Anda di halaman 1dari 11

POTENSI PESERTA DIDIK :

Intelegensi, bakat, minat, nilai dan


kepribadian anak-anak
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Peserta
Didik
Dosen Pengampu: Arga Satrio Prabowo, M.Pd.

Dibuat Oleh:

Alya Qurota Aini 2288220001


Nabila Agustin 2288220010
Azzahra Wenda Azizah Syams 2288220023
Fauzan Daffa Mutaqin 2288220024
Daffa Agi Subahgia 2288220032
Nilam Aprilia Nur Fitriana Twantifa 2288220053
Mohammad Yasseer Athar Gymnastiar 2288220062

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
Kata Pengantar
Puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah, atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga paper yang berjudul, “POTENSI PESERTA DIDIK:
Intelegensi, bakat, minat, nilai dan kepribadian anak-anak” dapat kami selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap paper ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang apa dan bagaimana potensi peserta didik bagi
siswa. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT
karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa
sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mensukseskan dalam pembuatan tugas paper ini. Kepada dosen
pembimbing kami, Bapak Arga Satrio Prabowo, M.Pd.
Demikian paper ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf.

Serang, 25 Mei 2023

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar ....................................................................................... i


Daftar Isi.................................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN ............................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................. 1

II. PEMBAHASAN ................................................................... 2


2.1 Potensi Peserta Didik ...................................................... 2
2.2 Intelegensi Peserta Didik................................................. 2
2.3 Minat Peserta Didik......................................................... 3
2.4 Bakat Peserta Didik ......................................................... 4
2.5 Nilai dan Kepribadian Peserta Didik............................... 6
III. KESIMPULAN .................................................................... 8
Daftar Pustaka ........................................................................................ 9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tugas utama guru dalam pembelajaran adalah mengantarkan peserta didik pada
prestasi terbaiknya sesuai dengan potensinya. Jadi hal pertama yang perlu dipahami
adalah bagaimana karakteristik peserta didik asuhannya dan cara mengembangkan
potensinya. Informasi mengenai karakteristik peserta didik dalam berbagai aspek
menjadi satu acuan dalam menentukan kedalaman dan keluasan materi sehingga sesuai
dengan perkembangan peserta didik. Berdasarkan pemahaman tersebut guru perlu
bekerja keras dan kreatif untuk mengeksplorasi berbagai upaya baik dalam bentuk
media, bahan ajar, dan metode pembelajaran untuk memfasilitasi peserta didik secara
tepat dan kreatif sehingga sesuai dengan perkembangan mereka termasuk gaya
belajarnya.
Guru diharapkan dapat memahami konsep perkembangan perilaku dan pribadi
peserta didik, tahapan, prinsip-prinsip dan implementasinya terhadap pendidikan;
mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak dan keragaman
karakteristik peserta didik, menganalsiis permasalahan perkembangan perilaku dan
pribadi peserta didik dan menentukan kegiatan pembelajaran untuk memfasilitasi
variasi perkembangan peserta didik. Guru juga diharapkan dapat memahami konsep
potensi peserta didik dan pengembangannya serta menentukan pembelajaran yang
memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana potensi dari seorang peserta didik itu?
2. Cara peningkatan intelegensi peserta didik?
3. Faktor apa yang bisa mempengaruhi minat dari seorang peserta didik?
4. Jenis Bakat apa yang biasanya ada di peserta didik?
1.3 Tujuan
Untuk mendeskripsikan bagaimana potensi , cara peningkatan intelegensi dari
peserta didik. Selain itu nantinya juga berpengaruh mengetahui faktor dan jenis bakat
yang bisa digali dari seoarang peserta didik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Potensi Peserta Didik


Tujuan pembelajaran pada hakekatnya adalah membantu peserta didik untuk
mengembangakan potensinya secara optimal, oleh karena itu guru seyogyanya
memiliki motivasi dan bekerja keras mengenali dan memahami potensi peserta didik
asuhannya secara cermat dan jujur. Dengan memahami potensi peserta didik, guru
dapat memberikan gambaran yang tepat tentang kekuatan dan kelemahan, kelebihan
dan kekurangan peserta didik mencapai prestas yang terbaiknya sesuai dengan potensi.
Setiap peserta didik dianugrahi potensi (potensial ability) atau kapasitas (capacity).
Terdapat keragaman atau perbedaan potensi yang dimiliki peserta didik yang satu
dengan lainnya, baik dalam jenis potensi yang dimiliki maupun dalam kualitas potensi.

2.2 Intelegensi Peserta Didik


Intelegensi berasal dari bahasa latin “Intelegensia” “inter” (diantara), “Lego”
(memilih). Intelegensi atau bahasa Inggrisnya “Intelligence” yang artinya kecerdasan
atau kepandaian. Intelegensi juga merupakan kemampuan dalam berfikir dan belajar,
memecahkan masalah, dan kemampuan untuk beradaptasi pada lingkungan baru.
Dalam arti luas, intelegensi adalah kemampuan mencapai prestasi dalam berbagai
bidang kehidupan. Sedangkan dalam arti sempit, intelegensi adalah kemampuan untuk
mencapai prestasi di sekolah. Intelegensi dalam pengertian sempit mempunyai
pengertian yang sama dengan kemampuan intelektual dan kemampuan akademik.
Dalam bidang pendidikan intelegensi/kecerdasan dimanfaatkan untuk mengetahui
sejauh mana prestasi belajar yang dapat dicapai oleh individu, untuk penyesuaian dalam
sekolah jurusan, dan perlakuan kepada subjek didik. Dalam penerimaan tes untuk
masuk atau melanjutkan pendidikan saat ini salah satunya melalui tes intelegensi.
Individu dalam menyelesaikan masalah, apakah cepat atau lambat, faktor yang turut
menentukan adalah faktor intelegensi darin individu yang bersangkutan.
Intelegensi dan keberhasilan dalam pendidikan adalah dua hal yang berkaitan. Di
mana biasanya anak yang memiliki intelegensi yang tinggi dia akan memiliki prestasi
yang membanggakan di kelasnya, dan dengan prestasi yang dimilikinya ia akan lebih
mudah meraih keberhasilan.

2
➢ Meningkatkan Serta Mengembangkan Intelegensi Anak
1. Membangun Interaksi
Membangun ikatan antara orang tua dan anak adalah kunci utama dalam meningkatkan
IQ anak. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengajak dan mendengarkan anak
berbicara, serta memberinya dorongan dan kesempatan untuk mengekspresikan diri
dengan jujur dan terbuka. Selain itu, juga bisa merangsang kecerdasan dengan
mengajaknya bermain, misalnya dengan bermain catur.
2. Membacakan Buku Cerita
Membacakan buku cerita atau dongeng dapat membentuk ikatan emosional dengan
anak. Selain itu, melalui buku cerita atau dongeng, orang tua juga dapat mengajari anak
tentang nama dan warna benda, mendorong anak lebih aktif berbicara, memperkaya
kosakata anak, serta merangsang daya imajinasi dan kreativitasnya.
3. Memuji Proses Belajar Anak
Orang tua yang selalu memuji anak karena upaya dan kegigihannya dalam memecahkan
masalah, cenderung memiliki motivasi lebih baik disekolah. Oleh karena itu orang tua
sebaiknya tidak hanya memperhatikan hasil belajar dan nilai pelajaran anak di sekolah,
namun juga usaha dan proses belajar anak.

➢ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intelegensi Pada Anak


1. Faktor Bawaan
Faktor bawaan merupakan faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui pewarisan
genetik oleh orangtua. Pewarisan genetik ini dimulai saat terjadinya pembuahan.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan menunjuk pada segala sesuatu yang berada di luar diri individu. Faktor ini
dapat meliputi banyak hal, mulai dari status sosial ekonomi orangtua, pola gizi,
stimulasi dan rangsangan, pola asuh orang tua, budaya, dan lain sebagainya.

2.3 Minat Peserta Didik


Minat merupakan tanda suka atau ketertarikan seorang terhadap sesuatu suatu hal
yang ada dihadapannya tanpa adanya suatu paksaan (Warsito, 2019). Perkembangan
minat peserta didik pada proses belajar itu sangat penting, jika peserta didik tidak
memiliki minat terhadap hal yang ada di hadapan nya maka peserta didik tidak bisa
menguasai hal tersebut, seperti contoh pada peneliti terdahulu yang menguji pengaruh
minat belajar terhadap prestasi belajar matematika, dalam penelitian ini mengatakan
3
bahwa minat belajar sangat berpengaruh terhadap suatu prestasi belajar dan juga minat
ini mempengaruhi keaktifan peserta didik dan ini sangat berpacu pada apa yang
diberikan oleh pendidik.
Menurut hurlock (dalam Friantini & Winata, 2019) mengatakan bahwa minat
mempengaruhi bentuk dan intensitas cita-cita, misal orang menaruh minat pada suatu
bakat beladiri akan bercita-cita menjadi seorang ahli beladiri begitu pun jika peserta
didik menaruh minat pada bidang kesenian akan bercita-cita menjadi ahli kesenian.
Kedua minat dapat menjadi pendorong yang kuat, siswa yang berminat pada beladiri
atau kesenian akan terdorong untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
beladiri atau kesenian. Ketiga prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat
seorang. Keempat minat menimbulkan kepuasaan, siswa cenderung mengulang
kegiatan yang berhubungan dengan minatnya tersebut.
Minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu minat pribadi (personal interest) dan
minat situasional. Minat pribadi (personal interest), yaitu ciri pribadi individu yang
relatif stabil. Minat pribadi ditunjukkan pada suatu kegiatan atau topik yang spesifik
misalnya minat pada olahraga, ilmu pengetahuan, musik, dan lain-lain). Sedangakan
minat minat situasional yaitu minat yang ditumbuhkan oleh kondisi atau faktor
lingkungan misalnya peran pendidikan formal, informasi yang diperoleh dari buku,
internet atau televisi.

➢ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat


Minat pada dasarnya merupakan sebab-akibat dari pengalamannya.
Menurut Crow (1989) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi minat seseorang,
diantaranya:
1) The factor inner urge; stimulan ini berasal dari ruang lingkup atau
lingkungan berdasarkan kebutuhan dan keinginannya, sehingga
memunculkan minat dengan mudah. Contohnya kecenderungan akan
minat belajar, pada kondisi tersebut seseorang punya hasrat ingin tahu
akan ilmu pengetahuan.
2) The factor of social motive; minat seseorang akan objek atau suatu hal
dapat dipengaruhi pula oleh faktor dari dirinya dan motif sosialnya.
Contohnya, orang yang punya minat berprestasi tinggi supaya meraih
strata sosial yang tinggi pula.

4
3) Emotional factor; faktor emosi dan perasaan yang mempunyai pengaruh
akan objek. Contohnya, pengalaman sukses yang diraih seseorang dalam
suatu aktivitas tersebut. Kebalikannya, pengalaman gagal yang dialami
akan menjadi sebab menurunnya minat seseorang.

➢ Ciri-ciri Minat
Minat punya ciri dan karakter khusus. (Crow dan crow 1989) di antaranya:
1) Memberikan minat pada objek yang ia minati baik secara sadar maupun
spontan tanpa ada paksaan. Minat nya tidak mudah untuk goyah dan
terbujuk untuk berpindah ke selainnya.
2) Ada rasa senang akan objek diminati. Ciri tersebut dilihat dengan
adanya rasa puas setelah memperoleh objek yang ia minati.
3) Menunjukkan konsistensi akan objek yang diminati selama objek
tersebut dinilai efektif penting baginya.
4) Mencari objek yang ia minati, ciri ini ditunjukkan dari perilaku tidak
mudah putus asa dalam mencari dan mengikuti obyek yang diminati
tersebut.
5) Pengalaman diperoleh dalam proses perkembangan pribadi dan
merupakan pengalaman bawaan, yang dapat menjadi penyebab atau
akibat dari minat seseorang terhadap suatu objek melalui pengalaman
menyenangkan dan bermanfaat yang dimilikinya.

2.4 Bakat Peserta Didik


Terdapat banyak pendapat ahli yang mendefinisikanbakat (aptitude), diantaranya
menurut Kartini Kartono (1995) bakat adalah hal yang ada pada diri individu sejak awal
pertama kehidupannya yang mencakup segala faktor kehidupannya. Kemudian
berkembang pada selanjutnya berupa keterampilan, keahlian, dan kecakapan khusus
lainnya.
Bakat yang individu memiliki bersifat laten potensial yang menyebabkan bakat
tersebut dapat tumbuh dan dikembangkan untuk menghasilkan suatu bakat yang
optimal pada diri individu. Utami Munandar (2004) mendefinisikan bakat sebagai
kemampuan bawaan dari individu berupa potensi diri yang masih memerlukan
pengembangan lebih lanjut dan latihan agar mampu dalam mewujudkan impiannya.

5
➢ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bakat
1) Faktor dari diri individu (internal), diantaranya; motif berprestasi, minat,
keberanian mengambil risiko, kegigihan dan keuletan.
2) Faktor dari luar individu (Eksternal), di antaranya; sarana dan prasarana,
kesempatan untuk mengembangkan diri secara maksimal, dukungan dari
orang luar sekitar terutama keluarga.
➢ Jenis-jenis Bakat
1) Bakat Umum
Bakat umum merupakan potensi berupa kemampuan dasar dari dalam
diri individu bersifat umum dan merupakan hal yang lumrah untuk
seorang individu miliki. Contohnya individu mampu berbicara, berpikir,
bergerak, membaca dan menulis. Dengan demikian, bakat umum adalah
suatu bakat yang diharuskan individu miliki dalam kehidupan sehari-
hari karena akan berpengaruh pada proses perkembangannya sehingga
menghasilkan suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari bakat
umum yang dikembangkan tersebut.
2) Bakat Khusus
Bakat khusus adalah potensi berupa kemampuan yang bersifat khusus
yang ada pada individu. Dengan kata lain, setiap masing-masing
individu memiliki bakatnya yang berbeda satu dengan lainnya. Salah
satu contoh dari bakat ini adalah bakat numerikal di mana seorang yang
memiliki bakat ini akan menguasai suatu konsep yang berhubungan
dengan angka dan matematika dengan cepat.

2.5 Nilai dan Kepribadian Peserta Didik


Fungsi pendidikan nilai adalah membantu peserta didik untuk mengenali nilai-nilai
dan menempatkan secara integral dalam konteks keseluruhan hidupnya. Pendidikan
nilai juga berfungsi untuk membantu peserta didik memahami, mengapresiasikan,
membuat keputusan yang tepat dalam berbagai masalah pribadi, keluarga, masyrakat
dan negara yang diharapkan dapat mengeleminir sikap arogansi yang kerap terjadi.
Sehubungan dengan nilai, Max Scheller dalam Atmadi dan Setiyaningsih, 2000:
73 menyajikan hirarki nilai-nilai dalam empat tingkatan sebagai berikut:

6
1) Nilai-nilai Kenikmatan : dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai-nilai
mengenakkan, yang menyebabkan orang senang dan tidak menderita
2) Nilai-nilai kehidupan : dalam tingkatan ini terdapat nilai yang paling
penting bagi kehidupan misalnya kesehatan dan kesejahteraan umum
3) Nilai-nilai Kejiwaan : dalam tingkatan ini terdapat nilai-nilai kejiwaan
yang sama sekali tidak tergantung pada keadaan jasmani maupun
lingkungannya, misalnya keindahan dan kebenaran.
4) Nilai-nilai kerohanian : nilai yang merujuk pada sifat keberagamaan
pada tuhan yang maha esa.

Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara


utuh dari seseorang mentalitas, sikap dan perilaku. Pendidikan karakter semacam ini
lebih tepat sebagai pendidikan budi pekerti. Pembelajaran tentang tata-krama, sopan,
dan adat istiadat, menjadikan pendidikan karakter semacam ini lebih menekankan
kepada perilaku-perilaku aktual tentang bagaimana seseorang dapat disebut
berkepribadian baik atau tidak baik.

Pendidikan bukan sekedar berfungsi sebagai media untuk mengembangakan


kemampuan semata, melainkan juga berfungsi untuk membentuk watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat.

7
BAB III
KESIMPULAN

Dalam pendididikan sudah seharusnya mempunyai hakekat dalam tujuan pembelajaran


yaitu membantu peserta didik untuk mengembangakan potensinya secara optimal, dan bisa
mengenali dan memahami potensi peserta didik asuhannya secara cermat dan jujur. Hal ini bisa
dimanfaatkan untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar yang dapat dicapai oleh individu,
untuk penyesuaian dalam sekolah jurusan, dan perlakuan kepada subjek didik. Dalam
penerimaan tes untuk masuk atau melanjutkan pendidikan saat ini salah satunya melalui tes
intelegensi. Namun beberapa hal tadi terjadi perbedaan dimana ketertarikan seorang terhadap
sesuatu suatu hal yang ada dihadapannya tanpa adanya suatu paksaan dalam proses belajar itu
sangat penting, jika peserta didik tidak memiliki minat terhadap hal yang ada di hadapan nya
maka peserta didik tidak bisa menguasai hal tersebut dan hal itu akan bersifat laten potensial
yang menyebabkan bakat tersebut dapat tumbuh dan dikembangkan untuk menghasilkan suatu
bakat yang optimal pada diri individu. Pendidikan nilai juga berfungsi untuk membantu peserta
didik memahami, mengapresiasikan, membuat keputusan yang tepat dalam berbagai masalah
pribadi, keluarga, masyrakat dan negara yang diharapkan dapat mengeleminir sikap arogansi
yang kerap terjadi.

Anda mungkin juga menyukai