Anda di halaman 1dari 23

Perhatikan ilustrasi berikut. Data uang saku seorang anak sekolah setiap hari adalah Rp10.

000,00 dan untuk


menumbuhkan niat menabung orang tuanya menambahkan sebesar Rp1.000,00 tiap harinya. Jika uang saku
tersebut disusun dengan bilangan-bilangan maka kita akan memperoleh susunan bilangan seperti berikut.

Bilangan tersebut mempunyai keteraturan dari urutan pertama, kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya,
yaitu bilangan berikutnya diperoleh dari bilangan sebelumnya ditambah 1.000. Bilangan-bilangan yang
disusun berurut dengan aturan tertentu seperti itulah dikenal dengan nama barisan bilangan.
Misalkan barisan bilangan ditulis lambang U untuk menyatakan urutan suku-sukunya maka bilangan
pertama ditulis U(1) atau 𝑈1 , bilangan kedua ditulis U(2) atau 𝑈2 , dan seterusnya.
CONTOH KASUS:
2. Alternatif penyelesaian lainnya adalah menemukan
pola barisan tersebut.
Pola Banyak Kelereng Pada Setiap Kelompok
KELOMPOK BANYAK KELERENG POLA
𝐾1 1 1=1x1
𝐾2 4 4=2x2
𝐾3 9 9=3x3
𝐾4 16 16=4x4
𝐾5 25 25=5x5

PERMASALAHAN: Dapatkah kamu temukan bilangan … … …


berikutnya pada barisan tersebut? Dapatkah kamu temukan pola 𝐾𝑛 ? ?=nxn
barisan tersebut? Tentukan banyak kelereng pada kelompok ke-
Dengan pola barisan pada tabel di atas, bilangan
15?
berikutnya adalah
Alternatif penyelesaian: 𝐾6 = 6 × 6 = 36 dan bilangan pada 𝐾15 = 15 × 15 = 225.
1. Kemungkinan metode yang dapat digunakan adalah
membuat susunan benda berikutnya dan menghitung kembali
banyak kelereng pada susunan itu.

Alternatif penyelesaian ini tidak efisien karena harus menyusun


kembali banyak kelereng untuk kelompok berikutnya.
A. Barisan Aritmatika
Barisan aritmetika adalah barisan bilangan yang beda setiap dua suku yang berurutan adalah sama.
Beda, dinotasikan dengan “b” memenuhi pola berikut:
b= 𝑈2 − 𝑈1 = 𝑈3 − 𝑈2 = 𝑈4 − 𝑈3 = …… = 𝑈𝑛 −𝑈𝑛−1
n: bilangan asli sebagai nomor suku
𝑈𝑛 adalah suku ke-n

Berdasarkan definisi di atas diperoleh bentuk umum barisan aritmetika sebagai berikut.
𝑼𝟏 , 𝑼𝟐 , 𝑼𝟑 , 𝑼𝟒 , …. , 𝑼𝒏
Setiap dua suku yang berurutan pada barisan aritmetika memiliki beda yang sama, maka diperoleh:
𝑈1 = a
𝑈2 = 𝑈1 + 1. b
𝑈3 = 𝑈2 + b = 𝑈1 + 2.b
𝑈4 = 𝑈3 + b = 𝑈1 + 3.b
𝑈5 = 𝑈4 + b = 𝑈1 + 4.b Jadi formula suku ke-n :

Un = a + (n – 1)b 𝑈𝑛 = a+(n-1)b b= 𝑈𝑛 − 𝑈𝑛−1
CONTOH SOAL BARISAN ARITMATIKA
Setiap hari Siti menabungkan sisa uang jajannya. Uang yang ditabung setiap hari selama enam hari
mengikuti pola barisan aritmatika dengan suku pertama a=500 dan beda b=500. Bagaimana cara
mengetahui banyaknya uang siti yang ditabung pada hari ke-6!
Alternatif Penyelesaian:
Penyelesaian ini dapat dilakukan dengan membuat barisan aritmetika dari uang yang ditabung Siti
kemudian menentukan suku terakhirnya.

Karena 𝑈𝑛 = a + (n – 1)b maka:


𝑈6 = (a + 5b)
= 500 + 5(500)
= 500 + 2.500
= 3.000
Berarti tabungan Siti pada hari ke-6 adalah Rp3.000,00.
• Jika barisan aritmatika: 𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 , … , 𝑈𝑛
• maka deret aritmatika adalah penjumlahan dari suku-suku
barisan aritmatika.
• Notasi 𝑆𝑛 = 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + ⋯ + 𝑈𝑛
• dengan Notasi : 𝑆𝑛 = jumlah suku pertama

formula jumlah suku pertama :


1
𝑆𝑛= 2 𝑛(𝑎 + 𝑢𝑛 )
1
𝑆𝑛= 2 𝑛(2𝑎 + (𝑛 − 1 )b
Contoh :
1. Diketahui Barisan Aritmatika : 2, 5, 8, 11, 14,...
Tentukanlah jumlah 5 suku pertama dari BA
diatas?
jawab : 2. Fikri memiliki seutas tali rafia yang dipotong menjadi 6 bagian dan
membentuk barisan aritmatika. Panjang tali yang terpendek adalah 6
Cara 1: cm dan yang terpanjang 36 cm. tentukan panjang tali rafia semula!
𝑆5 = 2 + 5 + 8 +11 +14 Penyelesaian:
Dik : banyak potongan tali rapia n=6
𝑆5 = 40
Panjang tali terpendek a=6
Cara 2: Panjang tali terpanjang 𝑈6 = 36
1 Dit: 𝑆6 =….?
𝑆𝑛= 𝑛(2𝑎 + (𝑛 − 1 )b)
2 Jawab:
1 1
𝑆5 = .5.(2.2+(5-1)3) 𝑆6 2. 𝑛(𝑎 + 𝑢𝑛 )
=
2
1
𝑆5 = 2.5.(16) 1
= . 6(6 + 36)
1 2
𝑆5 = 2.80 1
= . 6(42)
𝑆5 = 40 2
= 126
Perhatikan barisan bilangan 2, 4, 8, 16, …
𝑈2 𝑈 𝑈𝑛
Nilai perbandingan = 𝑈3 = ⋯ = 𝑈 nilai
𝑈1 2 𝑛−1
perbandingan dua suku berurutan dimisalkan r dan nilai
suku pertama adalah a, maka susunan bilangan tersebut
dapat dinyatakan dengan 2, 2 × 2, 2 × 2 × 2, …

Adalah suatu barisan bilangan yang nilai pembanding (rasio) antara dua suku yang berurutan selalu tetap. Rasio
dinotasikan r merupakan nilai perbandingan dua suku berdekatan.
 Menentukan rasio dari Barisan Geometri (BG):

r  u 2
atau u 3
atau u 4

u 1 u 2 u 3

Sehingga dapat dituliskan:


r u n

u
n -1
 Jika 𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 ,…, 𝑈𝑛 merupakan susunan suku-suku barisan geometri dengan 𝑈1 = 𝑎 dan r (rasio), maka suku ke-n
dinyatakan:
Un=ar n-1
Contoh soal:
1. Diketahui Barisan Geometri (BG): 2, 4, 8, . . .
Tentukanlah suku ke-7 dari BG dari data diatas!
Jawab:
Cara biasa: Dengan menggunakan rumus:

u1 u2 u3 u4 u5 u6 u7 Un = ar n-1
2 4 8 16 32 64 128
u7 = ar6 = 2 × 26
Jadi suku ke-7 adalah 128
= 2 × 64
= 128
Deret geometri diperoleh jika suku-suku barisan geometri dijumlahkan.
Sn = U1 + U2 + U3 +…+ Un
 Jika rasio (r) > 1 maka:

a(r n  1)
Sn 
r -1
 Jika rasio (r) < 1 maka:

Sn 

a 1- rn 
1- r

CONTOH:
Seutas tali dipotong menjadi 5 bagian sehingga panjang potongan-potongan tali tersebut membentuk
barisan geometri. Jika panjang tali terpendek 6 cm dan potongan tali terpanjang 96 cm, maka panjang tali
semula adalah…
Penyelesaian
Diketahui : u1 = a = 6
u5 = 96
Ditanyakan : Panjang tali sebelum dipotong (Sn)? Panjang tali sebelum dipotong = S5
Jawab :  ( n  1) 
Un = a . r(n-1) S  a r 
 r - 1 
n

u5 = 96
 ( 5  1) 
a . r(5-1) = 96
S 6 2 
6 . r4 = 96
5
 2 - 1 
96
  32  1 
4
r 16  6  
 1
r4 = 16
 6 (31)
r=2
 186

Jadi, panjang tali sebelum dipotong adalah 186 cm


 Barisan Geometri tak hingga adalah suatu barisan geometri yang banyak suku-
sukunya mendekati tak hingga.
 Deret geometri tak hingga adalah penjumlahan suku-suku barisan geometri tak
hingga.
Notasinya : 𝑆∞
Rumus Deret Geometri tak hingga:
𝑎
𝑆∞ =
1−𝑟
Contoh soal: Jawab:
1 1 1 a=1
1. Diketahui Barisan geometri 1, , , , …
2 4 8 1
𝑈2 1
Tentukanlah 𝑆∞ ! r= = 2
=
𝑈1 1 2
𝑎 1 1 2
𝑆∞ = = 1 = 1 = 1 x =2
1−𝑟 1−2 1
2
Adalah transformasi yang memindahkan titik-titik dengan jarak dan arah tertentu.
Perhatikan gambar berikut!

Dari gambar di atas segitiga ABC yang digeser tidak terjadi


perubahan bentuk dan ukuran.
Titik A(x, y) ditranslasi oleh T(a, b) menghasilkan bayangan
A'(x', y'), ditulis dengan:
𝑎
A(x,y) T= A'(x', y')
𝑏
𝑥′ 𝑎 𝑥
= + 𝑦
𝑦′ 𝑏

Contoh:
Titik A(2, 3) ditranslasikan dengan matriks translasi T (-3, 4) tentukan bayangan A!
Alternatif Penyelesaian:
−3
T=
A(2,3) 4 A'(x', y')

𝑥′ −3 2 −1
= + =
𝑦′ 4 3 7
Jadi, bayangan A adalah A’(-1,7)
Refleksi atau pencerminan adalah transformasi yang memindahkan titik-titik menggunakan sifat bayangan
oleh suatu cermin datar.

Perhatikan gambar berikut

Dari gambar di atas kurva dengan bayangan yang terbentuk bersifat memiliki bentuk dan ukuran yang
sama besar namun berkebalikan.
Sebuah objek yang mengalami refleksi akan memiliki bayangan benda yang dihasilkan
oleh sebuah cermin, hasil dari refleksi dalam bidang kartesius tergantung sumbu yang
menjadi cerminnya. Jenis-jenisnya adalah refleksi terhadap sumbu x, sumbu y, garis y=x,
garis y=-x, titik O (0,0), garis x=h, dan garis y=k

CONTOH
Jika titik A (-3,3) dicerminkan terhadap
sumbu x maka tentukan bayangan titik
tersebut!

Penyelesaian:
A(-3,3) Csumbu x A’(x’,y’)
𝑥′ 1 0 −3 −3
= =
𝑦′ 0 −1 3 −3
Jadi, bayangan A adalah A’(-3,-3)
Rotasi atau perputaran merupakan perubahan kedudukan objek dengan cara diputar melalui pusat dan
sudut tertentu. Besarnya rotasi dalam transformasi geometri sebesar α disepakati untuk arah yang
berlawanan dengan arah jalan jarum jam. Jika arah perputaran rotasi suatu benda searah dengan jarum
jam, maka sudut yang dibentuk adalah –α. Hasil rotasi suatu objek tergantung dari pusat dan besar sudut
rotasi.
Matriks rotasi sebesar sudut α
𝐶𝑜𝑠 α −sin α
𝑆𝑖𝑛 α 𝑐𝑜s α
Contoh
Jika titik A(-2,3) dirotasi dengan pusat O (0,0) dan sudut 90⁰ berlawanan arah jarum jam maka tentukanlah
bayangan titik tersebut!

Penyelesaian:
A(-2,3) R[O(0,0), 90⁰] A’(x’,y’)

𝑥′ 𝐶𝑜𝑠 90⁰ −sin 90⁰ −2


= 𝑆𝑖𝑛 90⁰ 𝑐𝑜s 90⁰
𝑦′ 3
𝑥′ 0 −1 −2 −3
= =
𝑦′ 1 0 3 −2
Jadi, bayangan A adalah A’ (-3,-2)
Dilatasi disebut juga dengan perbesaran atau pengecilan suatu objek. Jika transformasi pada translasi,
refleksi, dan rotasi hanya mengubah posisi benda, maka dilatasi melakukan transformasi geometri dengan
merubah ukuran benda. Ukuran benda hasil dilatasi dapat menjadi lebih besar atau lebih kecil. Perubahan
ini bergantung pada skala yang menjadi faktor pengalinya.

Dilatasi [k,P(a,b)]
𝑥′ 𝑥−𝑎 𝑎
=k 𝑦−𝑏
𝑦′ 𝑏

Contoh
Jika titik A(-2,3) didilatasi dengan pusat O (0,0) dan skala 3 maka tentukanlah bayangan titik tersebut!
Penyelesaian:
A(-2,3) D[O(0,0),3] A’(x’,y’)

𝑥′ −2 −6
=3 =
𝑦′ 3 9
Jadi, bayangan A adalah A’(-6,9)
Bila 𝑇1 adalah suatu transformasi dari titik A(x,y) ke titik A’(x’,y’) dilanjutkan dengan
transformasi 𝑇2 adalah transformasi dari titik A’(x’,y’) ke titik A”(x”,y”) maka dua
transformasi berturut-turut tersebut disebut Komposisi Transformasi dan ditulis 𝑇2 o 𝑇1 .
Komposisi Transformasi dengan matriks

𝑎 𝑏 𝑝 𝑞
Bila 𝑇1 dinyatakan dengan matriks dan 𝑇2 d engan matriks maka dua
𝑐 𝑑 𝑟 𝑠
transformasi berturut-turut mula-mula 𝑇1 dilanjutkan dengan 𝑇2 ditulis:
𝑝 𝑞 𝑎 𝑏
𝑇2 o 1 =
𝑟 𝑠 𝑐 𝑑
𝑎 𝑏 𝑝 𝑞
Jika suatu titik (𝑥,) ditransformasikan oleh 𝑇1 = lalu dilanjutkan oleh 𝑇2 = ,
𝑐 𝑑 𝑟 𝑠
maka bayangannya dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut.
𝑥′ 𝑝 𝑞 𝑎 𝑏 𝑥′
=
𝑦′ 𝑟 𝑠 𝑐 𝑑 𝑦′
Contoh:
Matriks yang bersesuaian dengan dilatasi dengan pusat (0,0) dan faktor skala 3
dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis y = x adalah

Jawab :
3 0
M1= matriks dilatasi skala 3 adalah
0 3
0 1
M2 = matriks refleksi terhadap y = x adalah
1 0
matriks yang bersesuaian dengan M1 dilanjutkan M2
0 1 3 0 3 0
ditulis M2 o M1 = =
1 0 0 3 0 3
3 0
Jadi matriksnya adalah
0 3

Anda mungkin juga menyukai