Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN OPERASIONAL
“Desain Sistem Kerja”
Dosen pengampu: Aurora Elise Putriku, S.E., M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok 7
Helena Simanjorang 7192443011
Risma Amelia Pardosi 7193143016

PENDIDIKAN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmatNya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun makalah ini dimuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Operasional.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan tugas ini, dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Penulis berharap makalah ini menjadi salah satu referensi bagi pembaca ketika
hendak mengetahui tentang materi yang ada di dalam makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam makalah ini, Penulis
memohon maaf dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar makalah ini
lebih baik lagi kedepannya.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan berharap makalah ini dapat menberikan
manfaat bagi para pembaca.

Medan, April 2021

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

Daftar Isi ..................................................................................................................................i

Kata Pengantar ........................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan ................................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................................1

Bab II Pembahasan...................................................................................................................2

A. Strategi Operasi............................................................................................................2

B. Desain Pekerjaan .........................................................................................................4

C. Pengukur Kerja.............................................................................................................7

D. Kompensasi..................................................................................................................10

E. Analisis Metode………………………………………………………………………12

F. Studi Gerak …………………………………………………………………………...13

G. Kondisi Kerja ………………………………………………………………………...14

Bab III Kesimpulan.................................................................................................................15

A. Kesimpulan...................................................................................................................15

B. Saran.............................................................................................................................15

Daftar Pustaka..........................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desain system kerja merupakan hal yang terpenting dalam manajemen operasi
karena., hal ini lah yang menandakan bagaiamana orientasi dari perusahaan
tersebut.Selain dari pada itu desain system kerja memiliki komponen yang vital dalam
penerapan system kerja di perusahaan diantaranya : (1) Strategi Operasi,(2) Desain
Pekerjaan, (3) pengukur Kerja, (4) Kompensasi. Hal tersebutlah yang membuat suatu
perusahaan dapat berjalan lancer atau sebaliknya.
Tugas seorang manajer operasi memnag lah berat karena, harus menentukan
bagaimana cara dan system apa yang diterapkan untuk menjalankan perusahaan .
Apabila Manajer salah dalam menentapkan desain system kerja maka, perusahaan
akan mengalami kemunduran atau kebangkrutan .
Oleh karena hal tersebut, seorang manajer mampu memilah dan
menerapkansistem kerja yang sesuai dengan perusahaan nya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana yang dimaksud dengan strategi operasi?

2. Bagaimana dengan Desain Pekerjaan ?

3. Bagaimana cara Pengukur kerja?

4. Bagaimana dengan pemberian Kompensasi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang strategi operasi

2. Untuk mengetahui tentang Desain Pekerjaan

3. Untuk mengetahui tentang Pengukur kerja

4. Untuk mengetahui tentang pemberian Kompensasi

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. STRATEGI OPERASI

Hal yang terpenting bagi manajemen untuk membuat desain sistem kerja sebagai
sebuah elemen kunci untuk strategi operasinya meskipun terjadi kemajuan besar dalam
komputer dan teknologi operasi Manusia masih menjadi jantung dari bisnis mereka dapat
membuat atau menghancurkan terlepas dari teknologi yang digunakan titik teknologi adalah
penting itu pasti tetapi teknologi saja tidak cukup.

Pendekatan efisien, sebuah perbaikan dari konsep manajemen ilmiah dari Frederick
Winslow Taylor, Menerima banyak sekali penekanan di masa lalu. Pendekatan perilaku
diikuti dan tetap membuat perubahan pada banyak aspek dalam desain pekerjaan perlu untuk
diperhatikan bahwa spesialisasi adalah sebuah masalah utama dari ketidak sepakatan antara
pendekatan efisiensi dan perilaku.

Spesialisasi
Istilah spesialisasi menggambarkan pekerjaan yang memiliki ruang lingkup yang
sempit. contohnya, mulai dari Lini perakitan hingga keahlian medis. Profesor di Universitas
seringkali mengkhususkan diri untuk mengajar subjek-subjek tertentu beberapa mekanik
mobil mengkhususkan pada perbaikan transmisi dan beberapa apa pembuat roti khusus
membuat kue pernikahan titik-titik alasannya untuk spesialisasi adalah kemampuan untuk
memfokuskan usaha seseorang dan kemudian menjadi ahli pada jenis pekerjaan tersebut.

Terkadang, Jumlah pengetahuan atau pelatihan yang diperlukan oleh seorang ahli dan
kesulitan dari pekerjaan menunjukkan bahwa individu yang memilih pekerjaan tersebut
sangat bahagia dengan pekerjaannya. hal ini benar dalam hal profesi misalkan dokter
pengacara dan Profesor titik di titik akhir dari skala adalah pekerjaan Lini perakitan, yang
juga merupakan ahli walaupun kurang-kurang glamour. keuntungan dari pekerjaan yang
sangat khusus ini adalah memiliki produktivitas yang tinggi dan memiliki biaya unit yang
relatif rendah serta sangat bertanggung jawab untuk standar hidup yang tinggi di negara-
negara industri saat ini.

Banyak bisa digambarkan sebagai monoton atau membosankan dan merupakan


sumber ketidakpuasan di antara banyak pekerja industri titik Sementara beberapa pekerja
Tidak diragukan lagi memilih pekerjaan dengan persyaratan dan tanggung jawab dalam
membuat keputusan yang terbatas lainnya tidak mampu untuk menangani pekerjaan dengan
lingkup yang lebih luas. Meskipun demikian banyak pekerja yang substansi dan ini terlihat
pada tingkat perputaran karyawan dan kemangkiran dalam industri misalnya otomotif
kemangkiran sangat tinggi hingga 20%. Pekerja juga mengeluarkan rasa frustasi mereka
melalui taktik yang mengucapkan penurunan yang disengaja.

keuntungan spesialisasi

2
Bagi manajemen :

1. memudahkan pelatihan,
2. produktivitas tinggi
3. biaya upaya rendah

Bagi pekerja :

1. persyaratan pendidikan dan kemampuan yang rendah ,


2. tanggung jawab minimal ,
3. sedikit pekerjaan mental yang dibutuhkan

kerugian Spesialisasi

Bagi manajemen :

1. sulit untuk memotivasi kualitas,


2. ketidakpuasan pekerja, kemungkinan adanya kemangkiran dan perputaran karyawan
yang tinggi, taktik yang merusak, tidak memperhatikan kualitas

Bagi pekerja

1. pekerjaan yang monoton,


2. sedikitnya kesempatan untuk peningkatan,
3. kendali yang kurang terhadap pekerjaan
4. sedikitnya kesempatan untuk pemenuhan diri sendiri

Pendekatan Perilaku pada Desain

Pemekaran pekerjaan atau job anlargement, Berarti memberikan seorang pekerja


porsi pekerjaan yang lebih besar dari total keseluruhan tugas. hal ini mendasari muatan
horizontal pekerjaan tambahan yang memiliki Tingkat kemampuan dan tanggung jawab yang
sama dengan pekerjaan yang sebenarnya. Tujuannya adalah untuk membuat pekerjaan lebih
menarik dengan meningkatkan ragam kemampuan yang diperlukan dengan menyediakan
pekerja sebuah kontribusi yang nyata terhadap keseluruhan hasil. Misalnya, pekerjaan
seorang pekerja bidang produksi mungkin dapat diperluas sehingga dia bertanggung jawab
untuk sebuah rangkaian kegiatan dan bukan hanya satu kegiatan.

Rotasi pekerjaan atau job Rotation, Berarti membuat bekerja secara periodik
bertukar pekerjaan. sebuah perusahaan bisa menggunakan pendekatan ini untuk menghindari
satu atau lebih pekerja yang sibuk pada pekerjaan yang monoton. Hal ini dapat bekerja
dengan baik ketika pekerja bisa dialihkan ke pekerjaan yang lebih menarik ada sedikit
keuntungan bagi pekerja yang menukar pekerjaan yang membosankan dengan pekerjaan
lainnya rotasi pekerjaan memungkinkan pekerja untuk memperluas pengalaman bekerja
mereka dan memungkinkan untuk menggantikan karyawan yang sakit atau absen.

Peningkatan pekerjaan atau job enrichment melibatkan peningkatan tingkat


tanggung jawab untuk perencanaan dan koordinasi tugas. Hal ini terkadang merujuk pada

3
muatan vertikal sebuah contoh mengenai hal ini adalah menugaskan pegawai toko bagian
persediaan di supermarket untuk menangani pemesanan ulang barang dengan demikian
meningkatkan tanggung jawab mereka titik pendekatan peningkatan pekerjaan berfokus pada
mendorong kepuasan pekerjaan.

Pentingnya pendekatan-pendekatan ini bagi desain pekerjaan adalah adanya potensi


untuk meningkatkan motivasi dalam bekerja dengan meningkatnya kepuasan kerja pekerja
melalui peningkatan kualitas kehidupan kerja. Banyak perusahaan yang melibatkan atau
secara serius mempertimbangkan program terkait dengan kualitas kehidupan kerja.

Motivasi

Motivasi merupakan sebuah faktor penting dalam banyak aspek kehidupan kerja titik
bukan hanya dapat mempengaruhi mutu dan produktivitas hal tersebut juga berkontribusi
terhadap lingkungan kerja. Orang bekerja untuk berbagai alasan selain kompensasi. Alasan
lainnya termasuk sosialisasi, aktualisasi diri ,aspek psikologi dalam bekerja serta sebuah
tujuan dan pencapaian. Kesadaran dari faktor-faktor ini bisa membantu manajemen dalam
mencapai atau mengembangkan sebuah kerangka motivasi yang mendorong pekerja untuk
menanggapinya dengan cara yang positif terhadap tujuan dari organisasi.

Faktor lainnya yang mempengaruhi motivasi, produktivitas dan hubungan karyawan


manajemen adalah kepercayaan titik dalam sebuah lingkungan kerja yang ideal terdapat
tingkat kepercayaan yang tinggi antara pekerja dan manajer. Ketika Manager mempercayai
karyawan.

Tim

Dari organisasi bisnis untuk menjadi lebih produktif, kompetitif dan berorientasi pada
pelanggan telah menyebabkan mereka untuk berpikir ulang Bagaimana pekerjaan dilakukan
titik perubahan yang signifikan dalam struktur dan beberapa lingkungan kerja adalah
meningkatnya penggunaan tim dan cara pekerja dibayar, khususnya dalam sistem produksi
ramping.

Self directed team, seringkali disebut dengan self managed tim, didesain untuk
mencapai level kerjasama dan keterlibatan karyawan yang tinggi. Walaupun tim seperti itu
tidak memiliki otoritas mutlak untuk membuat sebuah keputusan mereka umumnya Diberi
wewenang untuk membuat perubahan dalam proses pekerjaan di bawah kendali mereka titik
konsep yang ditekankan adalah bahwa pekerja yang dekat dengan proses dan memiliki
pengetahuan yang baik tentang nya, lebih cocok dibandingkan dengan manajemen untuk
membuat perubahan produksi ramping dapat menambah stres pada pekerja manajer harus
mewaspadai hal tersebut dan berusaha untuk meminimalkan efek yang negatif.

B. DESAIN PEKERJAAN

4
Desain pekerjaan atau job desain termasuk menentukan kadar dan metode pekerjaan
titik desainer pekerjaan berfokus pada apa yang harus diselesaikan dalam pekerjaan, siapa
yang melakukan pekerjaan Bagaimana pekerjaan dilakukan dan dimana pekerjaan dilakukan
titik tujuan desain pekerjaan termasuk produktivitas, keamanan dan kualitas kehidupan kerja.

Ergonomi merupakan bagian penting dari desain pekerjaan titik ergonomi adalah
penyerasian antara manusia dengan desain tempat kerja. Ergonomi berhubungan dengan
desain peralatan desain metode kerja desain keseluruhan dalam lingkungan kerja. Ergonomi
bertujuan untuk mencegah cedera umum di tempat kerja seperti sakit punggung dan cedera
karena gerakan berulang-ulang dengan memperhitungkan faktor bahwa manusia berbeda-
beda dimensi fisik dan kemampuan mereka titik perusahaan menjadi tertarik dengan ide
untuk mengurangi cedera karena cedera dapat menyebabkan produktivitas lebih rendah,
hilangnya hari kerja dan meningkatnya premi kesehatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi desain kerja dan implikasi dari berbagai alternatif
seringkali rumit sehingga seseorang yang tidak memiliki latar belakang baik dalam desain
pekerjaan biasanya mengabaikan pentingnya aspek tersebut. Bekerja dan manajer sama-sama
harus saling berkonsultasi agar dapat mengambil manfaat dari pengetahuan masing-masing
dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Konsep dan Peran Desain Pekerjaan

Spesialisasi Sumber daya manusia harus mempunyai pemahaman tentang desain


pekerjaan. Hal ini karena desain (rancangan) pekerjaan merefleksikan organisasi, lingkungan
dan permintaan perilaku. Perancang-perancang desain pekerjaan mengambil elemen-elemen
ini sebagai pertimbangan dan mencoba untuk menciptakan pekerjaan yang merupakan
gabungan antara kepuasan dan produktifitas. Bagaimanapun masing-masing elemen dari
rancangan pekerjaan mempunyai maksud agar pekerjaan tersebut mempunyai kekurangan
dan kelebihan dalam kepuasan bila dibandingkan dengan yang lain. Produktifitas dan
kepuasan tenaga kerja memberikan umpan baik, bagaimana sebaiknya pekerjaan itu
dirancang. Jeleknya rancangan pekerjaan berpengaruh pada rendahnya produktivitas,
perputaran karyawan, absensi, keluhan, sabotase, pengunduran diri, serikat kerja dan lainlain.

Hal ini dapat terjadi bila kita telah membicarakan masalah efisiensi, dimana
elemenelemen keperilakuan design pekerjaan mengemukakan pentingnya otonomi, variasi,
identitas tugas dan umpan balik. Tetapi elemen-elemen efisiensi mengutamakan spesialisasi
lebih tinggi, dimana mengurangi variasi meminimumkan otonomi dan elemen-elemen
kontradiktif lainnya. Dengan demikian untuk merancang pekerjaan lebih efesien bisa
menyebabkan berkurangnya kepuasan kerja. Sebaliknya, pekerjaan-pekerjaan yang
memuaskan bisa berakibat tidak efisien.

Untuk memecahkan masalah ini harus ada trade-of keperilakuan dan efesiensi,
peranan ahli personalia adalah untuk menyeimbangkan trade-of yang ada. Jika pekerjaan
underspecialized untuk pekerjaan mudah maka tugas dikurangi, jika overspecialized mereka
harus dikembangkan dan diperkaya kemampuannya.

5
Unsur / Elemen Desain Pekerjaan

Menurut Handoko (2001:33) elemen-elemen desain pekerjaan adalah :

A. Elemen-elemen organisasional

Elemen-elemen organisasional merupakan elemen yang harus diperhatikan suatu


organisasi dalam pembentukan atau desain perkerjaan. Elemen-elemen organisasional pada
desain pekerjaan bersangkutan efisiensi. Efisiensi merupakan suatu pencapaian tujuan sesuai
dengan pendanaan-pendanaan yang ditetapkan oleh perusahaan. Pekerjaan-pekerjaan yang
dirancang secara efisien mendorong pegawai yang mampu dan termotivasi untuk mencapai
keluaran yang maksimal. Perhatian akan efisiensi ini telah dimulai sejak munculnya
manajemen ilmiah.

Para ahli mencurahkan riset mereka untuk menemukan cara-cara terbaik untuk merancang
pekerjaan yang efisien. Studi gerak dan waktu membeberkan sesuatu disiplin baru, yaitu
teknik industri. Berbagai upaya tersebut menunjukkan bahwa spesialisasi adalah elemen
kunci dalam desain pekerjaan. Bila para pegawai bekerja berulang-ulang sampai batas
tertentu, tingkat keluarannya bisanya lebih tinggi. Penemuan-penemuan para peneliti ini
dapat diterapkan dalam era komputerisasi sekarang.

Berikut ini adalah elemen-elemen organisasi dalam desain pekerjaan menurut Handoko
(2001:35) :

a. Pendekatan Mekanistik Pendekatan mekanistik berusaha untuk mengindentifikasikan


setiap tugas dalam suatu pekerjaan agar tugas-tugas dapat diatur untuk menimbulkan
waktu dan tenaga para pegawai. Setelah identifikasi tugas selesai, sejumlah tugas
dikelompokkan menjadi satu perkejaan. Hasilnya adalah spesialisasi. Pendekatan ini
mendekatkan efisiensi waktu, tenaga, biaya tenaga kerja, latihan dan pengembangan.
Teknik ini masih secara luas digunakan dalam operasi-operasi perakitan, dan
terutama efektif bila para pegawai kurang berpendidikan atau kurang mempunyai
pengalaman.
b. Aliran kerja Aliran kerja dalam suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh sifat produk
atau jasa. Produk atau jasa biasanya menentukan urutan dan keseimbangan
pekerjaanpekerjaan sehingga dibutuhkan aliran kerja dari suatu kegiatan.
c. Praktek-praktek kerja Praktek-praktek kerja merupakan cara-cara bagaimana
pelaksanaan kerja yang ditetapkan. Metode praktek kerja ini bisanya terbentuk dari
tradisi atau kesempatan kolektif para pegawai atau bagian kontrak (perjanjian) kerja
dari serikat buruh. Hal ini mengurangi flerksibilitas departemen personalia dalam
merancang pekerjaan-perkerjaan.

B. Elemen-elemen Lingkungan

Handoko (2001:35) menjelaskan bahwa Elemen-elemen lingkungan merupakan aspek


kedua dalam desain perkerjaan. Para perancang pekerjaan tidak dapat mengabaikan pengaruh
lingkungan eksternal. Elemen-elemen lingkungan pokok dalam desain pekerjaan adalah
kemampuan dan tersedianya para pegawai potensial serta pengharapan-pengharapan sosial.

6
Pertimbangan efisiensi harus diselaraskan dengan kemampuan dan tersedianya pegawai yang
akan melaksanakan pekerjaan. Misalnya banyak lowongan kerja yang kadang-kadang sulit
untuk diisi karena tidak tersedianya calon pegawai yang mempunyai kemepuan tertentu.
Selain itu desain pekerjaan juga dipengaruhi oleh pengharapan masyarakat. Misalnya
masyarakat di lokasi perusahaan, meskipun tidak mempunyai keterampilan, namun
kenyataannya sering menuntut langan kerja. Disamping itu masyarakat yang mempunyai
keterampilan mempunyai pengharapan yang lebih tinggi dalam hal kualitas kehidupan kerja.
Meskipun aliran dan praktek-praktek kerja mungkin menyarankan suatu desain perkerjaan
tertentu, namun pekerjaan harus memenuhi harapan-harapan para pegawai dan masyarakat.

C. Elemen-elemen Keperilakuan Menurut Handoko (2001:36) elemen-elemen keperilakuan


perlu mempertimbangkan beberapa aspek dalam desain pekerjaan, yaitu :

a. Otonomi Otonomi mempunyai pengertian bahwa dalam melaksanakan tugas-tugas


dan tanggung jawab atas pekerjaan. Seorang pegawai diberikan wewenang untuk
mengambil keputusan yang dibutuhkan dalam bidang tugasnya. Dengan diberikannya
wewenangpengambilan keputusan maka berarti akan bertambahnya tanggung jawab,
sehingga akan cenderung meningkatkan perasaan dipercaya dan dihargai. Kurangnya
otonomi akan menyebabkan pegawai menjadi apatis atau menurun prestasi kerjanya.
Hal ini akan mengakibatkan turunnya kepuasan kerja pegawai dalam melaksanakan
tugasnya.
b. Variasi Variasi pekerjaan sangat dibutuhkan oleh pegawai dalam melaksanakan
tugasnya. Dengan variasi pekerjaan yang baik maka tingkat kebosanan dalam
melaksanakan tugas akan dapat ditekan. Apabila seseorang pegawai telah merasa
bosan maka timbul rasa lelah. Kelelahan yang berlanjut akan mengakibatkan
kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan tugas. Dengan adanya kesalahan-
kesalahan ini maka seorang pegawai akan ditegur oleh atasannya. Dengan tguran ini
maka soerang pegawai dapat merasa tidak senang dan tidak puas dalam
melaksanakan tugasnya.
c. Indentitas tugas Identitas pekerjaan merupakan ciri-ciri, jenjang atau tingkatan dan
klasifikasi dari suatu pekerjaan. Bila pekerjaan tidak mempunyai identitas yang jelas,
maka para pegawai akan kurang merasa bertanggung jawab atas pekerjaannya. Hal
ini berarti bahwa kontribusi (sumbangan-sumbangan atau hasil pekerjaan) para
pegawai tidak tampak dengan jelas, sehingga kepuasan kerja dapat menurun.
d. Umpan balik Bila pekerjaan-perkerjaan yang dilaksanakan pegawai memberikan
umpan balik tentang seberapa baik pelaksanaan pekerjaan mereka, maka para
pegawai akan mempunyai pedoman dan motivasi untuk melaksanakan perkerjaan
dengan lebih baik. Hasil atau nilai prestasi kerja pegawai dalam melaksanakan
tugasnya haruslah diberitahukan sehingga dapat memperbaikinya atau dapat
meningkatkannya. Sehingga kepuasan kerja dari pegawai dapat ditingkatkan.

C. PENGUKURAN KERJA

Pengukuran kerja adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan
oleh seorang operator yang memiliki skill rata-rata dan terlatih baik dalam melaksanakan

7
sebuah kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal.Tujuan pokok dari
aktivitas ini, berkaitan erat dengan usaha menetapkan waktu standar.
Waktu standar merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang
memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu standar
tersebut sudah mencakup kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan situasi
dan kondisi yang harus diselesaikan.
Organisasi mengembangkan standar waktu dengan cara yang berbeda-beda.
Walaupun manufaktur kecil dan organisasi jasa bergantung dengan estimasi subjektif dari
waktu kerja. Metode yang umum digunakan dalam pengukuran ini adalah (1) Studi Waktu
Stopwatch, (2) Waktu Elemen Standar, (3) Standar waktu yang sudah ada, (4) Pengambilan
Sampel Kerja.

1. Metode Studi Waktu Stopwatch


Dalam konteks pengukuran kerja, metoda direct stop-watch time study merupakan
teknik pengukuran kerja dengan menggunakn stop-watch sebagi alat pengukur waktu
yang ditunjukkan dalam penyelesaian suatu aktifitas yang diamati (actual time).
Waktu yang berhasil diukur dan dicatat kemudian kemudian dimodifikasikan dengan
mempertimbangkan tempo kerja operator dan menambahkannya dengan allowances.
Langkah dasar dalam studi ini adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan tugas yang akan dipelajari dan memberitahu siapa pekerja
yang akan dipelajari.
b. Menentukan Jumlah Siklus kerja yang akan diamati.
c. Mengukur Waktu dari pekerjaan tersebut dan menilai kinerja pekerja
d. Menghitung Waktu Standar.
Jumlah siklus ditentukan berdasarkan fungsi berikut, (1) keragaman dari waktu
yang diamati,(2) keakuratan yang diinginkan dan, (3) Tingkat kepercayaan yang
diinginkan untuk waktu pekerjaan yang di estimasi. Dalam menentukan ukuran
sample yang akan diamati dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
zs 2
n= ( )
ax

Keteragan:
z = Jumlah Standar deviasi normal yang diperlukan oleh karyawan
s = Standar deviasi dari sampel
a = presentase akurasi yang diinginkan
x = rata-rata sampel
Untuk lebih memahaminya maka akan kita buat kedalam contoh seperti berikut :
Contoh 1 : Seorang Analis studi waktu ingin mengestimasi waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan tertentu. Sebuah studi awal menghasilkan nilai rata-rata 6,4
menit dan standar deviasi bernilai 2,1 menit. Tingkat keyakinan yang diinginkan
adalah 95%. Berapa banyak pengamatan yang akan dibutuhkan (termasuk yang udah
dilakukan) Jika kesalahan maksimun yang diinginkan adalah :
a. ±10% dari nilai rata-rata Sampel?
b. Satu setengah menit
8
Penyelesaian :
a. s = 2,1 menit z =1,96
x = 6,4 menit a = 10%
zs 2 1,96(2,1) 2
n=( ) (
ax
=
0,10 96,4 ¿)¿ =41,36

b. e = 0,5
2
zs 2 1,96(2,1)
n= ( ) (
e
=
0,5 )=67,77 (dibulatkan menjadi 68)

2. Waktu Elemen Standar


Metode ini menggunkan sebuah data historis perusahaan tentang studi waktu.
Setelah beberapa waktu, banyak waktu elemen yang bisa diperoleh dari data,
mengeliminasi kebutuhan analis melakukan studi waktu untuk memperolehnya.
Prosedur untuk menggunakan waktu elemen standar
 Menganalisis pekerjaaan untuk mengindetifikasi elemen standar
 Memeriksa dokumen untuk elemen yang memiliki waktu historis dan
mencatatnya.
 Memodifikasi data waktu (jika diperlukan)
 Menjumlahkan waktu elemen untuk memperoleh waktu normal dan
menfaktorkan kelongggaran untuk mendapatkan waktu standar.
Salah satu keuntunggan dari penggunaan metode ini adalah penghematan
biaya dan usaha untuk melakukan studi pada masing-masing pekerjaan. Kedua
terdapat sedikit gangguan pada pekerjaan karena analis tidak perlu melakukan
pencatatan waktu dari pekerja. Ketiga penilaian pekerja tidak harus dilakukan.
Kelemahan dari metode ini adalah data waktu yang diberikan tidakn cukup
dan data waktu bias atau tidak akurat.

3. Standar Waktu yang ditentukan


Metode ini dapat disebut juga sebagai metode Predetermined Time System.
Dimana metode melibatkan penggunaan data yang dipublikasikan pada waktu elemen
standard. Sebuah system yang umum digunakan adalah methods-time-measurement
(MTM). Untuk metode ini seorang analis harus membagi pekerjaan kedalam beberapa
elemen dasar (jangkau, pindah, balik, lepas) dan apabila dapat diterapkan mengukur
jarak yang terlibat. Waktu dasar yang dihitung menggunakan dasar ukur dalam Time
Measurements Units (TMU). Satu TMU setara dengan 0.00006 menit.
Kelebihan dari metode ini adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan pada pekerja dalam jumlah besar dibawah kondisi yang
terkendali
b. Analis tidak diperlukan untuk menilai kinerja dalam mengembangkan standard
c. Tidak ada gangguan pada operasi
d. Standar bias ditetapkan bahkan jauh sebelum sebuah pekerjaan dilakukan.

9
Kekurangan dari metode ini adalah sebagai Berikut :
a. Adanya suatu kegiatan yang spesifik memerlukan generalisasi dari data yang
diterbitkan.
b. Akan adanya perbedaan cara dalam pemecahan kegiatan elemen dan hal ini
mempengaruhi pengembangan waktu dan menghasilkan estimasi waktu
berdasarakan hasil analis.
c. Perolehan standard waktu yang berbeda.

4. Pengambilan Sample Pekerja


Metode keempat untuk menentukan standar produksi atau pekerja adalah
pengambilan sampel kerja, yang dikembangkan di inggris oleh L. Tippet di tahun
1930. Pengambilan sampel kerja memperkirakan presentasi waktu yang dihabiskan
oleh seorang pekerja pada beragam pekerjaannya.  Hasilnya terutama digunakan
untuk menentukan bagaimana karyawan mengalokasikan waktu mereka diantara
beragam aktivitas. Jika pengambilan sampel kerja ini dilakukan untuk menetapkan
kelonggaran keterlambatan, metode ini sering disebut sebagai peneliatian rasio
keterlambatan (ratio delay study).
Prosedur pengambilan sampel kerja:
1.      Ambil sampel awal untuk mendapatkan sebuah perkiraan nilai parameter
2.      Hitung ukuran sampel yang dibutuhkan
3.      Buat jadwal untuk mengamati pekerja pada waktu yang layak. Konsep angka acak
digunakan untuk mendapatkan pengamatan yang benar-benar acak. Contohnya :
diambil angka acak dari table: 08. 10, 20, 25, 45. Nilai ini dapat digunakan untuk
membuat sebuah jadwal pengamatan pada pukul 10:08, 10:10, 10:20, 10:25, 10:45.
4.      Lakukan pengamatan dan catat aktivitas pekerja
5.      Tentukan bagaimana pekerja menghabiskan waktu mereka.

Formula dibawah ini memberikan ukuran sampel untuk tingkat keyakinan dan
keepatan yang diinginkan:
n = z2 p(1-p)
           h2

Dengan:
n = ukuran sampel yang dibutuhkan
z = deviasi normal standar untuk tingkat kepercayaan yang diinginkan
*z = 1 untuk tingkat kepercayaan 68%, z = 2 untuk tingkat kepercayaan 95,45%, z = 3
          untuk tingkat kepercayaan 99,73%
p = nilai perkiraan proporsi sampel (waktu kerja operator yang diamati apakah sedang
       sibuk ataukah sedang menganggur)
h = tingkat kesalahan yang dapat diterima, dalam presentasi
Fokus pada pengambilan sampel kerja adalah untuk menentukan bagaimana pekerja
mengalokasikan waktu mereka diantara beragam aktivitas yang dilakukannya. Hal ini
dapat dicapai dengan menetapkan presentasi waktu yang dihabiskan oleh seorang
pekerja pada aktivitas-aktivitas yang ada daripada sejumlah waktu tertentu yang
dihabiskan untuk tugas tertentu dibawah ini adalah kelebihan dan kelemahan
pengambilan sampel kerja diandingkan metode studi waktu.

10
D. KOMPENSASI
Kompensasi adalah masalah yang sangat signifikan dalam pekerjaan dan
sanagt berpengaruh terhadapa kionerja para pekerja. Organisasi menggunkan 2 sistem
dasar untuk melakukan pemberia kompensasi terhadap pekerja yaitu :
1. Sitem Berbasiskan Waku
Sistem ii juga dikenal sebagai sistem per jam dan ukuran upah harian,
memberikan kompensasi pada karyawan berdasarkan waktu ketika karyawan
bekerja dalam satu periode pembayaran. Pekerja digaji juga mewakili sebuah
bentuk dari kompensasi berbasis waktu.
2. Sistem Berbasiskan hasil/Insentif
Sistem ini memeberikan kompensasi pada karyawan berdasarkan jumlah produk
yang dihasilkn dalam sebuah periode waktu sehingga pembiayaan sangat terikat
dengan kinerja. Insentif diberikan kepada pekerja berdasarkan hasil kerja mereka,
menyebabkan beberapa pekerja menghasilkan lebih banyak produk dibandingkan
dengan sistem berbsis waktu.

MANAJEMEN PEKERJA
BERBASIS WAKTU
1. Biaya buruh yang stabil 1. Upah yang stabil
2. Mudah untuk diatur 2. Tekanan untuk
Keuntungan 3. Perhitungan upah yang mengahsilkan sesuatu
sederhana tidak sebesar Sistem
4. Hasil yang Stabil hasil
1. Tidak ada insentif bagi 1. Usaha Ekstra untuk
Kerugian pekerja untuk mendapatkan
meningkatkan hasil penghargaan
BERBASIS HASIL
1. Upah berdasarkan hasil
1. Biaya yang rendah per
usaha
unit
Keuntungan 2. Kesempatan untuk
2. Hasil yang lebih besar
mendapatkan lebih
banyak
1. Perhitungan Upah lebih
sulit
2. Perlu untuk mengukur 1. Upah Fluktuatif
Hasil 2. Pekerja dapat dikenai
3. Kualitas dikorbankan penalti karena faktor-
Kerugian
4. Sulit Untuk memasukkan faktor diluar kendali
kenaikan gaji mereka ( misalnya,
5. Permasalahan rusak Mesin )
penjadwalan yang
meningkat

Pembayaran berbasiskan insentif terbagi lagi menjadi 2 yaitu, Rencana insentif


Individu dan Rencana Insentif Kelompok.

11
Rencana insentif Individu adalah pekerjaan yang harus dibayar menurut hasil yang
dikerjakan. Berdasarkan rencana ini, pengupahan seorang pekerja adalah fungsi linear
langsung.
Rencana Insentif Kelompok adalah pendekatan tim, yang banyak digunakan oleh
perusahaan saat ini untuk pemecahan permasalahan dan peningkatan yang berkelanjutan
penekanannya pada kinerja tim.

3. Sistem Pengupahan Berbasiskan Pengetahuan


Sistem ini merupakan sebuah cara pembayaran yang berdasarkan pengetahuandari
pekerja. Pengupahan Berbasiskan pengetahuan memiliki tiga dimensi yaitu Horizontal,
Vertikal dan Mendalam.

4. Kompensasi Manajemen
Dengan penekanan baru pada layanan konsumen dan mutu, sistem
penghargaan yang sedang direstruksikan untuk mengambarkan dimensi baru dari
kinerja. Selain itu pengupahan eksekutif dianyak perusahaan terikat dengan hasil.

E. Analisis metode

Salah satu teknik yang digunakan oleh self directed tim dan analisis pekerjaan adalah
analisis metode atau method analysis, yang berfokus pada Bagaimana pekerjaan yang
dilakukan titik desain pekerjaan seringkali diawali dengan sebuah analisis dari operasi
keseluruhan. Kemudian membahas detail spesifik dari pekerjaan, mengkonsentrasikan pada
pengaturan tempat kerja dan perpindahan bahan baku atau pekerja. Analisis metode ini bisa
menjadi sumber peningkatan produktivitas yang bagus. Kebutuhan akan analisis metode ini
bisa berasal dari sejumlah sumber yang berbeda:
 Perubahan pada alat dan perlengkapan
 Perubahan pada desain produk atau pengenalan produk baru
 Perubahan pada bahan baku atau prosedur
 Peraturan pemerintah atau perjanjian kontraktual
 Faktor-faktor lain misalnya kecelakaan, permasalahan kualitas.

Prosedur dasar dalam analisis metode adalah sebagai berikut:


 Mengidentifikasi operasi yang akan dipelajari dan mengumpulkan semua fakta yang
berhubungan dengan alat perlengkapan, bahan baku dan sebagainya
 Untuk pekerjaan yang ada saat ini diskusikan pekerjaan dengan operator dan
supervisor untuk mendapatkan masukan dari mereka.
 Mempelajari dan mendokumentasikan metode yang ada saat ini dari sebuah
pekerjaan yang ada menggunakan grafik. Untuk pekerjaan baru kembangkan grafik
Berdasarkan informasi tentang kegiatan yang terlibat.
 Menganalisis pekerjaan
 Mengajukan metode baru
 Menerapkan metode baru

12
 Menindaklanjuti penerapan untuk memastikan bahwa peningkatan telah dicapai

F. Studi gerak

Studi gerak atau motion study merupakan sebuah studi yang sistematis mengenai gerak
manusia yang digunakan untuk melakukan sebuah operasi. Tujuannya adalah untuk
mengeliminasi gerak yang tidak perlu dan untuk mengidentifikasi rangkaian terbaik dari
gerak untuk efisiensi maksimal. Dengan demikian studi gerak bisa menjadi sebuah
kesempatan penting untuk peningkatan produktivitas. Ada beberapa teknik berbeda yang bisa
digunakan oleh analisis studi gerak untuk mengembangkan prosedur dan efisien titik teknik
yang paling sering digunakan yaitu:
1. Prisnsip studi gerak
2. Analisis therbligs
3. Studi gerak mikro
4. Grafik

Karya Gilbert memberikan dasar bagi pengembangan prinsip studi gerak atau motion
study principles yang merupakan pedoman untuk mendesain prosedur kerja yang efisien
dalam gerak. Therblig merupakan gerak dasar di mana istilah therblig merupakan nama
Gilbert yang yang di eja secara terbalik (kecuali bagian TH). Pendekatan ini memecah
pekerjaan hingga elemen dasar dan mendasarkan peningkatan pada analisis dan elemen dasar
tersebut dengan mengeliminasi, mengkombinasikan dan mengatur ulang. Beberapa therblig
lainnya adalah memeriksa, posisi, rencana, istirahat, dan menunda. Menjelaskan sebuah
pekerjaan menggunakan therblig seringkali melakukan banyak sekali pekerjaan namun untuk
bekerja singkat dan berulang analisis therblig dapat dibenarkan.

G. Kondisi bekerja

Kondisi bekerja merupakan sebuah aspek yang penting dalam desain pekerjaan. Faktor
fisik seperti temperatur kelembaban, ventilasi, pencahayaan, dan kebisingan bisa memiliki
dampak yang signifikan terhadap kinerja pekerja dalam hal produktivitas, kualitas hasil, dan
kecelakaan.
 Temperatur dan kelembaban di mana manusia bisa tetap beraktivitas di bawah
rentang temperatur dan kelembaban yang luas agar kinerja pekerjaan cenderung
terpengaruh jika temperatur atau kelembaban berada diluar rentang kenyamanan
yang sangat sempit.
 Ventilasi di mana bau yang tidak menyenangkan bisa mengganggu dan berbahaya
bagi pekerja kecuali jika asap dan debu secara periodik dibersihkan udara bisa
dengan cepat menjadi apa dan mengganggu.
 Pencahayaan di mana jumlah pencahayaan yang dibutuhkan bergantung pada jenis
pekerjaan yang dilakukan semakin detail pekerjaan semakin tinggi tingkat
pencahayaan yang diperlukan.

13
 Kebisingan dan getaran di mana kebisingan merupakan suara yang tidak diinginkan
kebisingan disebabkan oleh peralatan dan manusia. Hal ini bisa merusak atau
melemahkan pendengaran jika terlalu keras titik dalam beberapa contoh sumber
dari kebisingan bisa di isolasi dari area kerja lainnya jika tidak layak, dinding dan
langit-langit kedap suara atau dinding antara yang bisa memantulkan gelombang
suara bisa berguna.
 Istirahat kerja di mana frekuensi, panjang, dan waktu dari istirahat kerja bisa
memiliki dampak yang signifikan bagi produktivitas dan kualitas hasil.
 Keamanan kerja merupakan salah satu masalah mendasar dalam desain pekerjaan
titik karya ini memerlukan perhatian yang konstan dari manajemen karyawan dan
designer. pekerja tidak bisa secara efektif termotivasi jika mereka merasa berada
dalam bahaya.
 Penyebab kecelakaan di mana ada dua penyebab dasar kecelakaan yaitu
kecerobohan pekerja dan risiko kecelakaan. Kecerobohan Berasal dari tindakan
yang tidak aman misalnya mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi,
mengendarai sambil minum minuman beralkohol serta tidak menggunakan
peralatan pengamanan dan mengabaikan prosedur keamanan. OSH dianggap
sebagai sebuah pengaruh besar dalam keputusan manajemen operasi di semua
bidang terkait dengan keselamatan kerja. OSH telah mempromosikan kesejahteraan
dan keselamatan pekerja dalam perannya sebagai pendorong, mendorong
perusahaan-perusahaan untuk membuat perubahan yang mereka sadari diperlukan
Tapi belum sempat melakukannya.
 Masalah etika ini mempengaruhi operasi melalui metode kerja, kondisi kerja dan
keselamatan pekerja, pencatatan yang akurat penilaian kinerja yang tidak bias dan
kompensasi yang adil serta kesempatan untuk berkembang.

BAB III
PENUTUP

14
A. KESIMPULAN
Setiap perusahaan memiliki Desain sistem kerja mereka masing-masing dan
hal tersebut berdasarkan, hal apa yang menjadi orientasi mereka (pendekatan ) dalam
menjalankan perusahaan. Baik perusahaan kecil maupun besar pasti memiliki sitem
pemberian kompensasi dan pengukuran kerja karyawan mereka dengan metode
masing-masing. Setiap metode memiliki kelebihan masing-masing dan kelemahan
juga. Namun Baik Strategi, Desain Pekerjaan, pengukuran kerja dan kompensais
sangat saling berhubungan serta membangun satu kesatuan utuh dalam Desain Sistem
Kerja.

B. SARAN
Sebaiknya setiap organisasi memili sistem kerja yang memang menandakan identitas
organisasi tersebut

DAFTAR PUSTAKA

15
Heizer, Jay. 2005. Manajemen Operasi. Edisi 7. Jakarta : Salemba Empat
Stevenson,William J, Sum Chee Chuong.2013. Manajemen Operasi Perspektif Asia
(Operation Management An Asian Perspective. Yogyakarta : Salemba Empat

16

Anda mungkin juga menyukai