Anda di halaman 1dari 9

1.1/ 2.1/ 3.1/ 4.1/ XI.

ARTI DAN MAKNA GEREJA

1. Identitas
a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik
b. Semester : X/ Genap
c. Materi Pokok : Gereja Sebagai Persekutuan Yang
Terbuka
d. Alokasi Waktu : 6 X 45 Menit

e. Kompetensi Dasar :

1.1 Bersyukur kepada Allah yang menganugerahkan Gereja sebagai umat


Allah dan persekutuan yang terbuka.
2.1 Bertanggung jawab sebagai anggota Gereja yang merupakan umat Allah
dan persekutuan yang terbuka.
3.1 Memahami Gereja sebagai umat Allah dan persekutuan yang terbuka.
4.1 Melakukan aktivitas (misalnya menuliskan refleksi/doa/puisi/ membuat
kliping berita dan gambar/melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh
umat) tentang Gereja sebagai umat Allah dan persekutuan yang terbuka.

f. TujuanPembelajaran:

Melalui kegiatan menganalisis pandangan peserta didik tentang Arti dan makna
Gereja sebagai Umat Allah dan Persekutaun yang Terbuka dalam Kis 4: 32-37
serta paham Gereja sebagai Umat Allah maupun tindakan-tindakan dari
anggota Umat Allah, yang didukug dengan menggunakan metode Dialog
Partisipatif, Diskusi, Penugasan, Studi Pustaka, Refleksi. Anda diharapkan
dapat mengungkapkan pandangannya tentang Gereja, melalui pengalaman
pribadi,lagu, cerita, atau gambar, menjelaskan arti Gereja yang sesungguhnya
sebagai Umat Allah yang terbuka, menyebutkan ciri-ciri Gereja sebagai Umat
Allah yang terbuka, menjelaskan arti Gereja menurut Kitab Suci ( Kis 4:32-37;
1Kor 12:12-27) serta menjelaskan konsekuensi Gereja sebagai Umat Allah
dalam hidup menggereja dewasa ini. Berperilaku jujur peduli, dan
bertanggungjawab, serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
komunikasi, kolaborasi, kreativitas (4C), berliterasi, dan berkarakter.

UKBM PAK – BP/ XI 1


g. Materi Pembelajaran
1. Perubahan Cara Pandang Gereja
2. Makna Gereja Sebagai Perseutuan yang Terbuka menurut Ajaran Gereja dan
Kitab Suci
3. Menghayati Gereja sebagai Persekutuan Umat Bersifat Terbuka

Petunjuk Umum

1. Pastikan dan fokuskan apa yang akan anda


pelajari hari ini.
2. Baca dan pahami Pendahuluan (Apersepsi)
untuk membantu anda memfokuskan
permasalahan yang akan dipelajari.
3. Cari referensi/buku-buku teks yang terkait
dengan topik/permasalahan yang anda hadapi.
4. Jangan lupa browsing internet untuk menda-
patkan pengetahuan yang up to date.
5. Selalu diskusikan setiap persoalan yang ada
dengan teman-teman dan atau guru.
6. Presentasikan hasil pemahaman anda agar
bermanfaat bagi orang lain.

Jika tahapan-tahapan telah kalian lewati, kalian boleh meminta tes formatif
kepada Bp/Ibu guru sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke UKBM
berikutnya. Oke.?!

UKBM PAK – BP/ XI 2


h. KegiatanPembelajaran
a) Pendahuluan

Sebelum belajar pada materi ini silahkan kalian melihat dan memahami
gambar di bawah ini.

Untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut, silahkan kalian lanjutkan ke kegiatan


belajar berikut dan ikuti petunjuk yang ada dalam UKB ini

b) PetaKonsep

ARTI DAN MAKNA


GEREJA

GEREJA SEBAGAI
GEREJA SEBAGAI
PERSEKUTUAN
UMAT ALLAH
YANG TERBUKA

Makna Gereja Menghayati


Perubahan Cara sebagai Gereja sebagai
Pandang Gereja Persekutuan yang Persekutuan Umat
Terbuka BersihaTerbuka

Kegiatan Inti

UKBM PAK – BP/ XI 3


KegiatanBelajar 1

Menggali Pemahaman tentang Perubahan Cara Pandang terhadap


Gereja
1. Mengamati Gambar
• Amatilah gambar-gambar berikut ini.

Gambar 1.3 Gambar 1.4

2. Penjelasan
• Penjelasan, tentang model-model Gereja sebelum dan sesudah Konsili Vatikan II,
misalnya sebagai berikut.
Gambar-gambar itu menunjukkan dua model Gereja, yaitu model Gereja
institusional hierarkis piramidal dan Gereja persekutuan Umat.

• Gambar 1.3 : Gereja Umat Allah Model Institusi Piramidal


Sebelum Konsili Vatikan II Gereja mempunyai model/bentuk institusional, hierarkis
piramidal
- Para hierarki (Paus, Uskup, dan para tahbisan) menguasai Umat.
- Organisasi (lahiriah) yang berstruktur piramidal, tertata rapi.
- Mereka memiliki kuasa untuk menentukan segala sesuatu bagi seluruh Gereja.
Sebaliknya Umat hanya mengikuti saja hasil keputusan hierarki.
- Model ini cenderung “imamsentris” atau “hierarki sentris” artinya hierarki pusat
gerak Gereja.
- Gereja model piramidal cenderung mementingkan aturan, lebih statis ,dan sarat
dengan aturan.
- Gereja sering merasa sebagai satu-satunya penjamin kebenaran dan keselamatan
bahkan bersikap triumfalistik (memegahkan diri).

• Gambar 1.4 : Gereja Umat Allah Model Persekutuan Umat


Setelah Konsili Vatikan II, ada keterbukaan dan pembaharuan cara pandang pada
Gereja sebagai persekutuan Umat.
- Gereja tidak lagi “hierarki sentris” melainkan Kristosentris”, artinya Kristuslah
pusat hidup Gereja. Kaum hierarki, Awam, dan Biarawan-Biarawati sama-sama

UKBM PAK – BP/ XI 4


mengambil bagian dalam tugas Kristus dengan cara yang berbeda-beda sesuai
dengan talenta dan kemampuannya masing-masing.
- Gereja lebih bersikap terbuka dan rela berdialog untuk semua orang. Gereja
meyakini bahwa di luar Gereja pun terdapat keselamatan.
- Adanya paham Gereja sebagai Umat Allah yang memberikan penekanan pada
kolegialitas episkopal (keputusan dalam kebersamaan).
- Adanya pembaharuan (aggionarmento) yang mendorong Umat untuk terlibat
dan berpartisipasi serta bekerj asama dengan para klerus.
- Kepemimpinan Gereja; Didasarkan pada spiritualitas Yesus yang melayani para
murid-Nya, maka konsekuensi yang dihadapi oleh Gereja sebagai Umat Allah
adalah: hierarki yang ada dalam Gereja bertindak sebagai pelayan bagi Umat
dengan cara mau memperhatikan dan mendengarkan Umat. Selain, itu
keterlibatan Umat untuk mau aktif dan bertanggung jawab atas perkembangan
Gereja juga menjadi hal yang penting. Maka, hierarki dan Umat/awam
diharapkan dapat menjalin kerja sama sebagai partner kerja dalam karya
penyelamatan Allah di dunia.
• Gerakan pembaruan yang terjadi dalam Gereja nampak dalam ketentuan berikut.
- Umat punya hak dan wewenang yang sama (tetapi tetap ada batasnya),
khususnya ikut menentukan gerak kegiatan liturgi di Paroki melalui wadah
Dewan Paroki.
- Gerakan pembaruan ini tidak hanya menyangkut kepemimpinan Gereja,
melainkan lebih dari itu menjangkau masalah-masalah dunia.
- Susunan Kepengurusan Dewan Paroki bukan lagi Piramdal, melainkan lebih
merupakan kaitan yang saling bekerja sama dan saling melengkapi. Intinya
Gereja mengundang orang beriman untuk berkomunikasi terlibat dan diubah.

KegiatanBelajar 2

Menggali Makna Gereja sebagai Persekutuan yang terbuka Menurut Ajaran


Gereja dan Ajaran Kitab Suci

1. Menyimak, Ajaran Gereja tentang Gereja sebagai Persekutuan yang Terbuka


• Siswa menyimak dokumen ajaran Gereja berikut ini.
“Gereja, yang diutus oleh Kristus untuk memperlihatkan dan menyalurkan cinta kasih
Allah kepada semua orang dan segala bangsa, menyadari bahwa karya misioner yang
harus dilaksanakannya memang masih amat berat. Masih ada dua miliar manusia, yang
jumlahnya makin bertambah, dan yang berdasarkan hubunganhubungan hidup budaya
yang tetap, berdasarkan tradisi-tradisi keagamaan yang kuno, berdasarkan pelbagai
ikatan kepentingan-kepentingan sosial yang kuat, terhimpun menjadi golongan-
golongan tertentu yang besar, yang belum atau hampir tidak mendengar Warta Injil. Di
kalangan mereka ada yang tetap asing terhadap pengertian akan Allah sendiri, ada pula
yang jelas-jelas mengingkari adanya Allah, bahkan ada kalanya menentangnya. Untuk
dapat menyajikan kepada semua orang misteri keselamatan serta kehidupan yang
disediakan oleh Allah, Gereja harus memasuki golongan-golongan itu dengan gerak
yang sama seperti Kristus sendiri, ketika Ia dalam penjelmaan-Nya mengikatkan diri
pada keadaan-keadaan sosial dan budaya tertentu, pada situasi orang-orang yang sehari-
hari dijumpai-Nya”.(Ad Gentes/AG art.10)

2. Penjelasan

UKBM PAK – BP/ XI 5


- Gereja diutus oleh Kristus untuk memperlihatkan dan menyalurkan cinta kasih
Allah kepada semua orang dan segala bangsa.
- Sama seperti Yesus, Gereja harus memasuki golongan-golongan manusia apa saja,
termasuk keadaan sosial, budaya untuk mewartakan dan melaksanakan karya
keselamatan Allah bagi semua orang.

3. Menyimak makna Gereja sebagai Persekutuan Umat dalam Terang Kitab Suci
• Siswa membaca atau mendengarkan kutiban Kitab Suci berikut ini. Cara Hidup
Jemaat

(Kis 4: 32-37; bdk.1 Kor 12: 12 - 27)


32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan
tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya
sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. 33Dan dengan
kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus
dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. 34 Sebab
tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka, karena semua orang
yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan
itu mereka bawa
35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap
orang sesuai dengan keperluannya.
36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya
anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. 37 Ia menjual ladang miliknya, lalu
membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

4. Penjelasan
• Penjelasan, sebagai berikut:
- Kitab Suci (Kis 4:32-37) di atas memberikan gambaran yang ideal terhadap
komunitas/persekutuan Umat Perdana. Cara hidup Umat Perdana tersebut tetap
relevan bagi kita hingga sekarang. Kebersamaan dan menganggap semua adalah
milik bersama mengungkapkan persahabatan yang ideal pada waktu itu. Yang
pokok ialah bahwa semua anggota jemaat dicukupi kebutuhannya dan tidak
seorang pun menyimpan kekayaan bagi dirinya sendiri sementara yang lain
berkekurangan.
- Mungkin saja kita tidak dapat menirunya secara harafiah, sebab situasi
sosialekonomi kita sudah sangat berbeda. Namun, semangat dasarnya dapat kita
tiru, yaitu kepekaan terhadap situasi sosial-ekonomis sesama saudara dalam
persekutuan Umat. Kebersamaan kita dalam hidup menggereja tidak boleh
terbatas pada hal-hal rohani seperti doa, perayaan ibadah, kegiatan-kegiatan
pembinaan iman, tetapi harus juga menyentuh kehidupan sosial, ekonomi,
politik, dan budaya seperti yang sekarang digalakkan dalam Komunitas Basis
Gereja.

UKBM PAK – BP/ XI 6


KegiatanBelajar 3

Menghayati Gereja sebagai Persekutuan Umat yang Terbuka


1. Membaca, Menyimak Artikel

Pergilah Keluar, Pergilah!

Sumber: Vatican.va

Pada tanggal 19 Mei 2013, sekitar 200 ribu orang-orang dari berbagai organisasi,
kelompok, gerakan, hadir di lapangan Santo Petrus, Vatikan Roma, untuk
menghadiri
hari yang diperuntukkan bagi mereka.
Mereka datang dari berbagai negara dan daerah, untuk beraudiensi dan berdialog
dengan Paus Fransiskus. Dalam dialog dengan Paus Fransiskus, ada empat
pertanyaan yang diajukan.

Pertama, Bagaimana kita bisa sampai tahap kedewasaan iman dan bagaimana cara
untuk mengalahkan kelemahan yang ada dalam diri kita?
Paus Fransiskus menjawab pertanyaan yang pertama dengan sebuah cerita. Saya
sungguh mempunyai keberuntungan karena saya tumbuh dalam keluarga yang
mempunyai kehidupan rohani cukup kuat. Walaupun sederhana yang diajarkan,
secara konkret, dan saya bisa melaksanakannya. Nenek saya, mengajarkan saya
tumbuh dalam iman, ia mengajarkan saya berdoa, menceritakan Kitab Suci, ajaran
Gereja, dan juga tradisi Jumat Agung, Yesus wafat untuk kita, dan akan bangkit dari
kematian-Nya. Saya menerima pewartaan yang pertama kali dari nenek saya. Ia
mengajarkan juga untuk menyerahkan rasa takut kepada Tuhan. “Kita semua lemah,
tetapi Tuhan lebih kuat. Dengan-Nya kita akan merasa aman, iman akan tumbuh jika
kita hidup bersama Tuhan”, ujar Paus Fransiskus.

Kedua, Apakah yang paling penting dalam hidup?”


Paus Fransiskus menjawab, “Yesus”. Jika kita berjalan bersama dalam sebuah
organisasi/kelompok, tanpa menyertakan Yesus kelompok tidak akan berjalan. Kita
diundang untuk hidup dalam Roh Kudus, jangan terlalu banyak berbicara, namun
kesaksian yang hidup, sangatlah diperlukan”.

Ketiga, Bagaimana caranya Gereja yang miskin dapat membantu yang miskin juga?

UKBM PAK – BP/ XI 7


Apa yang bisa dilakukan oleh Gereja kepada masyarakat dalam situasi Zama
sekarang ini?
Paus Fransiskus menjawab: “Kita harus menghayati Injil dan memberikan yang baik
yang bisa kita berikan. Gereja bukanlah gerakan politik, dan juga bukan sebuah
organisasi. Kita bukanlah organisasi kemanusiaan, jika Gereja menjadi sebuah
organisasi sosial/kemanusiaan saja, kita kehilangan garam terasa hambar, bila hanya
sebuah organisasi yang kosong. Hal yang membahayakan adalah menutup diri
sendiri. Menutup diri berarti kurang sehat, atau dapat dikatakan sakit. “Gereja harus
keluar dari diri sendiri menuju keberadaannya”. Memang jika keluar, ada berbagai
masalah, tetapi lebih baik daripada Gereja yang menutup diri, seperti Gereja yang
sakit. “Pergilah Keluar, Pergilah!!” Keluar dari budaya keegoisan, budaya sampah,
menuju pada budaya kebersamaan, bertemu dengan yang lain; dengan Yesus dan
dengan saudara-saudari, mulai dari yang miskin, yang kurang diperhatikan, dan
yang menderita”.

Keempat, Bagaimana dapat mewartakan iman?


Paus Fransiskus menjawab: “Untuk mewartakan Kabar Gembira, diperlukan dua
keutamaan: “Keberanian dan Kesabaran”, seperti saudara kita Shabhaz Bhatti
seorang pejabat pemerintah Pakistan, yang karena membela kebenaran dan orang
miskin dia dibunuh tahun 2011. Ia telah memberikan kesaksian dengan gagah
berani, sebagai martir. Kita semua dipanggil untuk menjadi saksi-Nya, menjadi
martir dalam kehidupan sehari-hari, sekecil apa pun. Seorang Kristiani harus bisa
menjawab dan membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Kita mencoba
untuk menyatukan diri bersama saudara-saudari kita yang kurang beruntung.”
(Yohana Halimah/ Zenit dalam MISSIO KKI No.37/XVI/Agustus/2013).

2. Penjelasan
• Penjelasan, sebagai berikut.
- Yesus adalah pusat Gereja, tanpa Yesus, kita (Gereja) tidak bisa berjalan
sebagaimana mestinya.
- Gereja harus keluar dari diri sendiri menuju keberadaannya”. Memang jika
keluar, ada berbagai masalah, tetapi lebih baik daripada Gereja yang menutup
diri, seperti Gereja yang sakit.

2. Penutup

Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 1, 2, dan 3 berikut
untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari. Jawablah
sejujurnya terkait dengan penguasaan materi pada UKBM ini di Tabel berikut.

Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah Anda telah memahami (permasalahan, argumen,
dan rekomendasi) arti Gereja yang sesungguhnya
sebagai Umat Allah. ?
2. Dapatkah Anda memahami beberapa kutipan Kitab
Suci, yang mengungkapkan arti Gereja yang
sesungguhnya sebagai Umat Allah

UKBM PAK – BP/ XI 8


3. Dapatkah Anda mensyukuri dan menghayati bahwa
Allah telah mengangkat kita sebagai umat-Nya?
4. Dapatkah Anda mengungkapkan kembali tujuan
berperilaku tanggung jawab sebagai anggota Gereja
yang merupakan umat Allah dan persekutuan yang
terbuka?

Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali
materi tersebut dalam Buku Teks Pelajaran (BTP) dan pelajari ulang UKBM ini dengan
bimbingan Guru atau teman sejawat. Jangan putus asa untuk mengulang lagi!. Dan
apabila kalian menjawab “YA” pada semua pertanyaan, maka kalian boleh sendiri atau
mengajak teman lain yang sudah siapun tuk mengikuti tes formatif agar kalian dapat
belajar ke UKBM berikutnya... Oke.?

Dimana posisi Kalian?


Ukurlah diri Kalian dalam menguasai materi isi teks eksposisi dalam rentang 0 – 100,
tuliskan ke dalam kotak yang tersedia.

Setelah Kalian menuliskan penguasaanmu terhadap materi aku pribadi yang unik,
lanjutkan kegiatan berikut untuk mengevaluasi penguasaan Kalian

Yuk cek penguasaan Kalian terhadap materi !

Agar dapat dipastikan bahwa Kalian telah menguasi materi, maka kerjakan soal berikut
secara mandiri di buku kerja Kalian masing-masing.

Buatlah Refleksi berdasarkan bacaan 1 Kor 12: 12-27

Anda Pasti Bisa.!

UKBM PAK – BP/ XI 9

Anda mungkin juga menyukai