamenujukealtaradalah1, 8m.

GambarDimensi Kursi Umat

Sumber: DeChiara, 2007, pg: 880

21
2.2.4.3 TempatKoor

Tempatkhususbagiparapetugasyangmembawakanlagu-laguselama
perayaanliturgi.Padazamandulutempatkoorberadadibalkonagarsuaradapatterdengarku
atdanbagus.Namunsekarangtempatkoordapatterletakdisampingkiriataukananaltar
bahkanadayangmenjadisatudenganumat.Halinidilakukanagarlebihmenggiatkanpartisi.

Gambar .TempatKoor

Sumber: Windhu, 1997, pg: 18

2.2.4.4 KamarPengakuanDosa

Kamarpengakuandosaadalahtempatmenerimasakramentobat.Ruanginiter
bagiatasuntukImam
dandigunakanuntukumatyanginginmelakukanpengakuandosa.Didalamruangbiasanyat
erdapatsalibdanbangkuuntukberlutut.Kamarpengakuandosaterletakdibagiansayapkana
ndankiridalamruanggerejadanjumlahnyalebihdari satu.partisipasi
umatdalambernyanyi.

22
Gambar.RuangPengakuanDosa

Sumber: Windhu, 1997, pg: 19

2.2.4.5 Balkon

Merupakanruangyangterletakdibagiandepangereja.Padazamandulubalkondi
gunakanuntuktempatkooragarsuaragedunggereja.Balkonyangtidakdi gunakan
untukkoorakandi jadikantempatuntuktempatdudukumat.

Sumber: Windhu, 1997, pg: 20

23
2.2.4.6 Portal danBejanaAirSuci

Portalatau gerbang adalah sekatpapan atau partisiyang


terdapatsetelahmemasukipintuutamagereja, sehinggaumattidakterlihatdariluar(Wi
ndhu, 1997,
22).Bejanaairsuciberisiairyangsudahdiberkati,biasanyadiletakkandekatpintusupayada
patdigunakanwaktumasukataukeluargereja.

Sumber: Windhu, 1997, pg: 22

2.2.5 Penzoningan pada gereja katolik


Pembagian ruangan dalam gereja dibagi menjadi tiga yaitu privat,semi privat dan
public. Pembagian ruang ini karena fungsi dari masing-masing ruang yang terdapat
dalam gereja. Ruang privat adalah ruang pribadi dimana individu berhak bebas
melakukan apa yang menjadi hak Asasinya secara pribadi terlepas dari pengaruh
pihak-pihak lain diluar individu tersebut.
Ruang Publik adalah ruang bersama dimana didalamnya terdapat acuan nilai
bersama yang telah disepakati oleh penggunanya. Sementara Ruang semi privat

24
adalah ruang yang dapat dimasuki orang-orang yang dikehendaki atau dengan kata
lain ruang terbatas. Berikut adalah pembagian ruangan di gereja yaitu;
1. Privat : Panti Imam,
2. Semi privat :Sakaristi, Ruang Pengakuan
3. Publik : Panti umat,Balkon, Altar, Ruang alat musik,Ruang koor
2.2.6 Tabel besaran ruang

Kebutuhan ruang Kapasitas Standar dimensi Dimensi


ruang ruang
Gang tengah antara baris kursi 2 L=4ƒ atau 1,2 m 64,8 m²
umat
Gang belakang 1 L=4ƒ atau 1,2 m 32,4 m²
Tempat air suci 20 orang 0,7-1,0 m² 20,0 m²
Area koor 50 orang 0,7-1,0 m² 50,0 m²
Area orgen 1 P= 2 m; 1=1,6 m 3,2 m²
Ruang pengakuan dosa 4 orang P= 1,9 m; 1=1,4 10,6 m²
m
Ruang sakrista 20 orang 12 ƒt² atau 1,1 22 m²
m²/orang
Altar 1 meja altar 2,88 + 0,6 20,0 m²
1 tabernakel +43+(2x0,3)+(10
3 imam x1,0)=14,5 m²
2 mimbar dan
10 orang
asisten imam
Area duduk umat 1000 orang 0,63-1,0 m² 1000,0 m²

Gang depan 1 L=4ƒ atau 1,2 m 40,5 m²


Total kebutuhan ruang 1263,5 m²

25
Kebutuhan ruang kapasitas Stadar dimensi Dimensi ruang
ruang
Balai umat 500 orang 12 ƒt² atau 1,1 550 m²
m²/orang
Gua maria 10 orang 12 ƒt² atau 1,1 m² 11 m²
Kantor sekretaris 10 orang 12 ƒt² atau 1,1 11 m²
m²/orang
Ruang sekolah 35 orang 12 ƒt² atau 1,1 38,5 m²
minggu m²/orang
Toko rohani 15 orang 12 ƒt² atau 1,1 16,5 m²
m²/orang
Toilet 10 orang 1 m² / orang 10 m²
Total kebutuhan ruang 637 m²

2.2.7 Penzoningan

Organisasi ruang antara bangunan Gereja sebagai bangunan utama dengan beberapa
bangunan pelingkup membentuk organisasi ruang secara cluster, di mana setiap
massa bangunan dapat saling berhubungan. Pada organisasi ruang cluster
memungkinkan adanya beberapa massa bangunan yang berbeda fungsi dan bentuk,
namun masih dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Goa
maria
Gereja
Rumah imam

Fasilitaspendukung:
Balai umatdan kantor -toko rohani
sekretaris
-toilet
Lahan parkir

Zona sakral
Zona semi sakral
Zona semi public
Zona public

26
3.1 FUNGSI LITURGIA
Fungsi Liturgial Setiap bentukan arsitektur selalu diawali dengan adanya
aktivitas manusia yang menjadi penggerak lahirnya wadah aktivitas tersebut.
Hubungan antara satu aktivitas dengan aktivitas lainnya, atau antara satu kelompok
aktivitas dengan kelompok aktivitas lainnya terstruktur dalam satu organisasi ruang
atau tatanan ruang. Pelingkup tatanan ruang ini, secara tiga dimensional merupakan
aspek bentuk arsitektur. Aktivitas utama yang harus diakomodasi dalam sebuah
bangunan Gereja Katolik adalah aktivitas perayaan liturgis, sebagai perayaan iman
umat Kristen. Dasar Liturgi (leitourgia) dalam agama Katolik yang berarti “karya
publik”, diartikan sebagai keikutsertaan umat dalam karya keselamatan Allah, atau
ibadat publik. Bentuk wujud kesatuan dengan Kristus yang paling nyata di dunia ini
adalah melalui perayaan Ekaristi kudus, di mana umat Katolik menyambut Tubuh dan
Darah, Jiwa dan ke-Ilahian Kristus, sehingga olehNya kita dipersatukan dengan Allah
Tritunggal. Dengan demikian, Liturgi merupakan karya bersama antara Kristus-Sang
Kepala, dan Gereja yang adalah TubuhNya, sehingga tidak ada aktivitas Gereja yang
lebih tinggi nilainya daripada liturgi. Gereja Katolik menekankan dasar teologis
dalam setiap pendirian bangunan gereja; fungsi liturgial menjadi landasan utama
penataan ruang dan bentuk arsitektur gereja Katolik, baik di masa sebelum maupun
sesudah Konsili Vatikan II. Sehingga pada gereja Katolik yang inkulturatif pun, fokus
ruang selalu pada sanctuary di mana Ekaristi Kudus dipersembahkan; sehingga area
ini menjadi area tersakral dalam tatanan ruang gereja. Umat mengikuti perayaan
Ekaristi Kudus di bagian tengah gereja (nave), yang membentang dari pintu masuk
(narthex) ke bagian mimbar di area altar (sanctuary). Melalui ritual gereja lah terjadi
pembentukan ruang-ruang sakral. Berbagai aktivitas ritual umat baik yang diwadahi
di pelataran bangunan gereja, atau di ruang luar gedung gereja, mendukung
pembentukan hirarki ruang sacral.

27
Gambar 1 Hirarki Ruang Sakral Arsitektur Gereja Katolik

3.2 SIMBOLISASI KEKRISTENAN

Simbolisasi Kekristenan Selain fungsi liturgial, bangunan gereja juga berperan


dalam mengekspresikan misi dan hakekat agama Katolik (McGuire,n.d), arsitektur
gereja harus mampu membawa umat pada keyakinan bahwa mereka memasuki
sebuah tempat yang istimewa; yang menyadarkan orang pada kenyataan bahwa
mereka memasuki area sakral, di mana Tuhan tinggal (rumah Tuhan), bukan
memasuki rumah tinggal biasa, melainkan ruang yang memiliki nilai kosmologis
berupa titik pusat orientasi dan berkaitan dengan pengalaman religius, mengandung
nilai spiritual, kesucian dan ritual. Simbolisasi kekristenan ini tidak selalu
ditampilkan dengan cara yang sama di setiap bangunan gereja Katolik. Transformasi
simbolis terjadi melalui adanya pengalaman yang sejalan dengan sosial-budaya
masyarakat pendukungnya/setempat dan pada periode tertentu. Di dalamnya terdapat
pembentukan simbol-simbol ekspresif yang sesuai dengan perjalanan waktu dan
perkembangan budaya, namun tidak menyimpang dari kaidah-kaidah gerejani.
Simbol-simbol keagamaan berbeda dari simbol yang lain, oleh kenyataan bahwa
simbol keagamaan merupakan representasi dari sesuatu yang samasekali ada di luar
bidang konseptual; menunjuk pada realitas tertinggi yang tersirat dalam tindak

28
keagamaan. Dengan demikian, simbol keagamaan pada arsitektur Gereja Katolik
tergantung pada tuntutan liturgi gereja.

29

Anda mungkin juga menyukai