Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS JURNAL: LANDASAN PENDIDIKAN

Analisis ini dibuat guna memenuhi Ulangan Akhir Semester mata kuliah Landasan Pendidikan

Guru Pengampu: Bp. Atep Iman, M. Pd

Dibuat Oleh:

Kelompok 1, Kelas 1A
Desma Febrianti ( 2288220054 )
Eva Lestari ( 2288220008 )
Fauzan Daffa Mutaqin ( 2288220024 )
M Arif Wicaksono ( 2288220020 )
Royhanafi (2288220061 )

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
Daftar Jurnal:
1. Landasan Pengembangan Kurikulum Pendidikan di Indonesia…………………………
2. Penerapan Model Pemetaan Konsep dalam peningkatan pembelajaran bermakna
pada mata kuliah landasan Pendidikan…………………………………………………….
3. Meta analisis implementasi landasan pendidikan dalam pengembangan buku
siswa dengan menggunakan model problem based learning untuk SMA…………………
4. Studi tentang landasan Pendidikan……………………………………………………...
5. Sumber Azas dan Landasan Pendidikan………………………………………………...

1|Analis is Jurnal: Landas an Pendidika n


ANALISIS JURNAL
Judul: Landasan Pengembangan Kurikulum Pendidikan di Indonesia
Analis: Kelompok 1 Kelas 1 A, Pendidikan Sejarah (2022)

Desma Febrianti ( 2288220054 ) M Arif Wicaksono ( 2288220020 )

Eva Lestari ( 2288220008 ) Royhanafi (2288220061 )

Fauzan Daffa Mutaqin ( 2288220024 )

Judul Landasan Pengembangan Kurikulum Pendidikan di Indonesia

Nama Jurnal Jurnal Darosah Islamiyah

Nama Penulis Ade Ahmad Mubarok, Siti Aminah, Sukanto, Dadang Suherman,
Ujung Cepi Berlian

Link Download View of Landasan Pengembangan Kurikulum Pendidikan di


Indonesia (laaroiba.ac.id)

Latar belakang masalah Mengingat pentingnya peranan kurikulum dalam pendidikan,


penyusunannya harus dilandasi dengan landasan yang kokoh dan
kuat. Dalam kedudukannya yang penting ini, maka penjabaran dan
pengembangan kurikulum tidak boleh sembarangan, melainkan harus
didasarkan pada berbagai pertimbangan atau landasan masing-
masing, sehingga dapat dijadikan landasan dalam menyelenggarakan
proses pendidikan, untuk memperlancar pencapaiannya. Jika
kurikulum tidak memiliki landasan yang kuat, maka kurikulum
mudah terguncang dan manusia (siswa) yang dihasilkan oleh
pendidikan itu sendiri menjadi taruhannya. Dengan demikian,
landasan pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai ide,
asumsi atau prinsip yang akan digunakan, atau sebagai titik tolak
pengembangan kurikulum.

Metode penelitian Jenis data berupa narasi tertulis atau dokumen yang terdapat dalam
sumber-sumber publikasi. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara pelacakan terhadap sumber-sumber publikasi tersebut.

Isi Cabang-Cabang Filsafat


Istilah filsafat adalah terjemahan dari bahasa Inggris “phylosophy”
yang berasal dari perpaduan dua kata Yunani Purba “philien” yang
berarti cinta (love), dan “sophia” (wisdom) yang berarti
kebijaksanaan. Jadi secara etimologi filsafat berarti cinta
kebijaksanaan atau love of wisdom (Mudyahardjo, 2001:83).

Cabang-cabang filsafat terdiri dari


a. Metafisika merupakan cabang yang membahas hakikat
kenyataan atau realitas yang meliputi metafisika umum atau
ontology.
b. Epistomologi adalah cabang yang membahas hakikat
pengetahuan dan hakikat penalaran
c. Aksiologi adalah hakikat nilai dengan cabang-cabangnya
etika.

Manfaat Filsafat Pendidikan

Menurut Nasution (1982) Sekolah ialah suatu lembaga yang


didirikan untuk mendidik anak-anak ke arah yang dicita-citakan
oleh masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan adanya tujuan
pendidikan yang diwarnai oleh filsafat yang dianut, kita mendapat
gambaran yang jelas tentang hasil yang harus dicapai. Manusia yang
bagaimanakah yang harus diwujudkan melalui usaha-usaha
pendidikanitu?Filsafat dan tujuan pendidikan memberi kesatuan
yang bulat kepada segala usaha pendidikan. Tujuan pendidikan
memungkinkan si pendidik menilai usahanya, hingga sejauh
manakah tujuan itutercapai.Tujuan pendidikan memberikan
motivasi atau dorongan bagi kegiatan-kegiatanpendidikan.

Teori ini juga menyatakan bahwa satu unsur yang paling penting
dalam proses belajar adalah apa yang dibawa individu ke dalam
situasi belajar, artinya segala sesuatu yang telah kita ketahui sangat
menentukan keluasan pengetahuan dan informasi yang akan
kitapelajari. Teori belajar kognitif memandang manusia sebagai
pelajar yang yang aktif yang memprakarsai pengalaman, mencari
dan mengolah informasi untuk memecahkan masalah,
mengorganisasi apa-apa yang telah mereka ketahui untuk mencapai
suatu pemahaman baru. Piaget (1970) memperkenalkan empat
faktor yang mendasari seseorang membuat pemahaman,
yaitu:•Kematangan, yaitu saatnya seseorang siapmelaksanakan
suatu tugas perkembangan tertentu.
•Aktivitas,adalahkemampuanuntukbertindakterhadap lingkungandan
belajar darinya.
•Pengalaman sosial, proses belajar dari orang lain atau interaksi
dengan orang-orang yang ada di sekitarkita
•Ekuilibrasi adalah proses terjadinya perubahan-perubahan aktual
dalamberpikir. Para ahli psikologi kognitif memandang bahwa
kemampuan kognisi seseorang mengalami tahapan perkembangan.
Tahap ini dibagi ke dalam dua fase yaitu:

Subtahap fungsi simbolik (2-4 tahun), adalah priode egosentris yang


sesungguhnya, anak mampu mengelompokkan dengan cara yang
sangatsederhana
Subtahap fungsi intuitif (4-7 tahun), anak secara perlahan mulai
berpikir dalam bentuk kelas, menggunakan konsep angka, dan
melihat hubungan yangsederhana.

Tahap operasi kongkrit (7-11 tahun), mampu memecahkan masalah


kongkrit, mengembangkan kemampuan untuk menggunakan dan
memahami secara sadar operasi logis dalam matematika, klasifikasi
danrangkaian.

Tahap operasi formal (11 tahun-dewasa), mampu memahami


konsep abstrak (kemampuan untuk berpikir tentang ide, memahami
hubungan sebab akibat, berpikir tentang masa depan, dan
mengembangkan serta menguji hipotesis). Berdasarkan tahapan
perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget di atas, kita dapat
menyimpulkan bahwa cara berpikir anak prasekolah berbeda dengan
anak usia SD,

Demikian pula cara berpikir anak SD berbeda dengan cara berpikir


anak SLTP, SLTA. Karena itu teori perkembangan kognitif Piaget
mengimplikasikan bahwa proses belajar mengajar harus
memperhatikan tahap perkembangan kognisi anak. Ini berarti bahwa
guru mempunyai peranan penting untuk menyesuaikan keluasan dan
kedalaman program belajar, menggunakan strategi pembelajaran,
memilih media dan sumber belajar dengan tingkat perkembangan
kognisianak. Berdasarkan teori perkembangan kognitif dari Piaget,
guru mempunyai peranan dalam proses belajar mengajar sebagai
berikut:Merancang program, menata lingkungan yang kondusif,
memilih materi pelajaran, dan mengendalikan aktivitas murid untuk
melakukan inkuiri dan interaksi denganlingkungan.

Mendiagnosa tahap perkembangan murid, menyajikan


permasalahan kepada murid yang sejajar dengan tingkat
perkembangannya. Mendorong perkembangan murid kearah
perkembangan berikutnya dengan cara memberikan latihan,
bertanya dan mendorong murid untuk melakukan eksplorasi.
Kelompok teori ini berangkat dari asumsi bahwa anak atau individu
tidak memiliki/membawa potensi apa-apa dari kelahirannya.
Hasilbelajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan
menekankan pada pengaruh faktor eksternal pada diriindividu.

Teori S-R Bond (stimulus-respon) bersumber dari psikologi


koneksionisme atau teori asosiasi dan merupakan teori pertama dari
rumpun Behaviorisme.

Kesimpulan Dalam kurikulum dan dalam fase kurikulum sebagai gagasan,


rencana, pengalaman dan hasil pengembangannya, kurikulum harus
mengacu atau menggunakan landasan yang kuat dan kokoh agar
kurikulum dapat bekerja dan memenuhi kebutuhan pendidikan yang
produktif. Pada dasarnya ada empat landasan utama yang harus
dijadikan landasan dalam setiap pengembangan kurikulum,
yaitu:Landasan filosofis, yaitu asumsi tentang hakikat realitas,
hakikat manusia, hakikat pengetahuan dan hakikat nilai, yang
menjadi titik tolak pengembangan kurikulum. Ada tiga jenis teori
belajar yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, yaitu teori
belajar kognitif, perilaku, dan humanistik, yang landasan
sosiokulturalnya merupakan asumsi dari sosiologi dan antropologi
yang digunakan sebagai titik tolak pengembangan kurikulum.
Karakteristik sosial budaya peserta didik mempengaruhi program
pendidikan yang akan dikembangkan Basis keilmuan dan teknologi
merupakan asumsi dari penelitian atau hasil penelitian dan penerapan
ilmu yang menjadi titik tolak pengembangan kurikulum.

Pandangan aterhadap Menurut pandangan saya, jurnal tersebut adalah jurnal yang mengkaji
jurnal tersebut. tentang landasan pengembangan kurikulum Pendidikan di Indonesia
secara spesifik dan sistematis. Selain itu, jurnal tersebut juga
mengkaji dan mengidentifikasi tentang landasan kurikulum yang
menjadi dasar pijakan dalam mengembangkan kurikulum di
Indonesia. Namun menurut saya, dari segi tata kebahasaan, ada
sedikit kekurangan seperti penyusunan kata yang menurut saya
terlihat seperti berbelit-belit. Ditinjau dari isinya, ada narasi yang
membuat saya tertarik. Narasi tersebut menegaskan bahwa
Kurikulum disusun harus berdasarkan ide, rencana, dan pengalaman
sehingga kurikulum tersebut tidak terombang-ambing. Jika
kurikulum Pendidikan dalam suatu negara berubah-ubah maka yang
dikorbankan atas hal tersebut adalah manusia atau sumber daya
manusianya itu sendiri. Hal tersebut membuat saya tertarik karna
narasi tersebut sangat berkenaan dengan kondisi negara kita tercinta
yaitu Indonesia
ANALISIS JURNAL
Judul: Penerapan Model Pemetaan Konsep dalam peningkatan pembelajaran
bermakna pada mata kuliah landasan pendidikan
Analis: Kelompok 1 Kelas 1 A, Pendidikan Sejarah (2022)

Desma Febrianti ( 2288220054 ) M Arif Wicaksono ( 22882200 )

Eva Lestari ( 2288220008 ) Royhanafi (2288220061 )

Fauzan Daffa Mutaqin ( 2288220024 )

Judul Penerapan Model Pemetaan Konsep dalam peningkatan


pembelajaran bermakna pada mata kuliah landasan pendidikan

Nama Jurnal Jurnal ilmu pendidikan

Nama Penulis Nuryani, Puput

Link Download https://sg.docworkspace.com/l/sIJ_VyqOxAfi-kZwG?sa=00&st=0t

Latar belakang masalah Semua materi mata kuliah landasan pendidikan merupakan bekal
bagi para mahasiswa calon pendidik agar dapat melaksanakan
praktek pendidikan dengan tepat dan benar.

Untuk lebih jelasnya hubungan keempat variable tersebut dapat


dilihat pada gambar 1 berikut ini : Latar belakang mahasiswa PGSD
tingkat 1 (satu) yang mengikuti mata kuliah landasan pendidikan
berlatar belakang pendidikan SLTA yang pada umumnya /hampir
semua belum memahami konsep pendidikan sehingga menimbulkan
beberapa hal negative dalam pelaksanaan pembelajaran, antara lain
tidak terjadinya pola transaksional dalam pembelajaran, dan
kurangnya antusias mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah
landasan pendidikan

Oleh karena itu, dalam pembelajaran landasan pendidikan perlu


melakukan inovatif melalui kegiatan penelitian ini akan menerapkan
model pemetaan konsep dalam pembelajaran landasan pendidikan

Pada mata kuliah landasan pendidikan yang ingin ditingkatkan


adalah pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan yang
diharapkan selanjutnya dapat diterapkan dalam kehidupannya
terutama dalam profesinya sebagai pendidik.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dalam


penelitian ini berfokus pada permasalahan " bagaimana penerapan
model pemetaan konsep dalam peningkatan pembelajaran bermakna
pada mata kuliah landasan pendidikan?

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan


mutu dan efisiensi proses pembelajaran pada mata kuliah landasan
pendidikan di PGSD.

Metode penelitian Penelitian tersebut menggunakan metodologi desain campuran yaitu


pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif yang saling
terintegrasi dan mendukung dengan sasaran subyek penelitian nya
adalah mahasiswa PGSD.

Isi Model pemetaan konsep didasari oleh filsafat konstruktivisme yang


menekankan bahwa pengetahuan dibentuk oleh siswa yang sedang
belajar, dan teori perubahan konsep menjelaskan bahwa siswa
mengalami perubahan konsep terus menerus. Konstruktivisme
membantu untuk mengerti bagaimana siswa membentuk
pengetahuan yang kurang tepat. Teori konsep memberikan
pengertian bahwa setiap individu membentuk pengertian yang
berbeda. Dengan menggunakan perubahan konsep siswa di tuntut
untuk aktif dan membangun pengetahuannya berdasarkan
pengalaman-pengalaman nya sendiri sehingga akan terjadi
perubahan konsep ilmiah dan peran guru hanya menjadi fasilitator
mediator yang dapat memperlancar situasi sehingga proses
konstruktivisme berjalan lancar.

Carrol dalam kardi (1997 ; 2) mendefinisikan konsep sebagai suatu


abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai
suatu obyek atau kejadian. Buah dari konsep adalah pemecahan
masalah/ solusi dimana konsep dapat di artikan sebagai dasar
pikiran. Dengan demikian, konsep ini sangat di perlukan oleh
manusia untuk berpikir dan belajar. Sedangkan, peta konsep adalah
suatu gambaran yang memberikan arah yang mendasar dari suatu
materi pelajaran sehingga dapat diketahui hubungan antar elemen
dari suatu materi yang akan dipelajari atau dengan kata lain adanya
jaringan yang saling berhubungan yang memberi kejelasan dan
makna dari suatu materi yang akan dibahas. Peta konsep
memberikan peranan untuk memahami makna. Hal ini siswa harus
di latih untuk mengindentifikasi ide- ide kunci yang berhubungan
dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola
logis.

Penerapan model pemetaan konsep pada mata kuliah Landasan


Pendidikan dalam penelitian ini membahas sampai dengan setengah
semester yaitu dimulai dari pembahasan mengenai manusia dan
pendidikan, pengertian pendidikan, pendidikan sebagai ilmu dan seni
dan pembahasan mengenai landasan filosofis pendidikan.

Menurut Ausubel, Novak dan Hanesian ada dua jenis belajar : a)


Belajar bermakna (meaningful learning). b) Belajar menghafal (rote
learning).Belajar bermakna adalah suatu proses belajar dimana
informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah
dipunyai sesorang yang sedang belajar. Sedangkan, dipelajari
haruslah bermakna.Belajar menghapal bila konsep yang cocok
dengan fenomena baru itu belum ada maka informasi baru tersebut
harus dipelajari secara menghapal.

Untuk menerapkan model pemetaan konsep pada mata kuliah


Landasan Pendidikan, mahasiswa dilatih untuk mengidentifikasi
ideide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun
ide-ide tersebut dalam suatu pola logis. Maka penerapan peta konsep
memegang peranan penting dalam belajar bermakna. Oleh karena itu
mahasiswa hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk
meyakinkan bahwan mereka mampu mencapai pembelajaran yang
bermakna.

Kesimpulan Pada bagian pembahasan ini memfokuskan pada kajian penerapan


model pemetaan konsep sesuai dengan kajian selama proses dan
hasil penelitian. Susunan mata kuliah pun harus terstruktur dengan
sistematis yang saling berhubungan antar elemen lain. Untuk itu
pemetaan konsep ini menjadi kata kunci karena dapat di artikan
sebagai dasar pikiran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model-


model peta konsep siswa memperoleh pembelajaran bermakna hal
ini terlihat selama perkuliahan mahasiswa lebih komunikatif,
kemampuan menguasai dan memahami materi pembelajaran lebih
komprehensif dan bermakna tentunya Berdasarkan Pendidikan dapat
dilihat dari hasil tes pre-test dan hasil post-test test.Berdasarkan
temuan yang diperoleh dalam pembelajaran model concept mapping
dalam perbaikan pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran
Platform Pendidikan, beberapa saran ditujukan kepada pihak berikut:
Untuk jurusan

Penerapan model dilakukan melalui kegiatan presentasi dan diskusi


yang menggunakan model pemetaan konsep yang mengandung
materi dari mata kuliah Landasan Pendidikan. Hasil uji penerapan
model pemetaan konsep menunjukkan adanya perubahan
pembelajaran menjadi lebih bermakna pada mata kuliah Landasan
Pendidikan, hal ini bisa dilihat dari perubahan hasil pre-test dan post
tes

Pandangan kelompok Jurnal ini menjawab segala pertanyaan yang berkenaan dengan
terhadap jurnal tersebut. keberlangsungan pembelajaran mata kuliah Landasan pendidikan.
Dengan berbagai masalah yang di usungkan diantaranya yaitu
pelaksanaan Belajar mata kuliah Landasan Pendidikan yang tidak
terjadi nya pola transaksional dalam pembelajaran, dan
ketidaktertarikan mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah Landasan
Pendidikan. Jurnal ini lebih cenderung kepada penulisan teori
sehingga tidak di tuliskan secara detail bagaimana pelaksanaan
konsep pemetaan sehingga terjadinya pembelajaran bermakna.
ANALISIS JURNAL
Judul: Meta Analisis Implementasi Landasan Pendidikan dalam Pengembangan
Buku Siswa Dengan Menggunakan Model Problem Based Learning Untuk SMA
Analis: Kelompok 1 Kelas 1 A, Pendidikan Sejarah (2022)

Desma Febrianti ( 2288220054 ) M Arif Wicaksono ( 2288220020 )

Eva Lestari ( 2288220008 ) Royhanafi (2288220061 )

Fauzan Daffa Mutaqin ( 2288220024 )

Judul Meta Analisis Implementasi Landasan Pendidikan dalam


Pengembangan Buku Siswa Dengan Menggunakan Model Problem
Based Learning Untuk SMA

Nama Jurnal Jurnal Penelitian Pembelajatran Fisika

Nama Penulis Bilhakil Putra Yulisma, Intan Faradila, Usmeldi

Tahun Jurnal 2019

Latar belakang masalah Dunia pendidikan menuntut peserta didik berfikir secara aktif
dengan memfokuskan peserta didik kepada masalah yang dihadapi.
Masalah yang sering dialami oleh pendidik adalah keterbasan bahan
ajar yang tersedia seperti buku siswa, buku ajar dan lain sebagainya.
Buku siswa yang dimiliki sekolah cenderung hanya berasal dari
pemerintah ataupun buku lama yang dimiliki dahulu jarang
ditemukan buku siswa siswa yang diperbaharui bahkan hampir
sebagian buku siswa tidak menggunakan model pembelajaran yang
dianjurkan oleh pemerintah yaitu Kurikulum 2013.

Sedangkan, salah satu aspek penting dalam pendidikan adalah


pembelajaran. Belajar mengandung banyak hal seperti staf pengajar,
fasilitas dan infrastruktur serta banyak hal lainnya. Dalam
pembelajaran, pendidik dibantu oleh model pembelajaran dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, pemerintah
mengubah kurikulum KTSP ke kurikulum 2013. Karena kurikulum
2013 erat keterkaitan dengan landasan pendidikan. Landasan
pendidikan bertujuan membantu pendidik dalam menjalankan proses
pembelajaran yang memuat banyak hal seperti psikologis, kultural,
filofofis, sosiologi dan etnografi.

Akan tetapi, penggunaan landasan pendidikan dalam buku siswa


dirasa kurang, kebanyakan buku siswa hanya berfokus kepada isi
dari materi yang akan dijelaskan. Pengembangan buku siswa dirasa
sangat diperlukan karena keterbatasan guru dalam menjelaskan
materi selama pembelajaran sehingga dapat melengkapi dan
membantu pendidik dalam menyampaikan materi dengan model
berdasarkan model kurikulum 2013 dan harus mengandung landasan
pendidikan yang jelas maka dari itu, pengembangan buku siswa
dengan model Problem based learning mestinya mengandung nilai-
nilai landasan pendidikan sehingga siswa dapat belajar tentang
pendidikan.

Penggunaan model pembelajaran Problem based learning dalam


buku siswa membawa siswa dapat berfikir kritis terhadap masalah
yang diterapkan. Selain itu, penerapan landasan pendidikan dalam
buku siswa juga dapat membantu menerapkan nilai-nilai pendidikan
dalam pembelajaran secara tidak langsung dan siswa dapat
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari maupun
lingkungan pendidikannya sendiri sehingga, dapat menyokong nilai
landasan pendidikan agar dapat terlaksanakan.

Metode penelitian Jurnal penelitian ini menggunakan metode desain Meta Analisis.
Meta-analisis adalah salah satu jenis dari systemic review yang
merupakan bentuk kegiatan mengidentifikasi, mengevaluasi dan
menginterpretasi semua penelitian-penelitian relevan untuk sebuah
pertanyaan penelitian khusus, atau area topik atau fenomena tertentu
yang menjadi minat peneliti (Kitchenham, 2004) selain itu, meta-
analisis adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti
dengan merangkum data penelitian, meninjau dan menganalisis data
penelitian dari beberapa penelitian yang sudah ada sebelumnya.

Meta-analisis dalam penelitian ini adalah meta-analisis dengan


pendekatan kualitatif. Analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif,
menggunakan cara content analysis yang disesuaikan dengan tujuan
penelitian.

Isi Dari analisis data tentang pengembangan buku siswa menggunakan


model problem based learning, dimungkinkan dapat memberikan
kontribusi tidak hanya pada pemahaman peserta didik terkait materi
tetapi juga kemampuan peserta didik dalam memvariasikan
jawaban yang dimiliki sehingga selain meningkatankan pola pikir
peserta didik juga meningkatkan pemahaman peserta didik itu
sendiri.

Secara keseluruhan jurnal yang digunakan tergolong baik dan


sudah menerapkan landasan pendidikan didalamnya sehingga
tujuan awal yang ingin dicapai dirasa akan terlaksanakan.

Jurnal pertama memiliki 75% keterlaksaan landasan pendidikan


didalamnya dari segini religious, filosofis, ilmiah dan yuridis. Hal
ini didapatkan dari persentase kemunculan aspek tersebut dalam
jurnal yang dimiliki. Kelebihan dari jurnal pertama terdapat segi isi
yang singkat dan mudah dipahami sedangkan kelemahhanya
terdapat pada pembahasan ataupun poin yang dibahas terlalu kecil.

Jurnal kedua memiliki persentase keterlaksanaan 100%


dikarenakan keterlaksanaan semua landasan terdapat pada jurnal
tersebut. Kelebihanya terdapat pada sistematis penulisan yang jelas
dan hasil yang memuaskan sedangkan, kelemahanya terlalu sedikit
aspek religious didalamnya.

Jurnal ketiga memiliki persentase 75% hampir sama dengan jurnal


sebelumnya namun, memiliki kelebihan yang berbeda. Kelebihan
pada jurnal ketiga kerincihan dari setiap aspek penelitian dan hasil
yang disampaikan juga tergolong lengkap.

Jurnal keempat dan kelima memiliki persentase 100 % dengan


kelebihan jurnal keempat dibidang spiritual atau landasan Religius
disampaing itu jurnal ini juga memiliki kesemua aspek landasan
pendidikan yang dituntut.

Sedangkan jurnal kelima memiiliki kelebihan landasan yuridis


disbanding jurnal keempat.

Jurnal keenam, ketujuh, kedelapan, kesembilan dan kesepuluh


memiliki persentase 75% dengan kelebihan masing-masingnya.
Jurnal keenam memiliki kelebihan dari segi landasan yuridis, jurnal
ketujuh memiliki implementasi landasan yuridis yang lebih tinggi
dari pada keseluruh jurnal yang digunanakan sebagai sampel
sedangkan jurnal kesembilan hampir sama denga keenam dan
kesepuluh memiliki kelebihan dilandasan ilmiah yang tergolong
baik.

Pandangan kelompok Data dalam meta analisis ini diperoleh dari menganalisis landasan
terhadap jurnal tersebut. pendidikan yang terdapat dalam jurnal. Teknik analisa data
menggunakan persentase deksriptif. Yang membuat data jurnal dan
hasil yang digunakan dalam penelitian ini lebih banyak dipaparkan
melalui table, sehingga dari segi penjelasan tidak lengkap dan tidak
mudah untuk dipahami.

Alangkah baiknya, jika hasil dan pembahasannya dideskrpsikan


dengan rinci menggunakan kata-kata dibandingkan table. Dengan
begitu, artikel ini akan lebih mudah dipahami oleh pembaca.
ANALISIS JURNAL
Judul: STUDI TENTANG LANDASAN KEPENDIDIKAN
Analis: Kelompok 1 Kelas 1 A, Pendidikan Sejarah (2022)

Desma Febrianti ( 2288220054 ) M Arif Wicaksono ( 2288220020 )

Eva Lestari ( 2288220008 ) Royhanafi (2288220061 )

Fauzan Daffa Mutaqin ( 2288220024 )

Judul STUDI TENTANG LANDASAN KEPENDIDIKAN

Nama Jurnal Jurnal Penelitian Pembelajatran Fisika

Nama Penulis Made Pidarta

Link Download [PDF] Studi tentang Landasan Kependidikan

(researchgate.net)

Latar belakang masalah Manusia merupakan makhluk yang memiliki berbagai potensi,
minimal potensi yang dia miliki adalah pendengaran, penglihatan,
dan hati. Guna memaksimalkan semua potensi tersebut, maka harus
ada sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya
berjalan dan terarah sesuai dengan yang diharapkan. Karena itu,
manusia harus dibekali dengan pendidikan yang cukup sejak dini. Di
lain pihak manusia juga memiliki kemampuan dan diberikan akal
pikiran yang berbeda dengan makhluk yang lain. Landasan
pendidikan merupakan fondasi untuk memperkuat dan
memperkokoh dunia pendidikan, khususnya pendidikan di Indonesia
dalam rangka untuk membangun dan menciptakan pendidikan yang
berkualitas dan bermutu. Oleh karena itu, pengetahuan landasan
pendidikan merupakan sarana untuk memberikan dasar-dasar
pemahaman tentang pendidikan secara komprehensif integral.
Kontruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi
kita sendiri. Dan perlunya partisipasi aktif siswa dalam proses
pembelajaran, perlunya pengembangan untuk mengembangkan
pengetahuan sendiri. Proses perolehan pengetahuan akan terjadi
apabila guru dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang ideal
yang telah dimaksud disini adalah suatu proses belajar mengajar
yang sesuai dengan karakteristik IPA dan memperhatikan perspektif
siswa sekolah dasar. Kebudayaan Indonesia ialah kebudayaan yang
berdasarkan Pancasila. Kebudayaan tersebut telah mengikat dan
mempersatukan setiap kelompok suku bangsa Indonesia. Pancasila
membuat indonesia tetap teguh dan bersatu didalam keragaman
budaya dan menjadikan pancasila sebagai dasar kebudayaan yang
menyatukan budaya satu dengan budaya lain.

Metode penelitian Seperti biasanya dalam penelitian kepustakaan, data diambil dengan
cara membaca dan mencatat inforrnasi-informasi yang relevan
dengan kebutuhan, Bahan-bahan bacaan meneakup buku- buku teks,
jurnal-jurnal atau majalahmajalah iImiah, dan hasil-hasil penelitian.
Bacaan-bacaan ini diambil dari beberapa perpustakaan, dengan
jumlah sebanyak mungkin, diutamakan yang terbaru

Isi Profesi pendidik baik guru maupun dosen secara formal telah
diakui dengan disebutnya sebagai pejabat profesional yang
tunjangan profesinya dibayar. Namun dalam praktik ternyata
banyak pekerjaan mendidik dilakukan oleh petugaspetugas yang
tidak profesional dalam pendidikan, misalnya dosen dan instruktur
kursus yang tidak berijazah guru. Akibat dari praktik-praktik seperti
ini, masyarakat umum meragukan profesi guru atau dosen.
Keraguan ini memang masuk akal, karena bukan hanya pendidik
yang dapar mengerjakan pekerjaan mendidik, melainkan juga orang
yang bukan pendidik. Untuk mengatasi hal di atas dan sekaligus
menantang para pendidik agar bekerja lebih keras sesuai dengan
predikat yang disandangnya, yaitu petugas profesional, maka
pengertian dan pelaksana mendidik perlu direvisi. Pengertian
mendidik yang diajukan adalah membuat kesempatan dan
menciptakan situasi yang kondusif agar peserta didik mau dan
dapat bel ajar atas dorongan sendiri untuk mengembangkan bakat,
pribadi, dan potensi-potensi lainnya. Membuat kesempatan dan
menciptakan situasi agar peserta didik belajar atas dorongan sendiri
inilah inti tugas pendidik. Tugas seperti ini cukup sulit dilakukan
oleh orang yang tidak profesional dalam pendidikan. Sudah tentu
bimbingan tetap diperiukan manakala peserta didik mendapatkan
kesulitan. Dengan demikian tujuan mendidik pertama-tama adalah
mengembangkan afeksi yang positif; dari sini diharapkan agar
terjadi pengembangan kognisi dan psikomotor, yang pada
gilirannya kelak tercapai tujuan perkembangan manusia seutuhnya.
Berkenaan dengan ketimpangan pelaksanaan pendidikan sekarang,
yaitu pengembangan afeksi, khususnya agama, moral Pancasila dan
kewarganegaraan yang tidak dilaksanakan seintensif
pengembangan kognisi dan psikomotor yang dapat mengakibatkan
kenakalan remaja, rnaka studi ini memang patut mengemukakan
konsep inovasi dalam bidang ini. Konsep yang dimaksud adalah
membuat pendidik yang menangani jenis pendidikan ini sebagai
tim agar geraknya searah dan kompak. Tekanan pendidikan adalah
pada pelaksanaan sehari-hari yang juga dintegrasikan pada bidang-
bidang studi lain, sedang skornya dicantumkan dalam transkrip atau
rapor. Fungsi ekonomi yang pertama, yaitu menunjang pelaksanaan
pendidikan selama ini telah dilakukan, tetapi fungsi ekonomi yang
kedua yaitu membantu 12 Jurnal Jlmu Pendidikan, Februari /997.
Jilid 4. Nomor / mengembangkan peserta didik menjadi manusia
ekonomi belum diperhatikan. Padahal pembentukan manusia
ekonomi pada masa pertambahan penduduk yang pesat ini sangat
penting artinya untuk menghemat bahan-bahan konsumsi dan biaya
kehidupan. Karenanya, masalah ini memang perlu digalakkan
dalam dunia pendidikan. Sama halnya dengan pengembangan
manusia ekonomi, pengembangan sumber daya manusia produktif
pun patut digalakkan agar manusia tidak hanya dapat
mengkonsumsi, melainkan juga dapat berproduksi. Dalam
kaitannya dengan ekonomi pendidikan perlu dibahas mengenai
dana pendidikan. Sekolah- sekolah kita pada umumnya
menggantungkan diri pada dana dari pemerintah atau yayasan,
sehingga ban yak sekolah yang mengalami kekurangan dana,
terutama sekolah negeri. Mereka dapat belajar dari negara lain
tentang cara mencukupi biaya pendidikan sendiri, antara lain
dengan mencari dana melalui sumbangan orang tua, keuntungan
kantin, toko pakaian seragam, penjualan barang-barang jadi buatan
siswa, mengadakan bazar, mengadakan malam kesenian,
menyewakan aula, bunga tabungan di bank, dan komisi mencari
nasabah bank (Pidarta, 1995).

Kesimpulan Ada sejurnlah konsep baru dalam pendidikan perlu dikembangkan.


Konsep itu antara lain adalah bahwa: pengertian mendidik harus
ditekankan kepada peneiptaan situasi agar peserta didik atas
kemauan sendiri terdorong untuk belajar, sedang tujuan mendidik
diorientasikan kepada pembentukan afeksi yang positif yang dapat
mendorong pengembangan kognisi dan psikornotor. Pengembangan
afeksi bidang agama, Paneasila, dan kewarganegaraan sebaiknya
dilakukan seeara tim dan menekankan praktik sehari-hari. Lembaga
pendidikan, di samping mengembangkan sumber daya manusia
produktif, perlu juga membentuk manusia ekonomi dan berusaha
meneukupibiaya pendidikan sendiri dengan eara meneari sumber
dana sebanyak-banyaknya. Dalam era globaiisasi, pendidikan
berintikan ilmu dan teknologi dengan tetap memperkuat budaya
sendiri, dan ada kemungkinan pergesaran paradigma pendidikan dari
sekolah ke kebudayaan yang menyeluruh. Untuk menangani konsep-
konsep baru ini diperlukan peningkatan profesi manajemen
pendidikan dan menggiatkan fungsi organisasi profesi pendidikan.
Agar semuanya dapat berlangsung sesuai dengan filsatat negara dan
mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan nasional, perJu
dirumuskan filsafat Pendidikan Indonesia dan ilmu pendidikan yang
bercorak Indonesia. Yang terakhir ini sangat mungkin terealisasi
apabila ada kemauan politik dari pemerintah untuk mewujudkannya.

Pandangan kelompok Pandangan kelompok 1, menciptakan peserta didik mau dan dapat
terhadap jurnal tersebut. belajar atas dorongan sendiri dan belajar untuk pribadi dan potensi
potensi lainnya jurnal ini juga sangat cocok untuk siswa yg malas
untuk belajar supaya lebih giat lagi dengan adanya jurnal ini
ANALISIS JURNAL
Judul: Sumber, Azaz dan Landasan Pendidikan
Analis: Kelompok 1 Kelas 1 A, Pendidikan Sejarah (2022)

Desma Febrianti ( 2288220054 ) M Arif Wicaksono ( 2288220020 )

Eva Lestari ( 2288220008 ) Royhanafi (2288220061 )

Fauzan Daffa Mutaqin ( 2288220024 )

Judul Sumber, Azaz dan Landasan Pendidikan (Kajian Fungsionalisasi


secara makro dan mikro terhadap rumusan kebijakan Pendidikan
nasional

Nama Jurnal Sulesana

Nama Penulis Hamzah Junaid

No Halaman dan 84-102 & Volume 7


Volume

Tahun 2012

Latar belakang masalah Disebutkan oleh penulis bahwa kemajuan suatu bangsa sangat
dipengaruhi oleh Sumber Daya Manusia dan mutu nya yang
berkualitas. Sedangkan mutu SDM dipengaruhi oleh Pendidikan yang
diterima, dengan aturan dan regulasi yang tepat, Pendidikan tadi akan
semakin menaikkan peluang dalam mencapai kemajuan bangsa.
Dalam kajian jurnal ini juga disinggung mengenai aspek-aspek
mengenai SDM yaitu aspek kognitif dan juga psikomotorik yang
berpengaruh dalam proses Pendidikan makro.

Metode penelitian Penulis mengambil metode kualitatif dalam penelitiannya. Dengan


pendekatan deskriptif, penulis mengembangan pengertian dan juga
rumusan masalah yang diambil. Dalam Jurnal ini pula dapat diketahui
bahwa penulis melakukan studi kepustakaan dalam mengambil
informasi secara ilmiah dan konkrit, terbukti dengan daftar Pustaka
yang ada dalam jurnul yang menggunakan rentang waktu tahun yang
lama.
Isi Penulis mendeskripsikan pengertian-pengertian dalam pembahasan
jurnal ini. Pertama pengertian Pendidikan nasional yang dicantumkan
dari tokpoh bapak Sunarya dan UU no 20 tahun 2003. Kedua adalah
pembahasan Dasar, tujuuan dan fungsi Pendidikan yang dijelaskan
berdasarkan masing-masing topik, dari dasar Pendidikan berasal dari
Pancasila dan undang-undang , dari tujuan memili aspek dalam
peserta didik, dan yang terakhir dari nilai baik luhur maupun
kehidupan. Ketiga adalah Landasan Pendidikan Nasional. Pengertian
disini lagi-lagi disebutkan berdasar para tokoh, yaitu Bapak Suyitno
dan Muhaimin. Di topik ketiga ini juga disebutkan macam-macam
landasan Pendidikan. Keempat dan terakhir disebutkan asas-asas
pokok Pendidikan Nasional.

Kesimpulan Kesimpulan jurnal ini bisa dikatakan sudah memenuhi semua materi
yang ada. dimana disebutkan secara ringkas dan padat mengenai
Pengertian Pendidikan Nasional, Dasar-dasar Pendidikan nasional,
Landasan Pendidikan dan asas-asas Pendidikan nasional. Penulis
dengan pintar meringkas semua hal yang ada dalam pembahasan
jurnal miliknya dalam bentuk penomoran. Dan yang terpenting
Kesimpulan di jurnal ini mudah untuk dipahami

Kelebihan 1. Banyak menyadur pendapat tokoh yang bisa memperkuat


argumentasi dalam jurnal

2. Memiliki simpulan yang sangat baik, dan mudah dipahami

Kekurangan 1. Tidak disertakan format Metode Penelitian dalam Jurnal,


sehingga menyebabkan kurangnya lengkap informasi yang
didapat

2. Masih banyak kesalahan format dan kebahasaan dalam


penulisan jurnal ini

Pandangan kelompok Berdasarkan analisis dari Jurnal Sumber, Azaz dan Landasan
terhadap jurnal tersebut. Pendidikan (Kajian Fungsionalisasi secara makro dan mikro
terhadap rumusan kebijakan Pendidikan nasional adalah masih
banyak hal yang perlu diperbaiki dalam format penulisan. Namun
dalam segi isi jurnal ini sudah memenuhi semua hal yang ada dalam
pembahasan judul, dan menurut saya isi dari jurnal ini terbilang
komplit

Anda mungkin juga menyukai