Anda di halaman 1dari 105

Judul:

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI


KURIKULUM 2013

Penulis:

Trimurtini, S.Pd., M.Pd.


Farid Ahmadi, M.Kom, PhD.
Liftiah, S.Psi, M.Psi.

Editor:

Elok Fariha Sari, S.Pd., M.Pd.

Perancang Isi:

Moh Farizqo Irvan, S.Pd.

Perancang Sampul:

Abtadi Tris Hamdani, S.Pd.

ISBN: 978-602-61584-8-2
Diterbitkan oleh:

Jurusan PGSD FIP Universitas Negeri Semarang


Jl. Bringin Raya No. 15 Karanganyar Ngaliyan Semarang
Telp / Fax :(024)8660106
Email: pgsd@mail.unnes.ac.id

i
PRAKATA
Matematika merupakan salah satu muatan pembelajaran
yang diajarkan di sekolah. Karena itu guru maupun calon guru
dituntut mampu mengembangkan pembelajaran matematika.
Salah satu ciri pembelajaran matematika masa kini adalah
penyajiannya didasarkan pada psikologi pembelajaran.
Memahami materi dalam muatan pembelajaran berikut
metode pembelajarannya sangatlah penting untuk keberhasilan
proses pembelajaran matematika di kelas. Dengan memahami
materi dan metode pembelajaran, guru diharapkan dapat
merancang dan melaksanakan proses pembelajaran di kelasnya
dengan lebih baik.
Ruang lingkup muatan pembelajaran matematika di
Sekolah Dasar meliputi bilangan, geometri, pengukuran dan
pengolahan data. Semuanya terangkum dalam pembelajaran
dari kelas awal yaitu kelas 1, 2 dan 3 dan berlanjut di kelas
tinggi yaitu kelas 4, 5 dan 6. Materi yang ada dalam buku ini
merupakan hasil penelitian pengembangan yang telah
dilakukan oleh tim peneliti di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang. Materi yang dibahas tentang materi pengukuran
yang selama ini dianggap cukup sulit dan kurangnya media
pembelajaran yang dapat digunakan.
Buku ini memuat materi pengukuran panjang, berat, waktu
dan volume serta implementasinya pada pembelajaran di kelas.
ii
Selain itu ditambahkan tentang konservasi yang sesuai dengan
teori perkembangan kognitif menurut Piaget serta media yang
dapat digunakan baik di kelas awal maupun di kelas tinggi
sesuai perkembangan siswa. Para guru maupun calon guru
untuk terampil membelajarkan pengukuran perlu memahami
materi sekaligus metode pembelajarannya serta berlatih
mengimplementasikannya. Buku ini memuat contoh
bagaimana membelajarkan pengukuran baik untuk siswa di
kelas awal maupun untuk siswa di kelas tinggi sesuai dengan
perkembangan kognitif para siswa.
Buku ini dapat digunakan untuk guru maupun mahasiswa
calon guru yang kelak akan membelajarkan pengukuran pada
para siswa. Dengan disusunnya buku ini mudah-mudahan dapat
membantu guru maupun calon guru dalam merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran pengukuran yang dikelolanya.
Agar buku ini lebih bermanfaat masukan dari berbagai pihak
diterima dengan senang hati.

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................ i

PRAKATA ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................... iv

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................... 1

BAB 2. PENGUKURAN ..................................................................... 8

BAB 3. PENGUKURAN PANJANG DAN PEMBELAJARANNYA ........... 16

BAB 4. PENGUKURAN WAKTU DAN PEMBELAJARANNYA .............. 29

BAB 5. PENGUKURAN BERAT DAN PEMBELAJARANNYA ................ 41

BAB 6. PENGUKURAN VOLUME DAN PEMBELAJARANNYA ............ 54

BAB 7. PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI KELAS AWAL ................ 67

BAB 8. PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI KELAS TINGGI............... 77

BAB 9. PEMECAHAN MASALAH TENTANG PENGUKURAN ............. 84

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 97

GLOSARIUM .................................................................................... 98

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

Fokus diskusi dalam buku ini adalah permasalahan


pengukuran dalam matematika di sekolah dasar. Tujuan
penulisan dari buku ini adalah untuk membantu mahasiswa dalam
hal:
1. Memahami konsep panjang, berat, waktu, volume, dalam
satuan yang sering digunakan.
2. Terampil dalam proses pengukuran, dalam menggunakan
alat ukur dan memilih satuan dengan tepat.
3. Memahami implementasi kurikulum 2013 dalam
pembelajaran materi pengukuran di sekolah dasar.

Pengukuran merupakan salah satu kegiatan manusia yang


penting. Pengukuran merupakan keterampilan sehari-hari,
merupakan alat yang penting dalam ilmu pengetahuan dan
menghasilkan keterkaitan yang berguna antara dunia nyata dan
matematika. Secara sederhana pengukuran adalah suatu proses
memberikan bilangan kepada kualitas fisik panjang, kapasitas,
volume, luas, sudut, berat (massa), dan suhu (Kennedy dan Tips,
2008). Pengukuran juga merupakan aplikasi dan perkembangan

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 |1


dari konsep bilangan dan geometri, hal ini dapat digambarkan
pada bagan (gambar 1)

interaksi
bilangan geometri

aplikasi
pengukuran

Gambar 1. Hubungan ruang lingkup materi dalam matematika

Piaget mengidentifikasi empat faktor yang mempengaruhi


transisi tahap perkembangan anak, yaitu: kematangan,
pengalaman fisik / lingkungan, transmisi sosial, equilibrium.
Perkembangan kognitif anak menurut Piaget (Wadsworth, 1984)
dibagi menjadi empat tahap yaitu tahap sensori-motor (0-2
tahun), tahap pra-operasional (2-7 tahun), tahap operasional
konkret (7-12 tahun) dan tahap operasional formal (lebih dari 12
tahun). Setiap tahap perkembangannya mempunyai ciri-ciri
khusus. Dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar perlu
diketahui lebih detail tentang tahap pra-operasional dan tahap
operasional konkret. Konsep Piaget tentang egosentris,
pemusatan, perubahan dan kemampuan untuk dapat berbalik

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 |2


semuanya saling terkait. Conservation (kekekalan) juga
merupakan ciri-ciri anak yang dapat mengkonsep bahwa jumlah
atau besaran tertentu dari suatu matrial adalah sama meskipun
dilakukan beberapa perubahan. Ada beberapa macam konservasi
yaitu konservasi bilangan, konservasi panjang, konservasi
bidang, konservasi volume. Perlu disadari kecepatan tiap anak
untuk menguasai konservasi tersebut ada pada rentang usia anak
masuk tahap pra-operasional dan tahap operasional konkret.
Lebih lanjut tentang konservasi bilangan, dari sebuah perlakuan
dan pengamatan yang dilakukan pada anak sebagai berikut:
Kegiatan Gambar
Pada awalnya anak dihadapkan
pada dua barisan koin masing-
masing sebanyak 4 buah, dan
disusun seperti gambar
disamping. Anak ditanya apakah
banyaknya koin di dua baris ini
sama. Anak menjawab sama.
Kemudian baris yang kedua
diubah posisi koin dengan jarak
yang lebih jauh dengan koin
lain. (seperti gambar disamping).
Anak ditanya dengan pernyataan
yang sama, apakah banyaknya
koin di dua baris ini sama.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 |3


Anak yang belum menguasai
konservasi bilangan akan
cenderung menjawab bahwa
banyaknya koin di baris kedua
lebih banyak dari baris yang
pertama. Alasan yang diberikan
anak karena koin-koin pada baris
kedua lebih lebar susunannya.

Penguasaaan konservasi panjang dapat diselidiki dengan cara


berikut:
Kegiatan Gambar
Pada awalnya anak
dihadapkan pada dua utas
tali yang panjangnya sama
dan direntangkan seperti
gambar disamping. Anak
ditanya apakah kedua utas
tali ini sama panjang.
Anak menjawab sama.
Kemudian utas tali yang
kedua diubah posisi
dengan menggeser
letaknya. (seperti gambar
disamping).
Anak ditanya dengan
pernyataan yang sama,

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 |4


apakah kedua utas tali ini
sama panjang.
Anak yang belum
menguasai konservasi
panjang akan cenderung
menjawab bahwa utas tali
yang pertama tidak sama
panjang dengan utas tali
yang kedua.

Konservasi luas daerah sebuah bidang dapat diwakili dengan


salah satu bangun datar yaitu bidang persegi, berikut caranya:
Kegiatan Gambar
Pada awalnya anak
dihadapkan pada dua bidang
persegi yang sama, dan
disusun seperti gambar
disamping. Anak ditanya
apakah masing-masing sapi
mendapat rumput (warna
hijau) dengan luas yang
sama. Anak menjawab sama.
Kemudian pada sapi yang
kedua, posisi bidang rumput
disebar dengan susunan yang
berbeda. (seperti gambar
disamping).

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 |5


Anak ditanya dengan
ternyataan yang sama, apakah
masing-masing sapi
mendapat rumput (warna
hijau) dengan luas yang
sama.
Anak yang belum menguasai
konservasi luas daerah bidang
datar akan cenderung
menjawab bahwa kedua sapi
tidak mendapat rumput
dengan luas yang sama.

Penguasaan konservasi volume dapat diselidiki dengan


melakukan hal seperti berikut:
Kegiatan Gambar
Pada awalnya anak
dihadapkan pada dua gelas
dengan bentuk dan
penampang alas yang sama
dan diisi air berwarna dengan
volume yang sama seperti
gambar disamping. Anak
ditanya apakah volume air di
kedua gelas ini sama. Anak
menjawab sama.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 |6


Kemudian air pada gelas yang
pertama dituang ke gelas lain
yang penampang atas yang
lebih kecil. (seperti gambar
disamping).
Anak ditanya dengan
ternyataan yang sama, apakah
volume air di kedua gelas ini
sama.
Anak yang belum menguasai
konservasi volume akan
cenderung menjawab bahwa
volume air di gelas yang
kedua lebih banyak dari air di
gelas pertama. Alasan yang
diberikan anak karena
permukaan air di gelas kedua
lebih tinggi dari air di gelas
pertama.

Mengingat kematangan seorang anak berbeda satu dengan yang


lain, maka kisaran usia ini dapat berbeda untuk tiap anak. Tetapi
bagi guru di sekolah dasar yang akan membelajarkan tentang
matematika khususnya materi pengukuran, hendaknya
memperhatikan penguasaan konservasi ini sebagai salah satu
syarat bagi siswa saat akan belajar pengukuran.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 |7


BAB 2. PENGUKURAN

Pengukuran menjadi permasalahan bagi beberapa siswa,


karena pengukuran membutuhkan beberapa sifat yang belum
pernah dialami siswa. Hal ini sering melibatkan pengenalan kosa
kata baru untuk siswa. Perbandingan dalam pengukuran
bergantung pada pemahaman yang jelas tentang objek tanpa
merubah kuantitas dari sifat yang tampak. Contoh apakah volume
cairan berubah saat tempat yang digunakan untuk
menampungnya berubah? Akibatnya, dibutuhkan pengalaman
dan kematangan siswa untuk memahami konsep dan
keterampilan pengukuran.
Hal ini dapat dimulai dari satuan, bagaimana satuan
digunakan, perbandingan antarsatuan dan hubungan antarsatuan
tersebut. Siswa harus paham tentang pengukuran dan aplikasinya
dalam rumus yang sering digunakan. Karena itu disarankan
dalam semua bahasan dalam pengukuran bagi siswa melalui lima
tahap berikut:
1. Mengidentifikasi atribut/sifat yang akan diukur
Sebelum siswa dapat membandingkan atau mengukur
atribut/sifat contoh masa, siswa harus mengetahui tentang

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 |8


masa. Hal ini dapat berawal dari pengalaman tentang
masa serta membutuhkan perkembangan bahasa. Siswa
dapat mencapainya saat usia sekolah, tetapi guru perlu
memeriksanya. Misal banyak siswa membuat kesalahan
bahwa masa untuk ukuran atau volume, siswa selalu
melihat bahwa benda yang lebih besar memiliki masa
lebih banyak.
Suatu metode yang dapat memperlihatkan atribut/sifat
yang baru pada siswa yang kurang mempunyai
pengalaman adalah
a. Memberi contoh bermacam-macam benda yang
mempunyai atribut/sifat yang sama contoh pita,
tongkat, silinder, pensil yang semuanya mempunyai
Panjang sama.
b. Memberi contoh dimana satu benda tetapi mempunyai
sifat yang berbeda, contoh beberapa potong pita
merah memiliki panjang yang berbeda tetapi dengan
warna, lebar dan bahan yang sama.
2. Membandingkan dan mengurutkan atribut atau sifat
(tanpa bilangan)
Sebelum siswa menggunakan bilangan dalam situasi
pengukuran, akan sangat berguna untuk memperoleh

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 |9


pengalaman tentang konsep panjang, luas, berat dan lain
sebagainya dengan membandingkan dan mengurutkan
dari beberapa contoh. Siswa dibawa pada aktivitas
membandingkan dua contoh, sebelum mengurutkan tiga
contoh atau lebih.
Perubahan dari membadingkan dua contoh sampai dengan
mengurutkan tiga contoh atau lebih adalah sulit. Sehingga
aktivitas membandingkan sebaiknya dikenalkan kepada
siswa melalui tahapan berikut:
a. Membandingkan secara langsung pada sifat yang akan
dibandingkan pada benda yang sama, contoh
membandingkan panjang dua buah pensil.
b. Membandingkan secara langsung pada sifat yang akan
dibandingkan dengan benda yang berbeda, contoh
membandingkan panjang sebuah pensil dan sebuah
gunting.
c. Membandingkan secara tidak langsung melalui
perantara, misal membandingkan panjang sebuah
pensil dan panjang keliling tutup kaleng.
d. Membandingkan representasi sifat yang berbeda,
misal membandingkan diameter sebuah roda sepeda
dan lebar sebuah pintu.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 10


Kegiatan mengurutkan sebaiknya dikenalkan kepada
siswa dengan mengikuti tahapan berikut:
a. Mengulangi urutan yang sudah dicontohkan.
b. Melengkapi urutan yang sudah ada, bagian yang
dilengkapi ada di urutan yang terkecil atau yang
terbesar.
c. Melengkapi urutan yang sudah ada, bisa dibagian
tengah dari urutan yang sudah ada.
d. Mengurutkan tiga contoh atau lebih tanpa bantuan.

3. Pengukuran dengan satuan tidak baku


Pada langkah ini merupakan awal bilangan dikenalkan
dalam kegiatan pengukuran. Hal ini dikenalkan dengan
satuan yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari, contoh:
a. Jengkal, depa, langkah dapat digunakan untuk
mengukur Panjang.
b. Segelas penuh, satu cangkir penuh untuk mengukur
volume.
c. Buku, daun untuk mengukur luas.
Alasan penggunaan satuan tidak baku adalah sebagai
berikut:

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 11


a. Mengukur menggunakan satuan tidak baku menjadi
lebih alamiah, lebih dikenal dan lebih menyenangkan,
karena sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dan tidak harus menambahkan dengan permasalahan
notasi dan konversi.
b. Satuan tidak baku menunjukkan satuan yang tidak
mutlak, tetapi dipilih karena alasan kenyamanan dan
sejarah.
c. Pengukuran dengan satuan tidak baku menyediakan
sarana pembelajaran tentang aturan satuan dalam
pengukuran.
Tujuan yang dapat dicapai dalam pembelajaran dengan
pengukuran menggunakan satuan tidak baku antara lain:
a. Dalam pengukuran, satuan yang digunakan tetap.
b. Ketika membandingkan atau mengurutkan contoh
hasil pengukuran dengan satuan tidak baku, maka
satuan yang sama harus digunakan dalam mengukur.
c. Dalam kegiatan pengukuran, pemilihan satuan yang
tepat sesuai dengan ukuran benda yang akan diukur
dan perlunya keakuratan.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 12


4. Pengukuran dengan satuan baku
Dalam pengukuran diperlukan satuan yang baku,
sehingga dalam pembelajaran pengukuran juga
dikenalkan dengan satuan baku. Pembelajaran
pengukuran di sekolah dasar menggunakan satuan baku
yang ada dalam sistem internasional, yaitu:
a. Pengukurna panjang
1 km = 1000 m
1 m = 100 cm
1 cm = 10 mm
b. Pengukuran luas
1 km2 = 100 h
1 h = 10.000 m2
1 m2 = 10.000 cm2
c. Pengukuran volume
1 m3 = 1.000.000 cm3
1 l = 1.000 ml
1 ml = 1 cm3
d. Pengukuran massa
1 ton = 1000 kg
1 kg = 1000 g
e. Pengukuran waktu

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 13


1 abad = 100 tahun
1 dekade = 10 tahun
1 tahun = 52 minggu = 12 bulan = 365
hari
1 minggu = 7 hari
1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik
f. Pengukuran suhu
Titik beku air = 0o C
Titik didih air = 100o C
g. Pengukuran sudut
Satu putaran penuh = 360o

5. Pengukuran dengan menggunakan rumus


Tahap terakhir dalam pengembangan keterampilan dan
pengetahuan dalam pengukuran adalah penggunaan
rumus. Hal menyedihkan tentang pembelajaran
pengukuran adalah pendapat bahwa rumus adalah hal
pertama yang diajarkan kepada siswa tetang konsep dan
proses pengukuran. Sebagai contoh, siswa mendapat
pengalaman pertama tentang luas adalah dengan rumus

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 14


luas daerah persegi. Hal ini menyebabkan siswa
mengalami kesulitan memahami luas daerah bangun datar
yang tidak beraturan.
Dengan rumus memungkinkan untuk menghitung hasil
pengukuran bentuk bangun yang beraturan. Dengan
rumus membuat proses menghitung hasil pengukuran
menjadi lebih cepat. Rumus-rumus yang sering digunakan
di sekolah dasar adalah:
a. keliling bangun datar
b. luas daerah bangun datar
c. volume bangun ruang

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 15


BAB 3. PENGUKURAN PANJANG DAN
PEMBELAJARANNYA

a. Pengertian Panjang
Panjang merupakan konsep satu dimensi yang terkait
dengan bidang dari geometri arah dan garis. Ini merupakan
ukuran jarak dari dua titik. Hal yang harus diperhatikan,
sebagai dasarnya, jarak berhubungan dengan garis lurus. Jika
hal ini diterapkan pada garis lengkung dengan membagi garis
itu menjadi bagian-bagian kecil garis lurus.
Panjang biasanya merupakan satuan pertama yang siswa
pelajari untuk diukur. Pengukuran panjang tidak secara cepat
dipahami oleh siswa kelas rendah. Demikian juga, siswa kelas
tinggi mungkin tertantang dengan konsep panjang saat mereka
menyelidiki masalah terkait dengan keliling.
Pengukuran jarak berkaitan dengan pengukuran panjang.
Penanaman konsep pengukuran panjang pada siswa sekolah
dasar dapat diawali dengan penggunaan satuan tidak baku
setelah itu dilanjutkan dengan satuan baku menggunakan
penggaris.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur satuan
panjang dapat berupa mistar atau penggaris, jangka sorong,

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 16


mikro meter sekrup, dan meteran. Berikut visualisasi dari alat-
alat ukur satuan panjang.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 2. Alat ukur satuan panjang, (a) mistar; (b) jangka
sorong; (c) mikrometer sekrup, dan (d) meteran.

b. Pengukuran Panjang dengan Satuan Tidak Baku dan


Pembelajarannya
Dalam pembelajaran pengukuran dikenal adanya satuan
baku dan tidak baku. Satuan tidak baku adalah satuan yang
tidak ditetapkan sebagai satuan pengukuran secara umum atau
secara ilmiah, karena pengukuran ini tidak dapat dinyatakan
dengan jelas atau tidak dapat digunakan untuk memeriksa
ketepatan suatu instrument atau alat ukur.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 17


Sedangkan satuan baku adalah satuan yang ditetapkan
sebagai satuan pengukuran secara umum (internasional)
karena pengukuran dengan satuan baku dapat dinyatakan
dengan jelas dan dapat dipakai untuk memeriksa ketepatan
suatu instrument atau alat ukur.
Dalam pembelajaran pengukuran baik panjang, waktu,
berat maupun volume di sekolah dasar, diawali dengan
mengukur panjang, waktu, berat dan volume menggunakan
satuan tidak baku. Hal tersebut dilakukan karena satuan tidak
baku lebih dekat dan bersifat kontekstual dalam kehidupan
sehari-hari siswa sekolah dasar. Berikut contoh beberapa
satuan tidak baku pada pengukuran panjang meliputi ukuran
panjang meliputi: lebar jari, jengkal tangan, telapak tangan,
hasta, langkah, panjang pensil, panjang penghapus papan tulis
dan lain-lain.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 18


Gambar 3. Contoh satuan tidak baku pengukuran panjang
Pada pembelajaran pengukuran panjang menggunakan
satuan tidak baku, didapat merancang sebuah kegiatan
pembelajaran dalam bentuk percobaan di dalam kelas dengan
menggunakan benda-benda yang ada di sekitar siswa.
Langkah-langkah pembelajaran tersebut dapat disusun sebagai
berikut:
1. Siswa dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok
dan masing-masing kelompok mendapatkan bagian satuan
tidak baku panjang. Misalnya kelompok 1 mendapatkan
satuan “jengkal tangan”, kelompok 2 mendapatkan satuan
“langkah” dst.
2. Kemudian arahkan siswa untuk mendaftar benda-benda di
dalam kelas yang akan diukur panjangnya. Satu kelompok

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 19


dapat mengukur tiga benda. Pemilihan benda yang diukur
disesuaikan dengan satuan tidak baku yang didapatkan.
Misalnya yang mendapatkan satuan tidak baku “jengkal”
atau “sedotan” dapat mengukur benda-benda berukuran
lebih kecil. Begitupun sebaliknya, Apabila benda yang
ingin diukur adalah papan tulis atau ruang kelas, maka guru
mengarahkan benda tersebut diukur dengan satuan tidak
baku “tali” ataupun “langkah”.

Pengukuran Panjang dengan Satuan Tidak Baku


Nama Kelompok : 1 (satu)
Alat Ukur Satuan Tidak Baku : Klip Kertas
No. Nama Benda Ukuran
1. Buku Pelajaran Matematika …………………
2. Buku Tulis …………………
3. Pensil …………………

3. Setelah mendaftar benda yang akan diukur, siswa diarahkan


untuk mulai mengukur benda dengan satuan tidak baku.
Seperti gambar berikut.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 20


Gambar 4. Contoh Pengukuran Satuan Tidak Baku
dengan Kilp Kertas

4. Hasil pengukuran dari benda tersebut kemudian


dimasukkan ke dalam tabel yang sudah ditulis sebelumnya.
Misalnya:

Pengukuran Panjang dengan Satuan Tidak Baku


Nama Kelompok : 1 (satu)
Alat Ukur Satuan Tidak Baku : Klip Kertas
No. Nama Benda Ukuran (dalam klip kertas)

1. Buku Pelajaran Matematika 5


2. Buku Tulis 3
3. Pensil 3

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 21


5. Setelah semua hasil pengukuran dimasukkan ke dalam
tabel, siswa diminta untuk mengidentifikasi mana yang
benda yang “paling panjang”, “paling pendek”, “… lebih
panjang dari…”, “… lebih pendek dari…” dan “…..sama
panjang dengan…...”.
6. Siswa dalam kelompok kemudian secara bergantian
diminta untuk mengkomunikaiskan hasil pengukurannya di
depan kelas sesuai dengan satuan tidak baku masing-
masing.

Pengukuran panjang dengan satuan tidak baku juga dapat


dilakukan dengan mengukur tinggi badan seorang siswa di
kelas menggunakan bantuan berbagai benda yang ada di kelas.
Saat pembelajaran ini juga perlu dikenalkan istilah tinggi
badan, misal Ani lebih tinggi dari Dodi.

c. Pengukuran Panjang dengan Satuan Baku dan


Pembelajarannya
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, satuan
baku adalah satuan yang ditetapkan sebagai satuan
pengukuran secara umum (internasional) karena pengukuran
dengan satuan baku dapat dinyatakan dengan jelas dan dapat

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 22


dipakai untuk memeriksa ketepatan suatu instrument atau alat
ukur.
Pembelajaran pengukuran panjang menggunakan satuan
baku di sekolah dasar pada umumnya menggunakan alat ukur
mistar atau penggaris dan meteran roll. Sedangkan satuan yang
dikenalkan yaitu sentimeter (cm) dan meter (m).
Pada pembelajaran pengukuran panjang menggunakan
satuan baku, dapat dirancang sebuah kegiatan pembelajaran
dalam bentuk praktikum di dalam kelas dengan menggunakan
benda-benda yang ada di sekitar siswa. Langkah-langkah
pembelajaran tersebut hampir sama dengan pengukuran
panjang menggunakan satuan tidak baku yang dapat disusun
sebagai berikut:
1. Siswa dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok
dan masing-masing kelompok sudah membawa penggaris
masing-masing atau meteran roll.
2. Kemudian arahkan siswa untuk mendaftar benda-benda di
dalam kelas yang akan diukur panjangnya. Satu kelompok
dapat mengukur tiga benda. Pemilihan benda yang diukur
disesuaikan dengan alat ukur yang digunakan. Misalnya
untuk mengukur benda-benda yang cendrung kecil kita

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 23


menggunakan penggaris dan untuk mengukur benda yang
ukurannnya besar kita dapat menggunakan meteran roll.

Pengukuran Panjang dengan Satuan Baku


Nama Kelompok : 1 (satu)
Alat ukur : Penggaris
Satuan Baku : cm
No. Nama Benda Ukuran (cm)
1. Buku Pelajaran Matematika …………………
2. Buku Tulis …………………
3. Pensil …………………

3. Setelah mendaftar benda yang akan diukur, siswa diarahkan


untuk mulai mengukur benda dengan penggaris yang telah
disiapkan oleh siswa. Seperti gambar berikut.

Gambar 5. Contoh pengukuran panjang


menggunakan satuan baku penggaris

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 24


Guru harus membimbing siswa dalam kegiatan pengukuran
ini, yaitu dengan memberikan arahan meletakkan pangkal
pensil pada pangkal penggaris yang memiliki angka terkecil
dan melihat ujung pensil berhenti di angka berapa. Selain
memperagakan cara mengukur panjang benda
menggunakan penggaris, guru juga harus mengajarkan dan
membimbing siswa bagaimana membaca pengukuran
tersebut. Misalnya pada gambar 5. , guru menyebutkan
panjang pensil tersebut 14 karena ujung pensil berada pada
angka 14. Setelah itu dilanjutkan dengan melihat satuan
yang tertera dalam penggaris. Pada umumnya satuan yang
tertulis di penggaris yaitu sentimeter (cm), millimeter
(mm), dan inchi. Karena penggaris yang kita gunakan
tertera satuan sentimeter (cm) maka disimpulkan bahwa
panjang dari penggaris tersebut dibaca 14 sentimeter.
4. Hasil pengukuran dari benda tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam tabel yang sudah ditulis sebelumnya.
Misalnya:

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 25


Pengukuran Panjang dengan Satuan Baku
Nama Kelompok : 1 (satu)
Alat ukur : Penggaris
Satuan Baku : cm
No. Nama Benda Ukuran (cm)
1. Buku Pelajaran Matematika 24
2. Buku Tulis 17
3. Pensil 14

5. Setelah semua hasil pengukuran dimasukkan ke dalam


tabel, siswa diminta untuk mengidentifikasi mana yang
benda yang “paling panjang”, “paling pendek”, “… lebih
panjang dari…” dan “…..sama panjang dengan…...”.
6. Siswa dalam kelompok kemudian secara bergantian
diminta untuk mengkomunikasikan hasil pengukuran
panjang menggunakan penggaris di depan kelas.

Selain hal hal tersebut, juga perlu mengenalkan satuan


baku panjang yang lain dan membelajarkan adanya konversi
satuan baku pada pengukuran panjang. Konversi satuan baku
PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 26
dapat dikenalkan dengan dua satuan misal meter (m) dan
sentimenter (cm). Siswa diajak untuk menyelidiki dengan
difasilitasi disediakan sebuah pita dengan panjang 1 meter dan
sebuah penggaris. Hasil pengukuran menunjukkan Panjang
pita adalah 100 cm. Dari hasil penyelidikan tersebut siswa
diajak untuk menyimpulkan bahwa 1 m sama 100 cm.
Langkah berikutnya adalah dengan mengenalkan adanya
satuan panjang lain dan keterkaitan diantaranya. Gambar
tangga satuan panjang seperti gambar di bawah ini.

Gambar 6. Tangga konversi satuan baku panjang

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 27


Misalnya konversi satuan baku panjang tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1 km = …………. m, karena dari kilometer (km) ke meter (m)
turun sebanyak tiga tingkat dan apabila setiap turun satu
tingkat dikalikan 10, maka 10 × 10 × 10 = 1000 jadi 1 km
sama dengan 1000 m.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 28


BAB 4. PENGUKURAN WAKTU
PEMBELAJARANNYA

a. Pengertian Waktu
Secara umum waktu diartikan sebagai seluruh rangkaian
saat ketika diproses, perbuatan atau keadaan atau berlangsung.
Dalam hal ini skala waktu merupakan interval antara dua buah
keadaan atau kejadian atau bisa juga lama berlangsungnya
suatu kejadian.
Waktu sering disebut sebagai dimensi keempat. Hal itu
merupakan durasi yang digunakan dalam melakukan aktivitas.
Alur waktu adalah tetap, manusia tidak dapat bergerak
melewati waktu dengan kemauan sendiri. Anak sangat dekat
terhadap pengukuran waktu karena secara tidak langsung
anak-anak sudah mempelajari hal tersebut dalam kehidupan
sehari-harinya.
Sama halnya dengan pengukuran panjang, pengukuran
waktu di sekolah dasar juga diawali dengan penggunaan
satuan tidak baku setelah itu dilanjutkan dengan satuan baku
menggunakan jam.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur satuan waktu
dapat berupa jam matahari, jam analog, stopwatch, kalender

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 29


dan jam digital. Berikut visualisasi dari alat-alat ukur satuan
waktu.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 7. Alat ukur satuan waktu, (a) jam matahari; (b)
jangka analog; (c) jam digital, dan (d) stopwatch.

b. Pengukuran Waktu dengan Satuan Tidak Baku dan


Pembelajarannya
Sama halnya dalam pembelajaran pengukuran baik
panjang, berat maupun volume di sekolah dasar, pengukuran
waktu juga diawali dengan pengukuran menggunakan satuan
tidak baku. Pemilihan satuan tidak baku pada pengkuran
waktu biasanya terkait dengan keberadaan benda benda di

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 30


sekitar siswa yang mudah dijumpai dan sering dimanfaatkan
oleh siswa. Berikut contoh beberapa satuan tidak baku pada
pengukuran waktu meliputi: tepuk tangan, lompatan, hitungan,
detak, bandul, lilin dan jam pasir. Berikut visualisasi dari
satuan tidak baku dalam pengukuran waktu.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 8. Satuan waktu tidak baku, (a) tepuk tangan; (b)
lilin; (c) bandul, dan (d) jam pasir.

Pada pembelajaran pengukuran waktu menggunakan


satuan tidak baku, kita dapat merancang sebuah kegiatan

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 31


pembelajaran dalam bentuk praktikum di dalam kelas dengan
melakukan aktivitas-aktivitas sederhana yang dapat dilakukan
siswa di dalam kelas. Langkah-langkah pembelajaran tersebut
dapat disusun sebagai berikut:

1. Siswa dapat dikelmpokkan ke dalam beberapa kelompok


dan masing-masing kelompok mendapatkan bagian satuan
tidak baku waktu. Misalnya kelompok 1 mendapatkan
satuan “tepuk tangan”, kelompok 2 mendapatkan satuan
“lilin” dst.
2. Kemudian arahkan siswa untuk mendaftar aktivitas
sederhana di dalam kelas atau di luar kelas yang akan
diukur waktunya. Satu kelompok dapat mengukur tiga
aktivitas. Pemilihan aktivitas yang diukur disesuaikan
dengan satuan tidak baku yang didapatkan. Misalnya yang
mendapatkan satuan tidak baku “bandul” atau “tepuk
tangan” dapat mengukur aktivitas-aktivitas yang cenderung
membutuhkan rentang waktu (durasi) relatif singkat.
Begitupun sebaliknya, apabila aktivitas yang ingin diukur
membutuhkan durasi yang lebih panjang seperti memutari
kelas atau lapangan, melihat es mencair menjadi air, maka
guru mengarahkan aktivitas-aktivitas tersebut diukur

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 32


dengan satuan tidak baku “lilin” ataupun “jam pasir”. Siswa
perlu dipantau dalam melaksankan aktivitas ini karena
dalam proses pengukuran diperlukan ketelitian.
Pengukuran Waktu dengan Satuan Tidak Baku
Nama Kelompok : 1 (satu)
Alat Ukur Satuan Tidak Baku : Bandul
No. Nama Benda Ukuran (ayunan)
1. Menghapus tulisan di papan tulis …………………
2. Menyanyikan sebuah lagu …………………
3. Menyusun sebuah puzzle …………………

3. Setelah mendaftar aktivitas yang akan diukur, siswa


diarahkan untuk mulai mengukur aktivitas dengan satuan
tidak baku. Seperti gambar berikut.

Gambar 9. Contoh Pengukuran Satuan Tidak Baku dengan


Bandul

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 33


4. Siswa harus mengamati berapa kali bandul berayun dari
awal sebuah aktivitas dimulai sampai suatu aktivitas
selesai. Guru juga menjelaskan yang dimaksud satu ayunan
penuh pada bandul. Hasil pengukuran dari aktivitas tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam tabel yang sudah ditulis
sebelumnya. Misalnya:

Pengukuran Waktu dengan Satuan Tidak Baku


Nama Kelompok : 1 (satu)
Alat Ukur Satuan Tidak Baku : Bandul
No. Nama Benda Ukuran (ayunan)

1. Menghapus tulisan di papan tulis 45


2. Menyanyikan sebuah lagu 60
3. Menyusun sebuah puzzle 50

5. Setelah semua hasil pengukuran dimasukkan ke dalam


tabel, siswa diminta untuk mengidentifikasi mana aktivitas
yang “paling lama”, “paling sebentar”, “… lebih lama
dari…” dan “…..sama lamanya dengan…...”.
6. Siswa dalam kelompok kemudian secara bergantian
diminta untuk mengkomunikaiskan hasil pengukurannya di
PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 34
depan kelas sesuai dengan satuan tidak baku masing-
masing yang digunakan dalam mengukur.

c. Pengukuran Waktu dengan Satuan Baku dan


Pembelajarannya
Pembelajaran pengukuran waktu menggunakan satuan
baku di sekolah dasar pada umumnya menggunakan alat ukur
jam atau stopwatch dan kalender (untuk waktu yang relatif
panjang). Sedangkan satuan yang dikenalkan yaitu jam, menit,
dan detik.
Pada pembelajaran pengukuran waktu menggunakan
satuan baku, kita dapat merancang sebuah kegiatan
pembelajaran dalam bentuk praktikum di dalam/luar kelas
dengan melakukan aktivitas-aktivitas sederhana. Langkah-
langkah pembelajaran tersebut hampir sama dengan
pengukuran waktu menggunakan satuan tidak baku yang dapat
disusun sebagai berikut:
1. Siswa dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok
dan masing-masing kelompok sudah membawa jam atau
stopwatch masing-masing.
2. Kemudian arahkan siswa untuk mendaftar aktivitas-
aktivitas di dalam atau di luar kelas yang akan diukur durasi

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 35


waktunya. Satu kelompok dapat mengukur tiga aktivitas
yang berbeda. Pengukuran waktu dengan satuan baku
biasnya menggunakan jam dan yang lebih teliti lagi yaitu
stopwatch.
Pengukuran Waktu dengan Satuan Baku
Nama Kelompok : 1 (satu)
Satuan Baku : Jam
No. Nama Benda Ukuran (jam)
1. Mewarnai Gambar …………………
2. Membaca Buku Cerita …………………
3. Menyusun Puzzle …………………

3. Setelah membuat mendaftar aktivitas-aktivitas yang akan


diukur, siswa diarahkan untuk mulai mengukur aktivitas-
aktivitas tersebut menggunakan jam yang telah disiapkan
oleh siswa. Seperti gambar berikut.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 36


Gambar 10. Contoh pengukuran waktu menggunakan jam
dalam mengukur durasi aktivitas mewarnai gambar

Guru harus membimbing siswa dalam kegiatan


pengukuran ini, yaitu dengan memberikan arahan kapan
memulai mengukur waktu dari sebuah aktivitas. Perlu
dibuat sebuah kesepakatan dengan siswa kapan akan mulai
mengukur dan berhenti untuk mengukur. Selain
memperagakan cara mengukur waktu dari satu melakukan
sebuah aktivitas menggunakan jam, guru juga harus
mengajarkan dan membimbing siswa bagaimana
memnbaca pengukuran tersebut. Misalnya pada gambar
10. , guru menyebutkan aktivitas mewarnai gambar dimulai
saat jam menunjukkan angka 3 dan selesai pada saat jam
menunjukkan angka 4. Kemudian Guru Menjelaskan waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas mewarnai
dengan mengurangkan waktu saat selesai dengan waktu

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 37


saat mulai, yaitu 04.00 – 03.00 sama dengan 01.00 atau 1
jam.
Selain itu guru juga harus mengenalkan satuan baku
lainnya seperti menit dan detik saat menjelaskan cara
membaca jam yang akan dibahas pada halaman selanjutnya
tentang konversi satuan baku dalam pengukuran waktu.

4. Hasil pengukuran dari beberapa aktivitas tersebut


kemudian dimasukkan ke dalam tabel yang sudah ditulis
sebelumnya. Misalnya:

Pengukuran Waktu dengan Satuan Baku


Nama Kelompok : 1 (satu)
Satuan Baku : Jam
No. Nama Benda Mulai Selesai Waktu yang
dibutuhkan
1. Mewarnai Gambar 07.15 09.15 2 jam
2. Membaca Buku Cerita 07.00 08.00 1 jam
3. Menyusun Puzzle 07.30 08.30 1 jam

5. Setelah semua hasil pengukuran dimasukkan ke dalam


tabel, siswa diminta untuk mengidentifikasi mana aktivitas

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 38


yang “paling lama”, “paling sebentar”, “… lebih lama
dari…” dan “…..sama lamanya dengan…...”.
6. Siswa dalam kelompok kemudian secara bergantian
diminta untuk mengkomunikaiskan hasil pengukuran
waktu menggunakan jam atau stopwatch di depan kelas.

Selain mengenalkan hal tersebut, perlu dikenalkan satuan


baku waktu yang lain dan mengajarkan adanya konversi satuan
baku pada waktu seperti gambar di bawah ini.

Gambar 11. Tangga konversi satuan baku waktu

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 39


Misalnya konversi satuan baku waktu tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1 jam = 60 menit dan 1 menit = 60 detik, sehingga 1 jam =
60 × 60 = 3600 detik.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 40


BAB 5. PENGUKURAN BERAT DAN
PEMBELAJARANNYA

a. Pengertian Berat
Berat adalah ukuran tarikan atau gaya gravitasi pada
suatu obyek. Masa adalah jumlah materi dalam suatu objek
dan ukuran kekuatan yang dibutuhkan untuk mempercepatnya.
Di bulan, di mana gravitasi jauh lebih sedikit daripada di bumi,
sebuah objek memiliki berat yang lebih kecil dari pada bumi
tetapi masa identik. Untuk tujuan praktis, di bumi, ukuran
masa dan berat badan akan hampir sama. Dalam diskusi
pengukuran ini, lebih sering menggunakan berat karena bahasa
berat lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran pengukuran berat bukanlah sesuatu yang asing
bagi siswa, karena istilah berat sudah sering ditemui siswa
dalam kehidupan sehari-harinya.
Sama halnya dengan pengukuran yang lain,
pengukuran berat di sekolah dasar juga diawali dengan
penggunaan satuan tidak baku setelah itu dilanjutkan dengan
satuan baku menggunakan neraca dengan satuan kilogram (kg)
atau gram (g).

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 41


Alat ukur yang digunakan untuk mengukur satuan
berat dapat berupa neraca dua lengan, timbangan kodok,
timbangan berat badan, timbangan duduk dan timbangan
digital. Berikut visualisasi dari alat-alat ukur satuan berat.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 12. Alat ukur berat, (a) neraca dua lengan; (b) timbangan
kodok; (c) timbangan berat badan, dan (d) timbangan digital.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 42


b. Pengukuran Berat dengan Satuan Tidak Baku dan
Pembelajarannya
Dalam pembelajaran pengukuran dikenal adanya
satuan baku dan tidak baku. Dalam pembelajaran pengukuran
berat di sekolah dasar, diawali dengan mengukur berat
menggunakan satuan tidak baku. Hal tersebut dilakukan
karena satuan tidak baku lebih dekat dan bersifat kontekstual
dalam kehidupan sehari-hari siswa sekolah dasar. Berikut
contoh beberapa satuan tidak baku pada pengukuran berat
meliputi: penjepit kertas, kelereng, bolpoin, penghapus papan
tulis, penghapus pensil, tempat margarin dan bola bekel.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 43


Berikut visualisasi satuan tidak baku ukuran berat.

Gambar 13. Satuan berat tidak baku, (a)klip kertas;


(b)kelereng; (c)penghapus pensil, dan (d)bola bekel.

Pada pembelajaran pengukuran berat menggunakan


satuan tidak baku, dapat dirancang sebuah kegiatan
pembelajaran dalam bentuk praktikum di dalam kelas dengan
menggunakan benda-benda yang ada di sekitar siswa.
Langkah-langkah pembelajaran tersebut dapat disusun sebagai
berikut:
1. Siswa dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok dan
masing-masing kelompok mendapatkan bagian satuan tidak
baku berat. Misalnya kelompok 1 mendapatkan satuan

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 44


“kelereng”, kelompok 2 mendapatkan satuan “penghapus
pensil” dst.
2. Kemudian arahkan siswa untuk mendaftar benda-benda di
dalam kelas yang akan diukur beratnya. Satu kelompok
dapat mengukur tiga benda. Pemilihan benda yang diukur
disesuaikan dengan satuan tidak baku yang didapatkan.
Misalnya yang mendapatkan satuan tidak baku “klip
kertas” / “penghapus pensil” dapat mengukur benda-benda
yang ringan. Begitupun sebaliknya, Apabila benda yang
ingin diukur adalah buku pelajaran, maka guru
mengarahkan benda tersebut diukur dengan satuan tidak
baku “kelereng” ataupun “bola bekel”. Guru memiliki
peran untuk mengarahkan siswa pada saat mendaftar
benda-benda yang akan diukur dan memberikan saran
apabila benda yang akan diukur kurang sesuai dengan
satuan tidak baku yang akan digunakan.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 45


Pengukuran Berat dengan Satuan Tidak Baku
Nama Kelompok : 1 (satu)
Satuan Tidak Baku : Klip Kertas
No. Nama Benda Ukuran
1. Pensil …………………
2. Penghapus Pensil …………………
3. Tumpukan 3 uang koin …………………

3. Setelah mendaftar benda yang akan diukur, siswa diarahkan


untuk mulai mengukur benda dengan satuan tidak baku
menggunakan neraca dua lengan. Seperti gambar berikut.

Gambar 14. Contoh pengukuran satuan tidak baku berat


menggunakan klip kertas.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 46


4. Hasil pengukuran dari benda tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam tabel yang sudah ditulis sebelumnya.
Misalnya:

Pengukuran Berat dengan Satuan Tidak Baku


Nama Kelompok : 1 (satu)
Satuan Tidak Baku : Klip Kertas
No. Nama Benda Ukuran ( klip kertas)

1. Pensil 5
2. Penghapus Pensil 7
3. Tumpukan 3 uang koin 12

5. Setelah semua hasil pengukuran dimasukkan ke dalam


tabel, siswa diminta untuk mengidentifikasi mana yang
benda yang “paling berat”, “paling ringan”, “… lebih berat
dari…” dan “…..sama berat dengan…...”.
6. Siswa dalam kelompok kemudian secara bergantian
diminta untuk mengkomunikaiskan hasil pengukurannya di
depan kelas sesuai dengan satuan tidak baku masing-
masing yang digunakan dalam mengukur.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 47


c. Pengukuran Berat dengan Satuan Baku dan
Pembelajarannya
Pembelajaran pengukuran berat menggunakan satuan
baku di sekolah dasar pada umumnya menggunakan alat ukur
neraca dua lengan dan timbangan. Sedangkan satuan yang
dikenalkan yaitu gram (g) dan kilogram (kg).
Pada pembelajaran pengukuran berat menggunakan
satuan baku, kita dapat merancang sebuah kegiatan
pembelajaran dalam bentuk praktikum di dalam kelas dengan
menggunakan benda-benda yang ada di sekitar siswa.
Langkah-langkah pembelajaran tersebut hampir sama dengan
pengukuran berat menggunakan satuan tidak baku yang dapat
disusun sebagai berikut:
1. Siswa dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok
dan masing-masing kelompok sudah membawa timbangan
masing-masing atau neraca dua lengan.
2. Kemudian arahkan siswa untuk mendaftar benda-benda di
dalam kelas yang akan diukur beratnya. Satu kelompok
dapat mengukur tiga benda. Pemilihan benda yang diukur
disesuaikan dengan alat ukur yang digunakan. Misalnya
untuk mengukur benda-benda yang cendrung ringan maka
menggunakan neraca dua lengan dan untuk mengukur

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 48


benda yang ukurannnya cendrung berat maka dapat
menggunakan timbangan.
Pengukuran Berat dengan Satuan Baku
Nama Kelompok : 1 (satu)
Alat Ukur Satuan Baku : Neraca
No. Nama Benda Ukuran (gram)
1. Buku Pelajaran Matematika …………………
2. Satu Kardus Kapur Tulis …………………
3. Buku Tulis …………………

3. Setelah mendaftar benda yang akan diukur, siswa diarahkan


untuk mulai mengukur benda dengan timbangan yang telah
disiapkan oleh siswa. Seperti gambar berikut.

Gambar 15. Contoh pengukuran berat menggunakan


satuan baku (gram).

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 49


Guru harus membimbing siswa dalam kegiatan pengukuran
ini, yaitu dengan memberikan arahan meletakkan benda
tepat di tengah penampang neraca dan memastikan jarum
pada titik nol dan berhenti di angka berapa. Selain
memperagakan cara mengukur berat benda menggunakan
neraca, guru juga harus mengajarkan dan membimbing
siswa bagaimana membaca pengukuran tersebut. Misalnya
pada gambar 15. , guru menyebutkan berat satu kardus
kapur tulis tersebut 50 karena posisi setimbang didapatkan
pada saat indikator menunjuk angka 50. Setelah itu
dilanjutkan dengan melihat satuan yang tertera dalam
neraca. Pada umumnya satuan yang tertulis di neraca yaitu
gram (gr), kilogram (kg), dan ons. Karena neraca yang kita
gunakan tertera satuan gram (gr) maka disimpulkan bahwa
berat dari satu kardus kapur tulis tersebut dibaca 50 gram.
4. Hasil pengukuran dari benda tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam tabel yang sudah ditulis sebelumnya.
Pastikan hasil pengukuran berat yang telah dilakukan
mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan teliti.
Misalnya:

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 50


Pengukuran Berat dengan Satuan Baku
Nama Kelompok : 1 (satu)
Satuan Baku : Neraca (gram)
No. Nama Benda Ukuran (gram)
1. Buku Pelajaran Matematika 35
2. Satu Kardus Kapur Tulis 50
3. Buku Tulis 2

5. Setelah semua hasil pengukuran dimasukkan ke dalam


tabel, siswa diminta untuk mengidentifikasi mana yang
benda yang “paling berat”, “paling ringan”, “… lebih berat
dari…” dan “…..sama berat dengan…...”.
6. Siswa dalam kelompok kemudian secara bergantian
diminta untuk mengomunikaiskan hasil pengukurannya di
depan kelas sesuai dengan benda-benda yang masing-
masing telah diukur.

Selain hal hal tersebut, juga perlu mengenalkan satuan


baku berat yang lain dan membelajarkan adanya konversi
satuan baku pada pengukuran berat. Konversi satuan baku
dapat dikenalkan dengan dua satuan misal kilogram(kg) dan
PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 51
ons atau hektogram(hg). Siswa diajak untuk menyelidiki
dengan difasilitasi disediakan sebuah kantung beras dengan
berat 1 kg, sebuah kantong gula pasir dengan berat 1 ons dan
sebuah timbangan. Siswa diminta menyelidiki berat satu
kantung beras sama setimbang dengan berapa kantugn gula
pasir. Hasil pengukuran menunjukkan berat satu kantung beras
setimbang dengan 10 kantung gula pasir. Dari hasil
penyelidikan tersebut siswa diajak untuk menyimpulkan
bahwa 1 kg sama dengan 10 ons.
Langkah berikutnya adalah dengan mengenalkan adanya
satuan berat lain dan keterkaitan diantaranya. Gambar tangga
satuan berat seperti gambar di bawah ini.

Gambar 16. Tangga konversi satuan baku berat

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 52


Misalnya konversi satuan baku berat tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1 kg = ……g, karena dari kilogram (kg) ke gram (g) turun
sebanyak tiga tingkat dan apabila setiap turun satu tingkat
dikalikan 10, maka 10 × 10 × 10 = 1000. Jadi 1 kg sama
dengan 1000 g. Selanjutnya apabila dari satuan yang lebih
kecil ke satuan yang lebih besar. 100 g = ………ons, karena
dari gram (g) ke ons (hg) naik sebanyak dua tingkat dan
apabila setiap naik satu tingkat dibagi 10, maka 10 × 10 =
100. Jadi 100 g sama dengan 1 ons, karena 100 : 100 = 1.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 53


BAB 5. PENGUKURAN VOLUME DAN
PEMBELAJARANNYA

a. Pengertian Volume
Volume adalah perhitungan seberapa banyak ruang yang
dapat ditempati dalam suatu objek. Objek tersebut dapat
berupa benda yang beraturan ataupun benda yang tidak
beraturan. Benda yang beraturan misalnya kubus, balok,
silinder, limas, kerucut, dan bola. Benda yang tidak beraturan
misalnya batu yang ditemukan di jalan. Volume digunakan
untuk menentukan masa jenis suatu benda.
Pada pembelajaran ini dijelaskan bahwa objek yang
digunakan dalam memahami volume dapat berupa zat padat
maupun zat cair. Dalam pengukurannya, kedua zat tersebut
dapat diukur dengan menggunakan satuan-satuan baku dan
satuan tidak baku sama seperti dengan mengukur panjang,
waktu mapun berat. Materi volume diberikan dalam
pembelajaran di sekolah dasar. Pembelajaran diawali dengan
aktivitas-aktivitas sederhana yang dekat dengan kehidupan
sehari-hari siswa.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 54


Alat ukur yang digunakan untuk mengukur satuan volume
dapat berupa gelas ukur, labu ukur, buret, dan piknometer.
Berikut visualisasi dari alat-alat ukur satuan volume.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 17. Alat ukur volume, (a) gelas ukur; (b) piktometer;
(c) labu ukur, dan (d) burret.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 55


b. Pengukuran Volume dengan Satuan Tidak Baku dan
Pembelajarannya
Sama halnya dalam pembelajaran pengukuran baik
panjang, waktu maupun berat di sekolah dasar, pengukuran
volume juga diawali dengan pengukuran menggunakan satuan
tidak baku. Pemilihan satuan tidak baku pada pengkuran
volume biasanya terkait dengan keberadaan benda-benda di
sekitar siswa yang mudah dijumpai dan sering dimanfaatkan
oleh siswa. Berikut contoh satuan tidak baku pada ukuran
volume meliputi cangkir, gelas dan bangun-bangun ruang
kecil seperti kubus, balok, prisma, dan kelereng.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 18. Satuan volume tidak baku: (a) cangkir; (b) gelas;
(c) kubus kayu kecil, dan (d) kelereng.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 56


Pada pembelajaran pengukuran volume menggunakan
satuan tidak baku, dapat dirancang sebuah kegiatan
pembelajaran dalam bentuk praktikum di dalam kelas dengan
menggunakan benda-benda yang ada di sekitar siswa.
Langkah-langkah pembelajaran tersebut dapat disusun sebagai
berikut:
1. Siswa dapat dikempokan ke dalam beberapa kelompok dan
masing-masing kelompok mendapatkan bagian satuan tidak
baku volume. Misalnya kelompok 1 mendapatkan satuan
“gelas”, kelompok 2 mendapatkan satuan “balok kayu
kecil” dst.
2. Kemudian arahkan siswa untuk mendaftar benda-benda di
sekitar siswa yang akan diukur volumenya. Satu kelompok
dapat mengukur tiga benda. Pemilihan benda yang diukur
disesuaikan dengan satuan tidak baku yang didapatkan.
Misalnya yang mendapatkan satuan tidak baku “gelas” /
“cangkir” dapat mengukur benda-benda yang berupa zat
cair. Begitupun sebaliknya, Apabila benda yang ingin
diukur adalah volume kardus kapur tulis, maka guru
mengarahkan benda tersebut diukur dengan satuan tidak
baku “kelereng” ataupun “balok kayu kecil”. Guru
memiliki peran untuk mengarahkan siswa pada saat

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 57


mendaftar benda-benda yang akan diukur dan memberikan
saran apabila benda yang akan diukur kurang sesuai dengan
satuan tidak baku yang akan digunakan.

Pengukuran Volume dengan Satuan Tidak Baku


Nama Kelompok : 1 (satu)
Satuan Tidak Baku : Gelas
No. Nama Benda Ukuran
1. 1 Box Susu Cair …………………
2. 1 Botol Sirup …………………
3. 1 Bungkus Kecap …………………

3. Setelah mendaftar benda yang akan diukur, siswa diarahkan


untuk mulai mengukur benda dengan satuan tidak baku
menggunakan gelas. Seperti gambar berikut.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 58


SUSU
SAPI

Gambar 19. Contoh pengukuran satuan tidak baku volume


menggunakan gelas.
4. Hasil pengukuran dari benda tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam tabel yang sudah ditulis sebelumnya.
Misalnya:

Pengukuran Volume dengan Satuan Tidak Baku


Nama Kelompok : 1 (satu)
Satuan Tidak Baku : Gelas
No. Nama Benda Ukuran ( gelas)

1. 1 Box Susu Cair 3


2. 1 Botol Sirup 5
3. 1 Bungkus Kecap 1

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 59


5. Setelah semua hasil pengukuran dimasukkan ke dalam
tabel, siswa diminta untuk mengidentifikasi mana yang
benda yang “paling banyak”, “paling sedikit”, “… lebih
banyak dari…” dan “…..sama banyak dengan…...”.
6. Siswa dalam kelompok kemudian secara bergantian
diminta untuk mengkomunikaiskan hasil pengukurannya di
depan kelas sesuai dengan satuan tidak baku masing-
masing yang digunakan dalam mengukur.

c. Pengukuran Volume dengan Satuan Baku dan


Pembelajarannya
Pembelajaran pengukuran volume menggunakan satuan
baku di sekolah dasar pada umumnya menggunakan alat ukur
gelas ukur. Sedangkan satuan yang dikenalkan yaitu mililiter
(ml), liter (l) dan sentimeter kubik (cc).
Pada pembelajaran pengukuran volume menggunakan
satuan baku, kita dapat merancang sebuah kegiatan
pembelajaran dalam bentuk praktikum di dalam kelas dengan
menggunakan benda-benda yang ada di sekitar siswa.
Langkah-langkah pembelajaran tersebut hampir sama dengan
pengukuran volume menggunakan satuan tidak baku yang
dapat disusun sebagai berikut:

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 60


1. Siswa dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok
dan masing-masing kelompok sudah membawa gelas ukur
masing-masing.
2. Kemudian arahkan siswa untuk mendaftar benda-benda di
sekitar siswa yang akan diukur volumenya. Satu kelompok
dapat mengukur tiga benda. Pemilihan benda yang diukur
disesuaikan dengan alat ukur yang digunakan. Misalnya
untuk mengukur zat cair dan benda padat ukurannya
cendrung kecil kita menggunakan gelas ukur yang memiliki
ukuran lebih kecil dan untuk mengukur benda padat yang
ukurannnya cendrung besar kita dapat menggunakan gelas
ukur dengan ukuran yang lebih besar.
Pengukuran Volume dengan Satuan Baku
Nama Kelompok : 1 (satu)
Alat Ukur Satuan Baku : Gelas Ukur
Satuan Baku : milliliter (ml)
No. Nama Benda Ukuran (ml)
1. Batu Kerikil …………………
2. Satu Bungkus Saos Sambal …………………
3. Kelereng …………………

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 61


3. Setelah mendaftar benda yang akan diukur, siswa diarahkan
untuk mulai mengukur benda dengan gelas ukur yang telah
disiapkan oleh siswa. Seperti gambar berikut.

Gambar 20. Contoh pengukuran volume menggunakan


satuan baku (ml)
Guru harus membimbing siswa dalam kegiatan pengukuran
ini, yaitu dengan memberikan arahan untuk mengamati
posisi awal air pada gelas ukur menunjukkan pada angka
berapa dan ketika sebuah benda dimasukkan tinggi air
berubah ketinggiannya pada titik berapa. Selain
memperagakan cara mengukur volume benda
menggunakan gelas ukur, guru juga harus mengajarkan dan
membimbing siswa bagaimana membaca pengukuran
tersebut. Misalnya pada gambar 20. , guru menyebutkan
volume batu tersebut 20 karena posisi ketinggian berubah
dari 25 menjadi 45. Itu artinya selisih ketinggian air 20.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 62


Setelah itu dilanjutkan dengan melihat satuan yang tertera
dalam gelas ukur. Pada umumnya satuan yang tertulis di
gelas ukur yaitu mililiter (ml), liter (l), dan cc. Karena gelas
ukur yang kita gunakan tertera satuan mililiter (ml) maka
disimpulkan bahwa volume dari batu tersebut dibaca 20 ml.
Pada kasus benda yang berupa zat padat memiliki bentuk
bearturan seperti penghapus papan tulis kita dapat
mengukur volumenya dengan menggunakan rumus.
4. Hasil pengukuran dari benda tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam tabel yang sudah ditulis sebelumnya.
Pastikan hasil pengukuran berat yang telah dilakukan
mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan teliti.
Misalnya:
Pengukuran Volume dengan Satuan Baku
Nama Kelompok : 1 (satu)
Alat Ukur Satuan Baku : Gelas Ukur
No. Nama Benda Tinggi awal Tinggi akhir Selisih (ml)
1. Batu Kerikil 25 45 20
2. Saos Sambal 25 35 10
3. Kelereng 25 40 15

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 63


5. Setelah semua hasil pengukuran dimasukkan ke dalam
tabel, siswa diminta untuk mengidentifikasi mana yang
benda yang “paling banyak”, “paling sedikit”, “… lebih
banyak dari…” dan “…..sama banyak dengan…...”.
6. Siswa dalam kelompok kemudian secara bergantian
diminta untuk mengkomunikaiskan hasil pengukurannya di
depan kelas sesuai dengan benda-benda yang masing-
masing telah diukur.

Selain hal hal tersebut, juga perlu mengenalkan satuan


baku volume yang lain dan membelajarkan adanya konversi
satuan baku pada pengukuran volume. Konversi satuan baku
dapat dikenalkan dengan dua satuan misal liter (l) dan
milliliter (ml). Siswa diajak untuk menyelidiki dengan
difasilitasi disediakan sebuah botol kosong dengan kapasitas 1
liter (l), sebuah gelas dengan kapasitas 100 mililiter (ml) dan
air sirup di ember. Siswa diminta menyelidiki berapa gelas air
sirup yang digunakan untuk mengisi botol sampai penuh. Hasil
penyelidikan menunjukkan ada 10 gelas air sirup untuk
memenuhi botol. Dari hasil penyelidikan tersebut siswa diajak
untuk menyimpulkan bahwa 1 liter sama dengan 1000
mililiter.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 64


Langkah berikutnya adalah dengan mengenalkan adanya
satuan volume lain dan keterkaitan diantaranya. Gambar
tangga satuan volume seperti gambar berikut ini

Gambar 21. Tangga konversi satuan baku volume


Misalnya konversi satuan baku volume tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1 liter = …mililiter, karena dari liter (l) ke mililiter(ml) turun
sebanyak tiga tingkat dan apabila setiap turun satu tingkat
dikalikan 10, maka 10 × 10 × 10 = 1000. Jadi 1 l (liter) sama
dengan 1000 ml (milliliter). Selanjutnya apabila dari satuan
yang lebih kecil ke satuan yang lebih besar. 100 cl = …l,
karena dari centiliter (cl) ke liter (l) naik sebanyak dua tingkat
dan apabila setiap naik satu tingkat dibagi 10, maka 10 ×

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 65


10 = 100. Jadi 100 cl (centiliter) sama dengan 1 l(liter),
karena 100: 100 = 1.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 66


BAB 7. PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI
KELAS AWAL

Pada bab 7 ini akan dijabarkan tentang kompetensi dasar


materi pengukuran di kelas awal (kelas 1, 2 dan 3) serta contoh
implementasinya dalam pembelajaran di kelas. Sehingga
diperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran yang
sesuai untuk level kelas awal dalam kurikulum 2013.

Ruang lingkup pembelajaran matematika di sekolah dasar


meliputi bilangan, geometri dan pengukuran. Dalam kurikulum
2013, ruang lingkup materi pengukuran muncul di setiap kelas
dari kelas 1 sampai kelas 6 sekolah dasar.

Pada tabel berikut merupakan penjabaran standar isi


sesuai kurikulum 2013 berdasarkan permendikbud nomor 23
tahun 2016 lampiran 14. Pasangan kompetensi dasar meliputi
ranah pengetahuan dan keterampilan dapat dikembangkan dalam
indicator kompetensi, sekaligus mengidentifikasi materi pokok
yang dapat dikembangkan di kelas 1, 2 dan 3.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 67


Tabel 7.1 Kompetensi Dasar Pembelajaran Pengukuran di Kelas Awal

Kelas KD 3 KD 4 Materi Indikator


pokok
1 3.8 Mengenal dan 4.8 Melakukan Pengukuran 3.8.1.
menentukan pengukuran Panjang Membandingkan
panjang dan berat panjang dan berat dengan panjang dua benda
dengan satuan dalam satuan satuan tidak dengan istilah
tidak baku tidak baku dengan baku sehari-hari
menggunakan menggunakan 3.8.2.
benda/situasi benda/situasi Menentukan panjang
konkret konkret benda dengan satuan
tidak baku
4.8.1
Mengukur panjang
benda dengan
dengan satuan tidak
baku
4.8.2. Menggunakan
istilah panjang,
pendek dalam
konteks
membandingkan
Panjang dua benda

Pengukuran 3.8.4.
berat dengan Membandingkan
satuan tidak berat dua benda
baku dengan istilah
sehari-hari
3.8.5.
Menentukan berat
benda dengan satuan
tidak baku
4.8.3
Mengukur berat
benda dengan
dengan neraca
sederhana
4.8.4. Menggunakan
istilah berat, ringan
dalam konteks

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 68


membandingkan
berat dua benda

3.9 4.9 Mengurutkan Pengukuran 3.9.1. Menentukan


Membandingkan benda/kejadian/ waktu lama kejadian
panjang, berat, keadaan menggunakan istilah
lamanya waktu, berdasarkan lama, sebentar
dan suhu panjang, berat, 3.9.2.
menggunakan lamanya waktu, Membandingkan dua
benda/ situasi dan suhu kejadian
konkret menggunakan istilah
lebih lama
4.9.1. Mengurutkan
beberapa kejadian
berdasarkan lama
waktu terjadi

Pengukuran 3.9.3. Menentukan


panjang Panjang benda
menggunakan istilah
Panjang pendek
3.9.4.
Membandingkan
pajang dua benda
menggunakan istilah
lebih panjang
4.9.2. Mengurutkan
beberapa benda
berdasarkan ukuran
pajangnya

Pengukuran 3.9.5. Menentukan


berat berat benda
menggunakan istilah
berat ringan
3.9.6.
Membandingkan
berat dua benda
menggunakan istilah
lebih berat

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 69


4..9.3. Mengurutkan
beberapa benda
berdasarkan berat
benda
Pengukuran
suhu 3.9.7. Menentukan
suhu benda
menggunakan istilah
panas dingin
3.9.8.
Membandingkan
suhu dua benda
menggunakan istilah
lebih panas
4..9.4. Mengurutkan
beberapa benda
berdasarkan suhunya
2 3.6 Menjelaskan 4.6 Melakukan Pengukuran 3.6.1.
dan menentukan pengukuran Panjang Menyebutkan alat
panjang (termasuk panjang (termasuk dengan ukur panjang
jarak), berat, dan jarak), berat, dan satuan baku 3.6.2.
waktu dalam waktu dalam Menentukan jarak
satuan baku, yang satuan baku, yang dua tempat / benda
berkaitan dengan berkaitan dengan dengan satuan baku
kehidupan sehari- kehidupan sehari- 3.6.3.
hari hari Membandingkan
jarak dua
tempat/benda
dengan istilah jauh,
dekat
3.6.4. menjelaskan
hubungan
antarsatuan panjang
4.6.1
Mengukur jarak dua
tempat / benda
dengan dengan
satuan baku
4.6.2. Menggunakan
istilah jauh , dekat
dalam konteks
membandingkan

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 70


jarak dua tempat /
benda
4.6.3. Mengurutkan
Panjang beberapa
benda menggunakan
satuan baku
4.6.4. Mengonversi
antarsatuan Panjang

Pengukuran 3.6.5.
Berat dengan Menyebutkan alat
satuan baku ukur berat
3.6.6. Menentukan
berat benda dengan
satuan baku
3.6.7.
Membandingkan
berat dua benda
dengan istilah berat,
ringan
3.6.8. menjelaskan
hubungan
antarsatuan berat
4.6.5
Mengukur berat
benda dengan
dengan satuan baku
4.6.6. Menggunakan
istilah berat dan
ringan dalam
konteks
membandingkan
berat dua benda
4.6.7. Mengurutkan
berat beberapa
benda menggunakan
satuan baku
4.6.8. Mengonversi
antarsatuan berat

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 71


Pengukuran 3.6.9. Menyebutkan
waktu alat ukur waktu
dengan 3.6.10.
satuan baku Menentukan lama
waktu suatu kejadian
satuan baku tahun,
bulan, minggu, hari,
jam
3.6.11.
Membandingkan
lama waktu dua
kejadian dengan
istilah lama, sebentar
3.6.12. menjelaskan
hubungan
antarsatuan waktu
tahun, bulan,
minggu, hari, jam
4.6.9.
Mengukur lama
kejadian dengan
dengan satuan baku
4.6.10.
Menggunakan istilah
lama dan sebentar
dalam konteks
membandingkan
lama dua kejadian
4.6.11. Mengurutkan
lama waktu kejadian
beberapa benda
menggunakan satuan
baku
4.6.12. Mengonversi
antarsatuan waktu
tahun, bulan,
minggu, hari, jam
3 3.6 Menjelaskan 4.6 Pengukuran 3.6.1. Menjelaskan
dan menentukan Menyelesaikan waktu waktu suatu kejadian
lama waktu suatu masalah yang mengunakan jam
kejadian berkaitan lama analog
berlangsung waktu suatu 3.6.2. Menjelaskan
hubungan satuan

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 72


kejadian waktu jam, menit
berlangsung dan detik
3.6.3. Menentukan
lama suatu kejadian
yang melibatkan
satuan jam
3.6.4. Menentukan
lama suatu kejadian
yang melibatkan
satuan jam dan
menit
4.6.1 Menentukan
letak jarum pendek
dan jarum Panjang
pada jam analog
sebagai penunjuk
waktu tertentu
4.6.2. Membaca
tanda waktu pada
jam analog
4.6.3. Menlis tanda
waktu pada jam
analog
4.6.4. Mengonversi
antar satuan waktu
jam, menit dan detik
menggunakan jam
analog
4.6.5.
Menyelesaikan
permasalahan sehari-
hari tetang lama
waktu kejadian yang
melibatkan satuan
waktu jam
4.6.6.
Menyelesaikan
permasalahan sehari-
hari tetang lama
waktu kejadian yang
melibatkan satuan
waktu jam dan menit

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 73


3 3.7 4.7 Pengukuran 3.7.1. Mengonversi
Mendeskripsikan Menyelesaikan panjang antarsatuan baku
dan menentukan masalah yang dengan untuk Panjang yang
hubungan antar berkaitan dengan satuan baku digunakan dalam
satuan baku untuk hubungan kehidupan sehari-
panjang, berat, dan antarsatuan baku hari
waktu yang untuk panjang, 4.7.1.
umumnya berat, dan waktu Menyelesaikan
digunakan dalam yang umumnya masalah sehari-hari
kehidupan sehari- digunakan dalam tentang hubungan
hari kehidupan sehari- antar satuan baku
hari untuk panjang

Pengukuran 3.7.2. Mengonversi


berat dengan antarsatuan baku
satuan baku untuk berat yang
digunakan dalam
kehidupan sehari-
hari
4.7.2.
Menyelesaikan
masalah sehari-hari
tentang hubungan
antar satuan baku
untuk berat

Pengukuran 3.7.3. Mengonversi


waktu antarsatuan baku
dengan untuk waktu yang
satuan baku digunakan dalam
kehidupan sehari-
hari
4.7.3.
Menyelesaikan
masalah sehari-hari
tentang hubungan
antar satuan baku
untuk waktu

3 3.8 Menjelaskan 4.8 Luas daerah 3.8.1. Menjelaskan


dan menentukan Menyelesaikan bangun datar arti luas daerah
luas dan volume masalah luas dan dalam satuan bangun datar dengan
dalam satuan tidak volume dalam tidak baku

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 74


baku dengan satuan tidak baku batuan persegi
menggunakan dengan satuan
benda konkret menggunakan 3.8.2. Menentukan
benda konkret luas daerah bangun
datar dengan persegi
satuan
4.8.1.
Menyelesaikan
masalah luas dalam
satuan tidak baku

Volume 3.8.3. Menjelaskan


bangun arti volume bangun
ruang dalam ruang dengan satuan
satuan tidak tidak baku
baku 3.8.4. Menentukan
volume bangun
ruang dengan satuan
tidak baku
4.8.2.
Menyelesaikan
masalah volume
dalam satuan tidak
baku

3 3.10 Menjelaskan 4.10 Menyajikan Keliling 3.10.1. Menjelaskan


dan menentukan dan bangun datar arti keliling bangun
keliling bangun menyelesaikan (persegi dan datar
datar masalah yang persegi 3.10.2. Menentukan
berkaitan dengan panjang) keliling bangun
keliling bangun datar
datar 4.10.1 Menyebutkan
permaslahan sehari-
hari tentang keliling
bangun datar
4.10.2.
Menyelesaikan
masalah sehari-hari
tentang keliling
bangun datar
3 3.11 Menjelaskan 4.11 Pengukuran 3.11.1. Menjelaskan
sudut, jenis sudut Mengidentifikasi sudut unsur-unsur sudut
(sudut siku-siku, jenis sudut, (sudut

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 75


sudut lancip, dan siku-siku, sudut 3.11.2.
sudut tumpul), dan lancip, dan sudut Menyebutkan jenis
satuan pengukuran tumpul), dan sudut (siku-siku,
tidak baku satuan pengukuran lancip dan tumpul)
tidak baku 4.11.1.
Menunjukkan sudut
pada benda nyata
4.11.2.
Mengidentifikasi
jenis sudut
4.11.3 Menentukan
besar sudut dengan
satuan tidak baku
menggunakan pojok
buku

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 76


BAB 8. PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI
KELAS TINGGI

Pada bab 8 ini akan dijabarkan tentang kompetensi dasar


materi pengukuran di kelas tinggi (kelas 4, 5 dan 6) serta contoh
implementasinya dalam pembelajaran di kelas. Sehingga
diperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran yang
sesuai untuk level kelas awal dalam kurikulum 2013.

Ruang lingkup pembelajaran matematika di sekolah dasar


meliputi bilangan, geometri dan pengukuran. Dalam kurikulum
2013, ruang lingkup materi pengukuran muncul di setiap kelas
dari kelas 1 sampai kelas 6 sekolah dasar.

Pada tabel berikut merupakan penjabaran standar isi


sesuai kurikulum 2013 berdasarkan permendikbud nomor 23
tahun 2016 lampiran 14. Pasangan kompetensi dasar meliputi
ranah pengetahuan dan keterampilan dapat dikembangkan dalam
indicator kompetensi, sekaligus mengidentifikasi materi pokok
yang dapat dikembangkan di kelas 4, 5 dan 6.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 77


Tabel 8.1 Kompetensi Dasar Pembelajaran Pengukuran di Kelas Tinggi

Kelas KD 3 KD 4 Materi pokok Indikator


4 3.7. 4.7 Pembulatan dan 3.7.1. Menentukan
Menjelaskan Menyelesaikan penaksiran hasil pembulatan hasil
dan melakukan masalah pengukuran pengukuran Panjang
pembulatan pembulatan hasil Panjang ke satuan terdekat
hasil pengukuran
pengukuran panjang dan 3.7.2. Menentukan
panjang dan berat ke satuan hasil penaksiran dari
berat ke satuan terdekat pengukuran panjang
terdekat
4.7.1 Menyelesaikan
masalah penaksiran
hasil pengukuran
Panjang

Pembulatan dan 3.7.3. Menentukan


penaksiran hasil pembulatan hasil
pengukuran pengukuran berat ke
berat satuan terdekat

3.7.4. Menentukan
hasil penaksiran dari
pengukuran berat

4.7.2 Menyelesaikan
masalah penaksiran
hasil pengukuran
berat

4 3.9 4.9 Keliling bangun 3.9.1. Menentukan


Menjelaskan Menyelesaikan datar (persegi, keliling persegi
dan masalah persegi panjang, dengan satuan baku
menentukan berkaitan dengan segiempat 3.9.2. Menentukan
keliling dan keliling dan luas (jajargenjang, keliling persegi
luas persegi, persegi, trapesium, panjang dengan
persegipanjang, persegipanjang, layang-layang, satuan baku
dan segitiga dan segitiga belah ketupat), 3.9.3. Menentukan
serta hubungan termasuk segitiga) keliling segiempat
pangkat dua melibatkan dengan satuan baku
pangkat dua

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 78


dengan akar dengan akar 3.9.4. Menentukan
pangkat dua pangkat dua keliling segitiga
dengan satuan baku
4.9.1. Menyelesaikan
masalah tentang
keliling bangun datar

3.9.5. Menentukan
Luas daerah luas daerah persegi
bangun datar dengan satuan baku
(persegi, 3.9.6. Menentukan
persegi panjang, luas daerah persegi
segiempat(jajar panjang dengan
genjang, satuan baku
trapesium, 3.9.7. Menentukan
layang-layang, luas daerah
belah ketupat), segiempat dengan
segitiga) satuan baku
3.9.8. Menentukan
luas daerah segitiga
dengan satuan baku
4.9.2. Menyelesaikan
masalah tentang luas
daerah bangun datar

4 3.12 4.12 Mengukur Pengukuran 3.12.1. Menjelaskan


Menjelaskan sudut pada sudut dengan cara penggunaan
dan bangun datar satuan baku busur derajat
menentukan dalam satuan menggunakan 3.12.2. Menentukan
ukuran sudut baku dengan busur derajat besar sudut bangun
pada bangun menggunakan datar dengan satuan
datar dalam busur derajat baku
satuan baku 3.12.3. Menjelaskan
dengan perbedaan besar
menggunakan sudut lancip, sudut
busur derajat siku-siku dan sudut
tumpul pada bangun
datar
4.12.1.Mengukur
besar sudut pada
bangun datar

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 79


menggunakan busur
derajat
4.12.2. Membedakan
sudut lancip, sudut
siku-siku dan sudut
tumpul pada bangun
datar
5 3.3. 4.3. Jarak, waktu, 3.3.1. Menjelaskan
Menjelaskan menyelesaikan kecepatan kecepatan sebagai
perbandingan masalah yang perbandingan jarak
dua besaran berkaitan dengan dan waktu
yang berbeda perbandingan 3.3.2. Mengkonversi
(kecepatan dua besaran yang antarsatuan
sebagai berbeda kecepatan
perbandingan (kecepatan, 4.3.1. Membuat
jarak dengan debit) gambar atau tabel
waktu, debit dari masalah yang
sebagai berkaitan dengan
perbandingan kecepatan
volume dan 4.3.2. Menyelesaikan
waktu) masalah yang
berkaitan dengan
kecepatan

Volume, waktu, 3.3.1. Menjelaskan


debit debit sebagai
perbandingan volume
dan waktu
3.3.2. Mengkonversi
antarsatuan debit
4.3.1. Membuat
gambar atau tabel
dari masalah yang
berkaitan dengan
debit
4.3.2. Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
debit

3.4 4.4 Skala: 3.4.1. menjelaskan


Menjelaskan Menyelesaikan perbandingan skala pada denah
masalah yang

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 80


skala melalui berkaitan dengan pengukuran 3.4.2.
denah skala pada denah panjang mengidentifikasi cara
menentukan jarak
sesungguhnya pada
denah
3.4.3.
mengidentifikasi cara
menentukan skala
suatu denah
4.4.1. membuat
denah rumah dengan
skala tertentu
5 3.5 4.5 Volume bangun 3.5.1. Menjelaskan
Menjelaskan, Menyelesaikan ruang arti volume balok
dan masalah yang dengan kubus satuan
menentukan berkaitan dengan 3.5.2. Menentukan
volume bangun volume bangun volume bangun ruang
ruang dengan ruang dengan kubus
menggunakan menggunakan 3.5.3. Menentukan
satuan volume satuan volume volume bangun ruang
(seperti kubus (seperti kubus limas
satuan) serta satuan) 3.5.4. Menentukan
hubungan melibatkan volume bangun ruang
pangkat tiga pangkat tiga dan prisma
dengan akar akar pangkat tiga 3.5.5. Menentukan
pangkat tiga volume bangun ruang
tabung
3.5.6. Menentukan
volume bangun ruang
kerucut
4.5.1. Menyelesaikan
masalah tentang
volume bangun ruang
prisma
4.5.2. Menyelesaikan
masalah tentang
volume bangun ruang
limas
6 3.5 4.5 Menaksir Keliling dan 3.5.1. Menjelaskan
Menjelaskan keliling dan luas luas daerah keliling lingkaran
taksiran lingkaran serta lingkaran menggunakan benda
keliling dan menggunakannya konkret
luas lingkaran untuk

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 81


menyelesaikan 3.5.2. Menentukan
masalah nilai phi
3.5.3. Menentukan
keliling lingkaran
3.5.4. Menentukan
luas daerah lingkaran

4.5.1. Mengukur
keliling lingkaran
dengan benda
konkret
4.5.2. Membuktikan
nilai phi
4.5.3. Membuktikan
luas daerah lingkaran
4.5.4. Menyelesaikan
masalah tentang
keliling lingkaran
4.5.5.
Menyelesaikan
masalah tentang luas
daerah lingkaran

6 3.7 4.7 Luas 3.7.1. Menjelaskan


Menjelaskan Mengidentifikasi permukaan luas permukaan
bangun ruang bangun ruang bangun ruang sebuah bangun ruang
yang yang merupakan menggunakan jaring-
merupakan gabungan dari jaring bangun ruang.
gabungan dari beberapa bangun 3.7.2. Menentukan
beberapa ruang, serta luas luas permukaan
bangun ruang, permukaan dan bangun ruang balok
serta luas volumenya 3.7.3. Menentukan
permukaan dan luas permukaan
volumenya bangun ruang kubus
3.7.4. Menentukan
luas permukaan
bangun ruang prisma
(termasuk tabung)
3.7.5. Menentukan
luas permukaan
bangun ruang limas
(termasuk kerucut)

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 82


3.7.6 Menentukan
Volume dan volume bangun ruang
luas permukaan gabungan beberapa
gabungan bangun ruang
beberapa 3.7.7 Menentukan
bangun ruang luas daerah
permukaan bangun
ruang gabungan
beberapa bangun
ruang
4.7.1.
Mengidentifikasi
bangun ruang
pembentuk bangun
ruang gabungan
beberapa bangun
ruang.
4.7.2. Menyelesaikan
masalah tentang
volume bangun ruang
gabungan beberapa
bangun ruang
4.7.2. Menyelesaikan
masalah tentang luas
daerah permukaan
bangun ruang
gabungan beberapa
bangun ruang

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 83


BAB 9. PEMECAHAN MASALAH TENTANG
PENGUKURAN

Pemecahan masalah dalam pengukuran menjadi


permasalahan bagi beberapa siswa, karena dalam pemecahan
masalah dalam pengukuran membutuhkan beberapa langkah
yang tidak biasa. Hal ini sering melibatkan langkah-langkah
pemecahan masalah oleh Gorge Polya, yaitu memahami masalah,
merencanakan pemecahan, melaksanakan rencana dan melihat
kembali.
Pada bab ini akan diberikan contoh pemecahan masalah
di kelas tinggi pada materi jarak, waktu dan kecepatan. Materi ini
diajarkan dengan Kompetensi Dasar dan indikator pembelajaran
sebagai berikut:
Tabel 9.1 Kompetensi Dasar dan Indikator di Kelas Tinggi
Kompetensi Dasar Indikator
3.3. Menjelaskan perbandingan dua 3.3.1. Menjelaskan kecepatan
besaran yang berbeda (kecepatan sebagai perbandingan jarak dan
sebagai perbandingan jarak dengan waktu
waktu, debit sebagai perbandingan 3.3.2. Mengkonversi antarsatuan
volume dan waktu) kecepatan

4.3. menyelesaikan masalah yang 4.3.1. Membuat gambar atau tabel


berkaitan dengan perbandingan dua dari masalah yang berkaitan dengan
besaran yang berbeda (kecepatan, kecepatan
debit) 4.3.2. Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan kecepatan

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 84


I. Materi Prasyarat

A. Jarak 2 Tempat

Rumah Andi Rumah Boni

(tugu lilin)

Jarak rumah Andi dan Tugu lilin adalah 1,4 km.

Jarak rumah Boni dan tugu lilin adalah 1 km.

Berapa meter jarak rumah Andi dan rumah Boni?

Gambar B

A T B

AT = 1,4 km

BT = 1 km

AB = 1,4 + 1= 2,4 km

2,4 km = 2,4 x 1000 = 2400 m

Jadi jarak rumah Andi dan rumah Boni adalah

2,4 km = 2400 m

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 85


B. Waktu

Andi akan bermain ke rumah Boni dengan bersepeda.

Andi berangkat dari rumahnya pukul 10.55 dan sampai di rumah Boni pukul
11.05

Berapa lama Andi bersepeda ke rumah Boni?

Berangkat pukul 10.55 waktu = 10 menit

10 1
Sampai tujuan pukul 11.05 10 menit   jam , atau
60 6

10menit  10  60  600 detik


1
Jadi Andi bersepeda ke rumah Boni selama 10 menit = jam = 600 detik.
6
II. Materi Utama:

A. Kecepatan

Rumah Andi Rumah Boni

(tugu lilin)

Andi dan Cita akan bermain ke rumah Boni.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 86


 Andi bersepeda dari rumah Andi ke rumah Boni
 Cita berjalan kaki dari rumah Andi ke rumah Boni
a) Andi bersepeda membutuhkan waktu 10 menit
Cita berjalan kaki membutuhkan waktu 20 menit
Siapa yang lebih cepat? Andi
Jadi Andi lebih cepat dari Cita
Siapa yang lebih lambat? Cita
Jadi Cita lebih lambat dari Andi
b) Kecepatan Andi bersepeda :

Diketahui :
jarak yang ditempuh = jarak rumah Andi dan rumah Boni= 2,4 km =
2400 m
Waktu yang diperlukan = 10 menit = 1 jam = 600 detik
6
Ditanya:
Kecepatan rata-rata Andi bersepeda?

Jawab :
kecepatan rata-rata Andi bersepeda = 2400 : 600 = 4 m/detik

Atau

Kecepatan rata-rata Andi bersepeda  2,4 : 1


6
24 1
 :
10 6
24 6
 
10 1
144

10
 14,4km / jam

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 87


Jadi kecepatan rata-rata Andi bersepeda adalah 4 m/detik atau 14,4
km/jam
c) Kecepatan Cita berjalan kaki:
Diketahui :
jarak yang ditempuh = jarak rumah Andi dan rumah Boni = 2,4 km =
2400 m
Waktu yang diperlukan = 20 menit = 20 x 60 = 1200 detik
Atau
20 1
20 menit =  jam
60 3
Ditanya:
kecepatan rata-rata cita berjalan kaki?

Jawab:
kecepatan rata-rata cita berjalan kaki = 2400 : 1200 = 2 m/detik
Atau
kecepatan rata-rata cita berjalan kaki  2,4 : 1
3
24 1
 :
10 3
24 3
 
10 1
72

10
 7,2km / jam
Jadi kecepatan rata-rata Cita berjalan kaki adalah 2m/detik atau 7,2
km/jam

d) Kecepatan merupakan perbandingan jarak yang ditempuh dan waktu


yang diperlukan.

s
v
t

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 88


Keterangan: Satuan
v = kecepatan m/detik km/jam
s= jarak yang ditempuh M km
t= waktu yang diperlukan detik jam

Perhatikan :

 Sejajar x (kali)
Atas bawah : (bagi)

V t

Jadi

s
v
t
s  vt
s
t
v
Keterangan: satuan
v = kecepatan m/detik km/jam
s= jarak yang ditempuh m km
t= waktu yang diperlukan detik jam

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 89


B. Latihan Soal

1) Cita hendak bermain ke lapangan dengan berjalan kaki. Jika kecepatan


rata-rata Cita berjalan kaki adalah 2m/detik dan Cita berjalan selama 8 menit.
Berapa jarak rumah Cita ke lapangan desa?
a. 960 m
b. 800 m
c. 720 m
d. 400 m
Kunci jawaban: a

2) Boni bersepeda ke sekolah dengan kecepatan rata-rata 5 m/detik. Jarak


rumah Boni dan sekolah adalah 6 km. Berapa menit waktu yang diperlukan
Boni untuk bersepeda dari rumahnya ke sekolah?
a. 40 menit
b. 30 menit
c. 20 menit
d. 10 menit
Kunci jawaban: c

3) Pak Edo berangkat ke kantor mengendarai sepeda motor. Jarak dari rumah
ke kantor Pak Edo adalah 45 km. Pak Edo berangkat kerja pukul 06.30. Agar
Pak Edo sampai di kantor tepat pukul 08.00, berapa kecepatan rata-rata
sepeda motor Pak Edo?
a. 20 km/jam
b. 30 km/jam
c. 40 km/jam
d. 60 km/jam
Kunci jawaban: b

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 90


C. PEMECAHAN MASALAH

Pemecahan masalah diberikan setelah siswa menguasai


materi jarak waktu kecepatan serta memahami soal latihan yang
diberikan. Pada pemecahan masalah diberikan soal yang merupakan
pengembangan dari materi jarak, waktu dan kecepatan. Pemecahan
masalah ini dapat digunakan sebagai materi diskusi kelompok,
karena memerlukan keterampilan memecahkan masalah dengan
pengembangan rumus yang sudah ada maupun dengan menggunakan
strategi pemecahan masalah. Pengembangan rumus jarak, waktu dan
kecepatan digunakan dalam permasalahan tentang situasi berpapasan,
situasi menyusul, situasi berhenti sejenak. Pada langkah
penyelesaiannya dapat diterapkan strategi pemecahan masalah yaitu
membuat gambar atau membuat tabel.
Kompetensi keterampilan yang berbunyi 4.3. Menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan perbandingan dua besaran yang
berbeda (kecepatan, debit), dapat dilatih pada bagian pemecahan
masalah. Sehingga berbagai strategi pemecahan masalah yang
dihasilkan siswa dalam rangka menyelesaikan permasalahan dapat
dibuat sebagai portofolio yang dipresentasikan sebagai proses
matematisasi horisontal. Sedangkan pengembangan rumus jarak,
waktu dan kecepatan untuk menyelesaikan permasalahan yang dapat
ditemukan siswa atau difasilitasi oleh guru dapat dijadikan sebagai
proses matematisasi vertikal.
Dalam matematisasi horisontal, siswa mulai dari soal-soal
kontekstual, mencoba menguraikan dengan bahasa dan simbol yang
dibuat sendiri, kemudian menyelesaikan soal tersebut. Dalam proses

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 91


ini, setiap orang dapat menggunakan cara mereka sendiri yang
mungkin berbeda dengan orang lain. Contoh matematisasi horisontal
adalah pengidentifikasian, perumusan, dan penvisualisasian masalah
dalam cara-cara yang berbeda.
Dalam matematisasi vertikal, dimulai dari soal-soal
kontekstual, tetapi dalam jangka panjang diharapkan siswa dapat
menyusun prosedur tertentu yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan soal-soal sejenis secara langsung, tanpa bantuan
konteks. Sedangkan contoh matematisasi vertikal adalah representasi
hubungan-hubungan dalam rumus, perbaikan dan penyesuaian model
matematika.
Siswa dapat memecahkan masalah dengan cara-cara
informal melalui matematisasi horisontal. Cara-cara informal yang
ditunjukkan oleh siswa sebagai inspirasi pembentukan konsep atau
aspek matematikanya ditingkatkan melalui matematisasi vertikal.
Melalui proses matematisasi horisontal-vertikal diharapkan siswa
dapat memahami atau menemukan konsep-konsep matematika
(pengetahuan matematika formal). Proses matematisasi horizontal-
vertikal ini terdapat dalam Realistic Mathematics Education (RME),
teori pembelajaran yang dikembangkan di Belanda sejak tahun 1970-
an oleh Hans Freudenthal, tetapi sudah diadaptasi dan dikembangkan
juga di Indonesia dengan nama Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI).
Ilustrasi berikut merupakan contoh proses matematisasi
horisontal menuju matematisasi vertikal:

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 92


Tabel 9.2 Contoh Proses Matematisasi Horisontal Menuju
Matmatisasi Vertikal

Situasi Jarak rumah Andi dan Boni 2,4 km. Andi


naik sepeda ke rumah Boni berangkat pukul
kontekstual
07.00 dengan kecepatan rata-rata 4 m/detik.
Boni jalan kaki ke rumah Andi berangkat
pukul 07.00 dengan kecepatan rata-rata 1
m/detik. Jika Andi dan Boni melalui jalan
yang sama , pada pukul berapa mereka
berpapasan?

Matematisasi Diketahui:
Jarak kedua rumah : s = 2,4 km = 2,4 x
horisontal
1000 = 2400 m
Kecepatan rata-rata Andi v1  4
m/detik
Kecepatan rata-rata Boni v 2  1
m/detik

Ditanya:
Pukul berapa Andi dan Boni
berpapasan?

Jawab:

Kecepatan rata-rata Andi v1  4 m/detik,


artinya setiap detik menempuh jarak 4
meter, sehingga 1 menit (60 detik)
menempuh jarak 240meter.

Kecepatan rata-rata Boni v 2  1 m/detik,


artinya setiap detik menempuh jarak 1
meter, sehingga 1 menit menempuh jarak 60
meter.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 93


Strategi pemecahan masalah dengan
membuat gambar:
Setiap menit digambarkan jarak yang
ditempuh Andi dan Boni:

Andi
240m 240m 240m …

… 60m 60m 60m


Boni

Pada menit pertama: Andi menempuh 240


m dan Boni 60 m.
Pada menit kedua: total Andi menempuh
480m dan Boni 120m.
Pada menit ketiga: total Andi menempuh
720m dan Boni 180m.
Apakah sudah berpapasan? Jarak rumah
Andi dan Boni 2400m.
Pada menit ketiga belum berpapasan,
Karena jarak yang ditempuh Andi dan Boni
baru 720+180=900m. Sehingga masih ada
2400-900=1300m jarak Andi dan Boni.
Dilanjutkan menit keempat: total Andi
menempuh 960m dan Boni 240m.
Pada menit kelima: total Andi menempuh
1200m dan Boni 300m.
Pada menit keenam: total Andi menempuh
1440m dan Boni 360m, sehingga jika
dijumlahkan 1800m.
Pada menit ketujuh: total Andi menempuh
1680m dan Boni 420m, sehingga jika
dijumlahkan 2000m.
Pada menit kedelapan: total Andi
menempuh 1920m dan Boni 480m,
sehingga jika dijumlahkan 2400m.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 94


Karena total jarak yang ditempuh Andi dan
Boni tepat 2400m pada menit kedelapan.
Berarti Andi dan Boni berpapasan pada
menit kedelapan setelah pukul 07.00

Jadi Andi dan Boni berpapasan pukul 07.08.

Matematisasi Diketahui:
Jarak kedua rumah : s = 2,4 km = 2,4 x
vertikal
1000 = 2400 m
Kecepatan rata-rata Andi v1  4
m/detik
Kecepatan rata-rata Boni v 2  1
m/detik

Ditanya:
Pukul berapa Andi dan Boni
berpapasan?

Jawab:
vtotal  v1  v2  4  1  5 m/detik
s
t
v
2400
t
5
t  480 det ik
Sehingga t = 480 detik = 480 : 60 = 8
menit.
Setelah 8 menit dari waktu kerangkatan
Andi dan Boni, mereka berpapasan.

Jadi Boni dan Andi berpapasan pada


pukul 07.08.

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 95


Pada bagian pemecahan masalah diperlukan waktu lebih
banyak bagi siswa untuk memahami dan menyelesaikan
permasalahan, Karena ada 4 permasalahan dengan situasi kontekstual
yang berbeda, maka dapat dilakukan dengan pembentukan kelompok
dan penugasan setiap kelompok mendiskusikan satu permasalahan,
sehingga total ada empat kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan
presentasi tiap kelompok, utnuk mendapatkan feedback dari
kelompok lain dan konfirmasi dari Guru. Dinamika kelompok lain
yang dapat dilakukan saat langkah pemecahan masalah dapat
mengadopsi dinamika kelompok dalam model pembelajaran Jigsaw,
jika waktu pembelajaran masih memungkinkan.
Contoh permasalahan lain yang dapat digunakan sebagai
berikut:
1) Cita berjalan kaki dari rumah ke sekolah dengan kecepatan rata-rata
2m/detik. Sejauh 1,8 km di belakangnya, Andi bersepeda menyusul
Cita dengan kecapatan rata-rata 4 m/detik. Dalam waktu berapa menit
Andi akan menyusul Cita?
2) Jarak rumah Boni ke sekolah adalah 4,8 km. Boni bersepeda ke rumah
Andi berangkat pukul 06.10 dengan kecepatan rata-rata 8 m/detik.
Namun di tengah perjalanan Boni berhenti di warung untuk membeli
es selama 5 menit. Pada pukul berapa Ia sampai di sekolah?
3) Jarak rumah Andi dan Boni 2,4 km. Andi dan Cita berangkat pada
pukul 9.00 ke rumah Boni. Andi bersepeda ke rumah Boni dengan
kecepatan rata-rata 4m/detik, tetapi dia berhenti membeli kado
selama 20 menit. Cita berjalan kaki ke rumah Boni dengan kecepatan
2m/detik, Ia tidak berhenti sama sekali. Siapa yang tiba di rumah Boni
lebih dulu?

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 96


DAFTAR PUSTAKA
Associate Professor Tom Cooper. 1993. Teaching Measurment
Process in the Primary School. Queensland: The Centre of
Mathematics and science Education Queensland University
of Technology
Gravemeijer, Koeno. 1994. Developing Realistic Mathematics
Education. Freudenthal Institute Utrecht University.
Netherlands
Heuvel-Panhuizen, Marja & Buys, Kees. 2005. Young Children
Learn Measurement and Geometry. Freudenthal Institute
Utrecht University. Netherlands
Kennedy, Leonard M, dkk. 2008. Guding Childresn’s of
Mathematics. Belmot, USA: Thomson Higher Education:
Polya, George. 1945. How to Solve It A New Aspect of
Mathematics Method. New York: Stanford University.
Wadsworth, Barry J. 1984. Piaget’s Theory of Cognitive and
Affective Development third edition. Longman Inc. USA
Wahyudin. 2003. Ensiklopedia Matematika & Peradaban
Manusia. Jakarta: CV. Tarity Samudra Berlian
Walle, John A.Van De, dkk. 2013. Elementary and Middle School
Mathematics Teaching Developmentally. New Jersy:
Pearson Education

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 97


GLOSARIUM

berat : ukuran tarikan atau gaya gravitasi pada


suatu obyek

conservation : ciri-ciri anak yang dapat mengkonsep


(kekekalan) bahwa jumlah atau besaran tertentu
dari suatu matrial adalah sama
meskipun dilakukan beberapa
perubahan

kecepatan : perbandingan jarak yang ditempuh dan


waktu tempuh.

panjang : konsep satu dimensi yang terkait


dengan bidang dari geometri arah dan
garis, merupakan ukuran jarak dari dua
titik

pemecahan : proses menerapkan pengetahuan yang


masalah telah diperoleh sebelumnya ke dalam
situasi baru

pengukuran : suatu proses memberikan bilangan


kepada kualitas fisik panjang,
kapasitas, volume, luas, sudut, berat
(masa), dan suhu

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 98


satuan baku : satuan pengukuran yang apabila
digunakan oleh siapa pun akan
menghasilkan hasil pengukuran yang
sama

satuan tidak : satuan pengukuran yang sering


baku digunakan dalam kehidupan sehari-
hari, hasil pengukuran dengan satuan
tidak baku dapat berbeda-beda

volume : perhitungan seberapa banyak ruang


yang dapat ditempati dalam suatu
objek

waktu : merupakan interval antara dua buah


keadaan atau kejadian atau lama
berlangsungnya suatu kejadian

PEMBELAJARAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR SESUAI KURIKULUM 2013 | 99

Anda mungkin juga menyukai