Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sejak diberlakukannya kurikulum 2013 di semua jenjang pendidikan, baik di
tingkat SD, SMP, sampai dengan SMA. Guru banyak menghadapi masalah dalam penerapan kurikulum 2013, khusunya
kurikulum 2013 revisi yang diterapkan di SDN Duri Kepa 03. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan masalah yang dihadapi guru dalam penerapan kurikulum
2013 revisi di SD. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak semua masalah yang dihadapi guru karena kesalahan di
dalam kurikupum 2013, tetapi guru juga harus mampu memaksimalkan kemampuan profesionalnya untuk menjawab
tantangan-tantangan di dalam kurikulum 2013.
Kata Kunci: Kurikulum 2013 Revisi, Masalah di dalam Kurikulum 2013 Revisi
© 2018 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .2, No. 1 (2018) 114-123 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
Aisyah Nur Rahmawati 115
Identifikasi Masalah yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Kurikulum 2013 Revisi di SD
© 2018 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .2, No. 1 (2018) 114-123 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
116 Aisyah Nur Rahmawati
Identifikasi Masalah yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Kurikulum 2013 Revisi di SD
Penulis berharap penelitian ini dapat berguna adalah seperangkat rencana dan pengaturan
untuk dunia pendidikan dan menyebarluaskan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
informasi mengenai ilmu pengetahuan yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
berhubungan dengan kurikulum 2013 untuk
pengembangan ilmu pengetahuan berdasarkan kegitan belajar mengajar. Kurikulum didefinisikan
kajian teoris diharapkan dapat menambah sebagai sejumlah mata pelajaran atau bahan ajar
pengetahuan dan wawasan. Universitas Esa
yang harus dikuasai oleh murid atau diajarkan
Unggul 3
b. Kegunaan Praktis oleh guru untuk mencapai suatu tingkatan atau
1. Bagi Peneliti Sebagai bekal dan ijazah, (Nasution dalam Hasibuan, 2010).
pengetahuan pada saat mengajar sehingga Menurut Daniel Tanner, Laurel N. Tanner dalam
mengerti apa yang harus dilakukan apabila
mengalami permasalahan seperti yang telah Hasibuan (2010:7) yang dikutip oleh Tyler
dibahas dalam penelitian ini. berpendapat bahwa semua kegiatan pembelajaran
2. Bagi Pemerintah Sebagai masukkan untuk siswa yang direncanakan dan diarahkan oleh
pemerintah dalam penyempurnaan
sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
kurikulum 2013 di tingkat sekolah dasar.
Menurut Alice Miel dalam Hasibuan (2010:9)
3. Bagi Guru Sebagai gambaran bagi guru
mengenai masalah yang dihadapi guru mempertegas makna kurikulum mencakup
dalam penerapan kurikulum 2013. keadaan gedung, susasana sekolah, keinginan,
keyakinan, pengetahuan, kecakapan, dan sikap
Teori Terkait
orang-orang yang meladeni dan diladeni di
Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa latin currere sekolah mulai dari anak didik, masyarakat, para
yang berarti berlari di lapangan pertandingan (race pendidik, juru tulis, pegawai, dan pimpinan
course) sehingga makna kurikulum itu sendiri sekolah, sampai kepada pelayan sekolah seperti
adalah “arena pertandingan” tempat siswa tukang sapu atau penjaga sekolah. Berdasarkan
“bertanding” untuk menguasai satu atau lebih pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
keahlian guna mencapai “garis finish” yang Kurikulum adalah suatu rancangan yang memuat
ditandai pemberian diplom, ijazah, atau gelar berbagai perangkat pembelajaran dan materi yang
kesarjanaan, (Zais dalam Ansyar, 2015). Schubert direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk
dalam Ansyar (2015 : 25) berpendapat bahwa mencapai tujuan pendidikan.
kurikulum adalah pertandingan agar peserta dapat Kurikulum dan Pembelajaran
Menurut Sanjaya (2015:17) kurikulum dan
mengaktualisasi diri di masa lalu, sekarang, dan
pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat
masa depan , sehingga dengan aktualisasi diri
dipisahkan walaupun memiliki posisi yang
dapat mencapai visinya di masa depan. Ansyar
berbeda. Kurikulum sebagai pedoman dan arah
(2015 : 22) berpendapat bahwa kurikulum adalah
tujuan pendidikan, sedangkan pembelajaran
rancangan yang memuat berbagai perangkat
merupakan proses yang terjadi dalam interaksi
pembelajaran dan materi yang akan dipelajari atau
antara guru dengan siswa pada saat pembelajaran
diajarkan kepada siswa. Kurikulum sebagai
berlangsung. Menurut Saylor dalam Sanjaya
rancangan (plan) untuk mencapai tujuan
(2015:17) mengatakan bahwa kurikulum dan
pendidikan, (Ornstein dan Hunkins dalam Ansyar,
pembelajaran diibaratkan seperti Romeo dan
2015). Dalam UU No.2 tahun 1989 kurikulum
© 2018 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .2, No. 1 (2018) 114-123 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
Aisyah Nur Rahmawati 117
Identifikasi Masalah yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Kurikulum 2013 Revisi di SD
Juliet, Romeo tidak akan berarti apa-apa tanpa di dalam menghadapi masa depan, (Apri Damai
Juliet, begitu pun dengan kurikulum dan Sagita dan Rusmawan, 2015). Berdasarkan
pembelajaran. Tanpa kurikulum sebagai rencana, pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
maka pembelajaran tidak akan efektif, sedangkan Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis
tanpa pembelajaran, kurikulum tidak akan kompetensi dan karakter yang bertujuan untuk
memiliki arti apa-apa. Kurikulum berkaitan meningkatkan pencapaian pendidikan dan
dengan apa yang harus diajarkan, sedangkan diharapkan dapat menghasilkan generasi muda
pembelajaran mengacu bagaimana cara yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif.
mengajarkannya, (Olivia dalam Sanjaya, 2015). Metode Penelitian
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan Metode dalam penelitian ini menggunakan
kurikulum dan pembelajaran adalah sesuatu yang metode kualitatif yaitu metode penelitian
saling berkaitan sehingga apabila salah satunya yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
tidak ada, dapat mempengaruhi yang lainnya. obyek yang alamiah, peneliti sebagai
Pengertian Kurikulum 2013 instrumen kunci, teknik pengumpulan data
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang
dengan triangulasi, analisis data bersifat
dikembangkan untuk meningkatkan dan
induktif dengan hasi penelitian yang lebih
menyeimbangkan soft skills dan hard skills yang
meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
menekankan makna, Sugiyono (2016 : 1).
pengetahuan secara seimbang dan berjalan secara Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif
integratif (Sagi Winoto, 2017). Kurikulum 2013 kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif
adalah kurikulum berbasis kompetensi dan karakter adalah metode penelitian yang bertujuan
secara terpadu yang merupakan penyempurnaan dari untuk menggambarkan secara utuh dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mendalam tentang realitas sosial dan berbagai
(Riana Nurmalasari dkk, 2015). Kurikulum 2013 fenomena yang terjadi di masyarakat yang
merupakan bagian dari strategi meningkatkan
menjadi subjek penelitian sehingga
pencapaian pendidikan, (Said Darnius, 2016).
tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model
Kurikulum 2013 adalah suatu upaya untuk
dari fenomena tersebut (Sanjaya : 2015).
menyempurnakan kurikulum agar kualitas
Peneliti menggunakan metode kualitatif
pendidikan di Negara kita ini menjadi lebih baik,
diharapkan kurikulum 2013 ini mampu
karena penelitian ini berdasarkan kepada
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, pemahan dan makna dari kurikulum 2013 itu
kreatif, inovatif, efektif melalui penguatan sikap, sendiri. Lokasi penelitian ini adalah di SDN
keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi, Duri Kepa 03, dengan subyek penelitian guru
(Suci Rakhmawati, 2016). Untuk mencapai harapan kelas di SDN Duri Kepa 03 dan kepala
tersebut sangat ditentukan oleh berbagai faktor. sekolah.
Kurikulum 2013 merupakan penyederhanaan dan Hasil Penelitian
tematik integratif yang disiapkan untuk mencetak Masalah yang dihadapi guru dalam
generasi yang siap penerapan kurikulum 2013 sebagai berikut:
© 2018 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .2, No. 1 (2018) 114-123 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
118 Aisyah Nur Rahmawati
Identifikasi Masalah yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Kurikulum 2013 Revisi di SD
© 2018 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .2, No. 1 (2018) 114-123 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
Aisyah Nur Rahmawati 119
Identifikasi Masalah yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Kurikulum 2013 Revisi di SD
pelajaran bertambah dalam kurikulum 2013 pelajaran terkadang membuat satu tema
yang awalnya hanya untuk SD 26 jam/minggu selesai yang seharusnya selesai dalam satu
ditambah menjadi 30 jam/minggu untuk kelas bulan tidak terkejar. Guru tersebut
I dengan jam belajar 1 x 35 menit. menyiasatinya dengan menyesuaikan dengan
Berdasarkan pernyataan Mulyasa di atas, silabus yang telah diberikan oleh pemerintah.
dapat disimpulkan bahwa untuk peserta didik Ini berbanding terbalik dengan pendapat
jenjang SD harus belajar selama 3,5 jam per Suparlan (2014 : 143) yang mengatakan untuk
harinya. Apabila peserta didik masuk pukul kurikulum 2013 jumlah materi pelajaran
06.30 pulang pukul 10.00, maka dapat dikurangi sedangkan jam belajar ditambah.
disimpulkan alokasi waktu pelajaran sesuai Dari uraian di atas, maka dapat
dengan apa yang telah ditetapkan. disimpulkan sebenarnya yang dialami
Kurangnya waktu yang dirasakan oleh narasumber bukan merupakan suatu masalah
narasumber disebabkan oleh tidak sesuainya yang berarti, tetapi solusi yang dilakukan
RPP yang telah dibuat dan disusun dengan narasumber merupakan solusi yang benar,
penerapannya. Apabila guru melaksanakan karena dalam silabus telah disusun secara
kegiatan pembelajaran sesuai RPP yang telah terperinci mengenai alokasi waktu per
dibuat, maka guru tidak akan merasa semester, per tahun, dan alokasi mata
kekurangan waktu. Menurut Syafruddin dan pelajaran yang sekelompok.
Adriantoni (2016 : 94) fungsi RPP terbagi Sumber Belajar
menjadi dua yaitu: 1) fungsi perencanaan, dan Sumber belajar merupakan salah satu
2) fungsi pelaksanaan. Fungsi pelaksanaan kunci sukses kurikulum 2013, (Mulyasa,
RPP yaitu berfungsi untuk mengefektifkan 2015). Permasalahan yang dihadapi oleh guru
proses pembelajaran sesuai dengan apa yang di SDN Duri Kepa 03 adalah kurang
telah direncanakan. Guru pun seharusnya mendalamnya materi di kurikulum 2013
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai untuk kelas tinggi padahal salah satu alasan
RPP yang telah disusun dan dirancang agar mengapa KTSP berubah menjadi kurikulum
pembelajaran sesuai dengan indikator yang 2013 adalah karena dalam KTSP isi materi
ingin dicapai pada pembelajaran. Bukan pembelajaran terlalu meluas dan
hanya itu dengan melaksanakan kegiatan kesukarannya melampaui tingkat
seperti yang dirancang dalam RPP berarti perkembangan anak (Mulyasa, 2015)
sudah melakukan manajemen waktu dengan sehingga dalam kurikulum 2013 materi
baik di dalam kelas. pelajaran disesuaikan dengan tingkat
Alokasi Waktu perkembangan peserta didik. Apabila guru
Banyaknya materi dalam kurikulum 2013 merasa materi kurang mendalam, guru bisa
menurut narasumber dan kurangnya waktu menggunakan sumber belajar yang lain yang
© 2018 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .2, No. 1 (2018) 114-123 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
Aisyah Nur Rahmawati 121
Identifikasi Masalah yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Kurikulum 2013 Revisi di SD
sesuai dengan perkembangan kognitif peserta setengah semester, sehingga guru harus lebih
didik. Narasumber menyiasati dengan kerja ekstra untuk mengejar
browsing di internet sebelum memulai ketertinggalannya. Hal tersebut tentu tidak
pembelajaran di dalam kelas, karena sesuai dengan silabus yang telah ditetapkan
kurangnya sumber belajar belajar di SDN oleh pemerintah, dan membuat
Duri Kepa 03. Guru melakukan browsing di pembelajarannya kurang maksimal.
internet merupakan sesuatu yang benar dan Keterlambatan buku seharusnya dapat
harus dilakukan oleh guru untuk memperkaya disiasati dengan menggunakan ebook yang
dan memperdalam materi pelajaran sehingga tersedia di internet bukan menggunakan buku
peserta didik lebih memahami pelajaran yang KTSP yang jelas berbeda dengan kurikulum
diajarkan oleh guru. 2013 dari materi pelajaran. Apabila guru
Sumber belajar sebagai semua sumber (data, menyiasati keterlambatan datangnya buku
manusia, dan barang) yang dapat dipakai oleh dengan menggunakan buku KTSP itu
pelajar sebagai sumber tersendiri untuk merupakan solusi yang kurang tepat.
memperlancar belajar (AECT, 1977). Sumber
SIMPULAN
belajar tidak hanya berupa materi pelajaran
Berdasarkan pembahasan di atas mengenai
saja, tetapi lingkungan pun dapat
masalah yang dihadapi guru dalam penerapan
dimanfaatkan sebagai sumber belajar untuk
kurikulum 2013 di SDN Duri Kepa 03 dapat
peserta didik sehingga guru tidak hanya
disimpulkan sebagai berikut:
terpaku dengan materi pelajaran saja.
Keterlambatan Buku Penilaian
Permasalah yang banyak dihadapi guru
Menurut narasumber masalah lain yang
dalam penerapan kurikulum 2013 adalah
dihadapi adalah keterlambatan datangnya
penilaian. Guru-guru di SDN Duri Kepa 03
buku bacaan. Keterlambatan tersebut terjadi
menyiasatinya dengan membuat format
karena sistem administrasi yang rumit,
penilaian sendiri walaupun format penilaian
sehingga sering terjadi keterlambatan
yang dibuat baru mengukur ranah kognitif.
datangnya buku. Keterlambatan datangnya
buku membuat guru menyiasatinya dengan Materi Pembelajaran dalam Kurikulum
karena menurut guru tersebut antara KTSP Materi pembelajaran yang terlalu sulit
dan kurikulum 2013 memiliki kesamaan. terutama pada teks bacaan yang terlalu
Kesamaannya adalah pembelajaran sama- panjang untuk peserta didik di kelas rendah,
sama berorientasi pada peserta didik. SDN sehingga guru menyiasatinya untuk peserta
didik yang belum bisa membaca hanya
Duri Kepa 03 pernah mengalami
diajarkan membaca terlebih dahulu. Setelah
keterlambatan datangnya buku hampir
© 2018 - Indonesian Journal of Primary Education – Vol .2, No. 1 (2018) 114-123 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
122 Aisyah Nur Rahmawati
Identifikasi Masalah yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Kurikulum 2013 Revisi di SD
dikaji lebih mendalam, materi yang terdapat buku KTSP yang dimana solusi atas
dalam kurikulum 2013 sudah sesuai dengan permasalahan tersebut kurang sesuai.
tahapan kognitif peserta didik.
Kegiatan Pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
Ansyar, Mohammad. 2015. Kurikulum
Alokasi waktu pembelajaran yang kurang, Hakikat, Fondasi, Desain, Dan
sehingga guru menyiasatinya dengan Pengembangan. Kencana Prenada
Media Group : Jakarta
menambah jam pembelajaran di mushola.
Darnius, Said. (2016). Identifikasi Kesulitan
Setelah ditinjau secara mendalam, alokasi
Guru Dalam Mengimplementasikan
waktu yang diterapkan di SDN Duri Kepa 03 Kurikulum 2013 Dengan Pendekatan
Saintifik Di Kelas Tinggi Gugus
sesuai dengan yang telah ditetapkan
Mangga Kecamatan Jaya Baru Banda
pemerintah yaitu 3,5 jam untuk kelas I. Guru Aceh. Jurnal Pesona Dasar Vol.2 No.4
tersebut membuat RPP tetapi pada kegiatan
Hasibuan, Lias. 2010. Kurikulum dan
pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang pemikiran pendidikan. Gaung Persada :
Jakarta.
telah dibuat, sehingga kegiatan pembelajaran
tidak maksimal.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan
Alokasi Waktu Pembelajaran Pembelajaran. PT Bumi Aksara :
Guru merasa dalam kurikulum 2013 waktu Jakarta.
pembelajarannya sedikit, materi pelajarannya
banyak, sehingga menyiasatinya dengan Kasyadi, Soeparlan, dkk. 2014. Strategi
Belajar Dan Pembelajaran. PT Pustaka
menyesuaikan materi dengan silabus. Itu Mandiri : Tangerang
terbanding terbalik dengan apa yang telah
Mulyasa, E. 2015. Pengembangan dan
dirancang oleh pemerintah. Pemerintah Implemenatsi Kurikulum 2013. PT
merancang kurikulum 2013 yaitu dengan Remaja ROSDAKARYA : Bandung
DISUSUN OLEH :
Nim : 7192443011
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan critical journal review ini dalam bentuk maupun isinya sangat
sederhana. Saya berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Telaah Kurikulum dan
Buku Teks yang telah memberikan arahan dan juga pencerahan sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Critical journal review ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas wajib mata kuliah
Telaah Kurikulum dan Buku Teks. Selain sebagai media pembelajaran, semoga makalah ini
dapat memberikan pengetahuan kepada para pembaca.
Saya menyadari bahwa makalah ini banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan partisipasi para pembaca untuk memberikan masukan, saran, maupun kritik
yang membangun terhadap penulisan makalah ini agar saya dapat memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang terdapat dalam makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................4
BAB I. PENDAHULUAN
Melakukan Crtical Journal Review pada satu jurnal yang sangat penting dilakukan, dari
kegiatan inilah kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu Jurnal. Dari jurnal
inilah yang kita mendapatkan informasi yang kompeten. Hal ini adalah salah satu upaya
KKNI untuk benar menjadikan mahasiswa yang unggul dalam segala hal.
B.Tujuan Penulisan
1. Memenuhi dan menyelesaikan tugas Critical Journal Review mata kuliah Telaah
Kurikulum dan Buku Teks
2. Mengetahui kekurangan dan kelebihan Jurnal
3. Melatih Mahasiswa untuk berfikir kritis dalam mencari informasi
C.Manfaat CJR
11 Subjek Penelitian subjek penelitiann yaitu Guru kelas di SDN Duri Kepa 03 dan
Kepala sekolah.
12 Assement Data teknik pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data
bersifat induktif dengan hasil penelitian yang lebih menekankan
makna
2. Alokasi Waktu
Masalah kedua yang dihadapi guru dalam penerapan
kurikulum 2013 adalah mengenai alokasi waktu. Guru
kelas IV merasa banyaknya tema dalam satu semester
dan kurangnya alokasi waktu. Guru kelas IV
menyiasatinya dengan mengikuti silabus yang telah
ditetapkan oleh pemerintah sehingga guru tidak akan
merasa kewalahan dalam menghadapi kurikulum 2013.
3. Penilaian
Masalah ketiga yang dihadapi dalam penerapan
kurikulum 2013 adalah penilaian. Tidak adanya sistem
aplikasi yang jelas untuk digunakan dalam penginputan
data dan rumitnya proses pengolahan nilai pun menjadi
penyebab permasalahan itu terjadi.
18 Kesimpulan Penelitian Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak semua masalah yang
dihadapi guru karena kesalahan di dalam kurikupum 2013,
tetapi guru juga harus mampu memaksimalkan kemampuan
profesionalnya untuk menjawab tantangan-tantangan di dalam
kurikulum 2013.
19 Saran Penulis berharap penelitian ini dapat berguna untuk dunia
pendidikan dan menyebarluaskan informasi mengenai ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan kurikulum 2013 untuk
pengembangan ilmu pengetahuan berdasarkan kajian teoris
diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan.