Anda di halaman 1dari 29

Critical Book Review

MK. Rencana Pembelajaran


Prodi S1 Pendidikan Bisnis

Skor Nilai:

Nama Mahasiswa : Ahmad Said


Nim : 7193143013
Dosen Pengampu : Novita Indah Hasibuan S.Pd, M.Pd
Mata Kuliah : Rencana Pembelajaran
Kelas : Pendidikan Bisnis B 2019

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

DESEMBER 2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadiran Allah SWT atas berkah, rahmat dan nikmat
yang telah diberikan-Nya kepada saya dan tak lupa shalawat dan salam untuk baginda
Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang kaya
dengan ilmu pengetahuan untuk umatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan “Critical
Book Report” untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Rencana Pembelajaran.

Dalam kesempatan yang sangat berharga ini penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya karena penulis banyak mendapatkan pengetahuan, bimbingan, doa,
motivasi, dan semangat dari berbagai pihak kepada penulis. Selama proses penyelesaian ini
penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan yang dijumpai baik dari
segi penyusunan materi yang belum memenuhi kesempurnaan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi mencapai kesempurnaan.

Akhir kata saya sebagai penulis berharap agar Critical Book Report ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi siapa saja yang membacanya. Dengan segala
kerendahan hati, penulis berterimakasih.

Medan, Desember 2020

AHMAD SAID

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………....2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang................................................................................................... 4


1.2 Tujuan Penulisan CBR....................................................................................... 4
1.3 Manfaat CBR..................................................................................................... 4
1.4 Identitas Buku Yang Direview.......................................................................... 5

BAB II. RINGKASAN ISI BUKU.................................................................................... 6

2.1 Ringkasan Buku Utama..................................................................................... 6


2.2 Ringkasan Buku Pembanding Satu.................................................................... 11
2.3 Ringkasan Buku Pembanding Dua ................................................................... 18

BAB III. PEMBAHASAN................................................................................................. 26

3.1 Kelebihan dan Kekurangan Buku...................................................................... 26

BAB IV. PENUTUP........................................................................................................... 28


4.1 Kesimpulan........................................................................................................ 28
4.2 Saran.................................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 29

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Berhasil atau tidaknya pendidikan dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah
dilakukan evaluasi terhadap out put atau lulusan yang dihasilkannya. Jika output lulusan,
hasilnya sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam tujuan pendidikan, maka usaha
pendidikan itu dapat dinilai berhasil, tetapi jika sebaliknya, maka ia dinilai gagal. Dari sisi ini
dapat difahami betapa pentingnya evaluasi pembelajaran dalam proses pendidikan.
Maka dari itu evaluasi pembelajaran merupakan bagian penting dari evaluasi
pendidikan pada umumnya. Dalam ruang lingkup terbatas, evaluasi pembelajaran dilakukan
dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik. Sedangkan dalam ruang lingkup
luas, evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahan
suatu proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan yang di cita-citakan.

Dalam bidang pendidikan, evaluasi pembelajaran merupakan kegitan wajib bagi


setiap insan yang berkecimpung dalam bidang pendidikan. Sebagai seorang pendidik, proses
evaluasi pembelajaran berguna dalam hal pengambilan keputusan kedepan demi kemajuan
anak didik pada khusunya dan dunia pendidikan pada umumnya.
Setiap perbuatan dan tindakan dalam evaluasi pembelajaran selalu menghendaki hasil.
Pendidik selalu berharap bahwa hasil yang diperoleh sekarang lebih baik dan memuaskan
dari hasil yang diperoleh sebelumnya, untuk menentukan dan membandingkan antara satu
hasil dengan lainnya diperlukan adanya evaluasi pembelajaran.

1.2 TUJUAN CRITICAL BOOK REPORT


Tujuan penulisan CBR untuk menambah pengalaman, pengetahuan, wawasan ilmu
dan juga untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan matakuliah Evaluasi
pembelajaran serta dalam hal mengkritik buku juga membandingkannya dengan buku lain
serta untuk menguatkan kemampuan dan skill dalam mengkritisi suatu buku untuk dijadikan
bahan CBR.

13. MANFAAT CRITICAL BOOK REPORT


Manfaat CBR adalah memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif
pada matakuliah Evaluasi Pembelajaran tentang apa yang tampak dan terungkap dalam
sebuah buku yang mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan dan mendiskusikan
lebih jauh mengenai masalah yang muncul dalam sebuah buku.

4
1.4 IDENTITAS BUKU
A. BUKU UTAMA
1. Judul buku : Evaluasi Pembelajaran
2. Nama Penerbit : Dr. Zainal Arifin M.Pd
3. Tahun Terbit : Cetakan Pertama 2009
4. Kota Terbit : Bandung
5. Penerbit : PT.REMAJA ROSDAKARYA
6. Tebal Buku : 312 Halaman
7. ISBN : 979-692-956-2

B. BUKU PEMBANDING SATU


1. Judul buku :    PERENCANAAN DAN DESAIN SISTEM
PEMBELAJARAN
2. Penulis :    PROF. DR. H. WINA SANJAYA, M.PD.
3. Nama penerbit         :    KENCANA
4. tahun terbit :    2010
5. Jumlah halaman :    xvi + 284 HALAMAN

C. BUKU PEMBANDING DUA


1. Judul Buku : Evaluasi Pembelajaran
2. Nama Penulis : Dr. Elis Ratnawulan, S.Si., M.T.
3. Tahun Terbit : 2015
4. Kota Penerbit : Bandung
5. Nama Penerbit : Pustaka Setia
6. Jumlah Halaman : 312 halaman

5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA


Resume Buku Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Dr. Zainal Arifin M.Pd
BAB I
KONSEP DASAR EVALUASI

1. Arti Evaluasi, Penilaian, dan Pengukuran


Evaluasi lebih luas ruang lingkupnya daripada penilaian, sedangkan penilaian
lebihberfokus pada aspek tertentu. Istilah yang tepat dalam menilai sistem pembelajaran
adalah evaluasi, bukan bernilai. Jika hal yang ingin dinilai satu atau beberapa bagaian atau
komponen pembelajaran, misalnya hasil belajar maka istilah yang tepat digunakan adalah
penilain, bukan evaluasi. Selain itu ada juga pengukuran.
Evaluasi dan penilaian merupakan kualitatuf sedangkan pengukuran merupakan
kuantitatif (sekor atau angka) yang standar baku. Dalam konteks hasil belajar atau alat ukur
atau instrument tersebut dapat berbentuk tes atau non-tes. Evaluasi merupakan salah satu
komponen penting dan tahap yang harus di tempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran. Selain itu evaluasi adalah suatu peruses yang sistematis dan
berkelanjutanuntuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan, selain itu evaluasi
bukanlah suatu hasil produk.
Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensip yang meliputi pengukuran,
sedangkan tes merupakan salah satu alat(instrument) pengukuran pengukuran lebih
membatasi pada gambar yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar
peserta didik, sedangkan evaluasi dan penilian lebih bersifat kualitati. Di samping itu evaluasi
dan penilaian pada hakikatnya merupakan suatu penilaian tidak hanya didasrkan pada hasil
pengukuran, tetapi dapat pula di dasarkan pada jenisnya.

Kedudukan Evaluasi dalam Pembelajaran


Kata dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempit pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dilakaukan untuk
belajasecra sungguh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan social,
sadangkan kata “pengajaran” lebih cenderung pada kegiatan mengajar guru di kelas.
Dengan demikian, kata “pembelajaran” ruanglinkupnya lebih luas daripada kat “pengajaran”.
Dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik,
yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, baik di
kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasi kompetensi
yang ditentukan.
Kata “Prestasi” berasal dari kata Belanda yaitu prestatie. Dalam bahasa Indonesia
“prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievenment) berbeda
dengan “hasil belajar” (learning autcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan
aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembetukan watak peserta didik.
Kata prestasi banyak yang digunakan dalam berbagai dan kegiatan antara lain dalam
kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran. Salah satu komponen
pembelajaran adalah evaluasi. Begitu juga dalam prosedur pembelajaran, salah satu langkah
yang harus ditempuh guru adalah evaluasi mempunyai kedudukan yang sangat penting dan
strategis karena evaluasi merupakan suatu bagian yang tidak bisa terpisahkan dari
pembelajaran.

6
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran
 Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Jika tujuan
evaluasi masih bersifat umum, maka tujuan tersebut perlu diperinci menjadi tujuan
khusus, sehingga dapat menuntun guru dalam nenyusun soal atau megembangkan
instrumen evaluasi lainnya. Ada dua cara yang dapat dtempuh guru untuk merumuskan
tujuan evaluasi yang bersifat khusus. Pertama, melakukan perincian ruang lingkup
evaluasi. Kedua, melakukan perincian proses mental yang akan dievaluasi. Selian itu
tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efesiensi sistem
pembelajaran, baik yang menangkut tentang tujuan, materi, metode, media,sumber
belajar, baik lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Tujuan khusus evaluasi
pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran itu sendir.
 Fungsi evaluasi pembelajaran, menurut Scriven (1967) fungsi evaluasi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif
dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk
memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar kurikulum yang sedangdikembangkan.
Sedangkan fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai kebaikan dari
sistem secara keseuruhan dan fungsi ini dapat dilaksanakan apabila menggembangkan
suatu kurikulum telah dianggap selsai. Selain itu, Stanley dalam Oemar Hamalik (1989)
mengemukakan secara spesifik tentang fungsi tes dalam pembelajaran yang dikatagorikan
kedalam tiga fungsi yang saling berinteraksi yakni fungsi instruksional, fungsi
administratif, dan fungsi bimningan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka fungsi evaluasi
pembelajaran untuk perbaikan dan pengembangan sistem pembelajaran. Selanjutnya
untuk akreditasi. Dalam UUD No.20/2003 Bab I Pasal 1 ayat 22, dijelaskan bahwa
“akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan
berdasarkan criteria yang telah ditetepkan”. Salah satu komponen akreditasi adalah
pembelajaran.artinya, fungsi akreditasi dapat dilaksanakan jika hasil evaluasi
pembelajaran digunakan sebagai dasar akreditasi lembaga pendidikan.
i. Formatif
ii. Diagnostik
iii. Penempatan
iv. Sumatif
v. Fungsi Penilaian
Fungsi penilian hasil belajar adalah fungsi formatif, fungsi diagostik, fungsi sumatif, dan
fungsi penetapan.
2. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran
Prinsip-Prinsip Umum Evaluasi
 Kontinuitas
 Komprehensif
 Adil dan Objektif
 Kooperatif
 Praktis
Jenis Evaluasi Pembelajaran
1) Evaluasi perencanaan dan pengembangan hasil evaluasi ini sangat diperlukan untuk
mendesain program pembelajaran. Sasaran utamanya adalah memberikan bantuan
tahap awal dalam penyusunan program pembelajaran.
2) Evaluasi monitoring, untuk memeriksa apakah program pembelajaran mencapai
sasaran secara efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana sebagai
mestinya.
3) Evaluasi dampak, untuk mengrtahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu program
pembelajaran.

7
4) Evaluasi efesiensi-ekonomi, untuk menilai tingkat efesiensi pelaksanaan program
pembelajaran.
5) Evaluasi program konprehensif, untuk menilai program pembelajaran secara
menyeluruh, seperti perencanaan program, pelaksanaan program, monitoring
pelaksanaan, dampak program, tingkat keefektifan dan efisiensi. Dalam model
dikenal dengan education system evaluation model.

BAB III
KARAKTERISTIK, MODEL DAN PENDEKATAN EVALUASI PEMELAJARAN

Karakteristik Instrumen Evaluasi


 Valid, suatu instrumen dapat dikatakan valid jika bekutul-betul menggukur apa yang
hendak di ukur secara tepat
 Realibel, suatu instrument dapat dikatakan relibel atau handal jika ia mempunyai hasil
yang taat asas (consistent)
 Relevan, instrumen yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan
 Representative, materi instrumen harus betul-betul mewakili seluruh materi yang
disampaikan
 Praktis,mudah digunakan,
 Deskriminatif, instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat
menunjukan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun
 Spesifik, suatu instrument disusun dan digunakankhusus untuk objek yang dievaluasi
 Proporsional, instrument harus memiliki tiap kesuitan yang di propoesional antara
sulit, sedang, dan mudah.

Model-Model Evaluasi
 Model Tyler, model ini dibangun atas dua dasar pemikiran. Pertama, evaluasi
ditunjukan pada tingkah laku peserta didik. Kedua, evaluasi harus dilakukan pada
tingkah laku awal peserta didik sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
seudah melaksanakan kegiatan pembelajaran (hasil). Menurut Tyler ada tiga langkah
pokok yang herus dilakukan, yaitu menentukan tujuan pembelajaran yang akan
dievaluasi, menentukan situasi dimana pesrta didik memperoleh kesempatan
ununjukan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan, dan menentukan alat
evaluasi yang akan dipergunakanuntuk mengukur tingkah laku peserta didik.
 Model yang Berorientasi pada Tujuan, dalam pembelajaran, kita mengenal adanya
tujuan pembelajaran umum dan khusus. Model evaluasi ini menggunakan kedua
tujuan tersebut sebagai criteria untuk menentukan keberasilan. Evaluasi diartikan
sebagai proses pengukuran untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah
tercapai.
 Model Pengukuran (measuremen model),banyak mengemukakan pemikran-pemikiran
dari .Thorndike dan R.L.Ebel. model ini sangat menitikberatkan pada kegiatan
pengukuran. Pengukuran digunakan untukmenentukan kualitas suatu sifat (attribute)
tertentu yang ditentukan oleh objek, orang maupun peristiwa, dalam bentuk unit
ukuran tertentu.
 Model Kesesuaian (Ralph W.Tyler, John B.Carrol, and Lee J.Cronbach), model ini,
evaluasi adalah suatu kegiatan untuk melihat kesesuaian (Cogruence) antara tujuan
dan hasilbelajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk menyempurnakan

8
sistem bimbinganpeserta didik dan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak
yang memerlukan.
 Educational System Evalu Ation Model, evaluasi berarti membandingkan
performance dari berbagai dimensi (tidak hanya dimensi hasil saja) dengan sejumlah
criterion, baik yang bersifat mutlak/interen maupun relative/ekstern.
 Model Alkin, evaluasi adalah suatu prosesuntuk menyakinkan keputusan,
mengumpulkan informasi yang tepat menganalisis informasi sehingga dapat di susun
laporan bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternative.
 Model brinkerhof,fiexv emergent evaluation desing, formative, desain eksperimental.
 Model Illuminative, evaluasi ini menekankan pada evaluasi kualitatif terbuka.
 Model Responsif, menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik.

Pendekatan Evaluasi
Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandan seseorang dalam menelaah atau
mempelajari evaluasi. Pendekatan tradisional berorientasi pada praktik evaluasi yang telah
berjalan di sekolah yang ditunjukan pasa perkembanggan aspek intelektual
pesertadidik.pendekatan sistem, totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan
dan kerergantungan.
 
BAB IV
PROSEDUR PENGEMBANGAN EVALUASI PEMBELAJARAN

Pengertian Evaluasi
Perencanaan Evaluasi, perencanaan evaluasiini harus dirumuskan secara jelas dan
spesifik terurai dan khoperenshif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam
menentukan langkah-langkah selanjutnya. Pentingnya analisis kebutuhan merupakan integral
dari sistem pembelajaran secara keseluruhan.selanjutnya dalam perencanaan penilaian hasil
belajar, ada beberapa factor yang harus diperhatikan, seperti merumuskan tujuan penilaian,
mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar, menyususun kisi-kisi, mengbangkan draft
instrument,uji coba dan analisis instrument,revisi dan merakit instrument baru.
Pelaksanaan Evaluasi, pelaksanaan evalusai artinya bagai mana cara melaksanakan
suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dalam perencanaan evaluas telah
disinggung semua hal yang berkaitan dengan evaluasi. Artinya tujuan evaluasi, model dan
jenis evaluasi,objek evaluasi, instruman evaluasi,sumber data, semuanya sudah dipersiapkan
pada tahap perencanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi
yang digunakan.
Monitoring Pelaksanaan Evaluasi, tujuannya adalah untuk mencegah hal-hal yang
negative dan meningkatkan efesiensi pelaksanaan evaluasi. Monitoring mempunyai dua
fungsi pokok. Pertama, untuk melihat relevansi pelaksanaan evaluasi dengan perencanaan
evaluasi. Kedua, utuk melihat hal-hak apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi.
Pengelola Data, setelah semua data dikumpulkan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, maka selanjutny dilakukan pengelola data. Menlola data berarti mengubah wujud
data yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data
hasil evaluasi, ada yang berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk kuantitatif, sedangkan
data kualitatif tentu diolah dan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data kuantitatifdiolah
dan dianalisis dengan bantuan statiska, baik statistika deskriptif maupun statistika infernsial.
Pelaporan Hasil Evaluasi, semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai
pihak yang berkepentingan seperti orang tua/wali, kepala sekolah, pengawas pemerintah,
mitra sekolah, dan peserta didik itu sendiri sebagi akuntabilitas publik. Dalam dokumen
kurikulum berbasis kompetensi, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan,

9
“laporan kemajuan siswa dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu, laporan prestasi dalam
mata pelajaran dan laporan pencapaian.
Pengguanaan Hasil Evaluasi, untuk keperluan laporan pertanggung jawaban, untuk
keperluan sleksi, untuk keperluan promosi, untuk keperluan diagnosis, untuk memperdiksi
masa depan peserta didik.

BAB V
PENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI JENIS TES

PengemanganTes Bentuk Uraian, bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur


kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian,
karena menuntut peserta didik untuk enguraikan, mengorganisaikan, dan menyatakan
jawaban dengan kata-katnya sendiri dalam dalam bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu
dengan yang lainya.
Pengembangan Tes Bentuk Objektif, sering juga tes dikotomi, karena jawabannya
antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.disebut tes objektif karena peniliannya
objektif. Tes objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu benar-salah,pilihan ganda,
menjodohkan, dan melengkapi atau jawaban singkat.
Pengembangan Tes LIsan, yaitu tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam
bentuk lisan.peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai
dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan.
Pengembangan Tes Perbuatan, adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik
dalam bentuk prilaku, tindakan, atau perbuatan.

 
BAB VI
PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI JENIS NON-TES

Observasi (observation),sebenarnya observasi merupkan proses yang alami,


pentingnya observasi dalam kegiatan evaluasi pembelajaran mengharuskan guru untuk
memehami lebih jauh tentang judgement, bertindak secara reflektif, dan menggunakan
komentar orang laian sebagai informasi untuk membuat judgement yang lebih reliable.
Wawancara (Interview), wawancara merupakan salah satu alat evaluasi jenis non-tes
yang dilakukan melalui percakapan dan Tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung
dengan peserta didik. Wawancara adalah yang dilakukan secara langsuang antara
pewawancara atau guru dengan orang yang diwawancari atau peserta didik tanpa melalui
perantara.
Sekala Sikap(Attitude Scale),sikap merupakan seatu kecenderungan tingkah laku
untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia
sekitarnya, baik berupa orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu.
Daftar Cek (Check List), adalah suatu daftar yang berisi subjek dan asfek-asfek
yang akan diamanti. Daftar cek dapat memungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap-tiap
kejadian yang betapaun kecilnya, tetepi dianggap penting.
Sekala Penilaian ( Rating Scale), dalam daftar cek, penilian hanya dapat mencatat
ada tidaknya variable tingkah laku tertentu, sedangkan dalam skala penilaian fenomena-
fenomena yang akan dinilai itu disusun dalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan.
Angket (Quetioner), angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data
atau informasi, pendapat, pemahaman dalam hubungan kasual. Angket mempunyai kesamaan
dengan wawancara kecuali dalam implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis,
sedangkan wawancara dilaksanakan secara lisan.

10
Studi Kasus (Case Study),adalah studi yang mendalam dan komperensif tentang
peserta didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu. Pengerian mendalam dan
kompernsif adalah mengungkapkan semua variable dan aspek-aspek yang melatar
belakanginya, yang diduga menjadi penyebab timbulnya prilaku atau kasus tersebut dalam
kurun waktu tertentu.
Catatan Insidental (Anecdotal Records), adalah catatan-catatan singkat tentang
peristiwa-peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perseorangan. Catatan ini
merupakan pelengkap dalam rangka penilaian guru terhadap peserta didiknya, terutama yang
berkenan dengan tingkah laku peserta didik.
Sosiometri, adalah suatu proseduruntuk merangkum, menysun, dan sampai batas tertentu
dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan teman
sebayanya serta hubungan diantra mereka.
Inventori Kepribadian, hampir serupa dengan tes kepribadian,bedanya pada
inventori jawaban peserta didik tidak memakai criteria benar-salah.semua jawaban peserta
didik adalah benar selamadia menyatakan yang sesungguhnya. Aspek-aspek kepribadian
yang biasanya dapat diketahui melalui inventori ini, seperti sikap, minat, sifat-sifat,
kepemimpinan, dan dominasi.
Teknik Pemberian Penghargaan Kepada Peserta Didik, dianggap penting karena
banyak respons dan tindakan positif dari peserta didik yang timbul sebagai akibat tindakan
belajar, tetapi kurang mendapat perhatian dan tanggapan yang serius dari guru.seharusnya
guru memberikan penghargaan kepada setiap tindakan positif dari peserta didik dalam
berbagai bentuk baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajar.

BAB IX
TEKNIK PENGOLAAN HASIL EVALUASI

Teknik Pengelolaan Hasil Tes


Menurut Zaenal Arifin (2006) dalam mengeola data hasil tes, ada empat langkah
pokok yang harus ditempuh. Pertama,  menskor, yaitu member skor pada hasil tes yang dapat
dicapai oleh peserta didik. Kedua , mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai
dengan norma tertentu. Ketiga, mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa
angka maupun huruf. Keempat, melakukan analisis soal untuk mengetahui derajat validitas
dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal dan gaya pembeda.

Skor Total (Total Secore)


Skor total adalah jumlah skor yang diperoleh dari seluruh bentuk soalsetelah diolah
dengan rumus tebakan(guessing formula).

Konversi Skor
Konvesi skor adalah proes transformasi skor mentah yang dicapai peserta didik ke
dalam skor terjabar atau skor standar untuk menetapkan nilai hasil belajar yang diperoleh.

Cara Memberi Skor untuk Sekala Sikap


Salah satu peinsip umum evaluasi adalah prinsip komprehensif, artinya objek evaluasi
tidak hanya domain kognitif, tetapi juga afektif, dan psikomotorik. Tugas guru adalah
megembangkan sikap positif dan meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap suatu
pelajaran.

11
Cara Memberi Skor untuk Domaian Psikomoror
Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang diukur adalah penampilan atau
kinerja, untuk mengukurnya, guru dapat menggunakan tes tindakan melalui simulasi, unjuk
kerja atau tes identifikasi. Salah satu instrument yang dapat digunakan adalah skala penilaian
yang terentang dari sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sampai dengan
tidak baik (1).

Pengelolaan Data Hasil Tes : PAP dan PAN


Setelah diperoleh skor stiap peserta didik, guru hendaknya tidak tergesa-gesa
menentukan prestasi belajar (nilai) peserta didik yang didasarkan pada angka yang diperoleh
setelah membagi skor dengan jumlah soal, karena cara tersebut dianggap kurang propesional.
Pendekatan penilaian acuat patokan PAP pada umumnya digunakan untuk menfsirkan hasil
tes fomatif, sedangkan penilaian acuan norma PAN digunakan untuk menfsirkan hasil tes
sumatif. Namun, dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan model penilaian berbais kelas
pendekatan yang digunakan adalah PAP.

2.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING SATU


Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran PROF. DR. H. WINA SANJAYA, M.PD.
BAB I
KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Setiap perencanaan minimal harus memiliki 4 unsur yaitu : adanya tujuan yang harus
dicapai, adanya strategi untuk mencapai tujuan, sumber daya yang dapat mendukung dan
implementasi setiap keputusan. Jadi perencanaan itu adalah penetapan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.Pembelajaran,yaitu
sebagai suatu proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi
yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar
yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti
lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Ada beberapa manfaat dari penyusunan proses pembelajaran,yaitu
 Melalui proses perencanaan yang matang,kita akan terhindar dari keberhasilan yang
bersifat untung-untungan,
 Sebagai alat untuk memecahkan masalah,
 Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat,
 Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis
artinya, proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi akan
berlangsung secara terarah dan terorganisir.
Menurut Deshimer (1990) ada dua alasan perlunya perencanaan: pertama,hakikat manusia
yang memiliki kemampuan dan pilihan untuk berkreasi sesuai dengan pandangannya,jado
seorang yang profesional dapat menetukan waktu dan cara bertindak yang dianggap sesuai.
Kedua, setiap manusia hidup dalam kelompok yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya sehingga selamanya membutuhkan koordinasi dalam melaksanakan berbagai
aktivitas.
Prinsip – prinsip umum yang dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses
belajar mengajar yaitu :
a. Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa.
b. Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis.
c. Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa

12
d. Kesiapan(readliness) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar.
e. Tujuan pembelajaran harus diketahui siswa.
f. Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar.

BAB II
PENDEKATAN SISTEM DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan komponen antara yang satu dengan
yang lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem pembelajaran adalah
suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Setiap sistem
mempunyai tujuan yang merupakan akhir dari apa yang dikehendaki oleh suatu kegiatan
misalkan tujuan suatu lembaga pendidikan ialah untuk memberikan layanan pendidikan
kepada yang membutuhkan. Tujuan instruksional itu sendiri ialah agar siswa belajar
mengalami perubahan perilaku tertentu sesuai dengan tingkatan taksonomi yang telah
dirumuskan terlebih dahulu.
Manfaat merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem,yaitu
melalui pendekatan sistem,arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas,
Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis, Pendekatan sistem dapat
merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang
tersedia, pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik. Contoh dari fungsi sistem yaitu
seorang manusia agar dapat hidup dan menunaikan tugasnya didalam dirinya diperlukan
adanya fungsi koordinasi dan penggerak, fungsi peredaran darah, fungsi pengindraan, fungsi
perlindungan terhadap penyakit dan berbagai bahaya, serta fungsi pembiakan, dan lain-lain.
Sistem itu terdiri dari kokmponen-komponen dan masing-masing komponen itu mempunyai
fungsi khusus. Komponen yang melakukan proses transformasi disebut subsistem, karena
masing-masing bagian atau komponen itu merupakan suatu sistem. Sebagai sistem
tersendiri,masing-masing komponen itu juga mempunyai tujuan dan terdiri atas komponen-
komponen yang lebih kecil yang melaksanakan fungsi-fungsi yang mendukung pencapaian
tujuan itu.Semua komponen dalam sistem pembelajaran haruslah saling berhubungan satu
sama lain.,misalnya dalam proses pembelajarandisajikan penyampaian pesan melalui media
infocus, maka diperlukan adanya listrik untuk membantu memberikan sinar dalam jaringan
infocus, jika aliran listrik tidak berfungsi ,akan membuat kesulitan bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran.maka dari itu pendekatan sistem dalam pembelajaran
memerlukan keterhubungan antara komponen yang satu dan yang lain.
Proses Transformasi secara sederhana.
Hasil yang dikeluarkan oleh suatu sistem kepada sebuah atau beberapa sistem lainnya
sebagai masukan yang akan diproses lebih lanjut. Pemrosesan kedua akan menghasilkan
sesuatu yang akan dikeluarkan oleh sistem pemrosesan dan ditampung lagi oleh sistem lain
ladi dan seterusnya sampai input yang masuk diproses menjadi output yang siap setelah
melalui beberapa tahapan transformasi.

BAB III
DESAIN KOMPETENSI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Dalam bahasa indonesia kompetensi dapat diterjemahkan menjadi berkualifikasi atau


mempunyai kualifikasi atau mempunyai kemampuan (Webster,2003). Depdiknas (2003)
mendefinisikan kompetensi sebagai pengetahuan , keterampilan dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Alasan perlunya perumusan tujuan
pembelajaran dalam merancang suatu program pembelajaran adalah,

13
 Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas
keberhasilan proses pembelajaran.
 Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar
siswa.
 Tujuan pembelajaran dapat membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran.
 Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas
dan kualitas pembelajaran.
Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung 4 unsur
pokok,yaitu:Pemilihan kompetensi yang sesuai,Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk
menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi ,Pengembangan sistem pengajaran dan
kemudian Penilaian.
Langkah-langkah pengembangan pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh Stanley
Elam (1971)dalam Oemar Hamalik (2002:92), yaitu : Langkah pertama, Mengspesifikasikan
asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi yang mendasar, langkah kedua yaitu mengidentifikasi
kompetensi, langkah ketiga,menggambarkan secara spesifik kompetensi-kompetensi, langkah
keempat, Menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis assessment,langkah kelima,
Pengelompokan dan penyusunan tujuan pengajaran, langkah keenam, desain strategi
pembelajaran, langkah ketujuh, mengorganisasikan sistem pengelolaan, langkah kedelapan,
melaksanakan percobaan program, langkah kesembilan, menilai desain pembelajaran dan
langkah kesepuluh yaitu memperbaiki program.
Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi.
Benyamin S.Bloom dan D.Krathwohl (1964) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga
kawasan,yakni kawasan kognitif, kawasan afektif, dan kawasan psikomotor.

BAB IV
DESAIN MATERI PEMBELAJARAN

Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara


rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu . Guru adalah pekerja professional,
dan sebagai seorang yang profesional setiap kali guru akan melaksanakan tugas mengajarnya,
guru harus menyusun perencanaan pembelajaran , salah satu yang harus dipersiapkan guru
sebelum melakukan pembelajaran adalah menyusunan Materi Ajar. Materi Ajar memiliki
posisi yaitu sebagai representasi (wakil) dari penjelasan guru di depan kelas, Materi Ajar
berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi
dasar, Materi ajar juga merupakan wujud pelayanan satuan pendidikan terhadap peseert
didik.Materi Ajar adalah materi yang harus dipelajari siswa sebagai saran untuk mencapai
standar kompetensi dan kompetensi dasar (Depdiknas,2003). Ada beberapa jenis materi
pelajaran. Jenis-jenis itu adalah fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan sikap atau nilai. Ada tiga
prinsip yang diperlukan dalam penyusunan Materi Ajar adalah relevansi, konsitensi, dan
kecukupan.
Ada beberapa prosedur yang harus diikuti dalam penyusunan Materi Ajar,yaitu
Memahami standar isi dan standar kompetensi (lulusan, silabus, program semester, dan
rencana pelaksanaan pembelajaran), mengidentifikasi jenis materi pembelajaran berdasarkan
pemahaman terhadap poin , melakukan pemetaan materi, menetapkan bentuk penyajian,
menyusun struktur (kerangka) penyajian , membaca buku sumber, mendraf (memburam)
Materi Ajar, merevisi (menyunting) Materi Ajar, mengujicobakan Materi Ajar, dan merevisi
dan menulis akhir (finalisasi). Manfaat penyusunan Materi Ajar,yaitu diperoleh materi ajar
yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, tidak lagi
tergantung pada buku teks , materi ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan
menggunakan berbagai referensi, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru

14
dalam menulis materi ajar,serta materi ajar akan mampu membangun komunikasi
pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya
kepada gurunya. Prinsip penyusunan Materi Ajar,yaitu mudah untuk memahami yang sulit,
dari yang kongkret ke abstrak , pengulangan akan memperkuat pemahaman , umpan balik
memberikan penguatan, memotivasi belajar siswa, setahap demi setahap dan mengetahui
hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan.
Berdasarkan teknologi yang digunakan, Materi Ajar dibagi menjadi dalam bentuk:
CETAK : handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar,
model/market.
NONCETAK, terdiri dari: dengar(audio) seperti kaset, radio, piringan hitam,dan compact
disk audio ; Materi Ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film;
multimedia interaktif (Computer Assisted Instruction), (CD) multimedia pembelajaran
interaktif, dan berbasis web.

BAB V
DESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN

Pendekatan (approach), menurut T.Raka Joni (1991),menunjukkan cara umum


dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga berdampak, ibarat seorang
yang memakai kacamata dengan warna tertentu di dalam memandang alam sekitar. Strategi
(strategy), menurut T.Raka Joni (1991), adalah ilmu dan kiat dalam memanfaatkan segala
sumber yang dimiliki dan dapat dikeerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Metode (method) menurut Fred Percival dan Henry Ellington (1984) adalah cara yang umum
untuk menyampaikan pelajarn kepada peserta didik atau mempraktikkan teori yang telah
dipelajari dalam rangka mencapai tujuan belajar. Teknik (technic), menurut T Raka Joni
(1991) menunjukkan keragaman khas dalam mengaplikasikan suatu metode sesuai dengan
latar (setting) tertentu, seperti kemampuan dan kebiasaan guru. Taktik (tactic), pengertiannya
sama dengan teknik yang disebut diatas.
Pembelajaran Kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai
anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Pembelajaran PAIKEM
adalah singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Pendekatan Saintifik Pada Kurikulum 2013 yaitu Esensi Pendekatan Saintifik/Pendekatan
Ilmiah, langkah-langkah pembelajarannya yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan.
Model Pembelajaran Berbasis Proyek/ Project Based Learning adalah model
pembelajaran yang menggunakan proyek /kegiatan sebagai inti pembelajaran, peran guru dan
peserta didik, sistem penilaian. Model-model pembelajaran penemuan (discovery learning).
Langkah-langkah operasional implementasi dalam proses pembelajaran yaitu perencanaan,
pelaksanaan serta sistem penilaian.Model pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning) adalah model pembelajaran yang di rancang agar peserta didik mendapat
pengetahuan penting, yang membuatmereka mahir dalam memecahkan masalah,dan memiliki
model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim.Prinsip-prinsip PBL
yang harus diperhatikan meliputi konsep dasar, pendefinisian masalah, pembelajaran mandiri,
pertukaran pengetahuan dan penilaiannya.

15
BAB VI
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN

Penilaian (assement) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian autentik merupakan peniilaian
yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukkan (input), proses dan
keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan
pada prinsip-prinsip yaitu objektif, terpadu, menyatu dengan kegiatan pembelajaran dan
berkesinambungan, ekonomis, transparan, akuntabel serta edukatif.
Karakteristik penilaian pada kurikulum 2013, yaitu belajar tuntas, otentik,
berkesinambungan, berdasarkan acuan kriteria, menggunakan teknik penilaian yang
bervariasi. Kriteria Penilaian yang baik yang harus dipenuhi ,yaitu validitas, reliabilitas,
terfokus pada kompetensi, keseluruhan/komprehensif, objektivitas, dan mendidik. Ruang
lingkup penilaian ,cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata
pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.Teknik dan instrumen yang
digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan , yaitu Penilaian
Sikap berupa penilaian kompetensi sikap,observasi,penilaian diri,penilaian antarpeserta didik
serta jurnal. Penilaian Kompetensi Pengetahuan berupa instrumen tes tulis, instrumen tes
lisan serta instrumen penugasan. Penilaian Kompetensi Keterampilan, pendidik menilai
kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja.
Syarat-Instrumen Penilaian,yaitu substansi yang merepresentasikan kompetensi yang
dinilai, konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan dan penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik. Mekanisme dan Prosedur Penilaian dapat dipelajari di
lampiran IV Permendikdub nomor 81A tahun 2013 mengenai implementasi kurikulum serta
pedoman umum pembelajaran.
Perancangan Penilaian Dalam Pembelajaran Ekonomi,yaitu Instrumen Penilaian
Sikap,Instrumen Penilaian Pengetahuan berupa tes tertulis(soal essay, soal objektif), tes
lisan, tes penugasan. Instrumen Penilaian Keterampilan berupa tes praktik, tes proyek, produk
dan portofolio. Remedial, dilakuakn oleh guru mata pelajaran sedangkan Pengayaan
dilakukan bagi peserta didik yang memiliki penguasaan lebih cepat dibandingkan peserta
didik lainnya.

BAB VII
DESAIN PROTA DAN PROSEM

Program tahunan (Prota) adalah rencana penetapan alokasi waktu dalam satu tahun
untuk mencapai tujuan (SK atau KI dan KD) yang telah ditetapkan. Adapun sumber-sumber
yang dapat dijadikan bahan pengembangan program tahunan,yaitu daftar kompetensiyang
hendak dicapai sesuai konsensus nasional dan skope dan sekuensi setiap kompetensi. Dalam
menentukan skuensi bahan ajar guru dapat mempedomani pendapat yang dikemukakan
Sukmadinata (dalam Trimo,2008),yaitu sekuens kronologis, sekuens kausal, sekuens
struktural, sekuens logis dan psikologis, sekuens spiral, rangkaian ke belakang (backward
chaining) dan sekuens berdasarkan hierakhi belajar.
Dalam prota yang disusun minimal berisi identitas sekolah, semester, kompetensi
dasar,alokasi waktu dan jam pelajaran.Berdasarkan prota yang telah dibuat dapat disusun
program semester (prosem). Program semester adalah program yang berisikan garis-garis
besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam 1 semester
(ganjil/genap). Prosem adalah penjabaran dari program tahunan. Isi dari prosem adalah

16
tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan dan
keterangan-keterangan . Sebelum dibuat prosem terlebih dahulu dilakukan analisis tentang
minggu efektif dan minggu tidak efektif . Minggu efektif adalah minggu dalam 1 semester
yang digunakan untuk belajar sedangkan minggu tidak efektif adalah minggu yang tidak
digunakan untuk belajar efektif karena adanya ujian atau libur.

BAB VIII
SILABUS PEMBELAJARAN

Silabus menurut Kurikulum 2004 (KBK) adalah seperangkat rencana dan pengaturan
tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Sementara
silabus pada kurikulum 2013 disusun oleh pemerintah(pengembang kurikulum) secara
terpusat. Akan tetapi dalam silabus tidak dilengkapi dengan indikator . Silabus yang disusun
pemerintah berisi kompetensi minimal sehingga guru diharapkan mampu mengembangkan
sesuai dengan potensi dan kebutuhan local. Ada empat elemen perubahan yaitu standar
kompetensi lulusan, standar proses,standar penilaian dan standar isi.
Ada beberapa Prinsip Pengembangan Silabus yang perlu dipertimbangkan,yaitu
ilmiah,relevan,sistematis,konsisten, memadai/adequate, aktual/Kontekstual, fleksibel, dan
menyeluruh. Untuk memperoleh silabus yang berkualitas dan sesuai dengan prinsip-prinsip
diperlukan prosedur pengembangan silabus yang tepat. Prosedur pengembangan silabus
mempunyai tahapan yaitu perancangan, validasi, pengesahan,sosialisasi, pelaksanaan, dan
evaluasi.

BAB IX
DESAIN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menuntut Permendikbud No.65 tahun 2013


tentang proses pendidikan adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun
berdasarkan KD yangg dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen RPP
terdiri atas,yaitu identitas sekolah, identitas mata pelajaran,kelas/semester, materi pokok,
alokasi waktu, tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, kompetensi dasar dan
indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran,sumber belajar,langkah-langkah pembelajaran dan penilaian hasil
pembelajaran.
Adapun prinsip-prinsip agar RPP dapat disusun dengan baik dan dapat
dilaksanakan ,yaitu perbedaan individual peserta didik (kemampuan awal,tingkat
intelektual,bakat,potensi,minat dan lain sebagainya), partisipasi aktif peserta didik, berpusat
pada peserta didik untuk mendorong (semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas,
inisiatif,inspiratif,inovasi dan kemandirian), pengembangan budaya membaca dan menulis,
pemberian umpan balik dan tindak lanjut, penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara
KD, materi pembelajaran,indikator pencapaian kompetensi dan lain-lain), mengakomodasi
pembelajaran tematik-terpadu, penerapan teknologi informasi dan komunikasi.
Tahap pelaksanaan dikelas adalah tahap terpenting dalam pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran merupakan implementasi dari RPP,yaitu kegiatan pendahuluan,kegiatan inti
dan kegiatan penutup dan ini harus dilaksanakan secara hirarkis. Format dan contoh RPP
antara kurikulum 2013 dengan KTSP berbeda karena pada K13 terdapat kompetensi inti
(KI),Pend.Saintifik dan penilaian berupa sikap pengetshuan dan ketrampilan sedangkan pada
KTSP tidak ada KI tetapi standar kompetensi.

17
2.3 RINGKASAN BUKU PEMBANDING DUA
Evaluasi Pembelajaran Dr. Elis Ratnawulan, S.Si., M.T.

Bab 2
KONSEP DAN PERANAN EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran


 Pengertian Evaluasi, Pengukuran dan Penilaian Pembelajaran

a. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istila Evaluation. Grondlund dan Linn
(1990), mendefinisikan evaluasi pembelajran adalah suatu proses mengumpulkan,
menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh
mana ketercapaian tujuan pembelajaran. evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai
proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja,
proses, orang, maupun objek) berdasarkan kriteria tertentu.

b. Pengukuran Pembalajaran
Pengukuran pembelajaran, merupakan proses yang mendeskripsikan performance
siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga
sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka (Alwasilah
et al.1996). Maka dapat disimpulkan pengukuran pembelajaran, adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dalam proses pembelajaran, diperlukan untuk menentukan fakta kuantitatif yang
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan objek yang akan diukur.

c. Penilaian Pembelajaran

Penilaian dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah Assessment yang berarti
menilai sesuatu. Menurut Endang Purwanti (2008: 3), secara umum, asesment dapat
diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat
digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut
kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan
sekolah.

d. Evaluasi Hasil Belajar

Gronlund (1976), merumuskan pengertian evaluasi sebagai suatu proses sistematis


untuk menentukan atau membuat keputusan tentang ketercapaian tujuan pengajaran.
Mengenai hubungan antara evaluasi dengan pengajaran, disebutkan oleh Parnel (Purwanto,
1984), bahwa pengukuran merupakan langkah awal pengajaran. Wrighstone (dalam
Purwanto, 1992), mengemukakan bahwa evaluasi ialah penafsiran terhadap pertum-buhan
dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam
kurikulum.

2. Tujuan Evaluasi Pembelajaran


a) Untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang
menyangkut tentang tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan
maupun sistem penilaian itu sendiri.

18
b) Untuk menghimpunbahan keterangan (data) yang dijadikan sebagai bukti mengenai
tarap kemajuan anak didik dalam mengalami proses pendidikan selama jangka waktu
tertentu.

3. Ragam Bentuk Alat Evaluasi


a. Bentuk Objektif
Bentuk objektif biasanya diwujudkan dalam bentuk-bentuk alternative jawaban,
pengisian titik-titik, dan pencocokan satu pernyataan dengan pernyataan lainnya.

b. Bentuk Subjektif
Alat evaluasi yang berbentuk tes subjektif adalah alat pengukur prestasi belajar yang
jawabannya tidak ternilai dengan score atu angka pasti, seperti yang digunakan untuk
evaluasi objektif (Syah, Muhibbin. 2008: 149).

4. Subjek, Objek/Sasaran Evaluasi


a. Subjek Evaluasi
Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat
disebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap test, ditentukan oleh suatu aturan pembagian
tugas atau ketentuan yang berlaku.
b. Sasaran/objek Evaluasi
Objek evaluasi atau sasaran penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat
pengamatan karena penilaian menginginkan informasi tentang sesuatu.

Bab 4
PENDEKATAN MODEL EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Konsep Model Pendekatan Evaluasi


Pendekatan merupakan suatu cara atau sudut pandang sesorang dalam mempelajari
sesuatu. Zaenal Arifin (2009), membagi pendekatan evaluasi menjadi dua, yaitu pendekatan
tradisional dan pendekatan sistem.

 Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional merupakan pendekatan yang lebih mengedepankan komponen
evaluasi produk daripada komponen proses, dalam pendekatan ini, peserta didik lebih
dituntut untuk menguasai suatu jenis keahlian dan terkesan mengenyampingkan aspek
keterampilan dan sikap.
 Pendekatan Sistem
Zaenal Arifin (2009), menyatakan bahwa; “Sistem adalah totalitas dari berbagai
komponen yang saling berhubungan dan ketergantungan”.Pendekatan Menafsirkan Hasil
Evaluasi Dalam literatur modern tentang penilaian, terdapat dua pendekatan yang dapat
digunakan untuk menafsirkan hasil evaluasi, yaitu penilaian acuan patokan (criterion-
referenced evaluation).

2. Karakteristik Model Evaluasi

19
Pada prinsipnya evaluasi tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran, karena keefektifan
pembelajaran hanya dapat diketahui melalui evaluasi. Dengan kata lain, melalui evaluasi
semua komponen pembelajaran dapat diketahui apakah dapat berfungsi sebagaimana
mestinya atau tidak.
1. Evaluasi dan Hasil Langsung
2. Evaluasi dan Transfer
3. Evaluasi Langsung dari Proses Pembelajaran
3. Model Pendekatan Evaluasi Pembelajaran

Dalam studi tentang evaluasi banyak sekali dijumpai model-model evaluasi dengan
format atau sistematika yang berbeda, sekalipun dalam beberapa model ada juga yang sama.
Misalnya saja, Said Hamid Hasan (2009), mengelompokkan model pendekatan evaluasi
sebagai berikut

 Model Evaluasi Kuantitatif


a. Model Black Box Tyler
b. Model Teoritik Taylor dan Maguire
c. Model Pendekatan Sistem Alkin
d. Model Countenance Stake
e. Model CIPP
f. Model Ekonomi

 Model Evaluasi Kualitatif


a. Model studi kasus
b. Model Iluminatif
c. Model Responsif

3. Model Pendekatan Penilaian Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013

 Prinsip, Pendekatan, dan Karakteristik Penilaian


a. Prinsip Penilaian
1) Sahih, 2) Objektif, 3) Adil, 4) Terpadu, 5) Terbuka, 6) Menyeluruh dan
berkesinambungan, 7) Sistematis, 8) Beracuan kriteria, 9) Akuntabel, 10) Edukatif.

b. Pendekatan Penilaian
Penilaian menggunakan pendekatan sebagai berikut:
1) Acuan Patokan, 2) Ketuntasan Belajar.
2. Karakteristik Penilaian
a. Belajar Tuntas, b. Otentik, c. Berkesinambungan, d. Berdasarkan acuan kriteria, e.
Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi.

 Strategi Penilaian Hasi Belajar


Strategi penilaian hasil belajar dengan menggunakan Metode dan Teknik Penilaian sebagai
berikut:
a. Metode Penilaian
Metode tes dapat berupa tes tulis atau tes kinerja.
1) Tes tulis dapat dilakukan dengan cara memilih jawaban yang tersedia,
2) Tes kinerja juga dibedakan menjadi dua, yaitu prilaku terbatas, yang meminta
peserta untuk menunjukkan kinerja dengan tugas-tugas tertentu yang terstruktur secara
ketat.

20
Bab 5
PROSEDUR, LANGKAH-LANGKAH, DAN TEKNIK EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Konsep Prosedur, Pengembangan, Evaluasi Pembelajaran

 Prosedur
Prosedur merupakan serangkaian aksi yang spesifik atau tindakan atau operasi yang
harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil
yang sama dari keadaan yang sama.

 Pengembangan
Pengembangan berasal dari kata dasar „kembang‟ yang bisa diartikan tumbuh.
Sementara pengembangan dalam sebuah kamus online disebut sebagai pembangunan
secara bertahap dan teratur yg menjurus ke sasaran yang dikehendaki.

 Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah penilaian terhadap kompetensi yang sudah dicapai oleh
peserta didik setelah melakukan proses belajar mengajar (Ramayulis. 2008: 400).
Fungsi evaluasi pembelajaran sebagai tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar.
Taufik. (2010: 91), menyatakan, bahwa indikator keberhasilan belajar mengajar adalah:
a. Daya serap terhadap materi yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara
individu maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan oleh SK dan KD telah dicapai oleh peserta didik baik
individu maupun klasikal.

2. Teori Pengembangan Evaluasi Pembelajaran

Pentingnya Pengembangan Evaluasi Penilaian Hasil Belajar Banyak teori berkaitan dengan
prosedur kegiatan evaluasi ini, salah satunya prosedur evaluasi yang dikembangkan oleh
Zaenal Arifin (2011: 88), bahwa, prosedur yang harus diikuti evaluator meliputi perencanaan
evaluasi, monitoring pelaksanaan evaluasi, pengolahan data dan analisis, pelaporan hasil
evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi. Prinsip-prinsip Prosedur Evaluasi Penilaian Hasil
Belajar Mengingat pentingnya penilaian dalam menentukan kualitas pendidikan, menurut
Nana

Sudajana (1989: 9), maka upaya merencanakan dan melaksanakan penilaian hendaknya
memperhatikan beberapa prinsip dan prosedur penilaian sebagai berikut:
a. Dalam menilai hasil belajar, hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas
abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil
penilaian.
b. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagia integral dari proses belajra-
mengajar.
c. Agar diperoleh hasil belajar yang obyektif dalam pengertian menggambarkan
prestasi
dan kemampuan siswa sebagaimana adanya
d. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya.

3. Kaedah Prosedur Evaluasi Penilaian Hasil Belajar

21
Terdapat dua langkah pokok dalam prosedur evaluasi yankni prosedur kualitatif dan
kuantitatif, kedua prosedur tersebut, antara lain sebagai berikut:
 Prosedur untuk evaluasi kuantitatif yakni sebagai berikut:
a. Penentuan masalah atau pertanyaan evaluasi
b. Penentuan variabel, jenis data dan sumber data
c. Penentuan metodologi
d. Pengembangan instrumen
e. Penentuan proses pengumpulan data
f. Penentuan proses pengolahan data

Prosedur untuk evaluasi kualitatif, menurut Hamid Hasan. (2008: 170-173). Ada tiga
hal pokok yang harus dilakukan evaluator ketika melakukan evaluasi kurikulum
dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:
a. Menentukan fokus evaluasi
b. Perumusan masalah dan pengumpulan data
c. Proses pengolahan data
d. Menentukan perbaikan dan perubahan program.

Bab 6
JENIS ALAT DAN TEKNIK EVALUASI PEMBELAJARAN

Dalam proses pembelajaran, tes dan non tes, merupakan alat atau instrument yang digunakan
untuk mengetahui tercapai atau tidaknya suatu standar kompetensi yang telah dipelajari oleh
siswa di setiap pembelajaran.
1. Jenis Evaluasi Pembelajaran
Dilihat dari pengertian, tujuan, fungsi, prosedur dan sistem pembelajaran, maka pada
hakikatnya pembelajaran adalah suatu program. Artinya, evaluasi yang digunakan dalam
pembelajaran adalah evaluasi program, bukan penilaian hasil belajar.

2. Jenis Alat Evaluasi Penilaian Pembelajaran


Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
mempermudah seseorang untuk melakssanakan tugas atau mencapai tujuan agar secara
efektif dan efisien. kata “Alat” biasa disebut juga denga istilah “instrumen”.
Dengan demikian, maka alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi. Untuk
memperjelas pengertian pengertian “alat” atau “instrumen”, terapkan pada dua cara
mengupas kelapa, yang satu menggunakan pisau parang, yang satu lagi tidak. Tentu saja
hasilnya akan lebih baik dan pekerjaannya berakhir lebih cepat dibanding dengan cara yang
pertama. dalam kegiatan evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh hasil yang lebih baik
sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi. Contoh, jika yang dievaluasi seberapa siswa
mampu mengingat nama kota atau sungai, hasil evaluasinya berupa berapa banyak siswa
dapat menyebutkan nama kota dan sungai yang diingat. Dengan pengertian tersebut, maka
alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu yang dievaluasi dengan
hasil seperti keadaan yang dievaluasi.
Pada umumnya alat evaluasi dibedakan menjadi dua jenis, yakni tes dan non tes. Kedua jenis
ini dapat digunakan untuk menilai ketiga sasaran penilaian yang dikemukakan diatas.

3. Teknik Evaluasi Penilaian


Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu teknik tes
dan teknik bukan tes (nontes).
 Teknik Tes

22
Ditinjau dari segi kegunaan, untuk mengukur siswa, menurut Suharsimi Arikunto, (2011:
24-33), maka di bedakan atas adanya tiga macam tes, yaitu:
a. Tes Diagnostik,
b. Tes Formatif,
c. Tes Sumatif.

 Teknik Bukan Tes (Non tes)


Hasil belajar dan proses tidak hanya dinilai oleh tes, tetapi juga dapat dinilai oleh alat-
alat non tes atau bukan tes. Penggunaan non tes untuk menilai hasil dan proses belajar
masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan tes dalam menilai hasil dan
proses belajar.
Berikut ini penjelasan dari alat bukan tes atau nontes:
(a) Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan
jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Wawancara dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu wawancara bebas dan wawancara terpimpin.
(b) Kuesioner sering disebut juga angket. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan
yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).

4. Skala Pengukuran Hasil Belajar


Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, dan perhatian yang disusun
dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan
nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Skala pengukuran hasil belajar dapat dibentuk
sesuai dengan kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Setiap guru
mempunyai skala penilaian tersendiri untuk menilai siswanya agar guru, siswa, maupun wali
murid mengetahui seberapa jauh perkembangan pendidikan anak didiknya.

Skala dibagi menjadi dua, yaitu:


a. Skala Penilaian
Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh seseorang melalu
pernyataan perilaku individu pada suatu titik kontinuum atau suatu katagori yang
bermakna nilai.
b. Skala Sikap
Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu.
Hasilnya berupa katagori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan
netral.

5. Sumber data untuk Pengukuran Hasil Prmbelajaran


Sumber data untuk pengukuran hasil pembelajaran yaitu:
a. Berasal dari catatan guru/pendidik yang selalu mengamati;
b. Perkembangan belajar siswa/peserta didik selama proses belajar mengajar;
c. Sikap dari peserta didik tersebut selama belajar di sekolah.
Maka dari itu Guru diwajibkan untuk mengetahui perkembangan siswanya agar kegiatan
belajar mengajar berjalan dengan lancar.

Bab 9
TEKNIK PEMBUATAN INSTRUMEN DAN PENGOLAHAN DATA NON-TES

1. Konsep Pembuatan Instrumen Evaluasi


 Pengertian Instrumen Evaluasi

23
Secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang memenuhi
persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat ukur atau pengumpulan
data mengenai suatu variable. Pembagian Kelompok Instrumen Evaluasi pada dasarnya
instrumen evaluasi pembelajaran dapat dibagi dua yaitu tes dan non-tes.
1. Kelompok Tes
Yang termasuk kelompok tes adalah tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes bakat, dan
tes kemampuan akademik,
2. Kelompok Non-Tes
Yang termasuk dalam kelompok non tes ialah skala sikap, skala penilaian, observasi,
wawancara, angket dokumentasi dan sebagainya.

2. Teknik Pembuatan Instrumen Evaluasi Tes

 Pengertian Tes
Menurut Sudijono (1996) tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian. Tes dapat juga diartikan sebagai alat pengukur yang
mempunyai standar objektif, sehingga dapat dipergunakan secara meluas, serta betul-
betul dapat dipergunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau
tingkah laku individu.

 Fungsi Tes
Menurut Anas Sudijono (2001: 67) secara umum ada dua fungsi tes antara lain:
a. Tes sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi
mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik
setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
b. Tes sebagai alat pengukur keberhasilan program mengajar di sekolah. Sebab melalui
tes akan dapat diketahui sudah berapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan
atau dicapai.

3. Teknik Pembuatan Instrumen Non Tes


1) Pengertian Teknik Non Tes Tehnik evaluasi nontes berarti melaksanakan penilaian
dengan tidak menggunakan tes. Tehnik penilaian ini umumnya untuk menilai
kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial,
ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar
dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
2) Tujuan Evaluasi Non-Tes Evaluasi non-tes adalah merupakan penilaian atau evaluasi
hasil belajar peserta didik yang dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik,
melainkan dilakukan dengan menggunakan pengamatan secara sistematis
(observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket
(questionnaire) dan memeriksa atau meniliti dokumen-dokumen (documentary
analysis) serta dengan yang lainnya. (Anas Sudijono, 2009: 76).

Bab 10
PENGGUNAAN TES DALAM TES FORMATIF DAN TES SUMATIF

1. Konsep Penggunaan Tes


Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi jika dibandingkan dengan alat yang lain
karena tes bersifat resmi karena penuh dengan akhir satuan pelajaran batasan-batasan
(Sukarsimi, Arikunto. 2006: 33). Ditinjau dari segi kegunaan tes untuk mengukur
kemampuan siswa, secara garis besarnya dapat dibedakan menjadi tiga macam tes yaitu: tes

24
formatif, tes diagnostik, tes sumatif. Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan
informasi tentang perkembangan proses dan hasil belajar para peserta didik dan hasil
mengajar guru.

2. Pengembangan Tes Formatif

Tes formatif (formative test), juga disebut sebagai tes pembinaan, adalah tes yang
diselenggarakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, diselenggarakan secara
periodik, isinya mencakup semua unit pengajaran yang telah diajarkan. Tes yang dilakukan
pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/ topik.
Tes formatif dilihat dari segi fungsinanya, antara lain, sebagai berikut:
 Fungsi utama dari tes formatif adalah untuk mengetahui keberasilan dan kegagalan
proses belajar mengajar, dengan demikian dapat dipakai untuk memperbaiki dan
menyempurnakannya.
 Fungsi tes formatif adalah untuk mengetahui masalah dan hambatan kegiatan
belajar mengajar termasuk metode belajar dan pembelajaran yang digunakan guru.

3. Pengembangan Tes Sumatif

Tes sumatif adalah penilaian yang dilakukan tiap akhir semester (caturwulan), setelah para
siswa menyelesaikan program belajar dari suatu bidang studi atau mata pelajaran tertentu
selama satu perode waktu tertentu pula. Adapun fungsi dari penilaian ini adalah untuk
menentukan prestasi hasil belajar siswa terhadap bidang studi atau mata pelajaran selama satu
semester atau caturwulan (Siti Farikah, 1995: 85).

4. Perbedaan antara Tes Formatif dan Sumatif

Perbedaan antara Tes Formatif dan Sumatif mengacu pada modul KDPJJ, secara
garis besar Tes Formatif lebih mengarah pada latihan, pekerjaan rumah, tugas-tugas, dan
ujian yang diadakan setiap harinya (modelnya keseharian) dan Tes Sumatif lebih mengarah
diadakan saat akhir semester pembelajaran, yang bisanya berbentuk tugas akhir, ulangan
umum atau ujian akhir.

25
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU


A. BUKU UTAMA
Kelebihan:
1. Kalimat-kalimat yang disajikan dalam buku ini sangat ringan dan tersetruktur sehingga
memudahkan pembaca untuk mengikuti langkah-langkah yang disajikan.
2. Setiap halaman buku begitu tertata rapi mulai dari halaman judul, hak cipta, kata
pengantar, daftar isi, pembahasan, hingga daftar pustaka.
3. Pembahasan dalam buku ini sangat baik dan terstruktur. Sehingga, pembaca dapat
mengikuti langkah-langkah yang disajikan dalam buku ini.
4. Terdapat evaluasi berbentuk pertanyaan pada setiap akhir pembahasan bab. Ini dirasa
cukup efektif dalam memahami isi buku tersebut. Disamping itu, dalam buku ini juga
tertulis rumus-rumus yang sangat berarti dan ditulis dengan menggunakan latar belakang
berwarna khusus pada rumus tersebut. Sehingga pembaca lebih mudah terfokus pada
rumus-rumus yang disajikan.
5. Kemutakhiran isi buku ini dapat dilihat dari substansi atau isi pembahasan yang disajikan,
yakni membahas persoalan evaluasi yang diperlukan untuk pendidik. Model teori yang
disajikan dalam buku ini masih eksis digunakan dikalangan mahasiswa dan guru atau
pendidik. Oleh sebab itu, buku banyak digunakan sebagai referensi dalam hal-hal yang
berkaitan dengan evaluasi.

Kekurangan:
1. Dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kekurangan dalam penulisan dan
pembahasan yaitu dalam penulisan buku masih ada penulisan EYD yang kurang tepat
sehingga pembaca merasa kurang puas dalam buku ini, selanjutnya dalam pembahasan
buku evaluasi ini masih ada kata yang masih kurang berkenan dalam pembahasan
sehingga pembaca merasakan beberapa subab yang masih pembaca kurang pahami,
selanjutnya dalam pemaparan yang menyangkut analisis kualitas tes itu masih belum
paham dalam subab tersebut dengan demikian penulis lebih rinci dalm pemaparan subab
tersebut.

B. BUKU PEMBANDING SATU


Kelebihan:
1. Pada buku ini menganalisis dan menjabarkan dengan jelas tentang pengertian,fungsi dan
tujuan penilaian hasil proses belajar mengajar,pembaca bisa memahami apa isi dari buku
tersebut beserta penjabarannya,dari setiap bab terdapat rangkumannya tersendiri yang
memudahkan pembaca untuk memahami pembahasan babnya.
2. Dari segi tata letak cukup teratur diawali dengan kata pengatar, daftar isi, materi,
daftar pustaka hingga lampiran.
3. Isi buku mendetail mulai dari pembahasan perencanaan, system sampai pada tes atau
evaluasi,
4. Terdapat daftar table atau bagan yang jelas

Kekurangan:
1. Dari aspek isi buku, materi yang disajikan cukup lengkap. Namun ada beberapa yang
hanya dijelaskan sedikit saja, sehingga membutuhkan buku pembanding sebagai
pelengkap materi tersebut.Contohnya materi tentang validitas dan reliabilitas.

26
2. Tidak ada gambar yang dicantumkan untuk mendukung isi buku.
3. Tidak dicantumkannya daftar istilah dalam buku

C. BUKU PEMBANDING DUA


Kelebihan:
1. Dari segi bahasa, komunikatif dan gampang dipahami sehingga pembaca mudah
menangkap isi materi.
2. Dalam pembahasan mampu membuat pembaca merasa paham dari subab yang telah
dipaparkan selain itu dalam bahasa buku ini sangat sederhana sehingga membuat
pembaca merasa paham dalam isi buku evaluasi pembelajaran dan bahasa buku ini tidak
baku sekali dalam pemaparan isi buku sehingga pembaca tidak merasa kesulitan dalm
membaca.
3. Bahasa yang digunakan mudah dipahami,:dan
4. Di desain khusus untuk membantu dalam perencanaan pembelajaran

Kekurangan:
1. Sumber penilaian itu berpaku hanya pada hasil materi pengetahuan dan pemahaman
setiap individu,tidak menyinggung ada unsur prilaku dan sikap dalam penilaian hasil
proses belajar mengajar, yang sebenarnya hal itu juga perlu diperhatikan dalam
melakukan penilaian pada proses belajar mengajar terutama anak usia dini.

27
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Data dari sebuah penilaian hasil proses belajar mengajar itu sangatlah penting dan
berguna bagi semua pihak,dengan adanya hasil penilain,kita dapat mengetahui seberapa
dalam pengetahuan kita,dan seberapa luas pemahaman kita tentang hal-hal yang telah di
pelajari,untuk itu semua pihak diharuskan memiliki pemahaman yang cukup tentang hal
penilaian, baik itu secara tes ataupun nontes, langsung ataupun tidak langsung, karna hal itu
sangat berpengaruh dalam perkembangan proses belajar mengajarnya,hasil penilaian yang
baik akan mempengaruhi semangat belajarnya yang sedikit meningkat.
Begitupun sebaliknya, hasil penilaian belajar akan membaik jika proses belajar
mengajarnyapun baik ,jadi perbaiki proses belajar mengajarnya agar dapat tercapai tujuan
hasil penilaian proses belajar mengajar yang baik pula, pembelajaran dimana proses pem-
belajaran adalah proses komunikasi antara guru dan siswa melalui bahasa verbal sebagai
media utama penyampaian materi pelajaran. Dibutuhkan perencanaan yang matang sebelum
melaksanakan pembelajaran terutama pada penyediaan media yang tepat untuk materi yang
akan diajarkan oleh seorang pendidik. Sehingga, perencanaan dan desian yang terdapat di
dalam buku ini bias membantu setidaknya dalam hal perencanaan dalam pelaksanaan
pembelajaran.

4.2 SARAN
Buku ini dapat dijadikan sebagai buku rekomendasi para mahasiswa untuk
memenuhi beberapa tugas dalam mata kuliah yang berkenaan dengan pendidikan. Setelah
menyelesaikan penulisan dan memahami buku buku yang dijadikan bahan CBR ini, terkait
kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam buku sebaiknya sebagai pembaca kita lebih
mengambil pelajaran yang baik dan memaklumi kesalahan- kesalahan yang terdapat di dalam
buku, karena di dunia ini tida ada yang sempurna, kesempurnaan hanya dimiliki oleh
ALLAH SWT. Sebagai pembaca yang baik dari hasil membaca buku alangkah baiknya
diterapkan kekehidupan sehari hari segala perbuatan dan kebaikan yang kita peroleh dari
buku-buku tersebut.

28
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal (2012) Evaluasi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya. Bandung


Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2010.
Ratnawulan, Elis dan Rusdiana. 2015. Evaluasi Belajar. Bandung: CV Pustaka Setia

29

Anda mungkin juga menyukai