Anda di halaman 1dari 31

Critical Book Review

MK. Evaluasi Belajar


Kejuruan Otomotif

Skor Nilai :

CRITICAL BOOK REVIEW

Nama : Sartika Yulianti Pakpahan


Nim : 5203122018
Dosen pengampu : Prof. Dr. Abd. Hasan Saragih, M. Pd.
Mata Kuliah : Evaluasi Belajar Kejuruan Otomotif

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang
ditetapkan oleh dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar Kejuruan Otomotif.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Abd. Hasan Saragih, M. Pd.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar Kejuruan Otomotif yang telah
membimbing penulis, dan mengajari penulis mengenai Evaluasi Hasil Belajar Kejuruan
Otomotif, selain itu dosen juga memberi informasi pada penulis bagaimana cara membuat
tugas Critical Book Review (CBR) yang baik dan benar. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada kedua orang tua dan teman-teman yang selalu mendukung dan
memotivasi penulis dalam proses pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum lengkap dan sempurna sesuai dengan yang
ditetapkan, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan dan kritik yang membangun dari
pembaca sekalian. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga tugas Critical Book Review
ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca. Akhir kata penulis ucapkan
terimakasih.

Medan, 16 Maret 2022

Penulis
Sartika Yulianti Pakphan
NIM : 5203122018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR………………………………………………….


B. Tujuan Penulisan CBR………………………………………………………….
C. Manfaat Penulisan CBR…………………………………………………………
D. Identitas Penulisan Buku………………………………………………………..

BAB II RINGKASAN ISI BUKU……………………………………………………..

A. Buku Utama……………………………………………………………………..
B. Buku Pembanding………………………………………………………………

BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………..

A. Pembahasan Isi Buku…………………………………………………………..


B. Kelebihan dan kekurangan Isi Buku…………………………………………..

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………..

A. Kesimpulan……………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Pekembangan ilmu pengetahuan yang minim dikarenakan rendahnya minat baca


masyarakat pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang dilakukan untuk
menaikkan ketertarikan minat baca sesorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik
buku (Critical Book Review) ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil
karya atau buku, baik berupa buku fiksi ataupun nonfiksi, juga dapat diartikan sebagai
karya ilmiah yang melukiskan pemahaman terhadap isi sebuah buku.
Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu
buku melainkan untuk menjelaskan apa adanya suatu buku yaitu kelebihan atau
kekurangannya yang akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku
kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku
tersebut. Yang lebih jelasnya dalam mengkritik buku, kita dapat menguraikan isi pokok
pemikiran pengarang dari buku yang bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi
buku.
Oleh karena itu, penulis membuat CBR (Critical Book Review) ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih referensi, terkhusus pada mata kuliah Evaluasi
Hasil Belajar Kejuruan Otomotif.
B. Tujuan Pembuatan CBR
a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar Kejuruan Otomotif
b. Mengulas isi sebuah buku yang dikritik.
c. Mengetahui informasi yang ada dalam buku.
d. Melatih mahasiswa/I berpikir kritis dalam mencari informasi dalam setiap buku,
baik buku pertama dan buku kedua.

C. Manfaat Pembuatan CBR


a. Penulis dapat mengetahui kesalahan dalam penulisan buku tersebut.
b. Pembaca dapat mengetahui bahwa ada kekurangan dan kelebihan dari buku
tersebut.
c. Meningkatkan kemampuan kita dalam menemukan inti sari dari buku
d. Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku tersebut.
e. Untuk mengetahui banyak hal tentang buku.

D. Identitas Buku yang di Review

Buku Utama

1. Judul : Evaluasi Pembelajaran dan implementasinya


2. Penulis : Adlia Alfriani, M. Pd
3. Penerbit : Sukabina Press
4. Tahun Terbit : 2016
5. Urutan Cetakan : Pertama
6. Jumlah Halaman : 220
7. ISBN : 978-602-6277-05-3

Buku Pembanding

1. Judul : Evaluasi Pembelajaran


2. Penulis : Drs.Asrul,M.Si.,
Rusydi Ananda,M.Pd.,
Dra.Rosnita,MA
3. Penerbit : Citapustaka Media
4. Tahun Terbit : 2015
5. Urutan Cetakan : Kedua
6. Jumlah Halaman : 236 halaman
7. ISBN : -
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. Buku Utama

BAB 1 : Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran

1. Pendahuluan

Undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 11


mengamanatkan kepada pemerintah pusat dan daerah untuk menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu (berkualitas) bagi setiap warga negara. Peningkatan kualitas
pembelajaran memerlukan informasi tentang tingkat keberhasilan dari proses
pembelajaran yang telah dan sedang berlangsung yang dilakukan dengan baik sehingga
bisa menjadi bahan pertimbangan untuk menyusundan melaksanakan pembelajaran
selanjutnya. Mengacu pada UU guru dan dosen No.14tahun 2005, kompetensi
merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan danprilaku yang harus dimiliki,
dihayati, diakuasai dan diwujudkan oleh guru dalammelaksanakan tugas
keprofesionalannya. Kompetensi guru sebagaimana yangdimaksud dalam UU tersebut
adalah : kompetensi pendagogik, kompetensikepribadian, kompetensi social dan
kompetensi professional.

Berdasarkan pernyataan diatas bahwa salah satu kompetensi yang harus


dikuasaidan dikembangkan oleh guru adalah melaksanakan evaluasi pembelajaran
yangmeliputi penilaian proses dan hasil belajar. Kemampuan guru dalam
mengevaluasipembelajaran merupakan kemampuan mutlak yang harus dimiliki setiap
guru dan calon guru.

2. Pengertian Evaluasi Test Nilai dan Pengukuran

Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk
mengumpulkan informasi karakteristik suatuobjek misalnya seorang pasien yang
melakukan tes jantung. Dalam pembelajaranobjek ini bisa berupa kemampuan peserta
didik, sikap, minat, maupunmotivasi.Respons peserta tes terhadap sejumlah pertanyaan
menggambarkan kemampuandalam bidang tertentu. Tes merupakan bagian tersempit
dari evaluasi.
Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadapindividu atau
karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie. 1986: 14).Allen & Yen
mendefinisikan pengukuran sebagai penetapan angka dengan cara yangsistematik untuk
menyatakan keadaan individu (Djemari Mardapi, 2000: 1). Dengandemikian, esensi dari
pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan angka tentangkarakteristik atau keadaan
individu menurut aturan-aturan tertentu misalnya tekanandarah seorang pasien pada
suatu waktu adalah 110/90 .Penilaian (assessment) memiliki makna yang berbeda dengan
evaluasi.Popham (1995: 3) mendefinisikan asesmen dalam konteks pendidikan sebagai
sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai
kepentingan pendidikan.

Evaluasi merupakan proses (bukan hasil) yang sistematis dan berkelanjutan untuk
mengumpulkan,mendeskripsikan, mengintepretasikan dan menyajikan informasi untuk
dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan dan atau menyusun kebijakan.
Adapun tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif
tentang suatu program.

3. Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Dalam setiap kegiatan evaluasi pembelajaran, langkah pertama yang harus


diperhatikan adalah tujuan evaluasi. Penentuan nilai evaluasi sangat pada jenis yang
digunakan. Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang bersifar khusus. Jika
tujuan evaluasi bersifat umum, maka tujuan tersebut perlu diperinci menjadi tujuan
khusus sehingga dapat mengatur guru dalam menyusun soal atau mengembangkan
instrumen evaluasi lainnya. Ada dua cara yang dapat dicapai guru untuk menyusun
evaluasi evaluasi yang bersifat khusus.

Pertama, melakukan perincian ruang evaluasi. Kedua, melakukan perincian


proses mental yang akan dievaluasi. Cara pertama berhubungan dengan pengetahuan
luas sesuai dengan silabus mata pelajaran dan cara kedua berhubungan dengan jenjang
pengetahuan, seperti yang dikembangkan Bloom dkk. Sangat penting bagi guru untuk
memahami tujuan dan fungsi evaluasi sebelum guru tersebut melakukan proses
pembelajaran, bila guru tidak akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan dan
melaksanakan evaluasi tersebut.

Adapun tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk melihat keefektifan dan


efisiensi pembelajaran, baik yang berhubungan dengan tujuan, materi, metode, media,
sumber belajar, lingkungan pengelolaan sistem itu sendiri.sementara untuk tujuan khusus
evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran itu sendiri seperti
evaluasi perencanaan dan pengembangan, evaluasi monitoring, evaluasi dampak,
evaluasi efisiensi dan evaluasi program konperhensif.

4. Prinsip Evaluasi Pembelajaran


Prinsip tidak lain adalah pemyataan yang mengandung kebenaran hampir
sebahagian besar , jika tidak dikatakan benar untuk semua kasus . Hal ini sesuai dengan
pendapat Cross dalam Sukardi ( 2011 ) yang menyatakan bahwa a principle is a
statement that holds in most , if not all cases . Kebenaran prinsip bagi seorang guru
mempunyai arti penting , karena dengan memahami prinsip evaluasi dapat menjadi
petunjuk atau keyakinan bagi dirinya atau guru lain guna merealisasi evaluasi dengan
cara yang benar . Dalam bidang pendidikan , beberapa prinsip evaluasi dapat dilihat
seperti berikut ini : 1 . Evaluasi harus masih dalam kisi - kisi kerja tujuan yang telah
ditentukan 2. Evaluasi secaiknya dilaksanakan secara komperhensif 3. Evaluasi
diselenggarakan dalam proses yang kooperatif anatar guru dan peserta didik 4. Evaluasi
dilaksanakan dalam proses kontiniu 5. Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan
nilai - nilai yang berlaku.
5. Jenis Evaluasi Pembelajaran

Dilihat dari proses dan hasil belajar , evaluasi dibagi kedalam empat jenis , yaitu
penilaian formatif , penialain sumatif penilaian diagnostic dan penilaian penempatan.
 Penilaian formatif Penilaian formatif
Dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung . Untuk memberikan balikan ( feed Back ) bagi
penyempurnaan program pembelajaran , serta untuk mengetahui kelemahan kelemahan
yang memerlukan perbaikan , sehingga hasil belajar peserta didik dan proses
pembelajaran guru menjadi lebih baik .
 Penilaian sunatif Penilaian sunatif
Berarti penilaian yang dilakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh
materi pelajaran dianggap telah selesai , contohnya ujian akhir semester dan ujian
nasional . Penilaian sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah peserta
didik sudah dapat menguasai standar kompetensi tang telah ditetapkan sebelumnya atau
belum .
 Penilaian Penempatan
Pada umumnya penilaian penempatan dibuat sebagai prates ( pretest ) . Tujuan
utamanya adalah untuk mengetahui apakah peserta didik telah memilici keterampilan -
keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu Program pembelajaran dan sejauh
mana peserta didik telah menguasai kompetensi dasar sebagaimana yang tercantum
adalam silabus dan RPP .
 Penilaian Diagnostik Penilaian diagnostic
Dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik berdasarkan
hasil penilaian formatif sebelumnya . Penilaian diagnostic memerlukan sejumlah soal
untuk satu bidang yang diperkirakan merupakan kesulitan bagi pesrta didik . Penilaian
diagnostic biasanya dilaksanakan sebelum suatu pelajaran dimulai .
BAB 2 : Standar Pendidikan dalam Perspektif Standar Nasional Pendidikan
1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan
kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengajaran,
bimbingan atau latihan) serta interaksi individu dengan lingkungannya untuk mencapai
manusia seutuhnya. Usaha yang dimaksud adalah suatu tindakan atau perbuatan yang
dilakukan secara sadar dan terencana, sedangkan kemampuan berarti kemampuan
dasar atau potensi. Asumsinya, setiap manusia mempunyai potensi untuk dapat dididik
dan dapat menididik.
2. Standar Pendidikan Nasional
Standar nasional pendidikan bukan hanya mengatur tentang standar isi, tetapi juga
standar proses,kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan,pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Standar nasional pendidikan dapat
digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Dijelaskan pula bahwa pengembangan standar
nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional
dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu
pendidikan.

Standar Pendidikan Nasional yaitu terdiri dari :

 Standar isi
 Standar proses
 Standar kompetensi lulusan
 Standar pendidik dan tenaga Pendidikan
 Standar sarana dan prasarana
 Standar pengelolaan
 Standar pembiayaan
 Standar penilaian
3. Teknik Penilaian Menurut BNSP
Proses memperoleh data proses dan hasil belajar pendidik dapat menggunakan
berbagai teknik penilaian secara komplementer sesuai dengan kompetensi yang
dinilai.Menurut Pedoman umum BSNP,Teknik penilaian yang dapat digunakan secara
komplementer atau pun sendiri-sendiri sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai
antara lain : tes kinerja, demonstrasi, observasi, penugasan, portofolio, tes tertulis, tes
lisan, jurnal, wawancara, inventori, penilaian diri dan penilaian antar teman.

BAB 3 : Karakteristik Model Dan Pendekatan Evaluasi Pembelajaran

1. Pendahuluan

Dalam proses evaluasi pembelajaran atau penilaian proses dan hasil belajar, guru
sering menggunakan instrument tertentu, baik tes maupun non tes (observasi,
wawancara, skala sikap, angket, dan lainya). Instrument ini mempunyai fungsi dan
peran yang sangat penting dalam rangka mengetahui ke efektifan proses pembelajaran
di sekolah. Mengingat begitu pentingnya suatu instrument dalam kegiatan evaluasi
pembelajaran, maka suatu instrument harus memiliki syarat-syarat tertentu sekaligus
menunjukan karakteristik instrument.

2. Karakteristik Instrumen Evaluasi


Adapun karakteristik instrument evaluasi yang baik adalah :
 Valid
Artinya suatu instrumen dapat dikatakan valid jika betul-betul mengukur apa
yang hendak diukur secara tepat. Misalnya alat ukur mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam, maka alat ukur yang digunakan harus benar-benar dan hanya mengukur
kemampuan peserta didik dalam mempelajari PAI, tidak boleh dicampur adukan
dengan materi pelajaran yang lain.
 Reliable

Artinya suatu instrumen dapat dikatakan reliable atau handal jika ia mempunyai
hasil yang taat asas (consistent). Misalnya seorang guru mengembangkan instrument
tes yang diberikan kepada sekelompok peserta didik saat ini, kemudian diberikan lagi
kepada sekelompok peserta didik yang sama pada waktu yang berbeda, dan ternyata
hasilnya sama, maka dapat dikatakan instrument tersebut mempunyai tingkat
reabilitas yang tinggi.

 Relevan

Artinya intrumen yang digunakan harus sesuai dengan Standar kompetensi


(kompetensi inti dalam K13), kompetensi dasar, dan indicator yang telah ditetapkan.
 Representativ
Representativ artinya materi instrumen harus betul-betul mewakili seluruh
materiyang disampaikan. Hal ini dapat dilakukan bila penyusunan instrumen
menggunakan silabus sebagai acuan pemilihan materi tes. Guru juga harus
memperhatikan prosesseleksi materi, mana materi yang bersifat aplikatif dan mana
yang penting dan manayang tidak.
 Praktis
Praktis artinya mudah digunakan. Jika instrument tersebut sudah memenuhi
syarat tetapi sukar digunakan, berarti tidak praktis. Kepraktisan ini bukan hanya
dilihat dari Teknik penyusunan instrument, tetapi bagi orang lain yang ingin
menggunakan instrument tersebut.
BAB 4 : Aspek-Aspek Hasil Belajar yang Harus di Ukur
1. Pendahuluan

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang telah ditandai


oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,pengetahuan dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Dalam mengembangkan
pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indokator, yaitu :(1) indikator
pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator, (2) indicator penilaian yang
digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang dikenal sebagai indikator
soal.

2. Domain/Ranah Kognitif

Adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).Secara hirarkhis tingkat hasil


belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai yang tinggi dan
rumit. Domain/ Ranah kognitif ini dibagi menjadi 6 diantaranya:

 Pengetahuan (Knowledge)

Yaitu merupakan kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat


mengenali, mengingat, memanggil kembali tentangadanya konsep , prinsip, fakta, ide,
rumus-rumus, istilah, nama.Pengetahuan atau ingatan ini adalah merupakan proses
berpikir yang paling rendah.
 Pemahaman (Comprehension)

Yaitu kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti


tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa
harus menghubungkannya dengan hal-hal lain.

 Penerapan / aplikasi (application)

Yaitu kemampuan yang menuntut peserta didik untuk mennggunakan ide-ide


umum, tata cara ataupun metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan
konkret.

 Analisis (analysis)

Yaitu kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menguraikan suatu situasi


atau keadaan tertentu kedalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya.

 Evaluasi (evaluation)

Yaitu kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu
situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan criteria tertentu.

3. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah internalisasi sikapyang menunjukan kearahpertumbuhan


batiniyah dan terjadi bila peserta didik sadar tentang nilai yang diterima kemudian
mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai
dan menetukan tingkah laku.

4. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)atau


kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.Hasil
belajar ranah psikomotorik dikemukakan oleh simpons (1956) yang menyatakan bahwa
hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan
bertindak individu.

5. Mengembangkan Indikator Penilaian

Indikator penilaian merupakan pengembangan lebih lanjut dari indicator (indicator


pencapaian kompetensi). Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan
pedoman penilaian bagi guru, peserta didik maupun evaluator disekolah. Dengan
demikian indicator penilaian bersifat terbuka dan dapa tdiakses dengan mudah oleh
warga sekolah. Setiap penilaian yang dilakukan melalui tes dan non-tes harus sesuai
dengan indicator penilaian.

BAB 5 : Merancang Teknik Evaluasi Jenis Non Tes

1. Pendahuluan

Instrument evaluasi jenis non-tes diartikan sebagai sesuatu yang digunakan


untuk mempermudah pihak-pihak tertentu untuk memperoleh kualitas atas suatu objek.
Penilaian non test adalah “penilaian pengamatan perubahan tingkahlaku
yangberhubungan dengan apa yang dapat diperbuat atau dikerjakan oleh peserta
didik dibandingkan dengan apa yang diketahui atau dipahaminya”. Dengan kata lain
penilaian non test behubungan dengan penampilan yang dapat diamati dibandingkan
dengan pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati oleh indera.

2. Observasi

Observasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan secara


sistematis,logis, objektif dan rasional mengenati berbagai fenomena yang bertujuan
untuk mengumpulkan data atau informasi dan mengukur factor-faktor yang diamatik
hususnya kecakapan social. Tujuan utama obsevasi adalah untuk mengumpulkan data
dan informasi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan,
baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan, untuk mengukur
perilaku kelas (baik perilaku guru maupun perilaku peserta didik).,interaksi antara
peserta didik dan guru.

3. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non tes yang dilakukan
melalui percakapan dan Tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung
denganpeserta didik. Pengertian wawancara langsung adalah wawancara yang
dilakukansecara langsung antara pewawancara atau guru dengan orang yang
diwawancarai (peserta didik) tanpa melalui perantara, sedangkan wawancara tidak
langsung artinya pewawancara tidak langsung artinya pewawancara atau guru
menanyakan sesuatu kepada pesereta didik melalui perantaraan orang lain atau media.
Jadi, tidak menemui langsung kepada sumbernya.

4. Angket

Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau


informasi,pendapat dan paham dalam hubungan kausal. Angket mempunyai kesamaan
dengan wawancara, kecuali dalam implementasinya. Angket dilaksanakan secara
tertulis,sedangkan wawancara dilaksanakan secara lisan. Keuntungan angket antara lain
responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan
denganpenilai. Kelemahannya adalah ada kemungkinan angket diisi oleh orang lain.

5. Skala Pengukuran

Adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan Panjang


pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala
pengukuran ini, maka nilai variable yang diukur dengan instrument tertentu dapat
dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.

B. Buku Pembanding
BAB 1 : Hakikat Evaluasi Pembelajaran
1. Pengertian Evaluasi

Istilah evaluasi pembelajaran sering disama artikan dengan ujian. Meskipun saling
berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna yang sebenarnya. Ujian
ulangan harian yang dilakukan guru di kelas atau bahkan ujian akhir sekolah sekalipun,
belum dapat meng-gambarkan esensi evaluasi pembelajaran, terutama bila dikaitkan
dengan penerapan kurikulum 2013. Sebab, evaluasi pembelajaran pada dasarnya bukan
hanya menilai hasil belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui pendidik dan peserta
didik dalam keseluruhan proses pembelajaran.

2. Proses Evaluasi dalam Dunia Pendidikan

Apabila sekolah diumpamakan sebagai tempat untuk proses produksi, dan calon
peserta didik diumpamakan sebagai bahan mentah, maka lulusan dari sekolah itu hampir
sama dengan pruduk hasil olahan yang sudah siap digunakan disebut juga dengan
ungkapan transformasi.
3. Ciri-ciri Evaluasi dalam Pendidikan

Ada lima ciri evaluasi dalam pendidikan sebagaimana diungkapkan Suharsimi


(2002:11), yaitu:

 Ciri pertama, penilaian dilakukan secara tidak langsung. Sebagai contoh


mengetahui tingkat inteligen seorang anak, akan mengukur kepandaian melalui ukuran
kemampuan menyelesaikan soal-soal. Dengan acuan bahwa tanda-tanda anak yang
inteligen adalah anak yang mempunyai:
 Ciri kedua, dari penilaian pendidikan yaitu penggunaan ukuran kuantitatif.
Penilaian pendidikan bersifat kuantitatif artinya menggunakan symbol bilangan
sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu lalu diinterpretasikan ke bentuk
kualitatif.
 Ciri ketiga, dari penilaian pendidikan, yaitu bahwa penilaian pendidikan
menggunakan, unit-unit untuk satuan-satuan yang tetap karena IQ 105 termasuk anak
normal.
 Ciri kempat, dari penilaian pendidikan adalah bersifat relatif artinya tidak sama
atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke waktu yang lain. Contoh: hasil ulangan yang
diperoleh Mianti hari Senin adalah 80. Hasil hari Selasa 90. Tetapi hasil ulangan dari
Sabtu hanya 50. Ketidak tetapan hasil penilaian ini disebabkan karena banyak faktor.
Mungkin ada hari Sabtu Mianti sedang risau hatinya menghadapi malam Minggu sore
harinya.
 Ciri kelima, dalam penilaian pendidikan adalah bahwa dalam penilaian
pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan.
4. Tujuan Dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran

Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan


dan efisiensi sistem pembelajaran secara luas. Sistem pembelajaran dimaksud meliputi:
tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu
sendiri. Selain itu, evaluasi pembelajaran juga ditujukan untuk menilai efektifitas
strategi pembelajaran, menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum,
menilai dan meningkatkan efektifitas pembelajaran, membantu belajar peserta didik,
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik, serta untuk menyediakan data
yang membantu dalam membuat keputusan.

5. Objek Evaluasi Pendidikan


Aspek-aspek yang diperlukan dalam evaluasi terhadap peserta didik
meliputi:Aspek-aspek tentang berfikir, termasuk didalamnya: intelegensi, ingatan, cara
menginterupsi data, prinsif-prinsif pengerjaan pemikiran logis. Pendapat lain melihat
ruang lingkup objek evaluasi itu dari segi lain, yaitu dari segi pencapaian tujuan belajar
murid dari berbagai mata pelajaran di sekolah.

BAB 2 : Dalam buku pembanding yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran” karya


dari Drs.Asrul,M.Si., dkk, pada bab 1 terdapat penjelasan tentang

Pembahasan berikut ini akan menjelaskan tentang penilaian otentik, bagaimana


tutuntan kurikulum 2013 terhadap penilaian otentik, serta perbandingan antara
penilaian otentik dengan penilaian konvensional.

1. Teori Pendekatan Saintifik.

Pendekatan saintifik sudah lama diyakini sebagai jembatan bagi pertumbuhan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Para ahli meyakini
bahwa melalui pendekatan saintifik, selain dapat menjadikan peserta didik menjadi
lebih aktif dalam mengkonstruk pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat
memotivasi mereka untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta dari suatu
fenomena atau kejadian.

 Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran


(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
mudah pelaksanaannya.

 Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan


dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat
guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya
belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika
itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar
yang baik.

 Menalar
Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan
merupakan terjemahan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar
atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran
pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik banyak merujuk pada teori
belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif.

 Mencoba

Penerapan metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk


mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, baik sikap, keterampilan, mau pun
pengetahuan.

 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari


sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah.

2. Mengenal Penilaian Otentik

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa pendekatan saintifik dalam pembelajaran


meliputi komponen: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta. Guna memperoleh penggambaran yang lebih objektif
terhadap pencapaian peserta didik terhadap berbagai kegiatan tersebut, maka dituntut
diterapkannya peneilaian otentik.

3. Penilaian Otentik dan Tugas Otentik

Penilaian otentik merupakan penilaian langsung dan ukuran langsung (Mueller,


2006:1). Ketika melakukan penilaian, banyak kegiatan akan menjadi lebih jelas
apabila dinilai langsung, misalnya dalam hal kemampuan berargumentasi atau
berdebat, keterampilan menggunakan media seperti komputer dan keterampilan
melaksanakan percobaan.

4. Jenis-Jenis Penilaian Otentik

Untuk melaksanakan penilaian otentik yang baik harus menguasai jenis-jenis


penilaian otentik, yang antara lain terdiri atas:

 Penilaian Kinerja
Penilaian otentik sedapat mungkin melibatkan partisipasi peserta didik,
khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat
melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur
proyek atau tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria
penyelesaiannya.

 Penilaian Proyek

Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian


terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data.

 Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang


menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.

BAB 3 : Instrumen Evaluasi Bentuk Tes


1. Tes Tertulis Bentuk Uraian (Essay)

Tes bentuk uraian adalah tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban uraian,
baik uraian secara bebas maupun uraian secara terbatas. Tes bentuk uraian ini,
khususnya bentuk uraian bebas menuntut kemampuan murid untuk mengorganisasikan
dan merumuskan jawaban dengan menggunakan kata-kata sendiri serta dapat
mengukur kecakapan murid untuk berfikir tinggi yang biasanya dituangkan dalam
bentuk pertanyaan.

2. Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif

Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaannya yang seragam terhadap
semua murid yang mengikuti sebuah tes. Tes objektif juga dikenal dengan istilah tes
jawaban pendek (short answer test), dan salah satu tes hasil belajar yang terdiri dari
butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh tester dengan jalan memilih salah satu
(atau lebih), di antara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada
masing masing items atau dengan jalan menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau
simbol-simbol tertentu pada tempat-tempat yang disediakan untuk masing-masing
butir yang bersangkutan.

Terdapat beberapa jenis tes bentuk objektif, misalnya: bentuk melengkapi


(completion test), pilihan ganda (multifle chois), menjodohkan (matching), bentuk
pilihan benar-salah (true false).

 Melengkapi (Completion test).

Completion test adalah dikenal dengan istilah melengkapi atau


menyempurnakan. Salah satu jenis objektif yang hampir mirip sekali dengan tes
objektif fill in. Letak perbedaannya ialah pada tes objektif bentuk fill in bahan
yang dites itu merupakan satu kesatuan. Sedangkan pada tes objektif bentuk
completion tidak harus demikian.

 Test objektif bentuk multifle choice test (pilihan berganda)

Test multifle chois, tes pilihan ganda merupakan tes objektif dimana masing-
masing tes disediakan lebih dari kemungkinan jawaban, dan hanya satu dari
pilihan-pilihan tersebut yang benar atau yang paling benar.

 Test objektif bentuk matching (menjodohkan)

Test bentuk ini sering dikenal dengan istilah tes menjodohkan, tes mencari
pandangan, tes menyesuaikan, tes mencocokkan. Ciri-ciri tes ini adalah :

- Test terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban.
- Tugas tes adalah mencari dan menetapkan jawaban-jawaban yang telah
bersedia sehingga sesuai dengan atau cocok atau merupakan pasangan,
atau merupakan “jodoh” dari pertanyaan.
 Test objektif bentuk True False (benar salah)

Test ini juga sering dikenal dengan tes objektif bentuk “Ya-Tidak” tes
objektif bentuk true false adalah salah satu bentuk tes, dimana ada yang benar dan
ada yang salah.

BAB 4. Instrumen Evaluasi Bentuk Non-Tes

1. Daftar Cek
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya - tidak).
Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai
apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak
dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai.

2. Skala Rentang

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai


memberi nilai penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara
kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Penilaian sebaiknya dilakukan
oleh lebih dari satu penilai agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil
penilaian lebih akurat.

3. Penilaian Sikap

Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/ objek. Sikap juga
sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.Sikap
terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap
proses pembelajaran yang berlangsung.

4. Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu


produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil
akhir saja tetapi juga proses pembuatannya. Penilaian produk meliputi penilaian
terhadap kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni,
seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang
terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.

5. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada


kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu.
BAB 5. Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotorik

1. Pengukuran Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Bloom
mengelompokkan ranah kognitif ke dalam enam kategori dari yang sederhana sampai
kepada yang paling kompleks dan diasumsikan bersifat hirarkis, yang berarti tujuan
pada level yang tinggi dapat dicapai apabila tujuan pada level yang rendah telah
dikuasai (Sudijono, 1996:49-50).

2. Pengukuran Ranah Afetktif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Sikap adalah
salah satu istilah bidang psikologi yang berhubungan dengan persepsi dan tingkah
laku. Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude. Attitude adalah suatu cara
bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi terhadap
suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Ada beberapa bentuk skala yang dapat
digunakan untuk mengukur sikap (afektif) yaitu: (1) Skala likert, (2) Skala pilihan
ganda, (3) Skala thurstone, (4) Skala guttman, (5) Skala differential, dan (6)
Pengukuran minat.

3. Pengukuran Ranah Psikomotorik

Ranah psikomosotorik menurut Dave’s adalah: (a) imitasi, (b) manipulasi, (c)
ketepatan, (d) artikulasi, dan (e) naturalisasi. Imitasi: mengamati dan menjadikan
perilaku orang lain sebagai pola. Apa yang ditampilkan mungkin kualitas rendah.

 Daftar Cek

Pengukuran ranah psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan daftar


cek (ya - tidak). Pada pengukuran ranah psikomotorik yang menggunakan daftar
cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu
dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak
memperoleh nilai.

 Skala Rentang

Pengukuran ranah psikomotorik yang menggunakan skala rentang


memungkinkan penilai memberi nilai penguasaan kompetensi tertentu karena
pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
BAB 6 : Analisis Intrumen Penilaian

Analisis instrumen penilaian dikaji segi analisis logis/rasional dan analisis


empirik. Analisis logis/rasional meliputi ranah materi, ranah konstruksi dan ranah
bahasa. Sedangkan analisis empirik meliputi seperti validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda tes.

1. Analisis logis/rasional

Analisis logis/rasional meliputi analisis materi, konstruksi dan bahasa. Analisis


materi dimaksudkan sebagai penelaahan yang berkaitan dengan substansi keilmuan
yang ditanyakan dalam soal serta tingkat kemampuan yang sesuai dengan soal.

2. Analisis Empirik

Analisis empirik terhadap instrumen/soal dilakukan dengan melakukan menguji


validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.

 Validitas Tes

a. Pengertian Validitas Tes

Valid artinya sah atau tepat. Jadi tes yang valid berarti tes tersebut merupakan
alat ukur yang tepat untuk mengukur suatu objek. Berdasarkan pengertian ini,
maka validitas tes pada dasarnya berkaitan dengan ketepatan dan kesesuaian
antara tes sebagai alat ukur dengan objek yang diukur. Mengukur berat badan
tentu tidak valid menggunakan meteran.

b. Cara-cara Menentukan Validitas Tes

Pada garis besarnya, cara-cara menentukan validitas tes dibedakan kepada


dua, yaitu validitas rasional/logis dan validitas empiris atau validitas berdasarkan
pengalaman.

 Reliabilitas Tes

Menurut arti kata reliabel berarti dapat dipercaya. Berdasarkan arti kata
tersebut, maka instrumen yang reliabel adalah instrumen yang hasil
pengukurannya dapat dipecaya. Salah satu keriteria instrumen yang dapat
dipercaya jika instrumen tersebut digunakan secara berulang-ulang, hasil
pengukurannya tetap.
Cara-cara Menentukan Reliabilitas Instrumen

 Metode tes ulang

Metode tes ulang atau test-retest method sering pula dinamakan metode
stabilitas. Metode tes ulang dilakukan dengan mengujicobakan sebuah tes kepada
sekelompok peserta didik sebanyak dua kali pada waktu yang berbeda.

 Metode bentuk paralel

Metode bentuk paralel atau alternate-forms method atau double test-double


trial method atau dikenal dengan juga metode ekuivalen. Metode paralel
dilakukan dengan mengujicobakan dua buah instrumen yang dibuat hampir sama.
Uji coba dilakukan terhadap sekelompok responden.

 Metode belah dua

Metode belah dua digunakan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang


terjadi pada metode bentuk paralel dan metode tes ulang karena metode ini
memungkinkan mengestimasi reliabilitas tanpa harus menyelenggarakan tes dua
kali.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku


Buku Utama
a. Pembahasan Bab 1 tentang Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Dalam buku utama yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran dan implementasinya”
karya dari Adlia Alfriani, M.Pd pada Bab 1 terdapat penjelasan tentang pengertian dari
tes, pengukuran, dan evaluasi. Pada bab ini dijelaskan juga tujuan evaluasi
pembelajaran yakni untuk melihat keefektifan dan efisiensi pembelajaran, baik yang
berhubungan dengan tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan
pengelolaan sistem itu sendiri.sementara untuk tujuan khusus evaluasi pembelajaran
disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran itu sendiri seperti evaluasi perencanaan
dan pengembangan, evaluasi monitoring, evaluasi dampak, evaluasi efisiensi dan
evaluasi program konperhensif. Selain itu menjelaskan prinsip-prinsip yang mendasari
evaluasi pembelajaran dan jenis-jenis evaluasi pembelajaran.
b. Pembahasan Bab 2 tentang Standar Pendidikan dalam Perspektif Standar
Nasional Pendidikan

Dalam buku utama yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran dan implementasinya”


karya dari Adlia Alfriani, M.Pd pada Bab 2 terdapat penjelasan tentang pengertian dak
kegunaan dari standar nasional Pendidikan. Dikatakan bahwa Standar nasional
pendidikan dapat digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Dijelaskan pula
bahwa pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan
pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan
dan pengendalian mutu pendidikan. Pada bab ini juga dijelaskan bahwa standar
Pendidikan nasional terdiri dari standar isi, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga Pendidikan, standar sarana dan prasarana, dll.

c. Pembahasan Bab 3 Karakteristik Model Dan Pendekatan Evaluasi


Pembelajaran
Dalam buku utama yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran dan implementasinya”
karya dari Adlia Alfriani, M.Pd pada Bab 3 terdapat penjelasan tentang pengertian
instrument evaluasi. Selain itu pada bab ini juga dijelaskan tentang karakteristik dari
instrument evaluasi yaitu terdiri dari : Valid, reliable, relevan, representative, dsn
praktis.
d. Pembahasan Bab 4 tentang Aspek-Aspek Hasil Belajar yang Harus di Ukur
Dalam buku utama yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran dan implementasinya”
karya dari Adlia Alfriani, M.Pd pada Bab 4 terdapat penjelasan tentang ranah domain,
ranah afektif, ranah psikomotorik serta menjelaskan tentang bagaimana itu
mengembangkan indicator penilaian. Indikator penilaian merupakan pengembangan
lebih lanjut dari indicator (indicator pencapaian kompetensi).
e. Pembahasan Bab 5 tentang Merancang Teknik Evaluasi Jenis Non Tes
Dalam buku utama yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran dan implementasinya”
karya dari Adlia Alfriani, M.Pd pada Bab 5 terdapat penjelasan tentang Instrument
evaluasi jenis non-tes yang dapat diartikan sebagai sesuatu yang digunakan
untuk mempermudah pihak-pihak tertentu untuk memperoleh kualitas atas suatu objek.
Selain itu, pada bab ini juga dijelaskan tentang pengertian dari observasi, wawancara,
angket dan skala pengukuran.

Buku Pembanding
a. Pembahasan Bab 1 tentang Hakikat Evaluasi Pembelajaran

Dalam buku pembanding yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran” karya dari


Drs.Asrul,M.Si., dkk, pada bab 1 terdapat penjelasan tentang pengertian evaluasi
pembelajaran, proses evaluasi dalam dunia pendidikan, ciri-ciri evalausi dalam
Pendidikan, tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran serta objek.

b. Pembahasan Bab 2 tentang Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif


Kurikulum 2013 (Penilaian Otentik)

Dalam buku pembanding yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran” karya dari


Drs.Asrul,M.Si., dkk, pada bab 2 terdapat penjelasan tentang penilaian otentik,
bagaimana tutuntan kurikulum 2013 terhadap penilaian otentik, serta perbandingan
antara penilaian otentik dengan penilaian konvensional.

c. Pembahasan Bab 3 tentang Instrumen Evaluasi Bentuk Tes

Dalam buku pembanding yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran” karya dari


Drs.Asrul,M.Si., dkk, pada bab 3 terdapat penjelasan tentang tes tertulis bentuk uraian
dan tes hasil belajar bentuk objektif. Tes bentuk uraian adalah tes yang pertanyaannya
membutuhkan jawaban uraian, baik uraian secara bebas maupun uraian secara terbatas.
Sedangkan pada tes objektif juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short
answer test), dan salah satu tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items)
yang dapat dijawab oleh tester dengan jalan memilih salah satu (atau lebih).

d. Pembahasan Bab 4 tentang Instrumen Evaluasi Bentuk Non-Tes


Dalam buku pembanding yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran” karya dari
Drs.Asrul,M.Si., dkk, pada bab 4 terdapat penjelasan tentang daftar cek (penilaian unjuk
kerja dengan menggunakan ya-tidak), skala rentang, penilaian sikap (ekspresi dari nilai-
nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang) , penilaian produk (penilaian
terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut), dan
portofolio.
e. Pembahasan Bab 5 tentang Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif dan
Psikomotorik
Dalam buku pembanding yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran” karya dari Drs.
Asrul,M.Si., dkk, pada bab 5 terdapat penjelasan tentang ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Pada bab ini dijelaskan bahwa ranah kognitif adalah ranah yang
mencakup kegiatan mental (otak). Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan
sikap dan nilai. Dan pada ranahh psikomotorik adalah menyangkut tentang imitasi,
manipulasi,artikulasi, dll.
f. Pembahasan Bab 6 tentang Analisis Intrumen Penilaian

Dalam buku pembanding yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran” karya dari


Drs.Asrul,M.Si., dkk, pada bab 6 terdapat penjelasan tentang analisis logis/rasional,
analisis empirik, dan reabilitas tes. Pada bab ini dijelaskan bahwa analisis logis/rasional
adalah analisis yang meliputi analisis materi, konstruksi dan Bahasa. Analisis empirik
adalah analisis yang dilakukan dengan melakukan menguji validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran dan daya pembeda.
B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku

Buku Utama

1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value)


Buku utama yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran dan implementasinya”
karya dari Adlia Alfriani, M.Pd memiliki cover dan warna yang menarik tetapi tetap
sederhana, pada cover buku terdapat gambar yang dapat menimb ulkan rasa ingin tahu
bagi yang melihat dan membacanya.
2. Dilihat dari aspek layout dan tata letak, tata tulis termasuk penggunaan font
Buku utama yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran dan implementasinya” karya
dari Adlia Alfriani, M.Pd memiliki tata letak, tata tulis dan font yang secara
keseluruhan baik dan rapi, akan tetapi memiliki sedikit kekurangan yaitu terdapat
beberapa tanda baca yang menurut penulis berlebihan sehingga memberikan kesan
kurang mengerti kepada mereka.
3. Dilihat dari aspek tata bahasa buku
Buku utama yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran dan implementasinya” karya
dari Adlia Alfriani, M.Pd bahwa buku utama ini menggunakan Bahasa Indonesia yang
cukup baik, sopan dan lugas. Selain itu, buku utama ini juga telah menggunakan
bahasa yang efektif (tidak berbelit-belit) sehingga memudahkan pembaca dalam
memahami isi buku, serta telah menggunakan kaidah EYD.
4. Dilihat dari aspek isi buku
Buku utama yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran dan implementasinya”
karya dari Adlia Alfriani, M.Pd bahwa penyajian materi isi buku ini tersusun secara
terstruktur. Selain itu, buku ini juga memiliki kelebihan pada penjelasan materi yang
dipaparkan sudah cukup baik yakni memiliki cakupan materi yang luas. Buku ini
dilengkapi dengan beberapa gambar, memilikin intisari dan uji kompentensi tiap bab
sehingga pembaca mengerti serta memahami inti sari dari setiap bab.

Buku Pembanding

1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value)

Buku pembanding yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran” karya dari Drs.


Asrul, M.Si., dkk memiliki cover/desain sampul yang menarik. Dibagian belakang
sampul dilengkapi dengan biography penulis sehingga memudahkan pembaca untuk
lebih mengenal sang penulis buku tersebut. Judul buku yang ditawarkan mudah
dipahami oleh pembaca. Serta format buku teks dalam hal ini ukuran panjang dan
lebarnya, telah menggunakan ukuran buku ideal, yaitu ukuran buku B5 (176 mm x
250 mm).

2. Dilihat dari aspek layout dan tata letak, tata tulis termasuk penggunaan font

Buku pembanding yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran” karya dari Drs.


Asrul, M.Si., dkk memiliki layout yang baik pada bab dan sub babnya, yaitu telah
terlihat kontras sehingga pembaca mudah mengenali bagian judul dan sub judul. Sub
judul juga telah diberi sedikit area kosong setelah bagian isi sehingga pembaca
memiliki jeda untuk beralih ke bagian berikutnya. Elemen-elemen komunikasi grafis
(teks, gambar, tabel) dalam buku telah ditulis dan disusun dengan baik dan
komunikatif. Font yang digunakan dalam menulis buku ini ada beberapa jenis. Akan
tetapi menurut saya, buku ini masih memiliki sedikit kekurangan yakni penataan
paragraf pada buku masih sering ditemukan kesalahan. Selain itu kekurangan juga
dapat terlihat dari font yang digunakan untuk mebuat subbab dengan isi/pembahasan
menggunakan font yang sama sehingga tampilan buku tampak kurang menarik.

3. Dilihat dari aspek tata bahasa buku


Buku pembanding yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran” karya dari Drs.
Asrul, M.Si., dkk menggunakan Bahasa Indonesia yang sopan dan baku. Akan tetapi,
saya melihat sedikit kekurangan pada buku ini yaitu : penyampaian isi/pembahasan
sering kali diselipkan kata-kata asing dalam bahasa inggris sehingga menyulitkan
pembaca untuk menangkap maksud penulis karena penyampaiannya terkesan bertele-
tele.
4. Dilihat dari aspek isi buku

Buku pembanding yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran” karya dari Drs.


Asrul, M.Si., dkk memiliki isi/pembahasan yang sangat terstruktur sehingga pola pikir
pembaca pun menjadi terarah dan mudah untuk mengikuti langkah langkah yang
disampaikan. Akan tetapi menuurut saya, buku pembanding ini memiliki sedikit
kekurangan yaitu : tidak memuat kesimpulan diakhir pembahasan yang merupakan
intisari dari pembahasan materi tiap bab, tidak memuat daftar pustaka/referensi
maupun footnote disetiap bab yang menandakan bukti-bukti referensi yang digunakan
dalam penulisan buku. Selain itu, buku ini juga tidak memuat soal-soal evaluasi
sehingga tidak dapat melakukan pengujian penguasaan materi.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan pemahaman saya sebagai penulis terhadap kedua buku
ini baik buku utama yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran” karya dari Adlia Alfriani,
M.Pd dan buku pembanding yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran” karya dari Drs. Asrul,
M.Si., dkk, saya sebagai penulis menyimpulkan bahwa kedua buku Evaluasi pembelajaran
ini sangatlah disarankan untuk mahasiswa/I yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam
perkuliahan untuk menambah wawasan/ pengetahuan lebih perihal mata kuliah ini. Serta
dapat menambah informasi tentang evaluasi belajar/pembelajaran yang apabila sekiranya
kurang jelas disampaikan oleh Dosen.
Walaupun buku utama/pembanding ini belum sepenuhnya sempurna dan masih
terdapat kekurangan didalamnya, namun disisi lain buku ini sangatlah mendominasi. Jadi
dapat dikatakan bahwa pembaca maupun mahasiswa/I yang membaca kedua buku ini
dapat menambah wawasan lebih tentang mata kuliah ini.
B. Saran
Penulis mengetahui bahwa dalam penyelesaian tugas Critical Book Review (CBR) ini
masih jauh dari kesempurnaan karna keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis
miliki, oleh karna itu penulis sangat mengharapkan rekomendasi, saran ataupun kritik
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini agar dalam pembuatan tugas
yang sama kedepannya jauh lebih baik. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal,(2006) Konsep Guru tentang Evaluasi dan Aplikasinya dalam Proses
Pembelajaran, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Asrul., dkk. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Citapustaka Media

Anda mungkin juga menyukai