Anda di halaman 1dari 17

Pengantar dinamika

Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan banyak benda yang melakukan gerak, sebagaimana yang
telah kita pelajari pada pokok bahasan Kinematika. Nah, mengapa benda-benda tersebut melakukan
gerakan? apa yang membuat benda-benda tersebut yang pada mulanya diam mulai bergerak? apa yang
mempercepat gerakan benda atau memperlambat gerakan benda? faktor-faktor apa saja yang terlibat
dalam setiap gerakan benda ?

Jawaban dari pertanyaan di atas dan pertanyaan serupa akan membawa kita pada masalah Dinamika,
yakni hubungan antara gerak dan gaya yang menyebabkannya. Pada pokok bahasan kinematika, kita
telah belajar mengenai gerak benda. Dalam pokok bahasan ini kita mempelajari tentang penyebab gerak
benda. Pada pokok bahasan Dinamika, kita menggunakan besaran kinematika seperti jarak/
perpindahan, kecepatan dan percepatan yang dihubungkan dengan dua konsep baru, yaitu gaya dan
massa. Prinsip ini dikemas dalam tiga hukum Newton yang akan kita pelajari nanti.

Hukum pertama menyatakan bahwa jika gaya total pada sebuah benda sama dengan nol, maka gerak
benda tidak berubah. Hukum kedua meyatakan hubungan antara gaya dan percepatan ketika gaya gaya
total tidak sama dengan nol. Hukum ketiga menyatakan hubungan antara gaya-gaya yang bekerja antara
dua benda yang berinteraksi.
Hukum Newton tidak berlaku secara umum, namun masih membutuhkan modifikasi untuk benda yang
bergerak dengan kecepatan sangat tinggi (mendekati kecepatan cahaya) dan untuk benda dengan
ukuran sangat kecil (seperti atom).
Gaya????........

Berdasarkan intuisi, kita menggambarkan gaya sebagai semacam dorongan atau tarikan terhadap suatu benda.
Dorongan atau tarikan tersebut menyebabkan benda bergerak. Ketika mendorong motor sehingga motor tersebut
bergerak, maka gaya yang bekerja pada motor tersebut diakibatkan oleh dorongan. Kita bisa mengatakan bahwa gaya
yang diakibatkan oleh dorongan merupakan jenis gaya sentuh, karena terdapat kontak langsung antara benda dan
sumber gaya.
Bagaimana dengan tarikan? ketika buah mangga yang lezat dan ranum jatuh dari pohon, yang menjadi penyebab
jatuhnya buah mangga tersebut adalah gaya gravitasi. Perhatikan bahwa pada kasus jatuhnya buah mangga atau buah
jeruk dari pohonnya tersebut tidak sama seperti ketika anda mendorong motor atau mobil hingga bergerak. Tidak ada
kontak langsung atau sentuhan yang terjadi sehingga buah-buah kesayangan anda tersebut jatuh. Gaya seperti ini
diakibatkan oleh tarikan, bukan dorongan dan termasuk gaya tak sentuh.

Apakah gaya selalu menyebabkan benda bergerak?

Ketika mendorong tembok rumah anda, tembok tersebut tetap tidak akan bergerak. Apakah contoh itu tidak termasuk
gaya? ketika mendorong tembok, anda juga memberikan gaya pada tembok tersebut. Walaupun demikian, gaya anda
sangat kecil sehingga tidak mampu merubuhkan tembok itu. Ini hanya salah satu contoh yang menunjukan bahwa tidak
semua gaya dapat menghasilkan gerakan.

Salah satu cara yang digunakan untuk mengukur gaya adalah dengan menggunakan neraca pegas. Biasanya neraca itu
digunakan untuk menimbang berat sebuah benda. Ingat bahwa gaya adalah besaran vektor. Mengapa gaya digolongkan
dalam besaran vektor ? Karena gaya merupakan besaran vektor maka dalam menyatakan arahnya pada sebuah
diagram, kita harus menggunakan aturan-aturan vektor.
Hukum I Newton
Bagaimana hubungan yang tepat antara Gaya dan Gerak? Untuk mengawalinya, mari kita bayangkan apa yang terjadi
ketika gaya total pada sebuah benda sama dengan nol atau dengan kata lain tidak ada gaya yang bekerja pada benda.
Anda pasti akan setuju bahwa benda tersebut dalam keadaan diam, dan jika tidak ada gaya yang bekerja padanya, yaitu
tidak ada tarikan atau dorongan, maka benda itu akan tetap diam. Nah, bagaimana jika terdapat gaya total nol yang
bekerja pada benda yang sedang bergerak ?

Misalkan anda sedang mendorong sekeping uang logam pada permukaan lantai kasar. Setelah anda berhenti
mendorong, keping uang logam tersebut tidak akan terus bergerak, namun melambat kemudian berhenti. Untuk
menjaganya agar tetap bergerak, kita harus tetap mendorong (memberikan gaya). Jika dicermati dengan saksama, anda
akan menyimpulkan bahwa benda-benda yang bergerak secara alami akan berhenti dan sebuah gaya diperlukan agar
untuk mempertahankannya agar tetap bergerak.

Pada abad ketiga Sebelum Masehi, Aristotelespernah menyatakan bahwa diperlukan sebuah gaya agar benda tetap
bergerak pada bidang datar. Menurut Aristoteles, keadaan alami dari sebuah benda adalah diam. Oleh karena itu perlu
ada gaya untuk menjaga agar benda tetap bergerak. Ia juga mengatakan bahwa laju benda sebanding dengan besar
gaya, di mana makin besar gaya, makin besar laju gerak benda tersebut.

Setelah 2000 tahun kemudian, Galileo Galilei mempersoalkan pandangan Aristoteles. Galileo mengatakan bahwa sama
alaminya bagi sebuah benda untuk bergerak mendatar dengan kecepatan tetap, seperti ketika benda tersebut berada
dalam keadaan diam. Untuk memahami pandangan galileo, bayangkan anda mendorong sekeping uang logam pada
permukaan lantai yang sangat licin. Setelah anda berhenti mendorong, keping uang logam tersebut akan meluncur jauh
lebih panjang (dibandingkan ketika mendorong di atas permukaan lantai kasar). Jika dituangkan minyak pelumas atau
pelicin lainnya pada permukaan lantai tersebut, maka keping uang logam akan bergerak lebih jauh, dibandingkan dengan
percobaan pertama.
Untuk mendorong sebuah benda yang mempunyai permukaan kasar di permukaan lantai dengan laju tetap,
dibutuhkan gaya dengan besar tertentu. Untuk mendorong sebuah benda lain yang sama beratnya tetapi
mempunyai permukaan yang licin di atas lantai dengan laju yang sama, akan diperlukan gaya yang lebih
kecil. Jika dituangkan pelumas pada permukaan benda dan lantai, maka hampir tidak diperlukan gaya sama
sekali untuk menggerakan benda.

Perhatikan bahwa pada percobaan di atas, besarnya gaya dorong semakin kecil akibat permukaan benda
semakin licin. Selanjutnya, kita dapat membayangkan sebuah keadaan di mana keping uang logam tersebut
tidak bersentuhan dengan lantai sama sekali atau ada pelicin sempurna antara permukaan bawah keping
uang logam dengan lantai. Anggapan mengenai adanya pelicin sempurna tersebut membuat uang logam
bergerak dengan laju tetap tanpa ada gaya yang diberikan. Ini adalah gagasan Galileo yang
membayangkan dunia tanpa gesekan. Pemikiran ini kemudian membuatnya menyimpulkan bahwa jika tidak
ada gaya yang diberikan kepada benda yang bergerak, maka benda tersebut terus bergerak lurus dengan
laju tetap. Benda yang sedang bergerak akan melambat apabila pada benda bekerja gaya total. Dengan
demikian, eyang Galileo menganggap bahwa gesekan merupakan gaya yang sama dengan tarikan atau
dorongan biasa.

Untuk mendorong keping uang logam untuk bergerak pada permukaan lantai, dibutuhkan gaya dari tangan
kita, hanya untuk mengimbangi gaya gesekan. Jika benda tersebut bergerak dengan laju tetap, gaya
dorongan kita sama besar dengan gaya gesek; tetapi kedua gaya ini memiliki arah yang berbeda sehingga
gaya total pada benda adalah nol. Hal ini sesuai dengan pendapat Galileo karena benda bergerak dengan
laju tetap apabila pada benda tidak bekerja gaya total.
Berdasarkan penemuan ini, Newton membangun teori gerak-nya. Analisisnya dikemas dalam “Tiga Hukum
Gerak Newton” yang terkenal. Hukum I Newton menyatakan bahwa: Setiap benda tetap berada dalam
keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, jika tidak ada gaya yang bekerja pada
benda tersebut atau tidak ada gaya total pada benda tersebut. Secara matematis, Hukum I Newton dapat
dinyatakan sebagai berikut:

Kecenderungan suatu benda untuk tetap bergerak atau mempertahankan keadaan diam dinamakan inersia.
Karenanya, hukum I Newton dikenal juga dengan julukan Hukum Inersia alias Hukum Kelembaman. Sifat
lembam ini dapat kita amati, misalnya ketika mengeluarkan saus tomat dari botol dengan mengguncangnya.
Pertama, kita memulai dengan menggerakan botol ke bawah; pada saat kita mendorong botol ke atas, saus
akan tetap bergerak ke bawah dan jatuh pada makanan. Kecenderungan sebuah benda yang diam untuk
tetap diam juga diakibatkan oleh inersia alias kelembaman. Misalnya ketika kita menarik selembar kertas
yang ditindih oleh tumpukan buku tebal dan berat. Jika lembar kertas tadi ditarik dengan cepat, maka
tumpukan buku tersebut tidak bergerak.

Contoh lain yang sering kita alami adalah ketika berada di dalam mobil. Apabila mobil bergerak maju secara
tiba-tiba, maka tubuh kita akan sempoyongan ke belakang, demikian juga ketika mobil tiba-tiba direm, tubuh
kita akan sempoyongan ke depan. Hal ini diakibatkan karena tubuh kita memiliki kecenderungan untuk tetap
diam jika kita diam dan juga memiliki kecenderungan untuk terus bergerak jika kita telah bergerak.
Hukum Pertama Newton telah dibuktikan oleh para astronout pada saat berada di luar angkasa. Ketika
seorang astronout mendorong sebuah pensil (pensil mengambang karena tidak ada gaya gravitasi),pensil
tersebut bergerak lurus dengan laju tetap dan baru berhenti setelah menabrak dinding pesawat luar
angkasa. Hal ini disebabkan karena di luar angkasa tidak ada udara, sehingga tidak ada gaya gesek yang
menghambat gerak pensil tersebut.
Massa, Berat, Gaya Normal

Pengantar
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan istilah massa dan berat. Ketika mengukur badan kita
dengan timbangan, kita selalu menyatakannya dengan berat. Jika ditinjau dari ilmu fisika, yang kita
maksudkan sebenarnya massa, bukan berat. Pengertian massa dan berat yang kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari sangat berbeda maknanya dalam ilmu fisika.

Newton menggunakan konsep massa sebagai sinonim jumlah zat. Pandangan mengenai massa benda
seperti ini tidak terlalu tepat karena jumlah zat tidak terdefinisi dengan baik. Dengan kata lain tidak ada cara
praktis untuk menghitung partikel-partkel tersebut.

Lebih tepatnya, massa merupakan ukuran inersia/kelembaman suatu benda (kemampuan mempertahankan
keadaan suatu gerak). Makin besar massa suatu benda, makin sulit mengubah keadaan gerak benda
tersebut. Semakin besar massa benda, semakin sulit menggerakannya dari keadaan diam, atau
menghentikannya ketika sedang bergerak atau merubah gerakannya keluar dari lintasannya yang lurus.

Kita dapat mengatakan bahwa semakin besar massa benda, semakin besar hambatan benda tersebut
untuk dipercepat. Konsep ini dengan mudah dapat kita kaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Satuan Sistem Internasional untuk massa adalah Kilogram (kg). Lambang massa adalah m, yang
merupakan inisial dari kata mass (kata massa dalam bahasa inggris). Lambang ini merupakan ketetapan
yang dibuat untuk penyeragaman.
Berat adalah gaya, yakni gaya gravitasi yang bekerja pada sebuah benda. Untuk melihat perbedaannya,
misalnya kita membawa sebuah benda ke bulan. Ketika berada di bulan, berat benda tersebut hanya
seperenam dari beratnya di bumi karena gaya gravitasi di bulan enam kali lebih kecil dibandingkan dengan
gaya gravitasi di bumi. Tetapi massa benda tersebut tetap sama. Benda tersebut tetap memiliki jumlah zat
yang sama dan inersia alias kelembamannya juga sama. Sebuah batu ketika dibawa ke bulan, tetap
menjadi batu dengan ukuran yang sama. Yang berbeda adalah berat-nya alias gaya gravitasi yang bekerja
pada batu tersebut.
Secara matematis, berat di tulis sebagai berikut :

w=mg

w adalah inisial dari weight (kata berat dalam bahasa Inggris). m adalah lambang massa dan g adalah
lambang gaya gravitasi. Jadi secara matematis, w adalah hasil kali antara massa dan gravitasi. massa
adalah besaran skalar, sedangkan gravitasi adalah besaran vektor. Perkalian antara skalar (massa) dengan
vektor (gravitasi), menghasilkan besaran vektor (Berat).

Dengan demikian Berat termasuk besaran vektor (besaran vektor adalah besaran yang memiliki besar dan
arah). Arah Berat sama dengan arah gravitasi, yakni menuju ke pusat bumi alias tegak lurus ke bawah
(permukaan tanah). Vektor berat benda selalu digambarkan berarah tegak lurus ke bawah, di manapun
posisi benda diletakan, baik pada bidang horisontal, bidang miring, atau pada bidang tegak.
Gaya Gesekan – Gesekan Statis dan Kinetis
Pengantar
Pernahkah anda jatuh terpeleset karena menginjak sesuatu yang licin? jika belum, silahkan mencoba. Kita bisa
terpeleset ketika menginjakkan kaki pada sesuatu yang licin karena tidak ada gaya gesek yang bekerja. Tanpa gaya
gesek, kita tidak akan bisa berjalan, roda sepeda motor atau mobil juga tidak akan bisa berputar, demikian juga pesawat
terbang akan selalu tergelincir.

KONSEP GAYA GESEKAN


Gesekan biasanya terjadi di antara dua permukaan benda yang bersentuhan, baik terhadap udara, air atau benda padat.
Ketika sebuah benda bergerak di udara, permukaan benda tersebut akan bersentuhan dengan udara sehingga terjadi
gesekan antara benda tersebut dengan udara. Demikian juga ketika bergerak di dalam air. Gaya gesekan juga selalu
terjadi antara permukaan benda padat yang bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang
sangat licin pun sebenarnya sangat kasar dalam skala mikroskopis.

Jika permukaan suatu benda bergeseran dengan permukaan benda lain, masing-masing benda tersebut melakukan
gaya gesekan antara satu dengan yang lain. Gaya gesekan pada benda yang bergerak selalu berlawanan arah dengan
arah gerakan benda tersebut. Selain menghambat gerak benda, gesekan dapat menimbulkan aus dan kerusakan. Hal ini
dapat kita amati pada mesin kendaraan. Misalnya ketika kita memberikan minyak pelumas pada mesin sepeda motor,
sebenarnya kita ingin mengurangi gaya gesekan yang terjadi di dalam mesin. Jika tidak diberi minyak pelumas maka
mesin kendaraan kita cepat rusak. Contoh ini merupakan salah satu kerugian yang disebabkan oleh gaya gesek.

Ketika sebuah benda bergerak, misalnya ketika kita mendorong sebuah buku pada permukaan meja,
gerakan buku tersebut mengalami hambatan dan akhirnya berhenti, karena terjadi gesekan antara
permukaan bawah buku dengan permukaan meja serta gesekan antara permukaan buku dengan udara
Ketika sebuah benda berguling di atas suatu permukaan (misalnya roda kendaraan yang berputar atau bola yang
berguling di tanah), gaya gesekan tetap ada walaupun lebih kecil dibandingkan dengan ketika benda tersebut meluncur
di atas permukaan benda lain. Gaya gesekan yang bekerja pada benda yang berguling di atas permukaan benda lainnya
dikenal dengan gaya gesekan rotasi. Sedangkan gaya gesekan yang bekerja pada permukaan benda yang meluncur di
atas permukaan benda lain (misalnya buku yang didorong di atas permukaan meja) disebut sebagai gaya gesekan
translasi.

GAYA GESEKAN STATIK DAN KINETIK


Lakukanlah percobaan berikut ini untuk menambah pemahaman anda. Letakanlah sebuah balok pada permukaan meja.
Ikatlah sebuah neraca pegas (alat untuk mengukur besar gaya) pada sisi depan balok tersebut. Sekarang, tarik pegas
perlahan-lahan sambil mengamati perubahan skala pada neraca pegas. Tampak bahwa balok tidak bergerak jika
diberikan gaya yang kecil. Balok belum bergerak karena gaya tarik yang kita berikan pada balok diimbangi oleh gaya
gesekan antara alas balok dengan permukaan meja. Ketika balok belum bergerak, besarnya gaya gesekan sama
dengan gaya tarik yang kita berikan. Jika tarikan kita semakin kuat, terlihat bahwa pada suatu harga tertentu balok mulai
bergerak. Pada saat balok mulai bergerak, gaya yang sama menghasilkan gaya dipercepat. Dengan memperkecil
kembali gaya tarik tersebut, kita dapat menjaga agar balok bergerak dengan laju tetap; tanpa percepatan. Kita juga bisa
mempercepat gerak balok tersebut dengan menambah gaya tarik.

Gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan, ketika benda tersebut belum bergerak
disebut gaya gesek statik (lambangnya fs). Gaya gesek statis yang maksimum sama dengan gaya terkecil yang
dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan antara dua permukaan biasanya
berkurang sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil agar benda bergerak dengan laju tetap. Ketika benda telah
bergerak, gaya gesekan masih bekerja pada permukaan benda yang bersentuhan tersebut. Gaya gesekan yang bekerja
ketika benda bergerak disebut gaya gesekan kinetik (lambangnya fk) (kinetik berasal dari bahasa yunani yang berarti
“bergerak”). Ketika sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesekan bekerja berlawanan arah
terhadap kecepatan benda. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pada permukaan benda yang kering tanpa pelumas,
besar gaya gesekan sebanding dengan Gaya Normal.
KOOFISIEN GESEKAN STATIK DAN KINETIK
Hukum II Newton
Pengantar
Dalam Hukum I Newton, kita telah belajar bahwa jika tidak ada gaya total yang bekerja pada sebuah benda,
maka benda tersebut akan tetap diam, atau jika benda tersebut sedang bergerak maka benda tersebut tetap
bergerak dengan laju tetap pada lintasan lurus. Apa yang terjadi jika gaya total tidak sama dengan nol?

Pengertian Gaya Total


Misalnya kita mendorong sekeping uang logam di atas meja; setelah bergerak, uang logam yang didorong
tersebut berhenti. Ketika kita mendorong uang logam tadi, kita memberikan gaya berupa dorongan sehingga
uang logam begerak. Nah, selain gaya dorongan kita, pada logam tersebut bekerja juga gaya gesekan
udara dan gaya gesekan antara permukaan bawah uang logam dan permukaan meja, yang arahnya
berlawanan dengan arah gaya dorongan kita. Apabila jumlah selisih antara kekuatan dorongan kita (Gaya
dorong) dan gaya gesekan (baik gaya gesekan udara maupun gaya gesekan antara permukaan logam dan
meja) adalah nol, maka uang logam berhenti bergerak/diam. Jika selisih antara gaya dorong yang kita
berikan dengan gaya gesekan tidak nol, maka uang logam tersebut akan tetap bergerak. Selisih antara
gaya dorong dan gaya gesekan tersebut dinamakan gaya total.
Hukum II Newton
Newton mengatakan bahwa jika pada sebuah benda diberikan gaya total atau dengan kata lain, terdapat
gaya total yang bekerja pada sebuah benda, maka benda yang diam akan bergerak, demikian juga benda
yang sedang bergerak bertambah kelajuannya. Apabila arah gaya total berlawanan dengan arah gerak
benda, maka gaya tersebut akan mengurangi laju gerak benda. Apabila arah gaya total berbeda dengan
arah gerak benda maka arah kecepatan benda tersebut berubah dan mungkin besarnya juga berubah.
Karena perubahan kecepatan merupakan percepatan maka kita dapat menyimpulkan bahwa gaya total
yang bekerja pada benda menyebabkan benda tersebut mengalami percepatan. Arah percepatan tersebut
sama dengan arah gaya total. Jika besar gaya total tetap atau tidak berubah, maka besar percepatan yang
dialami benda juga tetap alias tidak berubah.

Bagaimana hubungan antara Percepatan dan Gaya?

Bayangkanlah anda mendorong sebuah gerobak sampah. Usahakan sampai gerobak tersebut bergerak.
Ketika gerobak bergerak, kita dapat mengatakan bahwa terdapat gaya total yang bekerja pada gerobak itu.
Silahkan dorong gerobak sampah itu dengan gaya tetap selama 30 menit. Ketika anda mendorong gerobak
tersebut dengan gaya tetap selama 30 menit, tampak bahwa gerobak yang tadinya diam, sekarang
bergerak dengan laju tertentu, anggap saja 4 km/jam. Jika anda mendorong gerobak sampah dengan gaya
dua kali lipat, maka gerobak tersebut bergerak dengan laju 4 km/jam dua kali lebih cepat dibandingkan
sebelumnya. Percepatan gerak gerobak dua kali lebih besar. Apabila anda mendorong gerobak dengan
gaya lima kali lebih besar, maka percepatan gerobak juga bertambah lima kali lipat. Demikian seterusnya.
Kita bisa menyimpulkan bahwa percepatan berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja pada benda.
Seandainya percobaan mendorong gerobak sampah diulangi. Percobaan pertama, kita menggunakan
gerobak yang terbuat dari kayu, sedangkan percobaan kedua kita menggunakan gerobak yang terbuat dari
besi dan lebih berat. Jika anda mendorong gerobak besi dengan gaya dua kali lipat, apakah gerobak
tersebut bergerak dengan laju 4 km/jam dua kali lebih cepat dibandingkan gerobak sebelumnya yang
terbuat dari kayu ?
Tentu saja tidak karena percepatan juga bergantung pada massa benda. Anda dapat membuktikannya
sendiri dengan melakukan percobaan di atas. Jika anda mendorong gerobak sampah yang terbuat dari
sampah dengan gaya yang sama ketika anda mendorong gerobak yang terbuat dari kayu, maka akan
terlihat bahwa percepatan gerobak besi lebih kecil. Apabila gaya total yang bekerja pada benda tersebut
sama, maka makin besar massa benda, makin kecil percepatannya, sebaliknya makin kecil massa benda
makin besar percepatannya.

Hubungan ini dikemas oleh Newton dalam Hukum II Newton tentang Gerak :
Jika suatu gaya total bekerja pada benda, maka benda akan mengalami percepatan, di mana arah
percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya. Vektor gaya total sama dengan massa
benda dikalikan dengan percepatan benda. 
Hukum III Newton (Hukum Aksi-Reaksi)

Pengantar
Pada Hukum II Newton, kita belajar bahwa gaya-gaya mempengaruhi gerakan benda. Dari manakah gaya
tersebut datang? dalam kehidupan sehari-hari, kita mengamati bahwa gaya yang diberikan kepada sebuah
benda, selalu berasal dari benda lain. gerobak bergerak karena kita yang mendorong, paku dapat tertanam
karena dipukul dengan martil, buah mangga yang lezat jatuh karena ditarik oleh gravitasi bumi, demikian
juga benda yang terbuat dari besi ditarik oleh magnet.

Newton mengatakan bahwa kenyataan dalam kehidupan sehari-hari tidak semuanya seperti itu. Ketika
sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain maka benda kedua tersebut membalas dengan
memberikan gaya kepada benda pertama, di mana gaya yang diberikan sama besar tetapi berlawanan
arah. Jadi gaya yang bekerja pada sebuah benda merupakan hasil interaksi dengan benda lain.

Tendanglah batu atau tembok dengan keras, maka kaki anda akan terasa sakit. Ketika kita menendang
tembok atau batu, tembok atau batu membalas memberikan gaya kepada kaki kita, di mana besar gaya
tersebut sama, hanya berlawanan arah. Gaya yang kita berikan arahnya menuju batu atau tembok,
sedangkan gaya yang diberikan oleh batu atau tembok arahnya menuju kaki kita.

Ketika kita menendang bola, gaya yang kita berikan tersebut menggerakan bola. Pada saat yang sama, kita
merasa gaya dari bola menekan kaki kita.
Jika anda punya skate board, lakukanlah percobaan berikut ini sehingga semakin menambah pemahaman
anda. letakan papan luncur alias skate board di dekat sebuah tembok. Berdirilah di atas skate board (papan
luncur) tersebut dan doronglah tembok dihadapan anda. Skate board tersebut meluncur ke belakang. Skate
board meluncur ke belakang karena tembok yang anda dorong membalas memberikan gaya dorong kepada
anda, di mana arah gaya yang diberikan tembok berlawanan arah dengan arah dorongan anda. Anda
mendorong tembok ke depan, sedangkan tembok mendorong anda ke belakang sehingga skate board
meluncur ke belakang.
Semua penjelasan panjang lebar ini adalah inti Hukum III Newton yang menyatakan Apabila sebuah benda
memberikan gaya kepada benda lain, maka benda kedua memberikan gaya kepada benda yang pertama.
Kedua gaya tersebut memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah. Secara matematis Hukum III
Newton dapat ditulis sebagai berikut:

F A ke B = – F B ke A

F A ke B adalah gaya yang diberikan oleh benda A kepada benda B, sedangkan F B ke A adalah gaya yang yang
diberikan benda B kepada benda A. Misalnya ketika anda menendang sebuah batu, maka gaya yang anda
berikan adalah F A ke B, dan gaya ini bekerja pada batu. Gaya yang diberikan oleh batu kepada kaki anda
adalah – F B ke A. Tanda negatif menunjukkan bahwa arah gaya reaksi tersebut berlawanan dengan gaya aksi
yang anda berikan. Jika anda menggambar tanda panah yang melambangkan interaksi kedua gaya ini,
maka gaya F A ke B digambar pada batu, sedangkan gaya yang diberikan batu kepada kaki anda, – F B ke A,
digambarkan pada kaki anda.
Persamaan Hukum III Newton di atas juga bisa kita tulis sebagai berikut :

Faksi = -Freaksi

Hukum Newton ini dikenal dengan julukan hukum aksi-reaksi. Ada aksi maka ada reaksi, yang besarnya
sama dan berlawanan arah. Kadang-kadang kedua gaya tersebut disebut pasangan aksi-reaksi. Ingat
bahwa kedua gaya tersebut (gaya aksi-gaya reaksi) bekerja pada benda yang berbeda. Berbeda dengan
Hukum I Newton dan Hukum II Newton yang menjelaskan gaya yang bekerja pada benda yang sama.

Contoh Hukum III Newton dalam Kehidupan Sehari-hari


Hukum III Newton berlaku ketika kita berjalan atau berlari
Hukum III Newton berlaku ketika kita berenang
Hukum III Newton berlaku pada pistol atau senapan yang ditembakan
Hukum III Newton berlaku pada Balon Udara yang bergerak
Hukum III Newton berlaku pada Ikan Gurita yang bergerak dalam air.
Peluncuran Roket menggunakan konsep Hukum III Newton

Anda mungkin juga menyukai