Bilangan tersebut mempunyai keteraturan dari urutan pertama, kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya,
yaitu bilangan berikutnya diperoleh dari bilangan sebelumnya ditambah 1.000. Bilangan-bilangan yang
disusun berurut dengan aturan tertentu seperti itulah dikenal dengan nama barisan bilangan.
Misalkan barisan bilangan ditulis lambang U untuk menyatakan urutan suku-sukunya maka bilangan
pertama ditulis U(1) atau 𝑈1 , bilangan kedua ditulis U(2) atau 𝑈2 , dan seterusnya.
CONTOH KASUS:
2. Alternatif penyelesaian lainnya adalah menemukan
pola barisan tersebut.
Pola Banyak Kelereng Pada Setiap Kelompok
KELOMPOK BANYAK KELERENG POLA
𝐾1 1 1=1x1
𝐾2 4 4=2x2
𝐾3 9 9=3x3
𝐾4 16 16=4x4
𝐾5 25 25=5x5
Berdasarkan definisi di atas diperoleh bentuk umum barisan aritmetika sebagai berikut.
𝑼𝟏 , 𝑼𝟐 , 𝑼𝟑 , 𝑼𝟒 , …. , 𝑼𝒏
Setiap dua suku yang berurutan pada barisan aritmetika memiliki beda yang sama, maka diperoleh:
𝑈1 = a
𝑈2 = 𝑈1 + 1. b
𝑈3 = 𝑈2 + b = 𝑈1 + 2.b
𝑈4 = 𝑈3 + b = 𝑈1 + 3.b
𝑈5 = 𝑈4 + b = 𝑈1 + 4.b Jadi formula suku ke-n :
…
Un = a + (n – 1)b 𝑈𝑛 = a+(n-1)b b= 𝑈𝑛 − 𝑈𝑛−1
CONTOH SOAL BARISAN ARITMATIKA
Setiap hari Siti menabungkan sisa uang jajannya. Uang yang ditabung setiap hari selama enam hari
mengikuti pola barisan aritmatika dengan suku pertama a=500 dan beda b=500. Bagaimana cara
mengetahui banyaknya uang siti yang ditabung pada hari ke-6!
Alternatif Penyelesaian:
Penyelesaian ini dapat dilakukan dengan membuat barisan aritmetika dari uang yang ditabung Siti
kemudian menentukan suku terakhirnya.
Adalah suatu barisan bilangan yang nilai pembanding (rasio) antara dua suku yang berurutan selalu tetap. Rasio
dinotasikan r merupakan nilai perbandingan dua suku berdekatan.
Menentukan rasio dari Barisan Geometri (BG):
r u 2
atau u 3
atau u 4
u 1 u 2 u 3
u
n -1
Jika 𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 ,…, 𝑈𝑛 merupakan susunan suku-suku barisan geometri dengan 𝑈1 = 𝑎 dan r (rasio), maka suku ke-n
dinyatakan:
Un=ar n-1
Contoh soal:
1. Diketahui Barisan Geometri (BG): 2, 4, 8, . . .
Tentukanlah suku ke-7 dari BG dari data diatas!
Jawab:
Cara biasa: Dengan menggunakan rumus:
u1 u2 u3 u4 u5 u6 u7 Un = ar n-1
2 4 8 16 32 64 128
u7 = ar6 = 2 × 26
Jadi suku ke-7 adalah 128
= 2 × 64
= 128
Deret geometri diperoleh jika suku-suku barisan geometri dijumlahkan.
Sn = U1 + U2 + U3 +…+ Un
Jika rasio (r) > 1 maka:
a(r n 1)
Sn
r -1
Jika rasio (r) < 1 maka:
Sn
a 1- rn
1- r
CONTOH:
Seutas tali dipotong menjadi 5 bagian sehingga panjang potongan-potongan tali tersebut membentuk
barisan geometri. Jika panjang tali terpendek 6 cm dan potongan tali terpanjang 96 cm, maka panjang tali
semula adalah…
Penyelesaian
Diketahui : u1 = a = 6
u5 = 96
Ditanyakan : Panjang tali sebelum dipotong (Sn)? Panjang tali sebelum dipotong = S5
Jawab : ( n 1)
Un = a . r(n-1) S a r
r - 1
n
u5 = 96
( 5 1)
a . r(5-1) = 96
S 6 2
6 . r4 = 96
5
2 - 1
96
32 1
4
r 16 6
1
r4 = 16
6 (31)
r=2
186
Contoh:
Titik A(2, 3) ditranslasikan dengan matriks translasi T (-3, 4) tentukan bayangan A!
Alternatif Penyelesaian:
−3
T=
A(2,3) 4 A'(x', y')
𝑥′ −3 2 −1
= + =
𝑦′ 4 3 7
Jadi, bayangan A adalah A’(-1,7)
Refleksi atau pencerminan adalah transformasi yang memindahkan titik-titik menggunakan sifat bayangan
oleh suatu cermin datar.
Dari gambar di atas kurva dengan bayangan yang terbentuk bersifat memiliki bentuk dan ukuran yang
sama besar namun berkebalikan.
Sebuah objek yang mengalami refleksi akan memiliki bayangan benda yang dihasilkan
oleh sebuah cermin, hasil dari refleksi dalam bidang kartesius tergantung sumbu yang
menjadi cerminnya. Jenis-jenisnya adalah refleksi terhadap sumbu x, sumbu y, garis y=x,
garis y=-x, titik O (0,0), garis x=h, dan garis y=k
CONTOH
Jika titik A (-3,3) dicerminkan terhadap
sumbu x maka tentukan bayangan titik
tersebut!
Penyelesaian:
A(-3,3) Csumbu x A’(x’,y’)
𝑥′ 1 0 −3 −3
= =
𝑦′ 0 −1 3 −3
Jadi, bayangan A adalah A’(-3,-3)
Rotasi atau perputaran merupakan perubahan kedudukan objek dengan cara diputar melalui pusat dan
sudut tertentu. Besarnya rotasi dalam transformasi geometri sebesar α disepakati untuk arah yang
berlawanan dengan arah jalan jarum jam. Jika arah perputaran rotasi suatu benda searah dengan jarum
jam, maka sudut yang dibentuk adalah –α. Hasil rotasi suatu objek tergantung dari pusat dan besar sudut
rotasi.
Matriks rotasi sebesar sudut α
𝐶𝑜𝑠 α −sin α
𝑆𝑖𝑛 α 𝑐𝑜s α
Contoh
Jika titik A(-2,3) dirotasi dengan pusat O (0,0) dan sudut 90⁰ berlawanan arah jarum jam maka tentukanlah
bayangan titik tersebut!
Penyelesaian:
A(-2,3) R[O(0,0), 90⁰] A’(x’,y’)
Dilatasi [k,P(a,b)]
𝑥′ 𝑥−𝑎 𝑎
=k 𝑦−𝑏
𝑦′ 𝑏
Contoh
Jika titik A(-2,3) didilatasi dengan pusat O (0,0) dan skala 3 maka tentukanlah bayangan titik tersebut!
Penyelesaian:
A(-2,3) D[O(0,0),3] A’(x’,y’)
𝑥′ −2 −6
=3 =
𝑦′ 3 9
Jadi, bayangan A adalah A’(-6,9)
Bila 𝑇1 adalah suatu transformasi dari titik A(x,y) ke titik A’(x’,y’) dilanjutkan dengan
transformasi 𝑇2 adalah transformasi dari titik A’(x’,y’) ke titik A”(x”,y”) maka dua
transformasi berturut-turut tersebut disebut Komposisi Transformasi dan ditulis 𝑇2 o 𝑇1 .
Komposisi Transformasi dengan matriks
𝑎 𝑏 𝑝 𝑞
Bila 𝑇1 dinyatakan dengan matriks dan 𝑇2 d engan matriks maka dua
𝑐 𝑑 𝑟 𝑠
transformasi berturut-turut mula-mula 𝑇1 dilanjutkan dengan 𝑇2 ditulis:
𝑝 𝑞 𝑎 𝑏
𝑇2 o 1 =
𝑟 𝑠 𝑐 𝑑
𝑎 𝑏 𝑝 𝑞
Jika suatu titik (𝑥,) ditransformasikan oleh 𝑇1 = lalu dilanjutkan oleh 𝑇2 = ,
𝑐 𝑑 𝑟 𝑠
maka bayangannya dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut.
𝑥′ 𝑝 𝑞 𝑎 𝑏 𝑥′
=
𝑦′ 𝑟 𝑠 𝑐 𝑑 𝑦′
Contoh:
Matriks yang bersesuaian dengan dilatasi dengan pusat (0,0) dan faktor skala 3
dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis y = x adalah
Jawab :
3 0
M1= matriks dilatasi skala 3 adalah
0 3
0 1
M2 = matriks refleksi terhadap y = x adalah
1 0
matriks yang bersesuaian dengan M1 dilanjutkan M2
0 1 3 0 3 0
ditulis M2 o M1 = =
1 0 0 3 0 3
3 0
Jadi matriksnya adalah
0 3