Anda di halaman 1dari 19

Proposal Penelitian

PENGARUH GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR


SISWA
PADA MATA PELAJARAN BOLOGI KELAS X SMA N 1 PAGUAT
(Disusun dalam pemenuhan tugas Matakuliah Pengembangan Instrument Penelitian
Biologi yang di ampuh oleh Ibu Herinda Mardin, S.Si,. M.Si)

Oleh

JUMADIL 431419008
SELLY SAFITRI 431419002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen).
Guru memiliki banyak tugas, sebagai seorang pendidik guru memiliki
kewajiban unuk menddik, mengajar dan melatih setiap siswanya, bahkan guru
harus bisa menjadi peran sebagai orang tua siswa ketika berada di sekolah.
Guru harus mampu untuk menarik simpati siswa agar apa yang di sampaikan
oleh guru dapat di terima oleh murid. Seorang pendidik hendaknya dapat
memotivasi muridnya untuk terus belajar.
Pelajaran biologi yang di anggap murid sulit akan lebih mudah jika
guru mengunakan gaya belajar yang baik yang menimbulkan motivasi belajar
untuk siswa. Observasi awal yang di lakukan pada beberapa siswa kelas X IPA
1 mengatakan bahwa mereka lebih tertarik dengan guru yang mengajar dengan
ceria, santai dan tidak memaksakan materi kepada siswa.
Motivasi dalam dunia pendidikan mutlak di perlukan, karena
fungsinay dalam mendorong, menarik, mengerakkan, mengarahkan siswa
untuk belajar. Untuk memberikan motivasi kepada anak guru dituntut mencari
nilai positif yang ada pada anak.Semakin banyak nilai positif pada anak
semakin kuat keinginan untuk mencapai prestasi.Motivasi yang diberikan
seorang guru bisa menjadi titik pelita penerang kehidupan seorang murid.
Pada saat belajar biologi, murid tidak bersemangat belajar dengan
alasan malas, belajar biologi sulit dan banyak hafalan, banyak tugas, di suruh
maju dan banyak lagi alasan yang mereka kemukakan, apa lagi dalam
pembelajaran guru menerapkan gaya belajara yang klasikal, monoton dan
berpusat pada guru. Guru hanya memberikan tugas dan menganggap yang
paling tahu adalah guru. Oleh karena itu, peneliti terdorong membuat penelitian
dengan judul “Pengaruh Gaya Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Bologi Kelas X Sma N 1 Paguat”
1.2 Rumuasan Masalah
1. Bagaimanakah gaya mengajar guru Biologi kelas X SMA N 1 Paguat?
2. Bagaimanakah motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran biologi ketika
guru mengajar ?
3. Bagaimana pengaruh gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui gaya belajar guru Biologi kelas X SMA N 1 Paguat
2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran biologi
3. Untuk mengetahui pengaruh gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar
siswa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Mengajar Guru

Dalam menyampaikan pesan kepada peserta didik setiap guru


memiliki gaya dalam menyampaikan yang berbeda-beda. Tentunya hal ini akan
berdampak pada setiap peserta didik dalam menyerap ilmu yang diberikan.
Guru harus mampu menggunakan kemampuannya untuk menarik minat belajar
peserta didik. Dengan demikian guru diharapkan mampu melakukan perubahan
dalam gaya pengajaran mereka di dalam sekolah untuk dapat disesuaikan
dengan gaya pembelajaran yang membuat peserta didik dapat memahami
materi yang diberikan kepada mereka dengan baik.
Gaya mengajar merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses
belajar mengajar sehingga tujuan dari pembelajaran dapat dicapai. Gaya
mengajar merupakan suatu cara tertentu yang dipergunakan oleh guru untuk
pengorganisasian dan membimbing pengalaman belajar peserta didik. Berkat
pengalaman belajar nantinya peserta didik akan memperoleh pengetahuan,
sikap, atau nilai, dan keterampilan tertentu sesuai dengan bentuk pola perilaku
yang ditetapkan dalam tujuan (Lutan, 1988).
Selanjutnya menurut Winkel (1996:204) gaya mengajar adalah
keseluruhan tingkah laku guru yang khas pada dirinya dan agak bersifat
menetap pada setiap kali mengajar. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa gaya mengajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang
dilakukan guru pada saat pengajaran yang sudah menjadi kepribadian guru
dalam proses belajar mengajar.
Gaya mengajar guru merupakan cara atau teknik seorang guru dalam
menyampaikan isi pengajaran mereka. Gaya mengajar guru berkaitan dengan
penyampaian, interaksi dan ciri-ciri kepribadian guru. Guru dalam hal ini
menjadi role mode, contoh bagi peserta didik, sehingga setiap gerak-gerik,
ucapan, penampilan sangat diperhatikan oleh peserta didik. Dengan itu, gaya
mengajar sangat penting karena memberi kesan terhadap pemahaman para
peserta didik yang berkaitan dengan materi pengajaran yang disampaikan. Gaya
belajar peserta didik dapat dijadikan sebagai petunjuk bagi guru untuk
menggunakan gaya pengajaran yang sesuai. Gaya mengajar yang perlu
diterapkan dalam proses belajar mengajar sebaiknya bersifat variatif, inovatif,
serta mudah diterima oleh peserta didik dalam penyampaian materi pelajaran.

2.2 Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar


Motivasi digunakan sebagai penggerak atau pendorong seserorang untuk
melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan dalam diri mereka.
Hamzah dalam (Rahmawati, 2016) menjelaskan istilah motivasi berasal dari
kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.
Pendapat lain dikemukakan oleh Mc.Donald dalam (Sardiman, 2011:74),
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dalam kegiatan belajar, motivasi belajar merupakan keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kemauan untuk belajar,
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai
(Daud, 2012).
Berdasarkan pendapat teori para ahli di atas mengenai motivasi belajar
dapat disimpulkan bahwa bahwa motivasi belajar adalah daya penggerak
seseorang yang dapat berasal dari dalam maupun luar diri siswa yang
menyebabkan mereka bertindak secara nyata untuk belajar agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Jenis-jenis Motivasi
Menurut Syaiful Bahri, dalam Rahmawati (2016), motivasi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi dalam diri pribadi seseorang atau
motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang atau
motivasi ekstrinsik. Adapun pengertian motivasi intrinsik dan ekstrinsik yaitu:
1) Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan dorongan kuat yang berasal dari dalam
diri seseorang. Motivasi intrinsik sangat diperlukan untuk menumbuhkan
motivasi belajar, peserta didik yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin
maju dalam belajar, keinginan untuk ini dilatarbelakangi oleh pemikiran
positif bahwa semua pelajaran yang dipelajari sekarang akan berguna untuk
dirinya baik untuk sekarang maupun dimasa yang akan datang.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah keinginan untuk mencapai sesuatu didorong
karena ingin mendapatkan penghargaan eksternal atau menghindari
hukuman eksternal. Seorang anak dikatakan memiliki motivasi ekstrinsik
untuk belajar jika peserta didik menempatkan tujuan belajarnya di luar hal
yang dipelajarinya, misalnya untuk mencapai angka tinggi, gelar dan
kehormatan. Contoh motivasi yang diberikan biasanya dapat berupa pujian
kepada peserta didik, hadiah, angka dan sebagainya yang berpengaruh
untuk merangsang siswa untuk giat belajar.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Beajar
Menurut Syamsu Yusuf dalam Rahmawati (2016), motivasi belajar dapat
timbul karena faktor internal dan eksternal:
1) Faktor internal
a. Faktor Fisik
Faktor fisik merupakan faktor yang mempengaruhi dari tubuh
dan penampilan individu. Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi), kesehatan,
dan fungsi-fungsi fisik terutama panca indera.
b. Faktor Psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor intrinsik yang
berhubungan dengan aspek-aspek yang mendorong atau menghambat
aktivitas belajar pada siswa. Faktor ini menyangkut kondisi rohani
siswa.
2) Faktor Eksternal
a. Faktor Sosial
Merupakan faktor yang berasal dari manusia di sekitar
lingkungan siswa. Faktor sosial meliputi guru, konselor, teman sebaya,
orang tua, tetangga, dan lain-lain.
b. Faktor Non-sosial
Faktor non-sosial merupakan faktor yang berasal dari keadaan
atau kondisi fisik di sekitar siswa. Faktor nonsosial Meliputi keadaan
udara (cuaca panas atau dingin), waktu (pagi, siang, atau malam),
tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), dan fasilitas
belajar (sarana dan prasarana).

4. Fungsi Motivasi dalam Belajar


Menurut Syaiful Bahri Djamarah yang dikutip oleh Rahmawati
(2016), fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut:
1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Motivasi yang berfungsi sebagai pendorong yaitu motivasi yang
akan mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik lakukan dalam
rangka belajar. Pada awalnya peserta didik tidak memiliki minat untuk
belajar, karena ada sesuatu yang akan dipelajari, yang belum dipelajari itu
akan mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu.
2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap adalah kekuatan yang
sangat kuat yang kemudian menjelma dalam gerakan psikofisik. Akal
pikiran berproses dengan raga, perbuatan dan akal pikiran yang sangat
kuat sehingga mengerti betul isi apa yang dipelajari.
3) Motivasi sebagai pengarah perbutan
Peranan motivasi yang dapat mengarahkan perbuatan anak
didik dalam belajar, anak didik yang mempunyai motivasi dapat
menyeleksi mana yang harus diperbuat dan mana yang tidak dilakukan,
faktor pengarah dalam belajar adalah tujuan belajar itu sendiri.

2.3 Pembelajaran Biologi

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan


ruang lingkupnya. Biologi tumbuh dan berkembang dengan berbagai observasi
dan eksperimen. Mempelajari ilmu biologi berarti mempelajari lebih dalam
mengenai struktur fungsi makhluk hidup maupun alam secara lebih kompleks.
Dalam pembelajaran Biologi tidak hanya melulu membahas mengenai hapalan,
teori tetapi lebih mengedepankan standar proses, sikap, eksperimen, pengalaman
belajar, kerjasama, pemecahan masalah. Sehingga peserta didik setelah
mempelajari biologi tidak hanya sekedar mengetahui teori dalam buku tetapi
diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
lingkungan sekitar serta bermanfaat bagi lingkungan maupun makhluk hidup
lain. Pembelajaran biologi yang ideal dapat dilihat pada berkembangnya
keterampilan proses sains (KPS) peserta didik, tumbuhnya sikap ilmiah, serta
meningkatnya hasil belajar. Melakukan kegiatan sains yang dilandasi oleh
pengembangan sikap ilmiah menjadikan belajar peserta didik menjadi lebih
bermakna. Konsep yang diperoleh melalui pengalaman akan tersimpan ke dalam
memori otak jangka panjang karena adanya pengalaman langsung yang sudah
dilalui peserta didik dalam prosesnya (Widyasari dkk, 2013)
Pembelajaran Biologi lebih menekankan pada aktivitas peserta didik
melalui proses yang berakibat pada adanya perubahan perilaku ilmiah,
meningkatkan pengetahuan serta pengalaman belajar peserta didik. Lebih lanjut
menurut Rustaman dalam (Khuzaipah, 2019) Dalam prosesnya terdapat interaksi
dan komunikasi timbal balik antara guru dan peserta didik secara edukatif yang
nantinya dapat merangsang rasa keingintahuan siswa sehingga tercapainya tujuan
pembelajaran agar dapat menunjang hasil belajar peserta didik secara optimal.
BAB III
METODE PENELITIAN

1.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif jenis
korelasional. Dilihat dari jenisnya, terdapat variabel bebas berupa gaya
mengajar guru (X) dengan variabel terikat motivasi belajar Biologi

1.2 Desain Penelitian


Desain penelitian adalah rencana dan struktur yang digunakan untuk
memperoleh bukti-bukti empiris dan menjawab pernyataan penelitian. Dalam
penelitian ini untuk memperoleh data tentang pengaruh gaya mengajar
guruterhadap motivasi belajar biologi siswa akan menggunakan angket yaitu
suatu daftar pertanyaan yang akan di isi oleh responden dalam hal ini seluruh
siswa IPA kelas X.

1.3 Populasi dan Sampel


1. Populasi
Sugiyono (2016:117) mengemukakan bahwa ”populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah 50%
dari jumlah keseluruhan siswa SMA 1 Paguat jumlah keseluruhan kelas X
IPA adalah sejumlah 60 orang.
2. Sampel
Teknik penentuan sampel yang akan dijadikan subjek penelitian
dilakukan dengan metode (Tehnik sampling), menurut Margono (2004)
tehnik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya
sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh
sampel yang representatif. Dari total populasi sebanyak 60 siswa, total
siswa yang dijadikan sampel adalah 30 murid, dengan rincian sampel kelas
X IPA 1 (10 orang) dan X IPA 2 (15 Orang).

1.4 Prosedur Penelitian


Suatu penelitian dapat berjalan dengan baik apabila prosedur penelitian
telah ditetapkan sebelum kelapangan. Adapun prosedur penelitian adalah:
1. Melakukan observasi awal
2. Menentukan populasi dan sampel
3. Menyusun dan menetapkan prosedur yang akan digunakan dalam penelitian.
4. Menyusun Instrumen Penelitian.
5. Melaksanakan observasi belajar mengajar di kelas.
6. Menyebarkan angket kepada responden
7. Menganalisis data.

1.5 Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup,
yaitu angket yang telah dilengkapi dengan alternatif jawaban, sehingga
responden tinggal memilih salah satu jawaban yang telah disediakan. Setiap
aspek dalam penelitian ini terdapat item-item yang berbentuk pertanyaan-
pertanyaan positif atau favourable,dan item yang berbentuk pernyataan negatif
atau unfavourable. Pertanyaan yang disusun sebagai instrument penelitian
menggunakan 4 alternatif jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju,
dan tidak setuju.
1.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitan ini di gunakan tiga cara untuk mrngmpulkan data, yang
pertama melalui angket, yang kedua melalui observasi dan yang ke tiga melalui
dukumentasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyajian Hasil Analisis Data


Pada bagian ini akan di sajikan data hasil penelitian tentang Pengaruh gaya
mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Biologi
kelas X di SMAN 1 Paguat. Hasil ini diperoleh dari skor angket untuk variabel
gaya mengajar (X) dan variabel motivasi belajar (Y).
1. Analisis Deskriptif
A. Analisis Deskriptif Gaya Mengajar Guru
Gaya mengajar guru merupakan cara atau teknik seorang guru dalam
menyampaikan isi pengajaran mereka. Hal ini untuk mengatasi kebosanan
siswa sehingga diharapkan dalam proses belajar siswa menunjukkan
keaktifan, keantusiasan dan ketekunan selama pembelajaran. Berdasarkan
hasil penelitian di dapatkan gaya mengajar guru dalam kategori baik.
Seperti tercantum dalam tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Gaya Mengajar

No Kategori Frekuensi Presentase (%)


1. Sangat Baik 277 49 %
2. Baik 323 42 %
3. Kurang Baik 59 8, 9 %
4. Tidak Baik 1 0, 1%
Jumlah 660 100 %
Sumber : Data setelah diolah
Terlihat pada Tabel 4.1 sebanyak 49 % siswa menyatakan sangat Baik
terhadap gaya mengajar guru. Sebanyak 42 % siswa mengatakan gaya
mengajar baik. Sebanyak 8,9% siswa mengatakan gaya mengajar guru
kurang baik. Dan sebanyak 0,1 % siswa yang mengatakan tidak baik
terhadap gaya mengajar guru. Sehingga dapat dikategorikan gaya mengajar
guru pada pembelajaran Biologi dalam kategori sangat baik.

B. Analisis Deskriptif Motivasi Belajar Siswa


Motivasi belajar adalah daya penggerak seseorang yang dapat berasal
dari dalam maupun luar diri siswa yang menyebabkan mereka bertindak
secara nyata untuk belajar agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh motivasi belajar siswa
dalam kategori Sangat Baik. Sebagaimana tercantum dalam tabel 4.2
berikut.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa

No Kategori Frekuensi Presentase (%)


1. Sangat Tinggi 211 54,1 %
2. Tinggi 155 39,7 %
3. Rendah 24 6.2 %
4. Sangat Rendah 0 0%
Jumlah 390 100 %
Sumber : Data setelah diolah

Terlihat pada Tabel 4.2 sebanyak 54,1 % siswa mempunyai motivasi


belajar yang sangat tinggi. Sebanyak 39,7 % siswa mempunyai motivasi
belajar baik. Sebanyak 6,2 % siswa mempunyai motivasi belajar yang
rendah. Dan sebanyak 0 % siswa mempunyai motivasi belajar sangat
rendah. Sehingga dapat disimpulkan motivasi belajar siswa dalam
mengikuti pembelajaran Biologi sangat tinggi.
2. Hasil Analisis Inferensial
Setelah dilakukan analisis inferensial dengan menggunakan uji
korelasi pearson untuk melihat keeratan hubungan antara gaya mengajar guru
terhadap motivasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Biologi di SMA
Negeri 1 Paguat. Dari perhitungan yang telah di lakukan ternyata didapatkan
angka Korelasi antara variabel X (Gaya Mengajar Guru) dengan variabel Y
(Motivasi Belajar Siswa) bertanda negatif. Hal tersebut diperoleh nilai
corellation – 0.29. ini berarti tidak terdapat korelasi antara Gaya mengajar
guru dengan motivasi belajar siswa. Teknik yang digunakan untuk menguji
yaitu uji Korelasi Pearson yang sebelumnya data telah di uji terlebih dahulu
normalitasnya.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di SMA Negeri 1
Paguat. Peneliti telah melihat bagaimana gaya mengajar guru selama
pembelajaran Biologi berlangsung. Di dapatkan gaya mengajar guru sudah
sesuai membuat siswa tidak merasa bosan selama mengikuti pembelajaran.
Guru memperhatikan kesiapan siswa, selama pembelajaran, menggunakan alat
bantu dan media yang menarik sehingga siswa cukup antusias dalam
mengikuti pembelajaran.
Tujuan dilaksanakan penelitian ini untuk melihat bagaimana gaya
mengajar guru dalam proses pembelajaran Biologi, bagaimana motivasi
belajar siswa selama mengikuti pembelajaran Biologi. Serta melihat
bagaimana pengaruh gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa.
Pada proses penelitian dilakukan kepada kelas X IPA 1 dan X IPA 2
secara random dengan jumlah sampel siswa tiap kelas masing-masing 15
orang sehingga total responden keseluruhan sebanyak 30 responden. Angket
yang digunakan ada dua untuk mengukur gaya mengajar guru (X) dan
motivasi belajar siswa (Y). Berdasarkan angket indikator gaya mengajar guru
terdapat 22 butir pernyataan, dan angket indikator motivasi belajar siswa
terdapat 13 butir pernyataan.
Setelah dilakukan uji distribusi frekuensi terhadap gaya mengajar guru
didapatkan dalam kategori sangat baik, sedangkan uji distribusi frekuensi
motivasi belajar siswa termasuk kategori sangat tinggi. Namun, setelah
dilakukan Analisi data untuk mengetahui pengaruh gaya mengajar guru
terhadap motivasi belajar siswa dengan menggunakan analisis Korelasi
pearson di dapatkan korelasi negatif terhadap dua variabel tersebut (Nilai
korelasi -0,29 ).
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Gaya mengajar guru yang digunakan selama pembelajaran Biologi di
kelas X IPA sudah sesuai dan menarik, karena guru memperhatikan
keadaan siswa sehingga selama proses belajar berlangsung siswa tetap
aktif, antusias dan tekun, serta tidak merasa bosan.
2. Motivasi belajar siswa berdasarkan hasil analisis distribusi frekuensi
didapatkan sangat tinggi
3. Pengaruh gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa di dapatkan
angka korelasi bernilai negatif yang artinya dalam hal ini tidak ada
pengaruh

5.2 Saran
1. Bagi guru perlu memperhatikan gaya mengajar yang digunakan selama
pembelajaran, karena perlu diperhatikan gaya mengajar guru dengan
sendirinya akan mempengaruhi psikologi peserta didik.
2. Perlunya penelitian ini dilanjutkan, khususnya mengangkat variabel-
variabel yang berkaitan dengan gaya mengajar guru guna meningkatkan
tercapainya tujuan pembelajaran.
3. Penulis menyadari masih ada beberapa kekeliruan selama proses
penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Daud, Firdaus. 2012. Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran. 19 (2) : 243-255.
Khuzaipah. 2019. Analisis Proses Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah Negeri
Kuala Tungkal. Skripsi. Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.
Departemen P dan K Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan Jakarta.
Rahmawati, Rima,. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Piyungan Pada Mata Pelajaran Ekonomi Tahun
Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

Sardiman, A.M. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Widyasari, Lina, Artuty,. Sarwanto,. dan Prayitno, Baskoro ,Adi,. 2013. Pembelajaran
Biologi Menggunakan Model Accelerated Learning Melalui Concept
Mapping Dan Mind Mapping Ditinjau Dari Kreativitas Dan Kemampuan
Verbal Siswa. Jurnal Inkuiri. 2 (3) : 247-254.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Greasindo.


LAMPIRAN

1. Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Gaya_Mengajar ,089 30 ,200* ,968 30 ,474


Motivasi_Belajar ,132 30 ,190 ,944 30 ,119

Data terdistribusi normal

2. Output SPSS Korelasi Pearson

Correlations

Gaya_Mengajar Motivasi_Belajar

Gaya_Mengajar Pearson Correlation 1 -,029

Sig. (2-tailed) ,879

N 30 30
Motivasi_Belajar Pearson Correlation -,029 1

Sig. (2-tailed) ,879

N 30 30

Dari korelasi antara gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa di dapat
nilai koefisien pearson correlation sebesar -0,29. Karena pearson correlation
mendekati 0 maka dapat disimpulkan hubungan gaya mengajar terhadap motivasi
belajar siswa tidak erat (negatif correlation) tidak ada pengaruh

Anda mungkin juga menyukai