Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

Konsep kewirausahaaan

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampuh : Arvinda C. Lalang, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :

GAYUS PRASETIA JELAHU(2001060070)

FERDIANA MARIA DIU

DERU SAMADARA

ADIANI NOMLENI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kosep Kewirausahaan.” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Arvinda
C Lalang, S.Pd.,M.Pd. pada mata kuliah Strategi Pembelajaran Kimia. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan cakupan bahasan konsep kewirausahaan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Arvinda C. Lalang, S.Pd.,M.Pd. selaku


dosen mata kuliah KEWIRAUSAHAAN yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang penulis tekuni. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki maka penulis meminta kritik dan
saran yang sifatnya membangun.

Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua.

Kupang, 27 Januari 2022

Penulis.
DAFTAR ISI

Kata
pengantar…………………………………………………………………………………………....
....................i

Daftar
isi………………………………………………………………………………………………........
.....................ii

BAB 1 PENDAHULUAAN

A. Latar Belakang
……………………………………………………………………………...............................ii

B. Rumusan Masalah
…………………………………………………………………………............................iv

C. Tujuan
………………………………………………………………………………………………...........
................................v.

BAB II PEMBAHASAAN

2.1). Konsep Manajemen Industri dan Fungsi Manajemen.........................................

2.2). Pengertian dan Klasifikasi

Tipe kepemimpinan Serta Implementasinya.....................................,..........................

2.3). Prinsip-prinsip Organisasi,

struktur Organisasi dan implementasinya..................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................................

B. Saran................................................,...........................................................................
C. Daftar Pustaka..........,.................................................................................................................

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Manajemen industri adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan


pengontrolah sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk menggerakan pembangunan
ekonomi manusia secara sistematik yang tersusun atas factor-faktor sejara, seni dan desain, ekonomi
pemasaran, teknologi geografi dan dampak social sehinggamengandung keuunggulan secara komparatif,
kopmpetitif dan kombinasi komparatif-kompetitif yang mampu menjamin kehidupan manusia dan
prosesnya dapat berjalan efektif dan efesien.Manajemen industri merupakan salah satu faktor
terpenting dalam pembangunan suatu perindustrian. Jika manajemen di industri tersebut berkembang
pesat, maka dapat dipastikansuatu prusahaan atau pabrik tersebut adalah prusahaan maju dan pekerja
hidup sejahtera.Sebaliknya, jika manajemen di perusahan tersebut tidak berkembang atau mengalami
stagnasi,maka tingkat kebangkrutan dan keberlangsungan operasi perusahan tersebut cukup tinggi.

Dunia usaha, sekarang banyak dimana- mana. Kegiatan manajemen sumber daya manusiakeamanan
keselamatan kerja dan pemasaran harus dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaanmemperoleh
keuntungan yaitu dengan mengadakan kegiatan promosi yang terarah, terencana danterpadu. Kegiatan
promosi harus sejalan dengan rencana pemasaran yang diarahkan dan dikendalikanuntuk
mengembangkan laju perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

* Apa yang dimaksud dengan Manajemen industri serta apa saja fungsi manajemen

* Apa pengertian dan klasifikasi tipe kepemimpinanan dan implementasinya?

* Apa saja prinsip Organisasi, struktur Organisasi dan implementasinya?

1.3 Tujuan

* Untuk Memahami Apa yang dimaksud dengan Manajemen industri serta apa saja fungsi manajemen

* Untuk Memahami Apa pengertian dan klasifikasi tipe kepemimpinanan dan implementasinya?

* Untuk Mehami Apa saja prinsip Organisasi, struktur Organisasi dan implementasinya?

BAB 11

PEMBASAHAN

2.1). ******Apa Itu Manajemen Industri?

Dalam manajemen industri, sebuah industri perlu menggunakan empat konsep utama yaitu planning
(perencanaan), organizing (pengaturan), leading (kepemimpinan) dan controlling (pengendalian).

Pengertian manajemen industri itu sendiri adalah sebuah tindakan atau cara yang dilakukan sebuah
industri secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan bisnisnya.
Manajemen industri menjadi salah satu cabang dalam manajemen yang berkaitan dalam menciptakan
dan mengelola sistem serta mengintegrasikan dengan berbagai resources seperti sumber daya alam,
manusia dan teknologi.

Manusia dan teknologi yang berupa sistem informasi merupakan dua faktor penting dalam
pengaplikasian manajemen ini. Harapannya akan menjadi sebuah sistem yang produktif dan bisa
meningkatkan keuntungan bagi bisnis tersebut.

Fungsi Manajemen Industri

Manajemen industri itu sendiri memiliki banyak fungsi antara lain dari segi planning (perencanaan),
organizing (pengaturan), leading (kepemimpinan) dan controlling (pengendalian).

•••Segi Planning (Perencanaan)

Fungsi pertama yaitu proses perencanaan yang biasanya dilakukan oleh manajer tiap divisi di
perusahaan. Proses perencanaan harus dilakukan dengan matang untuk memperoleh hasil dan tujuan
yang maksimal. Begitu pun dengan penentuan proses yang akan dilakukan, agar tercipta efisiensi kerja
dari seluruh divisi.

Hal yang biasanya dilakukan dalam proses awal ini:

Membuat dan menjabarkan suatu tujuan atau sasaran dari sebuah proses industri.

Membangun strategi yang tepat agar tujuannya bisa terwujud.

Membantu mengembangkan suatu rencana untuk melakukan koordinasi sebuah kegiatan dalam
industri.

•••Segi Organizing (Pengaturan)

Fungsi berikutnya dari manajemen ini adalah pengaturan (organizing). Perencanaan yang sudah
ditentukan di tahap sebelumnya, lalu diatur mengenai cara pelaksanaannya agar tidak ada hal bias dan
mengakibatkan pihak-pihak yang terkait merasa bingung. Berikut ini cara yang dilakukan:

Membantu menentukan keperluan dan kebutuhan dalam sebuah industri.


Menentukan pihak atau individu yang bertanggung jawab melakukan kegiatan.

Menentukan cara kerja dari kegiatan yang sudah ditentukan.

Menentukan pihak atau individu yang harus melaporkan dan kepada siapa mereka harus
melaporkannya.

•••Segi Leading (Kepemimpinan)

Agar semua pekerja yang terlibat menjalankan tugas sesuai prosedur dan berjalan baik, maka diperlukan
seorang pemimpin baik itu CEO atau manajer.

Para pemimpin ini harus bisa menciptakan suasana kerja yang menyenangkan serta memotivasi pekerja
agar seluruh pekerjaannya berjalan maksimal. Tujuannya tentu saja agar bisa mencapai tujuan yang
sudah ditentukan sebelumnya.

Cara yang bisa dilakukan antara lain:

Membantu mengarahkan semua individu di dalam tim.

Memberikan motivasi agar kinerja dapat selalu berjalan baik.

Membantu komunikasi yang efektif antar tim.

Membantu menyelesaikan permasalahan atau konflik dalam sebuah kegiatan industri.

••• Segi Controlling (Pengendalian)

Fungsi yang terakhir adalah controlling atau pengendalian. Seluruh pekerjaan perlu dikontrol agar bisa
berjalan sesuai rencana dan tujuan yang sudah ditentukan.

Controlling ini tujuannya agar bisa segera melakukan koreksi dan memperbaiki apabila ada kesalahan
yang ditemui, sebelum kesalahan tersebut semakin besar dan malah menyebabkan banyak kerugian
bagi bisnis.

Pihak yang bertanggung jawab dalam proses ini adalah manajemen puncak dan menengah. Kegiatan
yang dilakukan antara lain:
Melakukan monitor terhadap kegiatan agar sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.

Memperbaiki penyimpangan atau kesalahan yang terjadi dalam kegiatan industri.

***Tingkat Manajemen Industri

Ada dua tingkatan manajemen yaitu vertikal dan horizontal. Apa bedanya, ya?

••Tingkat Manajemen Vertikal

Tingatan manajemen vertikal dibagi menjadi top management (manajemen puncak), middle
management (manajemen menengah) dan first line management (manajemen fungsional).

-Top Management

Tingkatan paling atas dalam manajemen adalah seorang CEO (Chief Executive Officer) atau disebut juga
Direktur Utama. CEO memiliki tugas manajerial yang merupakan pembuat kebijakan dan strategi untuk
jangka waktu yang panjang untuk perusahaan.

CEO adalah orang yang akan memastikan semua kegiatan perusahaan dapat berjalan baik dan bisa
menghasilkan keuntungan yang diinginkan perusahaan.

-Middle Management

Middle management biasanya berisi para manajer dari tiap divisi industri. Tanggung jawab manajer
adalah membuat dan merencanakan kegiatan yang bersifat teknis seperti misalnya produksi barang
yang harus dilakukan tepat waktu termasuk pengirimannya.

-First Line Management

Tingkatan di bawah middle management adalah first line management atau manajemen fungsional dan
diisi oleh supervisor. Tugas supervisor ini adalah mengarahkan pekerjaan tim di bawahnya dan biasanya
bersifat operasional. Pekerjaan yang perlu dilakukan berdasarkan pada rencana yang sudah dibuat
manajer divisi terkait.

*** Tingkat Manajemen Horizontal


Produksi: bertugas melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proses produksi termasuk
tanggung jawab terhadap bahan baku dan produk jadi.

Keuangan: bertugas melakukan pengelolaan keuangan bisnis agar kegiatan operasionalnya bisa berjalan
baik.

Akuntan: bertugas dan bertanggung jawab terhadap pencatatan transaksi keuangan bisnis serta laporan
keuangannya.

Personalia: bertugas mengelola SDM dari pengrekrutan, penilaian hingga penggajian karyawan.

Administrasi: bertugas melakukan arsip, surat menyurat dan kegiatan administrasi lainnya yang
diperlukan perusahaan. Divisi administrasi perlu memahami tentang segala hal yang berhubungan
dengan manajemen administrasi.

Penelitian dan pengembangan: bertugas meriset market (pasar), melakukan pengembangan produk dan
menganalisis kompetitor.

2.2). ********Mengenal Kepemimpinan dan Model Kepemimpinan

Kedua istilah tersebut sering kali kita temui baik itu dalam literature ataupun dalam perbincangan
sehari-hari di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Sementara itu diantara masyarakat itu sendiri
banyak yang belum memahami artinya dengan benar. Penulis yakin apabila hal tersebut ditanyakan
kepada orang-orang yang berada disekitar kantor kita, satu dengan yang lainnya tentu mempunyai
penafsiran yang berbeda-beda yang tidak sesuai dengan definisi sebagaimana yang kita temui dalam
literature manajemen. Marilah kita simak bersama-sama makna yang benar dari kedua istilah tersebut
sesuai dengan ilmu manajemen.

Dalam bab ini akan dibahas lebih mendalam tentang Power daripada 2 aspek lainnya yaitu Vision dan
self confidence. Pertimbangannya karena Power merupakan motif yang sangat kuat dan dibutuhkan bagi
seorang manager atau leader agar mencapai keberhasilan dalam memimpin suatu organisasi

Mengenal Kepemimpinan dan Model Kepemimpinan


Kedua istilah tersebut sering kali kita temui baik itu dalam literature ataupun dalam perbincangan
sehari-hari di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Sementara itu diantara masyarakat itu sendiri
banyak yang belum memahami artinya dengan benar. Penulis yakin apabila hal tersebut ditanyakan
kepada orang-orang yang berada disekitar kantor kita, satu dengan yang lainnya tentu mempunyai
penafsiran yang berbeda-beda yang tidak sesuai dengan definisi sebagaimana yang kita temui dalam
literature manajemen. Marilah kita simak bersama-sama makna yang benar dari kedua istilah tersebut
sesuai dengan ilmu manajemen.

Apa itu Kepemimpinan?

Dalam istilah umum khususnya di manajemen, kepemimpinan itu sering disebut dengan istilah Leader

Ada beberapa definisi dari kepemimpinan antara lain:

1. Getting things done yaitu mencapai hasil melalui orang lain

2. Menggerakkan orang lain untuk mencapai hasil kerja yang diinginkan

3. Kepemimpinan itu adalah pengaruh, tidak lebih dan tidak kurang

4. Kepemimpinan adalah satu kata yaitu Influence artinya mempengaruhi, memotivasi, mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi

Kesimpulan :
Kepemimpinan itu adalah tentang bagaimana mempengaruhi orang lain, bawahan atau pengikut agar
mau mencapai tujuan yang diinginkan sang pemimpin.

Apa itu Model Kepemimpinan ?

Dalam ilmu manajemen pada umumnya, dikenal 3 (tiga) model kepemimpinan. Pada umumnya ketiga
model kepemimpinan ini sering kita lihat pada diri para leader dalam praktek sehari-hari dalam
memanage kantor atau perusahaan. Masing-masing model mempunyai warna tersendiri, ada yang
timbulnya karena anugerah Tuhan YME, ada juga timbulnya sangat erat hubungannya dengan sifat atau
karakter dari seseorang itu sendiri, bahkan ada yang timbul karena hasil dari proses pembelajaran.

Ketiga model kepemimpinan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kepemimpinan Karismatik adalah :

Kepemimpinan yang berasal dari anugerah Tuhan, yang mana pemimpin tersebut mempunyai
kemampuan luar biasa, magnit yang kuat dan adanya ketertarikan emosional yang kuat dari yang
dipimpin kepada pemimpinnya.

Contohnya : Bung Karno, Anwar Sadat, Mahatma Gandhi.

2. Kepemimpinan Transaksional adalah :

a. Kepemimpinan untuk mengendalikan bawahan dengan cara menggunakan kekuasaan untuk


mencapai hasil.

b. Mengelola bawahan dengan memberi reward dan punishment.


c. Biasa menerapkan transaksi yang saling menguntungkan dengan bawahan.

3. Kepemimpinan Transformasional adalah :

Model kepemimpinan yang efektif dan telah diterapkan di berbagai organisasi internasional yang
mengelola hubungan antara pemimpin dan pengikutnya dengan menekankan pada beberapa factor
antara lain perhatian (attention), komunikasi (communication), kepercayaan (trust), rasa hormat
(respect) dan resiko (risk).

4 (empat) perilaku spesifik dari Kepemimpinan Transformasional

Seorang pemimpin dapat dikategorikan mempunyai sifat kepemimpinan trasformasional manakala


memiliki perilaku sebagai berikut :

1. Credible, artinya mempunyai sifat konsisten dan komitmen yang tinggi apa yang diucapkannya
dengan yang diperbuat.

2. Creation Opportunities, artinya menciptakan peluang bagi orang lain untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan.

3. Carying, artinya menunjukkan kepedulian kepada orang lain sehingga membuat bawahan merasa
diakui menjadi bagian dari organisasi.

4. Communication, artinya mempunyai ketrampilan komunikasi yang baik dengan orang lain.
Terdapat 3 (tiga) aspek dalam Kepemimpinan Transformasional, yakni :

1. Vision adalah kemampuan diri untuk menggambarkan, menjelaskan dan meyakinkan bawahan
tentang kondisi masa depan yang diinginkannya sekaligus mewujudkannya.

2. Power adalah memiliki pengaruh, kendali dan kuasa terhadap orang lain atau kelompok sehingga
mendapatkan dukungan yang kuat untuk mencapai tujuannya.

3. Self Confidence adalah kepercayaan diri untuk bertindak yang bersumber dari pengalaman atas
hal-hal yang terjadi pada kehidupannya.

**** Power

Dalam bab ini akan dibahas lebih mendalam tentang Power daripada 2 aspek lainnya yaitu Vision dan
self confidence. Pertimbangannya karena Power merupakan motif yang sangat kuat dan dibutuhkan bagi
seorang manager atau leader agar mencapai keberhasilan dalam memimpin suatu organisasi ( need for
power ).

Dengan memiliki power seorang manager atau leader akan mendapatkan dukungan dari orang lain. Ini
berarti seorang manager atau leader membutuhkan pengaruh dan kekuasaan untuk bisa mencapai
tujuannya.

**Unsur Kepeminpinan Transformasional


Terdapat 8 (delapan) unsur dalam Kepemimpinan Transformasional yang berpengaruh bagi seorang
manajer atau leader dalam mencapai tujuan organisasi. Kedelapan unsur tersebut adalah sebagai
berikut

1. Budaya Organisasi

Yang dimaksud dengan budaya organisasi disini adalah :

a. Nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi

b. Norma-norma yang mengarahkan bagaimana para anggota seharusnya berperilaku

c. Nilai-nilai tentang apa yang seharusnya ada dan diterapkan di dalam organisasi

Contoh budaya organisasi yang ada di Kementerian Keuangan : Integritas, Profesionalisme, Sinergi,
Pelayanan, Kesempurnaan. Contoh budaya organisasi yang ada di DJKN : Integritas, Komitmen,
Ketulusan. Contoh ekstrim seperti bushido yang menjadi prinsip hidup para samurai di Jepang.

2. Integrity

Pengertian secara sederhana dari integrity adalah mempertahankan tingkat kejujuran dan etika yang
tinggi dalam perkataan dan tindakan sehari-hari. Integrity ini memiliki 4 level, yakni :

a. Dapat dipercaya ( sama dalam kata dan perbuatan ).

b. Sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya kebenarannya.


c. Konsisten menerapkan norma-norma yang ada.

d. Bertindak sesuai kode etik dan prinsip moral.

Intinya adalah kualitas untuk bertindak jujur dan memiliki prinsip moral yang kuat

3. Continuous Improvement

a. Perbaikan yang berkesinambungan ( terus menerus ) yang bertujuan untuk peningkatan proses kerja
organisasi, peningkatan kualitas, efisiensi, atau efektivitas .

b. Seorang pemimpin harus secara aktif mampu mendorong setiap bawahan untuk melakukan
peningkatan hasil dan proses kerja melalui perbaikan-perbaikan .

c. Mampu menciptakan lingkungan yang terus menerus melakukan perbaikan proses kerja.

4. Continuous Learning

a. Pembelajaran berkesinambungan yakni belajar memperluas pengetahuan dan ketrampilan baik


melalui proses pembelajaran formal maupun informal.

b. Mampu memberi inspirasi kepada bawahan untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
yang relevan dengan pekerjaan

c. Orang yang selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sepanjang masa kerja

Pemimpin ini mampu memberi contoh dan dorongan kepada orang lain untuk belajar terus menerus.
5. Managing Others

a. Mengarahkan dan memimpin orang lain untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi

b. Pemimpin ini mampu secara efektif mengelola dan mengarahkan kegiatan orang lain

c. Mereka bekerja melalui orang lain untuk mencapai tujuan dan mendorong kinerja melalui motivasi

d. Pemimpin ini memberi kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan atau melakukan
tugas-tugas yang menantang ini terjadi saat orang yang dipimpinnya sangat mampu dan termotivasi
( Laissez-Faire )

e. Mereka memiliki tipe pendidik dan pelatih.

6. Interpersonal Communication

a. Berkomunikasi secara jelas dan efektif dengan orang-orang di dalam dan di luar organisasi

b. Menyampaikan informasi, pikiran, atau pendapat dengan jelas, singkat, dan tepat serta
menggunakan tata bahasa yang baik

c. Bersikap terbuka dan mendengarkan orang lain

d. Menyampaikan suatu informasi yang sensitif dan/atau rumit dengan cara penyampaian dan kondisi
yang tepat sehingga dapat dipahami pihak lain\
e. Menyampaikan informasi kepada pihak lain dengan cara-cara menarik dan mudah dimengerti

7. Stakeholder Service

a. Stakeholder adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang
mempunyai peran dalam menentukan perusahaan

b. Stakeholder service adalah mengenali dan memahami kebutuhan pemangku kepentingan


( stakeholders ) dan menyampaiakn hasil yang melebihi harapan pemangku kepentingan

c. Orang ini cenderung memiliki keinginan untuk menyenangkan pemangku kepentingan sebaik-
baiknya dengan cara mengenali kebutuhan pemangku kepentingan dan memastikan bahwa pemangku
kepentingan akan merasa puas

d. Prinsip : Better, Faster, Newer, Cheaper, More Simple

8. Mengelola Bawahan

Dalam mengelola bawahan pada dasarnya terdapat 4 (empat) tipe bawahan, yakni sebagai berikut : Tipe
Konstruktif, Tipe Impulsif, Tipe Rutin, Tipe Subversi

Adapun penjelasan dari masing-masing tipe tersebut berikut tips cara mengelolanya adalah sebagai
berikut :

a. Tipe Bawahan Konstruktif

Berani mengemban tanggung jawab, dapat dipercaya, mampu memahami dan menginterpretasikan
keinginan atasan, tidak sekadar meniru atasan, tetapi memiliki pemikiran kreatif, berpandangan
kedepan, memiliki ambisi serta tanggap terhadap berbagai situasi.
TIPS :

Bawahan tipe konstruktif sangat potensial untuk dikembangkan, berikan sasaran yang ingin dicapai,
kemudian menyerahkan teknis pelaksanaan tugas kepada bawahan tersebut.

b. Bawahan Tipe Rutin

Tingkat kemampuan intelektual dan daya imajinasi di bawah tipe konstruktif, kurang memiliki inisiatif,
cenderung gamang jika tanpa petunjuk dan arahan yang jelas, namun jika diarahkan dengan benar, ia
dapat bekerja dengan loyal dan sepenuh hati

TIPS :

Bawahan tipe rutin dapat bekerja efektif jika diberi arahan yang jelas, berikan saran yang hendak
dicapai, kemudian memberikan arahan dan prosedur yang jelas. Jika perlu dengan target waktu.

c. Bawahan Tipe Impulsif

Cenderung mudah berubah mengikuti lingkungan (seperti bunglon), melakukan tugas atas dasar suka
atau tidak suka pada pimpinan, sangat tidak imajinatif

TIPS :

Utamakan pendekatan personal serta berikan arahan dan petunjuk yang lengkap beserta target, gar
bekerja dengan baik pimpinan harus berikan perhatian dan teladan.

d. Bawahan Tipe Subversif


Sulit dikontrol, tidak memiliki prinsip yang kuat, cenderung memikirkan keuntungan pribadi, dapat
menghalalkan berbagai cara untuk mencapai keinginan ( misal: provokasi, menjilat, dsb

TIPS :

Berikan tugas dengan penekanan pada sasaran yang hendak dicapai, jika memungkinkan, janjikan
imbalan atau hukuman yang sesuai.

2.3). *****PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI

1) Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.

Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu
organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.

2) Prinsip Skala Hirarkhi.

Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan
sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan
pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.

) Prinsip Kesatuan Perintah.

Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.

4) Prinsip Pendelegasian Wewenang.

Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu
dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat
menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan
meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan
mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5) Prinsip Pertanggungjawaban.

Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.

6) Prinsip Pembagian Pekerjaan.

Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan
tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada
kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan
memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas
jalannya organisasi.

7) Prinsip Rentang Pengendalian.

Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi
secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu
organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.

8) Prinsip Fungsional.

Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya,
kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.

9) Prinsip Pemisahan.

Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.

10) Prinsip Keseimbangan.

Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini,
penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi
tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya
sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan
berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.

11) Prinsip Fleksibilitas


Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika
organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor),
sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.

12) Prinsip Kepemimpinan.

Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi
mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin
organisasi tersebut.

Pengertian, Fungsi, dan Peran Struktur Organisasi Perusahaan

Sebelum masuk ke dalam contoh serta tips bagaimana membentuk struktur organisasi yang baik, mari
kita pahami terlebih dahulu pengertian serta fungsi dari adanya struktur organisasi yang jelas di dalam
sebuah perusahaan.

Pengertian Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah sebuah garis hierarki atau bertingkat yang mendeskripsikan komponen-
komponen yang menyusun perusahaan, di mana setiap individu atau SDM yang berada pada lingkup
perusahaan tersebut memiliki posisi dan fungsinya masing-masing.

Struktur organisasi dibuat untuk kepentingan perusahaan dengan menempatkan orang-orang yang
berkompeten sesuai dengan bidang dan keahliannya.

Bagi HRD, dengan adanya struktur organisasi, kita juga bisa mengetahui peran dan tanggung jawab
karyawan-karyawannya. Dengan menempatkan seseorang ke dalam sebuah posisi dalam struktur sesuai
dengan kemampuannya juga bisa menjadi patokan HR dalam menentukan jumlah gaji karyawan
bersangkutan.

Mengapa kita butuh struktur organisasi? -Menurut Drucker-


“Manajemen adalah tentang manusia. Fungsinya adalah untuk memungkinkan orang bekerja sama
untuk mencapai hasil dan memungkinkan mereka untuk mengembangkan kekuatan mereka dan
membuat kelemahan mereka tidak relevan. “

Jika A pandai dalam pemasaran tetapi tidak dengan penjualan, sedangkan B sebaliknya, pandai dalam
penjualan tetapi tidak dengan pemasaran, kerja sama adalah cara paling efisien untuk mencapai tujuan
tunggal. Setiap kekuatan berguna dalam sistem organisasi.

Organisasi sendiri adalah sebuah sistem dimana pekerjaan dibagi dan diserahkan kepada sekelompok
orang yang bekerja sama demi tercapainya tujuan organisasi. Kelompok-kelompok tersebut memiliki
lapisan dengan peran yang berbeda dan saling berkesinambungan.

Sehingga sangat krusial adanya struktur organisasi yang baik di dalam perusahaan Anda.

Fungsi dan Peran Struktur Organisasi

Apakah kehadiran struktur organisasi penting di dalam sebuah perusahaan? Jawabannya, ya, sangatlah
penting.

Struktur organisasi yang tersusun sesuai karakteristik perusahaan akan sangat bermanfaat bagi jalannya
operasional perusahaan. Bagi sebuah perusahaan, struktur organisasi merupakan salah satu fungsi dasar
bagi sebuah manajemen untuk mencapai target, strategi, dan sasaran yang ditetapkan oleh sebuah
perusahaan.

Adapun beberapa hal yang membuat struktur organisasi dalam perusahaan menjadi sangat penting,
adalah karena berbagai perannya sebagai berikut:

1. Menjelaskan tanggung jawab setiap anggota organisasi/perusahaan

Setiap anggota suatu organisasi atau perusahaan tentunya harus bertanggung jawab kepada
pimpinannya atau kepada atasannya yang telah memberikan kewenangan, karena pelaksanaan atau
implementasi kewenangan tersebut yang perlu dipertanggungjawabkan.
2. Menjelaskan kedudukan setiap anggota organisasi/perusahaan

Kejelasan mengenai kedudukan disini artinya setiap anggota atau seseorang yang ada di dalam struktur
organisasi dapat mempermudah dalam melakukan koordinasi dan hubungan. Hal ini dikarenakan
adanya keterkaitan penyelesaian mengenai suatu fungsi yang telah dipercayakan kepada seseorang atau
anggota.

3. Memperjelas jalur hubungan dalam melaksanakan pekerjaan

Artinya, semua orang dapat mengetahui batas tanggung jawab masing-masing personil, juga tahu kapan
dan bagaimana cara berkolaborasi untuk memudahkan dalam mencapai tujuan atau kebutuhan.

4. Memperjelas uraian tugas

Uraian tugas yang jelas akan sangat membantu pihak atasan maupun pimpinan untuk dapat melakukan
pengawasan dan pengendalian. Selain itu, bagi bawahan juga dapat lebih berkonsentrasi dalam
melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan karena uraian yang jelas.

Keberadaan struktur perusahaan akan memperjelas pembagian tugas untuk masing-masing pemegang
jabatan. Rincian pembagian tugas dalam perusahaan tentu saja merupakan hal yang wajib dipahami
oleh tim HRD. Hal ini menyangkut fungsi HR sebagai jembatan informasi antara perusahaan dengan
seluruh karyawan.

Dengan mengetahui pembagian tugas untuk setiap jabatan, artinya tim HR telah mengetahui seperti apa
alur penyampaian informasi yang ideal dalam perusahaan tersebut.

Manfaat Struktur Organisasi Perusahaan

Meski tak semua perusahaan menggunakan struktur organisasi, tetapi menerapkan hal tersebut akan
memberikan beragam manfaat, yaitu:

1. Komunikasi lebih baik

Struktur organisasi mendorong komunikasi antar karyawan dan tim lebih baik. Misal setelah Anda
memberikan tugas kepada masing-masing anggota tim, maka mereka tahu pekerjaan yang harus
dilakukan. Sehingga menghindari duplikasi pekerjaan dan mendukung pengambilan keputusan dengan
baik.
2. Meningkatkan efisiensi operasional

Struktur organisasi meningkatkan sistem operasional yang efisien. Pasalnya, struktur ini memastikan
bahwa semua tugas dan tanggung jawab untuk semua tim dapat melakukannya dengan lebih mudah.

Bahkan struktur organisasi bermanfaat bagi perusahaan yang memiliki beberapa lokasi bisnis berbeda.
Misal masing-masing tahu tugas-tugasnya dan mematuhi prosedur perusahaan yang sama.

9 Tipe Struktur Organisasi yang Berguna Dalam Alur Kerja

3. Mengurangi konflik karyawan

Memang, konflik selalu ada di lingkungan kerja. Namun struktur organisasi bermanfaat mengurangi
konflik karyawan.

Karena para karyawan mengetahui tugas dan tanggung jawabnya, sehingga fokus pada pekerjaan
masing-masing. Jika ada perselisihan, leader akan menengahi karyawan yang berselisih untuk berdialog
dan menyelesaikan masalah.

4. Meningkatkan kinerja karyawan

Ketika leader mendelegasikan tugas dengan jelas (beserta panduannya) kepada karyawan, ia akan
mengerjakan tugas tersebut sebaik-baiknya. Langkah ini dapat meningkatkan kinerja sekaligus
kepercayaan diri karyawan.
BAB III

PENUTUP

3.1) Kesimpulan

Pengertian manajemen industri itu sendiri adalah sebuah tindakan atau cara yang dilakukan sebuah
industri secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan bisnisnya.

Dalam manajemen industri, sebuah industri perlu menggunakan empat konsep utama yaitu planning
(perencanaan), organizing (pengaturan), leading (kepemimpinan) dan controlling (pengendalian).

Ada beberapa definisi dari kepemimpinan antara lain:

1. Getting things done yaitu mencapai hasil melalui orang lain

2. Menggerakkan orang lain untuk mencapai hasil kerja yang diinginkan

3. Kepemimpinan itu adalah pengaruh, tidak lebih dan tidak kurang

4. Kepemimpinan adalah satu kata yaitu Influence artinya mempengaruhi, memotivasi, mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi

Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.

Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu
organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.

2) Prinsip Skala Hirarkhi.


Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan
sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan
pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.

) Prinsip Kesatuan Perintah.

Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.

4) Prinsip Pendelegasian Wewenang.

Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu
dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat
menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan
meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan
mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.

5) Prinsip Pertanggungjawaban.

Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.

6) Prinsip Pembagian Pekerjaan.

Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan
tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada
kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan
memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas
jalannya organisasi.

7) Prinsip Rentang Pengendalian.

Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi
secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu
organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.

8) Prinsip Fungsional.

Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya,
kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
9) Prinsip Pemisahan.

Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.

10) Prinsip Keseimbangan.

Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini,
penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi
tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya
sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan
berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.

11) Prinsip Fleksibilitas

Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika
organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor),
sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.

12) Prinsip Kepemimpinan.

Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi
mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin
organisasi tersebut.

3.2). SARAN

Penulis Memahami bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan atas sajian materi,
untuk kritikan saran dari pembaca makalah sangat besar pengaruhnya bagi penulis demi kemajuan
penulis dan Mutunyanmakalah ini.
Semoga kritikan saran yang positif dari pembaca memberi edukasi baru pagi penulis dan menamabah
wawasan ataupun pengetahuan hal yang baru bagi penulis.

3.3). Daftar Pustaka

https://accurate.id/marketing-manajemen/manajemen-industri/

https://www.mas-software.com/blog/manajemen-industri-fungsi

Anda mungkin juga menyukai