Skor Nilai:
MEDAN
DESEMBER 2020
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur atas kehadiran Allah SWT atas berkah, rahmat dan nikmat
yang telah diberikan-Nya kepada saya dan tak lupa shalawat dan salam untuk baginda
Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang kaya
dengan ilmu pengetahuan untuk umatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan “Critical
Book Report” untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Rencana Pembelajaran.
Dalam kesempatan yang sangat berharga ini penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya karena penulis banyak mendapatkan pengetahuan, bimbingan, doa,
motivasi, dan semangat dari berbagai pihak kepada penulis. Selama proses penyelesaian ini
penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan yang dijumpai baik dari
segi penyusunan materi yang belum memenuhi kesempurnaan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi mencapai kesempurnaan.
Akhir kata saya sebagai penulis berharap agar Critical Book Report ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi siapa saja yang membacanya. Dengan segala
kerendahan hati, penulis berterimakasih.
AHMAD SAID
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………....2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................ 4
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.4 IDENTITAS BUKU
A. BUKU UTAMA
1. Judul buku : Evaluasi Pembelajaran
2. Nama Penerbit : Dr. Zainal Arifin M.Pd
3. Tahun Terbit : Cetakan Pertama 2009
4. Kota Terbit : Bandung
5. Penerbit : PT.REMAJA ROSDAKARYA
6. Tebal Buku : 312 Halaman
7. ISBN : 979-692-956-2
5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
6
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Jika tujuan
evaluasi masih bersifat umum, maka tujuan tersebut perlu diperinci menjadi tujuan
khusus, sehingga dapat menuntun guru dalam nenyusun soal atau megembangkan
instrumen evaluasi lainnya. Ada dua cara yang dapat dtempuh guru untuk merumuskan
tujuan evaluasi yang bersifat khusus. Pertama, melakukan perincian ruang lingkup
evaluasi. Kedua, melakukan perincian proses mental yang akan dievaluasi. Selian itu
tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efesiensi sistem
pembelajaran, baik yang menangkut tentang tujuan, materi, metode, media,sumber
belajar, baik lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Tujuan khusus evaluasi
pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran itu sendir.
Fungsi evaluasi pembelajaran, menurut Scriven (1967) fungsi evaluasi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif
dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk
memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar kurikulum yang sedangdikembangkan.
Sedangkan fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai kebaikan dari
sistem secara keseuruhan dan fungsi ini dapat dilaksanakan apabila menggembangkan
suatu kurikulum telah dianggap selsai. Selain itu, Stanley dalam Oemar Hamalik (1989)
mengemukakan secara spesifik tentang fungsi tes dalam pembelajaran yang dikatagorikan
kedalam tiga fungsi yang saling berinteraksi yakni fungsi instruksional, fungsi
administratif, dan fungsi bimningan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka fungsi evaluasi
pembelajaran untuk perbaikan dan pengembangan sistem pembelajaran. Selanjutnya
untuk akreditasi. Dalam UUD No.20/2003 Bab I Pasal 1 ayat 22, dijelaskan bahwa
“akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan
berdasarkan criteria yang telah ditetepkan”. Salah satu komponen akreditasi adalah
pembelajaran.artinya, fungsi akreditasi dapat dilaksanakan jika hasil evaluasi
pembelajaran digunakan sebagai dasar akreditasi lembaga pendidikan.
i. Formatif
ii. Diagnostik
iii. Penempatan
iv. Sumatif
v. Fungsi Penilaian
Fungsi penilian hasil belajar adalah fungsi formatif, fungsi diagostik, fungsi sumatif, dan
fungsi penetapan.
2. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran
Prinsip-Prinsip Umum Evaluasi
Kontinuitas
Komprehensif
Adil dan Objektif
Kooperatif
Praktis
Jenis Evaluasi Pembelajaran
1) Evaluasi perencanaan dan pengembangan hasil evaluasi ini sangat diperlukan untuk
mendesain program pembelajaran. Sasaran utamanya adalah memberikan bantuan
tahap awal dalam penyusunan program pembelajaran.
2) Evaluasi monitoring, untuk memeriksa apakah program pembelajaran mencapai
sasaran secara efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana sebagai
mestinya.
3) Evaluasi dampak, untuk mengrtahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu program
pembelajaran.
7
4) Evaluasi efesiensi-ekonomi, untuk menilai tingkat efesiensi pelaksanaan program
pembelajaran.
5) Evaluasi program konprehensif, untuk menilai program pembelajaran secara
menyeluruh, seperti perencanaan program, pelaksanaan program, monitoring
pelaksanaan, dampak program, tingkat keefektifan dan efisiensi. Dalam model
dikenal dengan education system evaluation model.
BAB III
KARAKTERISTIK, MODEL DAN PENDEKATAN EVALUASI PEMELAJARAN
Model-Model Evaluasi
Model Tyler, model ini dibangun atas dua dasar pemikiran. Pertama, evaluasi
ditunjukan pada tingkah laku peserta didik. Kedua, evaluasi harus dilakukan pada
tingkah laku awal peserta didik sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
seudah melaksanakan kegiatan pembelajaran (hasil). Menurut Tyler ada tiga langkah
pokok yang herus dilakukan, yaitu menentukan tujuan pembelajaran yang akan
dievaluasi, menentukan situasi dimana pesrta didik memperoleh kesempatan
ununjukan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan, dan menentukan alat
evaluasi yang akan dipergunakanuntuk mengukur tingkah laku peserta didik.
Model yang Berorientasi pada Tujuan, dalam pembelajaran, kita mengenal adanya
tujuan pembelajaran umum dan khusus. Model evaluasi ini menggunakan kedua
tujuan tersebut sebagai criteria untuk menentukan keberasilan. Evaluasi diartikan
sebagai proses pengukuran untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah
tercapai.
Model Pengukuran (measuremen model),banyak mengemukakan pemikran-pemikiran
dari .Thorndike dan R.L.Ebel. model ini sangat menitikberatkan pada kegiatan
pengukuran. Pengukuran digunakan untukmenentukan kualitas suatu sifat (attribute)
tertentu yang ditentukan oleh objek, orang maupun peristiwa, dalam bentuk unit
ukuran tertentu.
Model Kesesuaian (Ralph W.Tyler, John B.Carrol, and Lee J.Cronbach), model ini,
evaluasi adalah suatu kegiatan untuk melihat kesesuaian (Cogruence) antara tujuan
dan hasilbelajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk menyempurnakan
8
sistem bimbinganpeserta didik dan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak
yang memerlukan.
Educational System Evalu Ation Model, evaluasi berarti membandingkan
performance dari berbagai dimensi (tidak hanya dimensi hasil saja) dengan sejumlah
criterion, baik yang bersifat mutlak/interen maupun relative/ekstern.
Model Alkin, evaluasi adalah suatu prosesuntuk menyakinkan keputusan,
mengumpulkan informasi yang tepat menganalisis informasi sehingga dapat di susun
laporan bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternative.
Model brinkerhof,fiexv emergent evaluation desing, formative, desain eksperimental.
Model Illuminative, evaluasi ini menekankan pada evaluasi kualitatif terbuka.
Model Responsif, menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik.
Pendekatan Evaluasi
Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandan seseorang dalam menelaah atau
mempelajari evaluasi. Pendekatan tradisional berorientasi pada praktik evaluasi yang telah
berjalan di sekolah yang ditunjukan pasa perkembanggan aspek intelektual
pesertadidik.pendekatan sistem, totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan
dan kerergantungan.
BAB IV
PROSEDUR PENGEMBANGAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Pengertian Evaluasi
Perencanaan Evaluasi, perencanaan evaluasiini harus dirumuskan secara jelas dan
spesifik terurai dan khoperenshif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam
menentukan langkah-langkah selanjutnya. Pentingnya analisis kebutuhan merupakan integral
dari sistem pembelajaran secara keseluruhan.selanjutnya dalam perencanaan penilaian hasil
belajar, ada beberapa factor yang harus diperhatikan, seperti merumuskan tujuan penilaian,
mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar, menyususun kisi-kisi, mengbangkan draft
instrument,uji coba dan analisis instrument,revisi dan merakit instrument baru.
Pelaksanaan Evaluasi, pelaksanaan evalusai artinya bagai mana cara melaksanakan
suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dalam perencanaan evaluas telah
disinggung semua hal yang berkaitan dengan evaluasi. Artinya tujuan evaluasi, model dan
jenis evaluasi,objek evaluasi, instruman evaluasi,sumber data, semuanya sudah dipersiapkan
pada tahap perencanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi
yang digunakan.
Monitoring Pelaksanaan Evaluasi, tujuannya adalah untuk mencegah hal-hal yang
negative dan meningkatkan efesiensi pelaksanaan evaluasi. Monitoring mempunyai dua
fungsi pokok. Pertama, untuk melihat relevansi pelaksanaan evaluasi dengan perencanaan
evaluasi. Kedua, utuk melihat hal-hak apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi.
Pengelola Data, setelah semua data dikumpulkan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, maka selanjutny dilakukan pengelola data. Menlola data berarti mengubah wujud
data yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data
hasil evaluasi, ada yang berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk kuantitatif, sedangkan
data kualitatif tentu diolah dan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data kuantitatifdiolah
dan dianalisis dengan bantuan statiska, baik statistika deskriptif maupun statistika infernsial.
Pelaporan Hasil Evaluasi, semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai
pihak yang berkepentingan seperti orang tua/wali, kepala sekolah, pengawas pemerintah,
mitra sekolah, dan peserta didik itu sendiri sebagi akuntabilitas publik. Dalam dokumen
kurikulum berbasis kompetensi, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan,
9
“laporan kemajuan siswa dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu, laporan prestasi dalam
mata pelajaran dan laporan pencapaian.
Pengguanaan Hasil Evaluasi, untuk keperluan laporan pertanggung jawaban, untuk
keperluan sleksi, untuk keperluan promosi, untuk keperluan diagnosis, untuk memperdiksi
masa depan peserta didik.
BAB V
PENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI JENIS TES
BAB VI
PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI JENIS NON-TES
10
Studi Kasus (Case Study),adalah studi yang mendalam dan komperensif tentang
peserta didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu. Pengerian mendalam dan
kompernsif adalah mengungkapkan semua variable dan aspek-aspek yang melatar
belakanginya, yang diduga menjadi penyebab timbulnya prilaku atau kasus tersebut dalam
kurun waktu tertentu.
Catatan Insidental (Anecdotal Records), adalah catatan-catatan singkat tentang
peristiwa-peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perseorangan. Catatan ini
merupakan pelengkap dalam rangka penilaian guru terhadap peserta didiknya, terutama yang
berkenan dengan tingkah laku peserta didik.
Sosiometri, adalah suatu proseduruntuk merangkum, menysun, dan sampai batas tertentu
dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan teman
sebayanya serta hubungan diantra mereka.
Inventori Kepribadian, hampir serupa dengan tes kepribadian,bedanya pada
inventori jawaban peserta didik tidak memakai criteria benar-salah.semua jawaban peserta
didik adalah benar selamadia menyatakan yang sesungguhnya. Aspek-aspek kepribadian
yang biasanya dapat diketahui melalui inventori ini, seperti sikap, minat, sifat-sifat,
kepemimpinan, dan dominasi.
Teknik Pemberian Penghargaan Kepada Peserta Didik, dianggap penting karena
banyak respons dan tindakan positif dari peserta didik yang timbul sebagai akibat tindakan
belajar, tetapi kurang mendapat perhatian dan tanggapan yang serius dari guru.seharusnya
guru memberikan penghargaan kepada setiap tindakan positif dari peserta didik dalam
berbagai bentuk baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajar.
BAB IX
TEKNIK PENGOLAAN HASIL EVALUASI
Konversi Skor
Konvesi skor adalah proes transformasi skor mentah yang dicapai peserta didik ke
dalam skor terjabar atau skor standar untuk menetapkan nilai hasil belajar yang diperoleh.
11
Cara Memberi Skor untuk Domaian Psikomoror
Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang diukur adalah penampilan atau
kinerja, untuk mengukurnya, guru dapat menggunakan tes tindakan melalui simulasi, unjuk
kerja atau tes identifikasi. Salah satu instrument yang dapat digunakan adalah skala penilaian
yang terentang dari sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sampai dengan
tidak baik (1).
Setiap perencanaan minimal harus memiliki 4 unsur yaitu : adanya tujuan yang harus
dicapai, adanya strategi untuk mencapai tujuan, sumber daya yang dapat mendukung dan
implementasi setiap keputusan. Jadi perencanaan itu adalah penetapan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.Pembelajaran,yaitu
sebagai suatu proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi
yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar
yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti
lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Ada beberapa manfaat dari penyusunan proses pembelajaran,yaitu
Melalui proses perencanaan yang matang,kita akan terhindar dari keberhasilan yang
bersifat untung-untungan,
Sebagai alat untuk memecahkan masalah,
Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat,
Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis
artinya, proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi akan
berlangsung secara terarah dan terorganisir.
Menurut Deshimer (1990) ada dua alasan perlunya perencanaan: pertama,hakikat manusia
yang memiliki kemampuan dan pilihan untuk berkreasi sesuai dengan pandangannya,jado
seorang yang profesional dapat menetukan waktu dan cara bertindak yang dianggap sesuai.
Kedua, setiap manusia hidup dalam kelompok yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya sehingga selamanya membutuhkan koordinasi dalam melaksanakan berbagai
aktivitas.
Prinsip – prinsip umum yang dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses
belajar mengajar yaitu :
a. Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa.
b. Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis.
c. Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa
12
d. Kesiapan(readliness) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar.
e. Tujuan pembelajaran harus diketahui siswa.
f. Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar.
BAB II
PENDEKATAN SISTEM DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan komponen antara yang satu dengan
yang lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem pembelajaran adalah
suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Setiap sistem
mempunyai tujuan yang merupakan akhir dari apa yang dikehendaki oleh suatu kegiatan
misalkan tujuan suatu lembaga pendidikan ialah untuk memberikan layanan pendidikan
kepada yang membutuhkan. Tujuan instruksional itu sendiri ialah agar siswa belajar
mengalami perubahan perilaku tertentu sesuai dengan tingkatan taksonomi yang telah
dirumuskan terlebih dahulu.
Manfaat merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem,yaitu
melalui pendekatan sistem,arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas,
Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis, Pendekatan sistem dapat
merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang
tersedia, pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik. Contoh dari fungsi sistem yaitu
seorang manusia agar dapat hidup dan menunaikan tugasnya didalam dirinya diperlukan
adanya fungsi koordinasi dan penggerak, fungsi peredaran darah, fungsi pengindraan, fungsi
perlindungan terhadap penyakit dan berbagai bahaya, serta fungsi pembiakan, dan lain-lain.
Sistem itu terdiri dari kokmponen-komponen dan masing-masing komponen itu mempunyai
fungsi khusus. Komponen yang melakukan proses transformasi disebut subsistem, karena
masing-masing bagian atau komponen itu merupakan suatu sistem. Sebagai sistem
tersendiri,masing-masing komponen itu juga mempunyai tujuan dan terdiri atas komponen-
komponen yang lebih kecil yang melaksanakan fungsi-fungsi yang mendukung pencapaian
tujuan itu.Semua komponen dalam sistem pembelajaran haruslah saling berhubungan satu
sama lain.,misalnya dalam proses pembelajarandisajikan penyampaian pesan melalui media
infocus, maka diperlukan adanya listrik untuk membantu memberikan sinar dalam jaringan
infocus, jika aliran listrik tidak berfungsi ,akan membuat kesulitan bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran.maka dari itu pendekatan sistem dalam pembelajaran
memerlukan keterhubungan antara komponen yang satu dan yang lain.
Proses Transformasi secara sederhana.
Hasil yang dikeluarkan oleh suatu sistem kepada sebuah atau beberapa sistem lainnya
sebagai masukan yang akan diproses lebih lanjut. Pemrosesan kedua akan menghasilkan
sesuatu yang akan dikeluarkan oleh sistem pemrosesan dan ditampung lagi oleh sistem lain
ladi dan seterusnya sampai input yang masuk diproses menjadi output yang siap setelah
melalui beberapa tahapan transformasi.
BAB III
DESAIN KOMPETENSI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN
13
Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas
keberhasilan proses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar
siswa.
Tujuan pembelajaran dapat membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas
dan kualitas pembelajaran.
Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung 4 unsur
pokok,yaitu:Pemilihan kompetensi yang sesuai,Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk
menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi ,Pengembangan sistem pengajaran dan
kemudian Penilaian.
Langkah-langkah pengembangan pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh Stanley
Elam (1971)dalam Oemar Hamalik (2002:92), yaitu : Langkah pertama, Mengspesifikasikan
asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi yang mendasar, langkah kedua yaitu mengidentifikasi
kompetensi, langkah ketiga,menggambarkan secara spesifik kompetensi-kompetensi, langkah
keempat, Menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis assessment,langkah kelima,
Pengelompokan dan penyusunan tujuan pengajaran, langkah keenam, desain strategi
pembelajaran, langkah ketujuh, mengorganisasikan sistem pengelolaan, langkah kedelapan,
melaksanakan percobaan program, langkah kesembilan, menilai desain pembelajaran dan
langkah kesepuluh yaitu memperbaiki program.
Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi.
Benyamin S.Bloom dan D.Krathwohl (1964) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga
kawasan,yakni kawasan kognitif, kawasan afektif, dan kawasan psikomotor.
BAB IV
DESAIN MATERI PEMBELAJARAN
14
dalam menulis materi ajar,serta materi ajar akan mampu membangun komunikasi
pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya
kepada gurunya. Prinsip penyusunan Materi Ajar,yaitu mudah untuk memahami yang sulit,
dari yang kongkret ke abstrak , pengulangan akan memperkuat pemahaman , umpan balik
memberikan penguatan, memotivasi belajar siswa, setahap demi setahap dan mengetahui
hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan.
Berdasarkan teknologi yang digunakan, Materi Ajar dibagi menjadi dalam bentuk:
CETAK : handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar,
model/market.
NONCETAK, terdiri dari: dengar(audio) seperti kaset, radio, piringan hitam,dan compact
disk audio ; Materi Ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film;
multimedia interaktif (Computer Assisted Instruction), (CD) multimedia pembelajaran
interaktif, dan berbasis web.
BAB V
DESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN
15
BAB VI
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN
BAB VII
DESAIN PROTA DAN PROSEM
Program tahunan (Prota) adalah rencana penetapan alokasi waktu dalam satu tahun
untuk mencapai tujuan (SK atau KI dan KD) yang telah ditetapkan. Adapun sumber-sumber
yang dapat dijadikan bahan pengembangan program tahunan,yaitu daftar kompetensiyang
hendak dicapai sesuai konsensus nasional dan skope dan sekuensi setiap kompetensi. Dalam
menentukan skuensi bahan ajar guru dapat mempedomani pendapat yang dikemukakan
Sukmadinata (dalam Trimo,2008),yaitu sekuens kronologis, sekuens kausal, sekuens
struktural, sekuens logis dan psikologis, sekuens spiral, rangkaian ke belakang (backward
chaining) dan sekuens berdasarkan hierakhi belajar.
Dalam prota yang disusun minimal berisi identitas sekolah, semester, kompetensi
dasar,alokasi waktu dan jam pelajaran.Berdasarkan prota yang telah dibuat dapat disusun
program semester (prosem). Program semester adalah program yang berisikan garis-garis
besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam 1 semester
(ganjil/genap). Prosem adalah penjabaran dari program tahunan. Isi dari prosem adalah
16
tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan dan
keterangan-keterangan . Sebelum dibuat prosem terlebih dahulu dilakukan analisis tentang
minggu efektif dan minggu tidak efektif . Minggu efektif adalah minggu dalam 1 semester
yang digunakan untuk belajar sedangkan minggu tidak efektif adalah minggu yang tidak
digunakan untuk belajar efektif karena adanya ujian atau libur.
BAB VIII
SILABUS PEMBELAJARAN
Silabus menurut Kurikulum 2004 (KBK) adalah seperangkat rencana dan pengaturan
tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Sementara
silabus pada kurikulum 2013 disusun oleh pemerintah(pengembang kurikulum) secara
terpusat. Akan tetapi dalam silabus tidak dilengkapi dengan indikator . Silabus yang disusun
pemerintah berisi kompetensi minimal sehingga guru diharapkan mampu mengembangkan
sesuai dengan potensi dan kebutuhan local. Ada empat elemen perubahan yaitu standar
kompetensi lulusan, standar proses,standar penilaian dan standar isi.
Ada beberapa Prinsip Pengembangan Silabus yang perlu dipertimbangkan,yaitu
ilmiah,relevan,sistematis,konsisten, memadai/adequate, aktual/Kontekstual, fleksibel, dan
menyeluruh. Untuk memperoleh silabus yang berkualitas dan sesuai dengan prinsip-prinsip
diperlukan prosedur pengembangan silabus yang tepat. Prosedur pengembangan silabus
mempunyai tahapan yaitu perancangan, validasi, pengesahan,sosialisasi, pelaksanaan, dan
evaluasi.
BAB IX
DESAIN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
17
2.3 RINGKASAN BUKU PEMBANDING DUA
Evaluasi Pembelajaran Dr. Elis Ratnawulan, S.Si., M.T.
Bab 2
KONSEP DAN PERANAN EVALUASI PEMBELAJARAN
a. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istila Evaluation. Grondlund dan Linn
(1990), mendefinisikan evaluasi pembelajran adalah suatu proses mengumpulkan,
menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh
mana ketercapaian tujuan pembelajaran. evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai
proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja,
proses, orang, maupun objek) berdasarkan kriteria tertentu.
b. Pengukuran Pembalajaran
Pengukuran pembelajaran, merupakan proses yang mendeskripsikan performance
siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga
sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka (Alwasilah
et al.1996). Maka dapat disimpulkan pengukuran pembelajaran, adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dalam proses pembelajaran, diperlukan untuk menentukan fakta kuantitatif yang
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan objek yang akan diukur.
c. Penilaian Pembelajaran
Penilaian dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah Assessment yang berarti
menilai sesuatu. Menurut Endang Purwanti (2008: 3), secara umum, asesment dapat
diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat
digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut
kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan
sekolah.
18
b) Untuk menghimpunbahan keterangan (data) yang dijadikan sebagai bukti mengenai
tarap kemajuan anak didik dalam mengalami proses pendidikan selama jangka waktu
tertentu.
b. Bentuk Subjektif
Alat evaluasi yang berbentuk tes subjektif adalah alat pengukur prestasi belajar yang
jawabannya tidak ternilai dengan score atu angka pasti, seperti yang digunakan untuk
evaluasi objektif (Syah, Muhibbin. 2008: 149).
Bab 4
PENDEKATAN MODEL EVALUASI PEMBELAJARAN
Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional merupakan pendekatan yang lebih mengedepankan komponen
evaluasi produk daripada komponen proses, dalam pendekatan ini, peserta didik lebih
dituntut untuk menguasai suatu jenis keahlian dan terkesan mengenyampingkan aspek
keterampilan dan sikap.
Pendekatan Sistem
Zaenal Arifin (2009), menyatakan bahwa; “Sistem adalah totalitas dari berbagai
komponen yang saling berhubungan dan ketergantungan”.Pendekatan Menafsirkan Hasil
Evaluasi Dalam literatur modern tentang penilaian, terdapat dua pendekatan yang dapat
digunakan untuk menafsirkan hasil evaluasi, yaitu penilaian acuan patokan (criterion-
referenced evaluation).
19
Pada prinsipnya evaluasi tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran, karena keefektifan
pembelajaran hanya dapat diketahui melalui evaluasi. Dengan kata lain, melalui evaluasi
semua komponen pembelajaran dapat diketahui apakah dapat berfungsi sebagaimana
mestinya atau tidak.
1. Evaluasi dan Hasil Langsung
2. Evaluasi dan Transfer
3. Evaluasi Langsung dari Proses Pembelajaran
3. Model Pendekatan Evaluasi Pembelajaran
Dalam studi tentang evaluasi banyak sekali dijumpai model-model evaluasi dengan
format atau sistematika yang berbeda, sekalipun dalam beberapa model ada juga yang sama.
Misalnya saja, Said Hamid Hasan (2009), mengelompokkan model pendekatan evaluasi
sebagai berikut
b. Pendekatan Penilaian
Penilaian menggunakan pendekatan sebagai berikut:
1) Acuan Patokan, 2) Ketuntasan Belajar.
2. Karakteristik Penilaian
a. Belajar Tuntas, b. Otentik, c. Berkesinambungan, d. Berdasarkan acuan kriteria, e.
Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi.
20
Bab 5
PROSEDUR, LANGKAH-LANGKAH, DAN TEKNIK EVALUASI PEMBELAJARAN
Prosedur
Prosedur merupakan serangkaian aksi yang spesifik atau tindakan atau operasi yang
harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil
yang sama dari keadaan yang sama.
Pengembangan
Pengembangan berasal dari kata dasar „kembang‟ yang bisa diartikan tumbuh.
Sementara pengembangan dalam sebuah kamus online disebut sebagai pembangunan
secara bertahap dan teratur yg menjurus ke sasaran yang dikehendaki.
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah penilaian terhadap kompetensi yang sudah dicapai oleh
peserta didik setelah melakukan proses belajar mengajar (Ramayulis. 2008: 400).
Fungsi evaluasi pembelajaran sebagai tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar.
Taufik. (2010: 91), menyatakan, bahwa indikator keberhasilan belajar mengajar adalah:
a. Daya serap terhadap materi yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara
individu maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan oleh SK dan KD telah dicapai oleh peserta didik baik
individu maupun klasikal.
Pentingnya Pengembangan Evaluasi Penilaian Hasil Belajar Banyak teori berkaitan dengan
prosedur kegiatan evaluasi ini, salah satunya prosedur evaluasi yang dikembangkan oleh
Zaenal Arifin (2011: 88), bahwa, prosedur yang harus diikuti evaluator meliputi perencanaan
evaluasi, monitoring pelaksanaan evaluasi, pengolahan data dan analisis, pelaporan hasil
evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi. Prinsip-prinsip Prosedur Evaluasi Penilaian Hasil
Belajar Mengingat pentingnya penilaian dalam menentukan kualitas pendidikan, menurut
Nana
Sudajana (1989: 9), maka upaya merencanakan dan melaksanakan penilaian hendaknya
memperhatikan beberapa prinsip dan prosedur penilaian sebagai berikut:
a. Dalam menilai hasil belajar, hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas
abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil
penilaian.
b. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagia integral dari proses belajra-
mengajar.
c. Agar diperoleh hasil belajar yang obyektif dalam pengertian menggambarkan
prestasi
dan kemampuan siswa sebagaimana adanya
d. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya.
21
Terdapat dua langkah pokok dalam prosedur evaluasi yankni prosedur kualitatif dan
kuantitatif, kedua prosedur tersebut, antara lain sebagai berikut:
Prosedur untuk evaluasi kuantitatif yakni sebagai berikut:
a. Penentuan masalah atau pertanyaan evaluasi
b. Penentuan variabel, jenis data dan sumber data
c. Penentuan metodologi
d. Pengembangan instrumen
e. Penentuan proses pengumpulan data
f. Penentuan proses pengolahan data
Prosedur untuk evaluasi kualitatif, menurut Hamid Hasan. (2008: 170-173). Ada tiga
hal pokok yang harus dilakukan evaluator ketika melakukan evaluasi kurikulum
dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:
a. Menentukan fokus evaluasi
b. Perumusan masalah dan pengumpulan data
c. Proses pengolahan data
d. Menentukan perbaikan dan perubahan program.
Bab 6
JENIS ALAT DAN TEKNIK EVALUASI PEMBELAJARAN
Dalam proses pembelajaran, tes dan non tes, merupakan alat atau instrument yang digunakan
untuk mengetahui tercapai atau tidaknya suatu standar kompetensi yang telah dipelajari oleh
siswa di setiap pembelajaran.
1. Jenis Evaluasi Pembelajaran
Dilihat dari pengertian, tujuan, fungsi, prosedur dan sistem pembelajaran, maka pada
hakikatnya pembelajaran adalah suatu program. Artinya, evaluasi yang digunakan dalam
pembelajaran adalah evaluasi program, bukan penilaian hasil belajar.
22
Ditinjau dari segi kegunaan, untuk mengukur siswa, menurut Suharsimi Arikunto, (2011:
24-33), maka di bedakan atas adanya tiga macam tes, yaitu:
a. Tes Diagnostik,
b. Tes Formatif,
c. Tes Sumatif.
Bab 9
TEKNIK PEMBUATAN INSTRUMEN DAN PENGOLAHAN DATA NON-TES
23
Secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang memenuhi
persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat ukur atau pengumpulan
data mengenai suatu variable. Pembagian Kelompok Instrumen Evaluasi pada dasarnya
instrumen evaluasi pembelajaran dapat dibagi dua yaitu tes dan non-tes.
1. Kelompok Tes
Yang termasuk kelompok tes adalah tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes bakat, dan
tes kemampuan akademik,
2. Kelompok Non-Tes
Yang termasuk dalam kelompok non tes ialah skala sikap, skala penilaian, observasi,
wawancara, angket dokumentasi dan sebagainya.
Pengertian Tes
Menurut Sudijono (1996) tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian. Tes dapat juga diartikan sebagai alat pengukur yang
mempunyai standar objektif, sehingga dapat dipergunakan secara meluas, serta betul-
betul dapat dipergunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau
tingkah laku individu.
Fungsi Tes
Menurut Anas Sudijono (2001: 67) secara umum ada dua fungsi tes antara lain:
a. Tes sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi
mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik
setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
b. Tes sebagai alat pengukur keberhasilan program mengajar di sekolah. Sebab melalui
tes akan dapat diketahui sudah berapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan
atau dicapai.
Bab 10
PENGGUNAAN TES DALAM TES FORMATIF DAN TES SUMATIF
24
formatif, tes diagnostik, tes sumatif. Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan
informasi tentang perkembangan proses dan hasil belajar para peserta didik dan hasil
mengajar guru.
Tes formatif (formative test), juga disebut sebagai tes pembinaan, adalah tes yang
diselenggarakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, diselenggarakan secara
periodik, isinya mencakup semua unit pengajaran yang telah diajarkan. Tes yang dilakukan
pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/ topik.
Tes formatif dilihat dari segi fungsinanya, antara lain, sebagai berikut:
Fungsi utama dari tes formatif adalah untuk mengetahui keberasilan dan kegagalan
proses belajar mengajar, dengan demikian dapat dipakai untuk memperbaiki dan
menyempurnakannya.
Fungsi tes formatif adalah untuk mengetahui masalah dan hambatan kegiatan
belajar mengajar termasuk metode belajar dan pembelajaran yang digunakan guru.
Tes sumatif adalah penilaian yang dilakukan tiap akhir semester (caturwulan), setelah para
siswa menyelesaikan program belajar dari suatu bidang studi atau mata pelajaran tertentu
selama satu perode waktu tertentu pula. Adapun fungsi dari penilaian ini adalah untuk
menentukan prestasi hasil belajar siswa terhadap bidang studi atau mata pelajaran selama satu
semester atau caturwulan (Siti Farikah, 1995: 85).
Perbedaan antara Tes Formatif dan Sumatif mengacu pada modul KDPJJ, secara
garis besar Tes Formatif lebih mengarah pada latihan, pekerjaan rumah, tugas-tugas, dan
ujian yang diadakan setiap harinya (modelnya keseharian) dan Tes Sumatif lebih mengarah
diadakan saat akhir semester pembelajaran, yang bisanya berbentuk tugas akhir, ulangan
umum atau ujian akhir.
25
BAB III
PEMBAHASAN
Kekurangan:
1. Dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kekurangan dalam penulisan dan
pembahasan yaitu dalam penulisan buku masih ada penulisan EYD yang kurang tepat
sehingga pembaca merasa kurang puas dalam buku ini, selanjutnya dalam pembahasan
buku evaluasi ini masih ada kata yang masih kurang berkenan dalam pembahasan
sehingga pembaca merasakan beberapa subab yang masih pembaca kurang pahami,
selanjutnya dalam pemaparan yang menyangkut analisis kualitas tes itu masih belum
paham dalam subab tersebut dengan demikian penulis lebih rinci dalm pemaparan subab
tersebut.
Kekurangan:
1. Dari aspek isi buku, materi yang disajikan cukup lengkap. Namun ada beberapa yang
hanya dijelaskan sedikit saja, sehingga membutuhkan buku pembanding sebagai
pelengkap materi tersebut.Contohnya materi tentang validitas dan reliabilitas.
26
2. Tidak ada gambar yang dicantumkan untuk mendukung isi buku.
3. Tidak dicantumkannya daftar istilah dalam buku
Kekurangan:
1. Sumber penilaian itu berpaku hanya pada hasil materi pengetahuan dan pemahaman
setiap individu,tidak menyinggung ada unsur prilaku dan sikap dalam penilaian hasil
proses belajar mengajar, yang sebenarnya hal itu juga perlu diperhatikan dalam
melakukan penilaian pada proses belajar mengajar terutama anak usia dini.
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Data dari sebuah penilaian hasil proses belajar mengajar itu sangatlah penting dan
berguna bagi semua pihak,dengan adanya hasil penilain,kita dapat mengetahui seberapa
dalam pengetahuan kita,dan seberapa luas pemahaman kita tentang hal-hal yang telah di
pelajari,untuk itu semua pihak diharuskan memiliki pemahaman yang cukup tentang hal
penilaian, baik itu secara tes ataupun nontes, langsung ataupun tidak langsung, karna hal itu
sangat berpengaruh dalam perkembangan proses belajar mengajarnya,hasil penilaian yang
baik akan mempengaruhi semangat belajarnya yang sedikit meningkat.
Begitupun sebaliknya, hasil penilaian belajar akan membaik jika proses belajar
mengajarnyapun baik ,jadi perbaiki proses belajar mengajarnya agar dapat tercapai tujuan
hasil penilaian proses belajar mengajar yang baik pula, pembelajaran dimana proses pem-
belajaran adalah proses komunikasi antara guru dan siswa melalui bahasa verbal sebagai
media utama penyampaian materi pelajaran. Dibutuhkan perencanaan yang matang sebelum
melaksanakan pembelajaran terutama pada penyediaan media yang tepat untuk materi yang
akan diajarkan oleh seorang pendidik. Sehingga, perencanaan dan desian yang terdapat di
dalam buku ini bias membantu setidaknya dalam hal perencanaan dalam pelaksanaan
pembelajaran.
4.2 SARAN
Buku ini dapat dijadikan sebagai buku rekomendasi para mahasiswa untuk
memenuhi beberapa tugas dalam mata kuliah yang berkenaan dengan pendidikan. Setelah
menyelesaikan penulisan dan memahami buku buku yang dijadikan bahan CBR ini, terkait
kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam buku sebaiknya sebagai pembaca kita lebih
mengambil pelajaran yang baik dan memaklumi kesalahan- kesalahan yang terdapat di dalam
buku, karena di dunia ini tida ada yang sempurna, kesempurnaan hanya dimiliki oleh
ALLAH SWT. Sebagai pembaca yang baik dari hasil membaca buku alangkah baiknya
diterapkan kekehidupan sehari hari segala perbuatan dan kebaikan yang kita peroleh dari
buku-buku tersebut.
28
DAFTAR PUSTAKA
29