Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

HAKEKAT PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN

“Disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Landasan
Kependidikan”

Dosen Pengampu: Dr. Khairuddin, M.Pd

Di Susun Oleh:

Adriman
Cut Defa Putri Yonasda
Safrida

MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sederhana dengan judul “Hakekat Pendidikan dan
Pembelajaran”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman referensi
dalam pengkajian tema serupa.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah
Landasan Kependidikan yaitu bapak Dr. Khairuddin, M.Pd yang telah
memberikan bimbingan dan masukannya selama proses pembelajaran
berlangsung.
Makalah ini kami akui pasti terdapat beberapa kekurangan, oleh karena
itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Lebih dan
kurang kami ucapkan terima kasih.

Banda Aceh, 04 September 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 3
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 4
A. Hakikat Pendidikan ......................................................................................... 4
B. Tujuan Pendidikan ........................................................................................... 6
C. Hakikat Pembelajaran ...................................................................................... 8
1. Pendekatan Pembelajaran ............................................................................ 9
2. Strategi Pembelajaran .................................................................................. 12
3. Model Pembelajaran .................................................................................... 13
4. Metode Pembelajaran .................................................................................. 16
BAB III KESIMPULAN ............................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia tidak hanya sebagai makhluk yang berbadan tetapi juga berjiwa. Maka dari itu,
dalam ranah pendidikan kita perlu mengusahakan agar peserta didik dapat mengembangkan
kecakapan-kecakapan emosionalnya: cipta, rasa, dan karsa; sadra, mengerti, merasa, dan
menghendaki, tetapi juga menjadi mampu mencintai sesama dan berbakti kepada Allah.
Bermodal kecakapan-kecakapan sepeti ini, manusia mampu melakukan karya atau kegiatan-
kegiatan yang mengatasi makhluk-makhluk yang lain, seperti kegiatan berbahasa baik lisan
maupun tertulis, berhitung, berkesenian, berilmu, bekerja, beriman, dan bertaqwa kepada Allah.
Kemampuan-kemampuan tersebut mesti diperhatikan dan ditumbuhkembangkan dalam
pendidikan. Sebagai makhluk jasmani, manusia tidak akan lepas dari dorongan naluriah dan
nafsu-nafsu. Namun karena manusia adalah sekaligus juga makhluk ruhaniah, maka dorongan-
dorongan tersebut biasa diatur dan dikuasai oleh daya-daya jiwa. Disini Terletak pentingnya
penanaman disiplin dalam pendidikan yang dilakukan secara teratur dan objektif. Dalam
pendidikan, peserta didik perlu diberi peringatan dan pencerahan agar keberadaannya ditegakkan
diatas bimbingan dan pengaturan akal budinya.
Itu berarti, ia tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh nafsu, perasan, dan emosinya yang
buta. Dalam kaitannya dengan ini, pendidikan budi pekerti dalam bentuk pendidikan moral dan
agama merupakan bagian penting dalam suatu kegiatan pendidikan (Ismail Thoib, 2008:35-35).1
Hakikat manusia adalah manusia yang berkepribadian utuh yang dapat menyelaraskan,
menyeimbangkan, dan menyerasikan aspek manusia sebagai makhluk individu, sosial, religius,
bagian dari alam semesta, bagian dari bangsa-bangsa lain, dan kebutuhan untuk mengejar
kemajuan lahir maupun kebahagiaan batin. Hakikat pendidikan adalah upaya sadar
memanusiakan manusia muda untuk mencapai kedewasaan atau menemukan jati dirinya yang
berlangsung seumur hidup atau sepanjang hayat. Hakikat tujuan pendidikan adalah

1
Rahmat Hidayat dan Abdillah.Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya” (Medan: Lembaga Peduli
Pengambangan Pendidikan Indonesia (LPPPI)) hlm. 20-21.

1
mengantarkan anak manusia menjadi manusia paripurna yang mandiri dan dapat bertanggung
jawab atas dirinya sendiri dan lingkungannya. 2
Melalui pendidikan manusia berharap nilai-nilai kemanusiaan diwariskan, bukan sekedar
diwariskan melainkan menginternalisasi dalam watak dan kepribadian. Nilai-nilai kemanusiaan
menjadi penuntun manusia untuk hidup berdampingan dengan manusia lain. Upaya pendidikan
melalui internalisasi nilai-nilai kemanusiaan menuntun untuk memanusiakan manusia. Oleh
karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia.3
Pendidikan memiliki peran sangat penting dalam pembangunan bangsa, kiranya tidak ada
yang meragukan. Namun tentu harus difahami, pendidikan yang mampu mendukung
pembangunan adalah pendidikan yang bermutu, yaitu pendidikan yang mampu mengembangkan
potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan
problema kehidupan yang dihadapinya. Konsep pendidikan seperti itu terasa semakin penting
ketika seseorang harus memasuki dunia kerja dan kehidupan di masyarakat, karena yang
bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi
probiema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pendidikan kecakapan/keterampilan hidup, kita ingin menyempurnakan
pendidikan di Indonesia, sehingga mampu mengembangkan potensi peserta didik demi perannya
sebagai pribadi yang mandiri, sebagai anggota masyarakat dan warga negara, sebagai bagian dari
lingkungan dan tentu saja sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa.
Pendidikan keterampilan termasuk didalam salah satu mata pelajaran yang diajaran
disekolah dari tingkat dasar sampai tingkat menengah atas. Bila kita lihat maksud dan tujuan
pendidikan keterampilan mebentuk para siswa mempunyai suatu keahlian, yang tujuan akhirnya
dapat dipergunakan untuk kehidupan dirinya kelak dikemudian hari. Tapi tidak bisa kita pungkiri
untuk saat ini pendidikan keterampilan kurang dikembangkan didunia pendidikan kita secara
maksimal. Pihak pendidikan banyak berorentasi anak didiknya untuk mencapai nilai-nilai
tertinggi didalam mata pelajaran tertentu yang diujikan secara nasional, padahal secara konsep
dasar dunia pendidikan adalah pencapaian kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. 4

2
Rahmat Hidayat dan Abdillah.Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya” (Medan: Lembaga Peduli
Pengambangan Pendidikan Indonesia (LPPPI)) hlm. 21.
3
Tegus Triwiyanto.Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara) hlm. 1.
4
Elis Ratnawulan dan Rusdiana.Evaluasi Pembelajaran (Bandung : Pustaka Setia)

2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang di maksud dengan Hakekat Pendidikan?
2. Bagaimana yang di maksud dengan Hakekat Pembelajaran?
3. Apa-apa saja Pendekatan, Strategi, Model dan Metode Pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang Hakekat Pendidikan.
2. Untuk mengetahui tentang Hakekat Pembelajaran.
3. Untuk mengetahui Pendekatan, Strategi, Model dan Metode Pembelajaran.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi mahasiswa di harapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan materi atau
referensi mengenai Hakekat Pendidikan dan Pembelajaran serta Landasan dan Asas-
asanya.
2. Berguna untuk meningkatkan wawasan dan sebagai referensi bagi seorang pendidik
dalam proses belajar mengajar atau sebagai bahan penelitian lebih lanjut.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari bahasa yunani “paedagogie” , yang akar katanya “pais”
yang berarti anak dan “again” yang artinya membimbing . Jadi, “paedagogie” berarti bimbingan
yang diberikan kepada anak. Dalam bahasa inggris, pendidikan diterjemahkan menjadi
“education”. “Education” berasal dari bahasa yunani “educare” yang berarti membawa keluar
yang tersimpan dalam jiwa anak, dituntun agar tumbuh berkembang.
Batasan atau definisi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli atau suatu bangsa
tergantung dari sudut pandang yang digunakan dalam memberi arti, sehingga definisi
pemdidikan ini berbeda antara satu dengan yang lain. Ada yang memberikan definisi pendidikan
yang lebih bersifat deskriptif, dimana mereka melihat dari bagaimana proses terjadinya
pendidikan itu sendiri, tanpa melihat tujuan apa yang ingin dicapai. Disamping itu, ada yang
mendefinisikan pendidikan berdasarakan tujuannya atau lebih bersifat normatif (Madyo
Ekosusilo, 1987: 3).5
Ditinjau dari terjadinya proses pendidikan, ada dua segi yang harus dikembangkan, yaitu
proses individual dan proses sosial. Beberapa ahli pendidikan lebih menekankan kepada
bagaimana mengembnagkan semua kemampuan dasar (potensi) yang sudah dimiliki anak sejak
lahir. Adapun pendidikan sebagai proses sosia, pendidikan harus berusaha melestarikan dan
mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi penerus.
Ditinjau dari tujuan yang akan dicapai dalam proses pendidikan, maka hal-hal yang
dibicarakan lebih bnayak mengungkapkan sistem nilai yang akan dicapai melalui pendidikan,
dimana pelaksanaan pendidikan didasarkan kepada sistem nilai yang sudah dimiliki oleh suatu
masyarakat.6
Adapun beberapa pengertian pendidikan menurut para ahli sebagai berikut :
a. Carter V Good ( 2005) merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut :
1. Pendidikan ialah seni, praktek, atau profesi sebagai pengajar;

5
Syafril dan Zen Zelhendri.Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Depok : Kencana) hlm. 26-27.
6
Ibid., hal. 27.

4
2. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan
metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid; dalam arti luas
digantikan dengan istilah pendidikan. 7

b. Harahap (1982) mengemukakan bahwa pendidikan adalah usaha secara sengaja dari
orang dewasa untuk meningkatkan kedewasaan si anak, yang diartikan mereka
mampu memikul tanggung jawab moral dari segala perbuatannya.
c. Menurut Undang-undang RI No 2 Tahun 1989, pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi
peranannya diamasa yang akan datang.
d. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), pendidikan adalah proses
pengubahan sikap atau tata laku seseorang, kelompok, kelompok orang, dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. 8
e. Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yakni :
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.9
f. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) pendidikan
yaitu : tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan
yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
setinggi-tingginya.
g. Menurut H. Horne adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang
lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental,
yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar
intelektual, emosional, dan kemanusiaan dari manusia.

7
Abdul Rahmat.Pengantar Pendidikan “Teori, Konsep, dan Aplikasi (Bandung : Ideas Publishing) hlm. 13.
8
Chairul Anwar.Hakikat Manusia dalam Pendidikan “Sebuah Tinjauan Filosofis”(Yogyakarta: SUKA-Press)
hlm. 63.
9
Ibid., hal. 65.

5
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut para ahli tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

B. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah perubahan-perubahan yang diharapkan terjadi pada subyek didik
setelah mengalami proses pendidikan. Perubahan-perubahan itu antara lain perubahan pada
tingkah lakuindividu, kehidupan pribadi individu maupun kehidupan masyarakat dan alam
sekitarnya dimana individu itu hidup. Adapun tujuan atau cita-cita pendidikan antara satu negara
dengan negara lain itu memiliki perbedaan-perbedaan. Hal ini disebabkan oleh karena sumber-
sumber yang dianut sebagai dasar penentuan cita-cita atau tujuan pendidikan juga berbeda.
Perlu dipahami bahwa tujuan pendidikan merupakan masalah yang sangat fundamental
dalam pelaksanaan pendidikan. Hal ini dikarenakan dari dasar pendidikan inilah yang akan
menentukan corak dan isi pendidikan, dan dari tujuan pendidikan itu juga akan menentukan ke
arah mana anak didik dibawa (Hasbullah, 2001:137).10
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap penentuan tujuan atau cita-cita dalam
penyelenggaraan pendidikan disuatu negara. Di antara faktor-faktor antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Faham Nasionalisme serta dasar falsafah yang dianut suatu negara.
2. Ide pendidikan yang di pengaruhi oleh perkembangan psikologi; pendidikan itu
harus dapat mencapai keselarasan dan keserasian (harmonis) antara jasmani dan
rohani.
3. Ide atau cita-cita dari pendidikan dipengaruhi oleh sifat-sifat manusia itu sendiri,
yaitu sifat sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. Karena itu selain
menjadi subyek juga menjadi objek dari pendidikan.
4. Cita-cita pendidikan haruslah pula mengalami perkembangan dan kemajuan
sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern. Karena jika tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern, maka tidak akan bisa menyiapkan anak didiknya untuk ikut

10
Binti Maunah.Landasan Pendidikan (Yogyakarta : Teras) hlm. 9.

6
membangun masyarakatnya dengan cara-cara progresif rekonstruktif. Karena itu
pendidikan selalu dinamis, selalu berkembang dan mengalami inovasi sesuai
dengan pendidikan masyarakatnya (Zulhairini, 1991: 111).11

Menurut Suardi (2010) tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang
dicapai oleh peserta didik setelah diselenggarakan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan,
yakni bimbingan pengajaran atau latihan, diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan itu.
Dalam konteks ini tujuan pendidikan merupakan komponen dari sistem pendidikan yang
menempati kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya setiap tenaga pendidikan perlu
memahami dengan baik tujuan pendidikan. 12 Sedangkan menurut islam, tujuan pendidikan ialah
membentuk manusia supaya sehat, cerdas, patuh, dan tunduk kepada perintah Tuhan serta
menjauhi larangan-laranganNya. 13
Menurut Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah mendidik anak agar menjadi
manusia yang sempurna hidupnya, yaitu kehidupan dan penghidupan manusia yang selaras
dengan alamnya (kodratnya) dan masyarakatnya. Sedangkan menurut John Dewey (tokoh
pendidikan sosial) tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi anggota masyarakat yang
baik, yaitu anggota masyarakat yang mempunyai kecakapan praktis dan dapat memecahkan
problem sosial sehari-hari dengan baik.14
Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1985 yang berbunyi bahwa tujuan pendidikan yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsadan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan bangsa.
Berdasarkan MPRS No. 2 Tahun 1960 bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk
pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh pembukaan UUD
1945 dan isi UUD 945.
Selanjutnya Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 (versi Amandemen) Pasal 31,
ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
11
Binti Maunah.Landasan Pendidikan (Yogyakarta : Teras) hlm. 10.
12
Chairul Anwar. Hakikat Manusia dalam Pendidikan “Sebuah Tinjauan Filosofis”(Yogyakarta: SUKA-Press)
hlm. 73.
13
Ibid.,hal. 73-74.
14
Ibid., hal.74-75.

7
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undangundang.”2) Pasal 31, ayat 5
menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan
umat manusia.”
Berdasarkan UU. No.20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3,
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. 15

C. Hakekat Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang
supaya diketahui atau diturut, sedangkan pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut Kimble dan Garmezy dalam Thobroni,
pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik
yang diulang-ulang. Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan
bukan diajarkan. Subjek belajar yang dimaksud adalah siswa atau disebut juga pembelajar yang
menjadi pusat kegiatan belajar. Siswa sebagai subjek belajar dituntut untuk aktif mencari,
menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah, dan menyimpulkan suatu
masalah.
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek
didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dievaluasi secara sistematis
agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan
efisien (Komalasari, 2010). Terdapat dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan
pembelajaran yaitu belajar dan mengajar. Belajar mengacu kepada apa yang dilakukan siswa,
sedang mengajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh guru (Mufarrokah, 2009).
Pembelajaran dapat dipandang dari dua sudut, pertama pembelajaran dipandang sebagai
suatu sistem, pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisasi antara lain tujuan

15
Rahmat Hidayat dan Abdillah.Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya” (Medan: Lembaga Peduli
Pengambangan Pendidikan Indonesia (LPPPI)) hlm. 26.

8
pembelajaran, media pembelajaran, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak
lanjut pembelajaran (remedial dan pengayaan).
Kedua, pembelajaran dipandang sebagai suatu proses yang meliputi kegiatan yang
dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program
tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan (Subroto, 1997).
Istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai
upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, peserta didik tidak hanya
berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan
keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Istilah sistem meliputi konsep yang sangat luas. Sebagai misal, seorang manusia, organisasi,
mobil, susunan tata surya merupakan suatu sistem, dan masih banyak lagi. 16

1. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan
(2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).17
Pendekatan juga diartikan sebagai sudat pandang guru dalam menyikapi proses
pembelajaran. Berdasarkan sudut pandang tersebut diperoleh keputusan apakah
pembelajaran itu dipandang dari peserta didik atau dari sisi pendidik. Jika pembelajaran
dipandang menurut sudut pandang peserta didik disebut SCL (Student Center Learning).
Sedangkan pendekatan dilihat dari sudut pendidik disebut TCL (Teacher Center Learning).
Sebelum kedua istilah tersebut muncul seperti sekarang, sebenarnya pendekatan
pembelajaran juga terdiri dari dua yaitu pendekatan ekspository dan inquiry/discovery.

16
Wardana dan Ahdar Djamaluddin.Belajar dan Pembelajaran “Teori, Desain, Model Pembelajaran dan Prestasi
Belajar” (Parepare : CV Kaaffah Learning Center) hlm. 29.
17
Nurlina, dkk.Teori Belajar dan Pembelajaran (Makassar : LPP UNISMUH Makassar) hlm. 1.

9
Dilihat dari sisi makna, sebenarnya kedua pasang istilah itu memiliki pengertian yang sama.
Dalam praktek pembelajaran kedua istilah itu dipakai dan digunakan untuk tujuan yang
sama.18
Dalam melakukan pembelajaran,guru biasanya memakai beberapa pendekatan berikut ini:
a. Pendekatan individual
Perbedaan individual anak didik memberikan wawasan bahwa guru harus
memperhatikan perbedaan individual dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Dengan memakai pendekatani ni sebagaimana diuraikan Djamarah dan Zain, " dapat
diharapkan kepada anak didik dengan tingkat penguasaan yang optimal ". Pendekatanin
dividual mempunyai arti penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat
memerlukan pendekatan ini, karena kesulitan belajar anak lebih mudah dicari solusinya
dengan menggunakan pendekatan ini.
b. Pendekatan kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang guru juga menggunakan pendekatan lain,
yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok diperlukan untuk membina dan
mengembangkan sikap sosial anak didik. Sebagaimana diungkapkan oleh Djamarah dan
Zain,"dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial
yang tinggi pada diii anak didik". Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois mereka,
sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di dalam kelas. Dan pada akhirnya mereka
sadar bahwa tidak ada makhluk yang hidup sendiri, karena sbmua makhluk hidup dengan
saling ketergantungan. Demikian juga dalam setiap pembelajaran bidang studi apapun,
anak didik juga diajari bagaimana bersikap sosial dengan temannya, yang itu merupakan
salah satu akhlak karimah. Pendekatan ini cocok diterapkan guru dalam pembelajaran,
karena akan dapat membantu siswa yang ketinggalan dalam pemahaman materi.
c. Pendekatan bervariasi
Dalam pembelajaran biasanya juga diwarnai berbagai masalah yang didmbulkan oleh
anak didik. Maka hal ini menuntut kreativitas guru untuk mengelola kelas dan
menggunakan Pendekatan yang tidak hanya satu. Guru yang menggunakan pendekatan
bervariasi ini cenderung mampu untuk membuat kelas menjadi kondusif dan
pembelajaran menjadi efektif. Pendekatan bervariasi ini sebagaimana diungkapkan

18
Darmansyah.Strategi Pembelajaran (Padang) hlm. 35.

10
Djamarah dan Zain, "bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh
setiap anak didik dalam belajar bermacam-macaln”. Maka guru juga harus mampu
menggunakan Pendekatan dengan berbagai macam masalah yang dihadapinya. Namun
dalam dekade akhir-akhir ini, yang marak dipakai oleh guru dalam melakukan kegiatan
pembelajaran adalah pendekatan kontekstual. Hal itu dikarenakan pendekatan kontekstual
adalah pendekatan yang sesuai dengan teori psikologi modern yang berpijak pada filsafat
konstruktivisme. 19
d. Pendekatan Expository
Pendekatan Expository menekankan pada penyampaian informasi yang disampaikan
sumber belajar kepada warga belajar. Melalui pendekatan ini sumber belajar dapat
menyampaikan materisampai tuntas. Pendekatan Expository lebih tepat digunakan
apabila jenis bahan belajar yang bersifat informatif yaitu berupa konsep-konsepdan
prinsip dasar yang perlu difahami warga belajar secara pasti. Pendekatan ini juga tepat
digunakan apabila jumlah warga belajar dalam kegiatan belajar itu relatif banyak.
Pendekatan expository dalam pembelajaran cenderung berpusat pada sumber belajar,
dengan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) adanya dominasi sumber belajar dalam
pembelajaran, 2) bahan belajar terdiri dari konsep-konsep dasar atau materi yang baru
bagi warga belajar, 3) materi lebih cenderung bersifat informasi, 4) terbatasnya sarana
pembelajaran.20
e. Pendekatan Inquiry
Istilah Inquiry mempunyai kesamaan konsep dengan istilah lain seperti Discovery,
Problem solving dan Reflektif Thinking. Semua istilah ini sama dalam penerapannya yaitu
berusaha untuk memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk dapat belajar
melalui kegiatan pengajuan berbagai permasalahan secara sistimatis, sehingga dalam
pembelajaran lebih berpusat pada keaktifan warga belajar. Dalam kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan Inquiry, sumber belajar menyajikan bahan tidak sampai
tuntas, tetapi memberi peluang kepada warga belajar untuk mencari dan menemukannya
sendiri dengan menggunakan berbagai cara pendekatan masalah. Sebagaimana
dikemukakan oleh Bruner bahwa landasan yang mendasari pendekatan inquiry ini adalah

19
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini.Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta : Teras) hlm. 69-71.
20
Nurlina,dkk.Teori Belajar dan Pembelajaran (Makassar : LPP UNISMUH Makassar) hlm. 2.

11
hasil belajar dengan cara ini lebih mudah diingat, mudah ditransfer oleh warga belajar.
Pengetahuan dan kecakapan warga belajar yang bersangkutan dapat menumbuhkan motif
intrinsik karena warga belajar merasa puas atas penemuannya sendiri.
Pendekatan Inquiry ditujukan kepada cara belajar yang menggunakan cara
penelaahan atau pencarian terhadap sesuatu objek secara kritis dan analitis, sehingga
dapat membentuk pengalaman belajar yang bermakna. Warga belajar
dituntut untuk dapat mengungkapkan sejumlah pertanyaan secara sistematis terhadap
objek yang dipelajarinya sehingga ia dapat mengambil kesimpulan dari hasil informasi
yang diperolehnya. Peran sumber belajar dalam penggunaan pendekatan Inquiry ini
adalah sebagai pembimbing/fasilitator yang dapat mengarahkan warga belajar dalam
kegiatan pembelajarannya secara efektif dan efisien. 21

2. Strategi Pembelajaran
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan kedalam
strategi pembelajaran. Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan dalam
pengertian secara sempit dan pengertian secara luas. Dalam pengertian sempit bahwa istilah
strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara dalam rangka
pencapaian tujuan. Dalam pengertian luas sebagaimana dikemukakan Newman dan Logan
(Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha,
yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera
masyarakat yang memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. 22

21
Nurlina,dkk.Teori Belajar dan Pembelajaran (Makassar : LPP UNISMUH Makassar) hlm. 3-4.
22
Ibid., hal. 7-8.

12
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip
pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih
bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke
dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual
learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara
pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif
dan strategi pembelajaran deduktif. 23
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu,yang meliputi sifat, lingkup dan urutan
kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa (Gerlach dan Ely).
Strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk
di dalamnya materi atau paket pengajarannya (Dick dan Carey). Strategi pembelajaran
terdiri atas semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk
membantu siswa mencapai tujuan pengajaran tertentu dengan kata lain strategi pembelajaran
juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang akan
dicapai (Gropper). Tiap tingkah laku yang harus dipelajari perlu dipraktekkan.24

3. Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dalam suatu bingkai bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Dengan menggunakan satu
kesatuan yang utuh antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kerangka yang disebut dengan model
pembelajaran.
Proses memberikan kinerja terbaik dalam mengajar juga membutuhkan penggunaan
model atau representasi. Dalam mengajar, model ini bertindak sebagai pola pengajaran yang

23
Nurlina,dkk.Teori Belajar dan Pembelajaran (Makassar : LPP UNISMUH Makassar) hlm. 8-9.
24
Darmansyah.Strategi Pembelajaran (Padang) hlm. 32.

13
diterima sangat penting untuk memandu arah pekerjaan kita sebagai guru. Oleh karena itu,
mempelajari model pembelajaran tidak bisa dihindari. Model pembelajaran sketsa langkah-
langkah tentang bagaimana proses instruksi untuk dilihat. Model-model instruksional
mengandung berbagai komponen yang menunjukkan bagaimana pengajaran yang harus
dilakukan. Melalui model ini, guru dapat memperoleh pemahaman dan wawasan yang
berarti pada seluruh proses pengajaran.25
Model Pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran adalah bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di
kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi peserta didik
dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Guru perlu menguasai dan dapat
menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran secara spesifik.
Menurut Aunurrahman (2009), “model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk tujuan belajar tertentu yang berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran”. 26

Istilah Model Pembelajaran (model of teaching) sebagaimana dijelaskan Toeti dan


Sarifudin (1996:78), model pembelajaran didifinisikan sebagai suatu kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagi pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar. Sudrajat (2008: 2) juga menjelaskan tentang model pembelajaran, yaitu sebagai
landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan belajar, yang
dirancang berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada implementasi kurikulum dan
implikasinya pada tingkat operasional didepan kelas.

25
Darmansyah.Strategi Pembelajaran (Padang) hlm. 39-40.
26
Ibid., hal. 251.

14
Model pembelajaran mengambarkan keseluruhan urutan alur atau langkah-langkah yang
pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran. Dalam model pembelajaran
ditunjukkan secara jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru atau siswa,
bagaimana urutan kegiatan-kegiatan tersebut, dan tugas-tugas khusus apa yang perlu
dilakukan oleh siswa. Model pembelajaran merupakan aktualisasi dari model belajar, yang
hakekat nya membantu para siswa memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara
berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan juga mengajar cara-cara bagaimana
mereka belajar. Proses belajar mengajar tidak hanya memiliki makna deskriptif dan
kekinian, akan tetapi juga bermakna prospektif dan berorentasi masa depan. Penggunaan
model pembelajaran memungkinkan guru dapat mencapai tujuan tertentu dan berorentasi
pada jangka panjang (Bruce Joyce, et al, 2000: 6).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran


adalah prosedur langkah-demi-langkah yang mengarah pada hasil belajar yang spesifik
menekankan perlunya variasi dalam kelas, yang dicapai dengan mengembangkan
pendekatan Pembelajaran untuk memenuhi berbagai tujuan. Guru yang menggunakan
berbagai pendekatan pembelajaran yang lebih memungkinkan untuk menjangkau seluruh
siswa di kelas didorong untuk belajar dalam berbagai cara. Artinya model pembelajaran
merupakan unsur yang penting untuk menjalankan kegiatan belajar siswa di sekolah. Karena
dengan model pembelajaran yang baik, guru akan mudah untuk mengajar dan terjadi proses
belajar pada diri siswa. 27
Nurlina, dkk (2021: 12-13) model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Berkenaan dengan model
pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega,
1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi
sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model
modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model
pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.

27
Darmansyah.Strategi Pembelajaran (Padang) hlm. 252-253.

15
4. Metode Pembelajaran
Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam
mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode
pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan
penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan
pembelajaran. Istilah metode dapat digunakan dalam
berbagai bidang kehidupan, sebab secara umum menurut kamus Poerwadarminta (1976),
metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan. Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau
cara untuk memperoleh sesuatu.
Berdasarkan pengertian tersebut jelas bahwa pengertian Metode pada prinsipnya sama,
yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat
menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun keagamaan. Unsur–unsur
metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai
tujuan. Adapun metode dalam pembahasan ini yaitu metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan
disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber
belajar dengan warga belajar, sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan
berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan
interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut
maka jelas diperlukan berbagai
metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Metode
dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja,
sebab sumber belajardalam kegiatan pembelajaran mempunyai tugas cakupan yang luas
yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga mempunyai tugas untuk mengelola
kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar dapat belajar untuk mencapai tujuan belajar
secara tepat. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

16
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. 28
Jika dihubungkan dengan pembahasan mengenai strategi pembelajaran, maka strategi
pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan
berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of
operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something”
(Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran,
diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6)
pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.29

28
Nurlina,dkk.Teori Belajar dan Pembelajaran (Makassar : LPP UNISMUH Makassar) hlm. 9-10.
29
Ibid., hal. 11.

17
BAB III
KESIMPULAN

1. Hakikat pendidikan adalah upaya sadar memanusiakan manusia muda untuk mencapai
kedewasaan atau menemukan jati dirinya yang berlangsung seumur hidup atau
sepanjang hayat. Hakikat tujuan pendidikan adalah mengantarkan anak manusia
menjadi manusia paripurna yang mandiri dan dapat bertanggung jawab atas dirinya
sendiri dan lingkungannya
2. Tujuan pendidikan adalah perubahan-perubahan yang diharapkan terjadi pada subyek
didik setelah mengalami proses pendidikan. Perubahan-perubahan itu antara lain
perubahan pada tingkah lakuindividu, kehidupan pribadi individu maupun kehidupan
masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu itu hidup. Adapun tujuan atau cita-
cita pendidikan antara satu negara dengan negara lain itu memiliki perbedaan-
perbedaan. Hal ini disebabkan oleh karena sumber-sumber yang dianut sebagai dasar
penentuan cita-cita atau tujuan pendidikan juga berbeda.
3. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan
subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dievaluasi
secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairul.2014.Hakikat Manusia Dalam Pendidikan “Sebuah Tinjauan


Filosofis”.Yogyakarta : SUKA-Press
Darmansyah.2012.Strategi Pembelajaran.Padang
Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini.2012.Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta
: Teras
Hidayat, Rahmat dan Abdillah.2019.Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori, dan
Aplikasinya”.Medan : Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI)
Maunah, Binti.2009.Landasan Pendidikan.Ypgyakarta : Teras
Nurlina, dkk.2021.Teori Belajar dan Pembelajaran.Makassar : LPP UNISMUH
Makassar
Rahmat, Abdul.2010.Pengantar Pendidikan “Teori, Konsep, dan Aplikasi”.Bandung :
Ideas Publishing
Ratnawulan, Elis dan Rusdiana.2014.Evaluasi Pembelajaran.Bandung : Pustaka Setia
Syafril, dan Zen, Zelhendri.2017.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Depok : Kencana
Triwiyanto, Teguh.2014.Pengantar Pendidikan.Jakarta : PT Bumi Aksara
Wardana dan Djamaluddin, Ahdar.2020.Belajar dan Pembelajaran “Teori, Desain,
Model Pembelajaran dan Prestasi Belajar

19

Anda mungkin juga menyukai