DISUSUN OLEH:
Kelompok 2
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
kasih sayangnya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Ilmu Pendidikan ini. Kami
berterimakasih kepada Bapak Robenhart Tamba. selaku dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan,
yang telah membimbing dan membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami juga berterimakasih kepada orang tua yang selalu mendoakan kami dalam menjalani
perkuliahan, tidak lupa kami berterimakasih kepada semua pihak yang telah membagi ilmu dan
pengetahuanya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat waktu.
Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya
sehingga menambah ilmu dan pengetahuanya, kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna karena masih terdapat banyak kekurangan di dalam makalah, baik dari segi bahasa
maupun penulisan. Oleh sebab itu kami sekelompok dengan segala rendah hati meminta maaf
dan sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, untuk bahan evaluasi
bagi penulis lebih baik kedepanya.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya, disaat anak ini dewasa dan
berkeluarga mereka akan mendidik anak-anak mereka juga, begitu juga disekolah dan perguruan
tinggi. Para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen. Dalam pendidikan tentunya ada
istilah mengajar dan mendidik, untuk melakukan kedua hal itu tentunya di perlukan acuan
supaya proses mengajar dan mendidik dapat berjalan sebagaimana mestinya, acuan tersebut
dikenal dengan istilah pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
D. MANFAAT
2
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Menurut Prof. Dr. Ir. Amos Neolaka, M.Pd. dan Grace Amialia A. Neolaka, S.Pd., M.Pd,
Landasan pendidikan secara ontologis adalah bagian-bagian dasar dalam upaya, proses
atau kegiatan untuk membentuk kecakapan intelek- tual maupun emosional seseorang
agar selaras dengan alam dan sesama manusia.
2. Menurut Prof. Dr. Ir. Amos Neolaka, M.Pd. dan Grace Amialia A. Neolaka, S.Pd., M.Pd,
Landasan pendidikan secara epistemologi adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang
metode dan dasar-dasar pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan batas-batas
penge- tahuan dan validitas atau sah berlakunya pengetahuan itu.
landasan pendidikan adalah dasar, tumpuan, atau asas konseptual yang dijadikan pijakan
pendidikan secara keseluruhan.
5. Menurut Munawaroh,
landasan pendidikan adalah suatu asas atau dasar yang dapat dijadikan sebagai pijakan
atau rujukan atau titik tolak dalam usaha kegiatan dan pengembangan pendidikan.
landasan pendidikan adalah sejumlah ilmu yang mendasari asas-asas dan kebijakan
pendidikan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
3
landasan pendidikan merupakan dasar dari segala rangkaian pengembangan pengambilan
kebijakkan dan pelaksanaan pendidikan.
4
Sebagai acuan atau tolak ukur dan teori bagi setiap pendidik dalam proses
pembelajaran,
Sebagai konsep dan sikap dalam melaksanakn tugas belajar mengajar,
Sebagai motivator dalam menemukan dan menggali konsep konsep pendidikan,
Mendorong pemikiran kroitis terhadap teori pendidikan,
Membentuk pola pikir dan pola kerja dalam proses belajar mengajar.
Pada kamus besar bahasa Indonesia, pengertian landasan diartikan sebagai alas, dasar,
atau tumpuan dasar dikenal pula sebagai fondasi. Terdapat beberapa landasan pendidikan yang
perlu diperhatikan dalam pendidikan, yaitu landasan filosofis, Landasan yuridis, Landasan
Psikologis, Landasan Sosiologis, Landasan Iptek.
1. Landasan Filosofis
Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah, yang dapat dilakukan oleh setiap orang
serta sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuannya itu. Filsafat sebagai
kajian khusus yang formal, yang mencakup logika, epistemology (tentang benar dan salah), etika
(tentang baik dan buruk), estetika (tentang indah dan jelek), metafisika (tentang hakikat yang
“ada”, termasuk akal itu sendiri), serta social dan politik (filsafat pemerintahan). Landasan
filosofis berkaitan dengan kajian mengenai makna-makna terdalam atau hakikat pendidikan.
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafat). Kata filsafat
(philosophy) bersumber dari bahasa Yunani, philein berarti mencintai, dan sophos atau sophis
berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan
konseptual yang menghasilkan konsepsi-kosnsepsi mengenai kehidupan dan dunia.
Essensialisme, behaviorisme, perenialisme, progresivisme, rekonstruktivisme, dan
humanism merupakan teori-teori pendidikan yang berdasarkan pada aliran filsafat tertentu, yang
akan mempengaruhi konsep dan praktik pendidikan. Esensialisme merupakan mazhab filsafat
pendidikan yang menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis. Berdasarkan
eklektisisme tersebut tersebut maka esensialisme tersebut menitikberatkan penerapan prinsip
idealisme atau realisme dengan tidak meleburkan prinsip-prinsipnya. Filsafat idealisme
memberikan dasara tinjauan yang realistic. Matematika yang sangat diutamakan idealisme, juga
penting artinya bagi filsafat realism, karena matematika adalah alat menghitung penjumlahan
5
dari apa-apa yang riil, materiil dan nyata. Perenialisme hampir sama dengan essensialisme, tetapi
lebih menekankan pada keabadian atau ketetapan atau kenikmatan (perenial=konstan), yaitu hal-
hal yang ada sepanjang masa (Imam Barnadib, 1988: 34). Perenialisme mementingkan hal-hal
berikut: a) pendidikan yang abadi, b) inti pendidikan yaitu mengembangkan keunikan manusia
yaitu kemampuan berfikir, c) tujuan belajar yaitu untuk mengenal kebenaran abadi dan universal,
d) pendidikan merupakan persiapan bagi hidup yang sebenarnya, e) kebenaran abadi diajarkan
melalui pelajaran dasar, yang mencakup bahasa, matematika, logika, dan IPA dan sejarah.
Progresivisme yaitu perubahan untuk maju. Manusia akan mengalami perkembangan
apabila berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya berdasarkan pemikiran. Progresivisme atau
gerakan pendidikan progresif mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada
beberapa prinsip. Progresivisme menggunakan prinsip pendidikan sebagai berikut: a) Proses
pendidikan ditemukan dari asal, tujuan, dan maksud yang ada pada siswa termasuk didalamnya
minat siswa. b) Siswa itu aktif bukan pasif, c) Peran guru sebagai penasehat, pemberi petunjuk,
dan mengikuti keinginan siswa, bukan otoriter dan direktur kelas, d) Sekolah merupakan bentuk
kecil dari sebuah masyarakat, e) Aktifitas kelas berpusat pada problem solving bukan
mengajarkan berbagai mata pelajaran, f) Suasana social kelas kooperatif dan demokratis.
Rekonstruksionalisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresif
dalam pendidikan. Individu tidak hanya belajar tentang pengalaman-pengalaman
kemasyarakatan masa kini disekolah, tapi haruslah mempelopori masyarakat kearah
masyarakatbaru yang diinginkan. Dan dalam pengertian lain, Rekonstruksionisme adalah
mahzab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor
perubahan masyarakat.
Behaviorisme memiliki beberapa akar atau sumber ideology atau filsafat yaitu realism
dan positivism. Behaviorisme pendidikan memandang perilaku siswa ditentukan oleh sitimulus
dan respon. Tokoh dari konsep ini adakah Pavlov, Skinner, dan Thorndike. Humanism
merupakan kelanjutan dari prinsip progresivisme karna telah menganut banyak prinsip dari aliran
tersebut seperti pendidikan yang berpusat pada siswa, guru tidak otoriter, focus pada aktivitas
dan partisipasi siswa.
2. Landasan Yuridis
6
Undang Dasar 1945 meliputi, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Ketetapan MPR,
Undang-Undang Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang, peraturan pemerintah,
Keputusan Presiden, peraturan pelaksanaan lainnya, seperti peraturan Menteri, Instruksi Menteri,
dan lain-lain.
4. Jenjang Pendidikan
3. Landasan Psikologis
b. Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus nenerus untuk merasa aman dan bebas dari
ketakutan.
c. Kebutuhan akan cinta dan pengakuan: kebutuhan rasa kasih sayang dalam kelompok.
d. Kebutuhan akan alkuturasi diri: kebutuhan akan potensi potensi yang di miliki.
4. Landasan Sosiologis
Individu adalah manusia perseorangan sebagai satu kesatuan yang tak dapat dibagi, unik,
dan sebagai subjek otonom. Dalam masyarakat terdapat struktur sosial dan dalam struktur sosial
tersebut setiap individu menduduki status dan peranan tertentu. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan atau untuk mencapai tujuannya, setiap individu maupun kelompok melakukan
interaksi sosial, adapun dalam interaksi sosialnya mereka melakukan tindakan sosial.
Tindakan sosial yang dilakukan individu hendaknya sesuai dengan status dan peranannya
yang mengacu pada sistem nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat, atau secara umum
harus sesuai dengan kebudayaan masyarakatnya. Masyarakat menuntut demikian agar terjadi
conformity. Jika tidak demikian halnya, individu akan dipandang melakukan penyimpangan
tingkah laku terhadap nilai dan norma masyarakat (deviant behavior). Terhadap individu
demikian masyarakat akan melakukan social controll. Manusia hakikatnya adalah makhluk
bermasyarakat dan berbudaya, dan masyarakat menuntut setiap individu mampu hidup demikian.
8
Namun karena manusia tidak secara otomatis mampu hidup bermasyarakat dan berbudaya, maka
masyarakat melakukan pendidikan atau sosialisi (socialization) dan atau enkulturasi
(enculturation). Dengan demikian diharapkan setiap individu mampu hidup bermasyarakat dan
berbudaya sehingga tidak terjadi penyimpangan tingkah laku terhadap sistem nilai dan norma
masyarakat.
Pendidikan keluarga sangat penting, karena keluarga merupakan lembaga sosial yang
pertama bagi setiap manusia. Proses sosialisasi dimulai dari keluarga dimana anak mulai
mengembangkan diri. Dalam keluarga itulah mulai ditanamkan nilai-nilai dan sikap yang dapat
mempengaruhi perkembangan anak. Nilai-nilai agama, nilai-nilai moral, budaya dan ketrampilan
perlu dikembangkan dalam pendidikan keluarga.
5. Landasan IPTEK
Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi cukup luas, meliputi semua
aspek kehidupan, politik, ekonomi, sosial, budaya, keagamaan, etika dan estetika, bahkan
keamanan dan ilmu pengetahuan itu sendiri. Pendidikan, juga mendapat pengaruh yang cukup
besar dari ilmu dan teknologi. Pendidikan sangat erat hubungannya dengan kehidupan sosial,
sebab pendidikan merupakan salah satu aspek sosial. Pendidikan tidak terbatas pada pendidikan
formal saja, melainkan juga pendidikan nonformal, sebab pendidikan meliputi segala usaha
sendiri atau usaha pihak luar untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan, memperoleh
keterampilan dan membentuk sikap-sikap tertentu. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
9
teknologi telah menimbulkan banyak perubahan dalam nilai-nilai, baik nilai sosial, budaya,
spiritual, intelektual, maupun material. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga
menimbulkan kebutuhan baru, aspirasi baru, dan sikap hidup baru. Hal-hal tersebut menuntut
perubahan pada sistem dan isi pendidikan. Pendidikan bukan hanya mewariskan nilai-nilai dan
hasil kebudayaan lama, tetapi juga mempersiapkan generasi muda agar mampu hidup pada masa
kini dan yang akan datang.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung maupun tidak langsung
menuntut perkembangan pendidikan. Pengaruh langsung perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi adalah memberikan isi, materi, atau bahan yang akan disampaikan dalam pendidikan.
Pengaruh tak langsung adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan
perkembangan masyarakat, dan perkembangan masyarakat menimbulkan problema-problema
baru yang menuntut pemecahan masalah dengan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan
baru yang dikembangkan dalam pendidikan.
10
Dalam setiap perkembangan atau kemajuan, pasti selalu ada dampak yang timbul, baik
itu dampak positif maupun negatif. Begitu juga dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi memberikan dampak terhadap pengembangan kurikulum. Hamalik, Oemar. 2007.
Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
1. Dampak Positif
Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang
membuat siswa mampu memahami materi-materi. Misalnya saja seperti penggunaan LCD dalam
pembelajaran. Sebelum teknologi berkembang, guru cenderung menggunakan metode ceramah
yang terkadang membuat siswa merasa bosan. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi,
maka diciptakan media-media yang dapat membuat metode pembelajaran menjadi lebih menarik.
Penyampaian materi dengan metode ceramah, yang kemudian dibantu juga dengan LCD, maka
akan membuat siswa lebih memperhatikan materi pembelajaran dan tidak merasa bosan.
Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi
bagian mana pun melalui Internet. Internet dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk
memperoleh pengetahuan. Semua pengguna web dapat mencari pengetahuan yang diinginkan di
internet. Siswa dapat menggunakan internet untuk mendapatkan semua informasi tambahan yang
mereka butuhkan untuk meningkatkan basis pengetahuan mereka.
11
dan memfasilitasi siswa untuk melihat informasi secara lebih jelas. Media Interaktif telah
terbukti bermanfaat dalam meningkatkan tingkat konsentrasi siswa.
2. Dampak Negatif
TV merupakan salah satu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menampilkan
informasi, hiburan, serta banyak hal-hal menarik lainnya. Namun, segi negatif yang lain dari
media TV untuk pendidikan anak adalah, kecenderungan anak untuk mengadakan peniruan dan
identifikasi. Kita mengetahui bahwa anak suka meniru, dan pada masa tertentu, terutama pada
awal masa pubertas ada masa anak untuk beridentifikasi dengan tokoh-tokoh pujaan tertentu.
Sering terjadi jika anak sudah memuja seorang, apa saja yang dilakukan oleh tokoh tersebut
selalu dianggap baik. Padahal mungkin saja, tidak semua tingkah laku tokoh tersebut baik,
apalagi idolanya itu adalah tokoh dalam film-film Barat yang mungkin tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia
12
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan
manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan dengan
instingnya. Sedangkan belajarnya manusia merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan
guna menuju kehidupan yang lebih berarti.
Landasan pendidikan adalah sejumlah ilmu yang menjadi dasar atau tumpuan dalam
usaha kegiatan pelaksanaan pendidikan dan pengembangan pendidikan. Landasan pendidikan
diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di indonesia, agar pendidikan yang sedang
berlangsung di negara kita ini memiliki pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan
disetiap negara tidak sama. Untuk negara kita diperlukan landasan pendidikan berupa landasan
filosofis, landasan yuridis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan iptek.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima kritik yang membangun dari para pembaca agar
kedepannya penulis dapat mengembangkan penulisan makalah yang lebih baik lagi. Sekian dan
terimakasih.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://mujahidatulida.blogspot.com/p/blog-page_4.html?m=1
http://eduarduslebe.blogspot.com/2015/11/landasan-sosiologis-pendidikan.html?m=1
https://www.situsartikel92.com/2016/04/makalah-landasan-pendidikan.html?m=1
Syafril dan Zelhendri Zen. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Depok: Kencana.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/landasan-pendidikan-dan-
penerapannya/
https://www.academia.edu/36380955/Landasan_Pendidikan_di_Indonesia
14